Anda di halaman 1dari 10

RESTRUCTURING DAN RESCHEDULING DALAM PERANAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS DALAM RANGKA MENEKAN


NASABAH BERMASALAH DI DI MASA PANDEMI DI PNM MEKAAR
REGION MALANG

Oleh ARIFATUR YUNIAWATI

2126000189
ABSTRAK

Pandemi covid-19 mengakibatkan krisis kesehatan dan menganggu aktivitas


perekonomian nasional, tidak terkecuali bisnis di PNM Mekaar yang nasabahnya
merupakan keluarga pra sejahtera.Dengan adanya pandemi ini menyebabkan banyak
usaha nasabah yang menurun drastis bahkan macet. Aturan di PNM Mekaar salah
satunya adalah nasabah hadir dan mengangsur setiap minggu tanpa ada kosong.
Kebijakan pemerintah saat itu menerapkan aturan PSBB / PPKM dihampir semua
daerah sehingga nasabah tidak bisa menjual dagangannya ke luar daerah, juga sektor
pariwasata dan sekolah-sekolah di kota Malang semua tutup yang menyebabkan
perekonimian mereka goyah mengingat sektor utama pemasukannasabah dari PNM
Mekaar dari pariwisata dan sekolah. Dengan adanya kebijakan tersebut menyebabkan
bisnis PNM Mekaar turun drastis dan munculnya masalah baru yaitu nasabah
bermasalah. Dengan demikian perusahaan mencari penyelesaiannya dari masalah
tersebut yaitu dengan adanya restrukturisasi dan rescheduling, sebagai solusi untuk
nasabah tetap lancar dalam pembayaran angsuran

Kata kunci : Restrukturisasi dan Rescheduling, PNM Mekaar, kebijakan etis, pandemi
covid 19.
BAB 1

PENDAHULUAN

Pandemi covid-19 yang melanda dunia tidak terkecuali Indonesia yang


menyebabkan tidak stabilnya perekonimian khususnya sektor perekonomian. Usaha
nasabah PNM Mekaar yang merupakan super mikro menjadi bagian dari sektor
perekonomian yang terdampak situasi pandemi hingga mengalami penurunan
signifikan pada penjualan produk dan juga jasa di PNM Mekaar Malang. Peraturan
pemerintah saat itu memberlakukan adanya PSBB atau PPKM di semua daerah yang
menyebakan nasabah tidak bisa menjual barang dagangannya ke luar daerah dan juga
kota Malang yang merupakan kota Pariwisata dan Pelajar sehingga nasabah tidak bisa
berjualan da area priwisata karena tutup dan juga sekolah-sekolah (kampus-kampus)
juga mengalami hal yang sama. Dari sinilah terjadi masalah, yang mengakibatkan
nasabah kesulitan dalam pembayaran angsuran. Sehingga munculah nasabah-nasabah
bermasalah yang menjadi ancaman bisnis perusahaan karena permasalahan lain
muncul dan menjadi persoalan baru yang terus menerus terjadi akibat tunggakan
angsuran nasabah dalam setiap pertemuan kelompok mingguan (PKM) yang
seharusnya angsuran setiap minggu tidak boleh kosong (selalu membayar). Apabila
perusahaan tidak mencarikan solusi maka akan menganggu bisnis PNM Mekaar,
karena itu perusahaan memberikan solusi sebagai kebijakan etis untuk nasabah
pembayarannya bisa lancar kembali yaitu kebijakan restructuring dan rescheduling.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Rescheduling dan Restructuring

Pelaksanaan rescheduling dan restructuring merupakan kegiatan


restrukturisasi pembiayaan. Restrukturisasi pembiayaan adalah sebuah upaya yang
dilakukan bank dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah melalui penjadwalan
kembali, persyaratan kembali, dan penataan kembali.1 Menurut Ismail, arti
rescheduling adalah sebuah upaya dalam mengatasi pembiayaan bermasalah dengan
penjadwalan kembali yang dilakukan kepada debitur yang memiliki iktikad baik
untuk membayar kewajibannya.Sedangkan restructuring yaitu upaya dalam
menyelamatkan pembiayaan bermasalah dengan mengubah struktur pembiayaan
tersebut.2

Ahmad Ifham memberikan penjelasan bahwa “rescheduling adalah mengubah


jangka waktu pembiayaan dan restructuring adalah mengubah struktur fasilitas
atau akad”.3

Kasmir menjelasan dalam bukunya Dasar-dasar Perbankan pengertian


rescheduling dan restructuring sebagai berikut:

Rescheduling adalah suatu tindakan yang diambil dengan cara


memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. Restructuring
merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah
dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha
yang dibiayai memang masih layak.4

Menurut Zainal Asikin kebijakan dalam penyelamatan pembiayaan dilakukan


melalui rescheduling, yaitu upaya dalam melakukan perubahan terhadap beberapa
syarat perjanjian pembiayaan, seperti jadwal pembayaran kembali dan perubahan
jumlah angsuran. Restructuring, yaitu perubahan syarat- syarat perjanjian dalam
pembiayaan, seperti adanya konversi seluruh atau sebagian pembiayaan yang dapat
dilakukan dengan rescheduling tanpa rescheduling .
Restrukturisasi pembiayaan dalam menyelamatkan pembiayaan bermasalah di
PNM Mekaar dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1 Penjadwalan kembali (rescheduling)

Penjadwalan kembali (rescheduling) adalah upaya dalam menyelesaikan


pembiayaan nasabah-nasabah bermasalah di PNM Mekaar dengan mengubah jadwal
pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya. Perhitungannya adalah OS
Pokok ditambah semua jasa yang belum dibayarkan dikuarngi Uang
Pertanggungjawaban (saldo mengendap direkening nasabah) dan dibagi tenor, maka
akan ketemu jumlah angsurannya yang jauh lebih lekic dibandingkan angsuran awal
sebelum direscheduling

2. Penataan kembali (restructuring)

Penataan kembali atau restructuring merupakan upaya penyelesaian


pembiayaan nasabah bermasalah dengan cara mengubah persyaratan pembiayaan
yang dilakukan dengan perubahan plafon pembiayaan dan tenor (jangka waktu) yang
lebih panjang sehingga angsurannya ketemu lebih kecil.

Perusahaan dapat memberikan keringanan jumlah angsuran disertai dengan


memperpanjang jangka waktu angsuran dengan kebijakan yang diambil dan adanya
kesepakatan bersama nasabah.

Kriterian nasabah PNM Mekaar yang dapat diajukan rescheduling dan restructuring
sebagai berikut :
- Nasabah mengalami penurunan kemapuan pembayaran atau kesulitan pembayaran
- Nasabah memiliki itikat baik dalam membayar
- Nasabah masuk kategori pembayarn tidak lancar
Sekilas sejarah berdirinya PNM Mekaar
PT. Permodalan Madani Madani (Persero) pada tahun 2015 meluncurkan
produk PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang memberikan
layanan khusus bagi perempuan prasejahtera pelaku unit ultra mikro, baik yang
inging memulai usaha atau sudah memiliki usaha.

Persyaratan untuk menjadi calon nasabah Mekaar sebagai berikut :


1. Warga Negara Indonesia
2. Perempuan dari keluarga pra sejahtera yang berusia 18 tahun, serta maksimal 63
tahun pada saat pertama kali menerima pembiayaan
3. Perempuan yang sudah menikah, bercerai (janda), atau belum menikah tetapi
merupakan tulang punggung keluarga
4. Pendapatan per kapita per orang untuk pembiayaan silklus ke-1 dibawah Rp
800.000,- per bulan
5. Calon nasabah yang memiliki usaha, pernah usaha tetapi berhenti atau akan
berusaha.
6. Calon usaha bukan pegawai/pekerja
7. Tinggal disekitar tempat perkumpulan Pertemuan Kelompok Mingguan
(maksimal 20 menit) jika berjalan kaki
8. Calon nasabah dapat membuktikan dia warga setempat, mempunyai KTP/KK
yang berlaku/tidak berlaku
9. Calon nasabah mempunyai rumah sendiri atau kontrak atau dapur sendiri.
10.Jika nasabah tinggal dirumah kontrakan maka syarat yang harus dipenuhi adalah
2 dari 5 ketentuan dibawah :
- Sudah tinggal 3 tahun di wilayah tersebut
- Mempunyai anak yang masih sekolah di SD/SMP setempat
- Dipastikan pekerjaan suami dilingkungan setempat
- Mempunyai orang tua atau saudara yang tinggal didaerah tersebut dan disetujui
oleh seluruh anggota kelompok.
Jumlah Plafon Pembiayaan di PNM Mekaar :
Penentuan jumlah plafon pembiayaan yang diberikan wajib mempertimbangkan
tujuan penggunaan dan kemampuan bayar.
a. Tahap kesatu Rp 2.000.000,- atau Rp 2.500.000,- atau Rp 3.000.000,-
b. Tahap kedua dan selanjutnya maksimal Rp 5.000.000,-
Jangka waktu pembiayaan ada 2 yaitu : tenor 25 minggu dan tenor 50 minggu
Proses Pembiayaan Calon Nasabah PNM Mekaar :
1. Sosialisasi
2. Uji Kelayakan (UK)
3. Verifikasi
4. Persiapan Pembiayaan (PP)
5. Pencairan Pembiayaan
6. Pertemuan Kelompok Mingguan
7. Surprise Visit (SV)
Ketentuan Pembiayaan PNM Mekaar:
- Pembiayaannya harus kelompok, dalam kelompok 10-30 orang
- Uang pertanggungjawaban, siklus ke-1 (5% dari total pembiayaan) dan siklus ke-2
dan seterusnya (10% dari total pembiayaannya)

Konsep Dasar Pembiayaan Bermasalah


Pembiayaan bermasalah merupakan keadaan dimana nasabah sudah tidak
sanggup untuk membayar atau melunasi kewajibannya dan sudah termasuk kedalam
kriteria pembiayaan kurang lancar, diragukan atau macet. Pembiayaan bermasalah
ini berdampak pada kerugian perusahaan serta menurunnya pendapatan perusahaan.
Ketik debitur tidak mengembalikan modal dan menyerahkan porsi keuntungan
perusahaan maka pembiaaan akan macet dan resiko pembiayaan atau resiko gagal
bayar tersebut menimbulkan potensi kerugian perusahaan.

Gatot Supramono menjelaskan bahwa “kredit macet adalah suatu keadaan


dimana seseorang nasabah tidak mampu membayar lunas kredit bank tepat pada
waktunya. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang tidak menepati janji
dalam pembayarannya yang berpotensi merugikan bank sehingga berpengaruh pada
kesehatan bank.

Penilaian kualitas pembiayaan di PNM Mekaar terbagi menjadi empat kategori :


1. Lancar, apabila pembayarannya tidak ada tunggakan
2. Bucket I, apabila ada tunggakan 1-30 hari
3. Bucket II, apabila ada tunggakan 31-60 hari
4. Bucket III (NPL), apabila ada tunggakan >61 hari
Faktor-faktor yang menyebabkan nasabah bermasalah :
a. Faktor Internal, yaitu :
- Uji Kelayakan (analis) yang dilakukan oleh petugas kurang tepat sehingga tidak
dapat memprediksi apa yang akan terjadi saat kurun waktu pembiayaan
berlangsung.
- Terdapat pelanggaran disiplin proses yang dilakukan oleh petugas dan juga
nasabah sehingga perusahaan merealisasikan pembiayaan yang tidak seharusnya
diberikan.
- Campur tangan atasan yang terlalu besar yang menyebabkan petugas tidak
diberikan kebebasan dalam memutuskan pembiayaan.
- Kurangnya pembinaan atau pendampingan serta monitoring pembiayaan
nasabah.
b. Faktor Eksternal, yaitu :
* Nasabah dengan sengaja tidak melakukan pembayaran angsuran karena usaha
yang dibiayai tidak berjalan dengan baik

* Nasabah menyalagunaan pembiayaan yang diberikan dan pelaksanaan


pembiayaan tidak sesuai dengan akad perjanjian.

* Adanya bencana alam atau musibah serta ketidakstabilan dalam perekonomian.

Secara epistemologi, kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos (bentuk
tunggal). Ethos berarti tempat tinggal , padang rumput, kandang, kebiasaan, adat,
watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Bentuk jamaknya tha etha yang berarti
adat istiadat. Diperkirakan terminologi istilah inilah yang kemudian berkembang
menjadi etika. Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan sebagai suatu tatanan kepatuhan, adat istiadat, yang berkenaan dengan
hidup yang baik dan buruk (Wiranata, 2010: 2).

William K. Frankena dalam Ethics (1973), menegaskan bahwa sebagai filsafat


moral, etika identik dengan berpikir falsafi tentang moralitas, persoal- an-persoalan
moral, dan keputusan-keputusan moral (Yosephus, 2010: 26).

Etika berkaitan dengan orthopraxis, yakni tindakan yang benar (right action).
Persoalannya adalah, kapan dan dalam kondisi bagaimana suatu perbuatan
dinyatakan sebagai suatu kebenaran. Jawaban atas pertanyaan ini ditafsirkan
secara berbeda dan bervariasi.

Sedangkan keputusan etis ( femy juliastuti : 2020 ) adalah suatu keputusan yang di
buat oleh orang profesional yang mengabdi pada suatu bidang pekerjaan tertentu.
Pengertian lain di defisinikan oleh fauziah ( 2012 ) keputusan etis adalah keputusan
tentang apa yang benar dan apa yang salah, karena nya ia adalah keputusan yang
sulit dan rumit,sementara keputusan etis mau tidak mau harus di lakukan dan tidak
bisa di hindarkan. Keputusan etis menurut jones ( 1991 ) sebagai suatu keputusan
yang secara hukum dan etik dapat di terima di dalam masyarakat secara luas.

Adanya pandemi covid-19 menyebabkan banyak munculnya nasabah bermasalah


yang tidak melakukan pembayaran angsuran sehingga akan berdampak buruk bagi
bisnis PNM Mekaar, maka langkah yang di ambil adalah dengan Melakukan
penjadwalan kembali (rescheduling) dan penataan kembali (restructuring) sebagai
kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan .

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di analisa, maka dapat disimpulkan


sebagai berikut :

1. PT. Permodalan Nasioanl Madani memiliki program yaitu PNM Mekaar


(Membina Ekonomi Pra Sejahtera) yang memberikan layanan khusus bagi
perempuan prasejahtera pelaku unit ultra mikro, baik yang ingin memulai usaha
atau sudah memiliki usaha.

2. Dalam menyelamatkan pembiayaan bermasalah dilakukan 2 cara yaitu :


penjadwalan kembali (rescheduling) dan penataan kembali (restructuring)

3. Kriterian nasabah yang dapat diajukan rescheduling dan restructuring adalah :


Nasabah yang mengalami penurunan kemampuan bayar, nasabah yang memiliki
itikat baik dalam membayar dan nasabah yang masuk kategori pembayarn tidak
lancar.

4. Kredit macet adalah suatu keadaan dimana seseorang nasabah tidak mampu
membayar lunas kredit bank tepat pada waktunya

5. Faktor-faktor yang menyebabkan nasabah bermasalah adalah faktor internal dan


eksternal.

6. Keputusan etis adalah keputusan tentang apa yang benar dan apa yang salah,
karena nya ia adalah keputusan yang sulit dan rumit,sementara keputusan etis mau
tidak mau harus di lakukan dan tidak bisa di hindarkan

7. Dampak pandemi covid-19 menyebabkan munculnya nasabah bermasalah yang


berdampak buruk untuk bisnis perusahaan, maka kebijakan etis yang dibuat adalah
dengan melakukan penjadwalan kembali (rescheduling) dan penataan kembali
(restructuring).
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Bank Indonesia, butir IV angka 4 SEBI No. 13/18/DPbS tentang


Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Buku Kebijakan Mekaar, PT Permodalan Nasional Madani
Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010)
Ahmad Ifham, Membongkar Rahasia Bank Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2016), hal. 75.
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015)
Zainal Asikin, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers,
2016)

Imam Wahyudi, et al., Manajemen Risiko Bank Islam, (Jakarta: Salemba Empat,
2013)

Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit.

Anda mungkin juga menyukai