Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembahasan mengenai studi kelayakan bisnis tidak terlepas dari
pemahaman manajemen ditambah dengan melihat beberapa aspek yang
terkait disana seperti aspek ekonomi, teknologi, politik-hukum dan sosial-
budaya. Dimana kesemua aspek ini saling memiliki keterkaitan satu sama
lainnya untuk mendukung kelayakan suatu bisnis baik dilihat dari segi
mikro dan makro.
Aspek-aspek ini didalam manajemen dilihat sebagai bagian yang
mampu mempengaruhi keputusan bisnis, terutama sebagaimana dikatakan
oleh Iman Soeharto (1999: 76) bahwa pengkajian yang bersifat
menyeluruh dan mencoba menyoroti segala aspek kelayakan proyek atau
investasi dikenal sebagai studi kelayakan. Sedangkan Yakob Ibrahim
(1996: 92) mendefinisikan studi kelayakan bisnis merupakan gambaran
kegiatan usaha yang direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi, serta
peluang yang tersedia dari berbagai aspek.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasar latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan yaitu.
1. Apa itu studi kelayakan usaha?
2. Apa tujuan studi kelayakan usaha?
3. Siapa saja pihak-pihak yang berkepentingan dalam kelayakan usaha?
4. Apa saja aspek dari studi kelayakan usaha?

1.3 Pembatasan Masalah


Masalah dalam makalah ini dibatasi oleh hal-hal mengenai studi kelayakan
usaha saja.

1.4 Tujuan dan Manfaat Permasalah


1. Untuk mengetahui studi kelayakan usaha.
2. Untuk mengetahui tujuan studi kelayakan usaha.
3. Untuk mengetahui pihak-pihak yang berkepentingan dalam kelayakan
usaha.
4. Untuk mengetahui aspek dari studi kelayakan usaha.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Studi Kelayakan Usaha

2
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003: 10) Studi kelayakan bisnis atau usaha
adalah kegiatan yang mempelajari secara mendalam atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak tidaknya usaha tersebut dijalankan.
Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah
penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan
menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas
berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan
proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang
waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena
akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.
Studi kelayakan usaha juga merupakan penelitian terhadap rencana bisnis
yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga
saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran
produk baru.
Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain
untuk:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun
pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain
sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk
menembah kapasitas pabrik, memperluas skala usaha, mengganti
peralatan/mesin, menambah mesin baru, memperluas cakupn usaha,
dan lain sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling
menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang
atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain
sebagainya.
2.2 Tujuan Studi Kelayakan Usaha
Ketika ingin mengetahui kelayakan usaha kita, tentunya kita harus
mengetahui tujuannya. Dalam hal ini Kasmir dan Jakfar, (2003: 20) mengatakan

3
“paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek
dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan”, yaitu:

1. Menghindari resiko kerugian. Untuk mengatasi resiko kerugian pada


masa yang akan datang harus ada semacam kondisi kepastian. Kondisi
ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau terjadi tanpa dapat
diramalkan. Fungsi studi kelayakan adalah meminimalkan resiko yang
tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang
tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan. Apabila sudah dpat meramalkan yang
akan terjadi pada masa yang akan datang, kita dapat melakukan
perencanaan dan hal-hal yang perlu direncakan.
3. Memudahkan pelaksaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah
disusun akan memudahkan pelaksaan usaha. Pedoman yang telah
tersusun secara sistematis, menyebabkan usaha yang dilaksanakan
dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
4. Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang sesuai dengan
rencana yang sudah disusun, akan memudahkan kita untuk melakukan
pengawasan terhadapa jalanya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan
agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
5. Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah
dilakukan pengawasan, jika terjadi penyimpangan akan mudah
terdeteksi, sehingga dapat di lakukan pengendalian atas penyimpangan
tersebut. Tujuan pengendalian adalah mengendalikan agar tidak
melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga tujuan perusahaan
akan tercapai.

2.3 Pihak-pihak yang Berkepentingan


Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi
kelayakan usaha di antaranya:

4
1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada sudah barang
tentu memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada
ketidakpastian. Dalam kewirausahaan, studi kelayakan usaha sangat penting
dilakukan agar kegiatan usaha tidak mengalami kegagalan dan memberi
keuntungan sepanjang waktu. Studi kelayakan berfungsi sebagai laporan,
pedoman, dan bahan pertimbangan untuk merintis dan mengembangkan usaha
atau melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan
wirausaha itu sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang Dana
Bagi investor dan penyandang dana, studi kelayakan usaha sangat penting
untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan
atas modal yang ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang
dilakukannya memberikan jaminan pengembalian investasi yang memadai atau
tidak. Oleh investor, studi kelayakan sering digunakan sebagai bahan
pertimbangan layak atau tidaknya investasi dilakukan.
3. Masyarakat dan Pemerintah
Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan
kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya atau sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana
dampak lingkungan, apakah positif atau negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan
sangat penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau penyediaan fasilitas
lainnya.
2.4 Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha
Secara umum suatu pengerjaan proyek/ usaha yang akan dilakukan
dianggap feasible (layak) adalah apabila memenuhi kriteria dibawah ini:

1. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut mampu memberikan manfaat


yang berarti kepada publik (masyarakat).
2. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah dianggap mampu
berkembang (expand) dan yang terpenting memiliki kondisi
kontinuitas usaha yang tinggi.

5
3. Proyek/usaha yang akan dikerjakan itu nantinya diperkirakan akan
mampu tahan terhadap berbagai goncangan ekonomi (economic
fluctuation) baik karena faktor domestik maupun global.
4. Proyek/usaha yang dikerjakan tahan terhadap berbagai masalah
termasuk jika timbulnya krisis kepercayaan.
5. Proyek/usaha tersebut diharapkan akan bisa menampung lapangan
pekerjaan atau secara tidak langsung telah mencoba mengurangi
angka pengangguran (unemployment).
6. Proyek/usaha yang akan dilaksanakan tersebut diharapkan mampu
memberikan suatu keuntungan yang wajar dengan juga mampu untuk
mengembalikan cicilan bunga beserta pokoknya secara tepat waktu.
7. Proyek/ usaha yang sedang dilaksanakan adalah searah dengan
konsep rencana pembangunan pemerintah baik pemda dan pusat.
8. Manajer yang membawahi pengerjaan proyek/usaha tersebut adalah
orang yang memiliki pengalaman dan pendidikan yang cukup.
9. Manajer dan karyawan yang mengerjakan proyek/usaha tersebut
adalah memiliki performance yang dapat dipertanggungjawabkan
secara konsep manajemen modern, seperti kedisiplinan, loyalitas,
kejujuran dan keinginan untuk terus memperbaiki kesalahan.
10. Diharapkan proyek/usaha tersebut berkeinginan dalam jangka
panjanguntuk menerapkan penggunaan teknologi modern guna
mengantisipasi perkembangan teknologi yang dinamis juga untuk
mengantisipasi akan munculnya para pesaing.

Beberapa aspek yang tidak bisa dihilangkan dalam kajian kelayakan yaitu:
1) Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam hal membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya, yaitu manajer
proyek dan staf proyek hendaknya dikaji secara cermat. Kesuksesan suatu
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangat
tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer dan timnya. Membangun sebuat
tim yang efektif merupakan suatu kombinasi antara seni dan ilmu pengetahuan.
Dalam membangun sebuah tim yang efektif, pertimbangan harus diadakan bukan

6
hanya pada keahlian teknis para manajer atau anggota tim semata, tetapi juga pada
peranan penting mereka dan keselarasan mereka dalam bekerja.

2) Aspek Teknis
Evaluasi aspek teknis mempelajari kebutuhan teknis proyek, sperti
penentuan kapasitas produk, jenis teknologi yang digunakan, penggunaan
peralatan, dan mesin serta lokasi usaha yang paling menguntungkan.
Setiap gagasan kewirausahaan- baik produksi barang maupun penyediaan
jasa- mempunyai aspek teknis yang hatus dianalisis seblum usaha implementasi
gagasan dilaksanakan. Ada dua langkah penting dalam proses ini, yaitu:

a. Identifikasi spesifikasi teknis penting


Evaluasi gagasan ventura baru hendaknya dimulai dengan identifikasi
persyaratan teknis yang kritis terhadapa pasar sehingga mampu memenuhi
harapan dari pelanggan potensial. Persyaratan teknis yang paling penting adalah:

1. Desain fungsional produk dan daya tarik penampilannya


2. Fleksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi ciri luar dari produk
untuk memenuhi permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan
persaingan.
3. Daya tahan bahan baku produk dapat diandalkan, kinerja produk
seperti yang diharapkan pada kondisi operasi normal
4. Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi
operasional daya guna yang bisa diterima
5. Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah
6. Standariasasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak perlu
7. Kemudahan untuk diproduksi dan diproses dan kemudian untuk
ditangani

b. Pengembangan dan uji coba produk


Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji
laboratorium, evaluasi bahan baku alternative, serta fabrikasi model dan prototype

7
untuk uji lapangan. Untuk setiap tahap pengujian, hasil negative dan positif harus
ditimbang dan dilakukan penyesuaian yang perlu.

3) Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu
harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi
pemasaran yang memadai berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang
akan dirintis atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau
tidak. Dalam analisis pasar, biasanya terdapat beberapa komponen yang harus
dianalisis dan dicermati, di antaranya:

a. Kebutuhan dan keinginan konsumen, jika kebutuhan dan keinginan


konsumen terpenuhi, berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan
layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Segmentasi pasar, pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi,
misalnya berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya.
c. Target, terget pasar menyangkut banyaknya konsumen yan g dapat
diraih.
d. Nilai tambah, wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan
jasa pada setiap rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga
konsumen akhir.
e. Masa hidup produk, harus dianalisis apakah masa hidup produk dan
jasa bertahan lama atau tidak.
f. Struktur pasar, harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan
dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna atau sempurna.
g. Persaingan dan strategi pesaing, harus dianalisis apakah tingkat
persaingan tinggi atau rendah, jika persaingan tinggi berarti peluang
pasar rendah.
h. Ukuran pasar, ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan.
i. Pertumbuhan pasar, pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari
pertumbuhan volume penjualan.
j. Laba kotor, apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah.

8
k. Pangsa pasar, pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang
dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa ditawarkan.

4) Aspek Produksi
Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis adalah:

a. Lokasi operasi, untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling


strategis dan efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi
pelanggannya.
b. Volume operasi, volume operasi harus relevan dengan potensi pasar
dan prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan kapasitas.
c. Mesin dan peralatan, mesin dan peralatan harus sesuai dengan
perkembangan teknologi masa kini dan yang akan datang.
d. Bahan baku dan bahan penolong, bahan baku dan bahan penolong
yang diperlukan harus cukup tersedia.
e. Tenaga kerja, jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan
dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk
menyelesaikannya.
f. Tata letak, tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi harus
tepat dan prosesnya praktis sehingga dapat mendukung proses
produksi.

5) Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat beberapa unsur yang
harus dianalisis, seperti:
a. Kepemilikan, bentuk kepemilikan perusahaan hendaknya dipilih
yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
b. Organisasi, bentuk organisasi perusahaan harus tepat dan efisien.
c. Tim manajemen, bila bisnis merupakan skala besar, maka sebaiknya
dibentuk tim manajemen yang solid.

9
d. Karyawan, karyawan harus disesuaikan dengan jumlah dan
kualifikasi yang diperlukan.

6) Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional


perusahaan.
b. Sumber dana, yaitu sumber dana internal dan modal eksternal.
c. Proyeksi neraca, sangat penting untuk mengetahui kekayaan
perusahaan.
d. Proyeksi laba rugi, proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun
menggambarkan perkiraan laba atua rugi di masa yang akan datang.
e. Proyeksi arus kas, dari arus kas dapat dilihat kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangannya.

7) Aspek Kemanfaatan
Aspek kemanfaatan yang dimaksud disini adalah bahwa proyek/usaha yang
dikerjakan tersebut nantinya diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat dan
juga telah turut membantu menyukseskan program pemerintah dalam
pembangunan. Aspek ini dimaksudkan untuk meyakini apakah secara yuridis
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu rencana bisnis yang
tidak layak tetap direalisasikan, bisnis berisiko besar akan dihentikan oleh pihak
yang berwajib atau oleh masyarakat. Dalam aspek ini menyangkut siapa
pelaksana bisnis, bisnis apa yang dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, dimana
bisnis dilaksanakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8) Aspek Kesempatan Kerja


Disini diharapkan bahwa proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah
mampu untuk membuka lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat yang
otomatis itu adalah membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah angka

10
pengangguran. Misalnya pada usaha yang sifatnya padat karya, jelas untuk usaha
seperti ini penyerapan jumlah tenaga kerja akan terasa sangat signifikan terjadi.

9) Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan menyangkut berbagai hal yang berhubungan dengan
lingkungan dan dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan suatu perusahaan
seperti pencemaran dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.
Keseimbangan ekosistem lingkungan harus selalu dijaga pada saat kerusakan
lingkungan sudah terjadi maka mengembalikan kembali kepada keseimbangan
semula adalah sangat sulit karena proses stabilitas lingkungan itu adalah memakan
waktu yang sangat lama.

10) Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik


a. Aspek Ekonomi, meliputi :
1. Rencana Pembangunan Nasional
2. Distribusi Nilai Tambah
3. Keuntungan Ekonomi Nasional
4. Hambatan di bidang ekonomi, dan
5. Dukungan Pemerintah

b. Aspek Sosial, meliputi:


1. Perusahaan sebagai lembaga sosial
2. Perubahan kondisi sosial yang kompleks
3. Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik
c. Aspek Politik, diutamakan pada good news dan bad news dari
situasi poitik bagi suasana bisnis, khususnya terhadap nilai kurs.

2.5 Kelayakan Usaha/Bisnis (Kriteria Investasi)

11
Investasi merupakan suatu tindakan melepas dana saat sekarang dengan
harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang
lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial
investment).

Ditinjau dari ruang lingkup usaha, investasi dibagi 2, yaitu:


1) Investasi pada aktiva nyata (real assets atau rel investment), misalnya
untuk pendirian pabrik-pabrik, pendirian hotel/ restoran, perkebunan, dan
lain-lain.
2) Investasi pada aktiva keuangan (financial assets atau financial investment),
seperti pembelian surat-surat berharga, baik berupa saham maupun
obligasi.

Untuk mengetahui layak tidaknya suatu usaha/investasi yang dilakukan


dan menguntungkan secara ekonomis dipergunakan kriteria yaitu :
1. Net Present Value (NPV)
2. Internal Rate of Return (IRR)
3. Payback Period (PP)
4. Profitability Index (PI)
5. Accounting Rate Of Return (ARR)

2.5.1. Net Present Value (NPV)


NPV adalah kriteria terpenting dalam evaluasi sebuah investasi merupakan
tujuan manajemen keuangan semua perusahaan untuk meningkatkan atau
menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham. NPV adalah selisih jumlah
kas yang yang dihailkan sebuah proyek investasi dan nilai investasi yang
diperlukan atau selisih PV dari sebuah proyek dan investasi awal.
Dalam metode ini, pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present
value) dari keseluruhan proceeds yang diharapkan atas discount rate tertentu.
Kemudian jumlah present value dari keseluruhan selama usianya dikurangi
dengan present value dari jumlah investasinya (initial investment). Selisih antara

12
Present Value dari keseluruhan dengan Present Value dari pengeluaran modal
(Capital outlays) dinamakan nilai neto sekarang (Net Present Value).

Rumus yang digunakan :

Misal jika suku bunga diasumsikan sama tiap tahunnya sebesar 12% dan arus kas
masuk bersih pun sama yaitu sebesar Rp. 5.700.000,- serta nilai invvestasi awal
sebesar Rp.18.000.000,- maka dengan perhitungan sederhana nilai NPV didapat
sebesar Rp. 2.547.110,49-.

Kesulitan penggunan NVP adalah investor atau manajer keuangan harus medapat
tingkat diskonto yang representatif untuk setiap proyek investsi. Untuk investor
perusahaan, tingkat diskonto ini adalah rata-rata tertimbang dari biaya dana atau
rata-rata tertimbang dari struktur modal perusahaan itu. Untuk investor individu,
tingkat diskonto yang relevan adalah biaya bunga pinjaman atau biaya modal
sendiri.

Adapun Kelebihan dari NPV, sebagai berikut:


a. Memperhatikan nilai waktu dari pada uang (time value of money)

13
b. Mengutamakan aliran kas yang lebih awal
c. Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek atau investasi
Kelemahan dari NPV, sebagai berikut:
a. Memerlukan perhitungan Cost Of Capital sebagai Discount Rate
b. Lebih sulit penerapannya dari pada Pay Back Period

2.5.2. Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi
dengan menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang.
IRR ialah menentukan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang
dari arus kas bersih yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama
dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV if capital outlays).
Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial dan error”. Yaitu dengan cara
coba-coba. Pertama-tama jika menghitung Present Value dari proceeds suatu
investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih. Kemudian hasil
perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah Present Value dari outlet-nya.

Contoh:
Hitunglah IRR dari sebuah investasi yang dapat memberikan arus kas bersih Rp
5.000.000 secara terus-menerus jika investasi awal yang diperlukan Rp
400.000.000
Jawab: IRR = 5.000.000/400.000.000
= 1,25 % per bulan
= 15 % p.a

14
Adapun Kelebihan dari IRR, sebagai berikut:
a. Tidak mengakibatkan aliran kas selama periode proyek
b. Memperhitungkan nilai waktu dari pada uang
c. Mengutamakan aliran kas awal dari pada aliran kas belakangan
Kelemahan dari IRR, sebagai berikut :
Memerlukan perhitungan COC (Cost Of Capital) sebagai batas minimal dari nilai
yang mungkin dicapai.

2.5.3. Payback Period (PP)


Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas netto (net
cash flow), atau total arus kas bersih dalam periode tertentu sama dengan
pengeluaran investasi di awal periode.
Metode payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau
aliran kas netto (net cash flow).
Payback period adalah periode modal kembali atau lamanya waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan investasi awal atau modal yang sudah
dikeluarkan. Metode ini juga sering disebut dengan metode pemulihan investasi
yang merupakan metode analisi kelayakan investasi untuk menilai jangka waktu
(tahun) pemulihan seluruh modal yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan.
Cara untuk mengambil keputusan dengan metode ini ialah dengan
membandingkan Payback Period investasi yang diusulkan dengan umur ekonomis
aktiva, apabila payback period lebih pendek dari umur ekonomisnya maka
rencana investasi dapat diterima, serta sebaliknya

15
Contoh:
Suatu proyek investasi bernilai Rp. 15.000.000,-. Proceed tiap tahunnya adalah
sama, yaitu sebesar Rp. 4.000.000,-, maka periode pengembalian investasi
tersebut adalah :

Ini berarti proyek investasi sistem informasi akan tertutup dalam waktu 3 tahun 9
bulan.
Bila proceed tiap tahun tidak sama besarnya, maka harus dihitung satu persatu.
Misalnya nilai proyek adalah Rp. 15.000.000,- umur ekonomis proyek adalah 4
tahun dan proceed tiap tahunnya adalah :
 Proceed tahun 1 sebesar Rp. 5.000.000,-
 Proceed tahun 2 sebesar Rp. 4.000.000,-
 Proceed tahun 3 sebesar Rp. 4.500.000,-
 Proceed tahun 4 sebesar Rp. 6.000.000,-
Maka Payback Period dapat dihitung sebagai berikut :

Sisa investasi tahun 4 tertutup oleh proceed tahun ke 4, sebagian dari sebesar
Rp.6.000.000,- yaitu Rp.1.500.000,-/Rp.6.000.000,- =1/3 bagian. Jadi payback
period investasi ini adalah 3 tahun 3 bulan.

16
Adapun Kelebihan dari PP, sebagai berikut:
a. Mudah dipahami (metode yang paling sederhana)
b. Selaras dengan ketidakpastian arus kas di masa mendatang (makin kecil arus
kas yang diperoleh maka semakin lama kembali modalnya)
c. Menggunakan arus kas (bukan laba pembukuan).
Kelemahan dari PP, sebagai berikut :
a. Mengabaikan nilai waktu uang
b. Mengabaikan proceeds setelah PP dicapai
c. Mengabaikan nilai sisa
d. Untuk mengatasi metode PP beberapa perusahaan memodifikasi dengan
pendekatan DPP (Discounted Payback periode ) yaitu lamanya waktu yang
diperlukan agar present value dari arus kas bersih proyek dapat menegembalikan
investasi awal.

2.5.4. Profitability Index (PI)


Profitability Index menghitung nilai tunai arus kas masuk bersih dibagi
nilai tunai investasi. Jika nilainya lebih besar dari 1, maka proyek investasi
tersebut dianggap layak, dan sebaliknya.
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan
datang dengan nilai investasi yang sekarang. Profitability Index harus lebih besar
dari 1 baru dikatakan layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak.

Contoh:
Sebuah proyek investasi membuka kafe baru membutuhkan investasi awal
Rp400.000.000 dan mampu menghasilkan arus kas bersih Rp500.00.000 per
bulan, berapakah indeks profitabilitasnya?
IP = 500.000,00/400.000,00

= 1,25

17
Adapun Kelebihan dari metode PI, sebagai berikut :
a. Memperhitungkan nilai waktu dari pada uang (time value of money)
b. Menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan digunakan
c. Konsisten dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kekayaan
pemegang saham.

Kelemahan dari metode PI, sebagai berikut :


Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada proyek- proyek yang
mutually exsclusive yang memiliki unsur ekonomis dan skala yang berbeda.

2.5.5.Accounting Rate Of Return (ARR)


Accounting Rate Of Return (ARR) menghitung rata-rata laba bersih
(earning after tax) dari suatu proyek dibagi nilai tunai investasi. Jika hasil lebih
besar daripada biaya modal proyek, maka dianggap proyek tersebut layak dan
begitupula sebaliknya.
Metode ARR ini mengukur profitabilitas suatu investasi dari segi
akuntansi konvensional. Metode ini menggunakan dasar laba akuntansi. Caranya
dengan mambagi EAT (Earning After Tax) dengan initial investment, baik total
investment maupun average investment.

Contoh :
Proyek butuh dana 280.000.000, umur 3 tahun, nilai sisa 40.000.000.
Laba setelah pajak 3 tahun berturut-turut. Tahun ke-1 40.000.000, tahun ke-2
50.000.000 dan tahun ke-3 30.000.000
Jawab:
(40.000.000+ 50.000.000 + 30.000.000 ) : 3
ARR = ____________________________________ x 100%
( 280.000.000 + 40.000.000 ) / 2

18
= 40.000.000/ 160.000.000
= 0,25
ARR = 25%

Adapun Kelebihan dari metode ARR, sebagai berikut :


a. Mudah menghitungnya
b. Informasi yang diperlukan biasanya tersedia
Kelemahan dari metode ARR, sebagai berikut :
a. Mengabaikan nilai waktu uang
b. Hanya menitikberatkan masalah akuntansi, kurang memperhatikan
aliran kas
c. pendekatan jangka pendek , angka rata-rata menyesatkan
d. Kurang memperhatikan lamanya jangka waktu investasi

2.6 Analisis SWOT


2.6.1 Pengertian Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strength, Weakness,
Opportunities, dan Threats. Seperti namanya, Analisis SWOT merupakan suatu
teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk mengevaluasi Kekuatan
(Strength) dan Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities) dan Ancaman
(Threats) dalam suatu proyek, baik proyek yang sedang berlangsung maupun
dalam perencanann proyek baru. Analisis SWOT bukan hanya dapat digunakan
dalam bisnis, tetapi juga dapat digunakan pada pribadi kita sendiri dalam
pengembangan karir.
Analisis SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert S Humphrey pada
tahun 1960-an dalam memimpin proyek riset di Stanford Research Institute yang
menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.

2.6.2 Komponen Dasar Analisis SWOT


Analisis SWOT terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
 Strength (Kekuatan) atau disingkat dengan “S”, yaitu karakteristik
organisasi ataupun proyek yang memberikan kelebihan / keuntungan
dibandingkan dengan yang lainnya.

19
 Weakness (Kelemahan) atau disingkat dengan “W”, yaitu karakteristik
yang berkaitan dengan kelemahan pada organisasi ataupun proyek
dibandingkan dengan yang lainnya.
 Opportunities (Peluang) atau disingkat dengan “O”, yaitu Peluang yang
dapat dimanfaatkan bagi organisasi ataupun proyek untuk dapat
berkembang di kemudian hari.
 Threats (Ancaman) atau disingkat dengan “T”, yaitu Ancaman yang akan
dihadapi oleh organisasi ataupun proyek yang dapat menghambat
perkembangannya.

Dari keempat komponen dasar tersebut, Strength (kekuatan) dan Weakness


(Kelemahan) adalah faktor internal organisasi/proyek itu sendiri, sedangkan
Oppoturnities (Peluang) dan Threats (Ancaman) merupakan faktor eksternal yang
mempengaruhi perkembangan organisasi ataupun proyek. Oleh karena itu,
Analisis SWOT juga sering disebut dengan Analisis Internal-Eksternal (Internal-
External Analisis) dan Matriks SWOT juga sering dikenal dengan Matrix IE (IE
Matrix).

Cara Menggunakan Analisis SWOT


Untuk melakukan Analisis SWOT, kita perlu membuat beberapa pertanyaan dan
menjawabnya sendiri seperti contoh-contoh berikut ini :
 Strength (Kekuatan)
 Kelebihan apa yang dimiliki oleh organsiasi ?
 Apa yang membuat organisasi lebih baik dari organisasi lainnya?
 Keunikan apa yang dimiliki oleh organisasi ?
 Apa yang menyebabkan kita mendapatkan penjualan ?
 Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu
kelebihan ?

 Weakness (Kelemahan)
 Apa yang dapat ditingkatkan dalam organisasi ?
 Apa yang harus dihindari oleh organisasi ?
 Faktorapa yang menyebabkan kehilangan penjualan ?
 Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu
kelemahan organisasi kita ?
 Apa yang dilakukan oleh pesaing sehingga mereka dapat lebih baik
dari organisasi kita ?

20
 Opportunities (Peluang)
 Kesempatan apa yang dapat kita lihat ?
 Perkembangan tren apa yang sejalan dengan organisasi kita ?
 Threats (Ancaman)
 Hambatan apa yang kita hadapi sekarang ?
 Apa yang dilakukan oleh pesaing organisasi ?
 Perkembangan Teknologiapa yang menyebabkan ancaman bagi
organisasi ?
 Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan mengancam
perkembangan organisasi ?

Contoh Analisis SWOT Perusahaan Jasa – Gojek


Strength (Kekuatan)
 Sebagai perintis ojek online di Indonesia
 Jaringan driver lebih luas dibandingkan dengan ojek online yang lain
 Sebagai startup lokal yang terbilang besar
 Memiliki brand recognition yang tinggi dan lebih mudah dipahami oleh
pasar lokal
 Memiliki banyak pilihan layanan online dibandingkan startup yang lain
 Go-food sangat populer bahkan bisa saja dijadikan sumber pendapatan
utama di masa mendatang
 Branding Gojek begitu melekat di hati para masyarakat
Weakness (Kelemahan)
 Pengeluaran modal masih terbilang sangat besar
 Pengelolaan keuangan masih kurang baik
 Beberapa kota di Indonesia masih belum tersedia layanan Gojek
 Ada oknum driver yang sesekali merusak nama baik
 Customer service call center mereka sulit untuk dijangkau dan tidak
menyediakan cukup informasi.
Opportunity (Kesempatan)
1. Delivery makanan menjadi sangat populer akhir-akhir ini
2. Sistem pengiriman paket barang saat ini sangat di gemari oleh masyarakat
3. Ada beberapa kota yang belum tersedia layanan ojek online

21
Threat (Ancaman)
 Peraturan pemerintah bisa saja sesekali merugikan perusahaan
 Kompetitor yang terus berkembang dengan inovasi-inovasinya
Membuat Strategi/Solusi
 Perkembangan pada bidang Customer service
 Peningkatan pada desain aplikasi Gojek, khususnya dalam metode
pemesanan.
 Peningkatan pada layanan Go-food
 Penambahan sistem pembayaran melalui kartu kredit
 Perlu pemerataan Jumlah driver Gojek di setiap daerah layanan
 Fokus dalam perbaikan pada waktu morning commute dimana pada waktu
ini angka bookingsangat tinggi
 Harus memiliki tim marketing khusus untuk kostumer korporasi mau
bergabung ke layanan Gojek
 Bekerja dengan beberapa penjual untuk menawarkan harga spesial pada
layanan Go-food
 Peningkatan dalam segala pada layanan kurir atau Go-send, karena
layanan ini merupakan salah satu aset penting.
 Menambah layanan di semua kota di Indonesia agar menjadi semakin
dekat dengan masyarakat

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Studi kelayakan usaha merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memulai suatu bisnis atau usaha. Dalam memulai usaha
banyak yang harus diperhatikan, mulai dari lokasi, barang yang akan di gunakan
untuk usaha, sasaran atau objek yang akan menerima barang, dana yang yang

22
dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut. Sehingga perlunya studi kelayakan
usaha.
Didalam melakukan usaha atau bisnis harus diperhatikan hal-hal yang yang
penting, antara lain: tujuan kelayakan usaha, pihak yang berkepentingan seperti
pemilik perusahaan, invester atau pemberi dana, masyarakat dan pemerintah, serta
perlunya mengetahui aspek-aspek mengenai kelayakan usaha, yaitu : Aspek
Sumber daya manusia, produksi, pemasaran, teknis, keuangan, kemanfaatan
barang, kesempatan kerja, manajamen, lingkungan, social, ekonomi, dan politik.
Agar nantinya dalam berwirausaha berjalan lancer dan sesuai dengan target atau
tujuan yang kita inginkan sehingga menjadi wirausaha yang sukses.

23

Anda mungkin juga menyukai