Anda di halaman 1dari 21

TUGAS LEARNING ACTIVITY

MATA KULIAH MANAJEMEN PERBANKAN


MANAJEMEN KREDIT

DOSEN PENGAMPU :
HERMANTO, SE., MM

DISUSUN OLEH :
1. GEBRIO
2. MARDHOTILLAH PADHLI
3. M IMRON SYAPUTRA
4. KURNIA SYAPUTRI
5. SAFIRA ABADI
6. YUDA OKTA RAMADHAN
IV EA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) INDRAGIRI


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaiakan makalah yang berjudul MANAJEMEN KREDIT. Meskipun banyak
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak
HERMANTO, SE.MM yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan
tugas ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang bekerja keras
untuk melengkapi bahan makalah.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Rengat, 24 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………….………….…….... i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………. ii

BAB I Pengantar

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...….……. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….…... 3

1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….…. 3

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian Manajemen Kredit………………...…...…………………………….….. 4

2.2 Sejarah Berdirinya BMT Indragiri…….……………...……………………….…..... 7

2.3 Jasa dan Produk pada BMT Indragiri………….…………………………………... 10

2.4 Prosedur dan Syarat Konsumen pada BMT Indragiri..…….…………..…………... 12

2.5 Penyelesaian Masalah Konsumen Peminjam di BMT Indragiri…………..…….…. 13

2.6 Perkembangan BMT Indragiri Selama Masa Pandemi Covid-19……….…….…… 14

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….….… 15

Daftar Pustaka………………………………………………….…………………….…… 16

Lampiran…………………………………………………………….…….…....……..…. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian atau

perkembangan suatu kegiatan usaha dari suatu perusahaan, maka akan dirasakan perlu

adanya sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang

semakin berkembang tersebut. Untuk itu bank memiliki peranan yang sangat penting

dalam memajukan perekonomian suatu Negara.

Adapan kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat

luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali

dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Seperti dijelaskan

sebelumnya bahwa keuntungan utama dari bisnis perbankan adalah selisih antara

bunga yang diterima dari alokasi dana tertentu. Sesuai dengan penjelasan Undang-

Undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan ditegaskan bahwa “Kredit yang

diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus

dapat memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat.

Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai peranan yang

sangat penting dalam kehidupan suatu Negara, apalagi Negara yang sedang

berkembang seperti Indonesia. Peran strategis bank tersebut terutama disebabkan oleh

fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana

masyartakat secara efektif dan efisien.

Dengan berperan sebagai perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan

pihak yang kekurangan dana, sehingga dana tersebut diharapkan dapat memberikan

kemanfaatan yang besar bagi masyarakat, serta diberi kebebasan untuk memilih

antara bank syariah atau bank konvensional. Bagi mereka yang mempunyai

1
kekhawatiran adanya bunga bank (riba) maka bank syari’ah bisa menjadi alternatif

yang lebih inovatif sebagai sarana peminjam modal ataupun menginvestasikan dana.

Akan tetapi untuk dapat mengakses sumber pendanaan dari bank, bagi

masyarakat menengah kebawah dan pengusaha mikro mengalami kesulitan, hal in

disebabkan karena terbentur pada sistem dan prosedur perbankan tersebut. Melihat

fenomena tersebut PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha 2 Kecil) merasa prihatin

terhadap kondisis usaha kecil dan menengah, sehingga mulai merumuskan sistem

keuangan yang lebih sesuai dengan kondisi usaha kecil dan sesuai dengan prinsip

syari’ah islam, alternatif tersebut adalah dengan terealisasinya BMT dikalangan

masyarakat. BMT singkatan dari Baitul Maal wat-Tamwil. BMT merupakan lembaga

keuangan yang berpola syariah dengan sistem “bagi hasil” baik pada kegiatan

simpanan/ tabungan harian/ simpanan berjangka, kegiatan pemberian modal/ kredit

pembiayaan.

BMT memiliki misi pemberdayaan ekonomi umat melalui usaha perniagaan

sesuai syari’ah, hal ini berlaku untuk seluruh segmen/ lapisan masyarakat yang

membutuhkan dana dengan layanan kecepatan dan ketepatan proses pelayanan.

Sebagai lembaga ekonomi yang bermisi memperdayakan pengusaha kecil bawah dan

kecil menengah yang menerapkan prinsip-prinsip syari’ah dan sendi-sendi keislaman.

Sebagai salah satu model lembaga keuangan syariah yang paling sederhana dan saat

ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga ribuan BMT, yang bergerak

dikalangan masayarakat ekonomi bawah dan berupaya mengembangkan usaha-usaha

produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan ekonomi pengusaha kecil

berdasarkan Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Pengertian Manajemen Kredit;

b. Bagaimana Sejarah Berdirinya BMT Indragiri;

c. Apa saja Jasa/Produk yang ditawarkan kepada Konsumen oleh BMT Indragiri;

d. Bagaimana Prosedur dan Persyaratan dalam Proses Peminjaman atau Menggunakan

Jasa/Produk di BMT Indragiri;

e. Bagaimana Solusi Jika Dalam Pelaksanaan Kegiatan Jasa/Produk di BMT Indragiri

Terdapat Masalah atau Kemacematan;

f. Bagaimana Perkembangan Tingkat Pendapatan BMT Indragiri Selama Pandemi

Covid-19.

1.3 TUJUAN

a. Mengetahui Penjelasan Tentang Manajemen Kredit;

b. Mengetahui Sejarah Berdirinya BMT Indragiri;

c. Mengetahui Apa Saja /Jasa Produk dan Jasa yang di tawarkan oleh BMT

Indragiri;

d. Mengetahui Bagaimana Prosedur dan Persyaratan Jika ingin Memakai

Jasa/Produk di BMT Indragiri;

e. Mengetahui Bagaimana Solusi jika terdapat Kendala atau Kemacetan dalam

kegiatan Peminjaman Jasa/Produk di BMT Indragiri;

f. Mengetahui Tingkat Pendapatan dan Perkembangan BMT Indragiri pada saat

masa Pandemi Covid-19.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Kredit

Kredit dalam artian luas: Kepercayaan, kredit dalam bahasa latin: Kredit dalam

bahasa latin berarti “credere” yang berarti percaya. Maksud dari percaya bagi sipemberi

kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti

akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi sipenerima kredit merupakan

penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka

waktu.

Kredit menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, Kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank derngan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah setelah jangka waktu tertentu

dengan pemberian bunga.

Dalam pengertian kredit diatas terkandung unsur-unsur kredit itu sendiri,yaitu:

a. Waktu, yaitu adanya jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan

pelunasannya. Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,

jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau

jangka panjang.

b. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang

diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali

di masa tertentu di masa datang. Yang melandasi pemberian kredit oleh

kreditur/Bank kepada debitur, yaitu kredit akan dikembalikan setelah jangka

waktu tertentu sesuai kesepakatan yang disetujui kedua belah pihak.

4
Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan

penelitian penyelidikan tentang nasabah baik cara interen maupun eksteren.

Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap

nasabah pemohon kredit.

c. Penyerahan atau objek, dimana pihak kreditur menyerahkan nilai ekonomi

atau objek berupa uang atau tagihan kpd debitur yg harus dikembalikan

setelah jatuhtempo

d. Risiko adalah suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu

resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit yang mungkin timbul

sepanjang jangka waktu kredit. semakin panjang suatu kredit semakin besar

resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank,

baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang

tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah

tanpa ada unsure kesengajaan lainnya.

e. Kreditur dan Debitur, yaitu antara kreditur dan debitur terdapat suatu

persetujuan/ perjanjian pinjam meminjam uang yang dibuktikan dengan suatu

akta perjanjiandan masing-masing pihak menandatangani hak dan

kewajibannya masing-masing.

f. Balas jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa

tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga

dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi

bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi

hasil.

Selain unsur-unsur diatas, dalam suatu kredit juga dapat melibatkan beberapa

pihak lainnya, seperti Notaris, Appraisal/Perusahaan penilai agunan, Perusahaan

5
Asuransi, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), Lembaga Fiducia/Departemen

Kehakiman, Kantar Badan Pertanahan (BPN), dan lain lain.  

            Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:

a) Mencari keuntungan

Mencari keuntungan yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari

pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga

yang diterima oleh bank sebagai balas  jasa dan biaya administrasi kredit

yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk untuk

kelangsungan hidup bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka

besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi (dibubarkan).

b) Membantu usaha nasabah

Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi

maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak

debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

c) Membantu pemerintah

Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian kredit

adalah sebagai berikut: Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh

nasabah dan bank, Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit

pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga

kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih mengang,

Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar

kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa

yang beredar di masyarakat, Menghemat devisa Negara, terutama untuk

produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat

diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan

6
dapat menghemat devisa Negara, Meningkatkan devisa Negara, apabila

produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor

d) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu

wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang

dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh

tambahan uang dari daerah lainnya.

e) Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur

untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau

bermanfaat. Prioritas terakhir di dalam alokasi dana bank adalah dengan

mengalokasikan sejumlah dana tertentu pada investasi portfolio (portfolio

investment). Alokasi dana bank ke dalam kategori ini adalah dana sisa

(residual fund) setelah penanaman dana dalam bentuk pinjaman (kredit)

telah memenuhi kriteria atau target tertentu.

2.2 Sejarah Berdirinya BMT Indragiri

BMT Djami’ merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang menghimpun

dana (harta) masyarakat dari berbagai sumber (modal, tabungan, zakat, infak dan wakaf)

dan pada kegiatan produktif (investasi) kerangka syariah islam. Kendati BMT lainnya

sudah banyak di Indonesia, akan tetapi implementasi prinsip-prinsip syariah secara teknis

operasional masih diihadapkan pada sekian banyak permasalahan yang perlu segera

dipecahkan, salah satunya menyangkut kemampuan analisa fiqih. Sebagian pengelola

BMT djami‟ ada yang kurang paham dan juga masyarakat muslim kurang paham

terhadap fungsi lembaga keuangan syariah seperti BMT.

7
Berawal dari semangat keinginan memiliki suatu lembaga yang menjadi wadah umat

islam yang dapat mengurusi perekonomian umat yang sesuai dengan tuntunan dalam

syariah islam maka beberapa pengurus dan jamaah Masjid Jamik Rengat mengutus dua

orang remaja masjid yaitu Saputra Mansur, SE dan Ridwan Marpaung yang sehari-hari

aktif melaksanakan kegiatan keagamaan di masjid Jamik Rengat untuk belajar ke

lembaga Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di Paya Kumbuh, setelah pulang dari beberapa

bulan belajar maka para pendiri yang dipelopori oleh Bapak dr. H. Nurhadi, S.PoG, 13

Dokumen monografi profil kota rengat kabupaten Indragiri hulu 16 Bapak dr. H. Amin

Yunus, SpPD, Bapak H. Harman Harmaini, SH.MH, Bapak H. Sumra Hardi, S.Sos,

Saputra Mansur, SE pada tanggal 11 april 2010 melaksanakan rapat yang pada waktu itu

dibentuk kepengurusan periode tahun 2010-2012 dan disepakati sebagai Ketua Pengurus

adalah dr. H. Nurhadi, S.PoG, Wakil Ketua H. Sumra Hardi, S.Sos, Sekretaris Drs.

H.Sofyan A. Karim, Wakil Sekretaris M. Tasri, dan bendahara Drs. Aristo, M.Pd. dan

sebagai pengelolah nya Saputra Mansur, SE kemudian disepakati juga nama BMT adalah

BMT Djami‟ dikarenakan lahirnya di Masjid Jamik Rengat. BMT Djami‟ diresmikan

pada tanggal 28 Mei 2010/ 14 Jumadil Akhir 1431 H di Mesjid Jami‟ Rengat oleh Ketua

Pengurus Mesjid Jami‟ Rengat yaitu Bapak H.M dr. Amin Yunus, Sp.PD di mesjid Jamik

Rengat sekaligus dengan acara seminar ekonomi syari‟ah yang dihadiri oleh berbagai

lapisan masyarakat.

BMT Djami‟ merupakan Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS) yang notabennya

adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip operasionalnya mengacu pada

prinsip-prinsip syari'at Islam. BMT Djami‟ dibentuk dalam upaya memberdayakan umat

secara kebersamaan melalui kegiatan simpanan dan pembiayaan serta kegiatan-kegiatan

lain yang berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan ke arah yang

lebih baik, lebih aman, serta lebih adil. Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas BMT

8
Djami‟ juga memiliki dua divisi kerja dalam melayani Masyarakat/umat yaitu divisi Maal

dan divisi Tamwil yang dikelola oleh tenaga-tenaga muda yang profesional dibidang

keuangan, InsyaAllah akan menampilkan lembaga keuangan syari'at yang sehat,

berkualitas, dan memenuhi harapan umat. Latar Belakang Berdirinya BMT Djami’

Rengat Sebagai umat Islam kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan

perintah Nya dan menjauhi seluruh larangan Nya agar umat manusia bisa menjalankan

kehidupan dalam berinteraksi dengan satu sama lainnya selaras dan sesuai dengan

fitrahnya. Apabila seluruh manusia bisa menjalankan kehidupan ini sesuai dengan apa

yang telah Allah atur sebagaimana yang tercantum didalam Alquran dan dicontohkan

oleh Rasulullah Salallahu‟alaihiwassa‫ة‬lam maka sebagaimana janjiNya di negeri ini akan

diturunkan keberkahan dari langit dan dari bumi jika semua umat manusia ini bertaqwa

seperti dalam Qs. Al‟araf ayat 96

Artinya: “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,

pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,

tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka

disebabkan perbuatannya.”

Adapun hal-hal yang melatar belakangi berdirinya BMT Djami‟ dari sisi

keekonomiannya secara terperinci antara lainnya adalah:

a. Hampir seluruh aktifitas ekonomi masyarakat islam bersentuhan langsung dengan

sistem ekonomi riba terutama para pedagang kecil baik itu disengaja maupun

karena terpaksa melakukannya. Ini semua salah satu penyebabnya adalah

kurangnya lembaga untuk dijadikan pilihan lainnya dalam memenuhi kebutuhan

ekonomi atau modal usahanya. Menurut pengamatan kami dilapangan mayoritas

para pedagang dipasar-pasar tradisional diberbagai daerah telah terikat dengan

“rentenir” yaitu dengan memberikan pinjaman dengan sistem ribawi dan bunga yg

9
cukup tinggi dengan suku bunga hampir 120%/Tahun angka fantastis jika

dibandingkan suku bunga bank konvensional. (berbasis ribawi).

b. Minimnya penyaluran kredit mikro melalui lembaga keuangan perbankkan di

pasaran lebih disebabkan tingginya resiko dan besarnya biaya operasional

khususnya bagi lembaga Perbankkan atau dikenal juga dengan istilah

“unbankable“

c. Usaha-Usaha kecil dan atau pedagang-pedagang kecil masih bersifat tradisional

dan tidak memenuhi kriteria ( bankable ) maka akses 20 permodalan sulit didapat

selain kepada Rentenir yang lebih praktis dan cepat.

d. Sarana Menyimpan dan menabung bagi masyarakat yang tidak memiliki akses

dengan perbankan.

e. Kurang tergarapnya dengan baik potensi zakat, infaq, sedekah dan wakaf

(ZISWAF) yang cukup besar sebagai amalan yang sangat diperintahkan oleh

Allah SWT dalam islam. Yang juga sangat bermanfaat dalam menunjang

kesejahteraan masyarakat islam.

2.3 Jasa dan Produk pada BMT Indragiri

1. Produk Penghimpunan (Funding)

a. Produk Simpanan Anggota:

Produk simpanan anggota merupakan simpanan yang wajib dimiliki oleh anggota.

Simpanan ini menggunakan akad bagi hasil atau Mudharabah Al

Mutlaqah/muqayyadah yang akan diberikan dalam bentuk Sisa Hasil Usaha setiap

tahunya. Adapun bentuk tabunganya sebagai berikut:

a) Simpanan Pokok ( Musyarakah ) - Setoran simpanan pokok Rp.25.000;

10
b) Simpanan Wajib ( Musyarakah ) - Setoran simpanan wajib Rp.20.000/

Bulan;

c) Simpanan Pokok Khusus/ Pernyertaan Modal ( Musyarakah ) - Setoran

simpanan Pokok Khusus Minimal Rp.1.000.000.

b. Produk Umum Penghimpunan

Produk simpanan ini seluruhnya menggunakan akad Dhomanah (titipan mutlak)

berikut jenis produk-produknya:

a) Simpanan Titipan Berkah Djami'

b) Simpanan Siswa Djami'

c) Simpanan Qurban Djami'

d) Simpanan Umrah & Haji Djami'

e) Simpanan Aqiqah Djami'

f) Simpanan Walimah Keluarga Salimah

2. Produk Pembiayaan (Financing)

a. Sistem Bagi-Hasil (Mudhorobah dan Musyarokah)

Mudhorobah Pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kesepakatan

bersama, disalurkan untuk berbagai jenis usaha halal seperti industri rumah

tangga, perdagangan, jasa dan Pertanian. Dalam pembiayaan mudorobah tidak

ada porsi penyertaan/sharing dana dari Mitra, total dana pembiayaan seluruhnya

dari BMT.

Musyarokah Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, diperuntukan bagi Mitra yang

telah memiliki usaha produktif halal dan bermaksud untuk menambah modal

usahanya. BMT menempatkan porsi penyertaan/sharing dana terhadap usaha

Mitra.

11
b. Sistem Jual-Beli (Murobahah)

Pembiayaan dengan prinsip jual beli barang dengan keuntungan/margin yang

disepakati. Pembayaran dapat diangsur sesuai kesepakatan bersama.

Diperuntukan bagi Anda yang memerlukan asset berupa barang dan tidak ingin

melunasi sekaligus (angsuran dicicil).

c. Sistem Jasa Pembiayaan Atas Dasar Prinsip Jasa

Disalurkan untuk berbagai jenis kebutuhan halal seperti :

a) Ijaroh Multijasa : Untuk pembayaran biaya sewa tempat dll

b) Pembiayaan Tagihan Rekening Telepon dan listrik

c) Transfer antar seluruh Bank di Indonesia

d. Sistem Pinjaman (Alqard)

Alqard adalah penyediaan dana pinjaman murni artinya berapa dana yang

dipinjam sebesar itu pula yang harus dikembalikan baik secara mencicil

maupun dikembalikan sekaligus yang dipergunakan untuk keperluan yang

sangat mendesak seperti biaya berobat, sekolah, menikah, konsumsi dll yang

khusus diperuntukan bagi orang-orang yang ekonominya lemah dengan

jumlah plafont yang relatif kecil dan jangka waktu yang pendek berdasarkan

kesepakatan antara BMT dan Mitra peminjam yang mewajibkan mitra

peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.

2.4 Prosedur dan Syarat Konsumen pada BMT Indragiri

Adapun prosedur dan persyaratan yang harus dilakukan bagi seorang nasabah adalah

sebagai berikut:

1. Produk Simpanan

a. Menyertakan Foto Copy KTP;

12
b. Mengisi Formular Menjadi Anggota dan Pembukaan Simpanan.

2. Produk Pembiayaan

a. Foto Copy KTP Suami Istri Masing Masing 2 Lembar;

b. Foto Copy Kartu Keluarga 2 Lembar;

c. Pas Photo Ukuran 3x4 Suami Dan Istri 2 Lembar;

d. Photo Copy Surat Nikah 2 Lembar;

e. Photo Copy Selip Gaji (Karyawan /Pegawai).

3. Simpanan Modal Penyertaan (SMP)

a. Menjadi anggota BMT

b. Investasi simpanan modal penyertaan minimal Rp. 1.000.000,00

c. Jangka waktu simpanan minimal 1 tahun

d. Nisbah antara anggotadengan bmt sebesar 60:40 (60 bagian untuk bmt , 40

bagian untuk anggota)

2.5 Penyelesaian Masalah Konsumen Peminjam di BMT Indragiri

Dalam BMT Indragiri jika terjadi kemacetan perlu adanya musyawarah antara

pengurus BMT Indragiri dan anggota, memberikan nasihat tentang pentingnya membayar

hutang sebgaimana sebuah kewajiban yang urusannya sampai akhirat, kemudian jika

tidak terbayarkan juga benda ataupu produk yang digunakan diambil alih oleh perusahaan

lalu dijual dan hasil penjualan Kembali kepada perusahaan. Di dalam bmt tidak ada yang

Namanya denda telat bayar karna prosedur bmt sesuai dengan Syariah.

13
2.6 Perkembangan BMT Indragiri Selama Masa Pandemi Covid-19

Sejak pandemic Covid-19 ada di Indonesia sejak tahun 2020 termasuk di Kabupaten

Indragiri Hulu sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan baik dari segi ekonomi,

kegiatan kemasyarakat dan lainnya. BMT Indragiri konsumen nya rata-rata adalah pelaku

UMKM dan Usaha Mikro dan tidak setikit nya pendapatan mereka berkurang di saat

pandemic tentu juga menjadi hambatan dan kendala konsumen untuk membayar ataupun

melaksanakan kewajiban nya selaku konsumen di BMT Indragiri.

Pada awal tahun 2021 NPF (Non Performing Financing merupakan salah satu

instrumen penilaian kinerja sebuah bank syariah yang menjadi interpretasi

penilaian pada aktiva produktif, khususnya dalam penilaian pembiayaan bermasal) BMT

Indragiri cukup tingkat dan kondisi ini tentunya mengkhawatirkan bagi pendapatan dan

keadaan BMT namun semua dihadapi dan berjalannya waktu konsumen juga di berikan

kemudahan dan keringanan sesuai dengan kesepakatan dan akad di tahun 2021 ini sudah

Kembali normal dan sedikit stabil.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemahaman masing-masing jenis usaha yang akan dibiayai dengan kredit, hal ini

dapat dimengerti bahwa dimasyarakat terdapat ribuan usaha yang mengandung permasalahan

yang satu sama lainnya jelas berbeda, . Dalam kegiatan perkreditan banyak tersangkut dengan

ketentuan-ketentuan perundang-undangan, peraturan-peraturan pemerintah maupun

kebijakan-kebijakan pemerintah yang sering berubah dari suatu periode ke periode yang

lainya.

BMT Djami‟ merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang menghimpun

dana (harta) masyarakat dari berbagai sumber (modal, tabungan, zakat, infak dan wakaf pada

kegiatan produktif (investasi) kerangka syariah islam.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://yonioktaviani.blogspot.com/2012/12/manajemen-kredit.html

bankernote.com/manajemen-kredit-perkreditan-perbankan

https://ml.scribd.com/doc/55172805/Manajemen-Kredit-Bank

16
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1 : Dokumentasi Wawancara di Lokasi

Gambar 2 : Famflet Produk Pembiyaan

17
Gambar 3 : Famflet Simpanan Modal Penyertaan (SMP)

Gambar 4 : Famflet Simpanan Anggota

18

Anda mungkin juga menyukai