Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PENILAIAN INVESTASI

Nama Kelompok ;

Dian Andiani 022121044

Fasya Fadila 022121047

Alda Sofiatul Ulfa 022121048

Rey Ilhan Mansiz 022121065

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAKUAN
2022
Pengertian Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Investasi
merupakan salah satu cara atau seni mengelola kelebihan dana agar bias berkembang dari
waktu ke waktu. Syarat utama dalam melakukan investasi adalah memiliki kelebihan dana.

Pengertian Penilaian Investasi

Penilaian investasi adalah kumpulan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi


ketertarikan pada investasi. Tujuannya adalah untuk :

 menilai kelayakan pencapaian tujuan;


 mendukung produksi bisnis.

Penilaian investasi difokuskan terutama pada fase awal proyek atau program dan ditetapkan
sejalan dengan pekerjaan awal dari rencana manajemen dan rencana pengiriman.

Proses Investasi

Menurut Eduardus Tandelilin (2010 :9), proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar
keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan
investasi.

Hal mendasar dalam keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang
diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu
investasi merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya semakin besar risiko yang
ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan.

Kebanyakan penilaian investasi didasarkan pada arus kas, tetapi ada faktor-faktor lain yang
perlu dimasukkan, seperti:

 Pertimbangan hukum - proyek yang memungkinkan organisasi untuk menetapkan


peraturan baru wajib mempertimbangkan hukum jika organisasi terus beroperasi.
Penilaian didasarkan pada pengembalian investasi yang sedikit sesuai.
 Dampak lingkungan – dampak pekerjaan pada lingkungan alami bertambah satu
faktor ketika mempertimbangkan investasi. Analisis dampak lingkungan pada
pekerjaan infrastruktur ditulis dalam peraturan di berbagai bagian dunia.

 Dampak sosial – untuk organisasi sosial, pengembalian investasi dapat diukur dalam
hal non-finansial seperti ‘kualitas hidup’ atau bahkan ‘keselamatan hidup’.

 Manfaat operasional – ini terdiri atas unsur-unsur yang sedikit nyata seperti
‘kepuasan pelanggan bertambah’, ‘moral staf yang lebih tinggi’, atau ‘competitive
advantage’.

 Risiko -  semua organisasi mengalami risiko bisnis dan risiko operasional. Keputusan
investasi dapat dibenarkan karena mengurangi risiko.

Penilaian investasi membutuhkan masukan semua faktor ini. Selama proses identifikasi
proyek atau program, masukan ini akan dilakukan secara ‘top-down’, yaitu
berdasarkan teknik taksiran komparatif atau parametrik. Dalam proses definisi, mereka akan
meringkas perencanaan pengiriman terperinci, yaitu ‘bottom-up’.

Langkah khusus pertama adalah mengumpulkan informasi yang relevan. Tergantung


pada siklus hidup yang sedang terjadi, ini mengharuskan dibuatnya data top-down atau
ringkasan data button-up. Ini seharusnya dilakukan sehubungan dengan pemangku
kepentingan untuk memastikan bahwa semua masalah dan juga tujuan yang relevantelah
diberi masukan.

Langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian menggunakan teknik yang sesuai.


Akhirnya, hasil penilaian tersebut dilaporkan, biasanya dalam bentuk kasus bisnis.

Inti penilaian investasi terletak pada perbandingan antara investasi dan pengembalian. Setiap
perbandingan yang objektif memerlukan dua sisi untuk diukur dalam unit yang sama, yaitu
uang tunai. Dalam banyak kasus, isi investasi dari persamaan dalam proyek, program, dan
portofolio mudah diukur dalam bentuk uang tunai, dengan pengecualian manfaat subjektif.

Pengembalian biasanya juga bisa diukur dari sisi kas tetapi manfaat subjektfnya sering berupa
komponen yang signifikan.

Ada banyak teknik penilaian investasi dan bila ada penekanan yang signifikan pada manfaat
subjektif, metode penilaian mungkin paling sesuai.

Metode Penilaian Investasi

1). Payback Period (PB)

Ada beberapa metode dalam penilaian proyek investasi. Yang pertama adalah Payback
Period. Pada dasarnya, Payback Period  adalah salah satu metode yang paling sederhana.
Metode ini menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya awal investasi
berdasarkan arus kas. Sederhananya, PB adalah lamanya sebuah investasi mencapai titik
impas (Break Even Point). Periode pengembalian yang pendek menandakan investasi lebih
menarik.

Keuntungan dari metode ini adalah mudah dipahami dan dihitung, bahkan untuk kalangan
tanpa latar belakang ekonomi. Namun, metode ini juga memiliki kekurangan, karena
perhitungannya akan berhenti tepat setelah titik pengembalian tercapai. Nilai uang atau
apapun yang terjadi setelahnya akan diabaikan.

Contoh Perhitungan :

Anna ditawari untuk melakukan investasi senilai Rp700 juta dengan umur ekonomis 5 tahun.
Syarat periode pengembaliannya adalah 3 tahun dan arus kas di tahun pertama sebesar Rp350
juta, tahun kedua sebesar Rp300 juta, tahun ketiga Rp250 juta, tahun keempat Rp200 juta,
dan di tahun kelima sebesar Rp150 juta.

Maka cara menghitungnya kita akan menggunakan rumus kedua, yaitu n + (a / b) x 1 tahun.

= 3 + ((Rp700.000.000,00 - Rp650.000.000) / (Rp900.000.00, - Rp650.000.000,00)) x 1


tahun

= 3 + 0.4 x 1 tahun

= 3.4 tahun

Jadi, periode pengembalian modal untuk investasi tersebut adalah 3.4 tahun atau 3 tahun 4
bulan, maka sebaiknya Anna tidak mengambil investasi ini karena payback period-nya lebih
panjang daripada syarat periode pengembaliannya.

2) .Net Value Present (NPV)

NPV adalah rasio perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan nilai sekarang
dari arus kas keluar selama periode waktu tertentu. Nilai NPV dapat digunakan untuk
memperhitungkan nilai uang dan membandingkan alternatif investasi serupa. Jika nilai NPV
positif, maka investasi sebaiknya dilakukan.

Metode ini dianggap sebagai metode penilaian investasi yang paling baik. Pasalnya, investor
dapat menghitung nilai arus investasi masa depan di masa sekarang. Namun, kelemahannya,
segala sesuatu di masa depan yang diperhitungkan hanyalah asumsi yang tidak bisa
dipastikan.

Rumus metode penilaian investasi Net Value Present (NPV):

NPV    = nilai bersih di masa sekarang

Rt    = Arus kas bersih (masuk-keluar) selama periode t investasi ($)

i       = suku bunga (%)

t       = jangka waktu investasi

Dalam bentuk sederhana, NPV juga dapat dihitung seperti berikut:


NPV = nilai saat ini dari arus kas yang diharapkan – nilai saat ini dari uang yang
diinvestasikan

3). Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan profitabilitas dari investasi
bersangkutan. Nilai IRR diperoleh dengan trial-error tingkat diskon agar nilai NPV dari
semua arus kas sama dengan nol. Semakin tinggi nilai IRR, maka investasi tersebut akan
semakin direkomendasikan.

Nilai IRR dapat dihitung dengan rumus berikut:

IRR  = tingkat pengembalian internal

NPV = nilai bersih di masa sekarang

Ct    = arus kas masuk bersih selama periode t investasi ($)

C0    = modal awal investasi($)

t       = periode investasi

4). Accounting Rate of Return (ARR)

ARR adalah metode penilaian investasi untuk mengukur besarnya keuntungan yang


diperoleh dari sebuah investasi. Nilai ARR menyatakan persentase laba bersih terhadap
jumlah modal investasi awal. Semakin tinggi nilai ARR, maka investasi dinilai semakin
menguntungkan.

Rumus metode penilaian ARR adalah:

5). Profitability Index (PI)

Indeks profitabilitas merupakan metode pengukuran rasio nilai sekarang dari arus investasi
di masa depan terhadap jumlah investasi awal. Nilai PI yang lebih besar dari 1,0 dianggap
sebagai investasi yang baik.

Nilai indeks profitabilitas dapat dihitung dengan rumus berikut:


Selain lima metode di atas, ada metode penilaian investasi lainnya seperti Discounted
PaybackPeriod (DPB) dan Return of Investment (ROI).  Berbagai metode tersebut dapat
digunakan untuk menganalisis berbagai jenis instrumen investasi yang kamu miliki.

 Kelebihan dan Kekurangan Metode Penilaian Investasi


Manfaat penilaian investasi dengan rumus bisa membantu Anda dalam melakukan
perhitungan terhadap potensi suatu investasi secara cepat. Kekurangannya adalah metode
investasitersebut
bukan menjadi perhitungan yang benar-benar akurat karena harus mempertimbangkan hal
lain.

Contohnya adalah pada perhitungan NPV yang sangat dipengaruhi oleh tingkat diskonto yang
berlaku pada saat itu. Hal itu karena arus kas perusahaan pasti ada yang didiskontokan.
Ditambah lagi dengan biaya modal perusahaan di masa depan yang perlu ditebak secara tepat
untuk menghasilkan NPV yang akurat.

Contoh kasus menganalisa kelayakan investasi

1. Menggunakan Metode PI

Seorang investor pemula menganalisa suatu perusahaan yang nilai kas netto dalam 1 tahun
Rp85 juga. Kemudian, dari nilai kas untuk kebutuhan investasi Rp55.700.000. Maka,
perusahaan tersebut layak atau tidak menggunakan metode PI.

PI = PV/I

PI = Rp85 juta / Rp55.700.000

PI = 1,535

Jadi, bisa disimpulkan bahwa perusahaan tersebut layak karena nilai PI nya lebih dari 1

2. Menggunakan Metode PBP

Perusahaan A mempertimbangkan usulan investasi Rp450 juta yang umurnya diperkirakan 2


tahun. Sementara itu, arus kas yang dihasilkan selama itu Rp150 juta. Maka, PBPnya adalah
sebagai berikut.

PBP = (investasi awal/arus kas) x 1 tahun

PBP = (Rp450 juta / Rp150 juta) x 1 tahun

PBP = 3 tahun

Jadi, kesimpulannya adalah perusahaan A memiliki investasi yang tidak layak karena prediksi
waktu lebih lama dari yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai