Kriteria investasi adalah penilaian yang dilakukan untuk mengukur imbal hasil
yang didapatkan atau biaya yang dikeluarkan untuk suatu instrumen investasi.
Seperti yang Anda ketahui, investasi adalah aktivitas menguntungkan sekaligus
berisiko. Risiko ini adalah bagian yang sulit dihindari. Namun, Anda bisa
menghadapinya dengan berbagai strategi. Menentukan kriteria investasi terbaik
adalah salah satu strategi yang bisa diterapkan di awal.
2.1 Metode-metode Penilaian Investasi
1. Accounting Rate of Return, Perhitungan kriteria investasi ini disebut juga dengan ARR. Tujuannya adalah untuk mengetahui
rasio rata-rata laba bersih perusahaan yang dihadapkan pada rata-rata investasi.Untuk perhitungannya, Anda bisa memakai rumus
berikut ini:Accounting Rate of Return = rata-rata laba bersih / rata-rata investasi x 100%. Jika ARR lebih dari 0%, maka
dianggap layak untuk dipilih untuk diinvestasikan. Apabila ARR nilainya kurang dari 0%, maka dianggap tidak layak dipilih.
2. Payback Period, Disebut juga dengan periode pulang pokok adalah perhitungan yang digunakan dengan tujuan mengetahui waktu
yang diperlukan untuk pengembalian investasi atau mengetahui waktu untuk mencapai titik impas. Penilaian terbaiknya, apabila
waktu yang dibutuhkan semakin pendek, berarti pengembaliannya cepat. Waktu, uang adalah hal yang sangat diperhitungkan di
sini.Rumus ini cocok dimanfaatkan oleh Anda yang punya tujuan investasi dengan pengembalian yang cepat. Anda pun akan
terhindar dari proyek tidak layak.Namun, bukan berarti investasi jangka panjang tidak bagus. Hal ini tergantung dari tujuan
waktu Anda dalam berinvestasi.Rumus yang bisa diandalkan adalah:Periode Pulang Pokok = Investasi/kas bersih x 1 tahun
3. Net Present Value (NPV), Merupakan perhitungan kelayakan investasi yang digunakan untuk mengetahui nilai aset sekarang
yang disamakan dengan proyeksi nilai aset di masa mendatang.Hal itu dilakukan karena nilai uang yang bisa berubah di masa
nanti. Maka Anda yang berinvestasi akan mengetahui apakah investasi tersebut menguntungkan atau malah merugikan karena
tidak bisa mengimbangi perubahan uang di masa depan. Rumus yang bisa dipakai untuk NPV adalah:NPV = FV /
(1+i)^nKeterangan:FV = Future Valuei = faktor diskonn = lamanya berinvestasi. Kriteria perhitungannya adalah jika NPV positif
adalah lebih dari 0, maka proyek investasi layak untuk dipilih.Sebaliknya, apabila nilai NPV negatif atau kurang dari NPV 0,
maka proyeknya tidak layak dipilih.
2.1 Metode-metode Penilaian Investasi
4. Internal Rate of Return (IRR)Perhitungan IRR biasanya digunakan untuk mengetahui keuntungan sebuah
investasi per setiap tahunnya dan kemampuan perusahaan atau proyek dalam mengembalikan bunga
pinjaman.Perhitungan IRR dilaksanakan ketika NPV bernilai 0, jadi perhitungannya selalu melibatkan
NPV. Rumus dari IRR, yaitu:IRR = i1 + NPV1NPV1 - NPV2i2 - i1Keterangan:i1 = tingkat diskonto yang
hasilnya NPV positifi2 = tingkat diskonto yang hasilnya NPV negatifNPV1 = NPV positifNPV2 = NPV
negatifKriteria penilaiannya adalah apabila IRR lebih tinggi dibandingkan tingkat discount rate, proyeknya layak
untuk dilaksanakan. Jika IRR lebih rendah dibandingkan tingkat discount rate, proyeknya sebaiknya ditolak.
5. Benefit/Cost RatioSering juga disebut sebagai B/C Ratio adalah rumus kelayakan yang dipakai untuk mengukur
biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh.B adalah benefit atau keuntungan, C adalah
cost atau biaya. Rumus B/C Ratio melibatkan Present Value yang disingkat menjadi PV. Rumus yang bisa dipakai
adalah:B/C Ratio = PV Manfaat/PV biayaKriteria penilaiannya adalah jika B/C sama dengan 1, itu artinya biaya
dan hasil investasi berada di nilai yang seimbang.Jika B/C lebih dari 1, artinya investasi tersebut layak untuk
dipilih. Apabila B/C kurang dari 1, artinya sebaiknya memilih investasi lain yang menguntungkan.6. Profitability
IndexKriteria investasi berikutnya bisa kita kenal juga dengan PI. Rumus ini digunakan untuk membandingkan
nilai arus kas dengan investasi yang dilakukan.Rumusnya adalah:PI = nilai arus kas bersih/nilai investasiKriteria
penilaiannya adalah jika PI lebih dari 1, investasi dianggap menguntungkan dan layak dipilih. Jika PI kurang dari
1, investasi merugikan dan tidak layak dipilih.
3. STRATEGI FORMULASI BISNIS
Menurut Porter (1985) strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan
bersaing. Berdasarkan konsep tersebut, maka setiap perusahan harus memiliki strategi yang menjadi
alat untuk digunakan dalam memenangkan persaingan dalam usahanya dari beberapa pesaing.
Atas kondisi tersebut, pengelola dituntut mampu memanfaatkan kondisi lingkungan sebagai salah
satu strategi yang digunakan dalam bersaing untuk perkembangan bisnisnya. Salah satu bentuk
dalam mempermudah dalam memanfaatkan kondisi lingkungan tersebut adalah dengan melakukan
atau menggunakan penerapan suatu analisis lingkungan atau yang disebut juga dengan analisis
SWOT. Perusahaan perlu menggunakan analisis SWOT agar dapat menciptakan suatu strategi dalam
mewujudkan tujuan organisasi dengan memperhatikan faktor internal perusahaan yang didalamnya
mencakup kekuatan dengan kelemahan dan secara bersamaan juga memperhatikan faktor eksternal
yang didalamnya mencakup peluang dan ancaman.
3.1. Strategi Unit Bisnis
(Unit Business Level Strategy)
Strategi di Tingkat Unit Bisnis adalah strategi yang digunakan untuk mencapai
tujuan dari setiap unit bisnis seperti unit bisnis layanan, produk, divisi ataupun anak
perusahaan. Strategi ini dijalankan oleh masing-masing unit bisnis namun harus
bersinergi dan mendukung strategi korporasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan
induk. Strategi di Tingkat unit Bisnis ini sangat penting untuk dilakukan karena dapat
melihat unit bisnis mana yang unggul dan unit bisnis mana yang perlu ditingkatkan
lagi.
3.2. Strategi Fungsional
(Functional Level Strategy)
Strategi di Tingkat Fungsional adalah strategi yang dirumuskan secara spesifik pada
area fungsional tertentu untuk mendukung strategi unit bisnis. Area fungsional ini
meliputi departemen-departemen yang terdapat di unit bisnis seperti pemasaran,
produksi, keuangan, sumber daya manusia, IT serta penelitian dan pengembangan.
Strategi Fungsional ini biasanya dihasilkan dan dievaluasi oleh kepala departemen
seperti kepala pemasaran, kepala keuangan, kepala produksi dan operasi. Individu-
individu ini dapat membantu memastikan bahwa departemen menjalankan elemen
strategis yang ditetapkan serta memastikan komponen-komponen di fungsional ini
membantu mendukung strategi di tingkat unit bisnis maupun strategi di tingkat
korporasi.
3.3. Implementasi Strategi
Analisis SWOT
https://www.jurnal.id/id/blog/contoh-inovasi-bisnis-sbc/#:~:text=Inovasi%20bisni
s%20merupakan%20salah%20satu,%2C%20maju%2C%20serta%20semakin%2
0menguntungkan
.
Haris, Abdul.2019. STUDI KELAYAKAN BISNIS Tinjauan Teoritis Dan Praktik.
Sidoarjo: Zifatama Jawara.
Kasmir, 2015. Studi kelayakan bisnis. Jakarta : PrenadamediaGroup.
Tim Penyusun :
1. 3360191250273 - Aditya Cendekiawan M
2. 3360191250311 - Lia Nurdiana
3. 3360191250327 - Nikmatul Ummah
4. 3360191250329 - Nur Endah Septiana
5. 3360191250369 - Zelika Intan Saputri