Anda di halaman 1dari 38

Pusat Pembinaan Profesi Keuangan

Kementerian Keuangan

PPL ONLINE
AKUNTAN PUBLIK

Modul
Sekilas Regulasi Akuntan Publik
2022

2022
Disusun oleh:
Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) -
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Disclaimer
Modul ini disusun sebagai salah satu materi dalam kegiatan Pendidikan Profesional Berkelanjutan
(PPL) bagi Akuntan Publik yang diselenggarakan secara Online oleh PPPK bekerja sama dengan
IAPI. Modul ini menjelaskan mengenai perubahan-perubahan dan substansi baru yang diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.01/2021 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Akuntan Publik, serta menjelaskan mengenai Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Akuntan dan
Akuntan Publik sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan Profesi
Keuangan Nomor 7/PPPK/2019 tanggal 29 November 2019, yang disusun untuk memudahkan para
Akuntan dan Akuntan Publik dalam memahami Peraturan Menteri Keuangan nomor
55/PMK.01/2017 sebagaimana telah diubah dengan PMK nomor 155/PMK.01/2017 yang mengatur
mengenai Prinsip Mengenali Pengguna Jasa. Apabila terdapat perbedaan penafsiran antara modul
ini dengan substansi regulasinya, maka yang digunakan sebagai pedoman penerapan tetap
regulasi yang berlaku.

PENDAHULUAN

Keberadaan suatu perangkat hukum dalam bentuk regulasi pada profesi Akuntan Publik
merupakan suatu hal yang mutlak dan wajib ada. Perlindungan hukum yang ditawarkan melalui
suatu regulasi, tidak hanya memberikan kewajiban dan tanggung jawab kepada profesi
Akuntan Publik, melainkan juga memberikan hak-hak yang dapat mendukung kelangsungan
hidup dan berkembangnya profesi Akuntan Publik. Diharapkan para Profesi dapat memahami
regulasi secara menyeluruh dalam suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, agar tidak
memahaminya secara partial dan berakibat tersesat dalam penafsirannya.

Kesungguhan pemerintah untuk memberikan perlindungan hukum bagi profesi Akuntan


Publik, pengguna jasa Akuntan Publik dan masyarakat yang memanfaatkan jasa Akuntan
Publik, diwujudkan dalam suatu peraturan perundang-undangan yang memiliki kekuatan
hukum tertinggi setelah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat, yaitu dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Akuntan Publik, yang secara garis besar berisi mengenai hak dan kewajiban Akuntan Publik,
tata cara pendirian Kantor Akuntan Publik (KAP) dan/atau Cabang KAP, sanksi yang mengatur
mengenai Akuntan Publik, dan beberapa hal lainnya terkait profesi Akuntan Publik, yang
kemudian diatur lebih lanjut dalam Peraturan teknis.

1
REGULASI
Akuntan Publik
Peraturan teknis disusun dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan untuk mengatur secara
lebih terperinci terkait substansi yang telah diatur secara umum dalam Undang-Undang
dan/atau Peraturan Pemerintah. Sehingga merupakan suatu hal yang wajar apabila setelah
memperoleh masukan, tanggapan dan memperhatikan kondisi yang ada, dilakukan suatu
proses perubahan terhadap hal-hal teknis yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan. Hal
tersebut yang mendasari diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor
186/PMk.01/2021 (PMK-186) pada tanggal 15 Desember 2021, sebagai pengganti dari Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Akuntan
Publik. Dengan dilakukannya perubahan peraturan sebagaimana dimaksud, terdapat beberapa
poin perubahan dan subtansi baru yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam modul ini.
Selain itu, modul ini juga dilengkapi dengan penjelasan mengenai prinsip mengenali pengguna
jasa bagi Akuntan dan Akuntan Publik yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 55/PMK.01/2017 sebagaimana telah disempurnakan dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 155/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
55/PMK.01/2017 tentang prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik.
Dan sebagai tambahan dari semua itu, untuk membantu dalam memahami dan menerapkan
ketentuan mengenai Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud,
ditetapkan juga Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Nomor 7/PPPK/2019
tanggal 29 November 2019 tentang Panduan Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi
Akuntan dan Akuntan Publik.
Diharapkan dengan adanya modul ini, para peserta dapat mengetahui dan memahami secara
tepat dan akurat mengenai perubahan-perubahan dan substansi baru yang ditambahkan dalam
PMK-186. Selain itu, modul ini juga bertujuan untuk mengenalkan secara lebih mendalam
mengenai Prinsip Mengenali Pengguna Jasa yang dijabarkan dalam bentuk Panduan langkah-
langkah penerapannya sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Kepala PPPK Nomor SE-
7/PPPK/2019 sebagaimana dimaksud, sehingga diharapkan dapat membantu peserta dalam
menerapkan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik secara lebih
efektif.

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam Modul Sekilas Regulasi Akuntan Publik ini yaitu terkait:
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.01/2021 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Akuntan Publik (PMK-186); dan
b. Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Akuntan dan Akuntan Publik.

2
REGULASI
Akuntan Publik
PEMBAHASAN

A. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.01/2021 tentang Pembinaan dan


Pengawasan Akuntan Publik (PMK-186)

I. Percepatan Proses Penetapan Perizinan dan Persetujuan


Dalam rangka meningkatkan pelayanan perizinan yang menjadi kewenangan
di lingkungan PPPK, serta mendukung pelaksanaan proses administrasi yang lebih
cepat dan memberikan kemudahan dalam iklim usaha di Indonesia, PPPK
memperkuat komitmen percepatan proses penetapan perizinan dan persetujuan
menjadi 10 (sepuluh hari kerja) yang sebelumnya ditetapkan melalui Surat Edaran
Nomor SE-04/PPPK/2018, diperkuat menjadi ditetapkan dalam PMK-186.
Selain itu, dalam PMK-186 juga menambahkan percepatan layanan untuk
pemberitahuan informasi kepada pemohon dalam hal terdapat dokumen
permohonan yang tidak lengkap dan/atau tidak memenuhi persyaratan, sebagai
berikut:

Diberitahukan secara tertulis dalam jangka waktu 10 hari sejak permohonan diterima

Pengembalian atau Penolakan dokumen permohonan diinformasikan paling lama


3 hari kerja sejak permohonan diterima (melalui sistem elektronik)

II. Persyaratan Pengalaman Praktik Dalam Permohonan Izin Akuntan Publik


Izin Akuntan Publik diberikan kepada Pemohon yang telah memenuhi persyaratan
dalam PMK-186, dimana salah satunya persyaratannya yaitu memiliki pengalaman
kerja yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Pengalaman Praktik dalam 5 (lima)
tahun terakhir yang ditandatangani oleh pemimpin KAP, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. telah bekerja paling sedikit 2 (dua) tahun sebagai tenaga kerja profesional
pemeriksa pada KAP; dan
2. telah memberikan jasa asurans paling sedikit 20 (dua puluh) penugasan jasa audit
atas informasi keuangan historis pada 2 (dua) bidang industri yang berbeda,
dengan paling sedikit 10 (sepuluh) penugasan sebagai ketua tim atau penyelia.
Bidang industri yang dimaksud dalam ketentuan ini diperjelas lebih lanjut dalam
Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan mengenai pedoman
penomoran Laporan Auditor Independen, dengan rincian sebagai berikut:

3
REGULASI
Akuntan Publik
Kode Bidang Usaha

01 Pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan dan perikanan

02 Pertambangan dan Energi

03 Properti dan Konstruksi

04 Industri Pengolahan/Manufaktur

05 Perdagangan dan Jasa

06 Informasi, Komunikasi dan Transportasi

07 Sektor Keuangan - Perbankan

08 Sektor Keuangan - Asuransi dan Dana Pensiun

09 Sektor Keuangan - Lainnya

10 Industri Lainnya

11 Pemerintahan, Badan International dan Organisasi Nonprofit

12 Non Industri/Perorangan

Perlu diperhatikan bahwa penugasan Jasa Audit Atas Informasi Keuangan Historis
yang akan dihitung sebagai pengalaman praktik oleh PPPK adalah penugasan dalam
Laporan Auditor Independen yang telah didaftarkan oleh KAP kepada PPPK melalui
sistem elektronik yang telah disediakan. Dengan demikian, setiap Akuntan Publik
wajib memastikan Laporan Auditor Independen yang didaftarkan kepada PPPK telah
berisikan data yang tepat dan akurat, termasuk data terkait Tenaga Auditor yang
terlibat.
Dalam hal pengalaman praktik yang diajukan ternyata belum didaftarkan kepada
PPPK, maka akan dilakukan komunikasi terlebih dahulu dengan KAP penerbit surat
keterangan pengalaman praktik untuk dilakukan proses konfirmasi, dan apabila
ternyata terbukti bahwa KAP memang melakukan suatu kesalahan dengan tidak
melaksanakan kewajiban pendaftaran Laporan Auditor Independen kepada PPPK,
maka dapat dikenai sanksi administrasi.
Contoh Ilustratif 1 :
Ubi adalah seseorang Tenaga Auditor yang telah bekerja selama 5 (lima) tahun
terakhir pada KAP Abah & Rekan di Jawa Barat, dengan pengalaman melaksanakan
penugasan jasa audit atas informasi keuangan historis sebanyak 35 (tiga puluh lima)
penugasan, yang terdiri:
a. 20 (dua puluh) penugasan sebagai Ketua Tim; dan
b. 15 (lima belas) penugasan sebagai Tenaga Auditor;
pada 3 (tiga) bidang industri yang berbeda, dengan rincian sebagai berikut:

4
REGULASI
Akuntan Publik
a. Sebanyak 1 (satu) penugasan pada bidang industri Pertambangan;
b. Sebanyak 1 (satu) penugasan pada bidang industri Perkebunan; dan
c. Sebanyak 33 (tiga puluh tiga) penugasan pada bidang industri Asuransi.
dimana keseluruhan informasi tersebut dicantumkan dalam Surat Keterangan
Pengalaman Praktik yang ditandatangani oleh Pemimpin Rekan KAP Abah & Rekan.
Setelah Ubi melengkapi persyaratan lainnya dan mengajukan permohonan Izin
Akuntan Publik kepada Menteri Keuangan melalui PPPK, maka selanjutnya PPPK
akan melakukan proses verifikasi pengalaman praktik sebagaimana dimaksud
berdasarkan data Laporan Auditor Independen yang telah didaftarkan pada PPPK.

Pengalaman Praktik Sesuai PMK Kondisi Ubi Checklist

Surat Pengalaman Praktik Pemimpin KAP Pemimpin KAP 

Masa Kerja Total 5 tahun terakhir 5 tahun terakhir 

Masa Kerja Sebagai


2 tahun 5 tahun 
Tenaga Auditor

Penugasan Audit: Min. 20 penugasan 35 penugasan 

a. Ketua Tim Min. 10 penugasan 20 penugasan 

Bidang Industri Penugasan 2 Bidang Industri 3 Bidang Industri 

Contoh Ilustratif 2 :
Uli telah bekerja selama 7 (tujuh) tahun terakhir pada KAP Jaya & Makmur di Jawa
Timur. Dalam periode tersebut, Uli bekerja sebagai tenaga administrasi selama
4 (empat) tahun, dan sebagai tenaga auditor selama 3 (tiga) tahun. Dalam kurun
waktu tersebut, Uli telah melaksanakan penugasan jasa audit atas informasi
keuangan historis sebanyak 20 (dua puluh) penugasan, yang terdiri:
a. 10 (sepuluh) penugasan sebagai Ketua Tim; dan
b. 10 (sepuluh) penugasan sebagai Tenaga Auditor;
pada 2 (dua) bidang industri yang berbeda, dengan rincian sebagai berikut:
a. sebanyak 1 (satu) penugasan pada bidang industri Manufaktur; dan
b. sebanyak 9 (satu) penugasan pada bidang industri Properti.
Keseluruhan informasi tersebut dicantumkan dalam Surat Keterangan Pengalaman
Praktik yang ditandatangani oleh salah seorang Rekan pada KAP Jaya & Makmur.
Setelah Uli melengkapi persyaratan lainnya dan mengajukan permohonan Izin
Akuntan Publik kepada Menteri Keuangan melalui PPPK, maka selanjutnya PPPK
akan melakukan proses verifikasi pengalaman praktik sebagaimana dimaksud
berdasarkan data Laporan Auditor Independen yang telah didaftarkan pada PPPK.

5
REGULASI
Akuntan Publik
Pengalaman Praktik Sesuai PMK Kondisi Uli Checklist

Surat Pengalaman Praktik Pemimpin KAP Rekan KAP 

Masa Kerja Total 5 tahun terakhir 7 tahun terakhir 

Masa Kerja Sebagai


2 tahun 3 tahun 
Tenaga Auditor

Penugasan Audit: Min. 20 penugasan 20 penugasan 

a. Ketua Tim Min. 10 penugasan 10 penugasan 

Bidang Industri Penugasan 2 Bidang Industri 2 Bidang Industri 

Apabila demikian, maka Permohonan Izin yang diajukan belum memenuhi


persyaratan, mengingat surat pengalaman praktik yang dilampirkan ditandatangani
oleh Rekan pada KAP. Berkenaan dengan hal tersebut, maka yang bersangkutan
harus menambahkan dokumen berupa surat keterangan pengalaman praktik yang
ditandatangani oleh pemimpin rekan KAP.

III. Penghentian Pemberian Jasa Asurans Untuk Sementara Waktu (Cuti AP)
Permohonan penghentian pemberian jasa asurans untuk sementara waktu atau
yang lebih dikenal dengan istilah Cuti AP, dapat diajukan dalam hal:

a. Sakit Keras
Suatu kondisi dimana seorang Akuntan Publik tidak mampu menjalankan
tugasnya secara terus menerus dan Akuntan Publik sebagaimana dimaksud
berpendapat bahwa hal tersebut berpotensi mengganggu keberlangsungan
proses bisnis dalam pemberian jasa profesionalnya, sehingga memilih untuk
mengajukan Cuti AP. Apabila permohonan Cuti AP disetujui, maka Akuntan
Publik bersangkutan tidak diwajibkan untuk mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL).
Permohonan ini harus melampirkan dokumen pendukung berupa:
- Bukti keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang masih berlaku;
- Surat pernyataan bermaterai cukup yang bersangkutan telah menyelesaikan
perikatan; dan
- Surat Keterangan dari Dokter Rumah Sakit Pemerintah, atau Rumah Sakit
Swasta.

6
REGULASI
Akuntan Publik
b. Alasan Lainnya
Suatu kondisi dimana seorang Akuntan Publik tidak dapat menjalankan tugas
sebagaimana biasanya dikarenakan adanya suatu alasan tertentu dan memilih
untuk mengajukan Cuti AP. Apabila permohonan Cuti AP disetujui, maka Akuntan
Publik bersangkutan tetap wajib mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL).
Permohonan ini harus melampirkan dokumen pendukung berupa:
- Bukti keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang masih berlaku;
- Surat pernyataan bermaterai cukup yang bersangkutan telah menyelesaikan
perikatan; dan
- Surat rekomendasi dari IAPI.

Contoh:
A adalah seorang Akuntan Publik. Tahun ke-2 sejak A memperoleh izin sebagai
seorang Akuntan Publik, A memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi selama beberapa tahun di Luar Negeri. Dikarenakan A tidak mampu
menjalankan tugas sebagai seorang Akuntan Publik sebagaimana biasanya,
maka A mengajukan permohonan Cuti AP.

Perlu diperhatikan bahwa Akuntan Publik yang sedang menjalani Cuti AP dengan
alasan apapun, tetap harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait Akuntan Publik yang berlaku. Diantaranya yaitu:
1. Dilarang memberikan jasa asurans, baik terlibat secara langsung maupun
menjadi Pihak Terasosiasi dalam Pemberian Jasa Asurans;
2. Dilarang menandatangani perikatan jasa asurans atau laporan pemberian jasa
asurans; dan
3. Tidak dapat menjadi menjadi Pemimpin KAP, maupun Pemimpin Cabang KAP.
Akuntan Publik yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada angka 1
dan/atau angka 2, dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin paling singkat
selama 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun.

IV. Pemberian Jasa Asurans Kembali Setelah Menjalani Cuti AP


Seorang Akuntan Publik yang sedang menjalani Cuti AP, hanya dapat memberikan
jasa asurans kembali setelah memperoleh persetujuan pemberian jasa asurans
kembali. Terdapat 2 (dua) kondisi dimana seorang Akuntan Publik dapat mengajukan
permohonan pemberian jasa asurans kembali, yaitu dalam hal:
a. Seorang Akuntan Publik ingin memberikan Jasa Asurans Kembali setelah masa
penghentian pemberian jasa asurans untuk sementara waktu berakhir

7
REGULASI
Akuntan Publik
b. Seorang Akuntan Publik ingin Memberikan Jasa Asurans Kembali sebelum masa
penghentian pemberian jasa asurans untuk sementara waktu berakhir
Permohonan sebagaimana dimaksud diajukan oleh Akuntan Publik yang
bersangkutan melalui sistem elektronik paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum
masa pemberian jasa asurans berakhir atau akan diakhiri, dan wajib melampirkan
dokumen bukti PPL dalam 1 (satu) tahun terakhir sebanyak 40 (empat puluh) SKP.
Akuntan Publik yang melanggar ketentuan ini, dikenakan sanksi administratif berupa
peringatan tertulis disertai kewajiban pemenuhan PPL untuk jangka waktu tertentu.
Perlu diperhatikan, apabila Akuntan Publik memberikan jasa asurans sebelum
memperoleh persetujuan pemberian jasa asurans kembali, maka kepada yang
bersangkutan dikenai sanksi berupa pembekuan izin.

V. Perpanjangan Izin Akuntan Publik


Izin Akuntan Publik diberikan kepada seseorang yang telah memiliki kompetensi dan
memenuhi kualifikasi, dengan jangka waktu selama 5 (lima) tahun sejak tanggal
ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan tentang Izin Akuntan Publik yang
bersangkutan. Izin Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dapat diperpanjang
dengan memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan, termasuk kewajiban untuk
menjaga kompetensi yang dimiliki oleh Akuntan Publik bersangkutan.
Permohonan Perpanjangan izin Akuntan Publik diajukan paling lambat yaitu 60 hari
kalender sebelum Izin Akuntan Publik berakhir, sedangkan paling cepat yaitu 180 hari
kalender sebelum Izin Akuntan Publik berakhir.
Apabila seorang Akuntan Publik terlambat mengajukan permohonan Perpanjangan
Izin Akuntan Publik, namun masih termasuk dalam grace period, maka permohonan
Perpanjangan Izin Akuntan Publik yang bersangkutan masih dapat diproses, dan
kepada yang bersangkutan dikenakan denda keterlambatan pengajuan
perpanjangan Izin Akuntan Publik. Permohonan Perpanjangan Izin Akuntan
Publiknya tidak akan diproses sebelum yang bersangkutan melunasi denda
dimaksud.
Apabila seorang Akuntan Publik mengajukan permohonan Perpanjangan Izin
Akuntan Publik setelah Izin Akuntan Publiknya berakhir, maka permohonan
Perpanjangan Izin Akuntan Publik yang bersangkutan ditolak. Dan apabila yang
bersangkutan tetap berkeinginan untuk menjadi Akuntan Publik, maka yang
bersangkutan dipersilakan mengajukan Permohonan Izin Akuntan Publik baru.

8
REGULASI
Akuntan Publik
Paling Cepat Paling Lambat
Diajukan 180 Hari Diajukan 60 Hari
Kalender Sebelum Kalender Sebelum Izin Akuntan Publik
Izin Berakhir Izin Berakhir Berakhir

180 60 Izin
Hari Hari Berakhir

Masa Pengajuan Perpanjangan Izin


Akuntan Publik
(Grace Periode)
Masa Penghitungan Denda
Keterlambatan Pengajuan
Perpanjangan Izin Akuntan Publik

Contoh Ilustratif :
Dion adalah seseorang Akuntan Publik yang telah mendapatkan Izin Akuntan Publik
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor XX/PMK.01/2013, tanggal 13 Mei
2013. Izin Akuntan Publik yang bersangkutan berlaku selama 5 (lima) tahun sejak
tanggal ditetapkan, yaitu berlaku sampai dengan tanggal 12 Mei 2018. Apabila Dion
ingin tetap menjadi Akuntan Publik, maka paling cepat tanggal 13 November 2017,
atau paling lambat 13 Maret 2018, Dion harus sudah mengajukan Permohonan
Perpanjangan Izin Akuntan Publik.
Apabila Dion mengajukan pada Grace Periode, yaitu antara tanggal 14 Maret 2018 s.d.
12 Mei 2018, maka permohonan yang bersangkutan dapat diproses lebih lanjut
setelah melunasi denda keterlambatan pengajuan permohonan Perpanjangan Izin
Akuntan Publik.
Sedangkan apabila Dion baru mengajukan pada tanggal 13 Mei 2018 atau lebih, maka
permohonan yang bersangkutan tidak dapat diproses mengingat Izin Akuntan
Publiknya sudah dinyatakan tidak berlaku.

Tanggal Izin Akuntan Publik → 13 Mei 2013


Tanggal Hari Terakhir Izin → 12 Mei 2018
Tanggal Paling Cepat Mengajukan → 13 November 2017
Tanggal Paling Lambat Mengajukan → 13 Maret 2018
Periode Pengajuan + Denda → 14 Maret 2018 s.d. 12 Mei 2018
Tanggal Izin Tidak Berlaku → 13 Mei 2018

9
REGULASI
Akuntan Publik
VI. Persyaratan Memiliki Ruang Kantor Terpisah Dari Kegiatan Lain pada Permohonan
Izin Usaha KAP dan Permohonan Izin Pendirian Cabang KAP
KAP dan Cabang KAP memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan informasi klien,
mengingat bidang pekerjaannya yang memang banyak memegang atau mengetahui
informasi keuangan perusahaan klien yang dapat berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup perusahaan klien dimaksud. Untuk meminimalisir terjadinya
kebocoran informasi, terutama yang dapat terjadi di lingkungan kantor, maka ruang
kantor yang akan digunakan untuk KAP atau Cabang KAP harus memenuhi
persyaratan “terisolasi dari kegiatan lain”, yang memiliki makna yaitu steril dari
kegiatan apapun, baik itu kegiatan rumah tangga, maupun kegiatan usaha lainnya.
Suatu ruangan dapat dikategorikan memenuhi persyaratan “Terisolasi dari kegiatan
lain” apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Apabila seluruh bangunan akan digunakan untuk kantor, dan semua akses masuk
ke dalam bangunan dimaksud memiliki pintu yang dapat dikunci, maka ruangan
dimaksud telah memenuhi ketentuan terisolasi.
2. Apabila suatu bangunan terdiri dari 2 (dua) lantai, dimana lantai 1 akan digunakan
untuk ruangan KAP atau cabang KAP, sedangkan lantai 2 akan digunakan untuk
kegiatan usaha lainnya, maka untuk dapat memenuhi ketentuan terisolasi,
ruangan KAP atau Cabang KAP di lantai 1, harus memiliki penyekat ruangan yang
memisahkan antara ruangan KAP atau Cabang KAP dengan akses bersama
menuju lantai 2, dan ruangan di lantai 2 pun harus memiliki penyekat ruangan.
3. Apabila ruangan KAP atau Cabang KAP akan menggunakan salah satu ruangan
pada rumah yang bercampur dengan kegiatan rumah tangga, maka untuk dapat
memenuhi ketentuan terisolasi, akses masuk menuju ruangan kantor dan
kegiatan rumah tangga harus berbeda, dan antara ruangan kantor dan kegiatan
rumah tangga harus memiliki penyekat ruangan.
4. Apabila ruangan KAP atau Cabang KAP akan menggunakan gedung perkantoran
yang disewakan kepada banyak perusahaan, maka untuk dapat memenuhi
ketentuan terisolasi, seluruh ruangan yang ada pada lantai dimana ruangan
kantor KAP atau cabang KAP berada, dan/atau ruangan yang berada pada
sekitaran akses menuju ruangan kantor KAP atau cabang KAP, harus memiliki
penyekat ruangan.
5. Kriteria penyekat ruangan sebagaimana dimaksud pada angka 2, angka 3, dan
angka 4 adalah sebagai berikut :
a. Memiliki ketinggian melebihi orang dewasa, sehingga apabila saat orang
dewasa melompat, tetap tidak dapat melihat kedalam ruangan. Akan lebih
baik apabila penyekat ruangan dimaksud sampai ke atap bangunan.

10
REGULASI
Akuntan Publik
b. Memiliki pintu yang dipasang pada penyekat dimaksud, dan harus dapat
dikunci.
c. Direkomendasikan penyekat ruangan dimaksud tidak bersifat transparan,
namun apabila memang tidak mendapatkan penyekat ruangan yang lain,
maka dapat ditutupi menggunakan kertas atau apapun sesuai kreativitas
pemohon.

VII. Penggunaan Nama KAP


Pada prinsipnya, nama KAP hanya dapat digunakan oleh 1 (satu) KAP di Indonesia,
sehingga apabila nama KAP dimaksud sudah digunakan, maka tidak dapat digunakan
kembali oleh KAP lain. Selain itu, berlaku juga ketentuan sebagai berikut :

1. Untuk KAP Perseorangan


a. Nama yang digunakan adalah nama Akuntan Publik yang mendirikan dan
mengelola KAP.
b. Nama yang digunakan tidak disertai dengan pencantuman gelar.
c. Tidak dapat menggunakan kata-kata “dan Rekan” atau “& Rekan”.
d. Dalam hal nama Akuntan Publik lebih dari 1 (satu) kata, nama KAP harus
menggunakan paling sedikit 1 (satu) kata yang merupakan bagian dari nama
lengkap Akuntan Publik dimaksud.
e. Tidak dapat digunakan oleh ahli waris ataupun oleh pihak manapun dalam
hal Akuntan Publik bersangkutan meninggal dunia atau mengundurkan diri
sebagai Akuntan Publik.

Contoh Ilustrasi :
Sumitomo Carnivor adalah seorang Akuntan Publik yang telah terdaftar, dan
akan mendirikan KAP dengan bentuk usaha Perseorangan. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka alternatif nama KAP yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut :
- KAP Sumitomo Carnivor;
- KAP Sumitomo; atau
- KAP Carnivor.

2. KAP Persekutuan Perdata dan Firma


a. Nama yang digunakan adalah nama salah seorang atau beberapa Akuntan
Publik yang merupakan Rekan pada KAP dimaksud.
b. Nama yang digunakan tidak disertai dengan pencantuman gelar.

11
REGULASI
Akuntan Publik
c. Dalam hal terdapat Rekan Non Akuntan Publik pada KAP dimaksud, maka
nama Rekan Non Akuntan Publik dimaksud tidak dapat dijadikan nama KAP.
d. Penggunaan kata “dan Rekan” atau “& Rekan” hanya dapat digunakan
dalam hal tidak seluruh Akuntan Publik yang merupakan Rekan pada KAP,
dicantumkan namanya sebagai nama KAP.
e. Dalam hal nama Akuntan Publik lebih dari 1 (satu) kata, nama KAP harus
menggunakan paling sedikit 1 (satu) kata yang merupakan bagian dari nama
lengkap Akuntan Publik dimaksud.
f. Nama Akuntan Publik yang telah meninggal dunia, dapat tetap
dipertahankan sebagai nama atau bagian nama KAP, setelah mendapat
persetujuan tertulis yang disahkan dengan Akta Notaris dari ahli waris
Akuntan Publik yang meninggal dunia tersebut.
g. Nama Akuntan Publik yang telah mengundurkan diri sebagai Akuntan Publik,
dapat tetap dipertahankan sebagai nama atau bagian nama KAP, setelah
mendapat persetujuan tertulis yang disahkan dengan Akta Notaris dari yang
bersangkutan.

Contoh Ilustrasi :
Sumitomo Carnivor, dan Jaradi Abdi adalah 2 (dua) orang Akuntan Publik yang
telah terdaftar, dan akan mendirikan KAP dengan bentuk usaha Persekutuan
Perdata atau Firma. Sehubungan dengan hal tersebut, maka alternatif nama KAP
yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
- KAP Sumitomo Carnivor dan Jaradi Abdi;
- KAP Sumitomo dan Jaradi;
- KAP Sumitomo, atau KAP Jaradi;
- KAP Sumitomo Carnivor & Rekan;
- KAP Jaradi Abdi & Rekan

VIII. Kode QR dan Pendaftaran Laporan Auditor Independen


Untuk menciptakan dukungan big data yang komprehensif dan akurat, serta untuk
melindungi Akuntan Publik maupun para pengguna jasa dari suatu tindak pidana,
baik itu dari pemalsuan Laporan Auditor Independen (LAI), penerbitan LAI oleh
Akuntan Publik palsu, dan hal lainnya yang dapat merugikan Akuntan Publik,
pengguna jasa, masyarakat umum dan juga pemerintah, diperlukan adanya suatu
upaya untuk memudahkan seluruh pihak terkait dalam melakukan konfirmasi
mengenai suatu LAI yang diterbitkan oleh KAP.

12
REGULASI
Akuntan Publik
Menindaklanjuti hal tersebut, dalam PMK-186 telah diatur bahwa seluruh KAP wajib
mendaftarkan LAI melalui sistem elektronik yang dikelola oleh PPPK pada setiap
penerbitan LAI. Setelah melakukan pendaftaran, KAP akan memperoleh kode QR
yang kemudian wajib diletakkan pada lembar yang sama dengan tanda tangan opini
Akuntan Publik. Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan ini, dikenai sanksi administratif.

Secara singkat proses tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:


1. KAP menerbitkan LAI;
2. Pendaftaran LAI untuk memperoleh kode QR;
3. Kode QR dicantumkan pada LAI yang telah ditandatangani dan di-unggah pada
sistem PPPK; dan
4. LAI diserahkan pada klien.

IX. Jenis Pemeriksaan Terhadap Akuntan Publik, KAP dan/atau Cabang KAP
Menteri Keuangan melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan melakukan
pemeriksaan untuk melakukan pengawasan terhadap Akuntan Publik, KAP, dan/atau
Cabang KAP. Adapun jenis pemeriksaan berdasarkan PMK-186 yaitu sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Reguler
Pemeriksaan reguler adalah pemeriksaan berkala yang dilakukan berdasarkan
rencana pemeriksaan tahunan.
2. Pemeriksaan Tematik
Pemeriksaan tematik adalah pemeriksaan berkala yang dilakukan dengan
lingkup pemeriksaan tertentu berdasarkan kebijakan Kepala Pusat, yang dapat
ditetapkan dalam rencana pemeriksaan tahunan.
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan apabila:
a. hasil pemeriksaan reguler, pemeriksaan tematik, dan/ atau pemeriksaan
khusus sebelumnya memerlukan tindak lanjut; atau
b. terdapat pengaduan masyarakat atau informasi yang layak ditindaklanjuti.

X. Jenis Pelanggaran dan Sanksi Administratif


1. Pelanggaran Ringan adalah:
a. pelanggaran yang berpotensi berpengaruh tidak signifikan terhadap
laporan pemberian jasa atau hasil (output) atas jasa yang diberikan; atau

13
REGULASI
Akuntan Publik
b. pelanggaran dalam pemberian jasa asurans dikarenakan tidak terdapat
dokumen perikatan jasa asurans yang dibuat oleh KAP yang bersangkutan
Sanksi terhadap Pelanggaran Ringan berupa:
a. Sanksi Rekomendasi Untuk Melaksanakan Kewajiban Tertentu; atau
b. Sanksi Peringatan Tertulis

2. Pelanggaran Sedang adalah:


pelanggaran yang berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan
pemberian jasa atau hasil (output) atas jasa yang diberikan.
Sanksi terhadap Pelanggaran Sedang berupa:
a. Sanksi Pembatasan Pemberian Jasa Kepada Suatu Jenis Entitas Tertentu
b. Sanksi Pembatasan Pemberian Jasa Tertentu

3. Pelanggaran Berat adalah:


a. pelanggaran yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap laporan
pemberian jasa atau hasil (output) atas jasa yang diberikan; dan/atau
b. pelanggaran dalam pemberian jasa asurans dikarenakan tidak membuat
kertas kerja secara memadai.
Sanksi terhadap Pelanggaran Berat berupa: Pembekuan Izin

4. Pelanggaran Sangat Berat adalah:


a. pelanggaran yang berpotensi berpengaruh sangat signifikan terhadap
laporan pemberian jasa atau hasil (output) atas jasa yang diberikan;
dan/atau
b. pelanggaran dalam pemberian jasa asurans dikarenakan tidak
melaksanakan prosedur atau tidak membuat kertas kerja.
Sanksi terhadap Pelanggaran Sangat Berat berupa: Pencabutan Izin.

XI. Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)


Pada prinsipnya, Akuntan Publik diharapkan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kompetensinya dengan mengikuti PPL (sebanyak 40 SKP / tahun).
Namun terdapat beberapa hal mengenai PPL yang diatur secara spesifik sesuai
dengan kebutuhan, yaitu:
1. Persyaratan PPL saat mau melakukan perpanjangan izin Akuntan Publik, yaitu:
Seluruh Akuntan Publik yang ingin mengajukan permohonan perpanjangan izin
Akuntan Publik, wajib memenuhi persyaratan mengenai PPL yaitu sekurang-
kurangnya 120 SKP dalam 3 tahun terakhir.

14
REGULASI
Akuntan Publik
2. Persyaratan PPL saat mau memberikan jasa asurans kembali, yaitu:
Seluruh Akuntan Publik yang ingin memberikan jasa asurans kembali setelah
menjalani penghentian pemberian jasa asurans untuk sementara waktu, wajib
memenuhi persyaratan PPL yaitu 40 SKP dalam 1 tahun terakhir.
3. Pengenaan Sanksi Atas Pelanggaran Kewajiban Pemenuhan SKP setiap tahun,
yaitu:
Akuntan Publik wajib mengikuti PPL setiap tahun (kecuali memenuhi persyaratan
dikecualikan), dengan memenuhi kriteria yaitu sekurang-kurangnya 30 SKP dari
PPL terstruktur dan sebanyak-banyaknya 10 SKP dari PPL tidak terstruktur.
Akuntan Publik yang tidak memenuhi kewajiban PPL sebagaimana dimaksud
dikenakan sanksi administratif.

XII. Persyaratan Administrasi Lainnya


1. Kertas Kerja
Dalam memberikan jasanya, Akuntan Publik wajib membuat kertas kerja dan
bertanggung jawab atas kertas kerja dimaksud. Adapun kertas kerja yang dibuat
wajib menggambarkan proses dan hasil kerja Akuntan Publik, dan disusun secara
memadai sesuai dengan SPAP. Akuntan Publik yang tidak memenuhi ketentuan
ini akan dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin paling singkat
selama 1 (satu) tahun dan paling lama selama 2 (dua) tahun.
2. Laporan Perubahan SPM
Guna proses pembinaan dan pengawasan yang lebih akurat dan tepat sasaran,
KAP wajib melaporkan perubahan Sistem Pengendalian Mutu KAP paling lambat
30 hari sejak terjadinya perubahan. KAP yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud akan dikenai sanksi administratif berupa peringatan tertulis
3. Tenaga Kerja Profesional Pemeriksa
KAP dan cabang KAP wajib mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja
profesional pemeriksa di bidang akuntansi yang tidak sedang menjadi tenaga
kerja profesional pemeriksa pada KAP atau cabang KAP lain. KAP atau Cabang
KAP yang melanggar ketentuan ini, dikenakan sanksi administratif berupa
peringatan tertulis.
4. Penyeragaman Pasfoto
Seluruh Pasfoto yang wajib disertakan dalam permohonan perizinan atau
persetujuan sebagaimana dimaksud dalam PMK-186, yaitu Pasfoto berwarna
terbaru dengan rasio aspek 4:6 yang memenuhi ketentuan:
a. Berlatar belakang putih;
b. Posisi badan dan kepala tegak lurus menghadap kamera; dan

15
REGULASI
Akuntan Publik
c. Untuk laki-laki mengenakan kemeja, jas dan berdasi, sedangkan untuk
perempuan mengenakan kemeja/blus dan blazer.

XIII. Pembayaran Biaya PNBP


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
berlaku di lingkungan Kementerian Keuangan, telah ditetapkan besaran biaya yang
akan dibebankan kepada pemohon sesuai dengan jenis permohonan atau
persetujuan yang akan diajukan. Biaya dimaksud akan masuk dalam komponen
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan rincian sebagai berikut :

No Jenis PNBP Satuan Tarif

A. Biaya Perizinan

1 Izin Akuntan Publik Per izin Rp1.000.000,-

2 Perpanjangan Izin Akuntan Publik Per izin Rp1.000.000,-

3 Izin Usaha KAP :

a. Perseorangan Per izin Rp1.500.000,-

b. Jumlah Rekan 2-4 orang Per izin Rp3.000.000,-

c. Jumlah Rekan 5 orang atau lebih Per izin Rp6.000.000,-

4 Izin Pendirian Cabang KAP Per izin Rp2.000.000,-

No Jenis PNBP Satuan Tarif

B. Biaya Persetujuan

1 Persetujuan Pencantuman Nama Per Rp5.000.000,-


KAPA atau OAA bersama-sama Persetujuan
dengan Nama KAP

2 Persetujuan Pendaftaran KAP atau Per Rp10.000.000,-


OAA Persetujuan

B. Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ)

I. Ketentuan Internal Penerapan PMPJ


Akuntan atau Akuntan Publik wajib menyusun ketentuan internal tentang
pelaksanaan PMPJ pada KJA atau KAP, baik dimasukkan dalam Sistem Pengendalian
Mutu (SPM) KJA atau KAP, maupun disusun dalam bentuk pedoman lainnya, paling
sedikit mengenai:

16
REGULASI
Akuntan Publik
1. Prosedur penerapan PMPJ, paling sedikit memuat langkah-langkah penerapan
PMPJ. (apabila ketentuan ini akan dimasukkan dalam SPM, maka dapat
dimasukkan dalam bagian yang mengatur mengenai penerimaan dan
keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu);
2. Prosedur pemantauan dan pengawasan kepatuhan PMPJ untuk menjamin
terlaksananya PMPJ, meliputi:
a. Manajemen yang melakukan pengawasan kepatuhan atas penerapan PMPJ;
b. Fungsi yang bersifat independen atas penerapan PMPJ.
(Apabila ketentuan ini akan dimasukkan dalam SPM, maka dapat dimasukkan
dalam bagian yang mengatur mengenai Pemantauan) ; dan
3. Prosedur penerimaan dan pelatihan pegawai, meliputi :
a. Prosedur penyaringan dalam rangka penerimaan karyawan baru (pre
employee screening);
b. Pengenalan dan pemantauan terhadap profil karyawan;
c. Program pelatihan bagi pegawai secara berkesinambungan.
(apabila ketentuan ini akan dimasukkan dalam SPM, maka dapat dimasukkan
dalam bagian yang mengatur mengenai Sumber Daya Manusia).

II. Langkah-Langkah Penerapan PMPJ


1. Pertama: Pemetaan Ruang Lingkup Jasa
Pada saat penerimaan penugasan dari Pengguna Jasa, Akuntan atau Akuntan
Publik harus terlebih dahulu memperhatikan ruang lingkup pemberian jasa,
apakah jasa dimaksud termasuk dalam lingkup penerapan PMPJ, meliputi:
a. pembelian dan penjualan properti;
b. pengelolaan terhadap uang, efek, dan/ atau produk jasa keuangan lainnya;
c. pengelolaan rekening giro, rekening tabungan, rekening deposito, dan/ atau
rekening efek;
d. pengoperasian dan pengelolaan perusahaan; atau
e. pendirian, pembelian, dan penjualan badan hukum.
Dalam hal jasa yang akan diberikan tidak termasuk salah satu poin di atas, maka
seluruh jasa profesional yang diberikan oleh Akuntan dan Akuntan Publik
termasuk dalam kategori PMPJ berisiko rendah (PMPJ Sederhana) dan dapat
tidak diterapkan analisis risiko.

17
REGULASI
Akuntan Publik
2. Kedua: Komunikasikan Dengan Pengguna Jasa
Akuntan atau Akuntan Publik harus mengkomunikasikan kepada Pengguna Jasa,
dan menginformasikan bahwa akan ada prosedur dan data yang disampaikan
kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Setelah
Pengguna Jasa setuju untuk menerapkan PMPJ, Akuntan atau Akuntan Publik
harus mencari informasi, minimal bertanya apakah Pengguna Jasa melakukan
transaksi bertindak untuk dirinya sendiri, atau untuk dan atas nama Beneficial
Owner (BO).
Dalam hal Pengguna Jasa menolak untuk mengikuti prosedur PMPJ, maka
Akuntan atau Akuntan Publik wajib memutuskan hubungan usaha dengan
Pengguna Jasa kemudian melaporkannya kepada PPATK.

3. Ketiga: Analisis Risiko Pengguna Jasa Dan/Atau Beneficial Owner


Akuntan atau Akuntan Publik harus memastikan terlebih dahulu bahwa
Pengguna Jasa dan/atau BO tidak termasuk dalam Daftar Terduga Teroris dan
Organisasi Teroris (DTTOT) dan Daftar Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah
Massal (Proliferasi WMD) sebagaimana disediakan oleh PPATK melalui laman
https://www.ppatk.go.id/link/read/23/dttot-proliferasi-wmd.html.
Setelah itu, Akuntan atau Akuntan Publik harus melakukan analisis risiko
terhadap Pengguna Jasa dan/atau BO, apakah termasuk risiko rendah, sedang,
atau tinggi. Analisis dilakukan dengan professional judgement yang didasarkan
pada panduan dokumen Penilaian Risiko Sektoral Akuntan dan Akuntan Publik
yang diterbitkan Kementerian Keuangan maupun berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya. Kategori risiko yang telah ditetapkan
perlu dimutakhirkan secara berkala sesuai dengan perkembangan terakhir.
Yang dimaksud Beneficial Owner (pemilik manfaat) adalah setiap orang yang:
a. Memiliki hak atas dan/atau menerima manfaat tertentu yang berkaitan
dengan Transaksi Pengguna Jasa baik secara langsung maupun tidak
langsung;
b. Merupakan pemilik sebenarnya dari harta kekayaan yang berkaitan dengan
Transaksi Pengguna Jasa;
c. Mengendalikan Transaksi Pengguna Jasa;
d. Memberikan kuasa untuk melakukan Transaksi;
e. Mengendalikan Korporasi dan perikatan lainnya (legal arrangements);
dan/atau
f. Merupakan pengendali akhir dari Transaksi yang dilakukan melalui Korporasi
atau berdasarkan suatu perjanjian.

18
REGULASI
Akuntan Publik
Kategori penilaian risiko Pengguna Jasa dan/atau BO dapat terdiri dari beberapa
profil sebagai berikut:
1) Profil Pengguna Jasa dan/atau BO

No Profil Pengguna Jasa dan/atau BO Kategori Risiko

1 Pejabat Lembaga Legislatif dan Pemerintah Tinggi

2 Politically Exposed Persons Tinggi

3 Direksi, Komisaris dan Pejabat Struktural lainnya pada


Tinggi
BUMN/BUMD

4 Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri Tinggi

5 Jaksa / Penyidik / Panitera Pengadilan Tinggi

6 Pimpinan / Bendaharawan Proyek Tinggi

7 Pejabat yang membidangi sektor minyak, gas, mineral


Tinggi
dan batura bara

8 Pengurus partai politik atau anggota partai politik Tinggi

9 Pegawai BUMN / BUMD (termasuk pensiunan) Tinggi

10 Partai Politik Tinggi

11 Korporasi Non UMKM Tinggi

12 BUMN / BUMD Tinggi

13 Pengusaha/ Wiraswasta Menengah

14 Yayasan Menengah

15 Pegawai Swasta Menengah

16 PNS (termasuk pensiunan) Menengah

17 Profesional dan Konsultan Menengah

18 TNI/Polri (termasuk pensiunan) Menengah

19 Pegawai Lembaga Keuangan Lain Menengah

20 Pegawai Bank Menengah

21 Perkumpulan Menengah

22 Korporasi UMKM Menengah

23 Instansi Pemerintah Menengah

24 Pengajar dan Dosen Rendah

25 Pedagang Rendah

19
REGULASI
Akuntan Publik
No Profil Pengguna Jasa dan/atau BO Kategori Risiko

26 Pegawai Money Changer Rendah

27 Ibu Rumah Tangga Rendah

28 Pengurus/Pegawai LSM/organisasi tidak berbadan


Rendah
hukum lainnya

29 Pengurus dan pegawai yayasan/lembaga berbadan


Rendah
hukum lainnya

30 Ulama/Pendeta/ Pimpinan organisasi dan kelompok


Rendah
keagamaan

31 Pelajar/Mahasiswa Rendah

32 Buruh, Pembantu Rumah Tangga dan Tenaga


Rendah
Keamanan

33 Petani dan Nelayan Rendah

34 Pengrajin Rendah

35 Lain-Lain Rendah

2) Profil Bisnis Pengguna Jasa dan/atau BO

No Profil Bisnis Kategori Risiko

1 Perdagangan Kendaraan Bermotor Tinggi

2 Properti Tinggi

3 Perbankan Umum Tinggi

4 Perdagangan Valuta Asing Tinggi

5 Pertambangan dan Energi Tinggi

6 Penyelenggara Transfer Dana Menengah

7 Perbankan Perkreditan Rakyat Menengah

8 Dana Pensiun Menengah

9 Perdagangan Berjangka Komoditi Menengah

10 Asuransi Jiwa Menengah

11 Simpan Pinjam oleh Koperasi Menengah

12 Pelelangan Menengah

13 Jasa Pembiayaan Menengah

20
REGULASI
Akuntan Publik
No Profil Bisnis Kategori Risiko

14 Perdagangan Permata dan Perhiasan / Logam Mulia Menengah

15 Asuransi Kerugian Menengah

16 Kehutanan Menengah

17 Pegadaian Menengah

18 Manufaktur Menengah

19 Penyelenggara E-Money dan/atau E-Wallet Rendah

20 Perantara Pedagang Efek Rendah

21 Manajemen Investasi Rendah

22 Bank Kustodian Rendah

23 Penjamin Emisi Efek Rendah

24 Dana Pensiun Lembaga Keuangan Rendah

25 Lembaga Pembiayaan Ekspor Rendah

26 Perposan Sebagai Penyedia Jasa Giro Rendah

27 Asuransi Pialang Rendah

28 Perdagangan Barang dan/atau Jasa Lainnya Rendah

29 Sewa Guna Rendah

30 Modal Ventura Rendah

31 Anjak Piutang Rendah

32 Konstruksi Rendah

33 Perencanaan Keuangan Rendah

34 Transportasi dan Telekomunikasi Rendah

35 Hotel dan Pariwisata Rendah

36 Pertanian, Perkebunan Peternakan, & Perikanan Rendah

3) Profil Domisili Pengguna Jasa dan/atau BO

No Profil Domisili Pengguna Jasa dan/atau BO Kategori Risiko

Domestik

1 DKI Jakarta Tinggi

2 Sumatera Utara Tinggi

21
REGULASI
Akuntan Publik
No Profil Domisili Pengguna Jasa dan/atau BO Kategori Risiko

3 Jawa Timur Tinggi

4 Jawa Barat Sedang

5 Papua Sedang

6 Riau Sedang

7 Bali Sedang

8 Daerah lainnya Rendah

Luar Negeri

1 Tax Haven Country Tinggi

2 Malaysia Tinggi

3 Singapura Tinggi

4 Jepang Tinggi

5 Thailand Tinggi

6 Amerika Serikat Tinggi

7 India Tinggi

8 Arab Saudi Tinggi

9 China Tinggi

10 Uni Emirat Arab Tinggi

11 Hong Kong Tinggi

12 Australia Menengah

13 Kamboja Menengah

14 Yordania Menengah

15 Taiwan Menengah

16 Laos Menengah

17 Lainnya Rendah

Namun demikian, dalam analisis risiko yang dilakukan Akuntan atau Akuntan
Publik, Pengguna Jasa dan/atau BO harus otomatis dimasukkan dalam kategori
berisiko tinggi dalam hal memenuhi kriteria berikut:

22
REGULASI
Akuntan Publik
1) Orang yang Populer Secara Politis (Politically Exposed Person / PEP), yaitu
orang perseorangan yang memiliki atau pernah memiliki kewenangan publik
pada :
a) Lembaga yang memiliki kewenangan di bidang eksekutif, yudikatif,
legislatif;
b) Negara asing/yurisdiksi asing; atau
c) Organisasi Internasional.

Yang termasuk ke dalam orang yang popular secara politis dapat berupa :
a) Pejabat Negara
b) Pimpinan Instansi Pemerintah setingkat atau setara eselon I
c) Pejabat yang memiliki fungsi strategis, meliputi :
i. Direksi, komisaris dan pejabat struktural lainnya pada BUMN atau
BUMD;
ii. Pimpinan perguruan tinggi negeri;
iii. Pejabat eselon 1 dan pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil,
militer dan kepolisian;
iv. Jaksa;
v. Penyidik;
vi. Panitera Pengadilan;
vii. Pimpinan dan bendaharawan proyek;
viii. Pejabat yang membidangi sektor minyak dan gas;
ix. Pejabat yang membidangi sektor mineral dan batu bara; dan
x. Pimpinan komisi yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
d) Pejabat yang berdasarkan ketentuan diwajibkan menyampaikan Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN):
i. Pejabat Eselon II dan pejabat lain yang disamakan fungsi strategis di
lingkungan instansi pemerintah dan/atau lembaga negara;
ii. Semua kepala kantor di lingkungan Kementerian Keuangan;
iii. Pemeriksa bea dan cukai;
iv. Pemeriksa pajak;
v. Auditor;
vi. Pejabat yang mengeluarkan perizinan;
vii. Pejabat atau kepala unit pelayanan masyarakat;
viii. Pejabat pembuat regulasi;

23
REGULASI
Akuntan Publik
ix. Pejabat yang menduduki jabatan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi sebagai jabatan rawan korupsi, kolusi dan nepotisme dan
diwajibkan menyampaikan LHKPN kepada KPK.
e) Pengurus partai politik atau anggota partai politik.

2) Pihak-pihak yang terkait dengan PEP, meliputi :


a) Perusahaan yang dimiliki atau dikelola oleh PEP;
b) Anggota keluarga PEP sampai dengan derajat kedua; dan/atau
c) Pihak yang secara umum dan diketahui publik mempunyai hubungan
dekat dengan PEP.
3) Pengguna Jasa atau BO melakukan transaksi dengan pihak dari negara
berisiko tinggi sesuai daftar rekomendasi Financial Action Task Force (FATF).
(Kategori PEP, pihak terkait dengan PEP, dan Negara berisiko tinggi mengacu
pada ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kategori
pengguna jasa yang berpotensi melakukan tindak pidana pencucian uang).

4. Keempat: Prosedur PMPJ


Pelaksanaan prosedur PMPJ terdiri dari proses identifikasi, verifikasi dan
pemantauan transaksi.
a. Identifikasi Pengguna Jasa dan/atau BO
Identifikasi adalah permintaan informasi dan dokumen identitas atas
Pengguna Jasa dan/atau BO, dengan ketentuan:
1) Jika Pengguna Jasa bertindak untuk diri sendiri, maka proses Identifikasi
dilakukan hanya pada Pengguna Jasa.
2) Jika Pengguna Jasa bertindak untuk dan atas nama BO, maka proses
Identifikasi dilakukan pada Pengguna Jasa sekaligus pada BO.
Akuntan atau Akuntan Publik harus melakukan pertemuan langsung (tatap
muka) dengan Pengguna Jasa pada awal melakukan hubungan usaha dalam
rangka meyakini kebenaran identitas Pengguna Jasa.
Proses Identifikasi dilakukan sesuai dengan kategori risiko yang telah
dianalisis terhadap Pengguna Jasa dan/atau BO, terdiri dari:
1) Proses Identifikasi Pengguna Jasa dan/atau BO Berisiko Rendah
Pada Pengguna Jasa dan/atau BO berisiko rendah, dilakukan proses
PMPJ Sederhana (simple customer due dilligence), dengan informasi dan
dokumen sekurang-kurangnya:
a) Pengguna Jasa dan/atau BO Perorangan
- nama lengkap;

24
REGULASI
Akuntan Publik
- nomor identitas kependudukan atau paspor;
- tempat dan tanggal lahir; dan
- alamat tempat tinggal yang tercantum dalam kartu identitas.
b) Pengguna Jasa dan/atau BO Korporasi
- nama korporasi;
- alamat dan nomor telepon; dan
- dokumen identitas pihak yang ditunjuk mempunyai
wewenang bertindak untuk dan atas nama Korporasi.
PMPJ Sederhana tidak boleh dilakukan apabila terdapat dugaan terjadi
transaksi pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme, atau ketika
kategori risiko meningkat menjadi berisiko menengah atau tinggi.

2) Proses Identifikasi Pengguna Jasa dan/atau BO Berisiko Sedang


Pada Pengguna Jasa dan/atau BO berisiko sedang, dilakukan proses
PMPJ (customer due dilligence), dengan informasi dan dokumen
sekurang-kurangnya:

Pengguna Jasa Beneficial Owner


Dokumen dan Informasi
Perorangan Korporasi Perorangan Korporasi

Nama lengkap ✓ ✓ ✓ ✓
Nomor identitas
✓ ✓
kependudukan/paspor atau
Surat keputusan pengesahan
✓ ✓
badan hukum
Ternpat dan tanggal lahir ✓ ✓
Kewarganegaraan ✓ ✓
Bentuk badan usaha ✓ ✓
Bidang usaha ✓ ✓
Alamat yang tercantum dalam
✓ ✓
kartu identitas
Alamat terkini termasuk nomor
✓ ✓ ✓
telepon
Alamat di negara asal untuk
✓ ✓
warga negara asing
Pekerjaan ✓
Sumber dana ✓ ✓
Tujuan transaksi ✓ ✓
Wewenang bertindak untuk

dan atas nama Korporasi

25
REGULASI
Akuntan Publik
Pengguna Jasa Beneficial Owner
Dokumen dan Informasi
Perorangan Korporasi Perorangan Korporasi

Hubungan hukum antara


✓ ✓
Pengguna Jasa dengan BO
Pernyataan tertulis dari
Pengguna Jasa mengenai
✓ ✓
kebenaran identitas maupun
sumber dana BO

3) Proses Identifikasi Pengguna Jasa dan/atau BO Berisiko Tinggi


Pada Pengguna Jasa dan/atau BO berisiko tinggi, dilakukan proses PMPJ
Mendalam (enhanced due dilligence), dengan informasi dan dokumen
sekurang-kurangnya:

Pengguna Jasa Beneficial Owner


Dokumen dan Informasi
Perorangan Korporasi Perorangan Korporasi

Nama lengkap ✓ ✓ ✓ ✓
Nomor identitas
✓ ✓
kependudukan/paspor atau
Surat keputusan pengesahan
✓ ✓
badan hukum
Ternpat dan tanggal lahir ✓ ✓
Kewarganegaraan ✓ ✓
Bentuk badan usaha ✓ ✓
Bidang usaha ✓ ✓
Alamat yang tercantum dalam
✓ ✓
kartu identitas
Alamat terkini termasuk
✓ ✓ ✓
nomor telepon
Alamat di negara asal untuk
✓ ✓
warga negara asing
Pekerjaan ✓
Sumber dana ✓ ✓
Sumber kekayaan ✓ ✓
Tujuan transaksi ✓ ✓
Tujuan hubungan usaha

dengan pihak-pihak terkait
Wewenang bertindak untuk

dan atas nama Korporasi

26
REGULASI
Akuntan Publik
Pengguna Jasa Beneficial Owner
Dokumen dan Informasi
Perorangan Korporasi Perorangan Korporasi

Hubungan hukum antara


✓ ✓
Pengguna Jasa dengan BO
Pernyataan tertulis dari
Pengguna Jasa mengenai
✓ ✓
kebenaran identitas maupun
sumber dana BO

Selain permintaan informasi dan dokumen di atas, dalam PMPJ


Mendalam juga dilakukan :
a) pengawasan lebih lanjut dan atas hubungan usaha dan pemilihan
pola Transaksi yang memerlukan penelaahan lebih lanjut;
b) identifikasi secara berulang kali sampai ada keyakinan bahwa
informasi yang diberikan adalah benar.
b. Verifikasi Pengguna Jasa
Setelah proses identifikasi, Akuntan atau Akuntan Publik melakukan verifikasi
terhadap informasi dan dokumen yang diberikan dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Wawancara untuk meminta keterangan dari Pengguna Jasa;
2) Pengecekan kebenaran formil melalui konfirmasi kepada instansi yang
menerbitkan dokumen Pengguna Jasa; dan
3) Meminta kepada Pengguna Jasa untuk memberikan dokumen
pendukung yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang jika terdapat
keraguan pada Akuntan atau Akuntan Publik.

c. Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa


Akuntan atau Akuntan Publik kemudian harus melakukan pemantauan
transaksi Pengguna Jasa sesuai dengan lingkup jasa yang sedang diberikan
oleh Akuntan atau Akuntan Publik, dengan prosedur sebagai berikut:
1) Melihat tata cara pembayaran transaksi baik tunai atau pun non tunai,
pelaku transaksi, nominal transaksi, dan/atau tanggal transaksi;
2) Melakukan upaya pengkinian data, informasi, dan/ atau dokumen
pendukung jika terdapat perubahan.

5. Kelima: Penatausahaan Dokumen Dan Sistem Pencatatan


a. Seluruh dokumen Pengguna Jasa dan pihak lain yang terkait (meliputi
identitas, formulir hubungan usaha, dan dokumen korespondensi) wajib
disimpan 5 (lima) tahun sejak berakhirnya hubungan usaha dengan Pengguna
Jasa. Dokumen dan informasi tersebut wajib diserahkan apabila diminta oleh

27
REGULASI
Akuntan Publik
PPPK, PPATK dan/atau otoritas lain yang berwenang, paling lama 3 (tiga) hari
sejak menerima surat permintaan resmi.
b. Akuntan atau Akuntan Publik wajib memiliki sistem informasi dan pencatatan
transaksi (baik manual maupun terkomputerisasi) yang dapat
mengidentifikasi, memantau, dan menyediakan laporan mengenai
karakteristik Transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa.

6. Keenam: Pelaporan
a. Akuntan atau Akuntan Publik wajib melaporkan kepada PPATK dalam hal
menemukan Transaksi Keuangan Mencurigakan.
b. Akuntan atau Akuntan Publik wajib memutuskan hubungan usaha dengan
Pengguna Jasa dan melaporkannya kepada PPATK sebagai Transaksi
Keuangan Mencurigakan jika:
1) Pengguna Jasa menolak untuk mengikuti prosedur PMPJ; atau
2) meragukan kebenaran informasi yang disampaikan oleh Pengguna
Jasa.
c. Pelaporan informasi atas penerapan PMPJ dilakukan melalui aplikasi Go AML
pada laman https://goaml.ppatk.go.id/

III. Panduan Aplikasi Pelaporan Go AML


Terhitung mulai 1 Februari 2021, aplikasi GRIPS (Gathering Reports and Information
Processing System) sebagai sarana penyampaian laporan dari Pihak Pelapor akan
ditutup, dan digantikan dengan aplikasi goAML. Aplikasi goAML adalah sistem
terintegrasi dan modular yang dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan Unit
Intelijen Keuangan atau Financial Intelligence Unit (FIU). Aplikasi goAML dijalankan
mulai dari proses pengumpulan (collection); pemeriksaan (collation); analisis
(analysis) yang berdasarkan pada aturan, skor risiko, dan profiling, workflow kasus
sampai pada diseminasi intelijen.
Data seperti laporan dan informasi yang dikirim oleh lembaga keuangan masuk ke
dalam database hingga dapat diakses oleh divisi kepatuhan dan analisis FIU, dan
selanjutnya dianalisis di dalam sistem goAML.
Aplikasi goAML juga dapat memproses dan menganalisis volume banyaknya laporan
transaksi keuangan mencurigakan ataupun laporan transaksi keuangan tunai dari
jenis laporan apapun yang masuk ke dalam sistem.
Laporan yang masuk ke dalam aplikasi goAML melengkapi seluruh informasi yang
diperlukan untuk analisis mulai dari data organisasi Pihak Pelapor, rincian transaksi
pengguna jasa dengan kerangka waktu tertentu (multiple time frames). Selain itu,
aplikasi goAML juga dapat digunakan untuk pelaporan dan diseminasi di luar dari

28
REGULASI
Akuntan Publik
industri keuangan seperti halnya laporan dari Penyedia Barang dan/ atau Jasa,
Laporan CBCC, Laporan IFTI, Laporan dari Profesi, dan lain sebagainya.
Panduan ini digunakan oleh pengguna dari organisasi yang bekerja sama dengan FIU
PPATK seperti Penyedia Jasa Keuangan, Penyedia Barang dan/atau Jasa, Profesi,
Stakeholder, dan lainnya, sedemikian sehingga dapat memiliki akses untuk masuk ke
aplikasi WEB goAML

1. Registrasi
a. Masuk ke Home Page goAML
Aplikasi goAML digunakan sebagai aplikasi pelaporan dan sarana
komunikasi antara PPATK dengan Pihak Pelapor dan pihak berkepentingan
lainnya (Stakeholder) yang dapat diakses di alamat
https://goaml.ppatk.go.id. Di bawah ini adalah halaman muka/utama (home
page) aplikasi goAML yang akan muncul setelah alamat tersebut dibuka.
b. Registrasi Organisasi web goAML
Proses registrasi organisasi terdari dari 2 (dua) bagian yang tidak
terpisahkan yaitu:
1) Pengisian data organisasi Pihak Pelapor
Pada proses ini, Pihak Pelapor menunjuk stafnya sebagai Petugas
Administrator, yang selanjutnya disebutkan sebagai Admin Pihak
Pelapor. Admin Pihak Pelapor akan melakukan proses registrasi dengan
mengisi/menginput dan melengkapi data organisasinya pada setiap
field yang tersedia dalam formulir.
Untuk memulai mengisi field, maka Admin harus mengklik “Registrasi
Organisasi”, kemudian akan muncul formulir registrasi untuk
organisasi. Field-field yang diisi adalah sebagai berikut:
a) Bagian Jenis Registrasi
b) Registrasi Organisasi, meliputi: jenis bisnis, penyedia jasa
keuangan, nama organisasi, akronim, nomor izin, kode swif, nama
komersial, bentuk korporasi, kota/kabupaten, provinsi, negara,
nama korporasi induk, nama lengkap Administrator, e-mail, URL,
informasi telepon, informasi alamat,
2) Pengisian data administrator
Setelah proses pengisian data organisasi dilakukan, maka proses
selanjutnya mengisi dan melengkapi data petugas administrator
(admin Pihak Pelapor) pada field-field yang tersedia di bagian
“Registrasi Petugas” dalam formulir, meliputi username, e-mail, kata

29
REGULASI
Akuntan Publik
sandi/konfirmasi kata sandi, gelar, nama lengkap, tanggal lahir, NIK,
kewarganegaraan, pekerjaan, nomor identitas lain, passport, informasi
telepon dan alamat.
c. Login ke web goAML
Untuk melakukan login, maka masukkan username dan password yang
sudah dibuat saat melakukan registrasi. Jika Anda lupa kata sandi, maka
Anda dapat mengklik “Lupa Kata Sandi”, dan akan muncul notifikasi pada
email organisasi yang sudah Anda daftarkan.
d. Registrasi Petugas Pelapor web goAML
Untuk melakukan registrasi petugas pelapor, maka Admin mengklik menu
“Registrasi Petugas Pelapor”. Admin akan mengisi dan melengkapi data
setiap petugas pelapor yang akan diregistrasikan.

2. Pelaporan (Reporting)
Laporan Baru, untuk membuat laporan baru terdapat 2 (dua) cara, yaitu:
a. Cara mengunggah Laporan dalam bentuk XML
Laporan yang diunggah dalam bentuk XML adalah laporan yang memenuhi
standar Skema XML goAML. Sebelum mengirimkan laporan ini, Pihak
Pelapor dapat melakukan validasi skema XML menggunakan XML Validator
yang telah disampaikan oleh PPATK.
Catatan:
1) Sebelum laporan XML diunggah, Petugas Pelapor dapat mengecek
validasi mandatory field dengan validator Laporan XML apakah laporan
XML tersebut sudah sesuai atau tidak.
2) Rincian laporan yang diterima atau ditolak akan diberitahu melalui
message board goAML dengan notifikasi sebelumnya pada email
organisasi.
b. Cara menginput data Laporan di Web
Apabila Pihak Pelapor mengirimkan laporan yang bukan dalam bentuk
berkas XML, maka Petugas Pelapor dapat menginput data laporan secara
manual ke web goAML.

IV. Penggunaan Hasil PMPJ Pihak Ketiga


Akuntan dan Akuntan Publik dapat menggunakan hasil PMPJ yang dilakukan oleh
pihak ketiga, namun sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab Akuntan dan

30
REGULASI
Akuntan Publik
Akuntan Publik. Pihak ketiga sebagaimana dimaksud, harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Memiliki kebijakan dan prosedur PMPJ serta tunduk pada pengawasan dari
otoritas berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memiliki kerja sama dengan Akuntan dan Akuntan Publik dalam bentuk
kesepakatan tertulis, yang paling sedikit memuat pernyataan bahwa pihak
ketiga :
a. Bersedia sesegera mungkin mendapatkan informasi yang diperlukan
Akuntan dan Akuntan Publik untuk menerapkan PMPJ; dan
b. Bersedia mengambil langkah-langkah yang memadai untuk sesegera
mungkin memenuhi permintaan informasi dan salinan Dokumen
pendukung terkait PMPJ.
Penggunaan hasil PMPJ yang dilakukan pihak ketiga tidak berlaku untuk pihak ketiga
yang berkedudukan di negara berisiko tinggi sebagaimana direkomendasikan oleh
Financial Action Task Force (FATF) atau sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

V. Sistem Informasi Dan Pencatatan Transaksi


Akuntan dan Akuntan Publik wajib memiliki sistem informasi dan pencatatan
transaksi yang dapat mengidentifkasi, memantau, dan menyediakan laporan
mengenai karakteristik Transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa.
Sistem sebagaimana dimaksud dapat dilakukan secara manual maupun dengan
sistem komputerisasi yang disesuaikan dengan kompleksitas dan karakteristik usaha
jasa Akuntan dan Akuntan Publik.

VI. Sanksi Administratif


Menteri Keuangan berwenang mengenakan sanksi administratif kepada Akuntan
dan Akuntan Publik atas pelanggaran ketentuan administratif, dengan jenis sanksi
berupa :
1. Peringatan.
a. Sanksi administratif berupa peringatan disertai dengan kewajiban untuk
melakukan tindakan perbaikan tertentu.
b. Akuntan dan/atau Akuntan Publik yang tidak memenuhi kewajiban
sebagaimana dimaksud diatas, dikenai sanksi peringatan kedua.
2. Pembekuan Izin.
Akuntan dan/atau Akuntan Publik yang tidak memenuhi kewajiban atas sanksi
peringatan kedua, dikenai sanksi pembekuan Register Negara Akuntan atau
pembekuan Izin Akuntan Publik selama 3 (tiga) bulan.

31
REGULASI
Akuntan Publik
VII. Alur Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa

Penerimaan
Klien

Tidak Masuk 5 jasa


wajib PMPJ?

Ya

Klien Setuju Ya Analisis Risiko


PMPJ?

Tidak

Pemutusan Ya Apakah Risiko


Hubungan Usaha Rendah?

Tidak

Lapor PPATK

Apakah Risiko Ya
Tinggi?

PMPJ Sederhana

Tidak

PMPJ
PMPJ
Mendalam

Identifikasi

Pengawasan
Lebih Lanjut &
Identifikasi
Verifikasi Berulang

Pemantauan
Transaksi

Dokumentasi

32
REGULASI
Akuntan Publik
VIII. CONTOH DAN ILUSTRASI PENERAPAN PMPJ

I. Kasus 1: Jasa Pembelian Properti Untuk dan Atas Nama Pengguna Jasa oleh
Akuntan
Dedes adalah Pengusaha Pertambangan yang sangat terkenal di wilayah Kalimantan Selatan.
Dedes meminta bantuan Akuntan Budi untuk membeli properti di wilayah Jakarta Selatan
untuk atas nama Dedes, termasuk melakukan pencarian properti yang sesuai dengan kriteria
Dedes dan kemudian melakukan negosiasi harga, serta melakukan tindakan-tindakan lain yang
diperlukan terkait Pembelian Properti tersebut. Dengan demikian, PMPJ yang harus
diterapkan oleh Akuntan Budi adalah :

1. Pemetaan Ruang Lingkup


Jasa yang diminta : Pembelian Properti

2. Persetujuan Pengguna Jasa


Akuntan Budi telah menyampaikan bahwa akan menerapkan PMPJ saat memberikan
Jasa Pembelian Properti, dan Dedes sebagai Pengguna Jasa menyatakan setuju dan
mendukung penerapan PMPJ dimaksud.

3. Pemetaan Risiko
a. Pengguna Jasa : Dedes
Profil Pengguna Jasa : Direksi BUMN
Profil Bisnis : Pertambangan dan Energi
Profil Domisili : Kalimantan Selatan
b. Beneficial Owner : Tidak Ada
c. Pemetaan Risiko :

No Jenis Profil Kategori Profil Risiko

1 Profil Pengguna Jasa Direksi BUMN Tinggi

2 Profil Bisnis Pengguna Jasa Pertambangan dan Energi Tinggi

3 Profil Domisili Pengguna Jasa Kalimantan Selatan Rendah

4. Analisis Risiko dengan professional judgment :


Analisis dilakukan berdasarkan dokumen Penilaian Risiko Sektoral Akuntan dan Akuntan
Publik, dengan hasil risiko campuran mayoritas tinggi. Maka berdasarkan professional
judgment Akuntan Budi menilai Dedes termasuk dalam Pengguna Jasa Berisiko Tinggi.

33
REGULASI
Akuntan Publik
5. Penerapan PMPJ
Oleh karena Pengguna Jasa termasuk kategori berisiko Tinggi, maka dilaksanakan
prosedur PMPJ Mendalam, dengan proses sebagai berikut:

a. Identifikasi
Akuntan Budi melakukan pertemuan langsung (tatap muka) dengan Dedes pada
awal melakukan hubungan usaha dan mengumpulkan Informasi serta dokumen
sebagai berikut :
1) Fotokopi KTP Dedes;
2) Fotokopi Kartu Keluarga;
3) Fotokopi NPWP Pribadi Dedes;
4) Asli surat pernyataan yang menerangkan alamat tempat tinggal saat ini,
termasuk nomor telepon yang dapat dihubungi;
5) Fotokopi Rekening Koran 6 bulan terakhir;
6) Fotokopi seluruh Izin Usaha yang dimiliki oleh Dedes; dan
7) Fotokopi seluruh akta pendirian Usaha yang dimiliki oleh Dedes.
b. Verifikasi
Akuntan Budi melakukan verifikasi dengan membandingkan dokumen fotokopi
dengan dokumen asli, melakukan penelaahan secara mendalam terhadap infomasi
dan dokumen yang diberikan, maupun melakukan pencarian informasi terhadap
pihak-pihak terkait atau pihak yang menerbitkan izin. Identifikasi dan verifikasi
dilakukan secara berulang kali sampai ada keyakinan bahwa informasi yang
diberikan adalah benar.

c. Pemantauan Transaksi
Akuntan Budi telah mempelajari, melakukan penelaahan dan verifikasi terhadap
seluruh dokumen yang diberikan, termasuk dokumen sumber dana dan sumber
kekayaan. Berdasarkan hasil pemantauan tersebut, tidak ditemukan adanya
transaksi keuangan mencurigakan dan/atau indikasi yang mengarahkan ke
tindakan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme. Akuntan Budi juga
melakukan pengawasan lebih lanjut dan atas hubungan usaha dan melakukan
pemilihan pola Transaksi yang memerlukan penelaahan lebih lanjut.

d. Dokumentasi
Setelah penugasan selesai, Akuntan Budi menyimpan seluruh dokumen Dedes dan
yang terkait PMPJ Mendalam, baik dalam bentuk digital maupun fisik dalam lemari
arsip, dalam jangka waktu paling sedikjt 5 (lima) tahun.

34
REGULASI
Akuntan Publik
II. Kasus 2: Pemberian Jasa Audit Umum oleh Akuntan Publik

PT. Makmur Sentosa adalah perusahaan di bidang perdagangan elektronik yang berdomisili di
Jawa Barat. PT. Makmur Sentosa menugaskan Akuntan Publik Leony, yang berstatus rekan
pada KAP Leony dan Yahya di Jakarta, untuk melakukan audit laporan keuangan historis tahun
2018. PT. Makmur Sentosa dalam bertindak diwakili oleh Direktur Utama. Dengan demikian,
PMPJ yang harus diterapkan oleh Akuntan Publik Leony adalah:

1. Pemetaan Ruang Lingkup


Penugasan : Audit Laporan Keuangan Historis Tahun 2018

Lingkup PMPJ : Dapat diterapkan PMPJ Sederhana

2. Persetujuan Pengguna Jasa


Akuntan Publik Leony telah menyampaikan bahwa akan menerapkan PMPJ saat
memberikan jasa Audit Laporan Keuangan Historis Tahun 2018, dan PT. Makmur Sentosa
yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Utamanya menyatakan setuju dan mendukung
penerapan PMPJ dimaksud.

3. Analisis Profil
a. Pengguna Jasa : PT. Makmur Sentosa (diwakili Direktur Utama)
Profil Pengguna Jasa : Korporasi Non UMKM
Profil Bisnis : Perdagangan
Profil Domisili : Jawa Barat
b. Beneficial Owner : Tidak Ada
c. Pemetaan Risiko :

No Jenis Profil Kategori Profil Risiko

1 Profil Pengguna Jasa Korporasi Non UMKM Tinggi

2 Profil Bisnis Pengguna Jasa Perdagangan Rendah

3 Profil Domisili Pengguna Jasa Jawa Barat Sedang

4. Prosedur PMPJ
Prosedur PMPJ yang digunakan adalah PMPJ Sederhana, dengan proses:
a. Identifikasi
Melakukan pertemuan langsung (tatap muka) dengan Direktur Utama
PT. Makmur Sentosa atau yang dikuasakan (dengan menunjukkan surat kuasa)
pada awal melakukan hubungan usaha dalam rangka meyakini kebenaran identitas
Pengguna Jasa, dan mengumpulkan Informasi serta dokumen PT. Makmur
Sentosa sebagai berikut :

35
REGULASI
Akuntan Publik
1) Fotokopi Akta Pendirian PT. Makmur Sentosa & perubahannya (apabila ada);
2) Fotokopi Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang Pendirian PT. Makmur
Sentosa, dan perubahannya (apabila ada);
3) Fotokopi Dokumen yang menunjukkan Direktur Utama PT. Makmur Sentosa
memiliki kewenangan untuk bertindak untuk dan atas nama PT. Makmur
Sentosa;
4) Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan;
5) Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan;
6) Fotokopi NPWP PT. Makmur Sentosa.

b. Verifikasi
Akuntan Publik Leony melakukan verifikasi dengan membandingkan dokumen
fotokopi dengan dokumen asli, maupun melakukan pencarian informasi terhadap
PT. Makmur Sentosa dan pihak-pihak terkait, misalnya mencari tahu apakah
PT. Makmur Sentosa terdaftar di sistem Kementerian Hukum dan HAM.

c. Pemantauan Transaksi
Akuntan Publik Leony melihat transaksi yang dilakukan PT. Makmur Sentosa dan
mempelajari dokumen yang menunjukkan bahwa transaksi tersebut telah
dilakukan dan tidak ada perubahan. Berdasarkan hasil pemantauan juga tidak
ditemukan adanya transaksi keuangan mencurigakan dan/atau indikasi yang
mengarahkan ke tindakan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme.

5. Penatausahaan Dokumen
Setelah penugasan selesai, Akuntan Publik Leony menyimpan seluruh dokumen PT.
Makmur Sentosa dan yang terkait PMPJ Sederhana, baik dalam bentuk digital maupun
fisik dalam lemari arsip, dalam jangka waktu paling sedikit 5 (lima) tahun.

36
REGULASI
Akuntan Publik
PENUTUP

Dengan diterbitkannya Modul ini, diharapkan dapat membantu Peserta PPL Online ini dalam
lebih memahami beberapa substansi mengenai Pembinaan dan Pengawasan profesi Akuntan
Publik dan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Akuntan Publik sebagaimana telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang Prinsip
Mengenali Pengguna Jasa, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
155/PMK.01/2017, sehingga dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan mendukung
upaya dan niat Pemerintah dalam memerangi Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme di Indonesia khususnya, secara global umumnya.

Dengan aktifnya profesi Akuntan Publik melalui penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa
saat menjalankan profesinya, maka profesi Akuntan Publik turut berpartisipasi memerangi
Tindak Pidana Pencucian Uang dan mendukung Pencegahan Pendanaan Terorisme. Hal ini
dapat meningkatkan kepercayaan publik kepada dirinya, dan secara langsung membantu
melindungi masyarakat dan negara dari kejahatan global yang merongrong keutuhan bangsa.

Modul ini merupakan modul yang akan terus mendapatkan penyempurnaan materi, seiring
dengan bertambahnya materi muatan atau substansi yang layak mendapatkan perhatian
sehingga perlu dijelaskan lebih lanjut, yang akan didapatkan seiring waktu bersamaan dengan
penerapan ketentuan mengenai Pembinaan dan Pengawasan pada masyarakat profesi
Akuntan Publik dan juga kebijakan atau regulasi terkait Prinsip Mengenali Pengguna Jasa yang
berlaku bagi Akuntan Publik.

37
REGULASI
Akuntan Publik

Anda mungkin juga menyukai