Anda di halaman 1dari 9

UJI FISIK

PENENTUAN NILAI KETERGERUSAN HARDGROVE


( HGI )
I.

TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu :
Menentukan Indeks Ketergerusan Hardgrove dari batubara.
Menjelaskan pengertian dan peranan fisik batubara.

II.

ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan :
1. Sieving Machine
2. Hardgrove Grindability Index
3. Riffle
4. Kuas
5. Neraca Analitik
Bahan yang digunakan :
1. Batubara yang telah dipreparasi

III.

DASAR TEORI
Batubara merupakan mineral bahan bakar yang terbentuk sebagai suatu
cebakan sedimenter yang berasal dari penimbunan dan pengendapan hancuran
bahan berselulosa yang bersal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan ini terpadatkan dan
berubah karena adanya proses tekanan dan panas.
Bentuk awal dari hasil penimbunan dan pemadatan ini adalah berupa
gambut yang setelah mengalami tekanan dan panas akan berubah berturut-turut
peat, lignit, sub-bittuminus, bittuminus, dan antrasit tergantung dari besarnya
tekanan dan pemanasan yang dialami.
Preparasi sampel batubara adalah mempersiapkan cuplikan sampel yang
mewakili seluruh sampel asal untukl keperluan analisis. Sampel batubara yang
akan dipreparasi ini berasal dari gross sampel yang telah disampling dengan
jumlah tertentu sesuai untuk keperluan analisis.
Preparasi sampel mencakup beberapa pengerjaan

yang terdiri dari

pengeringan, pengecilan ukuran butir, pengadukan sampel dan pembagian


sampel. Pengeringan sampel dilakukan untuk mendapatkan kondisi tertentu

sehingga dapat dilakukan penggerusan dan pembagian sampel tanpa kehilangan


berat dan terkotori. Pengecilan ukuran butir dilakukan dengan cara pemecahan
dan penggerusan bongkahan batubara sampai ukuran tertentu yang menjamin
tidak akan merubah kualitas batubara tersebut. Pengadukan sampel dilakukan
dengan cara mengaduk sampel untuk mendapatkan sampel yang homogen.
Pembagian sampel dilakukan dengan cara mengurangi berat sampel
dengan menggunakan alat pembagi sampel tanpa merubah ukuran butir sehingga
diperoleh sampel yang mewakili seluruh sampel awal. Kualitas batubara adalah
sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi potensi kegunaannya.
Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter penyusunnya,
serta oleh derajat coalification (rank).Umumnya, untuk menentukan kualitas
batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis
proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan
jumlah air (moisture), zat terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon),
dan kadar abu (ash), sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan
kandungan unsur kimia pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang.
Kualitas batubara ini diperlukan untuk menentukan apakah batubara
tersebut menguntungkan untuk ditambang selain dilihat dari besarnya cadangan
batubara di daerah penelitian. Batubara merupakan hasil dari akumulasi tumbuhtumbuhan pada kondisi lingkungan pengendapan tertentu. Akumulasi tersebut
telah dikenai pengaruh-pengaruh synsedimentary dan post-sedimentary. Akibat
pengaruh-pengaruh tersebut dihasilkanlah batubara dengan tingkat (rank) dan
kerumitan struktur yang bervariasi.Lingkungan pengendapan batubara dapat
mengontrol penyebaran lateral, ketebalan, komposisi, dan kualitas batubara.
Untuk pembentukan suatu endapan yag berarti diperlukan suatu susunan
pengendapan dimana terjadi produktifitas organik tinggi dan penimbunan secara
perlahan-lahan namun terus menerus terjadi dalam kondisi reduksi tinggi dimana
terdapat sirukulasi air yang cepat sehingga oksigen tidak ada dan zat organik
dapat terawetkan.
KETERGERUSAN (Grindability)

Ketergerusan merupakan sifat mudah-sulitnya batubara untuk diremuk


atau digerus. Besar kecilnya nilai ketergerusan ini, dinyatakan dengan suatu
indeks yang disebut Hardgrove Grindability Index atau HGI. Semakin kecil nilai
HGI, berarti semakin sulit penggerusannya; dan begitu pula sebaliknya.
Pertama-tama, sampel digerus dan diayak hingga ukuran tertentu, yaitu antara
1190~ 590m. Setelah itu, 50g sampel dimasukkan ke dalam alat uji
ketergerusan Hardgrove bersama dengan 8 buah bola. Setelah diputar sebanyak
60 kali, lalu diayak dengan ayakan 75m (200 mesh). Undersize product (hasil
lolos ayakan) yang diperoleh lalu ditimbang, dan disubstitusikan ke persamaan
berikut: HGI = 13 + 6,93W dimana W adalah berat undersize product (dalam
gram) pada ayakan 75m.
Hubungan antara ketergerusan dengan tingkat pembatubaraan: Nilai
maksimum HGI untuk batubara Jepang, diperoleh pada batubara dengan
kandungan karbon 86% (daf basis). Untuk batubara bituminus luar negeri (impor
dari luar Jepang), nilai maksimumnya didapat pada kandungan karbon sekitar
90%. Secara umum, diketahui bahwa caking coal merupakan batubara yang
paling mudah digerus, sedangkan brown coal atau lignite merupakan batubara
yang paling susah digerus. Tentu saja hal ini tergantung pula kepada struktur
batubara maupun banyak-sedikit kandungan abunya. HGI umumnya dinyatakan
dalam rentang bilangan antara 30~120. Untuk batubara yang dipakai pada
pembangkit listrik (steam coal), batubara digerus terlebih dahulu menjadi
partikel halus sebelum dimasukkan ke dalam boiler. Bila batubara terlalu keras,
yang berarti nilai HGI kecil, maka akan menurunkan performa dari mesin
penggerus (mill). Dengan kata lain, bila nilai HGI semakin rendah, maka
diperlukan daya yang lebih besar bagi mesin penggerus. Karena itu, para
pengguna (user) banyak yang menetapkan nilai HGI di atas 45 untuk batubara
yang mereka beli. Batubara yang saat ini dipakai di Jepang, kebanyakan
memiliki nilai HGI skitar 50.
Ketergerusan batubara merupakan sifat fisik yang mencakup sifat-sifat
lain seperti kekuatan, kekerasan dan kuat pecah. Nilai ketergerusan Hardgrove
adalah angka yang menunjukan kemudahan batubara untuk digerus. Makin
tinggi nilai ketergerusan batubara, makin mudah batubara itu digerus. Batubara
yang paling mudah digerus adalah bituminus low volatile dan medium volatile

bila dibandingkan dengan batubara bituminus jenis high volatile,subbitiminus


dan antrasit.
Sifat fisik batubara perlu diketahui untuk pegelolaan dan pengolahan.
Pengelolaan adalah perlakuan batubara dari diambil dari alam sampai jadi
bahan/ barang yang siap jadi. Pengelolahan adalah prosesyang berada dalam
pengelolaan, bagaimana mengolah batubara tersebut sampai jadi produk akhir.
Batubara yang mengandung sedikit volatile ( abu terbang ) adalah batubara yang
mudah digerus. Sifat fisik batubara berpengaruh teerhadap pemanfaatan
batubara itu sendiri,semakin teridentifikasi sifat fisik batubara tersebut semakin
mudah pengelolahan.

IV.

LANGKAH KERJA
a. Preparasi Sampel Untuk Pengujian Hardgrove Grindability Index ( HGI )
Menimbang 1000 gr sampel batubara dan menyaring menggunakan
ayakan 20 mesh yang ditaruh diatas ayakan 60 mesh dengan

menggunakan sieving machine selama 2 menit


Mengeluarkan sampel yang tertahan pada ayakan 60 mesh
mengaduk sampai homogen dan melakukan pembagian sampel
secara riffle dengan memisahkan sebanyak 120 gr dan menyaring
kembali ayakan 60 mesh untuk membersihkan debu dengan
menggunakan sieving machine selama 5 menit

b. Penentuan Nilai Ketergerusan Hardgrove


Menimbang 50 gr sampel batubara -20 +60 mesh dan sampel digerus
dalam alat Hardgrove Grindability Unit sampai 60 putaran. Hasil
penggerusan diayak dengan saringan 200 mesh menggunakan alat
rotap selama 10 menit

Melakukan perhitungan -200 mesh dengan mengkonversikan dalam


kurva kalibrasi dari sampel standard

V.

DATA PENGAMATAN
Berat sampel sebelum dilakukan penggerusan HGI
1. Sampel 1 batubara 20 mesh
2. Sampel 2 batubara 20 mesh

: 50,36 gram
: 50,34 gram

Berat sampel setelah dilakukan penggerusan HGI


1. Sampel 1 batubara 200 mesh
: 4,37 gram
2. Sampel 2 batubara 200 mesh
: 3,06 gram

Berat wadah 200 mesh


1. Sampel 1
2. Sampel 2

: 342,66 gram
: 342,69 gram

VI.

PERHITUNGAN

VII.

Sampel 1
Y
= berat batubara 200 mesh = 4,37 gram
Y
=
0,1497x 1,6662
y +1,6662
X
=
0,1497
X

4,37+1,6662
0,1497
40,32

Sampel 2
Y
= berat batubara 200 mesh = 3,06 gram
Y
=
0,1497x 1,6662
y +1,6662
X
=
0,1497
X

3,06+ 1,6662
0,1497
31,57

HGI rata-rata =

ANALISA DATA

40,32+31,57
2

= 35,345

Pada percobaan yang telah dilakukan pada batubara ini adalah menguji
sifat fisik batubara dengan melalui penentuan HGI ( Kadar Ketergerusan
Hardgrove). HGI atau dengan kata lain Hardgrove Grindability Index mengukur
index kekerasan batubara dengan ring dan ball mill khusus. Dari HGI ini
didapatkan juga ketergerusan dimana ini merupakan sifat mudah-sulitnya
batubara untuk diremuk atau digerus. Nilai HGI dari suatu batubara ini
ditentukan juga oleh organic batubara seperti jenis mineral dan lain sebagainya.
Pada percobaan ini menggunkan batubara berukuran 20 mesh. Dimana
dilakukan proses preparasi sampel terlebih dahulu baru selanjutnya ke proses
HGI. Batubara ini harus diayak terlebih dahulu menggunakan sieving machine,
hal ini bertujuan untuk menghilangkan debu-debu yang terkandung dalam
batubara yang akan digunakan. Kadar debu ini juga akan mempengaruhi tingkat
ketergerusan batubara. Lalu batubara ini dimasukkan kedalam riffle guna untuk
menghomogenkan batubara yang sudah diayak, hingga terapat 2 bagian dengan
massa yang akan diambil masing-masing 50 gram.
Batubara setelah dilakukan proses preparasi sampel tersebut dimasukkan
kedalam alat HGI, dimana terdapat ring dan ball khusus. Batubara dimasukkan
kedalam wadah bersamaan dengan ball mill tersebut dan dilakukan penggerusan
yang dilakukan sebanyak 60kali penggerusan. Saat alat ini dinyalakan, prinsip
kerja alat ini akan berkerja. Dimana alat ini memiliki prinsip; terdapat
semangkuk penggilingan 9wadah0, stasioner besi cor, dengan 8 bola baja
dipoles, didorong oleh grinding cincin yang berputar secara otomatis, yang
digerakkan oleh motor listrik. Kondisi alat HGI ini terdapat kekurangan, karena
kehilangan 1 bola baja, dimana hal ini akan mempengaruhi tingkat ketergerusan
pada batubara dan tumbukan yang terjadi pada bola baja ini tidak bagus. Dimana
hasil dai proses HGI batubara akan terjadi perubahan luas permukaan akibat
putaran tumbukan dari bola baja tersebut.
Index Grindability merupakan ekspresi empiris yang relative. Dalam
penggerusan ini dipengaruhi ileh factor-faktor seperti surface moisture, jenis
peralatan, feed rate, feed size, tingkat kehalusan yang diinginkan dan variable
lainnya.
Dari percobaan yang dilakukan ini didapatkan HGI sebesar 35,345. Hasil
yang didapatkan ini berarti batubara yang diuji masuk golong keras. Hasil ini
dibandingkan dengan literature/referesi yang ada bahwa ini termasuk kedalam

golongan batubara jenis antrasit/clinker karena memiliki range 30-50 untuk nilai
HGInya. Jadi, menurut saya hasil dari praktikum ini adalah antrasit.
Nilai HGI ini menunjukkan nilai kekerasan batubara. Nilai HGI
berbanding terbalik dengan kekerasan batubaran. Semakin tinggi nilai HGI,
maka batuabara semakin lunak. Dan sebaliknya jika nilai HGI batubara tersebut
semakin rendah maka batubara tersebut semakin keras. Batubara pada praktikum
ini masih tergolong keras karena nilai HGI terendah adalah 25 dan tertinggi
adalah 105.
Untuk nilai HGI yang tinggi disebabkan karena sampel batubara masih
banyak mengandung air dan diperkirakan masih bercampur dengan batuan dan
pasir yang terdapat disungai. Kadar abu pada batubara juga mempengaruhi nilai
HGI karena semakin tinggi kadar abu pada batubara maka semakin besar nilai
HGInya. Jenis batubara yang terbentuk dengan tempat yang berbeda juga
mempengaruhi kadar abu batubara.
Jadi nilai HGI mempengaruhi kualitas batubara secara fisik. Semakin
tinggi mutu batubara, umumnya akan semakin keras dan kompak serta warnanya
akan hitam mengkilat. Jadi nilai HGI batubara yang diperoleh sebesar 35,345 ini
adalah batubara jenis antrasit dan bersifat keras.

VIII.

KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Ketergerusan merupakan sifat mudah sulitnya batubara untuk diremuk atau
digerus
2. HGI merupakan index kekerasan batubara dengan ring dan ball mill khusus
3. Semakin tinggi kadar abu yang dimiliki batubara, maka semakin mudah
tergerus batubara tersebut
4. Makin tinggi nilai HGInya maka termasuk sot coal, dan semakin tinggi maka
peringkat batubara tersebut semakin rendah

5. Dari percobaan ini dapat diketahui nilai HGI pada batubara yang diuji ini
adalah sebesar 35,345
6. Dari nilai HGI yang setelah dibandingkan dengan literature yang ada bahwa
nilai HGI ini termasuk kedalam batubara jenis antrasit
7. Semakin tinggi mutu batubara umumnya akan semakin keras dan kompak,
serta warnanya akan semakin mengkilat.

Anda mungkin juga menyukai