Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG PADA AKHIR

PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER


SATUAN

(SAP 6, Mata Kuliah: Akuntansi Biaya)

Oleh:

I Putu Adi Arya Winata 1707531001/ (01)

Januarianto Demmatande 1707531052/ (24)

I Putu Laksmana Narayana 1707531060/ (26)

I Made Surya Kusuma Arta 1707531122/ (35)

Pande Gede Cahyana 1707531152/ (40)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2018
A. Pengaruh Terjadinya Produk Yang Hilang Pada Akhir Proses Terhadap
Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan

Didalam proses produksi, tidak semua produk yang diolah dapat menjadi produk
yang baik yang memenuhi standart yang telah ditentukan. Jika bahan baku yang diolah
selama periode tertentu berjumlah 1.000 liter, yang banyaknya dinyatakan dalam unit
ekuivalen sebanyak 500 satuan produk jadi, maka belum tentu hasil produksi dalam periode
tersebut dapat mencapai 500 satuan produk tersebut. Jika laporan produksi menunjukkan
bahwa produk selesai dalam periode tersebut berjumlah 300 satuan, dan persediaan produk
dalam proses pada akhir periode berjumlah 100 satuan ( unit ekuivalen ), maka berarti
didalam proses produksi selama periode tersebut telah terjadi produk yang hilang dalam
proses sebanyak 100 satuan.
Ditinjau dari saat terjadinya, produk dapat hilang pada awal proses, sepanjang proses,
atau akhir proses. Untuk kepentingan perhitungan harga pokok produksi per satuan, produk
yang hilang sepanjang proses harus dapat ditentukan pada tingkat penyelesaian berapa
produk yang hilang tersebut terjadi. Atau untuk menyederhanakan perhitungan harga pokok
produksi persatuan, produk yang hilang sepanjang proses diperlakukan sebagai produk
yang hilang pada awal atau akhir proses.

B. Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang pada Awal Proses terhadap


Perhitungan Harga Pokok Produk per Satuan
Produk yang hilang di awal proses dianggap belum ikut menyerap biaya produksi
yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikut sertakan
dalam perhitungan – perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan dalam
departemen tersebut.
Dalam departemen produksi pertama, produk yang hilang pada awal proses
mempunyai akibat menaikkan harga pokok produksi per satuan. Dalam departemen setelah
departemen produksi pertama, produk yang hilang pada awal proses mempunyai dua
akibat :

1
1. Menaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen
produksi sebelumnya
2. Menaikkan harga pokok produksi persatuan yang ditambahkan dalam departemen
produksi yang pertama tersebut.

Contoh :
PT Eliona Sari memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya :
Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi kedua departemen
tersebut untuk bulan januari 19X1.

Data Produksi Departemen B bulan januari 19X1


Departemen A Depertemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses 1000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg -
Produk selesai yang di transfer digudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian Sebagai berikut :
Biaya bahan baku dan penolong 100% biaya konversi 40% 200 kg -
Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% - 100 kg
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg

Biaya Produksi Departemen A dan Departemen B bulan januari 19X1


Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp -
Biaya bahan penolong 26.100 16.100
Biaya tenaga kerja 35.100 22.500
Biaya overhead pabrik 46.800 24. 750
Jumlah biaya produksi Rp 130.500 Rp 63.350

Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Departemen A Bulan januari 19X1

Jenis Biaya Jumlah Produk yang Dihasilkan Biaya Biaya per kg


oleh Departemen A ( Unit Produksi Dept. Produk yang

2
ekuivalensi) A dihasilkan oleh
Dept. A
(1) (2) (2):(1)
Biaya bahan baku 700 kg + 100% x 200 kg = 900 kg Rp 22.500 Rp 25
Biaya bahan 700 kg + 100% x 200 kg = 900 kg 26.100 29
penolong
Biaya tenaga kerja 700 kg + 40% x 200 kg = 780 kg 35.100 45
Biaya overhead 700 kg + 40% x 200 kg = 780 kg 46.800 60
pabrik
Rp 130.500 Rp 159

Karena produk yang hilang adadi awal proses, maka produk tersebut tidak ikut
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan oleh Departemen A. Akibatnya biaya produksi
per kg produk yang dihasilkan oleh Departemen A menjadi lebih tinggi. Seandainya produk
tersebut tidak hilang dalam proses dan menjadi produk yang baik, maka unit ekuivalensi
biaya bahan baku menjadi 1.000 kg ( 700 kg + 100% x 200 kg + 100 kg ) dan biaya bahan
baku per kg adalah sebesar Rp 22,50 ( Rp 22.500 : 1.000 kg ).
Perhitungan Biaya Produksi Departemen A bulan januari 19X1
Harga pokok produk selesai yang di transfer ke
Departemen B : 700 x Rp 159 Rp 111.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 kg ) :
Biaya bahan baku 200 kg x 100% x Rp 25 = Rp 5.000
Biaya bahan penolong 200 kg x 100% x Rp 29 = 5.800
Biaya tenaga kerja 200 kg x 40% x Rp 45 = 3.600
Biaya overhead pabrik 200 kg x 40% x Rp 60 = 4.800
19.200
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500

PT Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bualan Januari 19X1

Data Produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses 1000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat

3
Peneyelsaian; biaya bahan baku dan penolong 100%,biaya konversi 40% 200
Produk yang hilang pada awal proses 100
1000 kg
Biaya yang Dibebankan dalam Departemen A :
Total Per kg
Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp 25
Biaya bahan penolong 26.000 29
Biaya tenaga kerja 35.100 45
Biaya overhead pabrik 46.800 60
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500 Rp 159
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk selesai yang di transfer ke departemen B: 700xRp 159 = Rp 111.300
Harga pokok persediaan produk dalam prose pada akhir bulan ( 200kg ):
Biaya bahan baku Rp 5.000
Biaya bahan penolong 5.800
Biaya tenaga kerja 3.600
Biaya overhead pabrik 4.800
19.200
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500

C. Produk yang Hilang pada Awal Proses di Departemen setelah Departemen


Pertama
Produk yang hilang pada awal proses, yang terjadi di departemen setelah departemen
produksi pertama mempunyai dua akibat :
1. Harga pokok per satuan produk yang berasal dari departemen sebelumnya
2. Harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam departemen dimana produk
yang hilang tersebut terjadi
Karena harga pokok produksi di departemen setelah departemen pertama dihitung secara
komulatif, maka terjadinya produk yang hilang di departemen B sebanyak 200kg tersebut,
mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari
departemen A. Harga pokok produksi selesai yang berasal dari departemen A sebesar Rp
111.300 yang semula dipikul oleh 700kg produk, dengan adanya produk yang hilang pada
awal proses di departemen B sebanyak 200 kg, harga pokok produksi tersebut hanya
dipikul oleh jumlah produk yang lebih sedikit.

4
Perhitungan penyesuaian Harga Pokok Per Unit dari Departemen A
Harga pokok produksi per satuan produk yang
berasal dari Departemen A Rp 111.300 : 700 = Rp 159,00
Harga pokok produksi persatuan produk yang berasal dari Departemen A setelah
adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200kg
adalah Rp 111.300 : (700kg – 200 kg ) 222,60
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan
produk yang berasal dari Departemen A Rp 63,60

Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Departemen B Bulan Januari 2012

Jenis Biaya Jumlah Produk yang Biaya Biaya per kg


Dihasilkan oleh Departemen Produksi Dept. Produk yang
B ( Unit ekuivalensi) B dihasilkan oleh
Dept. B
(1) (2) (2):(1)
Biaya bahan penolong 400 kg + 60% x 100 kg = 460 Rp 16.100 Rp 35
kg
Biaya tenaga kerja 400 kg + 50% x 100 kg = 450 22.500 50
kg
Biaya overhead pabrik 400 kg + 50% x 100 kg = 450 24. 750 55
kg
Rp 63.350 Rp 140

Perhitungan Biaya Produksi Departemen B Bulan Januari 19X1


Harga pokok produk selesai yang ditransfer
Ke gudang 400kg @ Rp 362,60 Rp 145.040
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100kg ):
Harga pokok dari Departemen A : 100 kg x Rp 222,60 Rp 22.260
Biaya bahan baku: 100 kg x 60% x Rp 35 2.100
Biaya tenaga kerja: 100 kg x 50% x Rp 50 2.500
Biaya overhead pabrik: 100 kg x 50% x Rp 55 2. 750
29.610
Jumlah komulatif dalam Dept. B Rp 174.650

5
PT Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bualan Januari 19X1

Data Produksi
Jumlah produk yang diterima dari Departemen A 700 kg
Jumlah produk selesai yang di transfer ke gudang 400 kg
Jumlah produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
Peneyelsaian; biaya bahan baku dan penolong 60%,biaya konversi 50% 100
Jumlah produk yang hilang pada awal proses 200
700 kg

Biaya yang Dibebankan dalam Departemen B : Total Per kg


Harga pokok yang diterima dari Departemen A Rp 111.300 Rp159,00
Penyesuaian harga pokok per satuan karena
adanya produk yang hilang dalam proses 63,60

Biaya yang ditambahkan dalam DepartemenB:


Biaya bahan penolong Rp 16.100 Rp 35,00
Biaya tenaga kerja 22.500 50,00
Biaya overhead pabrik 24. 750 55,00
Jumlah biaya yang ditambahkan dalam Departemen B Rp 63.350 Rp 140,00
Jumlah biaya produksi komulatif dalam Departemen B Rp 174.650 Rp 362,00
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk selesai yang di transfer ke gudang:
400xRp362,60 Rp 145.040
Harga pokok persediaan produk dalam prose pada akhir bulan ( 100kg ):
Harga pokok produk dari Departemen A: 100kg x Rp 222,60 Rp 22.260
Harga pokok yang ditambahkan dalam Departemen B:
Biaya bahan penolong 2.100
Biaya tenaga kerja 2.500
Biaya overhead pabrik 2. 750
29.610
Jumlah biaya produksi komulatif dalam Departemen B Rp 174.650

6
D. Pengaruh Terjadinya Produk Yang Hilang Pada Akhir Proses Terhadap
Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan
Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam
penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut. Baik di dalam
departemen produksi pertama maupun departemen-departemen produksi setelah
departemen produksi pertama, harga pokok produksi yang hilang pada akhir proses harus
dihitung, dan harga pokok ini diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produksi selesai
yang ditransfer ke departemen produksi berikutnya atau ke gudang. Hal ini akan
mengakibatkan harga pokok per satuan produk selesai yang ditransfer ke departeme
berikutnya atau ke gudang menjadi lebih tinggi.
PT Eliona Sari memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya:
Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan Biaya produksi kedua Departemen
tersebut bulan Januari 19X1.
Data Produksi Departemen A dan Departemen B bulan Januari 19X1
Departemen A Departemen B
Produk yang dimasukan dalam proses 1.000 Kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 Kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 Kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :
Biaya bahan baku &
Penolong 100% Biaya Konversi 40% 200 Kg -
Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% - 100 Kg
Produk yang hilang pada akhir proses 100 Kg 200 Kg
Biaya Produksi Departemen A dan Departemen B bulan Januari 19X1
Departemen A Departemen B
Biaya Bahan Baku Rp. 22.500 -
Biaya Bahan Penolong Rp. 26.100 Rp. 16.100
Biaya Tenaga Kerja Rp. 35.100 Rp. 22.500
Biaya Overhead Pabrik Rp. 46.800 Rp. 24.750

7
Jumlah Biaya Produksi Rp. 130.500 Rp. 63.350
Perhitungan Harga Pokok di Departemen A

Atas dasar data tersebut di atas, perhitungan harga pokok produksi per satuan yang
dihasilkan oleh Departemen A disajikan,

Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Departemen A bulan Januari 19X1

Jumlah Produk yang dihasilkan oleh Biaya Produksi Biaya per Kg


Departemen A (Unit Ekuivalensi) Dep. A (Rp. Produk Dihasilkan DepA
700 Kg+100% x 200 Kg+100 Kg =1000 Kg 22.500 22,50
700 Kg+100% x 200 Kg+100 Kg =1000 Kg 26.100 26,10
700 Kg+40% x 200 Kg + 100 Kg =880 Kg 35.100 39,89
700 Kg+40% x 200 Kg + 100 Kg =880 Kg 46.800 53,18
130.500 142,267
Karena produk yang hilang terjadi pada akhir, maka produk tersebut sudah ikut
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan oleh Departemen A dalam bulan Januari 19X1.
Oleh karena itu produk yang hilang tersebut diikutsertakan dalam perhitungan unit
ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh Departemen A. Akibatnya biaya produksi per kg
produk yang dihasilkan oleh DepartemenA menjadi lebih rendah.

Perhitungan Biaya Produksi Departemen A Bulan Januari 19X1

Harga Pokok Produk selesai ditransfer ke Departemen B: 700 x Rp.141, 67 =Rp. 99.169,00
Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang
pada akhir proses : 100 x Rp.141,67 Rp.14.167,00
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dep. B
Setelah disesuaikan : 700 x Rp. 161,91* Rp.113.334,40
Harga Pokok Persediaan Produk dalam proses akhir bulan (200 Kg) :
Biaya Bahan Baku 200 Kg x 100% x Rp. 22,50 = Rp. 4.500,00

8
Biaya Bahan Penolong 200 Kg x 100 % x Rp. 26,10 = 5.220,00
Biaya Tenaga Kerja 200 Kg x 40% x Rp. 39,89 = 3.191,20
Biaya overhead pabrik 200 Kg x 40% x Rp. 53,18 = 4.254,40
17.165,60
Jumlah Biaya Produksi Departemen A Rp. 130.500,00
* (99.169 + 14.167) : 700 = 161,91
**Jumlah seharusnya adalah Rp. 113.336. Jumlah tersebut disesuaikan karena adanya
pembulatan perhitungan,dan penyesuaian tersebut dimaksudkan supaya jika dijumlah
dengan harga pokok persediaa produk dalam proses akhir, hasilnya sebesar Rp. 130.500,
jika jumlah biaya produksi produksi Departemen A.

PT Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen a
Bulan Januari 19X1
Data Produksi
Produk yang dimasukan dalam proses 1.000
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 Kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian,
biaya bahan baku dan penolong 100% dan biaya
200
konversi 40%
Produk yang hilang pada akhir proses 100
1.000

Biaya yang Dibebankan dalam Departemen A


Total Per Kg
Biaya bahan baku 22.500 22,5
Biaya bahan penolong 26.100 26,1
Biaya tenaga kerja 35.100 39,89
Biaya overhead pabrik 46.800 53,18
Jumlah biaya produksi Departemen A 130.500 141,67

Perhitungan biaya
Harga Pokok Produk selesai yang ditransfer ke departemen B :
700 x Rp 141,67 Rp99.169
Penyesuaian karena adanya produk yang hilang pada akhir proses: 100 x Rp 14,167

9
141,67
Harga Pokok Produk selesai yang ditransfer ke departemen B : 700 x Rp
161,91 Rp113.334
Harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan
(200 Kg)
Biaya bahan baku 4.500
Biaya bahan penolong 5.220
Biaya tenaga kerja 3191,2
Biaya overhead pabrik 4254,4
17.165
Rp
Jumlah biaya produksi Departemen A 130.500

Produk yang hilang pada akhir proses di Departemen produksi setelah Departemen
Produksi Pertama

Tidak seperti halnya dengan produk yang hilang pada awal proses di departemen produksi
kedua dan seterusnya, produk yang hilang pada akhir proses yang terjadi di departemen
setelah departemen produksi pertama hanya berakibat terhadap harga pokok per satuan
produk yang ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang. Karena produk yang hilang
pada akhir proses ikut menyerap biaya yang dikeluarkan dalam departemen yang
bersangkutan, produk yang hilang pada akhir proses tidak mempengaruhi harga pokok
produksi per satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.

Perhitungan Biaya Produksi Per Satuan Departemen B Bulan


Januari19X1
Biaya Produksi Biaya per kg
Jumlah Produk yang Dihasilkan oleh yang yang
Departemen B (unit ekuivalensi) ditambahkan ditambahkan
Dept.B Dept. B
jenis biaya 1 2 02:01
Biaya bahan 400 Kg + 60% x 100 Kg + 200 Kg = 660
16.100 24,39
penolong Kg
400 Kg + 50% x 100 Kg + 200 Kg = 660
Biaya tenaga kerja 22.500 34,62
Kg
Biaya overhead 400 Kg + 50% x 100 Kg + 200 Kg = 660
24.750 38,08
pabrik Kg
Rp63.350 Rp97,09

10
Perhitungan Biaya Produk Departemen B Bulan Januari
19X1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang


Rp
Harga Pokok dari Dept.A: 400 Kg x Rp 161,91
64.764
Harga pokok yang ditambahkan dalam Dept.B: 400 Kg x Rp 97,09 38.836
Harga Pokok Produk yang hilang pada akhir proses: 200 Kg x (Rp
51.800
161,91 + Rp 97,09)
Harga Pokok Produk selesai yang ditransfer ke gudang: 400 Kg x Rp
Rp155.400
388,50*
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (100 Kg)
Harga Pokok dari Dept.A: 100 Kg x Rp 161,91 Rp 16.191
Biaya bahan baku: 100 Kg x 50% x Rp 24,39 1.219, 50
Biaya tenaga kerja: 100 Kg x 50% x Rp 34,62 1.731
Biaya overhead pabrik: 100 Kg x 50% x Rp 38,08 1.904
21.045,50
Rp176.445,5
Jumlah biaya kumulatif dalam Departemen B
0

*) Rp 388,50 adalah hasil bagi Rp 155.400 dengan 400 Kg

Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Januari 19X1. Produk Hilang


Pada akhir Proses dalam Departemen
setelah Departemen Pertama

PT Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 19X1

Data Produksi
Jumlah produk yang diterima dari departemen A
700 Kg
Jumlah produk selesai yang ditransfer ke Gudang
400 Kg
Jumlah produk dalam Proses akhir bulan dengan tingkat
penyelesaian:
Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50%
100
Jumlah produk yang hilang pada awal proses
200
700 Kg

11
Biaya yang dibebankan dalam Departemen B
Total Per Kg
Harga Pokok produk yang diterima dari Departemen A Rp113.33
4 Rp161,91

Biaya yang ditambahkan dalam Departemen B:


Biaya bahan penolong 16.100 24,39
Biaya tenaga kerja 22.500 34,62
Biaya overhead pabrik 24.750 38,08
Jumlah biaya yang ditambahkan dalam Departemen B Rp63.350 Rp97,09
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp176.68
4 Rp259

Perhitungan Biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:
Rp
Harga Pokok dari Dept.A: 400 Kg x Rp 161,91 64.764
Harga pokok yang ditambahkan dalam Dept.B: 400 Kg x Rp
38.836
97,09
Harga Pokok Produk yang hilang pada akhir proses: 200 Kg x (Rp
51.800
161,91 + Rp 97,09)
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang : 400 Kg x RP Rp
389,10* 155.638**

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (100


Kg)
harga pokok produk dari Dept. A: 100 Kg x Rp 161,91 Rp16.191
Hargapokok yang ditambahkan dalam Dept.B:
Biaya bahan penolong 1.219,50
Biaya tenaga kerja 1.731
Biaya overhead pabrik 1.904
21.045,50
Rp176.68
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B 4,40

* Rp 155.638 : 400 Kg = Rp 389,10


** Jumlah biaya yang seharusnya adalah Rp 155.400. jumlah tersebut disesuaikan agar jika
dijumlahkan dengan harga pokok persedian
produk dalam proses, hasilnya sebesar Rp 176.684,40, jumlah biaya produksi kumulatif
dalam Departemen B bulan Januari 19X1

12
Daftar Pustaka
Supriyono,2010, Akuntansi Biaya, edisi II,BPFE UGM.Yogyakarta.

Mulyadi,2010, Akuntansi Biaya, edisi V, YKPN,Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai