Anda di halaman 1dari 36

Monang Situmorang, CA

BAB 18
S E W A
A. PENDAHULUAN
Penyewaan (leasing) merupakan aktivitas penting untuk banyak entitas. Penyewaan
merupakan cara untuk mendapatkan akses atas aset, memperoleh pembiayaan, dan
mengurangi eksposur entitas terhadap risiko kepemilikan aset.
Sewa (lease) adalah suatu perjanjian di mana pesewa (lessor) memberikan kepada
penyewa (lessee) hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang
disepakati. Sebagai imbalannya, penyewa melakukan pembayaran atau serangkaian
pembayaran kepada pesewa selama masa sewa. Dengan kata lain, sewa didefinisikan
sebagai “kontrak, atau bagian dari kontrak, yang memberikan hak untuk mengendalikan
penggunaan aset teridentifikasi atau (aset pendasar – underlying asset) selama suatu
jangka waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan.” Pesewa adalah pemilik sah (legal
owner) dari aset yang disewakan atau entitas yang memberikan hak untuk menggunakan
aset (aset pendasar) kepada penyewa tanpa mengalihkan kepemilikan selama jangka
waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan, dan penyewa adalah pihak yang akan
menggunakan aset yang disewa atau entitas yang memperoleh hak untuk menggunakan
aset pendasar selama jangka waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan.
Dalam PSAK 30: Sewa, mensyaratkan pesewa dan penyewa untuk mengklasifikasikan
sewanya sebagai sewa pembiayaan (finance lease) atau sewa operasi (operating lease)
dan mencatat kedua jenis sewa tersebut secara berbeda. PSAK 73: Sewa (yang
menggantikan PSAK 30) memperkenalkan model akuntansi tunggal (single accounting
model) untuk penyewa dan mensyaratkan agar penyewa mengakui aset hak-guna dan
liabilitas sewa untuk seluruh sewa dengan masa sewa lebih dari 12 bulan, kecuali (i) sewa
jangka-pendek (low-value leases) dan (ii) sewa yang aset pendasarnya ( underlying
assets) bernilai-rendah (short-term leases). Sedangkan bagi pesewa, sewa
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan dan sewa operasi.
Klasifikasi Sewa
Penyewa (Lessee) Pesewa (Lessor)
 Sewa Pembiayaan  Sewa Pembiayaan
 Sewa Pembiayaan Langsung
 Pesewa Pabrikan atau Diler
(atau Sewa Tipe Penjualan)
 Sewa Jangka-Pendek dan Sewa yang  Sewa Operasi
Aset Pendasarnya Bernilai-Rendah

B. AKUNTANSI PENYEWA

H a l a m a n 1 | 36
Monang Situmorang, CA

1. Sewa Pembiayaan
1) Pengakuan dan Pengukuran
Pada permulaan sewa, penyewa mengakui aset hak-guna (right-of-use asset/RUA)
yang merepresentasikan haknya untuk menggunakan aset pendasar sewaan dan liabilitas
sewa (lease liability) yang merepresentasikan kewajibannya untuk membayar sewa. Pada
tanggal permulaan, penyewa mengukur aset hak-guna pada biaya perolehan. Biaya
perolehan aset hak-guna meliputi:
 jumlah pengukuran awal liabilitas sewa;
 pembayaran sewa yang dilakukan pada atau sebelum tanggal permulaan dikurangi
dengan insentif sewa yang diterima;
 biaya langsung awal (initial direct cost) yang dikeluarkan oleh penyewa; dan
 estimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh penyewa dalam membongkar dan
memindahkan aset pendasar, merestorasi tempat di mana aset berada atau
merestorasi aset pendasar ke kondisi yang disyaratkan oleh syarat dan ketentuan
sewa.

Liabilitas sewa diukur pada “nilai kini pembayaran sewa” (“present value of the lease
payment”) yang belum dibayar pada tanggal tersebut pada permulaan sewa. Pembayaran
sewa didiskontokan dengan menggunakan suku bunga implisit (implicit interest rate)
dalam sewa, jika suku bunga tersebut dapat ditentukan. Jika suku bunga tersebut tidak
dapat ditentukan, maka penyewa menggunakan suku bunga pinjaman inkremental
(incremental borrowing rate) penyewa.
Suku bunga implisit adalah suku bunga yang mengakibatkan nilai kini pembayaran
sewa dan nilai kini nilai residual takterjamin sama dengan jumlah nilai wajar aset
pendasar/aset sewaan dan biaya langsung awal. Suku bunga pinjaman inkremental adalah
suku bunga yang akan dibayar oleh penyewa untuk meminjam selama masa sewa, dan
dengan jaminan serupa, dana yang diperlukan untuk memperoleh aset yang memiliki nilai
yang serupa dengan aset hak-guna dalam lingkungan ekonomik serupa.
Nilai kini pembayaran sewa mencakup:
Pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap secara substansi), dikurangi dengan
piutang insentif sewa
Ditambah: Harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi
opsi tersebut
Ditambah: Pembayaran penalti karena penghentian sewa, jika masa sewa
merefleksikan penyewa mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa
Ditambah: Pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga
yang pada awalnya diukur dengan menggunakan indeks atau suku bunga
pada tanggal permulaan
Ditambah: Jumlah yang diperkirakan akan dibayarkan oleh penyewa dalam jaminan

H a l a m a n 2 | 36
Monang Situmorang, CA

nilai residual (selisih jaminan nilai residual di atas nilai residual


diharapkan)
Penyewa mengukur aset hak-guna dengan cara yang serupa dengan aset non-
keuangan lain (seperti aset tetap) dan liabilitas sewa dengan cara yang serupa dengan
liabilitas keuangan lainnya. Sebagai konsekuensinya, penyewa:
 mengakui penyusutan aset hak-guna dan bunga atas liabilitas sewa, dan
 mengklasifikasi pembayaran kas untuk liabilitas sewa menjadi bagian pokok dan
bagian bunga. Sepanjang masa sewa, penyewa menggunakan metode suku bunga
efektif (effective-interest method) untuk mengalokasikan setiap pembayaran sewa
antara pokok dan bunga atas liabilitas sewa.

a. Akuntansi Penyewa: Contoh 1


Untuk mengilustrasikan akuntansi sewa dengan menggunakan sewa pembiayaan,
asumsikan bahwa PT Waskita dan PT Hutama menandatangani suatu perjanjian sewa
bertanggal 1 Januari 2022, di mana Waskita (Pesewa – Lessor) menyewakan peralatan
kepada Hutama (Penyewa – Lessee) ) pada awal 1 Januari 2022. Syarat dan ketentuan
perjanjian sewa dan data terkait lainnya adalah sebagai berikut:
• Masa sewa adalah lima tahun. Perjanjian sewa adalah tidak dapat dibatalkan ( non-
cancellable), dengan pembayaran rental yang sama sebesar Rp20.711,11 pada awal
setiap tahun.
• Peralatan mempunyai nilai wajar pada permulaan sewa sebesar Rp100.000, dengan
estimasi umur ekonomis lima tahun, dan nilai residual tak dijamin ( guaranteed
residual value) sebesar Rp5.000. (Waskita mengharapkan bahwa kemungkinan besar
nilai yang diharapkan dari nilai residual pada akhir sewa akan lebih besar dari nilai
jaminannya sebesar Rp5.000.)
• Sewa tidak mengandung opsi pembaharuan (no renewal options). Peralatan akan
dikembalikan kepada Waskita pada saat berakhirnya sewa.
• Suku bunga pinjaman inkremental (incremental borrowing rate) Hutama adalah 5%
per tahun.
• Hutama menyusutkan peralatannya dengan basis garis lurus.
• Waskita menetapkan suku bunga rental tahunan dengan tingkat imbalan ( rate of
return) sebesar 4%. Hutama mengetahui suku bunga ini.
a) Nilai kini pembayaran sewa
 Penghitungan pembayaran sewa sebagai berikut:
Nilai wajar aset sewaan Rp100.000.000
Kurang: Nilai kini dari nilai residual (Rp5.000 X 0,82193) 4.109,64
Jumlah yang diperoleh lessor melalui pembayaran sewa Rp 95.890,36
AFPV (5, 4%) 4,6299

H a l a m a n 3 | 36
Monang Situmorang, CA

Pembayaran rental awal 5 tahunan dengan tingkat imbalan 4% Rp 20.711,33


Hutama menghitung liabilitas sewa ( lease liability) dan jumlah yang dikapitalisasi
sebagai aset hak-guna (right-of-use asset) adalah sebagai berikut:

Nilai yang dikapitalisasi (Nilai kini pembayaran sewa): [Rp20.711,11 Rp95.890,35


1
+ (Rp20.711,11 x 3,62990) [Lihat Present value of an annuity
table]
Atau Rp20.711,11 x (Nilai tunai dari anuitas jatuh tempo 5 periode,
4%) = Rp20.711,11 x 4,62990) [Lihat Present value due table] Rp95.890,35

Pengukuran nilai kini tidak termasuk jaminan nilai residual (residual value
guarantee). Yaitu, Hutama hanya memasukkan nilai residual yang diharapkan yang
kemungkinan terutang berdasarkan jaminan nilai residual. Karena Hutama yakin bahwa
kemungkinan besar nilai residual yang diharapkan akan lebih besar dari jaminan nilai
residual, maka jaminan nilai residual tidak dimasukkan dalam mengukur liabilitas sewa.
Hutama menggunakan suku bunga implisit sebesar 4% bukan menggunakan suku
bunga inkremental sebesar 5%, karena suku bunga tersebut diketahui Hutama. Hutama
mencatat sewa sebagai berikut:
1 Januari 2022: (Jurnal untuk mencatat sewa)
Aset hak-guna 95.890,35
Liabilitas sewa 95.890,35

Hutama mencatat liabilitas pada jumlah neto Rp95.890,35 (nilai kini dari
pembayaran sewa) bukan pada jumlah bruto Rp103.555,55 (Rp20.711,11 x 5). Jurnal
untuk mencatat pembayaran sewa pertama sebagai berikut:
1 Januari 2022: Jurnal untuk mencatat pembayaran sewa pertama
Liabilitas sewa 20.711,11
Kas 20.711,11

Beban bunga tahunan, dengan menerapkan metode suku bunga efektif, merupakan
fungsi dari liabilitas yang beredar sebagaimana ditunjukkan pada skedul 1.
Skedul 1: Skedul Amortisasi Sewa
Skedul Amortisasi Sewa
Tanggal Pembayaran Bunga Pengurangan Liabilitas
Sewa Tahunan (4%) atas Liabilitas Sewa

1
Tabel nilai kini anuitas berasumsi bahwa pembayaran terjadi pada akhir periode. Karena
pembayaran sewa dilakukan di muka, cara untuk menghitung nilai kini sewa adalah menambahkan
jumlah pembayaran pertama (dilakukan pada tanggal penandatanganan sewa) ke nilai kini anuitas
empat pembayaran sisa.

H a l a m a n 4 | 36
Monang Situmorang, CA

Liabilitas Sewa
Sewa
(a) (b) (c) (d)
1/1/22 Rp95.890,35
1/1/22 Rp 20.711,11 Rp 0 Rp20.711,11 75.179,24
1/1/23 20.711,11 3.007,17 17.703,94 57.475,30
1/1/24 20.711,11 2.299,01 18.412,10 39.063,20
1/1/25 20.711,11 1.562.53 19.148,58 19.914,63
1/1/26 20.711,11 796.49* 19.914,62 0,00
Rp103.555,55 Rp7.665,20 Rp95.890,35

(a) Pembayaran sewa tahunan


(b) Saldo (d) x 4% suku bunga implisit, kecuali untuk tanggal 1/1/2022
(c) (a) – (b)
(d) Saldo sebelumnya dikurangi (c)
*Pembulatan Rp0,09
Setiap pembayaran sewa (Rp20.711,11) terdiri atas dua unsur: (1) pengurangan
liabilitas sewa dan (2) beban keuangan (beban bunga). Jumlah beban keuangan (beban
bunga) selama masa sewa sebesar Rp7.665,20. Jumlah ini adalah selisih antara nilai kini
dari pembayaran sewa (Rp95,890,35) dan kas aktual yang dibayar (Rp103.555,55).
Kemudian jurnal yang dilakukan pada 31 Desember 2022 dan 1 Januari 2023 adalah
sebagai berikut:
31 Desember 2022: Jurnal untuk mencatat bunga akrual
Beban bunga 3.007,17
Liabilitas sewa 3.007,17
31 Desember 2022: Jurnal untuk mencatat beban penyusutan
Beban penyusutan 19.178,07
Aset hak-guna (Atau Akumulasi 19.178,07
penyusutan)
(Rp95.890,35 : 5 tahun)
1 Januari 2023: Untuk mencatat pembayaran sewa kedua
Liabilitas sewa (Rp17.703,94 + Rp3.007,17) 20.711,11
Kas 20.711,11

Jurnal sampai dengan tahun 2026 mengikuti pola di atas. Setelah berakhirnya sewa,
Hutama telah sepenuhnya menyusutkan jumlah yang dikapitalisasi sebagai aset hak-guna
dan juga telah melunasi liabilitas sewa. Pada tanggal sewa berakhir, baik akun aset hak-
guna maupun akun liabilitas sewa yang berkaitan dengan sewa peralatan mempunyai

H a l a m a n 5 | 36
Monang Situmorang, CA

saldo nol. Jika Hutama tidak membeli peralatan tersebut, maka kepemilikan peralatan
dikembalikan ke Waskita.

Jika Hutama membeli peralatan dari Waskita pada saat berakhirnya sewa dengan
harga Rp5.000 dan sisa estimasi umur peralatan adalah dua tahun, jurnal yang dibuat
adalah sebagai berikut.
Peralatan 5.000
Kas 5.000

b) Laporan keuangan 31 Desember 2022


Pada 31 Desember 2022, aset hak-guna dan liabilitas sewa dilaporkan secara
terpisah dari aset dan liabilitas lainnya di laporan posisi keuangan, atau mengungkapkan
aset dan liabilitas tersebut di catatan atas laporan keuangan.
 Laporan posisi keuangan (parsial)
Aset tidak lancar
Aset hak-guna (Rp95.890,35 – Rp19.178,07) Rp76.712,28
Liabilitas jangka pendek
Liabilitas sewa (Rp3.007,17 + Rp17.703,94) 20.711,11
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas sewa 57.475,30

Entitas mengklasifikasikan bagian liabilitas yang jatuh tempo dalam satu tahun atau
siklus operasi, mana yang lebih lama, sebagai liabilitas jangka pendek, dan sisanya
sebagai liabilitas jangka panjang.
 Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Beban
Beban bunga (liabilitas sewa) Rp 3.007,17
Beban penyusutan (hak guna aset) 19.178,07

Jumlah beban dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama
tahun 2022 adalah Rp22.185,24; terdiri dari beban penyusutan (aset hak-guna)
Rp19,178,07 dan beban keuangan/beban bunga (liabilitas sewa) Rp3.007,17.

b. Akuntansi Penyewa: Contoh 2


Dalam contoh 1, nilai residual dijamin oleh penyewa. Namun, jaminan nilai residual
tidak memengaruhi penghitungan liabilitas sewa, karena kemungkinan besar bahwa nilai
residual yang diharapkan lebih besar dari jaminan nilai residual. Perlu dikemukakan lebih
lanjut bahwa nilai residual adalah nilai yang diharapkan dari aset yang disewa pada akhir
masa sewa. Nilai residual dapat dijamin atau tidak dijamin ( guaranteed or
unguaranteed).

H a l a m a n 6 | 36
Monang Situmorang, CA

 Nilai residual dijamin (jaminan nilai residual) adalah jaminan yang dibuat oleh
pesewa, oleh pihak yang tidak berelasi kepada pesewa di mana nilai aset pendasar
pada akhir sewa paling tidak akan sebesar jumlah yang ditetapkan. Dalam hal nilai
residual dijamin, penyewa memiliki kewajiban tidak hanya mengembalikan aset
sewaan pada akhir masa sewa tetapi juga menjamin bahwa jumlah nilai residual akan
tetap.
 Nilai residual takterjamin adalah bagian nilai residual aset pendasar, di mana
realisasinya oleh pesewa tidak dipastikan atau dijamin hanya oleh pihak yang terkait
dengan pesewa. Jika sewa melibatkan adanya nilai residual takterjamin, maka
penyewa tidak memiliki kewajiban kepada pesewa pada akhir masa sewa, kecuali
mengembalikan aset sewaan ke pesewa. Akibatnya, nilai residual takterjamin tidak
termasuk dalam pembayaran sewa.
Jaminan nilai residual termasuk dalam pembayaran sewa, hanya sejauh jumlah yang
dijamin melebihi nilai residual yang diharapkan dari aset pendasar pada akhir masa sewa.
Oleh karena itu, untuk pengukuran liabilitas sewa, bagi penyewa hanya mencakup nilai
residual yang diharapkan yang mungkin terutang oleh penyewa dalam jaminan nilai
residual.
Pedoman nilai residual adalah sebagai berikut:
 Jika kemungkinan besar bahwa nilai residual yang diharapkan sama atau lebih besar
dari jaminan nilai residual, maka penyewa tidak memasukkan jaminan nilai residual
dalam penghitungan liabilitas sewa. (Dalam contoh di atas Hutama hanya
mengembalikan peralatan kepada Waskita)
 Jika kemungkinan besar bahwa nilai residual yang diharapkan (jumlah yang
diperkirakan akan dibayar penyewa ) lebih kecil dari jaminan nilai residual, maka nilai
kini dari selisih antara nilai residual yang diharapkan dan jaminan nilai residual
harus dimasukkan dalam penghitungan liabilitas sewa. (Dalam contoh di atas Hutama
akan mencatat kerugian sewa untuk menutup kekurangan .)
 Penyewa tidak memasukkan nilai residual takterjamin (unguaranteed residual value )
dalam penghitungan liabilitas sewa.
Untuk mengilustrasikan siatuasi di mana nilai residual yang diharapkan adalah di
bawah jaminan nilai residual (expected residual value is below the guaranteed residual
value), asumsikan dalam contoh terdahulu Hutama / Waskita di mana kemungkinan besar
nilai residual menjadi Rp3.000 sebagai pengganti jumlah jaminan sebesar Rp5.000. Jika
Hutama menaksir nilai residual dari peralatan pada akhir sewa menjadi Rp3.000, Hutama
memasukkan sebesar Rp2.000 (Rp5.000 – Rp3.000) sebagai tambahan pembayaran sewa
dalam menentukan liabilitas sewa dan hak guna-sewa.

H a l a m a n 7 | 36
Monang Situmorang, CA

Hutama menghitung liabilitas sewa dan jumlah yang dikapitalisasi sebagai aset hak-
guna sebagai berikut:
 Nilai kini pembayaran sewa: [Rp20.711,11 + (Rp20.711,11 x 3,6299)] Rp95.890,35
 Nilai kini pembayaran nilai residual: (Rp2.000 x 0,8219) 1.643,86
Liabilitas sewa/aset hak-guna penyewa Rp97.534,21

Hutama membuat jurnal berikut untuk mencatat sewa dan pembayaran sewa
pertama.
1 Januari 2022: Untuk mencatat sewa dan pembayaran sewa pertama
Aset hak-guna 97.534,21
Liabilitas sewa 97.534,21
Liabilitas sewa 20.711,11
Kas 20.711,11

Hutama menyiapkan skedul amortisasi sewa untuk menunjukkan beban bunga dan
amortisasi liabilitas sewa selama periode lima tahun. Skedul 2: skedul amortisasi sewa
berikut didasarkan atas pembayaran nilai residual yang diharapkan.

Skedul 2: Skedul Amortisasi Sewa


Tanggal Pembayaran Bunga Pengurangan Liabilitas
Sewa Tahunan (7%) atas Liabilitas Sewa
Liabilitas Sewa
1/1/22 Rp97.534,21
1/1/22 Rp 20.711,11 Rp 0 Rp20.711,11 76.823,10
1/1/23 20.711,11 3.072,92 17.638,19 59.184,91
1/1/24 20.711,11 2.367,40 18.343,71 40.841,20
1/1/25 20.711,11 1.633,65 19.077,46 21.763,74
1/1/26 20.711,11 870,55 19.840,56 1.923,18
1/1/27 2.000,00 76,82 1.923,18 0,00
Rp105.555,55 Rp8.021,34 Rp97.534,21
Berikut ini disajikan jurnal untuk dua tahun pertama sewa jika:
1. Hutama memperkirakan untuk membayar Rp2.000 pada akhir sewa terkait dengan
jaminan nilai residual/nilai residual yang dijamin ( guaranteed residual value).
2. Hutama tidak memperkirakan untuk membayar suatu pembayaran tambahan untuk
jaminan nilai residual/nilai residual yang dijamin ( guaranteed residual value).

Nilai Residual yang Dijamin Nilai Residual yang Dijamin


(Pembayaran yang diharapkan Rp2.000) (Tidak ada pembayaran yang diharapkan)
Kapitalisasi sewa (1 Januari 2022)
Aset hak-guna 97.534,2 Aset hak-guna 95.890,35
Liabilitas sewa 1 97.534,21 Liabilitas sewa 95.890,3

H a l a m a n 8 | 36
Monang Situmorang, CA

5
Pembayaran pertama (1 Januari 2022)
Liabilitas sewa 20.711,11 Liabilitas sewa 20.711,11
Kas 20.711,11 Kas 20.711,11
Jurnal penyesuaian atas bunga akrual (31 Desember 2022)
Beban bunga 3.072,92 Beban bunga 3.007,17
Liabilitas sewa 3.072,92 Liabilitas sewa 3.007,17
Untuk mencatat penyusutan aset hak-guna (31 Desember 2022)
Beban penyusutan 19.506,8 Beban penyusutan 19.178,07
Aset hak-guna 4 19.506,84 Aset hak-guna 19.178,07
(Rp97.534,21 : 5 tahun) (Rp95.890,35 : 5 tahun)
Pembayaran kedua (1 Januari 2023)
Liabilitas sewa 20.711,11 Liabilitas sewa 20.711,11
Kas 20.711,11 Kas 20.711,11

Berikut jurnal yang dilakukan pada akhir masa sewa pada saat Hutama
mengembalikan aset ke Waskita dengan jurnal berikut:
Jaminan Nilai Residual Jaminan Nilai Residual
(Pembayaran yang diharapkan Rp2.000) (Tidak ada pembayaran yang diharapkan)
Pembayaran akhir (1 Januari 2027)
Liabilitas sewa 2.000,00 Tidak ada jurnal
Kas 2.000,00

c. Rugi Nilai Residual (Residual Value Loss)


Asumsikan bahwa disebabkan kurangnya pemeliharaan peralatan, Waskita dan
Hutama sepakat bahwa nilai wajar dari aset adalah nol pada saat mengembalikan
peralatan kepada Waskita pada 1 Januari 2024. Dalam kasus ini, Hutama melaporkan
kerugian sebesar Rp3.000. Menurut skenario pembayaran yang diharapkan ( expected
payment scenario), Hutama membuat jurnal berikut.
Kerugian atas sewa (Rp5.000 – Rp2.000) 3.000
Kas 3.000

Menurut skenario tidak ada pembayaran yang diharapkan (no expected payment
scenario), Hutama membuat jurnal berikut.
Kerugian atas sewa (Rp5.000 – Rp0) 5.000
Kas 5.000

2) Opsi Beli (Purchase Option)


Opsi beli (purchase option) memungkinkan penyewa membeli aset sewaan pada
masa mendatang dengan harga yang secara substansial lebih rendah dari nilai wajar aset

H a l a m a n 9 | 36
Monang Situmorang, CA

yang diharapkan pada masa mendatang. Yaitu, harga yang demikian menguntungkan pada
permulaan sewa yang harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup pasti untuk
mengeksekusi opsi tersebut. Penyewa harus menambah nilai sekarang dari pembayaran
sewa dengan nilai kini dari harga opsi dan akan memengaruhi akuntansi dengan cara yang
sama seperti jaminan nilai residual dengan kemungkinan jumlah terutang.
Satu-satunya yang membedakan antara perlakuan akuntansi opsi beli dan jaminan
nilai residual dari jumlah dan keadaan yang identik adalah penghitungan penyusutan
tahunan. Dalam kasus jaminan nilai residual, Hutama menyusutkan aset hak-guna selama
masa sewa. Dalam kasus opsi beli, entitas menggunakan umur ekonomis dari aset yang
mendasarinya, dengan asumsi penyewa mengambil kepemilikan aset.

d. Akuntansi Penyewa: Contoh 3


Dua contoh yang pertama mengilustrasikan sewa dengan jaminan nilai residual.
Untuk mengilustrasikan akuntansi dengan nilai residual tak terjamin, asumsikan bahwa
PT Humpus (Pesewa) dan PT Matahari (Penyewa) menandatangani perjanjian sewa pada 1
Januri 2022. Perjanjian sewa menetapkan bahwa Humpus akan memberikan hak-guna
salah satu standard cardboard compactors-nya untuk digunakan pada salah satu toko
Matahari. Informasi yang relevan dengan sewa adalah sebagai berikut.
 Masa sewa adalah tiga tahun. Perjanjian sewa adalah tidak dapat dibatalkan, dengan
pembayaran rental pada setiap awal tahun sebesar Rp17.620,08.
 Biaya perolehan compactor dan nilai wajar pada permulaan sewa adalah Rp60.000,
dan estimasi umur manfaat ekonomis adalah tujuh tahun, dan jumlah nilai residual
yang diharapkan adalah Rp12.000, yang takterjamin ( unguaranteed).
 Sewa tidak mengandung opsi pembaharuan, compactor akan dikembalikan ke Humpus
pada saat berakhirnya sewa.
 Suku bunga implisit pesewa tidak diketahui oleh Matahari. Suku bunga pinjaman
inkremental adalah 6%.

Nilai kini pembayaran sewa untuk Matahari dalam kasus ini adalah Rp49.924,56,
yaitu (Rp17.620,08 x 2,283339) atau [Rp17.620,08 + (17.620,08 X 2,6730)]. Liabilitas
sewa sebesar Rp49.924,56 tidak termasuk setiap pembayaran yang berkaitan dengan
nilai residual takterjamin.
Matahari membuat jurnal berikut untuk mencatat sewa dan pembayaran pertama.
1 Januari 2022: Untuk mencatat sewa dan pembayaran sewa pertama
Aset hak-guna 49.924,56
Liabilitas sewa 49.924,56
Liabilitas sewa 17.620,08
Kas 17.620,08

H a l a m a n 10 | 36
Monang Situmorang, CA

Matahari menyiapkan skedul amortisasi sewa untuk menunjukkan beban bunga dan
amortisasi terkait atas liabilitas sewa selama periode tiga tahun, sebagaimana
ditunjukkan dalam skedul 3: skedul amortisasi sewa.
Skedul 3: Skedul Amortisasi Sewa
Tanggal Pembayaran Bunga Pengurangan Liabilitas
Sewa (6%) atas Liabilitas Sewa (d)
Tahunan Liabilitas Sewa
1/1/22 Rp49.924,56
1/1/22 Rp17.620,08 Rp 0 Rp17.620,08 32.304,48
1/1/23 17.620,08 1.938,27 15.681,81 16.622,67
1/1/24 17.620,08 997,41 16.622,67 0,00
Rp52.860,24 Rp2.935,68 Rp49.924,56
Jurnal yang dibuat oleh Matahari selama sewa untuk mencatat beban sewa,
amortisasi liabilitas sewa, dan penyusutan aset hak-guna adalah sebagai berikut:
31 Desember 2022: Untuk mencatat beban sewa dan penyusutan
Beban bunga 1.938,27
Liabilitas sewa 1.938,27
Beban penyusutan 16.641,52
Aset hak-guna (Rp49.924,56 : 3) 16.641,52
Nilai residual yang tidak dijamin tidak
dikurangkan saat menyusutkan aset sewaan.
1 Januari 2023: Untuk mencatat pembayaran sewa ke dua
Liabilitas sewa (Rp1.938,27 + Rp15.681,81) 17.620,08
Kas 17.620,08
31 Desember 2023: Untuk mencatat beban sewa dan penyusutan
Beban bunga 997,41
Liabilitas sewa 997,41
Beban penyusutan 16.641,52
Aset hak-guna (Rp49.924,56 : 3) 16.641,52
1 Januari 2024: Untuk mencatat pembayaran sewa ke tiga
Liabilitas sewa (Rp997,41 + Rp16.622,67) 17.620,08
Kas 17.620,08
31 Desember 2024: Untuk mencatat beban penyusutan
Beban penyusutan 16.642,52
Aset hak-guna (Rp49.924,56 : 3) 16.641,52

2. Sewa Nilai Rendah dan Sewa Jangka Pendek

H a l a m a n 11 | 36
Monang Situmorang, CA

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, PSAK 73 memberikan satu


pengecualian kapitalisasi yang dipersyaratkan atas semua sewa, yaitu (1) sewa yang aset
pendasarnya bernilai rendah (low-value lease) dan (2) sewa jangka pendek (short-term
lease) dengan jangka waktu 12 bulan atau kurang.
Jika penyewa menerapkan sewa sebagai sewa sebagai sewa jangka-pendek (low-value
leases) dan sewa yang aset pendasarnya (underlying assets) bernilai-rendah (short-term
leases), maka penyewa mengakui pembayaran sewa terkait dengan sewa tersebut sebagai
beban baik dengan dasar garis lurus selama masa sewa maupun dasar sistematik lainnya.

C. AKUNTANSI PESEWA
1. Klasifikasi Sewa
Pesewa (lessor) mengklasifikasi masing-masing sewanya baik sebagai sewa operasi
(operating lease) atau sewa pembiayaan (finance lease). Sewa diklasifikasikan sebagai
sewa pembiayaan jika mengalihkan pengendalian secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset pendasar. Sewa diklasifikasikan sebagai
sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset pendasar.
Apakah suatu sewa merupakan sewa pembiayaan atau sewa operasi bergantung pada
substansi transaksi daripada bentuk kontraknya ( substance over form). Contoh situasi
yang secara individual atau gabungan yang pada umumnya akan menyebabkan sewa
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah: (Lihat gambar uji klasifikasi pesewa)
Uji Klasifikasi Pesewa

S ewa (lease) adalah suatu perjanjian di mana lessor (yang menyewakan) memberikan
kepada lessee (penyewa) hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang
disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran
kepada lessor. Lessor adalah pemilik sah (legal owner) dari aset yang disewakan, dan lessee
adalah pihak yang akan menggunakan aset yang disewa.
Untuk tujuan akuntansi, sewa diklasifikasikan menjadi dua bagian:
For a finance lease,
1. Sewa Pembiayaan
• must be non-cancelable and
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa modal (finance
• meet at least lease
one ofor
the five tests.
capital lease) jika sewa mengalihkan secara substansial seluruh manfaat (reward) dan

H a l a m a n 12 | 36
Monang Situmorang, CA

risiko (risk) kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga
tidak dialihkan.
2. Sewa Operasi

a. Sewa mengalihkan kepemilikan (transfer of ownership test) aset pendasar kepada


penyewa pada akhir masa sewa;
b. Penyewa memiliki opsi untuk membeli (purchase option test) aset pendasar pada
harga yang diperkirakan cukup rendah dari nilai wajar pada tanggal opsi tersebut
mulai dapat dieksekusi sehingga menjadi cukup pasti, pada tanggal insepsi, bahwa
opsi tersebut akan dieksekusi;
c. Masa sewa (lease term test) adalah sebagian besar umur ekonomik dari aset
pendasar meski hak kepemilikan tidak dialihkan;
d. Pada tanggal insepsi, nilai kini dari pembayaran sewa (present value test) setidaknya
mencakup secara substansial seluruh nilai wajar aset pendasar; dan
e. Aset pendasar bersifat khusus (alternative use test) sehingga hanya penyewa yang
dapat menggunakannya tanpa modifikasi signifikan.

2. Sewa Pembiayaan
1) Pengakuan dan Pengukuran
Pada tanggal permulaan, pesewa mengakui aset yang dimiliki dalam sewa pembiayaan
di laporan posisi keuangan dan menyajikannya sebagai piutang sewa pada jumlah yang
sama dengan investasinya pada nilai kini pembayaran sewa. Pesewa kemudian mengakui
pendapatan bunga atas piutang sewa selama masa sewa dengan menggunakan metode
suku bunga efektif. Pesewa menggunakan suku bunga implisit dalam sewa untuk
mengukur investasi neto sewa. Piutang sewa dihitung sebagaimana ditunjukkan berikut
ini.

Piutang = Nilai Kini + Nilai Kini Jaminan Nilai Residual dan


Sewa Pembayaran Sewa Nilai Residual Takterjamin

Sewa pembiayaan dicatat oleh pesewa sebagai (a) sewa pembiayaan langsung dan (b)
sewa pembiayaan oleh pabrikan atau diler.
 Sewa pembiayaan langsung (direct financing lease – DFL) atau sewa pembiayaan
regular
Sewa pembiayaan langsung atau regular melibatkan pesewa yang terutama dalam
aktivitas pembiayaan atau pendanaan, seperti bank dan lembaga keuangan. Pesewa
memandang sewa sebagai investasi. Pendapatan yang dihasilkan dari sewa
pembiayaan langsung adalah penghasilan pembiayaan (pendapatan bunga).

H a l a m a n 13 | 36
Monang Situmorang, CA

 Sewa pembiayaan oleh pabrikan atau diler (disebut juga sebagai sewa tipe penjualan
– sales type lease – STL)
Sewa tipe penjualan melibatkan entitas pabrikan atau diler yang menggunakan sewa
sebagai sarana untuk memfasilitasi pemasaran produk mereka dengan menawarkan
kepada pelanggan untuk membeli atau menyewa aset. (disebut pesewa pabrikan atau
diler).
Pada tanggal permulaan, pesewa pabrikan atau diler mengakui item berikut untuk
masing-masing sewa pembiayaannya:
 Pendapatan sebesar nilai wajar aset pendasar, atau jika lebih rendah, sebesar
nilai kini pembayaran sewa yang terutang pada pesewa, didiskontokan dengan
menggunakan suku bunga pasar;
 Biaya penjualan sebesar biaya perolehan, atau jumlah tercatat jika berbeda,
dari aset pendasar dikurangi dengan nilai kini dari nilai residual takterjamin;
dan
 Laba atau rugi penjualan (sebesar selisih antara pendapatan dan biaya
penjualan).
Dengan demikian, sewa pembiayaan atas aset oleh pesewa yang merupakan pabrikan
atau diler menimbulkan dua jenis penghasilan, yaitu (1) laba atau rugi penjualan dan
(2) penghasilan pembiayaan (pendapatan bunga) selama masa sewa.

2) Contoh Sewa Bagi Pesewa pabrikan atau Diler (Sewa Pembiayaan Tipe
Penjualan)
Untuk mengilustrasikan sewa pabrikan atau diler (sewa pembiayaan tipe penjualan),
dengan mengacu kepada contoh sebelumnya, berikut diulangi informasi yang relevan atas
Hutama dalam akuntansi untuk transaksi sewa.
• Masa sewa adalah lima tahun. Perjanjian sewa adalah tidak dapat dibatalkan, dengan
pembayaran rental yang sama sebesar Rp20.711,11 pada awal tiap tahun.
• Nilai wajar peralatan pada permulaan sewa sebesar Rp100.000 dengan estimasi umur
ekonomis lima tahun, dan nilai residual yang dijamin (guaranteed residual value)
sebesar Rp5.000 (yang lebih rendah dari nilai residual yang diharapkan dari
peralatan pada akhir masa sewa). Selanjutnya, asumsikan aset pendasar (peralatan)
memiliki biaya perolehan sebesar Rp85.000 untuk diler, Waskita.
• Sewa tidak mengandung opsi pembaharuan (no renewal options). Peralatan akan
dikembalikan kepada Waskita pada saat berakhirnya sewa.
• Waskita menetapkan pembayaran rental tahunan untuk memperoleh tingkat imbalan
sebesar 4% per tahun (suku bunga implisit) atas investasinya.

a. Penghitungan piutang sewa

H a l a m a n 14 | 36
Monang Situmorang, CA

Nilai kini pembayaran sewa: (Rp20.711,11 x 4,62990) Rp 95.890,35


Nilai kini dari nilai residual: (Rp5.000 x 0,82193) 4.109,65
Jumlah Rp100.000,00

Kemudian Waskita mencatat piutang sewa, beban pokok penjualan, dan pendapatan
penjualan, dan memindahkan aset sewaan/aset yang disewakan (yang sebelumnya
termasuk dalam persediaan Waskita). Jurnal untuk mencatat transaksi pada 1 Januari
2022 adalah sebagai berikut:
1 Januari 2022
Piutang sewa 100.000
Beban pokok penjualan 85.000
Penjualan 100.000
Persediaan 85.000

Sebagai hasilnya, Waskita melaporkan laba kotor sebesar Rp15.000 (Rp100.000 –


Rp85.000) dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Kemudian Waskita
membuat skedul amortisasi sewa (lihat skedul 4: skedul amortisasi sewa) dengan
menerapkan metode suku bunga efektif dan mengakui pendapatan bunga sebagai fungsi
dari saldo piutang sewa.
Skedul 4: Skedul Amortisasi Sewa - Pesewa
Tanggal Pembayaran Bunga Pengurangan Piutang Sewa
Sewa Tahunan (4%) atas Piutang Sewa
Piutang Sewa
(a) (b) (c) (d)
1/1/22 Rp100.000,00
1/1/22 Rp 20.711,11 Rp 0 Rp 20.711,11 79.288,89
1/1/23 20.711,11 3.171,56 17.539,55 61.749,34
1/1/24 20.711,11 2.469,97 18.241,14 43.508,20
1/1/25 20.711,11 1.740,33 18.970,78 24.537,42
1/1/26 20.711,11 981,50 19.729,61 4.807,81
1/1/27 5.000,00 192,19* 4.807,81 0,00
Rp100.555,55 Rp8.555,55 Rp100.000,00
(a) Pembayaran sewa
(b) 4% dari saldo sebelumnya
(c) (a) – (b)
(d) Saldo sebelumnya dikurang (c)
*Pembulatan Rp0,12
Jurnal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Januari 2022: Untuk mencatat penerimaan sewa tahun pertama
Kas 20.711,11

H a l a m a n 15 | 36
Monang Situmorang, CA

Piutang sewa 20.711,11


31 Desember 2022: untuk mengakui pendapatan bunga atas piutang sewa
selama tahun pertama
Piutang sewa 3.171,56
Pendapatan bunga 3.171,56

1 Januari 2023: Untuk mencatat penerimaan pembayaran sewa tahun


kedua
Kas 20.711,11
Piutang sewa 20.711,11
31 Desember 2023: Untuk mengakui pendapatan bunga atas piutang sewa
selama tahun kedua
Piutang sewa 2.469,97
Pendapatan bunga 2.469,97
Jurnal hingga tahun 2026 mengikuti pola yang sama, kecuali untuk tahun 2026. Pada
tahun 2026, pembayaran sewa terakhir dilakukan pada 1 Januari 2026, tetapi aset
belum dikembalikan ke Waskita hingga 1 Januari 2027.
Waskita membuat jurnal berikut pada 31 Desember 2026.
31 Desember 2026
Piutang sewa 192,19
Pendapatan sewa 192,19

Sebagai hasilnya, pendapatan bunga sebesar Rp192,19 diakui tahun 2026 karena
nilai residual bertambah hingga Rp5.000 pada akhir sewa. Pada 1 Januari 2027, ketika
aset sewaan dikembalikan ke Waskita, akun Piutang Sewa dikurangi menjadi nol dan aset
yang dikembalikan dicatat dalam persediaan, sebagai berikut:
1 Januari 2027
Persediaan 5.000
Piutang sewa 5.000

b. Penyajian Laporan Keuangan 31 Desember 2022


Laporan posisi keuangan (parsial)
Aset lancar
Piutang sewa (Rp3.171,56 + Rp17.539,56) Rp20.711,11
Aset tidak lancar (Investasi)
Piutang sewa 61.749,34

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain


Penjualan

H a l a m a n 16 | 36
Monang Situmorang, CA

Pendapatan penjualan Rp100.000,00


Dikurang: Beban pokok penjualan 85.000,00
Pendapatan lainnya
Pendapatan bunga 3.171,56

3) Akuntansi Pesewa atas Nilai Residual


a. Perspektif Pesewa – Nilai Residual yang Dijamin. Jika perjanjian sewa mengharuskan
pesewa untuk menerima sejumlah pembayaran pada akhir masa sewa dalam bentuk nilai
residual yang dijamin, pembayaran sewa akan memasukkan jumlah ini. Piutang kemudian
ditingkatkan dengan nilai kini pembayaran masa depan, dan penjualan ditingkatkan
dengan nilai kini jumlah tambahan. Perjanjian sewa antara Waskita/Hutama dicatat
sebagai sewa pabrikan/diler. Oleh karena itu, Waskita mencatat pendapatan penjualan
dan beban pokok penjualan terkait pada awal sewa. Waskita memperhitungkan jaminan
nilai residual sebagai bagian pendapatan penjualan karena pesewa menerima jumlah ini
pada akhir sewa dalam bentuk kas atau dalam bentuk nilai residual yang dikembalikan.
b. Perspektif Pesewa – Nilai Residual Tak Dijamin. Ketika perjanjian sewa pabrikan
atau diler tidak berisi jaminan nilai residual, tetapi umur ekonomis aset yang disewakan
melebihi masa sewa, nilai residual dari properti akan tetap untuk pesewa (disebut
dengan nilai residual takterjamin). Karena akun penjualan mencerminkan nilai kini
pembayaran sewa, nilai residual takterjamin tidak akan dimasukkan dalam akun
penjualan. Akan tetapi, beban pokok penjualan akan dikurangi nilai kini dari nilai residual
takterjamin untuk mengakui fakta bahwa pesewa akan menerima kembali aset yang
disewakan (aset hak-guna) sebesar Rp5.000 (sama dengan nilai kini sebesar Rp4.109,65)
Satu-satunya perbedaan antara akuntansi untuk nilai residual yang dijamin dan tidak
dijamin adalah bahwa bukannya meningkatkan penjualan sebesar nilai kini dari nilai
residual, nilai kini dari nilai residual yang tidak dijamin dikurangkan dari beban pokok
penjualan yang disewakan yang direpresentasikan oleh nilai residual yang tidak dijamin
akan dikembalikan pada akhir masa sewa dan karenanya tidak “terjual” pada masa
penandatangan sewa. Nilai persediaan sebesar Rp4.109,65 yang direpresentasikan
dengan nilai kini dari nilai residual yang tidak dijamin belum dijual melainkan telah
ditukar dengan suatu piutang dengan jumlah yang sama . Perhatikan bahwa laba kotor
transaksi tersebut baik pada nilai residual dijamin maupun tidak dijamin adalah sama,
sebagaimana diperlihatkan di bawah ini: (Untuk membandingkan sewa tipe penjualan
dengan jaminan nilai residual dan nilai residual takterjamin, asumsikan dari fakta
sebelumnya atas contoh Waskita/Hutama, yaitu:
1) Harga jual Rp100.000.
2) Nilai residual Rp5.000 (nilai kini Rp4.109,65)

H a l a m a n 17 | 36
Monang Situmorang, CA

3) Biaya perolehan peralatan sewaan sebesar Rp85.000 untuk diler, Waskita.


Nilai Residual yang Dijamin Nilai Residual Tidak Dijamin
(Jaminan Nilai Residual) (Nilai Residual Takterjamin)
Piutang sewa Rp100.000 Sama
(Rp95.890,35 + Rp4.109,65)
Penjualan Rp100.000 Rp95.890,35
(Rp100.000 – Rp4.109,65)
Beban pokok penjualan Rp85.000 Rp80.890,35
(Rp85.000 – Rp4.109,65)
Laba kotor Rp15.000 Rp15.000
(Rp100.000 – Rp85.000) (Rp95.890,35 – Rp80.890,35)
Waskita membuat jurnal sehubungan dengan perjanjian sewa dalam siatuasi nilai
residual dijamin dan nilai residual tak terjamin.
Nilai Residual yang Dijamin Nilai Residual Takterjamin
Untuk mencatat sewa pada permulaan (1 Januari 2022)
Piutang sewa 100.000,00 Piutang sewa 100.000,00
Beban pokok 85.000,00 Beban pokok 80.890,35
penjualan penjualan
Persediaan 85.000,00 Persediaan 85.000.00
Penjualan 100.000,00 Penjualan 95.890,35
Untuk mencatat penerimaaan sewa pertama (1 Januari 2022)
Kas 20.711,11 Kas 20.711,11
Piutang sewa 20.711,11 Piutang sewa 20.711,11
Untuk mengakui pendapatan bunga selama tahun pertama (31 Desember 2022)
Piutang sewa 3.171,56 Piutang sewa 3.171,56
Pendapatan 3.171,56 Pendapatan 3.171,56
bunga bunga
Untuk mencatat penerimaan nilai residual Rp3.000 pada akhir masa sewa (31 Desember
2027)
Persediaan 3.000,00 Persediaan 3.000,00
Kas 2.000,00 Kerugian atas 2.000,00
Piutang sewa 5.000,00 sewa 5.000,00
Piutang sewa

3. Sewa Operasi
Sewa operasi adalah sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko
dan manfaat yang terkaoit dengan kepemilikan aset pendasar. Pesewa mengakui
pembayaran sewa dari sewa operasi sebagai penghasilan dengan dasar garis lurus atau

H a l a m a n 18 | 36
Monang Situmorang, CA

dasar sistematik lain. Pesewa mengakui biaya, termasuk penyusutan, yang timbul dalam
mendapatkan penghasilan sebagai beban.
Pesewa menambahkan biaya langsung awal yang timbul dalam mendapatkan sewa
operasi pada jumlah tercatat aset pendasar dan mengakui biaya tersebut sebagai beban
sepanjang masa sewa atas dasar ayng sama dengan penghasilan sewa.

4. Masalah Lain Terkait Sewa


Penyesuaian tambahan sewa yang memengaruhi pengukuran aset dan liabilitas sewa
anatara lain adalah biaya eksekutori/biaya pelaksanaan ( executory costs) pembayaran
sewa di muka dan insentif (lease prepayments and incentives ) dan biaya langsung awal
(initial direct cost).
 Biaya eksekutori. Biaya eksekutori atau biaya pelaksanaan adalah beban normal yang
berkaitan dengan pemilikan aset sewaan, seperti asuransi properti dan pajak
properti. Biaya eksekutori ini dimasukkan dalam pembayaran tetap yang
dipersyaratkan oleh penyewa harus dimasukkan dalam pembayaran sewa untuk
tujuan pengukuran liabilitas sewa. Pembayaran oleh penyewa yang dilakukan dengan
langsung ke otoritas pajak atau perusahaan asuransi dianggap sebagai pembayaran
variabel dan dibebankan pada saat terjadi.
 Pembayaran sewa di muka dan insentif. Untuk semua sewa pada tanggal permulaan,
liabilitas sewa adalah titik awal untuk menentukan jumlah untuk mencatat aset hak-
guna. Entitas menyesuaikan aset hak guna untuk setiap pembayaran sewa di muka,
insentif sewa, dan biaya langsung awal.
Penyesuaian ini menentukan jumlah yang dilaporkan sebagai aset hak-guna pada
tanggal permulaan sewa sebagai berikut.
1) Pembayaran di muka yang dilakukan oleh penyewa menambah aset hak-guna.
2) Pembayaran insentif sewa yang dilakukan penyewa kepada pesewa mengurangi
aset hak guna.
3) Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh penyewa menambah aset hak-guna.
 Biaya langsung awal (initial direct cost) adalah biaya inkremental untuk mendapatkan
sewa yang tidak akan dikeluarkan jika sewa tidak diperoleh (misalnya komisi, biaya
hukum, dan biaya penyiapan dokumen yang terjadi setelah pelaksanaan sewa), kecuali
biaya ini dikeluarkan oleh pesewa pabrikan atau diler dalam kaitannya dengan sewa
pembiayaan. Biaya langsung yang dikeluarkan oleh penyewa dimasukkan dalam biaya
perolehan aset hak-guna tetapi tidak dicatat sebagai bagian dari liabilitas sewa .
Insentif sewa adalah pembayaran dari pesewa kepada penyewa yang terkait dengan
sewa, atau penggantian atau pengambilalihan pesewa atau biaya penyewa.

Dengan demikian, penyesuaian aset hak-guna dapat dirumuskan sebagai berikut:

H a l a m a n 19 | 36
Monang Situmorang, CA

Pengukuran Liabilitas Sewa Awal + Pembayaran Sewa Dibayar Di muka – Insentif Sewa
yang Diterima + Biaya Langsung Awal = Aset Hak-Guna
Contoh Penghitungan Aset Hak-Guna
PT Mangan (Penyewa) menyewa peralatan dari PT Dalle (Pesewa) selama 8 tahun pada 1
Januari 2023. Sewa adalah sewa pembiayaan. Syarat sewa adalah sebagai berikut:
1. Dalle akan membayar Mangan sebesar Rp30.000 sebagai insentif kas untuk
memasuki sewa pada 1 Januari 2023.
2. Dalle membayar biaya langsung awal sebesar Rp5.000 sebagai biaya hukum yang
berkaitan dengan pelaksanaan sewa.
3. Mangan mengeluarkan biaya langsung awal sebesar Rp1.500 (biaya komisi dibayar
kepada negosiator sewa) yang dibayar pada 1 Januari 2023.
4. Mangan tidak hanya membayar pembayaran rental pertama sebesar Rp10.000 pada
1 Januari 2023, tetapi harus membayar terlebih dahulu pembayaran rental bulan
terakhir pada 31 Desember 2022.
5. Pengukuran awal liabilitas sebesar Rp400.000.
Pertanyaan: Berapa jumlah yang harus dilaporkan pada aset hak-guna Mangan pada
tanggal permulaan sewa?
Jawaban: Pengukuran aset hak-guna Mangan adalah sebagai berikut:
Pengukuran awal liabilitas sewa Rp400.000
Insentif kas yang diterima dari Dalle (penyewa) (30.000)
Biaya langsung awal (komisi yang dibayar kepada negosiator sewa) 1.500
Biaya dibayar di muka oleh Mongan ke Dalle sebelum permulaan sewa 10.000
Pengukuran aset hak-guna pada 1 Januari 2023 Rp381.500

Oleh karena itu, Mangan (Penyewa) melaporkan aset hak-guna sebesar Rp381,500.
Dalle (Pesewa) membebankan biaya langsung awal pada periode terjadinya.

D. TRANSAKSI JUAL DAN SEWA-BALIK


Transaksi jual dan sewa balik (sale leaseback transaction) adalah suatu entitas (penjual–
penyewa/seller-lessee) mengalihkan aset kepada entitas lain (pembeli–pesewa/buyer-
lessor) dan menyewa aset tersebut kembali dari pembeli–pesewa. (Lihat gambar di
bawah ini: transaksi jual dan sewa balik).

H a l a m a n 20 | 36
Monang Situmorang, CA

Contoh: Japan Airlines (JAL) (JPN) on January 1, 2019, sells a used Boeing 757 having a
carrying amount on its books of $30,000,000 to CitiCapital for $33,000,000. JAL
immediately leases the aircraft back under the following conditions:
 The term of the lease is seven years. The lease agreement is non-cancelable,
requiring equal rental payments of $4,881,448 at the end of each year (ordinary
annuity basis), beginning December 31, 2019.
 The lease contains no renewal or purchase options. The plane reverts to CitiCapital
at the termination of the lease.
 The aircraft has a fair value of $33,000,000 on January 1, 2019, and an estimated
remaining economic life of 10 years. The residual value (unguaranteed) at the end
of the lease is $13,000,000.
 The annual payments assure the lessor an 8 percent return (which is the same as
JAL’s incremental borrowing rate).

Applying the classification tests, the lease-back of the airplane is classified as an


operating lease because none of the sales-type lease criteria are met, as indicated in
above Illustration.

H a l a m a n 21 | 36
Monang Situmorang, CA

This arrangement is accounted for as a sale because the leaseback does not
transfer control of the asset back to JAL; only the right-of-use for seven years is
granted through the lease.
Partial Lease Amortization Schedule

H a l a m a n 22 | 36
Monang Situmorang, CA

As indicated, JAL amortizes the lease liability and depreciates the right‐of‐use
asset, resulting in interest and depreciation expense. CitiCapital (the buyer‐lessor)
continues to recognize the asset on its statement of financial position and recognizes
equal amounts of rental revenue (straight‐line basis) in each period. It depreciates the
leased asset generally on a straight‐line basis.

H a l a m a n 23 | 36
Monang Situmorang, CA

PERTANYAAN DAN LATIHAN


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sewa (lease).
2. Sebutkan klasifikasi sewa dari sudut penyewa dan pesewa.
3. Pada permulaan sewa, penyewa mengakui aset hak guna dan liabilitas sewa. Sebutkan
unsur-unsur yang termasuk dalam aset hak guna dan liabilitas sewa.
4. Liabilitas sewa diukur pada nilai kini pembayaran sewa. Sebutkan unsur-unsur yang
mencakup nilai kini pembayaran sewa.
5. Sebutkan perbedaan antara suku bunga implisit dan suku bunga inkremental. Suku
bunga apa yang digunakan untuk mengukur liabilitas sewa?
6. Jelaskan perbedaan antara nilai residual yang dijamin dan nilai residual tak
terjamin.
7. Apa yang dimaksud dengan opsi beli murah ( bargain purchase option – BPO).
Bagaimana opsi beli memengaruhi akuntansi sewa.
8. Sebutkan pembayaran apakah yang dimasukkan dalam liabilitas sewa.
9. Sebutkan dengan istilah berikut: (a) residual value, (b) guaranteed residual value,
(c) dan initial direct cost.
10. Apa yang dimaksud dengan “sales-leaseback” transaction?
11. (a) Tingkat bunga apa yang digunakan untuk menentukan nilai sekarang sewa oleh
seorang lessee? (b) oleh seorang lessor.
12. Konsep dasar “substance over form” memengaruhi akuntansi sewa. Jelaskan.
13. Penyewa akan mengklasifikasikan sebuah transaksi sewa sebagai sewa pembiayaan
jika sewa pembiayaan tersebut tidak dapat dibatalkan dan satu atau lebih dari lima
kriteria klasifikasi dipenuhi. Sebaliknya, sewa merupakan sewa operasi. Sebutkan
kriteria tersebut.
14. Apa yang dimaksud dengan “initial direct costs” dan bagaimana biaya ini
dipertanggungjawabkan oleh lessees dan lessor?
15. Pada 1 Januari, sebuah perusahaan lessor membeli peralatan seharga Rp6.000
sebagai persediaan. Lessor segera menyewakan peralatan tersebut dengan
perjanjian sewa tipe penjualan . Sewa ini akan membuat lessor dibayar sebesar
Rp2.500 per tahun, selama 5 tahun, yang diterima setiap awal tahun. Sebagai
tambahan, lessor menerima opsi pembelian murah (bargain purchase option) senilai
Rp500 pada akhir 5 tahun. Tingkat bunga implisit sewa adalah 12%. Buatlah jurnal
yang diperlukan untuk pembukuan perusahaan lessor untuk mencatat (1)
penandatanganan sewa (termasuk penerimaan pembayaran pertama sewa) dan (2)
pengakuan pendapatan bunga pada akhir tahun pertama. [Practise 15 – 16. Stice]

16. Mengacu pada butir 15. Asumsikan fakta-fakta yang sama kecuali nilai opsi
pembelian Rp500 diganti dengan nilai residual takterjamin (unguaranteed residual

H a l a m a n 24 | 36
Monang Situmorang, CA

value) Rp500. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk pembukuan perusahaan lessor
untuk mencatat (1) penandatanganan sewa (termasuk penerimaan pembayaran
pertama sewa) dan (2) pengakuan pendapatan bunga pada akhir tahun pertama.
17. Penyewa menyepakati sewa satu lantai dari suatu bangunan selama 10 tahun.
Pembayaran sewa sebesar Rp50.000 per tahun yang seluruhnya dibayar pada awal
masing-masing tahun. Untuk mendapatkan sewa tersebut, Penyewa membayar biaya
langsung awal (indirect initial cost) sebesar Rp20.000, di mana Rp15.000 terkait
pembayaran kepada penghuni sebelumnya yang menempati lantai dari bangunan
tersebut dan Rp5.000 terkait komisi yang dibayarkan pada agen estat real yang
mengatur sewa tersebut. Sebagai insentif kepada Penyewa karena telah
menyepakati kontrak sewa, Pesewa setuju untuk menggantikan komisi agen real
estat sebesar Rp5.000. Suku bunga implisit sewa tidak dapat ditentukan. Suku
bunga pinjaman inkremental Penyewa adalah 5% per tahun, yang merefleksikan tarif
tetap di mana Penyewa dapat meminjam dalam jumlah yang serupa dengan nilai aset
hak-guna, dalam mata uang yang sama, selama masa 10 tahun, dan dengan jaminan
yang serupa. [Contoh 13. PSAK 73]

Diminta:
a. Berapa jumlah liabilitas sewa yang dilaporkan Penyewa pada tanggal permulaan
sewa.
b. Berapa jumlah yang harus dilaporkan pada aset hak-guna Penyewa pada tanggal
permulaan sewa.
c. Buatlah skedul amortisasi sewa selama umur sewa.

18. Laura Leasing SA signs an agreement on January 1, 2022, to lease equipment to


Plote AG. The following information relates to this agreement.
1) The term of the non-cancelable lease is 3 years with no renewal option. The
equipment has an estimated economic life of 5 years.
2) The fair value of the asset at January 1, 2022, is €80,000.
3) The asset will revert to the lessor at the end of the lease term, at which time
the asset is expected to have a residual value of €7,000, none of which is
guaranteed.
4) The agreement requires equal annual rental payments of €25,562.96 to the
lessor, beginning on January 1, 2022. [25,562,96 (25,562.96 x 1,8594) =73,095
7,000 x 0,8638 =6,047 ; 80,000 – 6,047 = 73,953]

5) The lessee’s incremental borrowing rate is 5%. The lessor’s implicit rate is 4%
and is unknown to the lessee.
6) Plote uses the straight-line depreciation method for all equipment.

H a l a m a n 25 | 36
Monang Situmorang, CA

Instructions (Round all numbers to the nearest cent.) E21.15 (LO 2) (Amortization Schedule
and Journal Entries for Lessee)

a. Prepare an amortization schedule that would be suitable for the lessee for the
lease term.
b. Prepare all of the journal entries for the lessee for 2022 and 2023 to record
the lease agreement, the lease payments, and all expenses related to this lease.
Assume the lessee’s annual accounting period ends on December 31, and the
lessee prepares reversing entries.
19. Assume that on December 31, 2021, Stora Enso (FIN) signs a 10-year, non-
cancelable lease agreement to lease a storage building from Sheffield Storage. The
following information pertains to this lease agreement.
1) The agreement requires equal rental payments of €71,830 beginning on
December 31, 2021.
2) The fair value of the building on December 31, 2021, is €525,176.
3) The building has an estimated economic life of 12 years, a guaranteed residual
value of €10,000, and an expected residual value of €7,000 . Stora Enso
depreciates similar buildings using the straight-line method.
4) The lease is non-renewable. At the termination of the lease, the building
reverts to the lessor.
5) Stora Enso’s incremental borrowing rate is 8% per year. The lessor’s implicit
rate is not known by Stora Enso.
Instructions E21.4 (LO 2, 4) (Lessee Entries, Unguaranteed Residual Value)

a. Prepare the journal entries on the lessee’s books to reflect the signing of the
lease agreement and to record the payments and expenses related to this lease
for the years 2021, 2022, and 2023. Stora Enso’s fiscal year-end is December
31.
b. Use the same facts as above, except that Stora Enso incurred legal fees of
€5,000 resulting from the execution of the lease, and received a lease
incentive of €1,000 from Sheffield to enter the lease. How would the initial
measurement of the lease liability and right-of-use asset be affected under
this situation?
c. Suppose that in addition to the €71,830 annual rental payments, Stora Enso is
also required to pay €5,000 annually for insurance costs on the building
directly to the lessor, Sheffield Storage. How would this executory cost
affect the initial measurement of the lease liability and right-of-use asset?
d. Return to the original facts in the problem. Now suppose that, at the end of
the lease term, Stora Enso has taken good care of the asset and Sheffield
agrees that the fair value of the asset is actually €10,000. Record the entry

H a l a m a n 26 | 36
Monang Situmorang, CA

for Stora Enso at the end of the lease to return the storage building to
Sheffield (assuming the accrual of interest on the lease liability has already
been made).
20. Pada 1 Januari 2018, PT Pertani (Penyewa – Lessee) menyewa traktor dari PT
United Tractor Leasing (Pesewa – Lessor) berdasarkan sewa pembiayaan. Sewa
dibayar secara tahunan. Hak tidak beralih kepada Penyewa dan tidak terdapat opsi
pembelian atau jaminan nilai residual oleh PT Pertani. Bagian skedul amortisasi sewa
oleh PT United Tractor Leasing adalah sebagai berikut:
1 Pembayaran Bunga Pengurangan Saldo Saldo Yang Beredar
Januari Efektif
2018 Rp187.298
2018 Rp20.000 Rp20.000 167.298
2019 20.000 Rp16.730 3.270 164.028
2020 20.000 16.403 3.597 160.431
2021 20.000 15.647 4.353 156.474
2022 20.000 15.212 4.788 152.122
2023 20.000 14.733 5.267 142.067
--- ---- ---- ---- ----
--- ---- ---- ---- ----
--- ---- ---- ---- ----
2035 20.000 4.974 15.026 34.711
2036 20.000 3.471 16.529 18.182
2037 20.000 1.818 18.182 0

Diminta
a. Berapa jumlah liabilitas sewa PT Pertani pada permulaan sewa ( setelah
pembayaran pertama)? Rp167.298
b. Berapa jumlah akan dicatat PT Pertani sebagai aset hak-guna? Rp187.298
c. Berapa tahun masa sewa? 20 tahun
d. Berapa suku bunga efektif tahunan? 10%
e. Berapa total jumlah pembayaran sewa? Rp400.000 [Rp20.000 x 20]
f. Berapakah jumlah beban bunga efektif yang dicatat selama masa sewa?
Rp212.702 [Rp400.000 – Rp187.298]

H a l a m a n 27 | 36
Monang Situmorang, CA

SOAL
1. PT United Tractor menyewa perangkat transmisi dari PT Satelindo pada 1 tanggal
Januari 2023. Satelindo menerima pembayaran sebesar Rp500.000 untuk perangkat
transmisi tersebut. Nilai wajarnya adalah Rp653.681. Sewa tersebut memenuhi
syarat sebagai sewa pembiayaan ( finance lease) kepada pesewa dan sewa tipe
penjualan (sales-type lease) dengan keuntungan penjualan kepada penyewa.
Ketentuan Perjanjian Sewa dan Informasi Terkait
Jangka waktu sewa 3 tahun (6 periode setengah tahunan)
Pembayaran sewa tengah tahunan Rp123.000 pada awal setiap periode
Umur manfaat aset 4 tahun
Tingkat bunga 12%
Nilai residu tak terjamin (unguaranteed Rp40.000
residual value)
Biaya pemeliharaan yang dibayar oleh Rp3.000/dua kali setiap tahun
penyewa (termasuk dalam pembayaran sewa)
Biaya langsung awal (initial direct cost) Rp4.500
penyewa

Diminta:
c. Buatlah skedul amortisasi yang menggambarkan pola beban bunga selama masa
sewa untuk PT United Tractor.
d. Buatlah skedul amortisasi yang menggambarkan pola pendapatan bunga selama
masa sewa untuk PT Satelindo.
e. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk PT United Tractor dan PT Satelindo pada 1
Januari dan 30 Juni 2023. (Amortisasi hanya dicatat pada akhir tahun).
f. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk PT United Tractor dan PT Satelindo pada 1
Januari dan 31 Desember 2025 (akhir masa sewa), dengan asumsi peralatan
dikembalikan ke penyewa dan nilai residual aktualnya adalah Rp14.000 pada
tanggal tersebut.

2. Pada 1 Januari 2023, PT Cabe mengontrak untuk menyewa peralatan selama 5 tahun,
dengan menyetujui untuk melakukan pembayaran sebesar Rp120.987 pada awal
setiap tahun, dimulai pada 1 Januari 2023. Peralatan yang disewa akan dikapitalisasi
sebesar Rp550.000. Aset akan disusutkan dengan metode saldo menurun berganda,
dan kewajiban akan berkurang atas basis bunga efektif. Suku bunga pinjaman
inkremental adalah 6%, dan suku bunga implisit sewa adalah 5%, yang diketahui oleh

H a l a m a n 28 | 36
Monang Situmorang, CA

Gabe. Hak peralatan beralih pada akhir masa sewa. Aset memiliki umur manfaat 5
tahun dan tidak ada nilai residual. [P21.2]

Diminta:
a. Tunjukkan penghitungan bahwa nilai kapitalisasi sewa sebesar Rp550.000.
b. Buatlah skedul amortisasi sewa selama 5 tahun.
c. Buatlah jurnal yang diperlukan oleh Cabe pada tanggal 1 Januari 2022.
d. Buatlah jurnal untuk memcatat penyusutan aset sewaaan dan beban bunga unruk
tahun 2022.
e. Buatlah jurnal untuk mencatat pembayaran sewa pada 1 Januari 2023, dengan
asumsi jurnal penyesuaian kembali dilakukan.
f. Buatlah penyajian laporan posisi keuangan pada 31 Desember 2023 yang
berkaitan dengan kontrak sewa.

3. Fakta berikut berkaitan dengan perjanjian sewa yang tidak dapat dibatalkan antara
Pakuwan Leasing dan PT Sekawan, sebagai penyewa.
a. Tanggal sewa 1 Mei 2024
b. Pembayaran sewa tahunan jatuh tempo pada awal
tiap tahun, dimulai dengan 1 Mei 2024 Rp21.227.650
c. Harga opsi beli pada akhir masa sewa Rp 4.000.000
d. Masa sewa 5 tahun
e. Masa manfaat peralatan sewaan 10 tahun
f. Biaya perolehan pesewa Rp65.000.000
g. Nilai wajar aset pada 1 Mei 2024 Rp91.000.000
h. Suku bunga implisit pesewa 10%
i. Suku bunga pinjaman inkremental penyewa 10%

Diminta:
a. Buatlah skedul amortisasi untuk PT Sekawan selama 5 tahun masa sewa.
b. Buatlah jurnal pada buku penyewa untuk menggambarkan penandatanganan
perjanjian sewa dan untuk mencatat pembayaran dan beban yang berkaitan
dengan sewa untuk tahun 2024 dan 2025. Periode akuntansi tahunan berakhir
pada 31 Desember. Jurnal penyesuaian kembali digunakan oleh PT Sekawan.
c. Hitunglah jumlah piutang sewa pada permulaan sewa.
d. Buatlah skedul amortisasi untuk PT Pakuwan Leasing selama 5 tahun masa sewa.
e. Buatlah jurnal pada buku pesewa untuk menggambarkan penandatanganan
perjanjian sewa dan untuk mencatat sewa tersebut untuk tahun 2024 dan 2025.
Periode akuntansi tahunan berakhir pada 31 Desember. Jurnal penyesuaian
kembali tidak digunakan oleh PT Pakuwan Leasing.

H a l a m a n 29 | 36
Monang Situmorang, CA

4. Pada 1 Januari 2018, PT National menyewa ruangan kantor dari PT United Leasing
berdasarkan sewa pembiayaan. Sewa dibayar secara tahunan. Hak tidak beralih
kepada lessee dan tidak terdapat opsi pembelian atau nilai residual yang dijamin
oleh PT National. Bagian skedul amortisasi sewa oleh PT United Leasing adalah
sebagai berikut:
1 Pembayaran Bunga Pengurangan Saldo Saldo Yang Beredar
Januari Efektif
2018 Rp192.501
2018 Rp20.000 Rp20.000 172.501
2019 20.000 Rp17.250 2.750 169.751
2020 20.000 16.975 3.025 166.726
2021 20.000 16.673 3.327 163.399
2022 20.000 16.340 3.660 159.739
2023 20.000 15.974 4.026 155.713
--- ---- ---- ---- ----
--- ---- ---- ---- ----
--- ---- ---- ---- ----
2035 20.000 7.364 12.636 61.006
2036 20.000 6.101 13.899 47.107
2037 20.000 4.711 15.289 31.818
2038 35.000 3.182 31.818 0

Diminta
a. Berapa tahun masa sewa?
b. Berapa jumlah nilai residual aset yang diharapkan pada akhir masa sewa?
c. Berapa suku bunga efektif tahunan?
d. Berapa total jumlah pembayaran sewa untuk United?
e. Berapa total jumlah pembayaran sewa untuk National?
f. Berapa jumlah investasi neto United pada permulaan sewa sewa (setelah
pembayaran pertama)?
g. Berapa pendapatan bunga efektif United yang dicatat selama masa sewa?
h. Berapa jumlah yang akan dicatat National sebagai aset hak-guna pada awal
sewa?

5. Assume that on January 1, 2022, Humphrey's Restaurants NV sells a computer


system to Liquidity Finance for €680,000 and immediately leases back the
computer system. The relevant information is as follows.
1) The computer was carried on Humphrey's books at a value of €600,000.

H a l a m a n 30 | 36
Monang Situmorang, CA

2) The term of the non-cancelable lease is 3 years; title will not transfer to
Humphrey's, and the expected residual value at the end of the lease is
€450,000, all of which is unguaranteed.
3) The lease agreement requires equal rental payments of €115,970 at the
beginning of each year.
4) The incremental borrowing rate for Humphrey's is 8%. Humphrey's is aware
that Liquidity Financeset the annual rental to ensure a rate of return of 8%.
5) The computer has a fair value of €680,000 on January 1, 2025, and an
estimated economic life of 10 years.
Instructions
Prepare the journal entries for both the lessee and the lessor for 2022 to reflect
the sale and leaseback agreement.

6. Fakta berikut berkaitan dengan perjanjian sewa yang tidak dapat dibatalkan antara
PT Faldo Leasing dan PT Violet, penyewa.
Tanggal permulaan 1 Januari 2022
Pembayaran sewa tahunan jatuh tempo pada awal setiap tahun, Rp113.864
dimulai 1 Januari
Nilai residual peralatan pada akhir masa sewa, dijamin oleh Rp 50.000
penyewa
Nilai residual peralatan yang diharapkan pada akhir masa sewa Rp 45.000
Masa sewa 6 tahun
Umur ekonomis peralatan sewaan (leased equipment) 6 tahun
Nilai wajar aset pada 1 Januari 2022 Rp600.000
Suku bunga implisit pesewa 8%
Suku bunga pinjaman inkremental penyewa 8%

Aset akan dikembalikan ke pesewa pada akhir masa sewa. Penyewa menggunakan
penyusutan garis lurus untuk semua peralatan sewaan.
Diminta:
a. Buatlah skedul amortisasi yang sesuai untuk penyewa selama masa sewa.
b. Buatlah semua jurnal untuk penyewa pada tahun 2022 dan 2023 untuk mencatat
perjanjian sewa, dan semua beban yang berkaitan dengan sewa tersebut.
Asumsikan periode akuntansi tahunan penyewa berakhir pada 31 Desember.
c. Asumsikan Violet menerima insentif sewa sebesar Rp5.000 dari Faldo Leasing
untuk memasuki sewa. Bagaimana pengukuran liabilitas awal dan aset hak-guna
akan terpengaruh? Apa pengaruhnya jika sewa dibayar di muka sebesar Rp5.000
ke Violet?

H a l a m a n 31 | 36
Monang Situmorang, CA

7. Amirante SA manufactures an X-ray machine with an estimated life of 12 years and


leases it to Chambers Medical Center for a period of 10 years. The normal selling
price of the machine is R$495,678, and its guaranteed residual value at the end of
the non-cancelable lease term is estimated to be R$15,000. The hospital will pay
rents of R$60,000 at the beginning of each year. Amirante incurred costs of
R$300,000 in manufacturing the machine and R$14,000 in legal fees directly
related to the signing of the lease. Amirante has determined that the collectibility
of the lease payments is probable and that the implicit interest rate is 5%.
Instructions
a. Discuss the nature of this lease in relation to the lessor and compute the
amount of each of the following items.
1. Lease receivable at commencement of the lease.
2. Sales price.
3. Cost of sales.
b. Prepare a 10-year lease amortization schedule for Amirante, the lessor.
c. Prepare all of the lessor's journal entries for the first year.

8. Assume the same data as in Problem 7 and that Chambers Medical Center has an
incremental borrowing rate of 5% and an expected residual value at the end of the
lease of R$10,000.
Instructions
a. Compute the amount of the initial lease liability.
b. Prepare a 10-year lease amortization schedule.
c. Prepare all of the lessee's journal entries for the first year.
d. Suppose Chambers Medical Center incurred R$7,000 of document preparation
costs after the execution of the lease. How would the initial measurement of
the lease liability and right-of-use asset be affected?
9. Kobayashi Group manufactures a check-in kiosk with an estimated economic life of
12 years and leases it to Japan Airlines (JAL) (JPN) for a period of 10 years. The
normal selling price of the equipment is ¥ 299,140, and its unguaranteed residual
value at the end of the lease term is estimated to be ¥ 20,000. JAL will pay annual
payments of ¥ 40,000 at the beginning of each year. Kobayashi incurred costs of ¥
180,000 in manufacturing the equipment and ¥ 4,000 in sales commissions in closing
the lease. Kobayashi has determined that the collectibility of the lease payments is
probable and that the implicit interest rate is 8%.
Instructions
a. Discuss the nature of this lease in relation to the lessor and compute the
amount of each of the following items.

H a l a m a n 32 | 36
Monang Situmorang, CA

1) Lease receivable.
2) Sales price.
3) Cost of goods sold.
b. Prepare a 10-year lease amortization schedule for Kobayashi, the lessor.
c. Prepare all of the lessor's journal entries for the first year.
10. Assume the same data as in Problem 9, with JAL (JPN) having an incremental
borrowing rate of 8%.
Instructions
a. Compute the amount of the initial lease liability.
b. Prepare a 10-year lease amortization schedule.
c. Prepare all of the lessee's journal entries for the first year. Assume straight-
line depreciation.

11. On January 1, 2023, Allied Industries leased a high-performance conveyers to


Karrier Company for a four -year period ending December 31, 2026, at which time
possession of the leased asset will revert back to Allied. The equipment cost Allied
$956,000 and has an expected useful life of five years. Allied expects the residual
value at December 31, 2027, will be $300,000. Negotiations led to the lessee
guaranteeing a $340,000 residual value guaranteed by United Assurance Group.
Equal payment under the finance/sales-type lease are $200,000 and are due on
December 31 of each year with the first payment being made on December 31,
2023. Karrier is aware that Allied used a 5% interest rate when calculating lease
payments.
Required:
a. Prepare the appropriate entries for both Karrier and Allied on January 1,
2023, to record the lease.
b. Prepare the appropriate entries for both Karrier and Allied on January
December 31, 2023, to record the lease.

12. Ludwick Steel SA, as lessee, signed a lease agreement for equipment for 5 years,
beginning December 31, 2022. Annual rental payments of €40,000 are to be made
at the beginning of each lease year (December 31). The interest rate used by the
lessor in setting the payment schedule is 6%; Ludwick’s incremental borrowing rate
is 8%. Ludwick is unaware of the rate being used by the lessor. At the end of the
lease, Ludwick has the option to buy the equipment for €5,000, considerably below
its estimated fair value at that time. The equipment has an estimated useful life of

H a l a m a n 33 | 36
Monang Situmorang, CA

7 years, with no residual value. Ludwick uses the straight-line method of


depreciation on similar owned equipment.
Instructions
a. Prepare the journal entry or entries, with explanations, that Ludwick should
record on December 31, 2022.
b. Prepare the journal entry or entries, with explanations, that Ludwick
shouldrecord on December 31, 2023. (Prepare the lease amortization schedule
for all five payments.)
c. Prepare the journal entry or entries, with explanations, that Ludwick should
record on December 31, 2024.
d. What amounts would appear on Ludwick’s December 31, 2024, statement of
financial position relative to the lease arrangement?

H a l a m a n 34 | 36
Monang Situmorang, CA

H a l a m a n 35 | 36
Monang Situmorang, CA

H a l a m a n 36 | 36

Anda mungkin juga menyukai