Anda di halaman 1dari 10

BAB VII

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di masa yang


akan datang sehingga dapat meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang ingin
dicapai dalam suatu investasi. Analisis kelayakan usaha memperhitungkan hambatan
atau peluang dari investasi yang akan dijalankan. Jadi suatu analisis kelayakan usaha
dapat memberikan pedoman atau arahan pada usaha yang akan dijalankan.

A. Pengertian Analisis Kelayakan Usaha


Untuk menghindari kegagalan usaha, maka perlu dilakukan analisis sebelum
usaha tersebut dijalankan. Analisis tersebut dikenal dengan istilah analisis kelayakan
usaha. Salah satu tujuan dilakukan analisis kelayakan usaha adalah untuk mencari
jalan keluar agar dapat meminimalkan hambatan dan resiko yang mungkin timbul di
masa yang akan datang yang penuh dengan ketidakpastian.
Dalam hal ini, Kasmir menjelaskan analisis kelayakan usaha adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan usaha atau
bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha
tersebut dijalankan.1
Pengertian studi kelayakan menurut Jumingan merupakan “penilaian yang
menyeluruh untuk menilai keberhasilan suatu proyek, dan studi kelayakan proyek
mempunyai tujuan menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar
untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.” Studi kelayakan proyek atau
bisnis merupakan suatu kegiatan mengevaluasi, menganalisis, dan menilai layak atau
tidak suatu proyek bisnis dijalankan. Secara umum, tujuan diadakan studi kelayakan
khususnya bagi investor yaitu menghindari keterlanjuran investasi atau penanaman
modal yang terlalu besar untuk suatu proyek atau kegiatan usaha yang ternyata
tidak menguntungkan.2
Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah suatu
penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek
investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Obyek yang diteliti bisa berbentuk proyek
raksasa ataupun proyek yang sederhana. Analisis kelayakan usaha dapat juga
diartikan sebagai kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh
dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan apakah menerima atau menolak
dari suatu gagasan usaha. Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan
dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam
arti finansial maupun sosial benefit.3
Dari pengertian di atas dapatlah dimaknai bahwa suatu kegiatan usaha dapat
dikatakan layak apabila dapat memenuhi persyaratan tertentu. Untuk menentukan
layak atau tidaknya suatu usaha diperlukan perhitungan dan asumsi-asumsi
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari segi keuangan perusahaan ini layak
untuk dijalankan.
Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di masa
yang akan datang sehingga dapat meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil
yang ingin dicapai dalam suatu investasi. Analisis kelayakan usaha
1
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar Kewirausahaan (Medan: Perdana Publishing, 2016),
h.114-115.
2
Abidatul Afiyah, dkk. (2015). Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian Home Industry. Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol. 23 No. 1. h.47. Retrieved from: http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/
3
Agung Setiadi. Analisis Kelayakan Usaha. Skripsi, Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surkarta:Surakarta, 2014. H. 12.
memperhitungkan hambatan atau peluang dari investasi yang akan dijalankan. Jadi
suatu analisis kelayakan usaha dapat memberikan pedoman atau arahan pada usaha
yang akan dijalankan.
Melakukan analisis kelayakan usaha secara mendalam berarti meneliti secara
sungguh-sungguh data dan informasi yang ada, kemudian mengukur, menghitung
dan menganalisis hasil penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode
tertentu. Penelitian yang dilakukan terhadap usaha yang akan dijalankan
menggunakan ukuran tertentu sehingga diperoleh hasil maksimal. Analisis
kelayakan usaha artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam bertujuan
untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat yang
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain,
kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan
finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak juga berarti
dapat memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya,
tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas.

B. Tujuan dan Manfaat Analisis Kelayakan Usaha


Analisis kelayakan usaha dilakukan dan diperlukan agar usaha yang akan
dijalankan tidak akan sia-sia atau tidak membuang uang, tenaga, atau pikiran secara
percuma saja serta tidak akan menimbulkan masalah yang tidak perlu di masa yang
akan datang. Tujuan analisis kelayakan usaha adalah untuk menentukan apakah
suatu ide usaha layak untuk direalisasikan. Jika layak, maka langkah selanjutnya
adalah menyusun rencana bisnis, jika tidak layak untuk direalisasikan maka
entrepreneur harus melupakan ide usaha tersebut dan mencari ide yang lain.
Terdapat lima tujuan dari dilakukannya analisis kelayakan usaha sebagaimana
dijelaskan Kasmir sebagai berikut4:
1. Menghindari resiko kerugian.
Analisis kelayakan bertujuan untuk menghindari resiko kerugian di masa yang
akan datang yang penuh ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan
akan terjadi atau terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi analisis
kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak diinginkan baik resiko
yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan.
Ramalan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dapat
mempermudah pelaku usaha dalam melakukan perencanaan. Perencanaan
meliputi: berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, di
mana lokasi usaha akan dibangun, siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana
cara melaksanakannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh dan
bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan. Dalam perencanaan sudah
terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai waktu
tertentu.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
Berbagai rencana yang sudah disusun sangat memudahkan pelaksanaan usaha.
Pelaku usaha telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan.Pengerjaan usaha
dapat dilakukan secara sistematik sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan
rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam
mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.
4. Memudahkan pengawasan.

4
Billy Firman Manope, dkk., Analisa Kelayakan Usaha Komoditas Biji dan Fuli Pala melalui
Penilaian Aspek Finansial pada Pedagang Pengumpul, Jurnal EMBA Vol.2, No.4, 2014,h. 322. Retrieved from:
https://doi.org/10.35794/emba.v2i4.6271
Pelaksanaan usaha sesuai rencana akan memudahkan perusahaan untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu
dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan dari rencana yang telah disusun.
Pelaku usaha dapat sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena merasa
ada yang mengawasi sehingga tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu.
5. Memudahkan pengendalian.
Adanya pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat mendeteksi terjadinya
suatu penyimpangan sehingga dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan
tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan yang melenceng sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.

Tujuan dilakukannya analisis kelayakan menurut Gray dan Larson adalah


sebagai berikut:5

1. Untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi


dalam suatu proyek;
2. Menghindari pemborosan sumber-sumber daya, yaitu menghindari pelaksanaan
kegiatan yang tidak menguntungkan;
3. Mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga dapat
memilih alternatif kegiatan yang paling menguntungkan;
4. Menentukan prioritas investasi.

Manfaat analisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut:6


1. Manfaat ekonomis proyek bagi proyek itu sendiri (manfaat finansial), artinya
apakah proyek tersebut dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan
dengan resikonya.
2. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek dilaksanakan
(manfaat ekonomi rasional) yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi
ekonomi makro suatu negara.
3. Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek. (suatu hal yang
relatif sulit untuk dilakukan mengingat karakteristik masyarakat dan kondisi
geografis yang berbeda-beda).

C. Pihak yang Berkepentingan atas Analisis Kelayakan Usaha


Perusahaan yang melakukan studi kelayakan akan bertanggung jawab terhadap
hasil yang mereka katakan layak, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan merasa
yakin dan sangat percaya dengan hasil studi kelayakan yang telah dilakukan. Adapun
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi ke layakan tersebut menurut
Arif Yusuf Hamaliantara lain:7
1. Pemilik usaha
Para pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap hasil
darianalists studi Ielayakan yang telah dibuat, hal ini disebabican para pemilik
tidak mau jika sampai dana yang ditanamkan akan mengalami kerugian. Oleh
sebab itu, hasil studi kelayakan yang sudah dibuat benar benar dipelajari oleh
para pemilik, apakah akan memberikankeuntungan atau tidak.
5
Heriyantho Yoshua Febriyan, Studi Kelayakan Proyek Pembangunan Perumahan Bethsaida Bitung
, Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7, h.404. Retrieved From:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/17121
6
Marcelly Widya W, dkk., Analisis Kelayakan Bisnis pada Perusahaan Industri Roti Greyoung
Bakery, Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen, Vol 6, No 2, 2017, h. 86. Retrieved from:
https://doi.org/10.33024/jeram.v6i2.2155
7
Arif Yusuf Hamali. Pemahaman Strategi Bsinis dan Kewirausahaan, (Jakarta : Kencana, 2016), hlm
75-76.
2. Kreditur
Jika uang tersebut dibiayai oleh dana pinjaman dari bank atau lembaga
keuangan lainnya, maka pintu mereka pun sangat berkepentingan terhadap hasil
studi kelayakan yang telah dibuat. Bank atau lembaga keuangan lainnya tidak
mau sampai kreditnya atau pinjaman yang diberikan akan macet, akibat usaha
atau proyek tersebut sebenarnya tidak layak untuk dijalankan. Oleh karena itu,
untuk usaha-usaha ter tentu pihak perbankan akan melakukan studi kelayakan
terlebih da hulu secara mendalam sebelum pinjaman dikucurkan kepada pihak
peminjam.
3. Pemerintah
Bagi pemerintali pentingnya studi kelayakan adalah untuk meyaki kan
apakah bisnis yang akan dijalankan akan memberikan manfaat baik bagi
perekonomian secara umum. Kemudian bisnis juga harus memberikan manfaat
kepada masyarakat luas. seperti penyediaan lapangan pekerjaan. Pemerintah
juga berharap bahwa bisnis yang akan dijalankan tidak merusak lingkungan
sekitarnya, baik terhadap manusia, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan
4. Masyarakat luas
Bagi masyarakat luas dengan adanya bisnit, terutama bagi masyarakat
sekitarnya akan memberikan manfaat seperti tersedia lapangan kerja baik bagi
pekerja di sekitar lokasi proyek maupun bagi masyarakat lainnya. Kemudian
manfaat lain adalah terbakanya wilayah tersebut dari ketertutupan (terisolasi).
Dengan adanya bisnis juga akan menye diakan sarana dan prasarana seperti
tersedianya fasilitas umum se perti jalan, jembatan, listrik, telepon, rumah sakit,
sekolah, sarana ibadah, sarana olahraga, taman dan fasilitas lainnya.
5. Manajemen
Hasil studi kelayakan bisnis merupakan ukuran kinerja bagi pihak
manajemen perusahaan untuk menjalankan apa-apa yang sudah di- tugaskan.
Kinerja ini dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai sehingga terlihat prestasi
kerja pihak manajemen yang menjalankan usaha.

Pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha


diantaranya8:
1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada sudah barang
tentu memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada
ketidakpastian. Dalam kewirausahaan, studi kelayakan usaha sangat penting
dilakukan agar kegiatan usaha tidak mengalami kegagalan dan memberi
keuntungan sepanjang waktu. Studi kelayakan berfungsi sebagai laporan,
pedoman dan bahan pertimbangan untuk merintis dan mengembangkan usaha
atau melakukan investasi baru, sehingga bisnis akan dilakukan meyakinkan
wirausaha itu sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang
Dana Bagi investor dan penyandang dana, studi kelayakan usaha sangat
penting untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan seb agai
jaminan atas modal yang ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang
dilakukannya memberikan jaminan pengembalian investasi yang memadai atau
tidak. Oleh investor, studi kelayakan sering digunakan sebagai bahan
pertimbangan layak atau tidaknya investasi dilakukan.
3. Masyarakat dan Pemerintah

8
Karebet Gunawan, Peran Studi Kelayakan Bisnis Dalam Peningkatan UMKM, Jurnal Bisnis dan
Manajemen Islam, Vol 6, No 2, 2018, h. 102. Retrieved from: http://dx.doi.org/10.21043/bisnis.v6i2.4715
Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai
bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya atau sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana
dampak lingkungan, apakah positif atau negatif. Bagi pemerintah, studi
kelayakan sangat penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau
menyediakan fasilitas lainnya.

D. Aspek-aspek dalam Analisis Kelayakan Usaha


Beberapa aspek yang tidak bisa dihilangkan dalam kajian kelayakan yaitu9 :
1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam hal membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya, yaitu
manajer proyek dan staf proyek hendaknya dikaji secara cermat. Kesuksesan
suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangat
tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer dan timnya. Membangun sebuah
tim yang efektif merupakan suatu kombinasi antara seni dan ilmu pengetahuan.
Dalam membangun sebuah tim yang efektif, pertimbangan harus diadakan bukan
hanya pada keahlian teknis para manajer atau anggota tim semata, tetapi juga
pada peranan penting mereka dan keselarasan mereka dalam bekerja.
2. Aspek Teknis
Evaluasi aspek teknis mempelajari kebutuhan teknis proyek, seperti
penentuan kapasitas produk, jenis teknologi yang digunakan, penggunaan
peralatan, dan mesin serta lokasi usaha yang paling menguntungkan. Setiap
gagasan kewirausahaan baik produksi barang maupun penyediaan jasa
mempunyai aspek teknis yang harus dianalisis sebelum usaha implementasi
gagasan dilaksanakan. Ada dua langkah penting dalam proses ini, yaitu:
a. Identifikasi spesifikasi teknis penting
Evaluasi gagasan ventura baru hendaknya dimulai dengan identifikasi
persyaratan teknis yang kritis terhadap pasar sehingga mampu memenuhi
harapan dari pelanggan potensial. Persyaratan teknis yang paling penting
adalah :
- Desain fungsional produk dan daya tarik penampilannya.
- Fleksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi ciri luar dari produk
untuk memenuhi permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan
persaingan.
- Daya tahan bahan baku produk dapat diandalkan, kinerja produk seperti
yang diharapkan pada kondisi operasi normal.
- Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi operasional
daya guna yang bisa diterima.
- Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah.
- Standariasasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak perlu
- Kemudahan untuk diproduksi dan diproses dan kemudian untuk
ditangani.
b. Pengembangan dan ujicoba produk Pengembangan dan ujicoba produk
termasuk juga studi rekayasa, uji laboratorium, evaluasi bahan baku
alternative, serta pabrikasi model dan prototype untuk uji lapangan. Untuk
setiap tahap pengujian, hasil negative dan positif harus ditimbang dan
dilakukan penyesuaian yang perlu.
3. Aspek Pemasaran

9
Abdul Aziz,dkk., Evaluasi Kelayakan Bisnis pada Perencanaan Usaha, Jurnal Ekonomika, Vol 5, No
1, 2017, h. 71-73. Retrieved from: https://univ45sby.ac.id/jurnal/index.php/ekonomi/article/view/172
Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu
harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi
pemasaran yang memadai berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang
akan dirintis atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau
tidak.
4. Aspek Produksi
Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis
adalah :
a. Laba operasi, untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan
efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya.
b. Volume operasi, volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan
prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan
kapasitas.
c. Mesin dan peralatan, mesin dan peralatan harus sesuai dengan
perkembangan teknologi masa kini dan yang akan datang.
d. Bahan baku dan bahan penolong, bahan baku dan bahan penolong yang
diperlukan harus cukup tersedia.
e. Tenaga kerja, jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan
keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
f. Tata letak, tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi harus tepat dan
prosesnya praktis sehingga dapat mendukung proses produksi.
5. Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat beberapa unsur
yang harus dianalisis, seperti :
a. Kepemilikan, bentuk kepemilikan perusahaan hendaknya dipilih yang tidak
berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
b. Organisasi, bentuk organisasi perusahaan harus tepat dan efisien.
c. Tim manajemen, bila bisnis merupakan skala besar, maka sebaiknya dibentuk
tim manajemen yang solid.
d. Karyawan, karyawan harus disesuaikan dengan jumlah dan kualifikasi yang
diperlukan.
6. Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan meliputi kebutuhan sumber dana, proyeksi
neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas.
7. Aspek Kemanfaatan
Aspek kemanfaatan yang dimaksud disini adalah bahwa proyek/ usaha
yang dikerjakan tersebut nantinya diharaapkan akan bermanfaat bagi
masyarakat dan juga telah turut membantu menyukseskan program pemerintah
dalam pembangunan. Aspek ini dimaksudkan untuk meyakini apakah secara
yuridis rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu rencana
bisnis yang tidak layak tetap direalisasikan, bisnis berisiko besar akan dihentikan
oleh pihak yang berwajib atau oleh masyarakat. Dalam aspek ini menyangkut
iapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis,
dimana bisnis dilaksanakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Aspek Kesempatan Kerja
Disini diharapkan bahwa proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah
mampu untuk membuka lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat yang
otomatis itu adalah membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah angka
pengangguran. Misalnya pada usaha yang sifatnya paddat karya, jelas untuk
usaha seperti ini penyerapan jumlah tenaga kerja akan terasa sangat signifikan
terjadi.
9. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan menyangkut berbagai hal yang berhubungan dengan
lingkungan dan dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan suatu perusahaan
seperti pencemaran dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.
Keseimbangan ekosistem lingkungan harus selalu dijaga pada saat kerusakan
lingkungan sudah terjadi maka mengembalikan kembali kepada keseimbangan
semula adalah sangat sulit karena proses stabilitas lingkungan itu adalah
memakan waktu yang sangat lama.
10. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik
Aspek Ekonomi, meliputi : 1) Rencana pembangunan nasional 2)
Distribusi nilai tambah 3) Keuntungan ekonomi nasional 4) Hambatan dibidang
ekonomi 5) Dukungan pemerintah. Aspek Sosial, meliputi : 1) Perusahaan
sebagai lembaga sosial 2) Perubahan kondisi sosial yang kompleks 3) Perubahan
dalam masyarakat yang pluralistik. Aspek Politik, diutamakan pada good news
dan bad news dari situasi politik bagi suasana bisnis, khususnya terhadap nilai
kurs.
11. Aspek Finansial
Adalah suatu analisis yang membandingkan apakah suatu proyek
menguntungkan selama umur proyek. Analisis finansial berkaitan dengan
sumber dana (investasi) yang akan diperoleh oleh proyeksi pengembalian
dengan tingkat biaya modal (biaya yang akan dikeluarkan) dan sumber daya
yang bersangkutan.

Untuk memperoleh kesimpulan yang kuat tentang keputusan dijalankannya


atau tidak sebuah ide bisnis, maka perlu dilakukan pada beberapa aspek kelayakan
bisnis yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek legal dan lingkungan,aspek manajemen
sumber daya manusia, dan aspek finansial.10
1. Analisis Aspek Pasar
Pasar adalah himpunan pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu
produk.Aspek pasar bertujuan untuk mengetahui harga produk, dan strategi
pemasaran dari produk bersangkutan, sehingga dapat diketahui layak atau
tidaknya rencana pembuatan suatu usaha dilihat dari aspek pasar. Data
permintaan digunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu jumlah
penduduk dari 3 kecamatan yaitu antapani, arcamanik, dan kiara condong yang
akan dijadikan acuan dalam melakukan studi kelayakan. Peramalan merupakan
penngetahuan dan seni untukmemperkirakan apa yang akan terjadi di masa
mendatang pada saat sekarang. Pada aspek pasar ini dilakukan proyeksi usaha
lima tahun kedepan. Kelayakan aspek pasar ditentukan berdasarkan: Peluang
pasar memiliki hasil positif, harga jual produk yang mampu bersaing, dan
terdapat strategi pemasaran yang dapat diimplementasikan perusahaan.
2. Analisis Aspek Teknis
Penentu analisis kelayakan aspek teknisyaitu: Perancangan layanan dalam
bentuk standard operational procedure; Perencanaan kapasitas layanan
berkaitan dengan berapa jumlah layanan yang dihasilkan dalam waktu tertentu
dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta
biaya yang paling efisien; Perencanaan fasilitas dalam hal penentuan jumlah
fasilitas berdasarkan jenis dan jumlah untuk kapasitas layanan.
3. Analisis Aspek Legal

10
Reza Fiqhi Lazuardi, Analisis Kelayakan Usaha Mobile Carwash di Kota Bandung, Jurnal  Online
Teknik Industri Itenas, Vol.1, No.3, 2013, h. 23. Retrieved from:
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaintegra/article/view/226
Badan hukum terdapat beberapa jenis badan hukum yang dapat didirikan
di Indonesia, yaitu Perseorangan, Firma (Fa), Perseroan Comandirter (CV),
Perseroan Terbatas (Pt). Pembentukan suatu badan hukum dibutuhkan suatu
proses legalisasi operasioanal. Secara umum suatu investasi akan bersifat legal
jika (Siregar, 1991) objek investasi tersebut tidak termasuk kedalam Daftar
Negatif Investasi, dalam pendiriannya mengikuti prosedur atau peraturan yang
berlaku di Indonesia.
4. Analisis Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema organisasi adalah kemampuannya untuk menggambarkan
hubungan antara karyawan,bagian-bagian, serta berbagai tingkatan hirarki yang
ada dalam organisasi. Didapat data job specification maka digunakan struktur
organisasi fungsional beserta deskripsi pekerjaan. Program pelatihan(training)
bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan
teknikpelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang.
5. Analisis Aspek Finansial
Kebutuhan investasi atau modal dapat dicari dari berbagai sumber dana
dan dikeluarkan menurut kebijakan perusahaan. Diperlukan perhitungan aliran
kas konstruksi berupa laporan rugi laba (income statement), dan cash flow.
Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan adalah
sebagai berikut; memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, jenis-
jenis aktiva; jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban, dan jumlah modal.

E. Faktor-faktor Penyebab Tidak Melakukan Analisis Kelayakan Usaha


Pada hakekatnya ada sejumlah faktor yang menyebabkan pelaku usaha
sering melalaikan atau tidak menyusun rencana termasuk di dalamnya
melakukan analisis kelayakan usaha. Dalam hal ini Al-Qu’ayyid menjelaskan
faktor-faktor tersebut sebagai berikut:
1. Ketidaktahuan akan kegiatan menyusun analisis kelayakan usaha serta
urgensinya dalam mendirikan usaha. Sebagian besar pelaku usaha terutama
pelaku usaha kecil tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari dan
membekali diri dengan pengetahuan tentang penyusunan kelayakan usaha
serta urgensinya. Pelaku-pelaku usaha semacam ini hanya akan membuat
keputusan-keputusan hanya didasarkan pada naluri untuk mendirikan usaha,
sebagian lagi karena melihat trend yang berkembang.
2. Tidak adanya pengetahuan mengenai mekanisme atau cara menyusun
analisis kelayakan usaha atau tidak memiliki keahlian yang dapat membantu
dalam menyusun analisis kelayakan usaha. Sebagian dari pelaku usaha
mungkin telah memiliki ide untuk menyusun analisis kelayakan usaha dan
dapat merasakan akan pentingnya kegiatan menyusun analisis kelayakan
tersebut, tetapi tidak memiliki sejumlah mekanisme untuk melaksanakannya.
3. Kegiatan melakukan analisis kelayakan usaha hanya akan membuangbuang
waktu dan tidak bermanfaaat. Biasanya, anggapan ini muncul pada diri pelaku
usaha kecil karena adanya sejumlah kegagalan dalam eksperimen yang
dilakukannya. Mereka mengatakan” “sebenarnya kita dapat mewujudkan
banyak hal dalam berusaha, sedangkan kegiatan menyusun analisis kelayakan
usaha merupakan ikatan-ikatan yang kita buat sendiri. Oleh karena itu lebih
baik melakukan pekerjaan secara langsung tanpa melalui proses penyusunan
analisis kelayakan usaha terlebih dahulu”.
4. Faktor tidak menyusun analisis kelayakan usaha adalah tidak adanya ambisi
atau keinginan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik, hal ini
dikarenakan sudah merasa puas dengan kondisi atau keadaan sekarang.
5. Diantara faktor yang menyebabkan tidak mau menyusun analisis kelayakan
usaha adalah optimisme yang berlebih-lebihan. Misalnya seorang anak yang
hidup dalam lingkungan keluarga yang kaya dan mewah, semua kebutuhan
tercukupi dan tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan apa yang
menjadi keinginan. Anak tersebut tumbuh dewasa dengan optimisme yang
berlebihan dan terkadang menganggap bahwa menyusun sebuah rencana
apalagi lagi menyusun analisis kelayakan usaha merupakan perbuatan sia-sia
dan tidak bermanfat, ia beranggapan bahwa kegiatan tersebut menyulitkan
dan merepotkan. Perasaan-perasaan semacam ini telah menyebabkan
seseorang tidak dapat merasakan nikmatnya percaya diri, nikmatnya
melaksanakan sesuatu perbuatan, dan nikmatnya usaha untuk aktualisasi
diri. Dalam menyusun analisis kelayakan usaha memang dibutuhkan sifat
optimis karena sifat optimis merupakan bekal yang sangat penting demi
keberlangsungan kegiatan usaha. Akan tetapi, sifat optimis yang
berlebihlebihan terkadang dapat menyebabkan tidak dapat merasakan
nikmatnya kegiatan menyusun analisis kelayakan usaha.
6. Faktor lain yang menjadi penyebab tidak menyusun analisis kelayakan usaha
adalah melakukan hal-hal yang muncul mendadak, tengelam dalam hal-hal
tersebut dan menjadikannya sebagai point penting, serta adanya keengganan
untuk membedakan antara sesuatu yang penting, lebih penting, dan yang
harus dilakukan segera.
7. Adanya ketakutan terhadap hal-hal yang belum diketahui dan keinginan
hanya untuk bersandar kepada hal-hal yang diketahui saja. Tidak diragukan
lagi bahwa kegiatan menyusun analisis kelayakan usaha merupakan suatu
keahlian tersendiri dan membutuhkan adanya daya imajinasi atau
kemampuan untuk menggambarkan masa depan dan memperkirakan
prediksi yang diperoleh di masa depan yang di dalamnya meliputi resiko-
resiko yang akan ditemui.11

DAFTAR PUSTAKA

Abidatul Afiyah, dkk. 2015. Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian Home Industry.
Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 23 No. 1. Retrieved from:
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/
Ananda, Rusydi dan Tien Rafida. 2016. Pengantar Kewirausahaan. Medan: Perdana
Publishing.
Aziz, Abdul, dkk. 2017. Evaluasi Kelayakan Bisnis pada Perencanaan Usaha, Jurnal
Ekonomika, Vol 5, No 1. Retrieved from:
https://univ45sby.ac.id/jurnal/index.php/ekonomi/article/view/172
Setiadi, Agung. 2014. Analisis Kelayakan Usaha. Skripsi, Jurusan Teknik Industri
Faakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surkarta, Surakarta.
Febriyan, Heriyantho Yoshua. 2018. Studi Kelayakan Proyek Pembangunan Perumahan
Bethsaida Bitung,Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7. Retrieved From:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/17121

11
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar Kewirausahaan..., h.138-139.
Gunawan, Karebet. 2018. Peran Studi Kelayakan Bisnis Dalam Peningkatan UMKM, Jurnal
Bisnis dan Manajemen Islam, Vol 6, No 2. Retrieved from:
http://dx.doi.org/10.21043/bisnis.v6i2.4715
Hamal, Arif Yusuf. 2016. Pemahaman Strategi Bsinis dan Kewirausahaan, Jakarta :
Kencana.
Lazuardi, Reza Fiqhi. 2013.Analisis Kelayakan Usaha Mobile Carwash di Kota Bandung,
Jurnal  Online Teknik Industri Itenas, Vol.1, No.3. Retrieved from:
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaintegra/article/view/226
Manope, Billy Firman, dkk.,. 2014. Analisa Kelayakan Usaha Komoditas Biji dan Fuli Pala
melalui Penilaian Aspek Finansial pada Pedagang Pengumpul, Jurnal EMBA Vol.2,
No.4. Retrieved from: https://doi.org/10.35794/emba.v2i4.6271
Rinofah,Risal dan IGN Soni Kurniawan. 2016. Analisis Kelayakan Usaha Warung ”BURJO”,
Jurnal Kewirausahaan dan Bisnis, Vol 19, No 10. Retrieved from:
https://doi.org/10.20961/jkb.v19i10.8324
W, Marcelly Widya, dkk. 2017. Analisis Kelayakan Bisnis pada Perusahaan Industri Roti
Greyoung Bakery, Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen, Vol 6, No 2. Retrieved
from: https://doi.org/10.33024/jeram.v6i2.2155

Anda mungkin juga menyukai