kontrak. Dengan demikian, hak milik atas barang modal tersebut tetap menjadi milik lessor
selama jangka waktu kontrak lease.
Sewa guna usaha (leasing) dibedakan menjadi sewa guna usaha dengan hak opsi dan
sewa guna usaha tanpa hak opsi.
Sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease/capital lease) adalah sewa guna
usaha dimana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli
objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati.
Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lesse) adalah sewa guna usaha di mana
penyewa (lessee) pada masa akhir kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek
sewa guna usaha tersebut.
Ditinjau dari teknis pelaksanaannya transaksi sewa guna usaha dapat dilakukan secara
langsung maupun dengan cara penjualan dan penyewaan kembali (sale and lease back).
Dari sisi lesse seluruh biaya yang dikeluarkan untuk perolehan barang modal selama
masa kontrak dapat dibebankan, padahal jangka waktu lease mungkin jauh lebih pendek dari
umur ekonomis. Dengan demikian, sebenarnya lessee dapat melakukan penyusutan yang
dipercepat (accelerated depreciation) melalui metode akuntansi sewa (rental accounting
method).
Bentuk Pembiayaan Sewa Guna Usaha
Pada dasarnya, terdapat tiga bentuk atau jenis kontrak pembiayaan sewagunausaha, yaitu :
1. Direct lease, merupakan kontrak sewaguna usaha yang terjadi antara perusahaan
produsen aset sebagai lessor dengan pengguna aset sebagai lessee, atau antara
perusahaan sewaguna usaha atau lembaga keuangan lain yang membeli aset dari
produsen yang bertindak sebagai lessor dengan pengguna aset sebagai lessee.
2. Sale-and-leaseback, pemilik aset menjual asetnya kepada perusahaan sewaguna usaha
atau lembaga keuangan yang kemudian menyewakan kembali (bertindak sebagai
lessor) kepada perusahaan penjual aset sebagai lessee.
3. Leveraged lease, perusahaan leasing yang bertindak sebgai lessor memperoleh
pinjaman dari bank untuk membeli aset yang disewagunausahakan kepada pihak
lessee. Jumlah pinjaman yang diberikan oleh bank kepada perusahaan leasing,
biasanya meliputi 80% dari harga beli aset, sedang 20 % sisanya merupakan investasi
dari perusahaan leasing.
a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama
ditambah dengan nilai sisa barang modal harus dapat menutup harga perolehan
barang modal dan keuntungan lessor.
b. Masa sewa guna usaha ditentukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang
modal golongan I; 3 (tiga) tahun untuk barang modal golongan II dan III; dan 7
(tujuh) tahun untuk golongan bangunan.
c. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lesse.
d. Dalam Pasal 16 Keputusan Mentri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991
mengatur mengani ketentuan perpajakan bagi lessee yang melakukan transaksi
finance lease sebagai berikut:
1) Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang di
sewagunausahakan sampai saat lessee membeli barang tersebut.
2) Setelah lessee menggunakan hak opsinya membeli barang modal yang
disewagunausahakan maka lessee boleh melakukan penyusutan dengan dasar
yaitu harga opsi barang modal yang bersangkutan.
3) Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee kecuali
pembebanan atas tanah merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto lessee.
4) Dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan.
Direktur Jendral Pajak melakukan koreksi atas pembebanan biaya sewa guna
usaha tersebut dan memperlakukannya sebagai operating lease. Perubahan ini
tidak dilakukan apabila terjadi karena forse majeur, gagal bayar (default),
maupun mempertimbangkan ekonomi tanpa motif menghindari pajak dan
tidak ada hubungan istimewa antara lessor dengan lessee.
5) Lessee tidak memotong pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran sewa
guna usaha.
1. Penjualan dan Penyewaan Kembali
a) Untuk penjualan dan penyewaan kembali tanpa hak opsi, pajak Pertambahan
Nilai (PPN) masukan yang telah dikreditkan oleh lessee harus dibayar
kembali.
b) Atas penyewaan kembali barang modal tersebut, maka lessor harus memungut
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
c) Pengalihan tanah dan bangunan sewa guna usaha:
1) Saat lessee menjual kepada lessor, lessee dikenakan PPh 5% dari nilai jual
(nilai akta) atau nilai jual objek pajak (NJOP) yang digunakan untuk
menghitung PBB jika nilai jual lebih rendah dari NJOP.
2) Saat lessor menjual kepada lessee, lessor dikenakan PPh 5% dari nilai
opsi.
Berdasarkan PSAK Nomor 30 tentang Standar Akuntansi Sewa Guna Usaha, dalam
menentukan jenis sewa guna usaha pertimbangan utama yang digunakan adalah asas makna
ekonomi. Suatu transaksi sewa guna usaha akan dikelompokan sebagai sewa guna usaha
dengan hak opsi apabila memenuhi semua syarat-syarat berikut:
a) Lessee memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan
pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama
pada saat dimulainya perjanjan sewa guna usaha.
b) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh lessee ditambah dengan nilai
sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal serta bunganya
sebagai keuntungan lessor (full payoutlease).
c) Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.
Apabila salah satu syarat di atas tidak terpenuhi, maka transaksi tersebut
dikelompokkan sebagai sewa menyewa biasa atau sewa guna usaha tanpa hak opsi.
dengan sisa kewajiban sewa guna usaha. Apabila opsi tidak sama dengan
jaminan maka kekurangan atau kelebihan harus diselesaikan antara lessee dan
lessor secara tunai.
l) Setelah mengambil opsi, maka rekening sewa guna usaha direklasifikasikan ke
dalam rekening aktiva tetap yang relevan.
C. PERENCANAAN PAJAK UNTUK SEWA GUNA USAHA
Perencanaan pajak dapat digunakan untuk aktiva tetap yang baru akan dibeli maupun
aktiva tetap yang telah dimiliki. Untuk aktiva tetap yang baru akan dibeli pertimbangannya
adalah membeli secara langsung (tunai atau kredit) atau dengan menyewa. Sedangkan untuk
aktiva tetap yang telah dimiliki pertimbangannya adalah mempertahankannya, melakukan
revaluasi atau dijual dan disewagunausahakan kembali.
1. Membeli secara Langsung atau melalui Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pajak untuk hal ini, antara
lain :
a) Apabila membeli secara langsung maka jumlah yang dapat dibiayakan dalam
rangka menghitung penghasilan kena pajak adalah biaya penyusutan.
b) Besarnya biaya penyusutan antara lain ditentukan oleh metode penyusutan dan
umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan.
c) Apabila membeli secara sewa guna usaha, maka semua biaya yang
dikeluarkan untuk membayar sewa guna usaha tersebut dapat dibiayakan pada
tahun yang bersangkutan.
d) Masa sewa guna usaha bisa lebih pendek dari umur ekonomis sehingga
perusahaan dapat membiayakan perolehan aktiva tetap lebih cepat
dibandingkan apabila menggunakan penyusutan (penyusutan yang dipercepat).
Masa sewa guna usaha ditentukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk
barang modal golongan I; 3(tiga) tahun untuk barang modal golongan II dan
III; 7 (tujuh) tahun untuk golongan bangunan.
2. Penjualan dan Penyewaan Kembali
Pada saat penjualan dari lessee kpada lessor dikenakan PPh 5% dari nilai jual (nilai
akta) atau nilai jual objek pajak (NJOP) yang digunakan untuk menghitung PBB jika nilai
jual lebih rendah dari NJOP. Saat lessor menjual kepada lessee (pengambil opsi), lessor
dikenakan PPh 5% dari nilai opsi. Hal yang perlu diperhatikan disini adalah jika gedung
dimiliki secara langsung, maka biaya yang boleh dikurangkan hanya biaya penyusutan atas
gedung yang harus dilakukan dalam jangka waktu 20 tahun. Apabila diperoleh melalui sewa
guan usaha dengan hak opsi maka semua biaya yang dikeluaran untuk pembayaran sewa baik
atas tanah maupun bangunan dapat dibiayakan.
3. Contoh Kasus
250,000
50,00
0
50,000
200,00
0
50,00
0
15,00
0
35,000
18,75
0
18,75
0
(53,75
0)
50,00
0
15,00
0
35,000
18,75
0
18,75
0
(53,75
0)
50,00
0
15,00
0
35,000
18,75
0
18,75
0
(53,75
0)
50,00
0
15,00
0
35,000
18,75
0
18,75
0
(53,75
0)
6
50,00
0
15,00
0
35,000
15,00
0
(15,00
0)
26,25
0
26,25
0
(35,00
0)
(11,25
0)
Rp
(61,25
0)
Manfaat utama yang didapat dari financial lease agreement tersebut adalah
perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang sebesar harga beli mesin untuk bisa menggunakan
mesin tersebut. Ini dipandang atau ekuivalen dengan penerimaan kas sebesar Rp 250 juta
pada akhir tahun-0 atau pada awal tahun-1. Akan tetapi perusahaan harus juga : (i) membayar
sewa tahunan sebanyak 6 kali, dan (ii) kehilangan peluang untuk memperoleh
penghematanpajak dari biaya depresiasi per tahun yang menurut ketentuan pajak; harus
dilakukan dalam masa 4 tahun petama (aset tetap bukan bangunan kelompok-1); serta (iii)
kehilangan manfaat nilai residu mesin-neto sesudahpajak yang seharusnya bisa didapat
apabila mesin tidak disewa tetapi dibeli sehingga menjadi milik perusahaan. Namun
demikian, perusahaan juga memperoleh tambahan manfaat pajak sebesar Rp 150 juta (0,30 x
Rp 50 juta) per tahun selam 6 tahun masa sewa. Karena seluruh pembayaran sewa tahunan
dapat diperlakukan sebagai biaya fiskal. Menggabungkan efek arus kas dari manfaat dan
biaya leasing tersebut membuat undiscounted net cash to lease (NCF-tanpa
mempertimbangkan nilai waktu uang) sebagaimana tampak pada tabel di atas menjadi negatif
sebesar Rp 61,25 juta.
Pada tabel di atas, perusahaan ABC sebagai pihak lessee diumpamakan merupakan
WP orang pribadi dalam negeri yang dikenakanpajak pengahsilan berdasarkan tarif marginal
30 %. Dalam hal pihak lessee bukan wajib pajak sehingga tidak bisa mngklaim adanya
manfaat pajak ( atas pembayaran sewa tahunan) tetapi juga tidak perlu memperhitungkan
biaya depresi sebagai biaya fiskal (seprti misalnya instansi pemerintah, perorangan atau
individu), maka nilai penghematan pajak tersebut pada tabel di atas akan berjumlah nihil;
sehingga akan mengubah besaran net cash flow to lease ( undiscounted). Dalam banyak hal,
lease financing semakin atraktif apabila pihak lessee bukan WP; karena nilai penghematan
pajak yang harus dikorbankan menjadi nihil, sebagaimana tampak pada tabel-2.
Perhatikan bahwa net cash flow to lease ( tanpa mempertimbangkan nilai waktu uang)
negatif sebesar Rp 265 juta lebih besar dibaning apabila lessee merupakan taxable entity yang
berjumlah negatif hanya sebesar RP 61,25 juta, Sepintas negative net cash flow yang lebih
besar tersebut tampak bahwa lease finacing agreement justru tidak lebih menarik dimata nontaxable entity sebagai lessee. Namun oleh karena lessee bukan merupakan wajib pajak; maka
nalisis harus didasarkan pada suku bunga pinjaman dan biaya modal tanpa
mempertimbangkan faktor pajak.
Dengan asumsi suku bunga pinjaman 12% dan biaya modal untuk non-taxable entity
sebesar 15% ( setara dengan taxable entity sebesar 10,50% = (1-0,30 x 15 %) misalnya
7
kontrak sewaguna usaha tersebut masih menghasilkan net present value yang positif sebesar
kurang-lebih Rp 3,55 juta {Rp 250 juta-[94,605 x Rp 50 juta) + (0,432 x Rp 37,50 juta)]},
atau (Rp 250 juta Rp 246,45) bagi non-taxable entity.
Akhir
tahun
Benefits of
Leasing
Cost of Leasing
benefits of Ownership
Lease Payment
Foregone
TxDepr
Bruto save
Neto
N.Res Total
++
+
NCF to
Lease
250,000
50,00
0
50,00
0
200,000
50,00
0
50,00
0
(50,000)
50,00
0
50,00
0
(50,000)
50,00
0
50,00
0
(50,000)
50,00
0
50,00
0
(50,000)
50,00
0
50,00
0
(50,000)
37,50
0
37,50
0
(37,500)
Rp
(87,500)
: 16%
Bunga pinjaman
: 22%
Bunga sewa guna usaha dihitung berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaanperusahaan sewa guna usaha yang menjadi sempel daam penelitian. Tingkat bunga sewa guna
usaha rata-rata adalah 10% di atas bunga pinjaman, karena sebagian besar perusahaan sewa
guna usaha sumber dananya berasal dari pinjaman bank.
Setelah mengetahui tingkat suku bunga, langkah berikutnya adalah menghitung
besarnya angsuran biaya sewa yang harus dibayar setiap bulannya. Dalam perhitungan ini
diasumsikan bahwa jangka waktu sewa 4 tahun dan jaminan (security deposit) sama dengan
nilai opsi, yaitu 10% dari nilai mesin yang disewagunausahakan (lihat Tabel 1).
TABEL 1
Skedul Pembayaran Biaya Sewa dan Nilai Tunainya
Jaminan
: Rp 100.000.000,00
: Rp 900.000.000,00
Tingkat bunga
: 22% p.a
Tingkat diskon
Jangka waktu
Per
Iode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
: 20%
: 4 tahun
Angsuran
perbulan
(Rp)
A
Angsuran
pokok
(Rp)
B
Angsuran
bunga
(Rp)
C
Sisa pinjaman
(Rp)
28.355.470,05
11.855.470,05
16.500.000,00
28.355.470,05
12.072.820,34
16.282.649,72
28.355.470,05
12.294.155,38
16.061.314,68
28.355.470,05
12.519.548,22
15.835.921,83
28.355.470,05
12.749.073,28
15.606.396,78
28.355.470,05
12.982.806,29
15.372.663,77
28.355.470,05
13.220.824,40
15.134.645,65
28.355.470,05
13.463.206,18
14.892.263,87
28.355.470,05
13.710.031,63
14.645.438,42
28.355.470,05
13.961.382,21
14.394.087,84
888.144.529,9
5
876.071.709,6
1
863.777.554,2
3
851.258.006,0
1
838.508.932,7
3
825.526.126,4
5
812.305.302,0
5
798.842.095,8
7
785.132.064,2
4
771.170.682,0
Tingka
t
diskon
(Rp)
E
1,0000
28.355.470,05
0,9836
27.889.711,86
0,9674
27.431.604,08
0,9515
26.981.021,03
0,9359
26.537.839,11
0,9205
26.101.936,77
0,9054
25.673.194,42
0,8905
25.251.494,46
0,8759
24.836.721,22
0,8615
24.428.760,91
Nilai buku
SGU
(Rp)
F
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
28.355.470,05
14.217.340,88
14.138.129,17
28.355.470,05
14.477.992,13
13.877.477,92
28.355.470,05
14.743.421,99
13.612.048,07
28.355.470,05
15.013.718,06
13.341.752,00
28.355.470,05
15.288.969,55
13.066.500,50
28.355.470,05
15.569.267,33
12.786.202,72
28.355.470,05
15.854.703,90
12.500.766,15
28.355.470,05
16.145.373,47
12.210.096,58
28.355.470,05
16.441.371,98
11.914.098,07
28.355.470,05
16.742.797,14
11.612.672,92
28.355.470,05
17.049.748,42
11.305.721,64
28.355.470,05
17.362.327,14
10.993.142,92
28.355.470,05
17.680.636,47
10.674.833,58
28.355.470,05
18.004.781,47
10.350.688,58
28.355.470,05
18.334.869,13
10.020.600,92
28.355.470,05
18.671.008,40
9.684.461,65
28.355.470,05
19.013.310,22
9.342.159,83
28.355.470,05
19.361.887,57
8.993.582,48
28.355.470,05
19.716.855,51
8.638.614,54
28.355.470,05
20.078.331,20
8.277.138,86
28.355.470,05
20.446.433,93
7.909.036,12
28.355.470,05
20.821.285,22
7.534.184,83
28.355.470,05
21.203.008,79
7.152.461,27
28.355.470,05
21.591.730,61
6.763.739,44
28.355.470,05
21.987.579,01
6.367.891,04
28.355.470,05
22.390.684,62
5.964.785,43
28.355.470,05
22.801.180,51
5.554.289,54
3
756.953.341,1
5
742.475.349,0
2
727.731.927,0
3
712.718.208,9
7
697.429.239,4
2
681.859.972,0
9
666.005.268,1
9
649.859.894,7
2
633.418.522,7
4
616.675.725,6
0
599.625.977,1
9
582.263.650,0
5
564.583.013,5
8
546.578.232,1
1
528.243.362,9
8
509.572.354,5
8
490.559.044,3
6
471.197.156,7
9
451.480.301,2
8
431.401.970,0
8
410.955.536,1
5
390.134.250,9
3
368.931.242,1
4
347.339.511,5
3
325.351.932,5
2
302.961.247,9
0
280.160.067,3
0,8474
24.027.501,63
0,8334
23.632.833,32
0,8198
23.244.647,70
0,8063
22.862.838,30
0,7930
22.487.300,39
0,7800
22.117.930,94
0,7672
21.754.628,64
0,7546
21.397.293,83
0,7422
21.045.828,50
0,7300
20.700.136,22
0,7180
20.360.122,18
0,7062
20.025.693,11
0,6946
19.696.757,26
0,6832
19.373.224,41
0,6720
19.055.005,82
0,6610
18.742.014,18
0,6501
18.434.163,65
0,6394
18.131.369,77
0,6289
17.833.549,49
0,6186
17.540.621,12
0,6084
17.252.504,30
0,5984
16.969.120,00
0,5886
16.690.390,48
0,5789
16.416.239,28
0,5694
16.146.591,21
0,5601
15.881.372,29
0,5509
15.620.509,78
10
28.355.470,05
23.219.202,15
5.136.267,90
28.355.470,05
23.644.887,52
4.710.582,53
28.355.470,05
24.078.377,13
4.277.092,92
28.355.470,05
24.519.814,04
3.835.656,01
28.355.470,05
24.969.343,97
3.386.126,09
28.355.470,05
25.427.115,27
2.928.354,78
28.355.470,05
25.893.279,05
2.462.191,00
28.355.470,05
28.355.470,05
28.355.470,05
28.355.470,05
1.361.062.562,5
2
26.367.989,17
26.851.402,30
27.343.678,01
27.844.978,77
900.000.000,0
0
1.987.480,88
1.504.067,75
1.011.792,04
510.491,28
461.062.562,5
2
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
JML
9
256.940.865,2
4
233.295.977,7
2
209.217.600,5
9
184.697.786,5
5
159.728.442,5
8
134.301.327,3
1
108.408.048,2
6
82.040.059,09
55.188.656,79
27.844.978,77
0,00
0,5418
15.363.932,11
0,5329
15.111.568,91
0,5242
14.863.350,95
0,5156
14.619.210,14
0,5071
14.379.079,51
0,4988
14.142.893,19
0,4906
13.910.586,40
0,4825
0,4746
0,4668
0,4591
13.682.095,41
13.457.357,54
13.236.311,14
13.018.895,59
946.713.222,5
9
22
12 ) = 1,83%
20
12 ) = 1,67%
Bulan ke-1
A=
PV
[ 1(1+i)n ]
Bulan ke-2
xi
A = 28.355.470
900.000 .000
[ 1(1+1,83 )48 ] x 1,83%
= 28.355.470
11
B =ix
PV ke0
B =i x
PV ke0
= 28.355.470-16.500.000 = 11.855.470
D =PV-C
=28.355.470-16.282.650=12.072.820
D=PV-C
=900.000.000-11.855.470=888.144.530
12.072.820=876.071.710
E =1
=888.144.530-
E=
=
F =A x E
1
(1d)n1
1
(11,67 )21 = 0,98361
F=A x E
=28.355.470x1=28.355.470
=2828.355.470x0,98361=27.890.626
: Rp 100.000.000,00
Metode penyusutan
: saldo menurun
Umur aktiva
: 8 tahun
12
Tahun
Nilai buku
(Rp)
Biaya
penyusutan
(Rp)
Saldo (Rp)
Tingkat
diskon (Rp)
0,401878
0,334898
0,279082
0,232568
0,193807
0,161506
0,134588
0,112157
Nilai tunai
biaya
penyusutan
(Rp)
10.046.939,30
6.279.337,06
3.924.585,66
2.452.866,04
1.533.041,28
958.150,80
598.844,25
1.497.110,62
27.290.875,01
Berdasarkan tabel 1 dan 2 dengan menggunakan tingkat bunga sewa guna usaha 22%
dan tingkat diskon 20% maka nilai perolehan keseluruhan mesin (lessee fee dan nilai opsi)
adalah sebesar Rp 1.461.062.561,52 dan total nilai tunai yang dapat dibayarkan adalah Rp
974.004.097,50
4.2 Pengadaan Mesin dengan Pembelian Langsung
Jika perusahaan melakukan pembelian mesin secara langsung, maka yang dapat
diakui sebagai biaya adalah biaya penyusutan. Untuk menghitung besarnya biaya penyusutan,
metode yang dapat digunakan adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun., karena
berdasarkan perhitungan sebelumnya metode saldo menurun lebih menguntungkan bagi
perusahaan. Sedangkan umur aktiva 8 tahun sesuai dengan ketentuan. Besarnya biaya per
tahun penyusutan dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
TABEL 3
Biaya Penyusutan dan Nilai Tunainya
Nilai aktiva
: Rp 100.000.000,00
Umur mesin
: 8 tahun
Metode penyusutan
: Saldo menurun
Tahun
Biaya
penyusutan (Rp)
1
2
1.000.000.000,00
750.000.000,00
250.000.000,00
187.500.000,00
Saldo (Rp)
Tingkat
diskon
(Rp)
750.000.000,00
562.500.000,00
0,833333
0,694444
Nilai tunai
biaya
penyusutan
(Rp)
208.333.333,33
130.208.333,33
13
3
4
5
6
7
8
562.500.000,00
421.875.000,00
316.406.250,00
237.304.687,50
177.978.515,63
133.483.886,72
Jumlah
140.625.000,00
105.468.750,00
79.101.562,50
59.326.171,88
44.494.628,91
133.483.886,72
1.000.000.000,00
421.875.000,00
316.406.250,00
237.304.687,50
177.978.515,63
133.483.886,72
0
0,578704
0,482253
0,401878
0,334898
0,279082
0,232568
81.380.208,33
50.862.630,21
31.789.143,88
19.868.214,93
12.417.634,33
31.044.085,82
565.903.584,16
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa nilai tunai dari akumulasi penyusutan dengan
tingkat diskon 20% adalah Rp 565.903.584,16.
PV
(Tingkat Diskon
20%)
Harga Perolehan:
Biaya Sewa
Nilai Opsi
Harga Mesin
Jumlah
1.361.062.56
2,52
100.000.000
947.345.315,65
100.000.000
1.461.062.56
2,52
1.047.345.315,6
5
1.361.062.56
2,52
947.345.315,65
1.000.000.
000
1.000.000.0
00
564.903.584,16
564.903.584,16
1.000.000.0
00
1.000.000.0
00
564.903.584,16
564.903.584,16
100.000.000
1.461.062.56
2,52
27.290.875,01
974.636.190,66
14
438.318.768,
76
(300.000.000)
138.318.768,
76
292.390.857,20
(169.771.075)
300.000.000
169.771.075,25
122.619.781,95
Hitungan yang dilakukan pada tabel 4 dapat diketahui besanya penghematan pajak
apabila tingkat bunga sewa guna usaha 22% dan tingkat bunga 20% secara nominal adalah
Rp 138.318.768,78 dan nilai tunainya Rp 122.619.781,95.
Walaupun sewa guna usaha lebih mahal dari pembelian langsung, tetapi penghematan
pajaknya juga lebih besar karena semua biaya sewa dapat dibiayakan dan jangka waktu sewa
guna usaha lebih pendek dari umur ekonomis. Besarnya jumlah total penghematan tunai
dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
TABEL 5
Jumlah Penghematan Tunai antara Sewa Guna Usaha dengan Pembelian Langsung
Keterangan
Nilai tunai biaya sewa
Penghematan biaya tunai karena sewa guna
usaha
Selisih
Penghematan pajak
122.619.781,95 +
Penghematan neto
75.274.466,30
228.371.616,43 +
303.646.082,73
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelian secara sewa guna usaha lebh
menguntungkan dibandingkan dengan pembelian tunai. Karena dibandingkan dengan
pembelian tunai terdapat penghematan neto. Besarnya jumlah penghematan neto dengan
tingkat diskon 20% adalah Rp 303.646.082,73
6. Tanah dan Bangunan yang Sudah Dimiliki, Sebaiknya Direvaluasi, Tidak
Direvaluasi, atau Dijual dan Disewakan Kembali
Berikut ini adalah data tanah dan bangunan yang diperoleh tahun 1997:
Harga perolehan tanah
: Rp 1.000.000.000,00
: Rp 1.000.000.000,00
15
: Rp
200.000.000,00
: Rp
800.000.000,00
Faktor penyesuaian
: Rp 3.000.000.000,00
300%
Rp 5.400.000.000,00
Rp 1.800.000.000,00
Rp 3.600.000.000,00
PPh 10%
Rp
360.000.000,00
Besarnya biaya penyusutan gedung setelah revaluasi dapat dilihat pada Tabel 6.
TABEL 6
Biaya Penyusutan dan Nilai Tunainya
Dasar Penyusutan
: Rp 2.400.000.000,00
Umur
: 20 tahun
Metode penyusutan
: garis lurus
Tahun
1
2
3
4
5
6
Nilai buku
(Rp)
Biaya
penyusutan
(Rp)
2.400.000.00
0,00
2.280.000.00
0,00
2.160.000.00
0,00
2.040.000.00
0,00
1.920.000.00
0,00
1.800.000.00
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
Tingka
t
diskon
(Rp)
Nilai tunai
biaya
penyusutan
(Rp)
0,83333
100.000.000,00
0,69444
83.333.333,33
0,57870
69.444.444,44
0,48225
57.870.370,37
0,40188
48.225.308,64
0,33490
40.187.757,20
16
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0,00
1.680.000.00
0,00
1.560.000.00
0,00
1.440.000.00
0,00
1.320.000.00
0,00
1.200.000.00
0,00
1.080.000.00
0,00
960.000.000,
00
840.000.000,
00
720.000.000,
00
600.000.000,
00
480.000.000,
00
360.000.000,
00
240.000.000,
00
120.000.000,
00
Jumlah
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
120.000.000,0
0
2.400.000.00
0,00
0,27908
33.489.797,67
0,23257
27.908.164,72
0,19381
23.256.803,94
0,16151
19.380.669,95
0,13459
16.150.558,29
0,11216
13.458.798,57
0,09346
11.215.665,48
0,07789
9.346.387,90
0,06491
7.788.656,58
0,05409
6.490.547,15
0,04507
5.408.789,29
0,03756
4.507.324,41
0,03130
3.756.103,68
0,02608
3.130.086,40
584.349.568,0
2
: Rp 800.000.000,00
Sisa umur
: 16 tahun
Metode penyusutan
: Garis Lurus
17
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Nilai buku
(Rp)
800.000.000,00
750.000.000,00
700.000.000,00
650.000.000,00
600.000.000,00
550.000.000,00
500.000.000,00
450.000.000,00
400.000.000,00
350.000.000,00
300.000.000,00
250.000.000,00
200.000.000,00
150.000.000,00
100.000.000,00
50.000.000,00
Jumlah
Biaya
penyusutan
(Rp)
Tingkat
diskon
(Rp)
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
50.000.000,00
800.000.000,00
0,83333
0,69444
0,57870
0,48225
0,40188
0,33490
0,27908
0,23257
0,19381
0,16151
0,13459
0,11216
0,09346
0,07789
0,06491
0,05409
Nilai tunai
biaya
penyusutan
(Rp)
41.666.666,67
34.722.222,22
28.935.185,19
24.112.654,32
20.093.878,60
16.744.898,83
13.954.082,36
11.628.401,97
9.690.334,97
8.075.279,14
6.729.399,29
5.607.832,74
4.673.193,95
3.894.328,29
3.245.273,58
2.704.394,65
236.478.026,77
: Rp 5.400.000.000,00
PPh 5%
: Rp
270.000.000,00
Jaminan 10%
: Rp
540.000.000,00
: Rp 4.590.000.000,00
Jumlah penerimaan tunai ini merupakan dana tersedia yang dapat dguankaan oleh
perusahaan dalam melakukan kegiatan, baik yang bersifat rutin maupun investasi. Dalam
penelitian ini akan diasumsikan bahwa dana tersebut didepositokan sehingga perusahaan akan
mendapat bunga. Tingakat bunga deposito yang digunakan adalah 16% sebelum krisis dan
25% untuk saat ini. bunga deposito merupakan penghasilan kena pajak yang dikenakan pajak
penghasilan berdasarkan tarif final sebesar 15%.
Untuk penjualan kembali tanah dan bangunan semua biaya yang dibayarkan kepada
lessor dapat dikurangan, baik biaya sewa atas tanah maupun bangunan. Pada saat akhir masa
18
sewa dan pengambilan opsi dilakukan, perusahaan masih akan melakukan penyusutan atas
nilai bangunan sesuai dengan nilai opsinya. Besarnya angsuran pembayaran atas sewa guna
usaha dapat dilihat pada Tabel 8.
TABEL 8
Skedul Pembayaran Biaya Sewa dan Nilai Tunainya
Nilai tanah dan bangunan
: Rp 5.400.000.000,00
Jaminan
: Rp
: Rp 4.860.000.000,00
Tingkat bunga
: 22% p.a
Jangka waktu
: 10 tahun
540.000.000,00
Period
e
Angsuran
perbulan A (Rp)
Angsuran
pokok B (Rp)
Angsuran bunga
C (Rp)
Sisa pinjaman
D (Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
11.384.356,07
11.592.689,79
11.804.836,01
12.020.864,51
12.240.846,33
12.464.853,82
12.692.960,65
12.925.241,83
13.161.773,75
13.402.634,21
13.647.902,42
13.897.659,03
14.151.986,19
14.410.967,54
14.674.688,24
14.943.235,04
15.216.696,24
15.495.161,78
15.778.723,24
16.067.473,88
16.361.508,65
16.660.924,26
16.965.819,17
17.276.293,66
17.592.449,84
88.938.000,00
88.729.666,28
88.517.520,06
88.301.491,56
88.081.509,74
87.857.502,25
87.629.395,43
87.397.114,25
87.160.582,32
86.919.721,86
86.674.453,66
86.424.697,04
86.170.369,88
85.911.388,54
85.647.667,83
85.379.121,03
85.105.659,83
84.827.194,29
84.543.632,83
84.254.882,20
83.960.847,42
83.661.431,82
83.356.536,90
83.046.062,41
82.729.906,24
4.848.615.643,93
4.837.022.954,14
4.825.218.118,12
4.813.197.253,61
4.800.956.407,28
4.788.491.553,46
4.775.798.592,81
4.762.873.350,99
4.749.711.577,24
4.736.308.943,03
4.722.661.040,61
4.708.763.381,58
4.694.611.395,39
4.680.200.427,85
4.665.525.739,61
4.650.582.504,57
4.635.365.808,33
4.619.870.646,55
4.604.091.923,30
4.588.024.449,43
4.571.662.940,78
4.555.002.016,52
4.538.036.197,35
4.520.759.903,69
4.503.167.453,85
Tingka
t
diskon
E (Rp)
1
0,9836
0,9674
0,9515
0,9359
0,9205
0,9054
0,8905
0,8759
0,8615
0,8474
0,8334
0,8198
0,8063
0,7930
0,7800
0,7672
0,7546
0,7422
0,7300
0,7180
0,7062
0,6946
0,6832
0,6720
19
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
17.914.391,67
18.242.225,04
18.576.057,75
18.915.999,61
19.262.162,40
19.614.659,98
19.973.608,25
20.339.125,28
20.711.331,28
21.090.348,64
21.476.302,02
21.869.318,35
22.269.526,87
22.677.059,21
23.092.049,40
23.514.633,90
23.944.951,70
82.407.964,41
82.080.131,04
81.746.298,32
81.406.356,46
81.060.193,67
80.707.696,10
80.348.747,82
79.983.230,79
79.611.024,80
79.232.007,43
78.846.054,05
78.453.037,73
78.052.829,20
77.645.296,86
77.230.306,68
76.807.722,17
76.377.404,37
4.485.253.062,18
4.467.010.837,15
4.448.434.779,39
4.429.518.779,78
4.410.256.617,38
4.390.641.957,40
4.370.668.349,15
4.350.329.223,87
4.329.617.892,59
4.308.527.543,95
4.287.051.241,93
4.265.181.923,58
4.242.912.396,71
4.220.235.337,50
4.197.143.288,10
4.173.628.654,20
4.149.683.702,50
0,6610
0,6501
0,6394
0,6289
0,6186
0,6084
0,5984
0,5886
0,5789
0,5694
0,5601
0,5509
0,5418
0,5329
0,5242
0,5156
0,5071
66.309.710,85
65.220.528,03
64.149.235,79
63.095.540,27
62.059.152,42
61.039.787,96
60.037.167,27
59.051.015,31
58.081.061,58
57.127.040,02
56.188.688,91
55.265.750,87
54.357.972,73
53.465.105,47
52.586.904,17
51.723.127,93
50.873.539,82
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
24.383.144,32
24.829.355,86
25.283.733,07
25.746.425,39
26.217.584,97
26.697.366,78
27.185.928,59
27.683.431,08
28.190.037,87
28.705.915,56
29.231.233,82
29.766.165,40
30.310.886,22
30.865.575,44
31.430.415,47
32.005.592,08
32.591.294,41
33.187.715,10
33.795.050,28
34.413.499,70
35.043.266,75
35.684.558,53
36.337.585,95
37.002.563,77
37.679.710,69
38.369.249,40
39.071.406,66
39.786.413,40
40.514.504,77
75.939.211,76
75.493.000,21
75.038.623,00
74.575.930,69
74.104.771,10
73.624.989,30
73.136.427,49
72.638.924,99
72.132.318,20
71.616.440,51
71.091.122,26
70.556.190,68
70.011.469,85
69.456.780,63
68.891.940,60
68.316.764,00
67.731.061,66
67.134.640,98
66.527.305,79
65.908.856,37
65.279.089,32
64.637.797,54
63.984.770,12
63.319.792,30
62.642.645,38
61.953.106,68
61.250.949,41
60.535.942,67
59.807.851,31
4.125.300.558,18
4.100.471.202,32
4.075.187.469,25
4.049.441.043,86
4.023.223.458,89
3.996.526.092,11
3.969.340.163,53
3.941.656.732,44
3.913.466.694,57
3.884.760.779,01
3.855.529.545,19
3.825.763.379,80
3.795.452.493,57
3.764.586.918,13
3.733.156.502,66
3.701.150.910,59
3.668.559.616,18
3.635.371.901,08
3.601.576.850,79
3.567.163.351,09
3.532.120.084,34
3.496.435.525,81
3.460.097.939,86
3.423.095.376,09
3.385.415.665,39
3.347.046.416,00
3.307.975.009,34
3.268.188.595,93
3.227.674.091,16
0,4988
0,4906
0,4825
0,4746
0,4668
0,4591
0,4516
0,4442
0,4369
0,4297
0,4226
0,4157
0,4089
0,4022
0,3956
0,3891
0,3827
0,3764
0,3702
0,3641
0,3581
0,3523
0,3465
0,3408
0,3352
0,3297
0,3243
0,3189
0,3137
50.037.906,77
49.215.999,58
48.407.592,78
47.612.464,62
46.830.396,99
46.061.175,36
45.304.588,73
44.560.429,56
43.828.493,71
43.108.580,42
42.400.492,20
41.704.034,82
41.019.017,23
40.345.251,53
39.682.552,90
39.030.739,55
38.389.632,68
37.759.056,44
37.138.837,85
36.528.806,77
35.928.795,88
35.338.640,58
34.758.178,99
34.187.251,89
33.625.702,65
33.073.377,25
32.530.124,18
31.995.794,41
31.470.241,38
20
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
41.255.920,21
42.010.903,55
42.779.703,08
43.562.571,65
44.359.766,71
45.171.550,44
45.998.189,81
46.839.956,68
47.697.127,89
48.569.985,33
49.458.816,06
50.363.912,40
51.285.572,00
52.224.097,96
53.179.798,96
54.152.989,28
55.143.988,98
59.066.435,87
58.311.452,53
57.542.652,99
56.759.784,43
55.962.589,37
55.150.805,64
54.324.166,26
53.482.399,39
52.625.228,18
51.752.370,74
50.863.540,01
49.958.443,68
49.036.784,08
48.098.258,11
47.142.557,12
46.169.366,80
45.178.367,09
3.186.418.170,96
3.144.407.267,41
3.101.627.564,33
3.058.064.992,69
3.013.705.225,98
2.968.533.675,54
2.922.535.485,73
2.875.695.529,05
2.827.998.401,15
2.779.428.415,82
2.729.969.599,76
2.679.605.687,36
2.628.320.115,36
2.576.096.017,40
2.522.916.218,45
2.468.763.229,17
2.413.619.240,19
0,3085
0,3035
0,2985
0,2936
0,2888
0,2840
0,2794
0,2748
0,2703
0,2658
0,2614
0,2572
0,2529
0,2488
0,2447
0,2407
0,2367
30.953.320,92
30.444.891,24
29.944.812,86
29.452.948,62
28.969.163,59
28.493.325,06
28.025.302,51
27.564.967,55
27.112.193,91
26.666.857,39
26.228.835,84
25.798.009,08
25.374.258,96
24.957.469,22
24.547.525,55
24.144.315,48
23.747.728,41
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
56.153.123,98
57.180.726,15
58.227.133,44
59.292.689,98
60.377.746,20
61.482.658,96
62.607.791,62
63.753.514,21
64.920.203,52
66.108.243,24
67.318.024,09
68.549.943,93
69.804.407,91
71.081.828,57
72.382.626,03
73.707.228,09
75.056.070,36
76.429.596,45
77.828.258,07
79.252.515,19
80.702.836,22
82.179.698,12
83.683.586,60
85.214.996,23
86.774.430,66
88.362.402,74
89.979.434,71
91.626.058,37
93.302.815,24
44.169.232,10
43.141.629,93
42.095.222,64
41.029.666,10
39.944.609,87
38.839.697,11
37.714.564,46
36.568.841,87
35.402.152,56
34.214.112,83
33.004.331,98
31.772.412,14
30.517.948,17
29.240.527,50
27.939.730,04
26.615.127,98
25.266.285,71
23.892.759,62
22.494.098,01
21.069.840,88
19.619.519,86
18.142.657,95
16.638.769,48
15.107.359,84
13.547.925,41
11.959.953,33
10.342.921,36
8.696.297,71
7.019.540,84
2.357.466.116,21
2.300.285.390,06
2.242.058.256,63
2.182.765.566,65
2.122.387.820,45
2.060.905.161,49
1.998.297.369,87
1.934.543.855,66
1.869.623.652,15
1.803.515.408,91
1.736.197.384,82
1.667.647.440,89
1.597.843.032,98
1.526.761.204,41
1.454.378.578,38
1.380.671.350,29
1.305.615.279,93
1.229.185.683,48
1.151.357.425,41
1.072.104.910,22
991.402.074,00
909.222.375,88
825.538.789,29
740.323.793,06
653.549.362,40
565.186.959,66
475.207.524,95
383.581.466,58
290.278.651,34
0,2328
0,2290
0,2252
0,2215
0,2179
0,2143
0,2108
0,2073
0,2039
0,2006
0,1973
0,1940
0,1909
0,1877
0,1846
0,1816
0,1786
0,1757
0,1728
0,1700
0,1672
0,1644
0,1617
0,1591
0,1565
0,1539
0,1514
0,1489
0,1464
23.357.655,57
22.973.989,93
22.596.626,28
22.225.461,08
21.860.392,52
21.501.320,47
21.148.146,42
20.800.773,51
20.459.106,43
20.123.051,47
19.792.516,44
19.467.410,69
19.147.645,01
18.833.131,71
18.523.784,51
18.219.518,55
17.920.250,37
17.625.897,88
17.336.380,33
17.051.618,30
16.771.533,69
16.496.049,66
16.225.090,64
15.958.582,32
15.696.451,58
15.438.626,52
15.185.036,41
14.935.611,69
14.690.283,95
21
118
119
120
100.322.356,07
100.322.356,07
100.322.356,07
JML
12.038.682.728,85
95.010.256,75
96.748.944,45
98.519.450,14
4.860.000.000,0
0
5.312.099,32
3.573.411,62
1.802.905,94
195.268.394,59
98.519.450,14
(0,00)
7.178.682.728,85
0,1440
0,1417
0,1393
14.448.985,89
14.211.651,31
13.978.215,12
5.270.630.197,80
Setelah masa sewa guna usaha berakhir, perusahaan (lessee) menggunakan hak
opsinya untuk pengambilan hak atas bangunan tersebut. Setelah hak opsi dambil, maka
perusahaan akan melakukan penyusutan. Besarnya biaya penyusutan atas bangunan pada
akhir masa sewa setelah perusahaan menggunakan hak opsinya dapat dilihat pada tabel .
TABEL 9
Biaya Penyusutan Bangunan yang Diperoleh dari Penjualan dan Penyewaan Kembali
dan Nilai Tunainya
Dasar penyusutan
: Rp 240.000.000,00
Umur
: 20 tahun
Metode penyusutan
: Garis lurus
Tingkat diskon
: 20%
Tahun
Nilai buku
(Rp)
Biaya
penyusutan
(Rp)
Tingkat
diskon
(Rp)
Nilai tunai
biaya
penyusutan
(Rp)
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
240.000.000,00
228.000.000,00
216.000.000,00
204.000.000,00
192.000.000,00
180.000.000,00
168.000.000,00
156.000.000,00
144.000.000,00
132.000.000,00
120.000.000,00
108.000.000,00
96.000.000,00
84.000.000,00
72.000.000,00
60.000.000,00
48.000.000,00
36.000.000,00
24.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
12.000.000,00
0,13459
0,11216
0,09346
0,07789
0,06491
0,05409
0,04507
0,03756
0,03130
0,02608
0,02174
0,01811
0,01509
0,01258
0,01048
0,00874
0,00728
0,00607
0,00506
1.615.055,83
1.345.879,86
1.121.566,55
934.638,79
778.865,66
649.054,72
540.878,93
450.732,44
375.610,37
313.008,64
260.840,53
217.367,11
181.139,26
150.949,38
125.791,15
104.825,96
87.354,97
72.795,81
60.663,17
22
30
12.000.000,00
Jumlah
12.000.000,00
240.000.000,00
0,00421
50.552,64
9.437.571,76
Harga perolehan aktiva tetap gedung tanah dan bangunan melalui penjualan dan penyewaan
kembali dengan bunga sewa guna usaha 22% dan tingkat diskon 20% secara nominal adalah
sebesar Rp12.054.561.925,86; sedangkan nilai tunainya hanya sebesar Rp5.824.653.550,67.
Jumlah biaya yang dapat dibebankan jika seluruh biaya sewa dan penyusutan atas perolehan
bangunan berdasarkan nilai opsi. Berdasarkan Tabel 10 dengan bunga sewa guna usaha 22%
dan tingkat diskon 20% jumlah nominal yang dapat dibiayakan adalah sebesar
Rp12.294.561.925,86 dengan nilai tunai Rp5.294.091.122,43.
23
Perbandingan Harga Perolehan Tanah dan Gedung dan Penghematan Pajak antara Sewa Guna
Usaha, Revaluasi dan tanpa Revaluasi (Bunga Sewa Guna Usaha 22% dan Tingkat Diskon
20%)
Keterangan
PV (Tingkat
Diskon 20%)
Revaluasi
Tanpa Revaluasi
Nominal
PV (Tingkat
Diskon 20%)
Nominal
PV (Tingk
Diskon 20
5.400.000.00
0,00
5.400.000.00
0,00
1.800.000.00
0,00
1.800.000.
0,00
5.400.000.00
0,00
5.400.000.00
0,00
1.800.000.00
0,00
1.800.000.
0,00
2.400.000.00
0,00
584.349.568,
01
800.000.000,
00
236.478.02
77
2.400.000.00
0,00
584.349.568,
01
800.000.000,
00
236.478.02
77
720.000.000,
00
175.304.870,
40
240.000.000,
00
70.943.407
3
Biaya sewa
12.054.561.92
6,40
5.284.653.5
50,67
Nilai opsi
540.000.000,0
0
540.000.0
00,00
Nilai buku
Jumlah
12.594.561.92
6,40
5.824.653.5
50,67
12.054.561.92
6,40
5.284.653.5
50,67
240.000.000,0
0
Jumlah yang
boleh dibiayakan
Biaya sewa
Biaya
penyusutan
Jumlah
12.294.561,40
9.437.5
71,76
5.294.091.1
22,43
PPh 30%
3.688.368.577
,92
1.588.227.3
36,73
Pengehematan
pajak (dengan
revaluasi)
2.968.368.577
,76
1.412.922.4
66,32
Pengehematan
pajak (tanpa
revaluasi)
3.448.368.577
,76
1.348.227.3
36,73
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa walaupun harga perolehan tanah
dan bangunan melalui penjualan dan penyewaan kembali lebih mahal, tetapi semua biaya
sewa boleh dibiayakan, baik biaya sewa atas tanah maupun bangunan; sedangkan pembelian
secara langsung hanya biaya penyusutan atas bangunan yang boleh disusutkan, sedangkan
atas tanah tidak boleh disusut. Hal ini akan mempengaruhi besarnya pajak penghasilan yang
harus dibayar oleh perusahaan yang bersangkutan.
Dengan bunga sewa guna usaha 22% dan tingkat diskon 20%, harga perolehan atas
tanah dan bangunan adalah Rp 12.278.682.728,85 tetapi kalau dinilai-tunaikan hanya sebesar
Rp 5.280.067.769,56. Jika bunga sewa guna usaha 33%, nilai setelah revaluasi sebesar Rp
24
5.400.000.000,00 dan biaya penyusutan yang diperkenankan hanya atas bangunan yaitu
sebesar Rp 240.000.000,00. Seandainya perusahaan tidak melakukan revaluasi nilai buku
tanah dan bangunan sebesar Rp 1.800.000.000,00 maka jumlah biaya yang dapat disusutkan
hanya nilai buku atas bangunan yaitu Rp 800.000.000,00.
Penghematan pajak yang diperoleh perusahaan dengan bunga sewa guna usaha 22%
dan tingkat diskon 20%, antara penjualan dan penyewaan kembali dngan revaluasi,
nominalnya adalah Rp 2.968.368.577,76 dengan nilai tunai Rp 1.412.922.466,32. Jika
penjualan dan penyewaan kembali dibandingkan dengan tidak melakukan revaluasi
nominalnya adalah Rp 3.448.368.577,76 dengan nilai tunai Rp 1.348.227.336,73.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa walaupun penjualan dan penyewaan kembali
harga perolehannya lebih mahal tetapi penghematan pajaknya juga yang paling besar,
sehingga alternatif ini sebaiknya dipilih oelh perusahaan. Besarnya total penghematan tunai
dapat dilihat dari perhitungan pada Tabel 11 dan Tabel 12.
TABEL 11
Jumlah Penghematan Tunai antara Penjualan dan Penyewaan Kembali dengan
Revaluasi.
Keterangan
Nilai tunai biaya sewa
Penerimaan neto hasil penjualan
Selisih
Penghematan pajak
Penghematan neto
Pendapatan bunga deposito*
Jumlah penghematan tunai
TABEL 12
Jumlah Penghematan Tunai antara Penjualan dan Penyewaan Kembali dengan Tidak
Revaluasi
Keterangan
25
Besarnya jumlah penghematan tunai penjualan dan penyewaan kembali pada saat
revaluasi jika tingkat diskonnya 20% adalah Rp 870.147.281.989,36; sedangkan jika tingkat
diskonnya 30% adalah Rp 2.550.674.627,92. Besarnya jumlah pengehematan tunai penjualan
dan penyewaan kembali pada saat tidak revaluasi jika tingkat diskonnya 20% adalah
Rp1.423.568.069,55; sedangkan jika tingkat diskonnya 30% adalah Rp 2.430.043.213,93.
Deskripsi
Aset
Macam-macam
aset
Mesin-sewaguna
usaha
Total Aset
Kewajiban dan
Posisi Sebelum
Transaksi
Rp
15,000
Rp
Rp
15,000
Pembiayaan
Konvensional
Rp 16,500
Rp
Rp 16,500
Pembiayaan Leasing
Tnp Target Dgn Target
DER
DER
Rp
Rp 15,000 15,000
Rp 1,500
Rp
16,500
Rp 1,500
Rp
16,500
28
Ekuitas
Utang bank
utang sewaguna
usaha
Total utang
Total Ekuitas
Total Utang dan
Ekuitas
Rasio utang
terhadap ekuitas
Rp
5,000
Rp 5,500
Rp
Rp
Rp
5,000
10,000
Rp
Rp 5,500
Rp 11,000
Rp
15,000
Rp 16,500
0,5 : 1
Rp 5,000
Rp
1,500
Rp 6,500
Rp 10,000
Rp 4,000
Rp 16,500
Rp 16,500
0,5 : 1
Rp 1,500
Rp 5,500
Rp 11,000
0,65 : 1
0,5 : 1
Benefits of
Leasing
250,000
Cost of Leasing
benefits of Ownership
Lease Payment
Foregone
Tx-save
Depr+
Bruto
Neto
N.Res
Total
+
+
50,000
50,000
NCF to
Lease
200,000
1
29
2
3
4
5
6
50,000
15,000
35,000
18,750
18,750
(53,750)
50,000
15,000
35,000
18,750
18,750
(53,750)
50,000
15,000
35,000
18,750
18,750
(53,750)
50,000
15,000
35,000
18,750
18,750
(53,750)
50,000
15,000
35,000
(35,000)
15,000
(15,000)
26,250
26,250
(11,250)
Rp
(61,250)
Secara lebih spesifik, discounted cash flow model dapat diaplikasikan berdasar 4 pendekatan
sebagai berikut :
a. Adjusted- Present- Value-Approach
Pendekatan ini membandingkan secara langsung arus kas dari pembiayaan sewaguna uasha
dengan pinjaman yang digunakan untuk memperoleh/membeli aset terkait, dan
mengidentifiksikan keuntungan sewaguna usaha dalam perbandingannya dengan pinjaman
yang disebut net advantage of leasing (NAL). Secara garis beasar, net advantages of leasing
merupakan hasil penjumlahan dan pengurangan dari tiga komponenarus kas sebagai berikut:
(i) nilai tunai arus kas dari pembiayaan sewaguna usaha (net present balue of base case cash
flows), plus (ii) nilai tunai penghematan pajak yang didapat dari pembayaran sea peiodik
(present value of lease payment tax shield), minus (iii) nilai tunai dari penghematan pajak
yang harus dikorbankan sebagai akibat penggunaan pembiayaan sewaguna usaha sebagi
pengganti utang( present value of tax shield lost on displaced debt). Variabel-variabel ini
diperlukan untuk membuat keputusan lease versus borrow-and- buy dengan menggunaka
NAL sebagai kriterianya meliputi : (a) nilai perolehan aset, (b) biaya operasional aset yang
menjadi tanggungan pihak lessor-jika ada, (c) pembayaran sewa periodik, (e) penghematan
pajak dari biaya depresiasi yang tidak bisa didapat oleh lessee karena aset disewa, (f) nilai
residu aset yang tidak bisa direalisasikan oleh pihak lessee karena aset disewa-jika ada.
Faktor diskonto yang digunakan untuk menilaitunaikan pembayaran sewa periodik
adalah lessees pretax cost of secured debt karena tingkat risiko yang melekat pada kewajiban
sewaguna usaha sama dengan tingkat riiko yang melekat pada debt sevice payments dari tipe
utang yang dgantikan.
Demikian pula, faktor diskonto yang digunakan untuk menilaitunaikan penghematan pajak
dari depresisasi aset terkait. Sedang untuk menilaitunaikan biaya opersional dan nilai residu
aset, biasanya digunakan faktor diskonto yang lebih tinggi, seperti misalnya biaya modal
perusahaan agar mencerminkan tingkat risiko yang memang lebih tinggi.
Penghematan pajak yang bisa didapat melaui pembiayaan sewaguna usaha bersal dari
tax deductibility atas pembayaran sea periodik. Oleh karena itu, faktor diskonto yang
seharusnya digunakan untuk menilaitunaikan penghemtan pajak yang berasal dari
30
pembayaran sewa periodik adalah pretax cost of secured debt. The asset-realted side effects
berhubungan dengan dsplaced debt capacity. Faktor tersebut sangat penting, khusunya dalam
menganalisis pembiayaan sewaguna usaha. Tidak dipertimbangkannya displaced debt
capacity bisa menyebabkan terjadinya kesalahan yang fatal.
Denga adjusted-present-value-approach, keuntungan neto dari pembiyaan sewaguna
usaha dalam perbandingannya dengan pinjaman untuk mendapatkan suatu aset dapat
ditentukan berdasarkan formula sebagai berikut:
Nilai tunai bersih (net present value) dari base case cash flows itu sendiri
sebagaimana telah dikemukakan, ditentukan oleh banyak variabel . Net present value of base
case cash flows ditentukan berdasarkan formula sebagai berikut.
NAL = NPV of base case cash flows + PV of lease payment tax shield PV of tax shield of
lost on displaced debt
Dalam formula NPV-BCCF tesebut, nilai tunai biaya kepemilikan aset yang menjadi
tanggungan pihak lessor merupakan biaya-biaya seperti misalnya; biaya perawatan, biaya
asuransi yang seharusnya dibayar oleh pihak lessee jika aset adalah miliknya;tetapi disepakati
untuk menjadi tanggungan pihak lessor. Nilai tunai dari nilai residu yang tidak dapat
direalisasikan tergantung pada apakah kontrak sewaguna usaha memberikan opsi kepada
pihak lessee untuk membeli aset pada akhir masa sewa. Dalam hal opsi untuk membeli aset
diberikan kepada lessee, maka residual value lost sama dengan harga yang harus dibayar oleh
lessee untuk membeli aset tersebut.
Jumlah
Rp
250,000
Rp
Rp
Rp
50,000
Rp
18,750
F.Disk
Nilai Tunai
Rp
1 250,000
Rp
Rp
250,000
Rp
Rp
4605 230,250
Rp
3037 56,944
31
Rp
26,250
-
0,432
-
Rp
11,340
Rp
298,534
Rp
(48,534)
Saldo Utang
awal tahun
berikut
Rp
170,389.93
Tersedia dana
utk
membayar
utang
Rp
39,437.25
jumlah
utang
dibayar
akhir
tahun
Rp
36,381.23
2 53,750.00
130,952.69
42,749.97
39,437.24
170,389.93
20,446.79
3 53,750.00
88,202.61
46,340.98
42,749.98
130,952.69
15,714.32
4 53,750.00
41,861.64
50,233.61
46,340.98
88,201.61
10,584.31
5 35,000.00
10,378.23
34,128.28
31,438.61
41,861.64
5,023.40
11,250.00
10,378.23
10,378.23
1,245.39
Tersedia dana
Th
untuk debt
n
service
Rp
1 53,750.00
6 11,250.00
saldo utang
pada awal
tahun
Rp
206,771.16
bunga
dibayar
dalam
tahun
Rp
24,812.52
Perhitungan jumlah ekuivalen utang pada setiap awal tahun berikut dan jumlah utang
yang harus dibayar pada setiap akhir tahun melalui kontrak sewaguna usaha demikian itu
juga dpat dilakukan berdasar formula perhitungan sebagai berikut.
Jumlah utang yang dibayar pada akhir tahun = Dana tersedia utk membayar utang (1Tp) x (suku bunga) x (Utang pada awal tahun berikut) : [1-(1-Tp)x(suku bunga)]
Perhatikan tabel perhitungan jumlah ekuivalen utang tersebut di atas, jumlah ekuivalen
utang perusahaan (= utang yang dapat digantikan dengan financial lease) pada awal
tahun-1 adalah Rp 20,577 juta. Biaya bunga terkait dengan jumlah utang tersebut adalah
Rp 24,81 juta . Akan tetapi, oleh karena biaya bunga merupakan biaya fiskal yang
digantikan oleh financial lease dapat ditetukan sebagai berikut.
= (1-0,30) (Rp 24,813)/(1,12)-1 + (1-0,30)(Rp 20,477)/(1,12)-2 + (1-0,30)(Rp 15,714)/
(1,12)-3 +(1-0,30)(Rp 10,584)/(1,12)-4 + (1-0,30)(Rp 5,023)/(1,12)-5 + (1-0,30)(Rp 1,245)/
(1,12)-6 = Rp 41,894
Hasil penggabungan NPV-BCCF, present-value of lease payments tax shields, dan present
value of tax shields lost on displaced debt diperoleh net advantage of leasing:
NAL
= -Rp 48,534 + Rp 61,665 Rp 41,894
= - Rp 28,763
33
Nilai tunai arus kas bersih dari keuntungan leasing dibanding penggunaan utang untuk
membeli aset ternyata minus atau negatif. Menurut adjusted present-value approach,
sebaiknya perusahaan pinjam uang dari bank menggunakan uang tersebut untuk membeli
mesin produksi. Nilai tunai keuntungan leasing yang negatif tersebut, semata-mata
disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan dalam memanfaatkan benefits of
ownership.
34