Peran lembaga keuangan saat ini sangat vital bagi masyarakat untuk mendanai
berbagai kebutuhan yang diperlukan. Salah satu lembaga yang sering dirujuk oleh
masyarakat untuk mendapatkan dana instant yaitu bank. Berdasarkan pada Undang
undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah
dengan Undang Undang No. 10 Tahun 1998 mendefinisikan bank sebagai badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
yang lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Pengertian
tersebut juga sejalan dengan fungsi dari bank yaitu sebagai financial intermediary
intitutions yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali untuk
berbagai tujuan.
Berdasarkan data terakhir kementerian dan usaha kecil dan menengah terjadi
UMKM sebanyak 56.539.560 unit pada tahun 2012 menjadi 57.900.787 unit pada
tahun2013. Terjadi peningktan jumlah UMKM sebanyak 1.361.227 unit atau sekitar
2.41%. Ini berarti bahwa angka tersebut terus meningkat bersamaan dengan
meningkatnya jumlah penduduk saat ini. Di Bali tingkat UMKM terbanyak berada di
kota Denpasar. Hal tersebut dikarenakan Denpasar menjadi ibu kota provinsi dan juga
menjadi pusat pemerintahan di Bali sehingga mempermudah dalam mengurus
dominasi oleh masyarakat asli Denpasar, akan tetapi masyarakat dari luar Kota
tentu juga akan meningkatkan angka permintaan kredit untuk kecukupan modal
usaha. Sebagai UMKM awal kredit jangka pendek biasanya sering diminati untuk
PT Bank Pembangunan Daerah Bali, selanjutnya disebut Bank BPD Bali atau
di bidang perbankan. Bank BPD Bali didirikan berdasarkan akta No.131 tanggal 5
Juni 1962 yang dibuat di hadapan Ida Bagus Ketut Rurus, Sekretaris Daerah Tingkat I
Bali merangkap Notaris. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan
mewujudkan maksud dan tujuan tersebut, ruang lingkup kegiatan Bank BPD Bali
meliputi: a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan
wesel unjuk, cek atau sarana lainnya, e) Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh
bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang
berlaku.
PT. BPD Bali merupakan bank daerah terbesar yang dimiliki oleh masyarakat
Bali. BPD Bali memiliki visi yaitu Menjadi Bank yang Kuat, Berdaya Saing Tinggi,
Perekonomian Daerah. Dalam visi tersebut BPD Bali berambisi untuk menjadikan
UMKM. Layanan kredit yang diberikan oleh BPD Bali diantaranya yaitu Kredit
Konsumtif, Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, Kredit Konstruksi, KPB/J Bali
Dwipa, KKLK Bali Dwipa, Kredit Pasar Bali Dwipa, KUPP, DPM UMKM & KOP
LPD dan KUEP, DPM UPP/Subak Abian, Pundi Sejahtera, KAG, dan Pundi Bali
Dwipa.
Berdasarkan skala penyaluran kredit, pada tahun 2016 kredit produktif dengan
klasifikasi mikro, kecil dan menengah (UMKM) tercatat sebesar Rp5.864 miliar atau
mencapai 37,53% dari total kredit Bank. Dari total kredit kepada UMKM tersebut
8,81% disalurkan kepada usaha mikro 56,86% ke usaha kecil dan sisanya 34,33%
terutama didorong oleh penyaluran kredit pada kelompok kecil yang meningkat dari
56,21% menjadi 56,86%. Dari hasil laporan keuangan tahun 2016 pertumbuhan
kredit modal kerja BPD Bali mengalami perlambatan sebesar 1.93% akan tetapi
tahun sebelumnya.
Jumlah kredit yang dikategorikan sebagai kredit lancar sesuai ketentuan Bank
Indonesia menurun jika dibandingkan tahun 2015, yaitu menjadi Rp15.189 miliar dari
Rp15.713 miliar di tahun 2015. Porsi kredit lancer mencapai 97,21% terhadap total
kredit yang diberikan. Kemudian pada tahun ini, kredit yang dikategorikan dalam
perhatian khusus meningkat signifikan hingga 447,37% menjadi Rp208 miliar dari
sebelumnya Rp38 miliar di tahun 2015. Kredit macet juga meningkat dari Rp56
Kredit modal kerja yang memiliki turn over relatif pendek terkadang membuat
prosedur kredit yang dilanggar akan berakibat pada pemberian kredit yang salah
sasaran. Kredit jangka pendek yang tidak tepat sasaran secara terus menerus
Kredit Modal Kerja Untuk Mencegah Kredit Bermasalah Pada PT. BPD Bali
Cabang Denpasar
C. Rumusan Masalah Penelitian
yaitu Bagaimana Efektivitas Pemberian Kredit Modal Kerja Untuk Mencegah Kredit
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui efektivitas dari penyaluran kredit modal kerja yang dilakukan
oleh PT. BPD Bali cabang Denpasar guna untuk mencegah terjadinya kredit
bermasalah.
E. Kegunaan Penelitian
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan
efektivitas penyaluran kredit modal yang dilakukan oleh PT. BPD Bali cabang
Denpasar sehingga hasil penelitian ini mampu menambah wawasan dan dapat
pemberian kredit modal kerja sehingga mampu mencegah adanya kredit yang
bermasalah.
F. Kajian Pustaka
F.1 Kredit
F.1.1 Pengertian Kredit
UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan
pemberian bunga.
Menurut Rivai et al (2007:4) kredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang dari
satu pihak (kreditor) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau
pengutang) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada
Dalam pemberian kredit, unsur kepercayaan adalah hal yang sangat mendasar
yang menciptakan kesepakatan antara pihak yang memberikan kredit dan pihak yang
menerima kredit untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban yang telah disepakati,
baik dari jangka waktu peminjaman sampai masa pengembalian kredit serta balas jasa
yang diperoleh.
Menurut, Moh.Toejekam (1998:2-3) unsur-unsur yang terkandung dalam
a. Waktu
Waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka
waktu tersebut menyatakan bahwa ada jarak antara saat pesetujuan pemberian kredit
dan pelunasannya.
b. Kepercayaan
Kepercayaan ini yang melandasi pemberian kredit oleh pihak kreditur kepada
debitur, bahwa setelah jangka waktu tertentu debitur akan mengembalikannya sesuai
c. Penyerahan
d. Risiko
Risiko yang menyatakan adanya risiko yang mungkin timbul sepanjang jarak
antara saat memberikan dan perlunasannya. Semakin panjang suatu kredit semakin
besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik
kreditur dan debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu
perjanjian.
Misi bank dalam memberikan kredit tidak lepas dari tujuannya melakukan
pemberian kredit adapun tujuan utama bank dalam memberikan kredit kepada para
a. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan
biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Kemudian hasil lainnya
bahwa nasabah yang memperoleh kredit pun bertambah maju dalam usahanya.
Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus-
dilikuidasi.
dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak
c. Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,
maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan
Menurut Kasmir (2008:105) pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki suatu
fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut antara lain :
Jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah
ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang akan memperoleh
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke
wilayah lainnya, sehingga barang yang beredar dapat bertambah atau kredit dapat
dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan
oleh masyarakat.
Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan usahanya dan nasabah yang
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, dalam hal
meningkatkan pendapatan.
antara penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberi kredit oleh negara lain akan
Ada beberapa jenis kredit yang dikemukakan oleh menurut Kasmir, 2010:76
diantaranya:
a) Kredit Investasi
perluasan usaha.
operasionalnya.
a) Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha, produksi dan investasi. kredit ini
b) Kredit Konsumtif
c) Kredit Perdagangan
Kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membeli aktivitas
perdagangan.
Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu
Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun dan
Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu tiga sampai lima tahun.
a) Kredit Pertanian
b) Kredit Peternakan
Kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
c) Kredit Industri
Kredit yang diberikan untuk membiayai industri kecil, industri menengah dan
industri besar.
d) Kredit Pertambangan
Kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai
e) Kredit Pendidikan
Kredit yang diberikan untuk membangun sarana pendidikan atau dapat pula
f) Kredit Profesi
g) Kredit Perumahan
Sebelum fasilitas kredit diberikan, maka bank harus yakin bahwa kredit yang
diberikan akan kembali, keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit
sebelum kredit tersebut disalurkan, untuk mendapatkan nasabah yang benar - benar
layak untuk diberikan pinjaman, dilakukan dengan analisis 5 C dan 7 P, penilaian
1. Watak (character)
Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus
dapat dipercaya.
2. Kapasitas (capacity)
penilaian dapat terlihat kemampuan nasabah atau kreditur dalam mengelola bisnis,
3. Modal (capital)
Digunakan untuk melihat penggunaan modal, apakah etektif atau dapat dilihat
dari laporan keuangan (nearaca dan laporan laba-rugi) yang disajikan dengan
lainnya.
4. Kondisi (condition)
Menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang
ada sekarang dan predikasi untuk di masa yang akan datang, penilaian kondisis atau
prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya memiliki prospek yang baik sehingga
5. Jaminan (collateral)
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik, jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
1. Kepribadian (personality)
2. Kelompok (party)
Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang
diinginkan nasabah.
Untuk menilai usaha calon nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan
6. Profitabilitas (profitability)
profitability diukur dari periode akan tetap sama atau semakin meningkat, dengan
7. Perlindungan (potection)
Menurut Ismail (2010:118) ada satu asas lagi yang harus dianalisis sebelum
1. Hasil (returns)
Penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur setelah
menghadapi risiko ditentukan oleh besarnya modal dan strukturnya, jenis bidang
usaha dan manajemen perusahaan bersangkutan. Jika risk bearing ability perusahaan
Menurut Kasmir (2009:115) prosedur pemberian kredit secara umum oleh badan
1. Pengajuan berkas-berkas
proposal yang dilampiri berkas-berkas antara lain latar belakang perusahaan, maksud
dan tujuan, besarnya kredit dan jangka waktu dan cara pemohon mengembalikan
persyaratan dan sudah benar agar permohonan kredit dapat segera diproses.
3. Wawancara I
sebenarnya.
4. On the Spot
yang akan dijadikan usaha atau jaminan, kemudian hasilnya dicocokkan dengan hasil
wawancara I.
5. Wawancara II
6. Keputusan kredit
Yakni menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka
kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang
8. Realisasi kredit
Penyaluran atau penarikan dana adalah pencairan atau pengambilan uang dari
rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan
Kredit modal kerja adalah kredit jangka pendek yang diberikan untuk
membiayai keperluan modal kerja debitur (BI, 2009). Berdasarkan jenisnya kredit
modal kerja untuk UMKM dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu kredit modal
kerja mikro, kredit modal kerja kecil, dan kredit modal kerja menengah (BI, 2009).
Dalam memberikan kredit modal kerja adan beberapa hal yang perlu
kondisi usaha/ kemampuan membayar debitur dan karakter debitur, sedangkan pada
kredit modal kerja kecil dan menengah yang diutamakan adalah agunan, karakter
output aktual
Efektifitas= X 100
Output t arg et
Artinya, pemberian kredit dikatakan efektif apabila jumlah output aktual lebih
besar atau sama dengan output target. Standart efektivitas menurut Keputusan Menteri
Dalam Negeri No. 690.900-327 tahun 1996 tentang kriteria penilaian dan kinerja
keuangan dapat diketahui efektif atau tidak dengan memnuhi kriteria sebagai berikut
Efektivitas Kriteria
>100% Sangat efektif
90-100% Efektif
80-90% Cukup efektif
60-80% Kurang efektif
tersebut yaitu:
Pendekatan ini amat wajar dan praktis untuk desain pengembangan program.
hubungan antara kegiatan khusus yang ditawarkan dengan hasil yang akan
dicapai.
c. Pendekatan yang berfokus pada keputusan (the decision focused approach).
informasi akan amat berguna apabila dapat membantu para pengelola program
membuat keputusan. Oleh sebab itu, evaluasi harus direncanakan sesuai dengan
pendekatan dengan klien, kepekaan, faktor kondisi, situasi seperti kondisi yang
pendekatan ini, teknik analisis data, atau penjelasan tentang tujuan evaluasi
memang penting, tetapi tidak sepenting usaha pemakai dan cara pemakaian
informasi.
e. Pendekatan yang responsif (the responsive approach). Pendekatan responsif
pengertian suatu isu dari berbagai sudut pandang semua orang yang terlibat,
menghindari satu jawaban untuk suatu evaluasi program yang diperoleh dengan
memakai tes, kuesioner, atau analisis statistik, sebab setiap orang yang
adalah untuk memahami ihwal program melalui berbagai sudut pandang yang
berbeda.
menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil
guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan sejauhmana
tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya
suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai targettargetnya. Hal ini berarti,
bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan
yang dikehendaki.
Kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup
membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah
kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas Kurang Lancar (KL), Diragukan (D),
oleh bank. NPL dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah kredit yang
bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
Rasio Non Performing Loan (NPL) ini dapat diformulasikan sebagai berikut :
kredit bermasalah
NPL= X 100
kredit yang disalurkan
Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL (Non Performing Loan) dapatdilihat
Tabel 2.
Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL
Rasio Predikat
NPL 5% Sehat
Berdasarkan tabel di atas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah
sebesar 5%, apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut
Timbulnya kredit macet yang ditimbulkan oleh adanya unsur kesengajaan untuk
2. Error Commusion
yaitu memang belum ada atau sudah ada, tetapi tidak jelas. Kredit-kredit yang
disalurkannya jika banyak yang macet akan menimbulkan kerugian yang besar.
Dengan pedekatan term of reference, biasanya akan diketahui apakah kredit macet itu
karena error omission atau error commission. Jadi kesalahannya bisa saja bukan pada
dasar keputusannya, tetapi karena masalah monitoring dan pembinaan bank terhadap
nasabahnya. Sama-sama salah, tetapi esensinya menjadi lebih jelas dan memudahkan
Perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu
termasuk masa tenggang dan perubahan angsuran kredit. Tentu tidak kepada semua
debitur dapat diberikan kebijakan ini oleh koperasi, melainkan hanya kepada debitur
yang menunjukan itikad dan karakter yang jujur dan memiliki kemauan untuk
membayar atau melunasi kredit (willingness to pay). Disamping itu, usaha debitur
Perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada
pembayaran sebagian atau seluruh bunga dan persyaratan lainnya. Perubahan syarat
kredit tersebut tidak termasuk penambahan dana atau injeksi dan konversi sebagian
atau seluruh kredit menjadi equity perusahaan. Debitur yang bersifat jujur, terbuka
konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru, dan
konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan koperasi atau
4. Liquidation (Likuidasi)
Pelakasanaan likuidasi ini dilakukan terhadap kategori kredit yang memang benar-
benar menurut koperasi sudah tidak dapat lagi dibantu untuk disehatkan kembali atau
usaha anggota yang sudah tidak memiliki prospek untuk dikembangkan. Proses
likuidasi ini dapat dilakukan dengan menyerahkan penjualan barang tersebut kepada
G. Metode Penelitian
G.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana statistik
yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014:206). Berdasarkan hal tersebut
mengolah data yang diperoleh selama pengumpulan data yang kemudian dilanjutkan
dengan perhitungan statistik dan juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis, dan
mendapatkan pengertian dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam hal ini
pemberian kredit modal kerja dengan upaya pencegahan kredit bermasalah, dengan
Kantor Cabang Pembantu dan 1 kantor cabang utama Bank Pembangunan Daerah
1. Cabang Utama Denpasar, Jl. Gajah Mada No. 6 Denpasar 80111, Telp. : (0361)
(0361) 430378
3. Capem Teuku Umar, Jl. Teuku Umar No. 246, Denpasar 80113, Telp. : (0361)
(0361) 241932
5. Capem Kamboja, Jl. Kamboja No. 23 Denpasar 80233, Telp. : (0361) 261359,
481247
7. Capem Sesetan, Jl. Raya Sesetan No.644, 646 Denpasar, Telp. : (0361) 728356,
Objek dalam penelitian ini adalah pegawai dan laporan keuangan PT. BPD
nilai dari orang, objek, maupun kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang
Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan
efektivitas selalu berhubungan dengan tingkat pencapaian tujuan atau hasil program
dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari pengertian efektivitas tersebut
maka dapat dapat disimpulkan efektivitas pemberian kredit modal kerja berkaitan
prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk mengukur tingkat efektivitas
maka perlu diketahui bagaimana prosedur dan penilaian dalam pemberian kredit yang
Tabel 3
Indikator Efektivitas Pemberian Kredit Modal Kerja
yang meliputi :
a. Persiapan kredit
b. Penyelidikan
dan analisis
kredit
c. Keputusan kredit
d. Pelaksanaan
kredit
e. Suvervisi kredit
Sumber : Rachmat Firdaus (2004:91)
bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet.
kredit bermasalah
NPL= X 100
kredit yang disalurkan
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.
a. Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam
bentuk angka, yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran
umum obyek penelitian, meliputi: Sejarah singkat berdirinya, letak geografis
bilangan atau berbentuk angka. Dalam hal ini data kuantitatif adalah pengolahan
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana
data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
yaitu :
a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian
penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam
adalah laporan keuangan dan laporan lainnya yang terkait dengan perencanaan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
G.7.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
dan pegawai yang terlibat langsung dalam pemberian kredit modal kerja pada PT.
Pemilihan sampel pada penelitian ini didasarkan pada teknik purposive sampling.
a) Pegawai PT. BPD Bali Cabang Denpasar yang bekerja dibagian kredit.
b) Manajemen PT. BPD Bali Cabang Denpasar yang terlibat dalam otorisasi
pemberian kredit.
c) Bagian pengelola risiko kredit PT. BPD Bali Cabang Denpasar.
1. Field Research
Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data primer. Hal ini berguna untuk
a) Wawancara
kredit pada PT. BPD Bali Cabang Denpasar untuk mendapatkan informasi atau data
b) Kuisioner
kepada responden.
2. Studi Pustaka
Teknik ini dipergunakan untuk memeroleh data sekunder dengan cara mempelajari
buku-buku literature dan sumber data lain yang ada kaitannya dengan masalah yang
akan dilaporkan penulis. Dalam hal ini mencari relevansi antara teori dan
implementasinya.
pertanyaan kepada karyawan dan pimpinan pada PT. BPD Bali Cabang Denpasar.
1) Uji Validitas
instrumen. Formula yang digunakan adalah koefisien korelasi product moment dari
N X i Y i X i Y i
r xy =
[ N X ( X ) ][ N Y ( Y ) ]
2
i i
2 2
i i
2
2) Uji Reliabilitas
2
r=[
k
][1 2 i ]
k 1 t
Dimana :
2
( X )
X 2 N
2=
N
r = reliabilitas instrument
2
i = variansi total
N = jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka menguji reliabilitas instrument menurut
a. Memberikan skor terhadap instrument yang telah diisi oleh setiap responden.
b. Untuk mempermudah pengolahan data, buat table pembantu untuk menempatkan
sedehana.
Daftar Rujukan
Bank Indonesia. 2009. Hasil Kajian Kredit Konsumsi Mikro, Kecil, dan Menengah
Untuk Kegiatan Produktif. Jakarta.
Clarita, Putu Yemima Clay., Darminto dan Zahroh Z.A. 2014. Analisis Efektivitas
Pemberian Kredit Dalam Rangka Mengoptimalkan Alokasi Dana Bank (Studi
pada PT. Bank Jatim Cabang Batu periode 2011-2013). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB), 15(02): h:1-7.
Desy, Prapti Osiani I GAN., dkk. 2016. Analisis Efektivitas Pemberian Kredit Modal
Kerja Serta Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Dan Menengah.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 04.
Fitria, Nurul dan Raina Linda Sari. 2012. Analisis Kebijakan Pemberian Kredit Dan
Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Loan To Deposit Ratio Pada Pt.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Rantau, Aceh Tamiang
( Periode 2007-2011). Jurnal Ekonomi dan Keuangan. 01(01): h:88-101.
Ginting, Ramlan. 2005. Pengelolaan Dana Dan Likuiditas Bank. Disampaikan dalam
Diskusi Hukum Aspek Hukum Perbankan, Perdata, dan Pidana Terhadap
Pemberian Fasilitas Kredit Dalam Praktek Perbankan di Indonesia
Hadi, Pemi Rosalina dan Yuliastuti Rahayu. 2014. Sistem Pengendalian Internal
Pemberian Kredit Pada Bank Danamon Cabang Kembang Jepun Surabaya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. 03(11): h: 1-16.
Hamdani, dkk. 2015. Analisis Pemberian Kredit Modal Kerja Sebagai Upaya
Mengantisipasi Terjadinya Kredit Bermasalah. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB). 24(02): h: 1-6.
Jumhur. 2009. Analisis Permintaan Kredit Modal Kerja Usaha Kecil Di Kota
Pontianak (Studi Kasus Permintaan Modal Kerja Usaha Kecil Sektor
Perdagangan dari BMT). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), 16(02): h:85 96.
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Pratiwi, Yaniar Wineta., Dwiatmanto dan Maria Goretti Wi Endang NP. 2016.
Analisis Manajemen Risiko Kredit Untuk Meminimalisir Kredit Modal Kerja
Bermasalah (Studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang
Ponorogo). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). 38(01): h: 157-163.
Satria, Dias dan Rangga Bagus Subegti. 2010. Determinasi Penyaluran Kredit Bank
Umum Di Indonesia Periode 2006-2009. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
14(03): h:415424.
Wenie., Darminto dan Achmad Husaini. 2015. Evaluasi Sistem Dan Prosedur
Pemberian Kredit Modal Kerja Dalam Upaya Mengatasi Kredit Bermasalah
(Studi pada PD BPR Tugu Artha Malang Periode Tahun 2009-2011). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB).Vol. 22 No. 2.
Wuryandani, Gantiah., dkk. 2014. Pengelolaan Dana dan Likuiditas Bank. Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan
Yunitasari, Ira., Dwi Atmanto dan Maria Goretti Wi Endang. 2015. Analisis Prosedur
Pemberian Kredit Modal Kerja Dalam Usaha Mengantisipasi Kredit
Bermasalah (Studi Pada Pt.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
Jombang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). 26(02): h:1