Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Dengan semakin majunya teknologi orang-orang menginginkan segala sesuatu bersifat
instan dengan berdirinya atau menyingkat waktu dari pekerjaan yang menyita waktu. Makin
pesatnya perkembangan dunia memberikan peluang usaha bagi jasa perawatan mobil. Usaha
bersama mandiri Auto Car Wash menangkap peluang usaha tersebut dengan merencanakan
usaha pencucian mobil otomatis.
UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha yang kecil yang memiliki
kekayaan bersih Rp.200,000,000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha yang
berdiri sendiri menurut keputusan presiden RI No.99 tahun 1998 pengertian usaha kecil
adalah" kegiatan ekonomi rakyat yang bersekala kecil dengan bidang usaha yang secara
mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari
persaingan usaha yang tidak sehat.
Belakangan ini, perkembangan perekonomian terutama dibidang UKM kian terasa
meningkat, bahkan modrenisasi terjadi diberbagai aspek kehidupan. Sehingga beragam UKM
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kian beragam pula, dengan kian beragam UKM
yang dilakukan tersebut, maka kita harus mampu bersaing untuk memenuhi kebutuhan dan
bertahan hidup. Untuk itu kita harus berinvestasi atau menanamkan modal dalam bentuk UKM
agar menjamin kehidupan kita dimasa yang akan datang.
Dalam menyusun studi kelayakan bisnis banyak hal yang berhubungan dalam
perhitungan bunga dan nilai uang, seperti beban bunga, tingkat bunga, nilai uang, nilai
pinjaman beserta cicilan (kredit) serta perhitungan penyusutan terhadap asset yang digunakan.
Faktor- faktor yang perlu dinilai dalam menyusun studi kelayakan bisnis adalah menyangkut
dengan beberapa aspek antara lain aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek teknis dan teknologi, aspek ekonomo dan
sosial, aspek lingkungan dan aspek keuangan. Studi kelayakan bisnis merupakan pedoman
kerja, baik dalam penanaman investasi, pengeluaran biaya, cara produksi, cara pelaksanaan
pemasaran dan hasil produksi dan cara dalam menentukan jumlah tenaga kerja serta jumlah
pemimpin yang diperlukan. Berdasarkan latar belakang inilah maka kami belajar untuk
membuat suatu usaha dengan mengutamakan peranan aspek studi kelayakan bisnis tersebut.
Dalam penelitian ini, saya selaku peneliti bermaksut akan meneliti tentang Study
Kelayakan usaha cucian mobil pada usaha cucian mobil bapak ihsan yaitu sebuah usaha yang

i
bergerak dibidang jasa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka penulis
memfokuskan pada kegiatan penelitian dengan perbandingan teori dan keadaan lapangan,
adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi aspek-aspek apa yang dinilai dalam studi kelayakan usaha Cucian
Mobil
2. Bagaimana kelayakan usaha cucian mobil dilihat dari kriteria investasi pada Cucian
Mobil

1.3 Tujuan Penelitian


Seperti yang diuraikan pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai beriku :
1. Untuk mengetahui kondisi aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan usaha Mucian
Mobil
2. Untuk mengetahui kelayakan usaha Cucian Mobil dilihat dari kriteria investasipada
Cucian Mobil

1.4 Metode penelitian


1.4.1 Alat analisis data
Menurut Kasmir dan Jakfar (2015) diperoleh alat analisis untuk mendukung hasil
penelitian ini sebagai berikut ;
1. Net present value (NPV)
Net present value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara
PV kas bersih dan ( PV of proceed ) dan PV investasi ( capital outlays ) selama umur
investasi, selisih antara kedua nilai PV tersebutlah yang dikenal dengan Net present
value (NPV).
Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya ,
PV kas bersih dapat dicari dengan jalan dan menghitung dari cash flow perusahaan
selama umur investasi tertentu.
1.
2. internal rate of return (IRR)

ii
Internal rate of return merupakan alat untuk mengukur alat hasil intern cara yang
digunakan sebagai berikut :

Keterangan :

IRR : Suatu tingkat Discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol (0)

i1 : Tingkat Discount rate yang menghasilkan NPV¹( positif)

i2 : Tingkat Discount rate yang menghasilkan NPV² ( negatif )

NPV : perhitungan penghasilan bersih ( selisih antara nilai penerimaan dengan nilai
investasi)

Kriteria penilaian IRR :

jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan , maka investasi diterima

jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi ditolak

3. Net benefit ratio( Net B/C)


Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang telah didiskon positif (+)
Dengan benefit yang telah di didiskon negative (-

B(+) : benefit yang telah di diskon positif

B(-) : benefit yang telah di didiskon negative

Dimana

1. Jika Net B/C >1 maka layak untuk dikerjakan

2. jika Net B/C <1 maka tidak layak untuk dikerjakan

4. Gross benefit cost ratio (Gross B/C)


Gross B/C merupakan perbandingan antara benefit kotor yang telah di diskon kan
dengan cost secara keseluruhan yang telah di diskonkan.

Jika :

iii
Gross B/C >1 berarti usaha / proyek layak dikerjakan

Gross B/C <1 berarti usaha / proyek tidak layak dikerjakan

Gross B/C -1 berarti usaha / proyek dalam keadaan BEP

5. Profitability ratio
Merupakan ratio perbandingan antara Selisih benefit dengan jumlah investasi.

Keterangan :

B : Benefit yang telah di Discount

Om : biaya operasi yang telah di Discount

I : investasi

Dimana :

PR > 1 berarti usaha / proyek layak dijalankan

PR < 1 berarti usaha / proyek tidak layak dijalankan

PR = 1 Berarti usaha/ proyek dalam keadaan BEP

6. Break even point


BEP merupakan titik pulang pokok dimana TR = TC
Terjadi BEP tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi
perusahaan masih dibawah BEP selama ini perusahaan menderita kerugian, semakin
lama pendapatan semakin lama perusahaan mencapai BEP Semakin lama saldo rugi

Keterangan :

BEP : Break even point

Kriteria kelayakan:

1) apabila BEP dibawah masa umur ekonomis usaha maka usaha tersebut layak
dijalankan
2) Apabila BEP diatas masa umur ekonomis usaha maka usaha tersebut tidak layak
dijalankan.
3) Apabila BEP = Masa umur ekonomis usaha atau pulang pokok artinya usaha

iv
tidak layak dijalankan.
1.5 Landasan teori
1.5.1 Studi Kelayakan Bisnis
Sebelum melangkah ke definisi Studi kelayakan bisnis usaha terlebih dahulu
mengetahui apa itu investasi. Pengertian dari investasi menurut Hendry Simamora
(200:438) adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan
kekayaannya melalui distribusi hasil investasi (seperti pendapatan bunga, royalty, deviden,
pendapatan sewa, dan lain sebagainya). Untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat
lain bagi perusahaan yang berinvestasi, manfaat yang di peroleh dari hubungan dagang".
Sedangkan menurut Sunariyah (2003:4) "Investasi adalah penanaman modal untuk satu
atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan untuk
mendapat keuntungan dimasa- masa yang akan datang".

Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh- sungguh data dan
informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung dan dianalisis hasil penelitian tersebut
dengan menggunakan metode metode tertentu. Penelitian yang dilakukan terhadap usaha
yang akan atau baru dijalankan dengan ukuran tertentu, sehingga diperoleh hasil maksimal
dari penelitian tersebut.

1.5.2 Tujuan Study Kelayakan Bisnis


Menurut Kasmir dan jakfar (2006) ada beberapa tujuan diantaranya :
1. Menghindari resiko kerugian
Guna mengatasi kerugian dimasa yang akan datang karena masa yang akan datang
mutlak dengan ketidak pastian. Dimana kondisi ini ada yang dapat diramalkan da nada
juga yang tidak dapat diramalkan kejadiannya. Dalam hal ini fungsi study kelayakan
bisnis untuk meminimalkan resiko yang tidak di inginkan.
2. Memudahkan perencanaan
Dalam hal ini akan mempermudah dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa
saja yang perlu direncanakan. Dimana perencanaan dapat berupa jumlah dana yang
diperlukan, kapan usaha akan dilaksanakan, bagaimana cara menjalankan, siapa yang
akan menjalankan, berapa jumlah keuntungan yang diperoleh, serta bagaimana cara
mengawasinya jika suatu saat terjadi penyimpangan.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan

v
Dengan adanya perencanaan yang telah disusun akan memudahkan dalam
pelaksanaan bisnis, karena telah memiliki pedoman dalam menjalankan usaha tersebut.
Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan dengan sistematik sehingga terstruktur
dan tepat sasaran.
4. Memudahkan pengawasan
Apabila suatu usaha dijalankan sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka
akan memudahkan dalam melakukan pengawasan terhadap jalanya usaha. Pengawasan
sangat perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang sudah ditentukan.
5. Memudahkan pengendalian
Jika pengawasan sudah dilakukan maka akan memudahkan untuk mendeteksi
penyimpangan yang berkemungkinan akan terjadi. Dimana tujuan pengendalian ini
untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan sesuai pada perencanaan
yang sdah ditetapkan.
1.5.3 Aspek-Aspek Dalam Studi Kelayakan Bisnis
Pada tahap persiapan dan analisis suatu kelayakan bisnis perlu diperimbangkan
berbagai aspek yang mungkin terlibat dan satu sama lain saling berkaitan. Secara umum
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis adalah :
1. Aspek Manajemen
Yang dinilai pada aspek ini adalah pengelola usaha, nama organisasi dan struktur
organisasi yang ada.
2. Aspek Pemasaran
Yang dinilai pada aspek ini yaitu memgetahui peluang pasar dan pangsa pasar
seperti pasar saaran, kelompok pasar, dan segmentasi pasar.
3. Aspek Hukum
Yang dibahas dalam aspek ini yaitu suatu ide bisnis akan dinyatakan layak jika ide
bisnis tersebut telah sesuai dengan ketentuan hukum, seperti mampu memenuhi
segala persyaratan perizinan yang berlaku diwilayah tersebut.
4. Aspek Teknis dan Operasional
Yang dinilai pada aspek ini yaitu mengetahui bagaimana menentukan lokasi usaha
dan peralatan yang digunakan.
5. Aspek ekonomi dan AMDAL
Yang dinilai pada aspek ini yaitu apakah usaha ini dapat menguntungkan sehingga
dapat mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan perekonomian sekitar serta
dampaknya bagi masyarakat dan pemerintah. AMDAL yaitu untuk mengetahui apakah

vi
usaha ini terkena dampak lingkungan atau tidak.
6. Aspek keuangan
Aspek ini dilakukan untuk menilai biaya apa saja dan seberapa besar biaya- biaya
yang akan dibutuhkan, dan seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika usaha
ini dilaksanakan serta mengetahui sumber dana, rencana penjualan, dan biaya tetap
dan biaya variabel.
1.5.4 Modal Kerja
Modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau inmvestasi dalam
harta lancar. Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: Modal kerja kotor (gross
working capital) dan modal kerja bersih (net working capital).
Adanya modal kerja yang cukup sangat penting dalam menjalankan suatu
perusahaan karena dengan adanya modal kerja perusahaan bisa beroperasi sebagaimana
mestinya. Akan tetapi adanya modalnya kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana
yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkankerugian bagi perusahaan karena
kesempatan dalam memperoleh keuntungan telah disia-siakan, begitu pula dengan
sebaliknya adanya ketidak cukupanmaupun mis management dalam modal kerja
merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan.
1.5.5 Biaya Tetap dan Tidak Tetap
A. Biaya Tetap
Menurut Carter (2009: 68) biaya tetap didefinisikan biaya yang secara total tidak
berubah saat aktivitas meningkat atau menurun. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya
minimal yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar dapat memproduksi barang
atau jasa.biaya ini tidak dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk atau jasa yang
dihasilkan, nilainya tetap tidak berubah.
Contoh dari biaya tetap dari sebuah perusahaan adalah biaya sewa sewa bangunan,
biaya sewa kendaraan operasiomal, gaji staf, dan lain sebagainya.
B. Biaya Tidak Tetap
Menurut Mulyadi (2009: 15) biaya tidak tetap adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya tidak tetap (variable cost)
adalah biaya yang besar kecilnya tergantung dari sedikit atau banyaknya produk yang
ingin dihasilkan,semakin besar produk yang ingin dihasilkan, biaya tidak tetap akan
semakin tinggi dan sebaliknya. Contoh dari biaya ini adalah biaya material produksi.
Semakin banyak produk yang ingin dihasilkan maka material yang dibutuhkan juga akan
semakin banyak dan biaya nya otomatis ikut menjadi banyak. Contoh lain adalah biaya

vii
bahan bakar, lembur tenaga kerja dan lain

BAB II

PEMBAHASAN

viii
6.1 Aspek-Aspek Yang Mendukung Kelancaran Usaha Cucian Mobil Pal 3 Pak Ihsan Di
Muara Bulian
6.1.1 Aspek Manajemen
1. Majanemen Organisasi
Usaha Cucian Mobil ini dipakai sebagai indentitas usaha karena dilatar
belakangi atau melihat usaha-usaha lain yang telah ada, dengan tujuan memberikan
kesan kepada masyarakat bahwa Usaha Cucian Mobil ini menyediakan Pelayanan
yang berbeda dan kenyamanan pada saat para konsumen menunggu proses pencucian
mobil. Dalam melaksanakan manajemen usaha, Usaha Cucian Mobil memiliki satu
orang yang menerapkan manajemen yang baik, dapat membantu pemimpin dalam
mengembangkan usaha. Orang ini adalah Manager yang membantu menerapkan dan
mengendalikan menajemen usaha.

1.1.2 Aspek Pasar dan Pemasaran


1. Struktur Pasar Usaha Cucian Mobil pal 3 pak ihsan :
Berdasarkan hasil survey, struktur pasar Usaha Cucian Mobil termasuk kedalam
pasar Persaingan Sempurna Karena usaha Cucian Mobil pal 3 bukan satu-satunya usaha
cucian mobil yang berada didaerah Muara Bulian. Ada beberapa usaha cucian mobil
yang ada di Muara Bulian salah satunya yang menggunakan mesin hidrolik, yaitu
Cucian Mobil Alib yang beralamat di Jl. Simpang aro. Usaha Cucian Mobil pak ihsan
termasuk dalam kelompok Pasar persaingan Sempurna, kerena Usaha Cucian mobil
bukan satu-satunya usaha jasa cucian mobil yang berada di Kota Muara Bulian.
2. Pasar Sasaran
Pasar sasaran Usaha Pengembangan Cucian Mobil pak ihsan adalah konsumen
yang berada di sekitar kecamatan Muara Bulian dan Sekitarnya, baik untuk individu
maupun keluarga serta orang-orang yang melakukan perjalanan. Karena letak usaha
Cucian Mobil ini berada di kawasan ramai dan mudah untuk ditemui, karena merupakan
jalan lintas. Usaha Cucian Mobil ingin menempati diri sebagai sarana tempat mencuci
mobil yang muda dijangkau oleh segala lapisan masyarakat.
Jadi, dari penilaian Kriteria Aspek Pasar dan Pemasaran, Usaha ini layak untuk
dijalankan.
2.1.3 Aspek Hukum
Nama Organisasi : Cucian Mobil Pal 3 Muara Bulian Pak Ihsan

ix
Usaha ini merupakan usaha yang yang tidak bertentangan dengan hukum
yang berlaku dari segi legalitas usahanya. Ada beberapa dokumen badan Hukum
yang diperlukan untuk mendukung usaha ini.

1.1.4 Aspek Teknis dan Operasional


1. Pemilihan Lokasi Usaha
Pemilihan Lokasi usaha ini karena tempatnya yang sangat strategis dengan alamat
yang terletak di JL. Lintas Muara Bulian yaitu, Lintas yang terletak di Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
2. Tata Ruang lokasi usaha
Tata Ruang lokasi usaha ini telah ditata sebaik mungkin schingga konsumen akan
merasa nyaman. Hal ini termasuk kedalam hal yang sangat penting diperhatikan dalam
mencapai kelancaran usaha. Berikut beberapa nama ruang lokasi yang tersedia:
a. Ruang Cashier/Kasir
b. Tempat Tunggu (Konsumen)
c. Tempat Pencucian Mobil
d. Tempat pengeringan Mobil setelah di cuci
e. Tempat Bak Penampuangan Air dan Mesin
3. Pemilihan Teknologi
Pengembangan Usaha Cucian Mobil di pal 3 Muara Bulian ini masih menggunakan
Teknologi Standar yaitu Berupa Mesin Hidrolik, Mesin Cuci Mobil, Mesin kompressor,
Mesin Jenset, Vacum Cleaner dan lain sebagainya.
Berdasarkan penilaian dari aspek teknis dan operasional, usaha ini masuk dalam
ketegori layak untuk dijalankan.
1.1.5 Aspek Ekonomi dan AMDAL
1. Dampak Secara Ekonomi
Dampak dari pengembangan Usaha Cucian Mobil Pal 3 Muara Bulian ini secara
ekonomi meliputi:
a. Secara Pribadi terjadi peningkatan tingkat pendapatan keluarga, dengan adanya
Pengembangan Cucian Mobil pal 3 ini akan memberikan peningkatan kepada
Masyarakat, terutama kepada mereka yang menjadi tenaga kerja pada Usaha
Cucian Mobil di pal 3 muara bulian ini.
b. Dampak bagi pemerintah, dapat membantu pemerintah dalam peningkatan
perekonomian melalui.

x
a. Menambah peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat.
b. Menambah jenis dan aktifitas ekonomi non formal dan swasta di masyarakat.

1.1.6 Keuangan
Untuk menilai biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan dan sberapa besar biaya-biaya
yang dikeluarkan. Kriteria investasi yang digunakan nantinya dengan Net Present Value
(NPV), Internal Rate Of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit
Cost Ratio (Gross B/c),Profitability Ratio (PR),Pay Back Period (PBP) dan Break Event
Point (BEP).

1. Rencana Penjualan
Rencana penjualan pada cucian mobil diperkirakan dalam satu tahun cucian
mobil ini berjumlah 2.000 mobil, pada tahun kedua dengan total jumlah cucian mobil
menjadi 3.000, tahun ketiga,keempat dan kelima 4.000 mobil.
2. Biaya Tetap dan Tidak Tetap
1. Biaya Tetap
a. Biaya Operasional
Biaya produksi terdiri dari biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak tetap
(Variabel Cost) dengan rincian sebagai berikut :
 Biaya tetap (fixed cost)
1. Gaji pemimpin
2. Biaya penyusutan adalah dihitung rata-rata per tahun dengan
menggunakan metode penyusutan
 Biaya tidak tetap (Variabel cost)
1. Gaji untuk tenaga cuci dan vacum mobil
Harga satu kali cuci mobil RP 50.000,.-/Mobil x satu hari 10 mobil
yang cuci = Rp.500.000,-
2. Biaya listrik
Biaya listrik untuk satu bulan diperkirakan Rp 500.000,-.
3. Biaya BBM (Solar dan Oli)
Dalam satu kali pakai Rp 12.000,-.

2.2 Kelayakan Usaha Pada Cucian Mobil Di Nlai Dari Kriteria Investasi Pada Cucian

xi
Mobil Di Pal 3 Muara Bulian.
Dalam kelayakan usaha pada suatu usaha yang perlu dilakukan yaitu perhitungan
kriteria investasi pada suatu usaha tersebut. kriteria investasi pada Usaha Cucian Mobil di
pal 3 yang bisa memberikan gambaran layak atau tidak layaknya ekspansi ini dilakukan,
diperlukan perhitungan terhadap biaya- biaya yang dikeluarkan serta penilaian dari berbagai
aspek-aspek yang turut menentukan gambaran layak atau tidaknya dilakukan.
Untuk menghitung biaya-biaya yang bisa memberikan gambaran layak atau tidaknya
usaha ini di dijalankan, penelitian bisa menggunakan metode penilaian Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost
Ratio (Gross B/C),Probability (PR), dan Break Event Point (BEP). Sebelum memulai semu
penilaian untuk melakukan perhitungan biaya-biaya yang ada. Usaha Cucian Mobil pal 3
muara bulian harus memperhitungkan jadwal pengembalian kredit pinjaman atau mencari
cicilan bank.

1. Rekapitulasi Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap Pada Cucian Mobil Pal 3
Berikut table rekapitulasi biaya tetap dan biaya tidak tetap pada usaha cucian
mobil pal 3 MuaraBulian :
Jenis biaya Jenis biaya Jenis biaya Jenis biaya Jenis biaya Jenis biaya
1 2 3 4 5
A. BIAYA TIDAK TETAP Rp 142.000.000 Rp 273.000.000 Rp 364.000.000 Rp 364.000.000 Rp 364.000.000
Gaji tenaga kerja 4 Org Rp 40.000.000 Rp 120.000.000 Rp 160.000.000 Rp 160.000.000 Rp 160.000.000
Biaya habis pakai Rp 78.000.000 Rp 117.000.000 Rp 156.000.000 Rp 156.000.000 Rp 156.000.000
Biaya bahan penolong Rp 24.000.000 Rp 36.000.000 Rp 48.000.000 Rp 48.000.000 Rp 48.000.000
B. BIAYA TETAP Rp 96.900.000 Rp 96.900.000 Rp 96.900.000 Rp 96.900.000 Rp 96.900.000
Gaji pimpinan Rp 72.000.000 Rp 72.000.000 Rp 72.000.000 Rp 72.000.000 Rp 72.000.000
Biaya listrik Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Rp 3.600.000
Biaya penyusutan Rp 21.300.000 Rp 21.300.000 Rp 21.300.000 Rp 21.300.000 Rp 21.300.000
TOTAL BIAYA Rp 335.800.000 Rp 466.800.000 Rp 557.800.000 Rp 557.800.000 Rp 557.800.000

Tabel penyusutan sebagai berikut :

xii
NO NAMA RINCIAN NILAI PEROLEHAN NILAI SISA PENYUSUTAN

1 Bangunan Rp 120.000.000 Rp 60.000.000 Rp 12.000.000


2 Mesin Kompresor lengkap Rp 4.000.000 Rp 2.000.000 Rp 400.000
3 Mesin Hidrolik Rp 35.000.000 Rp 17.500.000 Rp 3.500.000
4 Sumur Rp 20.000.000 Rp 10.000.000 Rp 2.000.000
5 Bak penampung air 2 buah Rp 4.000.000 Rp 2.000.000 Rp 400.000
6 Mesin vacum cleaner Rp 5.000.000 Rp 2.500.000 Rp 500.000
7 Mesin Diesel Rp 18.000.000 Rp 9.000.000 Rp 1.800.000
8 Handphone Rp 2.000.000 Rp 1.000.000 Rp 200.000
9 Perlengkapan Rp 5.000.000 Rp 2.500.000 Rp 500.000
SCRAP VALUE Rp 106.500.000 Rp 21.300.000

2. Perhitungan Net Present Value (NPV)


Setelah di ketahui seluruh perhitungan biaya tetap dan biaya tidak tetap dalam
setiap tahunnya, maka selanjutnya dapat melalui perhitungan dipenilaian pertama
dalam analisis studi kelayakan bisnis yaitu dengan menggunakan metode penilaian Net
present Value (NPV). Dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel untuk
memudahkan perhitungan dengan rumus-rumus yang ada pada software tersebut dan
dapat di kerjakan sebagaimana yang terdapat didalam table di bawah ini:

TAHUN
URAIAN
0 1 2 3 4 5
1. Pendapatan
a. Hasil Usaha Rp 400.000.000 Rp 600.000.000 Rp 800.000.000 Rp 800.000.000 Rp 800.000.000
b. Salvage value/nilai sisa Rp 106.500.000
Gross Benefit Rp 400.000.000 Rp 600.000.000 Rp 800.000.000 Rp 800.000.000 Rp 906.500.000
2. Investasi Awal Rp 180.000.000
3. Operating Cost Rp 335.800.000 Rp 466.800.000 Rp 557.800.000 Rp 557.800.000 Rp 557.800.000
Kredit Bank
a. Pokok Pinjaman Rp 25.185.557 Rp 28.207.824 Rp 31.592.763 Rp 35.383.894 Rp 39.629.962
b. Bunga Bank Rp 19.200.000 Rp 16.177.733 Rp 12.792.794 Rp 9.001.663 Rp 4.755.595
Total Cost Rp 180.000.000 Rp 380.185.557 Rp 511.185.557 Rp 602.185.557 Rp 602.185.557 Rp 602.185.557
4. Net Benefit Rp (180.000.000) Rp 19.814.443 Rp 88.814.443 Rp 197.814.443 Rp 197.814.443 Rp 197.814.443
5. Pajak 1% Rp 198.144 Rp 888.144 Rp 1.978.144 Rp 1.978.144 Rp 1.978.144
6. Net Benefit stlh Pajak Rp 19.616.298 Rp 87.926.298 Rp 195.836.298 Rp 195.836.298 Rp 195.836.298
7. DF 12% 1 0,892857143 0,797193878 0,711780248 0,635518078 0,567426856
pv Rp (180.000.000) Rp 2.353.956 Rp 10.551.156 Rp 23.500.356 Rp 23.500.356 Rp 23.500.356

2. Perhitungan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan (IRR)


Untuk mengetahui perbandingan Net Benefit yang telah di discount positif (+)
dengan Net benefit yang telah didiscount negative (-) dan untuk mengetahui suatu
tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (Nol). Berikut perhitungan Net

xiii
Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan (IRR) adalah sebagai berikut:
TAHUN NET BENEFIT D.F 12% PRESENT VALUE D.F 27% PV
0 180.000.000 1 180.000.000 1,0000 Rp (180.000.000)
1 Rp 19.616.298 0,8928 Rp 17.513.431 0,7874 Rp 15.445.904
2 Rp 87.926.298 0,7971 Rp 70.086.052 0,6200 Rp 54.514.414
3 Rp 195.836.298 0,7117 Rp 139.376.694 0,4882 Rp 95.605.313
4 Rp 195.836.298 0,6355 Rp 124.453.968 0,3844 Rp 75.279.774
5 Rp 195.836.298 0,5674 Rp 111.117.516 0,3027 Rp 59.275.413
NPV Rp 462.547.661 Rp 120.120.819

3. Persiapan perhitungan Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) dan BEP
Gross benefit cost ratio (Gross B/C) adalah perbandingan antara benefit kotor yang
telah di discount dengan cost secara keseluruhan yang telah di discount, dan Break
Event Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total cost. Dilihat
dari jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek, terjadinya titik pulang pokok atau
tergantung lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi segala biaya operasi
dan pemeliharaan beserta biaya modal lainnya. Berikut perhitungan Gross Benefit Cost
Ratio (Gross B/C) dan BEP adalah sebagai berikut:
TAHUN GROSS BENEFIT TOTAL COST DF 12% B C I OM
0 Rp 180.000.000 1 Rp 180.000.000
1 Rp 400.000.000 Rp 380.185.557 0,8928 Rp 357.120.000 Rp 339.429.665 Rp 3.168.212.976
2 Rp 600.000.000 Rp 511.185.557 0,7971 Rp 478.260.000 Rp 407.466.008 Rp 4.259.879.643
3 Rp 800.000.000 Rp 602.185.557 0,7117 Rp 569.360.000 Rp 428.575.461 Rp 5.018.212.976
4 Rp 800.000.000 Rp 602.185.557 0,6355 Rp 508.400.000 Rp 382.688.922 Rp 5.018.212.976
5 Rp 906.500.000 Rp 602.185.557 0,5674 Rp 514.348.100 Rp 341.680.085 Rp 180.000.000 Rp 5.018.212.976

4. Persiapan perhitungan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)


Untuk mengetahui perbandingan Net Benefit yang telah di discount positif (+)
dengan Net Benefit yang telah di discount negative (-). Table perhitungan Net Benefit
Cost Ratio (Net B/C) adalah sebagai berikut:

xiv
TAHUN NET BENEFIT DF 12% PRESENT VALUE
0 Rp (180.000.000) 1
1 Rp 19.814.443 0,8928 Rp 17.513.431
2 Rp 88.814.443 0,7971 Rp 70.086.052
3 Rp 197.814.443 0,7117 Rp 139.376.694
4 Rp 197.814.443 0,6355 Rp 124.453.968
5 Rp 197.814.443 0,5674 Rp 111.117.516
NPV Rp 462.547.661

5. Persiapan Profitability Ratio (PR) dan Pay Back Period (PBP)


Profitability Ratio (PR) adalah rasio perbandingan antara selisih benefit dengan
biaya operasi dan pemeliharaan dengan jumlah investasi, dan Pay Back Period (PBP)
adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in
flow) secara komulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value, untuk
mengetahui berapa lama usaha yang dikerjalan baru dapat mengembalikan investasi.
Berikut Table perhitungan Profitability Ratio (PR) dan Pay Back Period (PBP) sebagai
berikut:
TAHUN INVESTASI OPERATING COST GROSS BENEFIT DF 12 % I OM B
0 Rp 180.000.000 1 Rp 180.000.000
1 Rp 451.900.000 Rp 400.000.000 0,8928 Rp 403.456.320 Rp 357.120.000
2 Rp 324.400.000 Rp 600.000.000 0,7971 Rp 258.579.240 Rp 478.260.000
3 Rp 369.900.000 Rp 800.000.000 0,7117 Rp 263.257.830 Rp 569.360.000
4 Rp 369.900.000 Rp 800.000.000 0,6355 Rp 235.071.450 Rp 508.400.000
5 Rp 369.900.000 Rp 906.500.000 0,5674 Rp 209.881.260 Rp 514.348.100
Rp 180.000.000 Rp 1.370.246.100 Rp 2.427.488.100

xv
BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian dari berbagai Aspek dalam studi kelayakan usaha Cucian Mobil Pal 3
MuaraBulian dengan hasil sebagai berikut:

No Aspek yang di nilai Hasill


1 Aspek Manajemen Layak
2 Aspek Pemasaran Layak
3 Aspek Hukum Layak
4 Aspek Teknis dan Operasional Layak
5 Aspek Ekonomi dan AMDAL Layak
6 Aspek Keuangan Layak
Dari table diatas, dapat diketahui bahwa penilaian dari tiap-tiap aspek layak untuk
dijalankan.

2.2 Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikut sebagai masukkan untuk kemajuan Usaha
Cucian Mobil pal 3 sebagai berikut :
1. Hendaknya pihak Cucian Mobil pal 3 untuk segera menyelesaikan dalam pengurusan
surat izin usahanya.
2. Dengan semakin majunya teknologi menjadikan orang-orang berfikir kreatif untuk
menghasilkan uang dengan membuka usaha sehingga akan menghasilkan usaha-usaha
UKM lainnya, maka tidak dapat dipungkiri akan banyaknya persaingan. Maka Cucian
Mobil pal 3 harus membuat treatmen khusus sehingga meningkatkan konsumen dan
pelayannan yang lebih nyaman lagi untuk konsumen.
3. Untuk memudahkan perhitungan pendapatan dan pengeluaran,hendaknya pembukuan
dibuat lebih rapi dan lebih terperinci sehingga mudah dalam memanajemenkan keuangan
Usaha Cucian Mobil Pal 3 Muara Bulian.

xvi

Anda mungkin juga menyukai