Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Studi kelyakan usaha pada akhir-akhir ini telah dikenal luas oleh
masyarakat terutama yang bergerak dalam bidang dunia usaha. Bermacam-
macam peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan usaha, menuntut
perlu adanya penilaian tentang seberapa besar kegiatan tersebut dapat
memberikan manfaat bila diusahakan kepada calon pengusaha. Studi
kelayakan usaha sering disebut feasibility study yang merupakan bahan
pertimbangan dlam mengambil sebuah keputusan, apakh menerima suatu
gagasan usaha yang direncanakan atau menolaknya.

Studi kelayakan yang paling banyak dilakukan baru-baru ini adalah


analisis usaha franchise atau waralaba. Bisnis waralaba di Indonesia telah
menjadi trend dan berkembang luar biasa pesatnya. Tidak aneh bila kemudian
dijumpai bisnis waralaba dimana-mana. Oleh karena itu diperlukan gerakan
untuk memberikan sosialisasi tentang studi kelyakan usaha, hal tersebut yang
kemudian akan di bahas dalam makalah ini

B. Rumusan masalah

1. Pengertian studi kelayakan usaha


2. Tujuan studi kelayakan usaha
3. Pihak yang berkepentingan dalam studi kelayakan usaha
4. Tahap studi kelayakan usaha
5. Aspek dalam penilaian studi kelayakan usaha
6. Metode penilaian investasi
C. Tujuan penilisan
Untuk mengetahui tentang pengertian, tujuan, tahap aspek, pihak yang
berkepentingan dalam studi kelayakan usaha dan metode penilaian investasi.

BAB II

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian studi kelayakan usaha


Studi kelayakan usaha adalah suatu kegiatan mempelajari secara
mendalam tentang layak atau tidaknya suatu usaha atau bisnis yang
dijalankan. Mempelajari secara mendalam berarti, meneliti secara sungguh-
sungguh data dan informasi, selanjutnya diukur, dihitung dan dianalisis
menggunakan metode tertentu. Sedangkan bisnis berarti, usaha yang
dijalankan memberikan manfaat baik financial maupun non financial.
Kelayakan menunjukkan apakah usaha yang dijalankan memberikan manfaat
besar dibandingkan biaya
Studi kelayakan bisnis akhir-akhir ini telah banyak dikenal oleh
masayarakat, terutama masyarakat yang bergerak dalam bidang dunia usaha.
Bermacam-macam peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan dunia
usaha, telah menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana kegiatan tersebut
dapat memberikan manfaat.1
Studi kelayakan dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu
berorientasi pada profit dan non profit. Studi kelayakan yang berorientasi pada
laba adalah studi yang menitikberatkan pada keuntungan secara ekonomis.
Sedangkan studi kelayakan yang berorientasi pada non profit adalah studi
yang menitikberatkan pada kegiatan social agar dapat dijalankan dan
dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.

Adapun lingkup kegiatan studi kelayakan secara umum terdiri atas 3


(tiga) komponen utama, yaitu:

1. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan. Hal penting yang harus dikaji dalam suatu
studi kelayakan usaha adalah ada tidaknya potensi kebutuhan akan
1
Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), hlm 1.

2
investasi yang dimaksud. Data-data yang dibutuhkan didapat
dengan melakukan survey/pengumpulan data sekunder maupun
primer serta kajian yang tepat.
2. Studi kelayakan teknis
Kelayakan teknis secara teknik perlu dilakukan kajian terhadap
lokasi investasi yang tepat serta solusi-solusi teknik dalam proyek
tersebut.
3. Studi kelayakan financial
Studi kelayakan financial dilakukan untuk memenuhi kedua aspek
di atas.

Berikut ini diberikan beberapa sector usaha sebagai ilustrasi yang


memerlukan studi kelayakan usaha, yaitu:

1. Studi kelayakan usaha bidang industry manufaktur seperti pabrik,


assembling dan sejenisnya.
2. Studi kelayakan usaha di bidang perdagangan seperti ekspor
impor, distributor dan sejenisnya.
3. Studi kelayakan usaha di bidang retail seperti pembukaan toko,
pembukaan sistem franchising dan sejenisnya.
4. Studi kelayakan usaha di bidang jasa seperti kurier, baby sitter,
konsultan dan sejenisnya.
5. Studi kelayakan usaha di bidang marketing seperti perluasan pasar
regional dan internasional, perlusan pasar ekspor dan sejenisnya.2

B. Tujuan studi kelayakan usaha


1. Menghindari resiko kerugian
Bisnis merupakan usaha yang sulit dilakukan prediksi dengan tepat dan
mengandung resiko kerugian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan
terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan.
Salah satu usaha adalah bagaimana pelaku bisnis dapat meminimlakan
resiko kerugian baik resiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak
dapat dikendalikan.
2
Dedi Purwana, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), hlm 7.

3
2. Memudahkan perencanaan
Studi kelayakan usaha akan mempermudah dalam melakukan perencanaan
terutama setelah pelaku bisnis sudah dapat meramalakan apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang. Perencanaan meliputi jumlah dana atau
invesatsi, kapan usaha dijalankan, di mana lokasi akan dibangun, siapa-
siapa yang melaksanakan usaha, bagaimana mengawasinya jika terjadi
penyimpangan. Akan tetapi, yang lebih penting dalam perencanaan adalah
adanya jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha yang dijalankan
sampai dengan waktu tertentu.
3. Memudahkan pelaksaan pekerjaan
Perencanaan yang sudah tersusun akan sangat memudahkan pelaksanaan
bisnis. Para pelaksana dapat mengerjakan bisnis sesuai dengan pedoman
dalam perencanaan secara sistematik. Hal ini dilakukan agar output atau
hasil tepat sasaran dan sesuai dengan rencana.
4. Memudahkan pengawasan
Perencanaan yang dilakukan melalui studi kelayakan bisnis juga akan
memudahkan pelaku bisnis untuk melakukan pengawasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha
tidak keluar dari rencana yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan akan
melakukan pekerjaannya dengan baik dikarenakan pengawasan sehingga
pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan.
5. Memudahkan pengendalian
Adanya pengawasan dalam pelaksanaan pekrjaan mengakibatkan dapat
dengan mudah mendeteksi apabila terjadi suatu penyimpangan
pendeteksian ini mengakibatkan pelaku bisnis dapat melakukan
pengendalian atas penyimpangan tersebut. Adapun tujuan pengendalian
adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan apabila terjadi
penyimpangan-penyimpangan sehingga dengan cepat dapat mengatasi
penyimpangan tersebut. Penanganan ini akan berdampak pada tingkat
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pelaku bisnis.3

3
Ibid, hlm 12.

4
Studi kelayakan usaha selain meiliki tujuan juga memberikn manfaat bagi
masayrakat baik yang terlibat langsung maupun yang tinggal di sekitar usaha,
serta pemerintah. Adapun manfaat studi kelayakan usaha adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat financial
Suatu usaha layak untuk dijalankan akan memberikan keuntungan ,
terutama keuntungan secara financial bagi pemilik usaha. Keuntungan
ini bisasanya di ukur dari nilai uang yang akan diperoleh dari hasil
usaha yang dijalankannya.
2. Manfaat ekonomi
a. Penambahan jumlah barang dan jasa
b. Peningkatan mutu produk
c. Peningkatan devisa
d. Menghemat devisa
3. Manfaat social
a. Membuka peluang pekerjaan
b. Tersedia sarana dan prsasrana
c. Membuka isolasi wilayah
d. Meningkatkan persatuan dan membantu pemerataan pembangunan

C. Pihak yang berkepentingan dalam studi kelayakan usaha


1. Pemilik usaha
Pemilik usaha berkepentingan terhadap hasil analisis studi kelayakan.
Pemilik tidak mau jika dana yang ditanamkan akan mengalami kerugian.
Oleh sebab itu, hasil studi kelayakan harus benar-benar dipelajari para
pemilik untuk mengetahui apakah keputusan investasi memberikan
keuntungan atau tidak.4
2. Manajemen perusahaan
Pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan usaha untuk
merealisasikan ide bisnis tersebut, sehingga manajemen perusahaan
mengetahui apakah ide tersebut layak atau tidak untuk dilaksanakan
ditinjau dari segi kepentingan bisnis yang berorientasi pada profit serta
peningkatan laba perusahaan.
3. Investor
Investor akan mempelajari studi kelayakan usaha yang telah dibuat
sebelum menanamkan modalnya pada bisnis yang dikehendaki. Investor
4
Agus Sucipto, Studi Kelayakan Bisnis, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), hlm 11-12.

5
perlu mempelajari prospek bisnis yang diminati sebelum terlanjur salah
dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi, karena investor memiliki
kepentingan langsung terhadap keuntungan yang akan diperoleh dan
jaminan keselamatan atas modal yang diinvestasikan. Selain itu investor
juga mempertimbangkan seberapa resiko yang harus dihadapi dari bisnis
tersebut.
4. Mitra penyerta modal
Investor bisanya membutuhkan mitra penyerta modal baik perseorangan
atau perusahaan. Hasil studi kelyakan bisnis akan membantu investor
dalam meyakinkan mitranya dalam melakukan investasi.
5. Kreditur/perbankan
Pihak kreditur sangat berkepentingan terhadap hasil laporan studi
kelayakan usaha. Sebelum mengucurkan kredit maka kreditur terlebih
dahulu mengkaji hasil studi kelayakan usaha tersebut, hal ini dilakukan
untuk memperoleh jaminan bahwa kredit yang dikucurkan tersebut aman
dan pelaku bisnis mampu mengembalikan hutang beserta bunganya.
6. Pemerintah
Penyusunan studi kelayakan usaha perlu memperhatikan kebijakan-
kebijakan pemerintah karena secara langsung maupun tidak langsung
kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut mempengaruhi kebijakan
perusahaan. Perhatian pemerintah terutama pada apakah bisnis tersebut
mempunyai kontribusi bagi perekonomian nasional atau tidak, hal ini bisa
dilihat dari rencana bisnis tersebut apakah dapat membuka dan
memperluas kesempatan kerja, menambah devisa dan mampu
meningkatkan penerimaan negara dari sector pajak.
7. Masyarakat
Masyarakat akan menerima akibat dari adanya bisnis, baik akibat yang
bersifat negative maupun positif, sehingga dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi usaha.

D. Tahap studi kelayakan usaha


1. Penemuan ide
Dalam memilih suatu produk yang akan dibuat harus memperhatikan
potensi produk tesebut di pasar nantinya laku dijual dan menguntungkan

6
sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis
produk yang akan dibuat. Penelitian jenis kebutuhan pasar dan jenis
produk yang akan dibuat. Penelitian jenis produk dapat dilakukan dengan
kriteria-kriteria bahwa suatu produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan
pasar.
2. Tahap penelitian
Setelah beberapa ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian
secara mendalam. Dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data
berdasarkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan
menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang
sesuai, menyimpulkan hasil sampai membuat laporan hasil penelitian
tersebut, dengan melakukan penilaian terhadap aspek-aspek yang perlu
dilakukan penilaian.
3. Tahap evaluasi
Evaluasi berarti membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar
atau kriteria, dimana standar atau kriteria tersebut dapat bersifat kuantitatif
atau kualitatif. Hal yang dibandingkan dalam evaluasi bisnis adalah
seluruh biaya yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat dan
benefit yang diperkirakan akan diperoleh.
4. Tahap pengurutan usulan yang layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan bisnis yang dianggap layak dan
terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk
merealisaikan semua rencana bisnis tersebut, misalnya keterbatasan dana,
maka perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang dianggap paling
penting untuk direalisasikan. Sudah tentu yang menjadi prioritas adalah
rencana bisnis yang mempunyai skor tertinggi yang dibandingkan dengan
usulan lain berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan.
5. Tahap rencana pelaksanaan
Setelah rencana bisnis dipilih untuk direalisaikan perlu dibuat rencana
kerja pelaksanaan pembangunan proyek. Mulai dari menentukan jenis
pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk setiap jenis pekerjaan, jumlah
dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber-sumber
lain, kesiapan manajemen.

7
6. Tahap pelaksnaan
Merealisasikan pembangunan proyek, kegiatan ini membutuhkan
manjemen proyek, jika proyek selesai dikerjakan, tahap selanjutnya adalah
melaksanakan operasional bisnis secara rutin. Dalam operasional ini, perlu
kajian-kajian untuk mengevaluasi bisnis, yaitu dari fungsional keuangan,
pemasaran, SDM, produksi/operasi, dan manajemen agar selalu bekerja
secara efektif dan efisien dalam meningkatkan laba perusahaan. Hasil
evaluasi dijadikan feedback bagi perusahaan untuk megkaji ulang proses
bisnis ini secara terus menerus.

E. Aspek dalam penilaian studi kelayakan usaha


1. Aspek legalitas
Aspek legalitas menyangkut masalah kelengkapan dan keabsahan
dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai dengan
izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat
penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang
apabila di kemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan
kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang
menerbitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut.5
2. Aspek pasar dan pemasaran
Untuk menilai perusahaan yang akan melakukan investasi ditinjau dari
segi pasar dan pemasaran memiliki peluang yang diinginkan atau
tidak. Atau dengan kata lain seberapa besar potensi pasar yang ada
untuk produk yang ditawarkan dan seberapa besar market share yang
dikuasai oleh para pesaing dewasa ini. Kemudian bagaimana strategi
pemasaran yang akan dijalankan, untuk menangkap peluang pasar
yang ada. Dalam hal ini untuk menentukan besarnya pasar nyata dan
potensi pasar yang ada maka perlu dilakukan riset pasar, baik dengan
terjun ke lapangan atau dengan mengumpulkan data dari berbagai
sumber. Kemudian, setelah diketahui pasar nyata dan potensi pasar
yang ada barulah disusun strategi pemasarannya.
3. Aspek keuangan
5
Ibid, hlm 18-20.

8
Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa
saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar pendapatan yang
dikeluarkan. Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang
akan diterima jika proyek jadi dijalankan. Penelitian ini meliputi
seberapa lama investasi yang ditanamkan akan kembali. Kemudian
dari mana saja sumber pembiayaan bisnis tersebut dan bagaimana
tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga apabila dihitung dengan
formula penilaian investasi sangat menguntungkan. Metode penilaian
yang akan digunakan nantinya dengan payback period, net present
value, internal rate of return, profitability index, break even point serta
dengan rasio-rasio keuangan lainnya.
4. Aspek teknis/operasi
Dalam aspek ini diteliti adalah mengenai lokasi usaha, baik kantor
pusat, cabang, pabrik, gudang. Kemudian penentuan layout gedung,
mesin, peralatan serta layout ruangan sampai kepada usaha perluasan
selanjutnya. Penelitian mengenai lokasi meliputi berbagai
pertimbangan, apakah harus dekat dengan pasar, bahan baku, tenaga
kerja, pemerintah, lembaga keuangan, pelabuhan dan pertimbangan
lainnya.
5. Aspek manajemen dan organisasi
Yang dinilai dalam aspek ini adalah para pengelola usaha dan struktur
organisai yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila
dijalankan oleh orang-orang yang professional, mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengendalikannya
apabila terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan struktur
organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan
usahanya.
6. Aspek social ekonomi
Penelitian dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar
pengaruh yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Pengaruh
tersebut terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak
sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dampak ekonomi

9
tertentu, peningkatan pendapatan masyarakat baik yang bekerja di
pabrik atau masyarakat yang bekerja di luar lokasi pabrik.
7. Aspek damapak lingkungan
Merupakan analisis yang paling dibutuhkan saat ini, karena setiap
proyek yang dijalankan akan sangat besar dampaknya terhadap
lingkungan di sekitarnya, baik terhadap darat, air, udara yang pada
akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya.

F. Metode Penilaian Ivestasi


1. Net Present Value (NPV)
NPV adalah selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon
dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon
faktor atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan dimasa
yang akan datang yang didiskonkan saat ini.
Rumus yang digunakan :

Contoh:
Dari study case yang kami lakukan bapak mairizal membeli mesin dengan
harga 150 juta. Diasumsikan suku bunga 5% pertahun. Arus kas yang
masuk 50 juta pertahun selama 1 tahun. Apakah rencana investasi dapat
dilanjutkan?
Dik:
K = 5%
I0 = 150 juta
CFt = 50 juta

Jawab:

10
CF1= (C1/1+K)
= 50/(1+0.05)1
= 47.62

CF2= (C1/1+K)
= 50/(1+0.05)2
= 45.35
CF3= (C1/1+K)
= 50/(1+0.05)3
= 43.19

CF4= (C1/1+K)
= 50/(1+0.05)4
= 41.14

NPV= CF1 -I0

NPV= 177.3 – 150

= 27.3
Karena Proyeksi NPV selama 4 tahun mendatangkan keuntungan sekitar
Rp. 27.300.000 maka pembelian mesin dapat dipertimbangkan/dilanjutkan
karena menunjukkan NPV yang > dari nol.

2. Payback Period (PP)


Payback period adalah periode modal kembali atau lamanya waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan investasi awal atau modal yang sudah
dikeluarkan. Metode ini juga sering disebut dengan metode pemulihan
investasi yang merupakan metode analisi kelayakan investasi untuk
menilai jangka waktu (tahun) pemulihan seluruh modal yang
diinvestasikan dalam suatu perusahaan.
Cara untuk mengambil keputusan dengan metode ini ialah dengan
membandingkan Payback Period investasi yang diusulkan dengan umur

11
ekonomis aktiva, apabila payback period lebih pendek dari umur
ekonomisnya maka rencana investasi dapat diterima, serta sebaliknya

Contoh soal
Dalam study case kami investasi yang dikeluarkan bapak mairizal sebesar
150 juta dan kas bersih yang masuk dalam 1 tahun adalah 50 juta
Jawab:
PP= 150/50 x 1 tahun
= 3 tahun
Ini berarti proyek investasi mesin bordir akan tertutup dalam waktu 3
tahun

3. Future Value (FV)


Future Value adalah nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang
diterima atau dibayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan
tingkat bunga setiap periode salam jangka waktu tertentu.
Rumusnya:
FV= Po (1+i)n
Keterangan:
Po: nilai pada saat ini
i : tingkat suku bunga
n : jangka waktu

contoh:
dari study case bapak mairizal memperoleh pinjaman dari Bank sebesar
150 juta untuk membeli mesin bordir dengan jangka waktu 5 tahun, suku
bunganya sebesar 5%. Berapa jumlah yang harus dibayar oleh bapak
mairizal pada akhir tahun ke 5
diketahui
Po: 5 juta
I : 5%= 0.05
n:3
jawab
FV= Po(1+i)n
FV= 150.000.000(1+0.05)5
= 191.442.234,4

12
Terlihat uang yang harus dibayar bapak pada akhir tahun ke lima adalah
Rp. 191.442.234,4

4. Present Value (PV)


Present Value merupakan besarnya jumlah uang pada permulaan periode
atas dasar tingkat tertentu dari sejumlah uang yang baru akan kita terima
beberapa periode yang akan datang. Perhitungannya:

PV = FV / (1+i)n

Keterangan
FV: future value
i : suku bunga
n :jangka waktu

contoh
dari study case bapak mairizal menginginkan uangnya menjadi sebesar
Rp 150 juta juta pada 3 tahun yang akan datang. Berapa jumlah uang
yang harus ditabung Bapak mairizal seandainya diberikan suku bunga
sebesar 5% pertahun.
diketahui:
FV: 150.000.000
i : 5%= 0.05
n :5
jawab
PV= FV / (1+i) n
PV= 150.000.000 / (1+0.05)3
PV= 150.000.000 / 1.157625
= 129.675693.8
Jadi, uang yang harus ditabung bapak mairizal adalah Rp. 129.675693.8

5. Accounting Rate Of Return (ARR)


Accounting Rate Of Return (ARR) adalah suatu metode analisis yang
mengukur besarnya tingkat keuntungan dari suatu investasi. Atau ARR ini
adalah melihat berapa banyak uang yang akan dikembalikan pada investor
dari investasi nya itu.

ARR = pendapatan investasi / biaya investasi

13
Contoh
Diketahui biaya ivestasi yang dilakukan oleh bapak Marizal adalah 150
juta. Arus kas yang masuk dalam 1 tahun adalah 50 juta usia ekonomis
mesin tersebut diperkirakan 20 tahun dengan depresiasi pertahun 7.5 juta
pertahun
ARR = (50.000.000-7.500.000) / 150.000.000
ARR = 0.28 atau 28 %

6. Internal Rate Of Return (IRR)


Internal Rate Of Return (IRR) merupakan suatu nilai petunjuk yang
identic dengan seberapa besar suku Bunga yang dapat dihasilkan oleh
investasi tersebut dibandingkan suku Bunga bank yang berlaku umun.
Rumus
IRR= i1 + NPV 1 / (NPV1 – NPV2) (i2 - i1)
Dimana :
i1 : tingkat diskonto yang menghasilkan NPV+
i2 : tingkat diskonto yang menghasilkan NPV-
NPV1 : NPV bernilai +
NPV2 : NPV bernilai –

Contoh
Uasaha yang dijalankan Bapak Mairizal dapat menghasilkan arus kas 50
juta pertahun selama 4 tahun dengan asumsi IRR sekitar 12% (asumsi
suku bunga bank) dan investasi awal
i1 : 10%
i2 :20%
NPV+ = 8.490.000
NPV- = - 20.570.000

IRR = 10% + 8.490.000 / (8.490.000 –(-20.570.000)) (20% - 10%)


IRR = 0.1 + 0.29 x 0.1
IRR = 0.1 + 0.029
IRR = 0.129
IRR = 12.9%
Dapat terlihat suku bunga IRR lebih besar dari siku bunga tabungan
berarti investasi dapat dilakukan

14
BAB III

STUDY CASE

Usaha bordir kopiah hitam

Usaha bordiran kopiah hitam milik bapak mairizal berlokasi di kubu tanjuang, Aur
Birugo Tigo Baleh, bukittinggi. Merupakan usaha membuat bordiran untuk bagian dalam kopiah
hitam.

Usaha ini sudah dirintis oleh bapak Mairizal sejak tahun 2012, awalnya ia hanya sebagai
karyawan disebuah tempat bordiran, karena melihat peluang bisnis yang bagus ia memberanikan
diri untuk membeli mesin bordiran sendiri dan mengontrak sebuah rumah kecil di kubu tanjuang,
Aur Birugo Tigo Baleh, bukittinggi . Saat ini ia telah memiliki 2 karyawan untuk membantunya
dalam menjalankan usaha bordiran tersebut.

Bordiran yang ia buat nantinya akan di ekspor ke Malaysia untuk dibuat sebuah kopiah
hitam. Permintaan akan meningkat menjelang lebaran Haji karena konsumen utama dari kopiah
ini adalah jama’ah Haji yang akan berangkat ke tanah suci.

Dalam aspek penilaian study kelayakan bisnis usaha bapak Mairizal telah memenuhi
beberapa aspek diantaranya, yang pertama aspek pasar dan pemasaran, usaha ini memiliki
peluang pasar yang tinggi melihat tingginya kebutuhan akan kopiah terutama untuk jamaah
umrah dan haji.

Yang kedua aspek teknis dan operasi, lokasi yang dipilih bapak Mairizal sangat bagus
karena Kubu Tanjuang dekat dengan pasar Aur Bukittinggi hal ini memudahkan ia untuk
membeli kebutuhan usaha seperti benang dan kain. Ditambah lagi alat tranformasi yang mudah
didapatkan.

Yang ketiga aspek social ekonomi damapaknya sangat bagus usaha ini membuat
masyarakat sekitar tertarik untuk menekuni usaha ini dan dan meningkatkan ekonomi
masyarakat sekitar.

BAB IV
15
PENUTUP

A. Kesimpulan
Studi kelayakan usaha adalah suatu kegiatan mempelajari secara mendalam
tentang layak atau tidaknya suatu usaha atau bisnis yang dijalankan. Mempelajari secara
mendalam berarti, meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi, selanjutnya
diukur, dihitung dan dianalisis menggunakan metode tertentu. Sedangkan bisnis berarti,
usaha yang dijalankan memberikan manfaat baik financial maupun non financial.
Kelayakan menunjukkan apakah usaha yang dijalankan memberikan manfaat besar
dibandingkan biaya.
Studi kelayakan dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu berorientasi pada
profit dan non profit. Studi kelayakan yang berorientasi pada laba adalah studi yang
menitikberatkan pada keuntungan secara ekonomis. Sedangkan studi kelayakan yang
berorientasi pada non profit adalah studi yang menitikberatkan pada kegiatan social agar
dapat dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.
Metode penilaian investasi pada study kelayakan bisnis ada 6 yaitu Net Present
Value, Payback Period, Future Value, Present Value, Accounting Rate Of Return, Internal
Rate Of Return.

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena
kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf dan lupa.

16

Anda mungkin juga menyukai