Kementerian Keuangan
PPL ONLINE
AKUNTAN PUBLIK
Modul
Sekilas Regulasi Akuntan Publik
2022
2022
Disusun oleh:
Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) -
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Disclaimer
Modul ini disusun sebagai salah satu materi dalam kegiatan Pendidikan Profesional Berkelanjutan
(PPL) bagi Akuntan Publik yang diselenggarakan secara Online oleh PPPK bekerja sama dengan
IAPI. Modul ini menjelaskan mengenai perubahan-perubahan dan substansi baru yang diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.01/2021 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Akuntan Publik, serta menjelaskan mengenai Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Akuntan dan
Akuntan Publik sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan Profesi
Keuangan Nomor 7/PPPK/2019 tanggal 29 November 2019, yang disusun untuk memudahkan para
Akuntan dan Akuntan Publik dalam memahami Peraturan Menteri Keuangan nomor
55/PMK.01/2017 sebagaimana telah diubah dengan PMK nomor 155/PMK.01/2017 yang mengatur
mengenai Prinsip Mengenali Pengguna Jasa. Apabila terdapat perbedaan penafsiran antara modul
ini dengan substansi regulasinya, maka yang digunakan sebagai pedoman penerapan tetap
regulasi yang berlaku.
PENDAHULUAN
Keberadaan suatu perangkat hukum dalam bentuk regulasi pada profesi Akuntan Publik
merupakan suatu hal yang mutlak dan wajib ada. Perlindungan hukum yang ditawarkan melalui
suatu regulasi, tidak hanya memberikan kewajiban dan tanggung jawab kepada profesi
Akuntan Publik, melainkan juga memberikan hak-hak yang dapat mendukung kelangsungan
hidup dan berkembangnya profesi Akuntan Publik. Diharapkan para Profesi dapat memahami
regulasi secara menyeluruh dalam suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, agar tidak
memahaminya secara partial dan berakibat tersesat dalam penafsirannya.
1
REGULASI
Akuntan Publik
Peraturan teknis disusun dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan untuk mengatur secara
lebih terperinci terkait substansi yang telah diatur secara umum dalam Undang-Undang
dan/atau Peraturan Pemerintah. Sehingga merupakan suatu hal yang wajar apabila setelah
memperoleh masukan, tanggapan dan memperhatikan kondisi yang ada, dilakukan suatu
proses perubahan terhadap hal-hal teknis yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan. Hal
tersebut yang mendasari diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor
186/PMk.01/2021 (PMK-186) pada tanggal 15 Desember 2021, sebagai pengganti dari Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Akuntan
Publik. Dengan dilakukannya perubahan peraturan sebagaimana dimaksud, terdapat beberapa
poin perubahan dan subtansi baru yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam modul ini.
Selain itu, modul ini juga dilengkapi dengan penjelasan mengenai prinsip mengenali pengguna
jasa bagi Akuntan dan Akuntan Publik yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 55/PMK.01/2017 sebagaimana telah disempurnakan dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 155/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
55/PMK.01/2017 tentang prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik.
Dan sebagai tambahan dari semua itu, untuk membantu dalam memahami dan menerapkan
ketentuan mengenai Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud,
ditetapkan juga Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Nomor 7/PPPK/2019
tanggal 29 November 2019 tentang Panduan Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi
Akuntan dan Akuntan Publik.
Diharapkan dengan adanya modul ini, para peserta dapat mengetahui dan memahami secara
tepat dan akurat mengenai perubahan-perubahan dan substansi baru yang ditambahkan dalam
PMK-186. Selain itu, modul ini juga bertujuan untuk mengenalkan secara lebih mendalam
mengenai Prinsip Mengenali Pengguna Jasa yang dijabarkan dalam bentuk Panduan langkah-
langkah penerapannya sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Kepala PPPK Nomor SE-
7/PPPK/2019 sebagaimana dimaksud, sehingga diharapkan dapat membantu peserta dalam
menerapkan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik secara lebih
efektif.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam Modul Sekilas Regulasi Akuntan Publik ini yaitu terkait:
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.01/2021 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Akuntan Publik (PMK-186); dan
b. Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Akuntan dan Akuntan Publik.
2
REGULASI
Akuntan Publik
PEMBAHASAN
Diberitahukan secara tertulis dalam jangka waktu 10 hari sejak permohonan diterima
3
REGULASI
Akuntan Publik
Kode Bidang Usaha
04 Industri Pengolahan/Manufaktur
10 Industri Lainnya
12 Non Industri/Perorangan
Perlu diperhatikan bahwa penugasan Jasa Audit Atas Informasi Keuangan Historis
yang akan dihitung sebagai pengalaman praktik oleh PPPK adalah penugasan dalam
Laporan Auditor Independen yang telah didaftarkan oleh KAP kepada PPPK melalui
sistem elektronik yang telah disediakan. Dengan demikian, setiap Akuntan Publik
wajib memastikan Laporan Auditor Independen yang didaftarkan kepada PPPK telah
berisikan data yang tepat dan akurat, termasuk data terkait Tenaga Auditor yang
terlibat.
Dalam hal pengalaman praktik yang diajukan ternyata belum didaftarkan kepada
PPPK, maka akan dilakukan komunikasi terlebih dahulu dengan KAP penerbit surat
keterangan pengalaman praktik untuk dilakukan proses konfirmasi, dan apabila
ternyata terbukti bahwa KAP memang melakukan suatu kesalahan dengan tidak
melaksanakan kewajiban pendaftaran Laporan Auditor Independen kepada PPPK,
maka dapat dikenai sanksi administrasi.
Contoh Ilustratif 1 :
Ubi adalah seseorang Tenaga Auditor yang telah bekerja selama 5 (lima) tahun
terakhir pada KAP Abah & Rekan di Jawa Barat, dengan pengalaman melaksanakan
penugasan jasa audit atas informasi keuangan historis sebanyak 35 (tiga puluh lima)
penugasan, yang terdiri:
a. 20 (dua puluh) penugasan sebagai Ketua Tim; dan
b. 15 (lima belas) penugasan sebagai Tenaga Auditor;
pada 3 (tiga) bidang industri yang berbeda, dengan rincian sebagai berikut:
4
REGULASI
Akuntan Publik
a. Sebanyak 1 (satu) penugasan pada bidang industri Pertambangan;
b. Sebanyak 1 (satu) penugasan pada bidang industri Perkebunan; dan
c. Sebanyak 33 (tiga puluh tiga) penugasan pada bidang industri Asuransi.
dimana keseluruhan informasi tersebut dicantumkan dalam Surat Keterangan
Pengalaman Praktik yang ditandatangani oleh Pemimpin Rekan KAP Abah & Rekan.
Setelah Ubi melengkapi persyaratan lainnya dan mengajukan permohonan Izin
Akuntan Publik kepada Menteri Keuangan melalui PPPK, maka selanjutnya PPPK
akan melakukan proses verifikasi pengalaman praktik sebagaimana dimaksud
berdasarkan data Laporan Auditor Independen yang telah didaftarkan pada PPPK.
Contoh Ilustratif 2 :
Uli telah bekerja selama 7 (tujuh) tahun terakhir pada KAP Jaya & Makmur di Jawa
Timur. Dalam periode tersebut, Uli bekerja sebagai tenaga administrasi selama
4 (empat) tahun, dan sebagai tenaga auditor selama 3 (tiga) tahun. Dalam kurun
waktu tersebut, Uli telah melaksanakan penugasan jasa audit atas informasi
keuangan historis sebanyak 20 (dua puluh) penugasan, yang terdiri:
a. 10 (sepuluh) penugasan sebagai Ketua Tim; dan
b. 10 (sepuluh) penugasan sebagai Tenaga Auditor;
pada 2 (dua) bidang industri yang berbeda, dengan rincian sebagai berikut:
a. sebanyak 1 (satu) penugasan pada bidang industri Manufaktur; dan
b. sebanyak 9 (satu) penugasan pada bidang industri Properti.
Keseluruhan informasi tersebut dicantumkan dalam Surat Keterangan Pengalaman
Praktik yang ditandatangani oleh salah seorang Rekan pada KAP Jaya & Makmur.
Setelah Uli melengkapi persyaratan lainnya dan mengajukan permohonan Izin
Akuntan Publik kepada Menteri Keuangan melalui PPPK, maka selanjutnya PPPK
akan melakukan proses verifikasi pengalaman praktik sebagaimana dimaksud
berdasarkan data Laporan Auditor Independen yang telah didaftarkan pada PPPK.
5
REGULASI
Akuntan Publik
Pengalaman Praktik Sesuai PMK Kondisi Uli Checklist
III. Penghentian Pemberian Jasa Asurans Untuk Sementara Waktu (Cuti AP)
Permohonan penghentian pemberian jasa asurans untuk sementara waktu atau
yang lebih dikenal dengan istilah Cuti AP, dapat diajukan dalam hal:
a. Sakit Keras
Suatu kondisi dimana seorang Akuntan Publik tidak mampu menjalankan
tugasnya secara terus menerus dan Akuntan Publik sebagaimana dimaksud
berpendapat bahwa hal tersebut berpotensi mengganggu keberlangsungan
proses bisnis dalam pemberian jasa profesionalnya, sehingga memilih untuk
mengajukan Cuti AP. Apabila permohonan Cuti AP disetujui, maka Akuntan
Publik bersangkutan tidak diwajibkan untuk mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL).
Permohonan ini harus melampirkan dokumen pendukung berupa:
- Bukti keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang masih berlaku;
- Surat pernyataan bermaterai cukup yang bersangkutan telah menyelesaikan
perikatan; dan
- Surat Keterangan dari Dokter Rumah Sakit Pemerintah, atau Rumah Sakit
Swasta.
6
REGULASI
Akuntan Publik
b. Alasan Lainnya
Suatu kondisi dimana seorang Akuntan Publik tidak dapat menjalankan tugas
sebagaimana biasanya dikarenakan adanya suatu alasan tertentu dan memilih
untuk mengajukan Cuti AP. Apabila permohonan Cuti AP disetujui, maka Akuntan
Publik bersangkutan tetap wajib mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL).
Permohonan ini harus melampirkan dokumen pendukung berupa:
- Bukti keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang masih berlaku;
- Surat pernyataan bermaterai cukup yang bersangkutan telah menyelesaikan
perikatan; dan
- Surat rekomendasi dari IAPI.
Contoh:
A adalah seorang Akuntan Publik. Tahun ke-2 sejak A memperoleh izin sebagai
seorang Akuntan Publik, A memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi selama beberapa tahun di Luar Negeri. Dikarenakan A tidak mampu
menjalankan tugas sebagai seorang Akuntan Publik sebagaimana biasanya,
maka A mengajukan permohonan Cuti AP.
Perlu diperhatikan bahwa Akuntan Publik yang sedang menjalani Cuti AP dengan
alasan apapun, tetap harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait Akuntan Publik yang berlaku. Diantaranya yaitu:
1. Dilarang memberikan jasa asurans, baik terlibat secara langsung maupun
menjadi Pihak Terasosiasi dalam Pemberian Jasa Asurans;
2. Dilarang menandatangani perikatan jasa asurans atau laporan pemberian jasa
asurans; dan
3. Tidak dapat menjadi menjadi Pemimpin KAP, maupun Pemimpin Cabang KAP.
Akuntan Publik yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada angka 1
dan/atau angka 2, dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin paling singkat
selama 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun.
7
REGULASI
Akuntan Publik
b. Seorang Akuntan Publik ingin Memberikan Jasa Asurans Kembali sebelum masa
penghentian pemberian jasa asurans untuk sementara waktu berakhir
Permohonan sebagaimana dimaksud diajukan oleh Akuntan Publik yang
bersangkutan melalui sistem elektronik paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum
masa pemberian jasa asurans berakhir atau akan diakhiri, dan wajib melampirkan
dokumen bukti PPL dalam 1 (satu) tahun terakhir sebanyak 40 (empat puluh) SKP.
Akuntan Publik yang melanggar ketentuan ini, dikenakan sanksi administratif berupa
peringatan tertulis disertai kewajiban pemenuhan PPL untuk jangka waktu tertentu.
Perlu diperhatikan, apabila Akuntan Publik memberikan jasa asurans sebelum
memperoleh persetujuan pemberian jasa asurans kembali, maka kepada yang
bersangkutan dikenai sanksi berupa pembekuan izin.
8
REGULASI
Akuntan Publik
Paling Cepat Paling Lambat
Diajukan 180 Hari Diajukan 60 Hari
Kalender Sebelum Kalender Sebelum Izin Akuntan Publik
Izin Berakhir Izin Berakhir Berakhir
180 60 Izin
Hari Hari Berakhir
Contoh Ilustratif :
Dion adalah seseorang Akuntan Publik yang telah mendapatkan Izin Akuntan Publik
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor XX/PMK.01/2013, tanggal 13 Mei
2013. Izin Akuntan Publik yang bersangkutan berlaku selama 5 (lima) tahun sejak
tanggal ditetapkan, yaitu berlaku sampai dengan tanggal 12 Mei 2018. Apabila Dion
ingin tetap menjadi Akuntan Publik, maka paling cepat tanggal 13 November 2017,
atau paling lambat 13 Maret 2018, Dion harus sudah mengajukan Permohonan
Perpanjangan Izin Akuntan Publik.
Apabila Dion mengajukan pada Grace Periode, yaitu antara tanggal 14 Maret 2018 s.d.
12 Mei 2018, maka permohonan yang bersangkutan dapat diproses lebih lanjut
setelah melunasi denda keterlambatan pengajuan permohonan Perpanjangan Izin
Akuntan Publik.
Sedangkan apabila Dion baru mengajukan pada tanggal 13 Mei 2018 atau lebih, maka
permohonan yang bersangkutan tidak dapat diproses mengingat Izin Akuntan
Publiknya sudah dinyatakan tidak berlaku.
9
REGULASI
Akuntan Publik
VI. Persyaratan Memiliki Ruang Kantor Terpisah Dari Kegiatan Lain pada Permohonan
Izin Usaha KAP dan Permohonan Izin Pendirian Cabang KAP
KAP dan Cabang KAP memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan informasi klien,
mengingat bidang pekerjaannya yang memang banyak memegang atau mengetahui
informasi keuangan perusahaan klien yang dapat berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup perusahaan klien dimaksud. Untuk meminimalisir terjadinya
kebocoran informasi, terutama yang dapat terjadi di lingkungan kantor, maka ruang
kantor yang akan digunakan untuk KAP atau Cabang KAP harus memenuhi
persyaratan “terisolasi dari kegiatan lain”, yang memiliki makna yaitu steril dari
kegiatan apapun, baik itu kegiatan rumah tangga, maupun kegiatan usaha lainnya.
Suatu ruangan dapat dikategorikan memenuhi persyaratan “Terisolasi dari kegiatan
lain” apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Apabila seluruh bangunan akan digunakan untuk kantor, dan semua akses masuk
ke dalam bangunan dimaksud memiliki pintu yang dapat dikunci, maka ruangan
dimaksud telah memenuhi ketentuan terisolasi.
2. Apabila suatu bangunan terdiri dari 2 (dua) lantai, dimana lantai 1 akan digunakan
untuk ruangan KAP atau cabang KAP, sedangkan lantai 2 akan digunakan untuk
kegiatan usaha lainnya, maka untuk dapat memenuhi ketentuan terisolasi,
ruangan KAP atau Cabang KAP di lantai 1, harus memiliki penyekat ruangan yang
memisahkan antara ruangan KAP atau Cabang KAP dengan akses bersama
menuju lantai 2, dan ruangan di lantai 2 pun harus memiliki penyekat ruangan.
3. Apabila ruangan KAP atau Cabang KAP akan menggunakan salah satu ruangan
pada rumah yang bercampur dengan kegiatan rumah tangga, maka untuk dapat
memenuhi ketentuan terisolasi, akses masuk menuju ruangan kantor dan
kegiatan rumah tangga harus berbeda, dan antara ruangan kantor dan kegiatan
rumah tangga harus memiliki penyekat ruangan.
4. Apabila ruangan KAP atau Cabang KAP akan menggunakan gedung perkantoran
yang disewakan kepada banyak perusahaan, maka untuk dapat memenuhi
ketentuan terisolasi, seluruh ruangan yang ada pada lantai dimana ruangan
kantor KAP atau cabang KAP berada, dan/atau ruangan yang berada pada
sekitaran akses menuju ruangan kantor KAP atau cabang KAP, harus memiliki
penyekat ruangan.
5. Kriteria penyekat ruangan sebagaimana dimaksud pada angka 2, angka 3, dan
angka 4 adalah sebagai berikut :
a. Memiliki ketinggian melebihi orang dewasa, sehingga apabila saat orang
dewasa melompat, tetap tidak dapat melihat kedalam ruangan. Akan lebih
baik apabila penyekat ruangan dimaksud sampai ke atap bangunan.
10
REGULASI
Akuntan Publik
b. Memiliki pintu yang dipasang pada penyekat dimaksud, dan harus dapat
dikunci.
c. Direkomendasikan penyekat ruangan dimaksud tidak bersifat transparan,
namun apabila memang tidak mendapatkan penyekat ruangan yang lain,
maka dapat ditutupi menggunakan kertas atau apapun sesuai kreativitas
pemohon.
Contoh Ilustrasi :
Sumitomo Carnivor adalah seorang Akuntan Publik yang telah terdaftar, dan
akan mendirikan KAP dengan bentuk usaha Perseorangan. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka alternatif nama KAP yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut :
- KAP Sumitomo Carnivor;
- KAP Sumitomo; atau
- KAP Carnivor.
11
REGULASI
Akuntan Publik
c. Dalam hal terdapat Rekan Non Akuntan Publik pada KAP dimaksud, maka
nama Rekan Non Akuntan Publik dimaksud tidak dapat dijadikan nama KAP.
d. Penggunaan kata “dan Rekan” atau “& Rekan” hanya dapat digunakan
dalam hal tidak seluruh Akuntan Publik yang merupakan Rekan pada KAP,
dicantumkan namanya sebagai nama KAP.
e. Dalam hal nama Akuntan Publik lebih dari 1 (satu) kata, nama KAP harus
menggunakan paling sedikit 1 (satu) kata yang merupakan bagian dari nama
lengkap Akuntan Publik dimaksud.
f. Nama Akuntan Publik yang telah meninggal dunia, dapat tetap
dipertahankan sebagai nama atau bagian nama KAP, setelah mendapat
persetujuan tertulis yang disahkan dengan Akta Notaris dari ahli waris
Akuntan Publik yang meninggal dunia tersebut.
g. Nama Akuntan Publik yang telah mengundurkan diri sebagai Akuntan Publik,
dapat tetap dipertahankan sebagai nama atau bagian nama KAP, setelah
mendapat persetujuan tertulis yang disahkan dengan Akta Notaris dari yang
bersangkutan.
Contoh Ilustrasi :
Sumitomo Carnivor, dan Jaradi Abdi adalah 2 (dua) orang Akuntan Publik yang
telah terdaftar, dan akan mendirikan KAP dengan bentuk usaha Persekutuan
Perdata atau Firma. Sehubungan dengan hal tersebut, maka alternatif nama KAP
yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
- KAP Sumitomo Carnivor dan Jaradi Abdi;
- KAP Sumitomo dan Jaradi;
- KAP Sumitomo, atau KAP Jaradi;
- KAP Sumitomo Carnivor & Rekan;
- KAP Jaradi Abdi & Rekan
12
REGULASI
Akuntan Publik
Menindaklanjuti hal tersebut, dalam PMK-186 telah diatur bahwa seluruh KAP wajib
mendaftarkan LAI melalui sistem elektronik yang dikelola oleh PPPK pada setiap
penerbitan LAI. Setelah melakukan pendaftaran, KAP akan memperoleh kode QR
yang kemudian wajib diletakkan pada lembar yang sama dengan tanda tangan opini
Akuntan Publik. Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan ini, dikenai sanksi administratif.
IX. Jenis Pemeriksaan Terhadap Akuntan Publik, KAP dan/atau Cabang KAP
Menteri Keuangan melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan melakukan
pemeriksaan untuk melakukan pengawasan terhadap Akuntan Publik, KAP, dan/atau
Cabang KAP. Adapun jenis pemeriksaan berdasarkan PMK-186 yaitu sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Reguler
Pemeriksaan reguler adalah pemeriksaan berkala yang dilakukan berdasarkan
rencana pemeriksaan tahunan.
2. Pemeriksaan Tematik
Pemeriksaan tematik adalah pemeriksaan berkala yang dilakukan dengan
lingkup pemeriksaan tertentu berdasarkan kebijakan Kepala Pusat, yang dapat
ditetapkan dalam rencana pemeriksaan tahunan.
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan apabila:
a. hasil pemeriksaan reguler, pemeriksaan tematik, dan/ atau pemeriksaan
khusus sebelumnya memerlukan tindak lanjut; atau
b. terdapat pengaduan masyarakat atau informasi yang layak ditindaklanjuti.
13
REGULASI
Akuntan Publik
b. pelanggaran dalam pemberian jasa asurans dikarenakan tidak terdapat
dokumen perikatan jasa asurans yang dibuat oleh KAP yang bersangkutan
Sanksi terhadap Pelanggaran Ringan berupa:
a. Sanksi Rekomendasi Untuk Melaksanakan Kewajiban Tertentu; atau
b. Sanksi Peringatan Tertulis
14
REGULASI
Akuntan Publik
2. Persyaratan PPL saat mau memberikan jasa asurans kembali, yaitu:
Seluruh Akuntan Publik yang ingin memberikan jasa asurans kembali setelah
menjalani penghentian pemberian jasa asurans untuk sementara waktu, wajib
memenuhi persyaratan PPL yaitu 40 SKP dalam 1 tahun terakhir.
3. Pengenaan Sanksi Atas Pelanggaran Kewajiban Pemenuhan SKP setiap tahun,
yaitu:
Akuntan Publik wajib mengikuti PPL setiap tahun (kecuali memenuhi persyaratan
dikecualikan), dengan memenuhi kriteria yaitu sekurang-kurangnya 30 SKP dari
PPL terstruktur dan sebanyak-banyaknya 10 SKP dari PPL tidak terstruktur.
Akuntan Publik yang tidak memenuhi kewajiban PPL sebagaimana dimaksud
dikenakan sanksi administratif.
15
REGULASI
Akuntan Publik
c. Untuk laki-laki mengenakan kemeja, jas dan berdasi, sedangkan untuk
perempuan mengenakan kemeja/blus dan blazer.
A. Biaya Perizinan
B. Biaya Persetujuan
16
REGULASI
Akuntan Publik
1. Prosedur penerapan PMPJ, paling sedikit memuat langkah-langkah penerapan
PMPJ. (apabila ketentuan ini akan dimasukkan dalam SPM, maka dapat
dimasukkan dalam bagian yang mengatur mengenai penerimaan dan
keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu);
2. Prosedur pemantauan dan pengawasan kepatuhan PMPJ untuk menjamin
terlaksananya PMPJ, meliputi:
a. Manajemen yang melakukan pengawasan kepatuhan atas penerapan PMPJ;
b. Fungsi yang bersifat independen atas penerapan PMPJ.
(Apabila ketentuan ini akan dimasukkan dalam SPM, maka dapat dimasukkan
dalam bagian yang mengatur mengenai Pemantauan) ; dan
3. Prosedur penerimaan dan pelatihan pegawai, meliputi :
a. Prosedur penyaringan dalam rangka penerimaan karyawan baru (pre
employee screening);
b. Pengenalan dan pemantauan terhadap profil karyawan;
c. Program pelatihan bagi pegawai secara berkesinambungan.
(apabila ketentuan ini akan dimasukkan dalam SPM, maka dapat dimasukkan
dalam bagian yang mengatur mengenai Sumber Daya Manusia).
17
REGULASI
Akuntan Publik
2. Kedua: Komunikasikan Dengan Pengguna Jasa
Akuntan atau Akuntan Publik harus mengkomunikasikan kepada Pengguna Jasa,
dan menginformasikan bahwa akan ada prosedur dan data yang disampaikan
kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Setelah
Pengguna Jasa setuju untuk menerapkan PMPJ, Akuntan atau Akuntan Publik
harus mencari informasi, minimal bertanya apakah Pengguna Jasa melakukan
transaksi bertindak untuk dirinya sendiri, atau untuk dan atas nama Beneficial
Owner (BO).
Dalam hal Pengguna Jasa menolak untuk mengikuti prosedur PMPJ, maka
Akuntan atau Akuntan Publik wajib memutuskan hubungan usaha dengan
Pengguna Jasa kemudian melaporkannya kepada PPATK.
18
REGULASI
Akuntan Publik
Kategori penilaian risiko Pengguna Jasa dan/atau BO dapat terdiri dari beberapa
profil sebagai berikut:
1) Profil Pengguna Jasa dan/atau BO
14 Yayasan Menengah
21 Perkumpulan Menengah
25 Pedagang Rendah
19
REGULASI
Akuntan Publik
No Profil Pengguna Jasa dan/atau BO Kategori Risiko
31 Pelajar/Mahasiswa Rendah
34 Pengrajin Rendah
35 Lain-Lain Rendah
2 Properti Tinggi
12 Pelelangan Menengah
20
REGULASI
Akuntan Publik
No Profil Bisnis Kategori Risiko
16 Kehutanan Menengah
17 Pegadaian Menengah
18 Manufaktur Menengah
32 Konstruksi Rendah
Domestik
21
REGULASI
Akuntan Publik
No Profil Domisili Pengguna Jasa dan/atau BO Kategori Risiko
5 Papua Sedang
6 Riau Sedang
7 Bali Sedang
Luar Negeri
2 Malaysia Tinggi
3 Singapura Tinggi
4 Jepang Tinggi
5 Thailand Tinggi
7 India Tinggi
9 China Tinggi
12 Australia Menengah
13 Kamboja Menengah
14 Yordania Menengah
15 Taiwan Menengah
16 Laos Menengah
17 Lainnya Rendah
Namun demikian, dalam analisis risiko yang dilakukan Akuntan atau Akuntan
Publik, Pengguna Jasa dan/atau BO harus otomatis dimasukkan dalam kategori
berisiko tinggi dalam hal memenuhi kriteria berikut:
22
REGULASI
Akuntan Publik
1) Orang yang Populer Secara Politis (Politically Exposed Person / PEP), yaitu
orang perseorangan yang memiliki atau pernah memiliki kewenangan publik
pada :
a) Lembaga yang memiliki kewenangan di bidang eksekutif, yudikatif,
legislatif;
b) Negara asing/yurisdiksi asing; atau
c) Organisasi Internasional.
Yang termasuk ke dalam orang yang popular secara politis dapat berupa :
a) Pejabat Negara
b) Pimpinan Instansi Pemerintah setingkat atau setara eselon I
c) Pejabat yang memiliki fungsi strategis, meliputi :
i. Direksi, komisaris dan pejabat struktural lainnya pada BUMN atau
BUMD;
ii. Pimpinan perguruan tinggi negeri;
iii. Pejabat eselon 1 dan pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil,
militer dan kepolisian;
iv. Jaksa;
v. Penyidik;
vi. Panitera Pengadilan;
vii. Pimpinan dan bendaharawan proyek;
viii. Pejabat yang membidangi sektor minyak dan gas;
ix. Pejabat yang membidangi sektor mineral dan batu bara; dan
x. Pimpinan komisi yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
d) Pejabat yang berdasarkan ketentuan diwajibkan menyampaikan Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN):
i. Pejabat Eselon II dan pejabat lain yang disamakan fungsi strategis di
lingkungan instansi pemerintah dan/atau lembaga negara;
ii. Semua kepala kantor di lingkungan Kementerian Keuangan;
iii. Pemeriksa bea dan cukai;
iv. Pemeriksa pajak;
v. Auditor;
vi. Pejabat yang mengeluarkan perizinan;
vii. Pejabat atau kepala unit pelayanan masyarakat;
viii. Pejabat pembuat regulasi;
23
REGULASI
Akuntan Publik
ix. Pejabat yang menduduki jabatan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi sebagai jabatan rawan korupsi, kolusi dan nepotisme dan
diwajibkan menyampaikan LHKPN kepada KPK.
e) Pengurus partai politik atau anggota partai politik.
24
REGULASI
Akuntan Publik
- nomor identitas kependudukan atau paspor;
- tempat dan tanggal lahir; dan
- alamat tempat tinggal yang tercantum dalam kartu identitas.
b) Pengguna Jasa dan/atau BO Korporasi
- nama korporasi;
- alamat dan nomor telepon; dan
- dokumen identitas pihak yang ditunjuk mempunyai
wewenang bertindak untuk dan atas nama Korporasi.
PMPJ Sederhana tidak boleh dilakukan apabila terdapat dugaan terjadi
transaksi pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme, atau ketika
kategori risiko meningkat menjadi berisiko menengah atau tinggi.
Nama lengkap ✓ ✓ ✓ ✓
Nomor identitas
✓ ✓
kependudukan/paspor atau
Surat keputusan pengesahan
✓ ✓
badan hukum
Ternpat dan tanggal lahir ✓ ✓
Kewarganegaraan ✓ ✓
Bentuk badan usaha ✓ ✓
Bidang usaha ✓ ✓
Alamat yang tercantum dalam
✓ ✓
kartu identitas
Alamat terkini termasuk nomor
✓ ✓ ✓
telepon
Alamat di negara asal untuk
✓ ✓
warga negara asing
Pekerjaan ✓
Sumber dana ✓ ✓
Tujuan transaksi ✓ ✓
Wewenang bertindak untuk
✓
dan atas nama Korporasi
25
REGULASI
Akuntan Publik
Pengguna Jasa Beneficial Owner
Dokumen dan Informasi
Perorangan Korporasi Perorangan Korporasi
Nama lengkap ✓ ✓ ✓ ✓
Nomor identitas
✓ ✓
kependudukan/paspor atau
Surat keputusan pengesahan
✓ ✓
badan hukum
Ternpat dan tanggal lahir ✓ ✓
Kewarganegaraan ✓ ✓
Bentuk badan usaha ✓ ✓
Bidang usaha ✓ ✓
Alamat yang tercantum dalam
✓ ✓
kartu identitas
Alamat terkini termasuk
✓ ✓ ✓
nomor telepon
Alamat di negara asal untuk
✓ ✓
warga negara asing
Pekerjaan ✓
Sumber dana ✓ ✓
Sumber kekayaan ✓ ✓
Tujuan transaksi ✓ ✓
Tujuan hubungan usaha
✓
dengan pihak-pihak terkait
Wewenang bertindak untuk
✓
dan atas nama Korporasi
26
REGULASI
Akuntan Publik
Pengguna Jasa Beneficial Owner
Dokumen dan Informasi
Perorangan Korporasi Perorangan Korporasi
27
REGULASI
Akuntan Publik
PPPK, PPATK dan/atau otoritas lain yang berwenang, paling lama 3 (tiga) hari
sejak menerima surat permintaan resmi.
b. Akuntan atau Akuntan Publik wajib memiliki sistem informasi dan pencatatan
transaksi (baik manual maupun terkomputerisasi) yang dapat
mengidentifikasi, memantau, dan menyediakan laporan mengenai
karakteristik Transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa.
6. Keenam: Pelaporan
a. Akuntan atau Akuntan Publik wajib melaporkan kepada PPATK dalam hal
menemukan Transaksi Keuangan Mencurigakan.
b. Akuntan atau Akuntan Publik wajib memutuskan hubungan usaha dengan
Pengguna Jasa dan melaporkannya kepada PPATK sebagai Transaksi
Keuangan Mencurigakan jika:
1) Pengguna Jasa menolak untuk mengikuti prosedur PMPJ; atau
2) meragukan kebenaran informasi yang disampaikan oleh Pengguna
Jasa.
c. Pelaporan informasi atas penerapan PMPJ dilakukan melalui aplikasi Go AML
pada laman https://goaml.ppatk.go.id/
28
REGULASI
Akuntan Publik
industri keuangan seperti halnya laporan dari Penyedia Barang dan/ atau Jasa,
Laporan CBCC, Laporan IFTI, Laporan dari Profesi, dan lain sebagainya.
Panduan ini digunakan oleh pengguna dari organisasi yang bekerja sama dengan FIU
PPATK seperti Penyedia Jasa Keuangan, Penyedia Barang dan/atau Jasa, Profesi,
Stakeholder, dan lainnya, sedemikian sehingga dapat memiliki akses untuk masuk ke
aplikasi WEB goAML
1. Registrasi
a. Masuk ke Home Page goAML
Aplikasi goAML digunakan sebagai aplikasi pelaporan dan sarana
komunikasi antara PPATK dengan Pihak Pelapor dan pihak berkepentingan
lainnya (Stakeholder) yang dapat diakses di alamat
https://goaml.ppatk.go.id. Di bawah ini adalah halaman muka/utama (home
page) aplikasi goAML yang akan muncul setelah alamat tersebut dibuka.
b. Registrasi Organisasi web goAML
Proses registrasi organisasi terdari dari 2 (dua) bagian yang tidak
terpisahkan yaitu:
1) Pengisian data organisasi Pihak Pelapor
Pada proses ini, Pihak Pelapor menunjuk stafnya sebagai Petugas
Administrator, yang selanjutnya disebutkan sebagai Admin Pihak
Pelapor. Admin Pihak Pelapor akan melakukan proses registrasi dengan
mengisi/menginput dan melengkapi data organisasinya pada setiap
field yang tersedia dalam formulir.
Untuk memulai mengisi field, maka Admin harus mengklik “Registrasi
Organisasi”, kemudian akan muncul formulir registrasi untuk
organisasi. Field-field yang diisi adalah sebagai berikut:
a) Bagian Jenis Registrasi
b) Registrasi Organisasi, meliputi: jenis bisnis, penyedia jasa
keuangan, nama organisasi, akronim, nomor izin, kode swif, nama
komersial, bentuk korporasi, kota/kabupaten, provinsi, negara,
nama korporasi induk, nama lengkap Administrator, e-mail, URL,
informasi telepon, informasi alamat,
2) Pengisian data administrator
Setelah proses pengisian data organisasi dilakukan, maka proses
selanjutnya mengisi dan melengkapi data petugas administrator
(admin Pihak Pelapor) pada field-field yang tersedia di bagian
“Registrasi Petugas” dalam formulir, meliputi username, e-mail, kata
29
REGULASI
Akuntan Publik
sandi/konfirmasi kata sandi, gelar, nama lengkap, tanggal lahir, NIK,
kewarganegaraan, pekerjaan, nomor identitas lain, passport, informasi
telepon dan alamat.
c. Login ke web goAML
Untuk melakukan login, maka masukkan username dan password yang
sudah dibuat saat melakukan registrasi. Jika Anda lupa kata sandi, maka
Anda dapat mengklik “Lupa Kata Sandi”, dan akan muncul notifikasi pada
email organisasi yang sudah Anda daftarkan.
d. Registrasi Petugas Pelapor web goAML
Untuk melakukan registrasi petugas pelapor, maka Admin mengklik menu
“Registrasi Petugas Pelapor”. Admin akan mengisi dan melengkapi data
setiap petugas pelapor yang akan diregistrasikan.
2. Pelaporan (Reporting)
Laporan Baru, untuk membuat laporan baru terdapat 2 (dua) cara, yaitu:
a. Cara mengunggah Laporan dalam bentuk XML
Laporan yang diunggah dalam bentuk XML adalah laporan yang memenuhi
standar Skema XML goAML. Sebelum mengirimkan laporan ini, Pihak
Pelapor dapat melakukan validasi skema XML menggunakan XML Validator
yang telah disampaikan oleh PPATK.
Catatan:
1) Sebelum laporan XML diunggah, Petugas Pelapor dapat mengecek
validasi mandatory field dengan validator Laporan XML apakah laporan
XML tersebut sudah sesuai atau tidak.
2) Rincian laporan yang diterima atau ditolak akan diberitahu melalui
message board goAML dengan notifikasi sebelumnya pada email
organisasi.
b. Cara menginput data Laporan di Web
Apabila Pihak Pelapor mengirimkan laporan yang bukan dalam bentuk
berkas XML, maka Petugas Pelapor dapat menginput data laporan secara
manual ke web goAML.
30
REGULASI
Akuntan Publik
Akuntan Publik. Pihak ketiga sebagaimana dimaksud, harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Memiliki kebijakan dan prosedur PMPJ serta tunduk pada pengawasan dari
otoritas berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memiliki kerja sama dengan Akuntan dan Akuntan Publik dalam bentuk
kesepakatan tertulis, yang paling sedikit memuat pernyataan bahwa pihak
ketiga :
a. Bersedia sesegera mungkin mendapatkan informasi yang diperlukan
Akuntan dan Akuntan Publik untuk menerapkan PMPJ; dan
b. Bersedia mengambil langkah-langkah yang memadai untuk sesegera
mungkin memenuhi permintaan informasi dan salinan Dokumen
pendukung terkait PMPJ.
Penggunaan hasil PMPJ yang dilakukan pihak ketiga tidak berlaku untuk pihak ketiga
yang berkedudukan di negara berisiko tinggi sebagaimana direkomendasikan oleh
Financial Action Task Force (FATF) atau sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
31
REGULASI
Akuntan Publik
VII. Alur Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa
Penerimaan
Klien
Ya
Tidak
Tidak
Lapor PPATK
Apakah Risiko Ya
Tinggi?
PMPJ Sederhana
Tidak
PMPJ
PMPJ
Mendalam
Identifikasi
Pengawasan
Lebih Lanjut &
Identifikasi
Verifikasi Berulang
Pemantauan
Transaksi
Dokumentasi
32
REGULASI
Akuntan Publik
VIII. CONTOH DAN ILUSTRASI PENERAPAN PMPJ
I. Kasus 1: Jasa Pembelian Properti Untuk dan Atas Nama Pengguna Jasa oleh
Akuntan
Dedes adalah Pengusaha Pertambangan yang sangat terkenal di wilayah Kalimantan Selatan.
Dedes meminta bantuan Akuntan Budi untuk membeli properti di wilayah Jakarta Selatan
untuk atas nama Dedes, termasuk melakukan pencarian properti yang sesuai dengan kriteria
Dedes dan kemudian melakukan negosiasi harga, serta melakukan tindakan-tindakan lain yang
diperlukan terkait Pembelian Properti tersebut. Dengan demikian, PMPJ yang harus
diterapkan oleh Akuntan Budi adalah :
3. Pemetaan Risiko
a. Pengguna Jasa : Dedes
Profil Pengguna Jasa : Direksi BUMN
Profil Bisnis : Pertambangan dan Energi
Profil Domisili : Kalimantan Selatan
b. Beneficial Owner : Tidak Ada
c. Pemetaan Risiko :
33
REGULASI
Akuntan Publik
5. Penerapan PMPJ
Oleh karena Pengguna Jasa termasuk kategori berisiko Tinggi, maka dilaksanakan
prosedur PMPJ Mendalam, dengan proses sebagai berikut:
a. Identifikasi
Akuntan Budi melakukan pertemuan langsung (tatap muka) dengan Dedes pada
awal melakukan hubungan usaha dan mengumpulkan Informasi serta dokumen
sebagai berikut :
1) Fotokopi KTP Dedes;
2) Fotokopi Kartu Keluarga;
3) Fotokopi NPWP Pribadi Dedes;
4) Asli surat pernyataan yang menerangkan alamat tempat tinggal saat ini,
termasuk nomor telepon yang dapat dihubungi;
5) Fotokopi Rekening Koran 6 bulan terakhir;
6) Fotokopi seluruh Izin Usaha yang dimiliki oleh Dedes; dan
7) Fotokopi seluruh akta pendirian Usaha yang dimiliki oleh Dedes.
b. Verifikasi
Akuntan Budi melakukan verifikasi dengan membandingkan dokumen fotokopi
dengan dokumen asli, melakukan penelaahan secara mendalam terhadap infomasi
dan dokumen yang diberikan, maupun melakukan pencarian informasi terhadap
pihak-pihak terkait atau pihak yang menerbitkan izin. Identifikasi dan verifikasi
dilakukan secara berulang kali sampai ada keyakinan bahwa informasi yang
diberikan adalah benar.
c. Pemantauan Transaksi
Akuntan Budi telah mempelajari, melakukan penelaahan dan verifikasi terhadap
seluruh dokumen yang diberikan, termasuk dokumen sumber dana dan sumber
kekayaan. Berdasarkan hasil pemantauan tersebut, tidak ditemukan adanya
transaksi keuangan mencurigakan dan/atau indikasi yang mengarahkan ke
tindakan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme. Akuntan Budi juga
melakukan pengawasan lebih lanjut dan atas hubungan usaha dan melakukan
pemilihan pola Transaksi yang memerlukan penelaahan lebih lanjut.
d. Dokumentasi
Setelah penugasan selesai, Akuntan Budi menyimpan seluruh dokumen Dedes dan
yang terkait PMPJ Mendalam, baik dalam bentuk digital maupun fisik dalam lemari
arsip, dalam jangka waktu paling sedikjt 5 (lima) tahun.
34
REGULASI
Akuntan Publik
II. Kasus 2: Pemberian Jasa Audit Umum oleh Akuntan Publik
PT. Makmur Sentosa adalah perusahaan di bidang perdagangan elektronik yang berdomisili di
Jawa Barat. PT. Makmur Sentosa menugaskan Akuntan Publik Leony, yang berstatus rekan
pada KAP Leony dan Yahya di Jakarta, untuk melakukan audit laporan keuangan historis tahun
2018. PT. Makmur Sentosa dalam bertindak diwakili oleh Direktur Utama. Dengan demikian,
PMPJ yang harus diterapkan oleh Akuntan Publik Leony adalah:
3. Analisis Profil
a. Pengguna Jasa : PT. Makmur Sentosa (diwakili Direktur Utama)
Profil Pengguna Jasa : Korporasi Non UMKM
Profil Bisnis : Perdagangan
Profil Domisili : Jawa Barat
b. Beneficial Owner : Tidak Ada
c. Pemetaan Risiko :
4. Prosedur PMPJ
Prosedur PMPJ yang digunakan adalah PMPJ Sederhana, dengan proses:
a. Identifikasi
Melakukan pertemuan langsung (tatap muka) dengan Direktur Utama
PT. Makmur Sentosa atau yang dikuasakan (dengan menunjukkan surat kuasa)
pada awal melakukan hubungan usaha dalam rangka meyakini kebenaran identitas
Pengguna Jasa, dan mengumpulkan Informasi serta dokumen PT. Makmur
Sentosa sebagai berikut :
35
REGULASI
Akuntan Publik
1) Fotokopi Akta Pendirian PT. Makmur Sentosa & perubahannya (apabila ada);
2) Fotokopi Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang Pendirian PT. Makmur
Sentosa, dan perubahannya (apabila ada);
3) Fotokopi Dokumen yang menunjukkan Direktur Utama PT. Makmur Sentosa
memiliki kewenangan untuk bertindak untuk dan atas nama PT. Makmur
Sentosa;
4) Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan;
5) Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan;
6) Fotokopi NPWP PT. Makmur Sentosa.
b. Verifikasi
Akuntan Publik Leony melakukan verifikasi dengan membandingkan dokumen
fotokopi dengan dokumen asli, maupun melakukan pencarian informasi terhadap
PT. Makmur Sentosa dan pihak-pihak terkait, misalnya mencari tahu apakah
PT. Makmur Sentosa terdaftar di sistem Kementerian Hukum dan HAM.
c. Pemantauan Transaksi
Akuntan Publik Leony melihat transaksi yang dilakukan PT. Makmur Sentosa dan
mempelajari dokumen yang menunjukkan bahwa transaksi tersebut telah
dilakukan dan tidak ada perubahan. Berdasarkan hasil pemantauan juga tidak
ditemukan adanya transaksi keuangan mencurigakan dan/atau indikasi yang
mengarahkan ke tindakan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme.
5. Penatausahaan Dokumen
Setelah penugasan selesai, Akuntan Publik Leony menyimpan seluruh dokumen PT.
Makmur Sentosa dan yang terkait PMPJ Sederhana, baik dalam bentuk digital maupun
fisik dalam lemari arsip, dalam jangka waktu paling sedikit 5 (lima) tahun.
36
REGULASI
Akuntan Publik
PENUTUP
Dengan diterbitkannya Modul ini, diharapkan dapat membantu Peserta PPL Online ini dalam
lebih memahami beberapa substansi mengenai Pembinaan dan Pengawasan profesi Akuntan
Publik dan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Akuntan Publik sebagaimana telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang Prinsip
Mengenali Pengguna Jasa, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
155/PMK.01/2017, sehingga dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan mendukung
upaya dan niat Pemerintah dalam memerangi Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme di Indonesia khususnya, secara global umumnya.
Dengan aktifnya profesi Akuntan Publik melalui penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa
saat menjalankan profesinya, maka profesi Akuntan Publik turut berpartisipasi memerangi
Tindak Pidana Pencucian Uang dan mendukung Pencegahan Pendanaan Terorisme. Hal ini
dapat meningkatkan kepercayaan publik kepada dirinya, dan secara langsung membantu
melindungi masyarakat dan negara dari kejahatan global yang merongrong keutuhan bangsa.
Modul ini merupakan modul yang akan terus mendapatkan penyempurnaan materi, seiring
dengan bertambahnya materi muatan atau substansi yang layak mendapatkan perhatian
sehingga perlu dijelaskan lebih lanjut, yang akan didapatkan seiring waktu bersamaan dengan
penerapan ketentuan mengenai Pembinaan dan Pengawasan pada masyarakat profesi
Akuntan Publik dan juga kebijakan atau regulasi terkait Prinsip Mengenali Pengguna Jasa yang
berlaku bagi Akuntan Publik.
37
REGULASI
Akuntan Publik