Nama Kelompok ;
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Investasi
merupakan salah satu cara atau seni mengelola kelebihan dana agar bias berkembang dari
waktu ke waktu. Syarat utama dalam melakukan investasi adalah memiliki kelebihan dana.
Penilaian investasi difokuskan terutama pada fase awal proyek atau program dan ditetapkan
sejalan dengan pekerjaan awal dari rencana manajemen dan rencana pengiriman.
Proses Investasi
Menurut Eduardus Tandelilin (2010 :9), proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar
keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan
investasi.
Hal mendasar dalam keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang
diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu
investasi merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya semakin besar risiko yang
ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan.
Kebanyakan penilaian investasi didasarkan pada arus kas, tetapi ada faktor-faktor lain yang
perlu dimasukkan, seperti:
Dampak sosial – untuk organisasi sosial, pengembalian investasi dapat diukur dalam
hal non-finansial seperti ‘kualitas hidup’ atau bahkan ‘keselamatan hidup’.
Manfaat operasional – ini terdiri atas unsur-unsur yang sedikit nyata seperti
‘kepuasan pelanggan bertambah’, ‘moral staf yang lebih tinggi’, atau ‘competitive
advantage’.
Risiko - semua organisasi mengalami risiko bisnis dan risiko operasional. Keputusan
investasi dapat dibenarkan karena mengurangi risiko.
Penilaian investasi membutuhkan masukan semua faktor ini. Selama proses identifikasi
proyek atau program, masukan ini akan dilakukan secara ‘top-down’, yaitu
berdasarkan teknik taksiran komparatif atau parametrik. Dalam proses definisi, mereka akan
meringkas perencanaan pengiriman terperinci, yaitu ‘bottom-up’.
Inti penilaian investasi terletak pada perbandingan antara investasi dan pengembalian. Setiap
perbandingan yang objektif memerlukan dua sisi untuk diukur dalam unit yang sama, yaitu
uang tunai. Dalam banyak kasus, isi investasi dari persamaan dalam proyek, program, dan
portofolio mudah diukur dalam bentuk uang tunai, dengan pengecualian manfaat subjektif.
Pengembalian biasanya juga bisa diukur dari sisi kas tetapi manfaat subjektfnya sering berupa
komponen yang signifikan.
Ada banyak teknik penilaian investasi dan bila ada penekanan yang signifikan pada manfaat
subjektif, metode penilaian mungkin paling sesuai.
Ada beberapa metode dalam penilaian proyek investasi. Yang pertama adalah Payback
Period. Pada dasarnya, Payback Period adalah salah satu metode yang paling sederhana.
Metode ini menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya awal investasi
berdasarkan arus kas. Sederhananya, PB adalah lamanya sebuah investasi mencapai titik
impas (Break Even Point). Periode pengembalian yang pendek menandakan investasi lebih
menarik.
Keuntungan dari metode ini adalah mudah dipahami dan dihitung, bahkan untuk kalangan
tanpa latar belakang ekonomi. Namun, metode ini juga memiliki kekurangan, karena
perhitungannya akan berhenti tepat setelah titik pengembalian tercapai. Nilai uang atau
apapun yang terjadi setelahnya akan diabaikan.
Contoh Perhitungan :
Anna ditawari untuk melakukan investasi senilai Rp700 juta dengan umur ekonomis 5 tahun.
Syarat periode pengembaliannya adalah 3 tahun dan arus kas di tahun pertama sebesar Rp350
juta, tahun kedua sebesar Rp300 juta, tahun ketiga Rp250 juta, tahun keempat Rp200 juta,
dan di tahun kelima sebesar Rp150 juta.
Maka cara menghitungnya kita akan menggunakan rumus kedua, yaitu n + (a / b) x 1 tahun.
= 3 + 0.4 x 1 tahun
= 3.4 tahun
Jadi, periode pengembalian modal untuk investasi tersebut adalah 3.4 tahun atau 3 tahun 4
bulan, maka sebaiknya Anna tidak mengambil investasi ini karena payback period-nya lebih
panjang daripada syarat periode pengembaliannya.
NPV adalah rasio perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan nilai sekarang
dari arus kas keluar selama periode waktu tertentu. Nilai NPV dapat digunakan untuk
memperhitungkan nilai uang dan membandingkan alternatif investasi serupa. Jika nilai NPV
positif, maka investasi sebaiknya dilakukan.
Metode ini dianggap sebagai metode penilaian investasi yang paling baik. Pasalnya, investor
dapat menghitung nilai arus investasi masa depan di masa sekarang. Namun, kelemahannya,
segala sesuatu di masa depan yang diperhitungkan hanyalah asumsi yang tidak bisa
dipastikan.
IRR adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan profitabilitas dari investasi
bersangkutan. Nilai IRR diperoleh dengan trial-error tingkat diskon agar nilai NPV dari
semua arus kas sama dengan nol. Semakin tinggi nilai IRR, maka investasi tersebut akan
semakin direkomendasikan.
t = periode investasi
Indeks profitabilitas merupakan metode pengukuran rasio nilai sekarang dari arus investasi
di masa depan terhadap jumlah investasi awal. Nilai PI yang lebih besar dari 1,0 dianggap
sebagai investasi yang baik.
Contohnya adalah pada perhitungan NPV yang sangat dipengaruhi oleh tingkat diskonto yang
berlaku pada saat itu. Hal itu karena arus kas perusahaan pasti ada yang didiskontokan.
Ditambah lagi dengan biaya modal perusahaan di masa depan yang perlu ditebak secara tepat
untuk menghasilkan NPV yang akurat.
1. Menggunakan Metode PI
Seorang investor pemula menganalisa suatu perusahaan yang nilai kas netto dalam 1 tahun
Rp85 juga. Kemudian, dari nilai kas untuk kebutuhan investasi Rp55.700.000. Maka,
perusahaan tersebut layak atau tidak menggunakan metode PI.
PI = PV/I
PI = 1,535
Jadi, bisa disimpulkan bahwa perusahaan tersebut layak karena nilai PI nya lebih dari 1
PBP = 3 tahun
Jadi, kesimpulannya adalah perusahaan A memiliki investasi yang tidak layak karena prediksi
waktu lebih lama dari yang ditentukan.