Disusun Oleh
Kelompok 5
PERPAJAKAN
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
PEMBAHASAN
Wajib pajak badan atau perusahaan swasta yang wajib memungut PPh Pasal 22 saat
penjualan adalah:
1) Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri
baja, industri otomotif, dan industri farmasi, atas penjualan hasil produksinya kepada
distributor di dalam negeri;
2) Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir
umum kendaraan bermotor, atas penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri;
3) Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas, atas
penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas;
4) Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja yang merupakan industri
hulu, termasuk industri hulu yang terintegrasi dengan industri antara dan industri hilir.
5) Pedagang pengumpul berupa badan atau orang pribadi yang kegiatan usahanya.
6) Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 90/PMK.03/2015, pemerintah
menambahkan pemungut PPh Pasal 22 dengan wajib pajak badan yang melakukan
penjualan barang yang tergolong sangat mewah.
Pembayaran angsuran PPh 25 untuk wajib pajak badan yaitu = Penghasilan Kena Pajak
(PKP) x 25% (Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b UU PPh).
1. Biaya Produksi
Biaya yang mengacu pada proses terjadinya suatu produk yang diproduksi. Seperti
biaya listrik yang digunakan untuk mengoperasikan peralatan pabrik, penyusutan peralatan
pabrik dan bangunan, bahan pembantu dan pegawai pabrik (selain tenaga kerja langsung).
Biaya produksi dibagi atas:
a. Biaya bahan baku (raw materials cost) adalah semua bahan yang secara langsung telah
membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam suatu produk. Contoh bahan baku
perusahaan rokok adalah tembakau.
b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) adalah upah yang diberikan kepada tenaga
kerja yang secara langsung menangani proses produksi. Contoh tenaga kerja langsung pada
perusahaan rokok adalah pelinting rokok.
c. Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung yang ikut membentuk suatu barang jadi. Biaya overhead pabrik
tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan. Biaya Overhead
Pabrik harus dimasukkan dalam biaya persediaan barang jadi pada neraca, serta dalam harga
pokok penjualan pada laporan laba rugi perusahaan. Biaya overhead terdiri atas bahan
penolong, tenaga kerja tidak langsung, biaya produksi tidak langsung lainnya misalnya biaya
perlengkapan pabrik, biaya penerangan pabrik, biaya penyusutan mesin dan gedung pabrik,
dll.
Beban yang dikeluarkan perusahaan manufaktur tersebut akan dicatat dalam laporan
laba rugi utuk memperhitungkan besar laba yang diperoleh. Namun, dalam perhitungan pajak
terutang, beban yang dilaporkan pada laporan laba rugi perusahaan akan diakui sebagai
pengurang penghasilan kena pajak jika memenuhi ketentuan dalam perpajakan. Berdasarkan
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, beban yang dapat
diakui sebagai pengurang penghasilan kena pajak meliputi Biaya untuk biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk:
a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain:
1) Biaya pembelian bahan;
2) Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang
3) Bunga, sewa, dan royalty
4) Biaya perjalanan
5) Biaya pengolahan limbah
6) Premi asuransi
7) Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan
8) Biaya administrasi
9) Pajak kecuali Pajak Penghasilan
b. Penyusutan atas pengeluran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran
untuk masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun
c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam
perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
i. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah
j. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah
k. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah
m. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah
Apabila penghasilan bruto setelah dikurangi dengan pengurang - pengurang yang diperkenankan
sebagaimana dimaksud di atas didapat kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan
penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 tahun. Kepada orang
pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri diberikan pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena
Pajak.
KESIMPULAN
Pemeriksaan Pajak adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan. Tujuan dilakukannya pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain. Pemeriksaan dilakukan pada beberapa jenis usaha, salah
satunya usaha manufaktur. Perusahaan Manufaktur adalah sebuah badan usaha yang mengoperasikan
mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan-bahan mentah
menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual. Secara umum kegiatan pada perusahaan manufaktur
terbagi terdiri dari aktifitas material, produksi, dan penjualan. Aspek pajak yang terkait dalam jenis
usaha manufaktur adalah PPh 4 (2), 21, 22, 25, 29, dan PPN. Biaya yang terkait dengan pendapatan
jenis usaha manufaktur adalah biaya produksi dan biaya non produksi (biaya administrasi).
Pemeriksaan pajak penting untuk dilakukan dikarenakan apabila tanpa pengawasan, Wajib Pajak
dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya cenderung menghindari bayar pajak dengan cara yang
tidak benar seperti menurunkan omset, atau menambah biaya yang pada akhirnya menghilangkan
keuntungan fiskal atau meminimalkan penghasilan kena pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Peralta, Nelydeth. 2017. Explain Manufacturing activities and the flow of manufactury.
https://prezi.com/l6plkjogzzmh/explain-manufacturing-activities-and-the-flow-of-
manufacturi/
Pradita, Aneliananda Dian. 2018. Proses Perencanaan Produksi Hingga Menjadi Produk
Akhir (Finish Goods) Di Pt X, Karawang, Jawa Barat. Jawa Barat.
http://repository.unika.ac.id/18443/1/KP%2015.I1.0091%20ANELIANANDA%20DIAN.pdf
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah