Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................... 3
LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................ 4
A. Pengertian Studi Kelayakan Usaha ......................................................................................... 4
B. Tujuan Studi Kelayakan Usaha ....................................................................................... 4-5
C. Pihak-pihak yang Berkepentingan .................................................................................. 5-6
D. Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha ............................................................................ 6-11
E. Contoh Usaha Ice Cream .............................................................................................. 12-24
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................... 25
Simpulan ............................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pembahasan mengenai studi kelayakan bisnis tidak terlepas dari pemahaman manajemen
ditambah dengan melihat beberapa aspek yang terkait disana seperti aspek ekonomi, teknologi,
politik-hukum dan sosial-budaya. Dimana kesemua aspek ini saling memiliki keterkaitan satu
sama lainnya untuk mendukung kelayakan suatu bisnis baik dilihat dari segi mikro dan makro.

Aspek-aspek ini didalam manajemen dilihat sebagai bagian yang mampu mempengaruhi
keputusan bisnis, terutama sebagaimana dikatakan oleh Iman Soeharto (1999: 76) bahwa
pengkajian yang bersifat menyeluruh dan mencoba menyoroti segala aspek kelayakan proyek
atau investasi dikenal sebagai studi kelayakan. Sedangkan Yakob Ibrahim (1996: 92)
mendefinisikan studi kelayakan bisnis merupakan gambaran kegiatan usaha yang direncanakan,
sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Kelayakan Usaha


Menurut Kasmir dan Jakfar (2003: 10) Studi kelayakan bisnis atau usaha adalah kegiatan yang
mempelajari secara mendalam atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak
tidaknya usaha tersebut dijalankan
Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak
atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini
pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses
pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang
waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan
dasar implementasi kegiatan usaha.
Studi kelayakan usaha juga merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya
menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin
dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan,
misalnya rencana peluncuran produk baru.
Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan
perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menembah kapasitas pabrik,
memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin baru, memperluas
cakupn usaha, dan lain sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan
usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B,
dan lain sebagainya.

B. Tujuan Studi Kelayakan Usaha


Ketika ingin mengetahui kelayakan usaha kita, tentunya kita harus mengetahui tujuannya. Dalam
hal ini Kasmir dan Jakfar, (2003: 20) mengatakan “paling tidak ada lima tujuan mengapa
sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan”, yaitu:
1. Menghindari resiko kerugian. Untuk mengatasi resiko kerugian pada masa yang akan datang
harus ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau
terjadi tanpa dapat diramalkan. Fungsi studi kelayakan adalah meminimalkan resiko yang tidak
diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan. Apabila sudah dpat meramalkan yang akan terjadi pada masa
yang akan datang, kita dapat melakukan perencanaan dan hal-hal yang perlu direncakan.
3. Memudahkan pelaksaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah disusun akan memudahkan
pelaksaan usaha. Pedoman yang telah tersusun secara sistematis, menyebabkan usaha yang
dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
4. Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang sesuai dengan rencana yang sudah
disusun, akan memudahkan kita untuk melakukan pengawasan terhadapa jalanya usaha.
Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
5. Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan pengawasan, jika
terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat di lakukan pengendalian atas
penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah mengendalikan agar tidak melenceng dari
rel yang sesungguhnya, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.

C. Pihak-pihak yang Berkepentingan


Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha di antaranya:
1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada sudah barang tentu memerlukan
pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada ketidakpastian. Dalam
kewirausahaan, studi kelayakan usaha sangat penting dilakukan agar kegiatan usaha tidak
mengalami kegagalan dan memberi keuntungan sepanjang waktu. Studi kelayakan berfungsi
sebagai laporan, pedoman, dan bahan pertimbangan untuk merintis dan mengembangkan usaha
atau melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan wirausaha itu
sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang Dana
Bagi investor dan penyandang dana, studi kelayakan usaha sangat penting untuk memilih jenis
investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang ditanamkan atau
dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukannya memberikan jaminan pengembalian investasi
yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan sering digunakan sebagai bahan
pertimbangan layak atau tidaknya investasi dilakukan.
3. Masyarakat dan Pemerintah
Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah usaha
yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau sebaliknya justru
merugikan, seperti bagaimana dampak lingkungan, apakah positif atau negatif. Bagi pemerintah,
studi kelayakan sangat penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau penyediaan fasilitas
lainnya.

D. Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha


Secara umum suatu pengerjaan proyek/ usaha yang akan dilakukan dianggap feasible (layak)
adalah apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut mampu memberikan manfaat yang berarti kepada
publik (masyarakat).
2. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah dianggap mampu berkembang (expand) dan
yang terpenting memiliki kondisi kontinuitas usaha yang tinggi.
3. Proyek/usaha yang akan dikerjakan itu nantinya diperkirakan akan mampu tahan terhadap
berbagai goncangan ekonomi (economic fluctuation) baik karena faktor domestik maupun
global.
4. Proyek/usaha yang dikerjakan tahan terhadap berbagai masalah termasuk jika timbulnya
krisis kepercayaan.
5. Proyek/usaha tersebut diharapkan akan bisa menampung lapangan pekerjaan atau secara tidak
langsung telah mencoba mengurangi angka pengangguran (unemployment).
6. Proyek/usaha yang akan dilaksanakan tersebut diharapkan mampu memberikan suatu
keuntungan yang wajar dengan juga mampu untuk mengembalikan cicilan bunga beserta
pokoknya secara tepat waktu.
7. Proyek/ usaha yang sedang dilaksanakan adalah searah dengan konsep rencana pembangunan
pemerintah baik pemda dan pusat.
8. Manajer yang membawahi pengerjaan proyek/usaha tersebut adalah orang yang memiliki
pengalaman dan pendidikan yang cukup.
9. Manajer dan karyawan yang mengerjakan proyek/usaha tersebut adalah memiliki
performance yang dapat dipertanggungjawabkan secara konsep manajemen modern, seperti
kedisiplinan, loyalitas, kejujuran dan keinginan untuk terus memperbaiki kesalahan.
10. Diharapkan proyek/usaha tersebut berkeinginan dalam jangka panjang untuk menerapkan
penggunaan teknologi modern guna mengantisipasi perkembangan teknologi yang dinamis juga
untuk mengantisipasi akan munculnya para pesaing.
Beberapa aspek yang tidak bisa dihilangkan dalam kajian kelayakan yaitu:
1) Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam hal membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya, yaitu manajer proyek dan staf
proyek hendaknya dikaji secara cermat. Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan sebuah proyek bisnis sangat tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer dan
timnya. Membangun sebuat tim yang efektif merupakan suatu kombinasi antara seni dan ilmu
pengetahuan. Dalam membangun sebuah tim yang efektif, pertimbangan harus diadakan bukan
hanya pada keahlian teknis para manajer atau anggota tim semata, tetapi juga pada peranan
penting mereka dan keselarasan mereka dalam bekerja.

2) Aspek Teknis
Evaluasi aspek teknis mempelajari kebutuhan teknis proyek, sperti penentuan kapasitas produk,
jenis teknologi yang digunakan, penggunaan peralatan, dan mesin serta lokasi usaha yang paling
menguntungkan.
Setiap gagasan kewirausahaan- baik produksi barang maupun penyediaan jasa- mempunyai
aspek teknis yang hatus dianalisis seblum usaha implementasi gagasan dilaksanakan. Ada dua
langkah penting dalam proses ini, yaitu:
a. Identifikasi spesifikasi teknis penting
Evaluasi gagasan ventura baru hendaknya dimulai dengan identifikasi persyaratan teknis yang
kritis terhadapa pasar sehingga mampu memenuhi harapan dari pelanggan potensial. Persyaratan
teknis yang paling penting adalah:
1. Desain fungsional produk dan daya tarik penampilannya
2. Fleksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi cirri luar dari produk untuk memenuhi
permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan persaingan.
3. Daya tahan bahan baku produk dapat diandalkan, kinerja produk seperti yang diharapkan
pada kondisi operasi normal
4. Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi operasional daya guna yang bisa
diterima
5. Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah
6. Standariasasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak perlu
7. Kemudahan untuk diproduksi dan diproses dan kemudian untuk ditangani
b. Pengembangan dan uji coba produk
Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji laboratorium, evaluasi
bahan baku alternative, serta fabrikasi model dan prototype untuk uji lapangan. Untuk setiap
tahap pengujian, hasil negative dan positif harus ditimbang dan dilakukan penyesuaian yang
perlu.

3) Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu harus melakukan
penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang memadai
berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan memiliki
peluang pasar yang memadai atau tidak. Dalam analisis pasar, biasanya terdapat beberapa
komponen yang harus dianalisis dan dicermati, di antaranya:
a. Kebutuhan dan keinginan konsumen, jika kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi,
berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan
konsumen.
b. Segmentasi pasar, pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan
geografi, demografi, dan sosial budaya.
c. Target, terget pasar menyangkut banyaknya konsumen yan g dapat diraih.
d. Nilai tambah, wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap rantai
pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen akhir.
e. Masa hidup produk, harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama atau
tidak.
f. Struktur pasar, harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan termasuk pasar
persaingan tidak sempurna atau sempurna.
g. Persaingan dan strategi pesaing, harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau
rendah, jika persaingan tinggi berarti peluang pasar rendah.
h. Ukuran pasar, ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan.
i. Pertumbuhan pasar, pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan.
j. Laba kotor, apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah.
k. Pangsa pasar, pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang diminta
dengan jumlah barang dan jasa ditawarkan.

4) Aspek Produksi
Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis adalah:
a. Lokasi operasi, untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan efisien, baik
bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya.
b. Volume operasi, volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan,
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas.
c. Mesin dan peralatan, mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa
kini dan yang akan datang.
d. Bahan baku dan bahan penolong, bahan baku dan bahan penolong yang diperlukan harus
cukup tersedia.
e. Tenaga kerja, jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan keperluan jam kerja
dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
f. Tata letak, tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi harus tepat dan prosesnya
praktis sehingga dapat mendukung proses produksi.

5) Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat beberapa unsur yang harus dianalisis,
seperti:
a. Kepemilikan, bentuk kepemilikan perusahaan hendaknya dipilih yang tidak berisiko terlalu
tinggi dan menguntungkan.
b. Organisasi, bentuk organisasi perusahaan harus tepat dan efisien.
c. Tim manajemen, bila bisnis merupakan skala besar, maka sebaiknya dibentuk tim manajemen
yang solid.
d. Karyawan, karyawan harus disesuaikan dengan jumlah dan kualifikasi yang diperlukan.

6) Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan.
b. Sumber dana, yaitu sumber dana internal dan modal eksternal.
c. Proyeksi neraca, sangat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan.
d. Proyeksi laba rugi, proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun menggambarkan perkiraan laba atua
rugi di masa yang akan datang.
e. Proyeksi arus kas, dari arus kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban-kewajiban keuangannya.

7) Aspek Kemanfaatan
Aspek kemanfaatan yang dimaksud disini adalah bahwa proyek/usaha yang dikerjakan tersebut
nantinya diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat dan juga telah turut membantu
menyukseskan program pemerintah dalam pembangunan. Aspek ini dimaksudkan untuk
meyakini apakah secara yuridis rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu
rencana bisnis yang tidak layak tetap direalisasikan, bisnis berisiko besar akan dihentikan oleh
pihak yang berwajib atau oleh masyarakat. Dalam aspek ini menyangkut siapa pelaksana bisnis,
bisnis apa yang dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, dimana bisnis dilaksanakan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8) Aspek Kesempatan Kerja


Disini diharapkan bahwa proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah mampu untuk membuka
lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat yang otomatis itu adalah membantu pemerintah
untuk mengurangi jumlah angka pengangguran. Misalnya pada usaha yang sifatnya padat karya,
jelas untuk usaha seperti ini penyerapan jumlah tenaga kerja akan terasa sangat signifikan terjadi.

9) Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan menyangkut berbagai hal yang berhubungan dengan lingkungan dan dampak
yang ditimbulkan oleh keberadaan suatu perusahaan seperti pencemaran dan kerusakan
lingkungan yang ditimbulkannya. Keseimbangan ekosistem lingkungan harus selalu dijaga pada
saat kerusakan lingkungan sudah terjadi maka mengembalikan kembali kepada keseimbangan
semula adalah sangat sulit karena proses stabilitas lingkungan itu adalah memakan waktu yang
sangat lama.

10) Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik


a. Aspek Ekonomi, meliputi :
1. Rencana Pembangunan Nasional
2. Distribusi Nilai Tambah
3. Keuntungan Ekonomi Nasional
4. Hambatan di bidang ekonomi, dan
5. Dukungan Pemerintah
b. Aspek Sosial, meliputi:
1. Perusahaan sebagai lembaga sosial
2. Perubahan kondisi sosial yang kompleks
3. Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik
c. Aspek Politik, diutamakan pada good news dan bad news dari situasi poitik bagi suasana
bisnis, khususnya terhadap nilai kurs.
E. Contoh Usaha Ice Cream
1. Proyek yang Diusulkan
1.1.Sifat investasi
Sifat investasi dari bisnis yang kami usulkan adalah investasi baru. Sebab
sebelumnya pemilik belum pernah menjalankan usaha dagang Rainbow Ice Cream
ini.
1.2.Jenis produk
Jenis produk yang kami usulkan adalah ice cream dengan berbagai varian rasa.
Kami terinspirasi dari usaha ice cream yang sudah ada dan ramai diminati.
Sehingga kami berniat membuka stand etalase Rainbow Ice Cream di daerah hayam
wuruk yang memang ramai pelajar. Selain itu hal yang mendasari didirikannya
stand etalase Rainbow Ice Cream adalah ketiadaan bisnis serupa yang dijalankan di
daerah Hayam Wuruk.
Nilai lebih dari usaha kami adalah memungkinkan untuk melayani pesanan
berupa pembukaan stand di acara-acara seperti pernikahan, bazaar, ulang tahun,
seminar dan lain-lain. Selain itu kami juga melakukan program CSR dengan
menyediakan kotak sosial yang berfungsi sebagai pengumpulan dana untuk
sumbangan ke beberapa panti asuhan/panti jompo setiap 2 bulan sekali. Dari
kegiatan rutin tersebut diharapkan perusahaan memiliki citra yang baik bagi
masyarakat serta sebagai bentuk kepedulian sosial.

2. Aspek Hukum
Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini masih tergolong usaha kecil sehingga izin
dari pemerintah tidak perlu dilakukan. Izin yang kami peroleh adalah izin dari pemilik toko
setempat untuk membuka stand di depan toko mereka dengan perjanjian pembayaran uang
sewa dan pembayaran uang listrik.

3. Aspek Teknis
3.1.Penentuan lokasi usaha
Lokasi yang dipilih adalah Jl. Hayam Wuruk no. 206 karena daerah ini
sangat strategis dan belum terdapat usaha bisnis serupa. Penentuan letak usaha ini
mempertimbangkan faktor dekatnya lokasi dengan pasar atau konsumen karena di
sepanjang jalan Hayam Wuruk terdapat berbagai tempat les, sekolah dan kampus.
Sehingga banyaknya kegiatan anak-anak dan mahasiswa (pelajar) berlangsung di
daerah tersebut dan merupakan area yang ramai dikunjungi. Hal ini merupakan
potensi peluang pasar yang sangat besar untuk dimanfaatkan.
3.2.Sarana dan prasarana
Sarana yang kami gunakan untuk menunjang usaha kami adalah dengan
memanfaatkan : chest freezer ukuran tipe AB-108-T-X (ukuran 57cm x 49cm x
88cm) dengan kapasitas 105 liter, scoop dengan berbagai ukuran, dan sendok ice
cream.

Sedangkan untuk prasarananya kami menggunakan etalase (booth) beroda yang


didesain khusus untuk stand penjualan Rainbow Ice Cream. Sehingga dengan
booth ini etalase ice cream dapat secara fleksibel berpindah tempat menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi. Pemesanan pembuatan booth akan kami pesan pada
perusahaan designbooth.blog.com. Berikut gambaran design booth yang akan
kami gunakan:

3.3.Layout atau tata letak


Letak etalase berada di depan pertokoan atau ruko yang diatur sedemikian rupa
sehingga dapat secara efektif dan efisien melayani pembelian ice cream oleh
customer.
Selain itu etalase ini juga bisa berpindah secara fleksibel jika diperlukan.
Misalkan Rainbow Ice Cream akan membuka stand pada acara seminar,
pernikahan, dll.
3.4.Rencana operasi usaha dan luas produksi
Dikarenakan bisnis ini bergerak di bidang usaha dagang maka kami
membutuhkan supplier untuk memasok persediaan produk inti yang akan kami
jual kembali yakni ice cream dan waffle bowl. Supplier yang kami pilih untuk
memasok produk ice cream kami adalah Diamond (PT Sukanda Djaya). Karena
perusahaan ini memiliki reputasi yang baik akan kualitas (mutu) produk, cita rasa
dan pelayanannya serta telah memiliki brand image yang sudah terbangun di
masyarakat umum namun dengan harga yang terjangkau. Selain itu Diamond (PT
Sukanda Djaya) juga melayani pengantaran barang secara gratis/ Pemesanan ice
cream pada suplier dilakukan dua belas hari sekali dikarenakan sifat produk yang
mudah mencair dan belum cukupnya fasilitas penyimpanan persediaan yang
cukup besar. Maka sesuai dengan kapasitas chest freezer 105 liter akan memuat
12 pack ice cream Diamond kemasan 8 liter dengan 6 pilihan rasa (chocolate,
strawberry, vanilla, mocca, cappucino dan neopolitan). Sehingga untuk masing-
masing rasa kami memesan 2 pack karena kami belum tahu varian rasa apa saja
yang paling banyak di minati oleh para pembeli nantinya. Setiap pack (kemasan 8
liter) akan mampu memenuhi pesanan sebanyak 120 cup ice cream. Diharapkan
penjualan ice cream akan menghabiskan 1 pack setiap harinya atau dapat
dikatakan estimasi penjualan sebanyak 120 cup ice cream per hari.

Setelah semua perlengkapan dan peralatan siap maka etalase dapat segera dibuka.
Kemudian pembeli akan datang ke etalase dan memesan ice cream sesuai dengan
selera, penjaga stand men-scoop ice cream sesuai dengan pesanan dan
ditempatkan pada sebuah waffle bowl beserta dengan sendoknya. Penjaga stand
berkewajiban melayani pembeli hingga pembeli selesai melakukan pembayaran.

3.5.Proses penjualan
Karyawan yang bekerja sebanyak 2 orang. Karyawan pada shift pertama mulai
bekerja dari pukul 12 siang sampai pukul 4 sore. Dimana karyawan ketika baru
sampai di tempat kerja mulai membersihkan lingkungan sekitar stand dan
menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk penjualan. Ketika customer
tiba, karyawan melayani customer dengan mengucapkan salam terlebih dahulu
yaitu menyebut “siang/sore/malam” lalu mulai menanyakan mereka, mau memilih
ice cream dengan pilihan rasa yang mana. Setelah itu karyawan menyediakan dan
memberikan kepada customer lalu menerima uang pembayarannya dan
mengucapkan “terima kasih, selamat datang kembali”. Karyawan shift kedua
masuk pukul 4 sore sampai pukul 8 malam. Mendekati pukul 8 malam kira-kira
15 menit sebelum jam 8 malam, karyawan mulai merapikan peralatan dan
membersihkan peralatan/perlengkapan serta daerah sekitar stand.

4. Aspek Pemasaran
4.1. Potensi Permintaan
Perkembangan permintaan akan produk ice cream akan terus meningkat.
Mengingat kondisi wilayah Indonesia khususnya Bali pada iklim tropis dan suhu
pada siang hari mencapai 28-34oC dan akan terus meningkat pada musim panas.
Sehingga ice cream merupakan salah satu hidangan yang mampu menyegarkan
dahaga. Ice cream dapat dinikmati oleh seluruh kalangan sehingga potensi pasar
tak terbatas terutama bagi anak-anak. Kami melihat potensi pasar ini pada lokasi
yang kami pilih yaitu daerah hayam wuruk dimana terdapat berbagai tempat les,
sekolah, dan kampus yang memungkin bagi para pelajar tersebut untuk membeli
produk kami di jam-jam istirahat (siang) dan jam pulang (sore/malam). Selain itu
banyaknya acara yang menawarkan pembukaan stand dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan penjualan dan laba di saat-saat tertentu.
4.2. Penawaran
Usaha bisnis ice cream di daerah Denpasar memang sudah menjamur. Banyak
orang merintis bisnis ini karena banyaknya permintaan dan relatif mudah untuk
dijalankan. Namun kami melihat bahwa belum terdapatnya bisnis ice cream
dengan konsep etalase di daerah yang kami pilih. Selain itu produk yang kami
tawarkan berkualitas dengan supplier ternama, hygenis dan harga yang relatif
murah karena diperuntukkan bagi anak-anak dan pelajar.
4.3. Segmentasi, Targeting, Positioning
4.3.1. Segmentasi
Pada dasarnya, penikmat ice cream muncul dari berbagai kalangan.
Hampir semua orang menyukai ice cream. Namun, untuk memudahkan
strategi pemasaran berdasarkan 4 (empat) komponen, atau 4P, yaitu
produk (Product), harga (Price), distribusi (Place) dan promosi
(Promotion), maka segmentasi pasar target market Rainbow Ice Cream
secara umum dikategorikan sebagai berikut:
Usia : Anak-anak 5 – 14 tahun (60 %), Remaja 15 –
18 tahun (25%), Dewasa 18+ tahun (15 %)
Status Sosial Ekonomi: Menengah ke bawah
Pekerjaan : Pelajar, Mahasiswa, Pekerja, dan Keluarga
Daerah tempat tinggal : Perkotaan
4.3.2. Target
Target market penjualan Rainbow Ice Cream adalah anak-anak, pelajar,
dan mahasiswa yang berada di sekitar daerah Hayam Wuruk. Serta
peserta/undangan pada suatu acara seperti seminar, pernikahan, ulang
tahun, dll.
4.3.3. Positioning
Kami ingin menciptakan image dan citra bisnis ice cream ini dibenak
konsumen sebagai produk ice cream yang mengedepankan cita rasa,
hygenis, dan terjangkau. Kriteria yang tepat untuk memilih motto produk
dan perusahaan pada umumnya ialah simple, mudah diingat, mudah
diucapkan, mudah dipahami, dan menarik. Maka kami memilih tagline
“Rainbow Ice Cream : Mewarnai Harimu.”
4.4. Bauran Pemasaran
4.4.1. Product
Produk yang ditawarkan berupa waffle bowl ice cream dengan berbagai
varian rasa (chocolate, strawberry, vanilla, mocca, cappucino dan
neopolitan). Varian rasa yang cukup banyak dengan tampilan warna yang
menarik akan diminati oleh anak-anak mengingat target pasar kami 60 %
adalah anak-anak usia 5 – 14 tahun. Cup yang dipilih untuk menaruh ice
cream berupa waffle bowl, karena akan menambah kenyamanan konsumen
saat memegang dan memakannya. Selain itu akan mengurangi sampah
plastik karena cup dapat langsung dimakan oleh konsumen. Kami juga
akan menyediakan sendok ice cream dan tissue pada setiap pembelian.

4.4.2. Price
Harga yang ditetapkan untuk setiap ice cream adalah Rp 3500,-. Harga
dibuat relatif murah agar terjangkau oleh kalangan ekonomi menengah ke
bawah. Serta tidak memberatkan bagi anak-anak sekolah yang ingin
membeli ice cream dengan uang jajan hariannya. Penetapan harga
berdasarkan biaya produksi (cost plus pricing). Cost plus pricing yaitu
dengan biaya operasional/produksiyang seminimal mungkin, tetapi juga
akan dinaikkan seiring dengan mutu produk. Kami memberikan patokan
harga yang murah tetapi mampu bersaing dengan kompetitor. Sehingga
harga berkisar antara Rp 3.500,- saja.
4.4.3. Place
Tempat usaha yang dipilih adalah di Jalan Hayam Wuruk. Lokasi yang
dipilih cukup strategis karena terletak diantara gedung-gedung tempat les,
sekolah dan kampus. Daerah ini pun ramai pengunjung yang berlalu-
lalang dengan berbagai kepentingan.
4.4.4. Promotion
Promosi dilakukan di berbagai tempat keramaian secara intensif dengan
sales promotion sehingga diharapkan banyak orang yang mengetahui
keberadaan usaha dan tertarik untuk membeli produk.
Kegiatan promosi tersebut dapat berbentu iklan media sosial dengan
pembuatan berbagai akun jejaring sosial (seperti twitter, instagram,
facebook, path ,dll) untuk mengedepankan efisiensi dana maka biaya
promosi tidak dianggarkan. Bagian Pemasaran harus mampu sebisa
mungkin memanfaatkan wifi dimana pun ia berada jika terdapat akses
hotspot (seperti rumah, kampus, mall, tempat makan, cafe, dll )untuk
melakukan promosi di berbagai jejaring sosial.
Selain itu karena kami menerapkan sistem pesanan berbagai event dan
pembukaan stand yang dapat dilakukan adalah secara aktif melakukan lobi
dengan event organizer ataupun panitia acara. Sehingga kita dapat
menangkap setiap peluang penjualan yang ada.

5. Aspek Manajemen dan SDM


Struktur organisasi Raibow Ice Cream

PEMILIK/PENGURUS
(Reni, Ade, Novy, Igit)

KARYAWAN

Di dalam manajemen usaha dagang ice cream ini menggunakan 2 orang pekerja.
Adapun tugas yang dilakukan karyawan ini adalah menjaga stand ice cream dan
membersihkan daerah stand serta peralatannya dan juga melayani pembeli dengan cara
mengambilkan ice cream menggunakan scoop yang sudah tersedia. Pemilik dari usaha ini
adalah 4 orang yang bertugas menyampaikan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan
karyawan serta mencari peluang. Bila ada event, ikut serta untuk membuka stand ice
cream. Jam kerja karyawan shift pertama dimulai dari pukul 12 siang- 4 sore. Sedangkan
karyawan shift kedua mulai bekerja pukul 4 sore hingga 8 malam.

Jabatan Uraian Tugas Gaji Bulanan


Pemilik/Pengurus Bagian pemasaran (Reni) -
- Mempromosikan rainbow ice cream melalui
media sosial dan orang-orang sekitar melalui
perbincangan sehingga mampu mencapai
penjualan yang ditargetkan
- Melakukan kerjasama dengan event organizer
- Mencari tahu event yang ada sehingga bisa
melobi penyelenggara
Bagian operasi (Novy)
- Memperhatikan masalah stock penjualan
- Menghubungi suplier
- Merencanakan teknis proses operasi bisnis
- Membuat prosedur operasional yang harus
dilaksanakan oleh karyawan
Bagian Keuangan (Ade)
- Merencanakan anggaran keuangan
- Mencatat segala transaksi keuangan
- Membuat laporan keuangan
Bagian SDM (Igit)
- Merekrut karyawan
- Memberi pelatihan kepada karyawan
- Menmperharikan dan mengawasi kinerja
karyawan
- Melaksanakan pemberian gaji
- Berperan sebagai mediator antara
pemilik/pengurus dengan karyawan
Karyawan Melayani pembeli, menjaga stand, membersihkan Rp. 1.500.000
dan merawat stand serta peralatan yang
merupakan aktiva tetap

6. Aspek Sosial dan Ekonomi serta Dampak Lingkungan


6.1. Aspek Sosial Ekonomi
Rainbow ice cream sebagai usaha dagang ice cream yang memang usaha
ice cream sebelumnya sudah ada di kalangan masyarakat dan masyarakat pun
sudah banyak mengenal usaha ice cream lainnya. Usaha ini diharapkan memberi
dampak positif terhadap masyarakat bahwa dalam keadaan panas dengan hadirnya
ice cream dapat mendinginkan suasana seketika.
Adapun manfaat yang dapat dirasakan masyarakat sekitar yaitu dengan
berdirinya usaha ini bisa membuka peluang untuk tenaga kerja. Selain itu usaha ini
juga memberikan keuntungan bagi pemilik toko sebab bagian luar toko bisa
difungsikan dengan baik dan menghasilkan uang. Tidak hanya itu, pembeli juga
bisa merasakan manfaat sebab di hari yang panas mereka bisa menikmati ice
cream dengan memilih rasa sesuai dengan keinginan mereka.
Tidak hanya itu, supplier pun juga merasakan effect dari penjualan ice
cream ini. Sebab usaha ini menggunakan ice cream yang sudah jadi yang tinggal
dijual dalam cup. Supplier pun langsung mengirimkan ice cream mereka ke tempat
kami sehingga pengirimnya juga mendapat pekerjaan.

6.1.1. Dampak Lingkungan


Ke depannya bila usaha ini jalan maka akan menimbulkan dampak
terhadap persepsi masyarakat bahwa dalam keadaan panas yang bisa dicari
masyarakat adalah ice cream. Selain itu, dengan adanya kotak amal, usaha ini
diharapkan mampu membuat pola pikir masyarakat untuk membantu sesama yang
dalam hal ini membutuhkan bantuan dari orang lain.
7. Aspek Finansial
7.1.Neraca
Neraca
Debet Kredit
Modal Kerja Rp 3.693.600,00 Modal sendiri
Aktiva Tetap Rp 43.120.000,00 Reni Rp 11.703.400,00
Ade Rp 11.703.400,00
Igit Rp 11.703.400,00
Novy Rp 11.703.400,00
Total aktiva Rp 46.813.600,00 Rp 46.813.600,00
Keterangan : Lihat lampiran 1.
7.1.1. Rugi/ Laba
Laba Rugi
TAHUN / PERIODE
KOMPONEN
2015 2016 2017 2018 2019
Penjualan Rp 90.720.000,00 Rp 105.840.000,00 Rp 120.960.000,00 Rp 136.080.000,00 Rp 151.200.000,00
Harga pokok penjualan Rp 67.799.800,00 Rp 74.380.600,00 Rp 80.961.400,00 Rp 87.542.200,00 Rp 94.123.000,00
EBIT Rp 22.920.200,00 Rp 31.459.400,00 Rp 39.998.600,00 Rp 48.537.800,00 Rp 57.077.000,00
Pajak (0%) Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Laba bersih (EAT) Rp 22.920.200,00 Rp 31.459.400,00 Rp 39.998.600,00 Rp 48.537.800,00 Rp 57.077.000,00

Keterangan : Lihat lampiran 2


Asumsi:
Diestimasikan penjualan setiap tahunnya mengalami perubahan dan diharapkan
mampu mencapai full kapasitas (120 cups per hari atau 43200 cups per tahun) pada
tahun 2019. Maka :
-Penjualan tahun 2015 sebanyak 60% dari full capacity
-Penjualan tahun 2016 sebanyak 70% dari full capacity
-Penjualan tahun 2017 sebanyak 80% dari full capacity
-Penjualan tahun 2018 sebanyak 90% dari full capacity
-Penjualan tahun 2019 sebanyak 100% dari full capacity
7.1.2. Proyeksi kas bersih
Proyeksi kas bersih
TAHUN / PERIODE
Penerimaan
2015 2016 2017 2018 2019
EAT Rp 22.920.200,00 Rp 31.459.400,00 Rp 39.998.600,00 Rp 48.537.800,00 Rp 57.077.000,00
Depresiasi Rp 7.915.000,00 Rp 7.915.000,00 Rp 7.915.000,00 Rp 7.915.000,00 Rp 7.915.000,00
Proceeds Rp 30.835.200,00 Rp 39.374.400,00 Rp 47.913.600,00 Rp 56.452.800,00 Rp 64.992.000,00

7.1.3. Penilaian investasi


Payback Period
Payback Period
Investasi Rp 46.813.600,00
Kas Bersih tahun 1 Rp 30.835.200,00
Rp 15.978.400,00
PP = sisa investasi di tahun pertama/ proceeds tahun kedua x 12 bulan
= Rp15.978.400,00 / Rp39.374.400,00 x 12 bulan
= 4,869681824 atau 5 bulan

Maka payback period adalah 1 tahun 5 bulan . Dapat disimpulkan investasi layak
untuk dijalankan sebab tingkat pengembalian investasi tersebut adalah 1 tahun 5
bulan dimana asumsi tingkat pengembalian investasi selama 5 tahun.

Net present value


Kas besrih Discount Factor
No Tahun EAT Penyusutan PV kas bersih
(Proceeds) (DF) 20%
1 2015 Rp 22.920.200,00 Rp 7.915.000,00 Rp 30.835.200,00 0,833 Rp 25.685.721,60
2 2016 Rp 31.459.400,00 Rp 7.915.000,00 Rp 39.374.400,00 0,694 Rp 27.325.833,60
3 2017 Rp 39.998.600,00 Rp 7.915.000,00 Rp 47.913.600,00 0,579 Rp 27.741.974,40
4 2018 Rp 48.537.800,00 Rp 7.915.000,00 Rp 56.452.800,00 0,482 Rp 27.210.249,60
5 2019 Rp 57.077.000,00 Rp 7.915.000,00 Rp 64.992.000,00 0,402 Rp 26.126.784,00
Jumlah PV kas bersih Rp 134.090.563,20

Total PV kas bersih Rp 134.090.563,20


Total PV Investasi Rp 46.813.600,00
NPV Rp 87.276.963,20

Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena memiliki
nilai NPV yang positif yaitu Rp87.276.963,20

Profitability Indeks
PI = PV proceeds/ PV investasi
= Rp134.090.563,20 / Rp46.813.600,00
= 2,864350599
Jadi dari hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk di
jalankan karena nilai PI tersebut 2,9 > 1

IRR (Internal Rate of Return)


Kas besrih Discount Factor Discount Factor
No Tahun PV kas bersih PV Kas bersih
(Proceeds) (DF) 20% (DF) 80%
1 2015 Rp 30.835.200,00 0,833 Rp 25.685.721,60 0,555555556 Rp 17.130.666,67
2 2016 Rp 39.374.400,00 0,694 Rp 27.325.833,60 0,308641975 Rp 12.152.592,59
3 2017 Rp 47.913.600,00 0,579 Rp 27.741.974,40 0,171467764 Rp 8.215.637,86
4 2018 Rp 56.452.800,00 0,482 Rp 27.210.249,60 0,095259869 Rp 5.377.686,33
5 2019 Rp 64.992.000,00 0,402 Rp 26.126.784,00 0,052922149 Rp 3.439.516,33
Total PV kas bersih Rp 134.090.563,20 Rp 46.316.099,78
Total PV Investasi Rp 46.813.600,00 Rp 46.813.600,00
NPV C1 Rp 87.276.963,20 C2 Rp (497.500,22)

𝑃2 − 𝑃1
𝐼𝑅𝑅 = 𝑃1 − 𝐶1 ×
𝐶2 − 𝐶1

80 − 20
𝐼𝑅𝑅 = 20 − 87.276.963,20 ×
−497.500,22 − 87.276.963,20
60
= 20 − 87.276.963,20 ×
−87.774.463,42
= 20 + 0,597

= 20, 597

Karena IRR lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan sebesar 20% maka
investasi dapat diterima.
BAB III

PENUTUP

Simpulan
Studi kelayakan usaha merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
memulai suatu bisnis atau usaha. Dalam memulai usaha banyak yang harus diperhatikan, mulai
dari lokasi, barang yang akan di gunakan untuk usaha, sasaran atau objek yang akan menerima
barang, dana yang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut. Sehingga perlunya studi
kelayakan usaha.
Didalam melakukan usaha atau bisnis harus diperhatikan hal-hal yang yang penting, antara lain:
tujuan kelayakan usaha, pihak yang berkepentingan seperti pemilik perusahaan, invester atau
pemberi dana, masyarakat dan pemerintah, serta perlunya mengetahui aspek-aspek mengenai
kelayakan usaha, yaitu : Aspek Sumber daya manusia, produksi, pemasaran, teknis, keuangan,
kemanfaatan barang, kesempatan kerja, manajamen, lingkungan, social, ekonomi, dan politik.
Agar nantinya dalam berwirausaha berjalan lancer dan sesuai dengan target atau tujuan yang kita
inginkan sehingga menjadi wirausaha yang sukses.
DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana, A. 2014. KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik. Bandung: CV Pustaka Setia.


Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Umar, Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Fahmi, Irham. Dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Teori Dan Aplikasi. Cet-2. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai