Anda di halaman 1dari 2

AKUNTANSI ISTISHNA’

PENGERTIAN
Akad Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat/shani’). Shani’
akan menyiapkan barang yang dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dimana shani’ dapat
menyiapkan sendiri atau melalui pihak lain (istishna’ paralel).

JENIS AKAD
1. Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembuat/shani’) dan penjual (istishna’ paralel).
2. Istishna’ paralel adalah suatu bentuk akad istishna’ antara penjual dan pemesan dimana untuk memnuhi
kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad istishna’ dengan pihal lain (subkontraktor) yang dapat
memenuhi aset yang dipesan pemesan.

PERBEDAAN SALAM DAN ISTISHNA’


Subjek Salam Istishna’ Aturan dan Keterangan
Pokok kontrak Muslam fiih Mashnu’ Baramg ditangguhkan dengan spesifikasi
Harga Dibayar saat kontrak Boleh saat kontrak, boleh
Cara penyelesaian pembayaran merupakan
diangsur, boleh perbedaan utama antara
kemudian hari. salam dan istishna’
Sifat kontrak Mengikat secara Mengikat
asli secara ikutan (thaba’i)
Salam mengikat semua pihak sejak semula.
(thabi’i) Sementara istishna’
dianggap mengikat
berdasarkan pandangan para
ahli fikih demi
kemaslahatan serta tidak
bertentangan dengan aturan
syariah.
Kontrak paralel Salam paralel Istishna’ paralel Baik salam paralel maupun istishna’
paralel sah asalkan kedua
kontrak secara hukum
adalah terpisah.

RUKUN DAN KETENTUAN


1) Pelaku, terdiri dari pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat/shani’).
2) Objek akad, berupa barang dan modal istishna’ yang berbentuk harga.
a. Pembayaran
1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya serta cara pembayarannya.
2. Harga yang telah ditetapkan tidak boleh berubah. Jika setelah akad ditandatangani pembeli
mengubah spesifikasi dalam akad maka penambahan biaya menjadi tanggung jawab pembeli.
3. Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan dan tidak boleh berupa pembebasan utang.
b. Barang
1. Barang pesanan harus sesuai dengan spesifikasinya dan diserahkan kemudian.
2. Waktu dan penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
3. Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan.
4. Jika terdapat barang cacat atau tidak sesuai, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk
melanjutkan atau membatalkan akad.
5. Jika pesanan sudah dikerjakan sesuai kesepakatan, hukumnya mengikat, tidak boleh dibatalkan
sehingga penjual tidak dirugikan karena ia telah menjalankan kewjibannya sesuai kesepakatan.
3) Ijab kabul/serah terima

BERAKHIRNYA AKAD ISTISHNA’


1) Dipenuhinya kewajiban secara normal oleh kedua pihak.
2) Persetujuan bersama kedua belah pihak untuk menghentikan kontrak.
3) Pembatalan hukum kontrak dilakukan jika muncul sebab yang masuk akal untuk mencegah dilaksanakannya
kontrak atau penyelesaiannya dan masing-masing pihak bisa menuntut pembatalannya.

Anda mungkin juga menyukai