Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


KANTOR PELAYANAN PAJAK
Standar Operasional Prosedur
Penerbitan Surat Tagihan Pajak
di Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke:
KPP70-0063

1. Deskripsi
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penerbitan Surat Tagihan Pajak
(STP) :
a. STP Pasal 7, Pasal 8 ayat (2), Pasal 8 ayat (2a), Pasal 9 ayat (2a), Pasal 9
ayat (2b), dan Pasal 14 ayat (3), Pasal 14 ayat (4), Pasal 14 ayat (5), Pasal
19 ayat (2), dan Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang KUP yang berasal dari
hasil penelitian data administrasi perpajakan;

b. STP Pasal 25 ayat (9) Undang-Undang KUP, diterbitkan dengan ketentuan


sebagai berikut:
1) Keberatan yang diajukan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian,
Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50%
(lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan
keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan, dan Wajib Pajak tidak mengajukan banding atas
Keputusan Keberatan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
sejak Surat Keputusan Keberatan diterima.
2) Keputusan keberatan atas pengajuan keberatan Wajib Pajak menambah
jumlah pajak yang masih harus dibayar, Wajib Pajak juga dikenakan
Sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari
jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan, dan dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan sejak Surat Keberatan diterima Wajib Pajak tidak
mengajukan permohonan banding.

c. STP Pasal 27 ayat (5d) Undang-Undang KUP, diterbitkan dengan


ketentuan bahwa permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian
yang menyebabkan menambah jumlah pajak yang masih harus dibayar,
Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding
dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
Standar Operasional Prosedur
Penerbitan Surat Tagihan Pajak
di Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke:
KPP70-0063

d. STP Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Bea Meterai, diterbitkan dengan


ketentuan bahwa atas dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang
dilunasi sebagaimana mestinya dikenakan denda administrasi sebesar
200% (dua ratus persen) dari Bea Meterai yang tidak atau kurang dibayar.

2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;
b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai;
c. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Nomor
145/PMK.03/2012 tanggal 10 September 2012 tentang Tata Cara
Penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak s.t.d.t.d
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PMK.03/2015;
d. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24/PMK.03/2008
tanggal 6 Februari 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan dengan
Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus s.t.d.d.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 85/PMK.03/2010;
e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 25/PJ/2008 tanggal 6 Juni 2008
tentang Bentuk dan Isi Nota Penghitungan, Surat Ketetapan Pajak dan
Surat Tagihan Pajak s.t.d.t.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-17/PJ/2018.
f. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-146/PJ/2018 tanggal 17
Mei 2018 tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal Pajak Kepada
Para Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak

3. Ketertautan
a. SOP Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Bunga Penagihan
b. SOP KPP30-0028 Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak
c. SOP KPP10-0003 Penyampaian Naskah Dinas di KPP

4. Pihak-Pihak yang Terlibat


a. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
b. Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
c. Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
d. Wajib Pajak
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
Standar Operasional Prosedur
Penerbitan Surat Tagihan Pajak
di Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke:
KPP70-0063

5. Persyaratan dan Perlengkapan (Input)


a. Data sanksi-sanksi yang akan diterbitkan STP, termasuk Surat
Keputusan Keberatan atau Putusan Banding

6. Keluaran (Output)
a. Nota Penghitungan
b. Surat Tagihan Pajak

7. Jangka Waktu Penyelesaian:


a. Jangka waktu penerbitan STP
1) untuk STP Pasal 7, Pasal 8 ayat (2), Pasal 8 ayat (2a), Pasal 9 ayat (2a),
Pasal 9 ayat (2b), dan Pasal 14 ayat (3), Pasal 14 ayat (4), Pasal 14
ayat (5), Pasal 19 ayat (2), dan Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang KUP,
paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat
terutangnya pajak, atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak
atau Tahun Pajak;
2) untuk STP Pasal 25 ayat (9) Undang-Undang KUP, paling lama dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak, yaitu
terhitung sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan;
3) untuk STP Pasal 27 ayat (5d) Undang-Undang KUP diterbitkan paling
lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya
pajak, yaitu terhitung sejak tanggal Putusan Banding diucapkan oleh
hakim Pengadilan Pajak dalam sidang terbuka untuk umum; atau
4) untuk STP Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Bea Meterai diterbitkan
paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat
terutangnya pajak, yaitu terhitung sejak tanggal dokumen dibuat.

b. Jangka waktu penyelesaian penerbitan STP


1) untuk STP Pasal 7, Pasal 8 ayat (2), Pasal 8 ayat (2a), Pasal 9 ayat (2a),
Pasal 9 ayat (2b), dan Pasal 14 ayat (3), Pasal 14 ayat (4), Pasal 14
ayat (5), Pasal 19 ayat (2), dan Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang KUP,
paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pembuatan Nota
Penghitungan; atau
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
Standar Operasional Prosedur
Penerbitan Surat Tagihan Pajak
di Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke:
KPP70-0063

2) untuk STP Pasal 25 ayat (9) dan Pasal 27 ayat (5d) Undang-Undang
KUP, dan STP Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Bea Meterai paling
lama 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pembuatan Nota Penghitungan;
dan
dengan tetap memperhatikan daluwarsa yang telah diatur di dalam
Undang-Undang KUP dan Undang-Undang Bea Meterai.

8. Perhatian:
SOP ini bermanfaat bagi KPP sebagai pedoman dalam penerbitan STP.
Dalam hal SOP ini tidak terlaksana, maka pelaksanaan penerbitan STP tidak
dapat berjalan dengan baik.

9. Matriks RASCI
Penerbitan Surat Tagihan Pajak Account
Pelaksana Kasi Seksi
(STP) Wajib Representative
Seksi Waskon Waskon
di Seksi Pengawasan Dan Pajak Seksi Waskon
II/III/IV II/III/IV
Konsultasi II/III/IV II/III/IV
Membuat Nota Penghitungan R I/A
Mencetak Surat Tagihan Pajak I R

10. Prosedur Kerja


a. Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
melakukan identifikasi terhadap data-data yang akan diterbitkan Surat
Tagihan Pajak (tidak termasuk Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang KUP),
dalam hal Surat Tagihan Pajak yang akan diterbitkan adalah Surat
Tagihan Pajak Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang KUP, maka kewenangan
menerbitkan Surat Tagihan Pajak ada di Seksi Penagihan ( SOP Tata Cara
Penerbitan Surat Tagihan Pajak Bunga Penagihan).
b. Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
membuat Nota Penghitungan.
c. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV meneliti dan
menandatangani Nota Penghitungan.
d. Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
merekam Nota Penghitungan melalui sistem informasi.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
Standar Operasional Prosedur
Penerbitan Surat Tagihan Pajak
di Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke:
KPP70-0063

e. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV meneliti dan


melakukan persetujuan (approval) penerbitan Surat Tagihan Pajak dan
menugaskan Account Representative atau Pelaksana Seksi Pengawasan
dan Konsultasi II/III/IV untuk mencetak Surat Tagihan Pajak yang telah
disetujui.
f. Account Representative atau Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi
II/III/IV mencetak Surat Tagihan Pajak dan menyampaikannya kepada
Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV.
g. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV meneliti dan
menandatangani Surat Tagihan Pajak, selanjutnya menyerahkan kembali
kepada Account Representative atau Pelaksana Seksi Pengawasan dan
Konsultasi II/III/IV untuk diproses lebih lanjut.
h. Account Representative atau Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi
II/III/IV menatausahakan dan menyampaikan Surat Tagihan Pajak ke
Wajib Pajak sesuai dengan SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen
Wajib Pajak dan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.
i. Proses selesai.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
Standar Operasional Prosedur
Penerbitan Surat Tagihan Pajak
di Seksi Pengawasan dan Konsultasi II/III/IV
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke:
KPP70-0063

11. Bagan Alir (Flowchart)


Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) di Seksi Pengawasan dan
Konsultasi II/III/IV
Account
Representative / Kepala Seksi
Account Representative Seksi
Pelaksana Seksi Pengawasan
Wajib Pajak Pengawasan dan Konsultasi II/
Pengawasan dan dan Konsultasi
III/IV
Konsultasi II/ II/III/IV
III/IV

Mulai

Data sanksi-
sanksi yang
akan
diterbitkan
STP

Mengidentifikasi

SOP
Bunga Ya Tata Cara
Pasal 19 ayat Penerbitan STP
(1) Bunga
Penagihan

Tidak

Membuat dan
Meneliti dan
merekam
menyetujui
nothit

Menugaskan
Membuat
untuk
STP
membuat STP

Meneliti,
menyetujui,

Mencetak Surat Menugaskan


Tagihan Pajak untuk
(STP) mencetak

Meneliti dan
menandatanga
Konsep STP ni

Menatausahaka
n dan STP
menyampaikan

SOP
Tata Cara
Penatausahaa
n Dokumen
Wajib Pajak

SOP
Tata Cara
STP
Penyampaian
Dokumen di
KPP

Selesai

Disahkan oleh:
a.n. Direktur Jenderal
Sekretaris Direktorat Jenderal

Arfan
NIP. 19610526 198302 1 001

Anda mungkin juga menyukai