Oleh:
SAMUEL SIANIPAR
2206109772
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Magister
makalah ini masih sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata
membangun dari para pembaca. Besar harapan penulis makalah ini dapat
SAMUEL SIANIPAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dilakukan oleh setiap orang atau badan usaha untuk memperoleh pendanaan
kebutuhan. Dengan demikian, kata kredit bukan lagi kata yang asing bagi
istilah kredit berasal dari bahasa Latin, credere, yang berarti kepercayaan.
Misalkan, seorang yang mendapat kredit dari bank adalah tentu seseorang
pinjaman hingga batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan
lain. Dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan OJK Nomor 42/ POJK. 03/2017
dirumuskan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
1
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta, Fajar Interpratama
Mandiri, 2005, hal. 57
1
2
lembaga pemberi kredit antara lain adalah bank. Bank adalah badan usaha
atau bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Pasal
Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai lembaga pranata atau institusi
antara kelompok orang yang mempunyai dana lebih (surplus spending group)
semata atau kredit secara tradisional, melainkan lebih luas lagi serta adanya
flesibilitas kredit yang diberikannya. Hal ini terlihat dari pengertian cakupan
fasilitas kredit yang lazim dibukukan dalam pos kredit pada aktiva dalam
neraca bank, namun termasuk pula pembelian surat berharga yang disertai
menabung uang, jasa pengiriman uang, dan juga jasa peminjaman uang
yang dikenal dengan istilah kredit. Dana masyarakat yang terkumpul dalam
jumlah yang besar dan dalam jangka waktu yang lama merupakan sumber
1. Bank Umum
3
Mohammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung, Citra Aditya
Bakti, 2000, hal. 368
4
Hermansyah, Op.Cit, hal. 7
5
Indonesia, Undang- undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 5 ayat
(1)
4
lintas pembayaran.
dan BPR memiiliki, perbedaan itu dilihat pada jasa yang diberikan, dimana
bank umum memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan BPR
tidak. Namun pada hakikatnya baik bank umum maupun BPR memang
menghimpun dana maupun jasa penyaluran dana, namun yang berbeda BPR
daerah. Berawal dari keinginan untuk membantu para petani, pegawai, dan
buruh untuk melepaskan diri dari jerat pelepas utang (rentenir) yang
didirikan. Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para
pengusaha mikro, kecil, dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari
menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat jumlah, dan Tepat
5
sederhana, dan sangat mengerti kebutuhan nasabah. Selain itu peran BPR. 6
kredit tentu saja menerapkan prinsip kehati-hatian. Oleh sebab itu, perlu
B. Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kredit serta apa dasar hukum kredit
perbankan?
Rakyat?
6
Julius R. Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta, Salemba
Empat, 2013, hal. 299
6
perbankan.
Perkreditan Rakyat.
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
Perkreditan Rakyat.
D. Tinjauan Kepustakaan
batasan yang menjadi sorotan dalam mengadakan studi kepustakaan. Hal ini
akan berguna untuk membantu melihat ruang lingkup penelitian agar tetap
berada di dalam topik yang diangkat dari permasalahan di atas. Adapun yang
sebagai berikut:
1. Pengertian Bank
Bank berasal dari kata italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah
kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan popular menjadi
bank. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang
peredaran uang.7
bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
7
Hermansyah, Op.Cit, hal. 7
8
taraf hidup rakyat banyak.8 Bank umum adalah bank yang melaksanakan
2. Kredit
semata atau kredit secara tradisional, melainkan lebih luas lagi serta adanya
flesibilitas kredit yang diberikannya. Hal ini terlihat dari pengertian cakupan
fasilitas kredit yang lazim dibukukan dalam pos kredit pada aktiva dalam
neraca bank, namun termasuk pula pembelian surat berharga yang disertai
8
Indonesia, Undang- undang Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang- undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 1 Angka (1).
9
Mohammad Djumhana, Op.Cit, hal. 368
10
Rimsky K. Judisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, Jakarta,
Gramedia Pustaka Utama 2005, hal. 166
9
sebagai pinjaman.
b. Waktu, adalah masa yang menjadi jarak antara pemberian kredit dan
pengembaliannya.
berupa aset dari nasabah debitur yang dijadikan jaminan kepada pihak
pemberi kredit.
yang dipinjamkan.
11
Munir Fuady, Hukum Perkreditan Kontemporer, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1996,
hal. 21
10
E. Metode Penelitian
penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang telah
1. Jenis Penelitian
11
metode yang ada. Fenomena yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
Bank Perkreditan Rakyat. Penelitian ini juga didasarkan pada upaya untuk
kata, gambaran holistik dan rumit agar dapat membantu memperjelas hasil
penelitian12.
2. Metode penelitian
yaitu penelitian yang mengkonsepkan hukum sebagai apa yang tertulis dalam
12
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,
2007, hal. 6
12
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
b. Bentuk maupun isinya data sekunder telah dibentuk dan diisi oleh
peneliti-peneliti terdahulu.
menjadi:
13
Ibrahim Johny, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif (Edisi Revisi).
Malang, Bayu Media Publishing, 2007. hal. 303
14
Anshari Siregar, Tampil, Metode Penelitian Hukum, Medan, Pustaka Bangsa
Press, 2005, hal. 74
13
4. Analisis Data
PEMBAHASAN
Kata kredit secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata
redere yang berarti kepercayaan, sedangkan dari bahasa Romawi kata kredit
satu kegiatan utama itu adalah bentuk kredit kepada masyarakat khususnya
maupun konsumsi.
Pemberian kredit adalah salah satu kegiatan usaha yang sah bagi
15
Suharno, Analisa Kredit, Jakarta, Djambatan, 2003, hal. 2
16
O.P. Simorangkir, Seluk Beluk Bank Komersial, Jakarta, Aksara Persada
Indonesia, 1998, hal. 91
14
15
rasa percaya oleh pihak bank bahwa nasabah atau kreditur tersebut mampu
Perubahan Atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
17
Jonker Sihombing, Tanggung Jawab Yuridis Bankir atas Kredit Macet Nasabah,
Bandung, Alumni, 2009, hal. 47
18
Munir Fuady, Op.Cit, hal. 5
16
Setiap kredit yang telah disetujui dan disepakati antara pihak kreditur
dan debitur maka wajib dituangkan dalam perjanjian kredit (akad kredit)
dari perjanjian kredit. Istilah perjanjian kredit dapat dilihat dalam instruksi
dalam setiap pemberian kredit bentuk apapun bank wajib menggunakan akad
perjanjian kredit.20
bahwa dalam bentuk apa pun juga pemberian kredit itu diadakan, dalam
semuanya itu pada hakikatnya yang terjadi adalah suatu perjanjian pinjam-
kesepakatan yang dibuat bersama antara kreditur dan debitur atas sejumlah
kredit dengan kondisi yang telah diperjanjikan, hal mana pihak debitur wajib
19
Muhamad Djumhana, Op.Cit, hal. 501
20
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Bandung, Citra Aditya Bakti,
1992, hal. 21
21
Ibid, hal. 26
17
untuk mengembalikan kredit yang telah diterima dalam jangka waktu tertentu
adalah perjanjian ikutan atau assesoir artinya ada dan berakhirnya perjanjian
kepada debitur, oleh bank disebut mencairkan uang secara bertahap sesuai
perjanjian.
Bank berasal dari kata italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah
kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan popular menjadi
24
Muhammad Djumhana, Op.Cit, hal. 372
19
bank25. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang
peredaran uang.26
Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan
atau balas jasa lainnya. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan
dari masyarakat, maka oleh perbankan, dana tersebut diputar kembali atau
25
Hermansyah, Op.Cit, hal. 7
26
Fransisca Claudya Mewoh, “Analisis Kredit Macet”, Jurnal Administrasi Bisnis, hal.
2
27
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada, 2015, hal. 25
20
dengan istilah kredit, dan juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima
kredit dalam bentuk bunga dan biaya administrasi yang besarnya dipengaruhi
sebagai berikut:
maka jenis perbankan terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa Bank umum adalah bank
a. Bank Pemerintah
c. Bank Asing
bank umum dibagi ke dalam dua macam. Pembagian jenis ini disebut juga
28
Zainal Asikin, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers, ,
2015, hal. 36
29
Ibid, hal. 22
22
pelayanannya. Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut:
a. Bank Devisa
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga,
baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok yaitu:
valuta asing (hanya mata uang rupiah). BPR tidak diperkenankan melayani
1. Prinsip Kepercayaan
Sesuai dengan asal kata kredit yang berarti kepercayaan, maka setiap
2. Prinsip Kehati-hatian
3. Prinsip 5 C
a. Character (Kepribadian)
30
HR Daeng Naja, Hukum Kredit Dan Bank Garansi, Bandung, Citra Aditya Bakti,
2005, hal. 125
31
Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank Umum,
Bandung, Alfabeta, 2011, hal. 83
24
b. Capacity (Kemampuan)
c. Capital (Modal)
membayar kredit.
e. Collateral (Jaminan)
hanya berupa hak tagihan yang terbit dari proyek yang dibiayai
4. Prinsip 5 P
debitur.
b. Purpose (Tujuan)
hal-hal yang positif dan harus pula diawasi agar kredit tersebut
32
Ibid, hal. 88
26
c. Payment (Pembayaran)
e. Protection (Perlindungan)
5. Prinsip 3 R: 33
Return merupakan hasil yang akan diperoleh debitur, dalam hal ini
itu.
diperjanjikan.
BPR dalam hal ini perlu mengadakan penelitian yang semestinya atas
kewajaran dari data dan informasi yang diterima dari nasabah sebelum
PENUTUP
A. Kesimpulan
debitur, karena adanya rasa percaya oleh pihak bank bahwa nasabah
29
30
kewajaran dari data dan informasi yang diterima dari nasabah sebelum
B. Saran
pihak kreditur.
mendetail agar tidak terjadi tumpah tindih pihak yang berhak dalam
penyelesaian sengketa.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Ibrahim, Johannes. 2004. Cross Default dan Cross Colateral sebagai Upaya
Penyelesaian Kredit Bermasalah, Bandung, Refika Aditama
Johny, Ibrahim. 2007. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif (Edisi
Revisi). Malang, Bayu Media Publishin
31
32
Naja, HR Daeng. 2005. Hukum Kredit Dan Bank Garansi, Bandung, Citra
Aditya Bakti
Sihombing, Jonker. 2009. Tanggung Jawab Yuridis Bankir atas Kredit Macet
Nasabah, Bandung, Alumni
B. Undang-Undang
C. Jurnal/Karya Ilmiah