Anda di halaman 1dari 7

STUDI KELAYAKAN BISNIS

1.1 Pengertian Studi Kelayakan

Menurut Husein Umar (2005:8), mengatakan bahwa studi kelayakan bisnis


merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat di operasionalkan secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntngan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan misalnya
rencana peluncuran produk baru.
Menurut Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad (2000) studi kelayakan bisnis
adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek/bisnis/usaha (biasanya
merupakan proyek/bisnis investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
Dari pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Studi kelayakan
bisnis adalah pertimbangan awal yang harus dilakukan sebelum menjalankan usaha, dan
untuk mengontrol kegiatan operasional agar mendapatkan keuntungan yang maksimal.

1.2 Pentingnya Investasi

Studi kelayakan investasi dilakukan untuk menilai kelayakan dari investasi yang akan
dilakukan sebelum terjadinya keputusan investasi tersebut. Investasi sendiri merupakan
suatu kegiatan dalam menempatkan dana, uang atau aset pada suatu perusahaan,
organisasi atau kelompok dengan perjanjian tertulis. Tujuan diadakannya investasi ini
adalah mendapatkan sejumlah keuntungan dari dana atau modal yang ditanam
sebelumnya.

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi. Diantaranya adalah
penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau
penambahan devisa dan lain sebagainya. Jika kegiatan investasi meningkat, maka
kegiatan ekonomi pun ikut terpacu pula.

Dengan melakukan studi kelayakan investasi sebelum melakukan investasi penting


dilakukan untuk meminimalisir serta menanggulangi resiko kegagalan bisnis yang akan
terjadi. Dengan mengetahui gambaran yang detail serta rencana yang akan dilakukan,
kita bisa menilai apakah usaha tersebut pantas atau tidak untuk ditanamkan investasi
yang menjanjikan prospek baik untuk kedepannya.
1.3 Tujuan Studi Kelayakan
Studi kelayakan bisnis (Husnan dan Muhamad, 2002:7) memiliki tujuan untuk
menghindari terjadinya penanaman modal yang terlampau besar untuk aktivitas yang
tidak menguntungkan.
Walaupun studi ini juga membutuhkan biaya namun biaya tersebut terbilang kecil di
bandingkan dengan resiko kegagalan usaha yang berhubungan dengan investasi yang
tidak sedikit.
Menurut Khasmir dan Jakfar (2007), studi kelayakan memiliki beberapa tujuan yaitu :
1. Menghindari resiko kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian dimasa yang akan datang, karena dimasa yang akan
datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan
akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam
hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita
inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat
dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang,
maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja
yang perlu direncanakan. perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan,
kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek akan dibangun, siapa-
siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar
keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi
penyimpangan. Yang jelas dalam perencanaan sudah terdapat jadwal pelaksanaan
usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai waktu yang ditentukan.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan
pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki
pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara
sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang
sudah direncanakan.
4. Memudahkan pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang
sudah disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan
terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha
tidak melenceng dari rencana yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan bisa sungguh-
sungguh melakukan pekerjaannya karena merasa ada yang mengawasi, sehingga
pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu.
5. Memudahkan pengendalian
Jika dalam pelaksanan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila terjadi
suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan bisa dilakukan
pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk
mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang sesungguhnya,
sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.

1.4 Manfaat Studi Kelayakan

Dengan membuat suatu penilaian terlebih dahulu sebelum melakukan investasi yang
kemudian dituangkan dalam suatu laporan secara tertulis, Manfaat yang bisa
diperoleh hasil laporan studi kelayakan bisnis ini dapat digunakan sebagai
pedoman/alat untuk mengetahui sampai sejauh mana kegiatan investasi telah dilakukan
apakah layak atau tidak.
Beberapa manfaat dari mempersiapkan studi kelayakan bisnis untuk memulai usaha
diantaranya adalah :
1. Memahami peluang
Dengan melakukan penelitan dalam menentukan bisnis yang akan dijalankan
maka kita dapat mengetahui bisnis yang dijalankan dapat menghasilkan
keuntungan. Tentunya ini akan membuat kita tidak akan membuang waktu dan
uang dengan percuma untuk usaha yang tidak menghasilkan laba.
2. Menguji konsep bisnis
Studi kelayakan bisnis dapat membantu untuk menguji konsep bisnis anda serta
mencari tahu bagaimana mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. Tentunya
ini akan bermanfaat dalam mempersiapkan perencanaan yang matang seperti
biaya-biaya yang tidak terduga.
3. Menambah kepercayaan diri
Sebuah penelitian yang detail dan akurat dapat memberikan kepercayaan diri
untuk mengembangkan bisnis seseorang. Hal ini dikarenakan telah
memperhitungkan kelayakan bisnis yang akan dijalankan. Tentunya ini akan
memudahkan untuk merealisikan setiap rencana pengembangan usaha. Selain itu
studi kelayakan bisnis juga dapat membantu pebisnis dalam mengevaluasi semua
kegiatan usaha yang dilakukan.
4. Keuangan atau permodalan
Studi kelayakan bisnis memungkinkan untuk menentukan berapa modal yang
dibutuhkan untuk memulai bisnis. Hal penting yang harus diingat adalah bahwa
salah satu faktor kegagalan dalam bisnis adalah permodalan yang tidak memadai.

1.5 Tahapan Studi Kelayakan


Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, maka sebelum suatu studi dijalankan
dperlu dilakukan mengikuti prosedur yang berlaku, yaitu mulai dari tahap-tahap yang
telah ditentukan. Tahap-tahap dalam studi ini hendaknya dilakukan secara benar agar
jangan sampai terjadi penyimpangan dan untuk kesempurnaan hasil studi itu sendiri.
Tahapan dalam studi kelayakan dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan studi
kelayakan dan keakuratan dalam penilaian. Adapun tahap tahap dalam melakukan studi
kelayakan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Ide
Untuk mendapatkan hasil proyek yang bagus tentunya kita harus mendapatkan sebuah
ide proyek yang dapat menghasilkan produk laku untuk dijual dan meguntungkan.
Maka disini kita perlu melakukan penelitian yang telah terorganisasi dengan baik
serta mendapatkan dukungan sumber daya yang memadai. Kita dapat memilih ide
proyek dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
 Ide proyek yang sesuai dengan kata hati atau selera
 Mengambil keputusan dengan melibatkan diri dalam hal-hal yang sifatnya teknis.
 Yakin akan kemampuan proyek atau bisnis dalam menghasilkan laba keuntungan.

Misalnya dalam beberapa ide proyek yang lolos setelah pemilihannya yaitu adalah
sebuah ide yang telah menjalankan studi kelayakan bisnis.

2. Tahap Penelitian
Setelah menghasilkan ide proyek, maka hal selanjutnya yang dilakukan yaitu
penelitian yang lebih mendalam menggunakan metode ilmiah sebagai berikut:
 Mengumpulkan data
 Mengolah data
 Menganalisis dan menginterprestasikan hasil pengolahan data
 Menyimpulkan hasil
 Membuat laporan hasil penelitian
3. Tahap Evaluasi
Dalam tahap ini studi kelayakan dapat membandingkan sesuatu  dengan sesuatu lain
yang lebih standar maupun dengan standar kriteria yang bersifat kuantitatif atau
kualitatif.
Adapun hal-hal yang dibandingkan dalam evaluasi bisnis yaitu seluruh ongkos atau
biaya yang akan ditimbulkan oleh sebuah usulan bisnis serta manfaat/benefit yang
telah diperkirakan oleh sebuah pendapatan.
Berikut ada 3 macam tahap evaluasi:
 Tahap mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan
 Tahap mengevaluasi proyek yang akan dibangun
 Tahap mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin.

4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak


Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak, maka
diperlukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai nilai tertinggi jika
dibandingkan dengan usulan lain berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan.

5. Tahap Rencana Pelaksanaan


Setelah rencana bisnis dipilih maka hal selanjutnya adalah perlunya membuat rencana
kerja pelaksanaan pembangunan proyek. Yang dimulai dari:
 Penentuan jenis pekerjaan
 Jumlah tenaga kerja
 Kualifikasi tenaga kerja
 Ketersediaan dana
 Ketersediaan sumber daya
 Kesiapan manajemen

6. Tahap Pelaksanaan
Dalam realisasi pembangunan proyek maka dibutuhkanya manajemen proyek. Setelah
proyek selesai dikerjakan maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan operasional
bisnis secara rutin.
Dan agar proyek selalu bekerja secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan
laba perusahaan dalam operasinal maka perlu kajian-kajian dalam mengevaluasi
bisnis dari fungsi keuangan, pemasaran, produksi dan operasi.
Lalu hasil evaluasi dapat untuk dijadikan sebagai feedback bagi perusahaan untuk
mengkaji ulang proses bisnis secara terus-menerus.

1.6 Lembaga – Lembaga yang membutuhkan Studi Kelayakan

Hasil dari studi kelayakan bisnis adalah laporan tertulis. Isi laporan studi kelayakan
bisnis menyatakan bahwa suatu rencana bisnis layak direalisasikan. Namun bisa saja
terjadi ada pihak-pihak tertentu yang memerlukan laporan tadi sebagai bahan masukan
utama dalam rangka mengkaji ulang untuk turut serta menyetujui atau sebaliknya
menolak kelayakan laporan tadi sesuai dengan kepentingannya. Mungkin saja terjadi
bahwa hasil studi kelayakan bisnis yang telah dinyatakan layak ternyata pada akhirnya
tidak dilaksanakan. Di bawah ini akan dijelaskan pihak-pihak yang membutuhkan laporan
studi kelayakan bisnis (Husein Umar, 2005) :
1. Pihak Investor
Jika hasil studi Kelayakan yang telah dibuat ternyata layak direalisasikan,
pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai dicari. Misalnya dengan
mencari investor atau pemilik modal yang mau turut serta menanamkan modalnya
pada proyek yang akan dikerjakan itu. Sudah tentu calon investor ini akan
mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat karena calon
investor mempunyai kepentingan langsung perlu tentang keuntungan yang akan
diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamkannya.
2. Pihak Kreditor/Bank
Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank. Pihak bank, sebelum
memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak, perlu mengkaji ulang studi
kelayakan bisnis yang telah dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain,
misalnya bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan.
3. Pihak Manajemen Perusahaan
Studi Kelayakan Bisnis dapat dibuat oleh pihak eksternal perusahaan maupun
pihak internal perusahaan (sendiri). Terlepas dari siapa yang membuat,
pembuatan proposal ini merupakan upaya dalam rangka merealisasikan ide
proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada peningkatan usaha untuk
meningkatkan laba perusahaan. Sebagai pihak yang menjadi project leader, sudah
tentu pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan itu, misalnya dalam
hal pendanaan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan
dari investor dan dari kreditor.
4. Pihak Pemerintah
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimanapun pemerintah dapat,
secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Penghematan devisa negara, penggalakan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga
kerja massal merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi.
Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang
diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi dan keringanan lain.

https://www.pahlevi.net/pengertian-studi-kelayakan-bisnis/

http://afrila_pradita.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/59233/M1-SKB.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195512041981031-
BACHTIAR_HASAN/STUDI_KELAYAKAN_PROYEK_pak_bahtiar.pdf

Anda mungkin juga menyukai