Anda di halaman 1dari 22

SENYAWA ALKOHOL, FENOL DAN TIOL

OLEH :
KELOMPOK 2
Achmad Algan
Dimas Muhammad Furqon
Fatimah Shohina Putri

(061340411638)
(061340411644)
(061340411645)

KELAS
: 2 EGB
DOSEN PEMBIMBING
: Ir. Fatria, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PRODI TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2014
ALKOHOL

Alkohol adalah senyawa organik di mana kelompok fungsional hidroksil (-OH) terikat
pada atom karbon. Alkohol adalah kelas penting dari molekul yang banyak digunakan dalam
banyak bidang keilmuan, keperluan medis, dan industri. Alkohol dapat berpartisipasi dalam
banyak reaksi kimia. Alkohol sering mengalami deprotonasi dengan adanya basa kuat. Alkohol
dapat bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester, dan mereka dapat dioksidasi menjadi
aldehid atau asam karboksilat.
Alkohol dan eter adalah senyawa karbon yang mengandung atom oksigen berikatan
tunggal. Kedudukan atom oksigen di dalam alkohol dan eter serupa dengan kedudukan atom
oksigen dalam molekul air. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa struktur alkohol sama dengan
struktur air. Satu atom H pada air merupakan residu hidrokarbon (gugus alkil) pada alkohol.
Struktur eter dikatakan sama dengan struktur air. Kedua atom H pada air merupakan gugus alkil
pada eter.

Berdasarkan jumlah gugus hidroksinya, alkohol dibagi menjadi polialkohol dan


monoalkohol.
Monoalkohol
Monoalkohol adalah alkohol yang memiliki satu gugus -OH. Rumus umum monoalkohol
sama dengan rumus alkana, tetapi satu atom H diganti oleh gugus hidroksi (-OH). Alkohol
memiliki gugus -OH, rumus struktur dapat juga ditulis R-OH (R menyatakan gugus alkil).
Alkohol merupakan turunanalkana sehingga disebut juga alkanol. Oleh karena, itu penamaannya
disesuaikan dengan alkananya, tetapi huruf akhir a pada alkana diganti dengan ol.
Polialkohol
Polialkohol adalah alkohol yang memiliki gugus OH lebih dari satu. Tata nama polialkohol
sama dengan tata nama monoalkohol,tetapi ditambah awalan untuk menyatakan untuk
menyatakan jumlah gugus OH. Beberapa contoh polialkohol sebagai berikut. senyawa
polialkohol yang banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah gliserol dan etilen
glikol.
Ex:

HO-CH2-CH-CH2-OH
OH

1,2,3-propanatriol

RUMUS UMUM ALKOHOL


Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan senyawa alkana yang satu atom Hnya
diganti dengan gugus OH (hidroksil). Sehingga rumus umum senyawa alkohol adalah
ROH dimana R adalah gugus alkil. Untuk itu rumus umum golongan senyawa alkohol
juga dapat ditulis

CnH2n+1OH
Karena alkohol adalah senyawa karbon yang mengandung atom oksigen berikatan
tunggal. Kedudukan atom oksigen di dalam alkohol serupa dengan kedudukan atom
oksigen dalam molekul air. Struktur eter dikatakan sama dengan struktur air. Kedua atom
H pada air merupakan gugus alkil pada eter.

STRUKTUR ALKOHOL
Struktur alkohol adalah mirip dengan air, dengan bentuk melengkung. Susunan geometris
ini mencerminkan efek tolakan elektron. Seperti air, gugus alkohol juga berisi distribusi simetris
muatan antara atom oksigen dan hidrogen, yang mengarah pada penciptaan dipol.
Elektronegativitas tinggi oksigen dibandingkan dengan karbon menyebabkan pemendekan dan
penguatan ikatan-OH. Kehadiran kelompok-OH memungkinkan untuk hidrogen berikatan
dengan kelompok -OH yang lain, atom hidrogen, dan molekul lainnya. Karena alkohol dapat
mengikat hidrogen, titik didihnya lebih tinggi dibandingkan dengan molekul induknya.

JENIS JENIS ALKOHOL


Berdasarkan posisi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil dalam senyawa alkohol maka
alkohol dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
a. Alkohol primer (1) adalah suatu alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada atom
karbon primer. Atom karbon primer adalah atom karbon yang mengikat satu atom karbon lain.

b. Alkohol sekunder (2) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada atom karbon
sekunder. Atom karbon sekunder adalah atom karbon yang mengikat dua atom karbon lain.

c. Alkohol tersier (3) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada atom karbon
tersier. Atom karbon tersier adalah atom karbon yang mengikat tiga atom karbon lain.

TATA NAMA ALKOHOL


Ada dua cara penataan nama alkohol, yaitu cara trivial dan cara IUPAC. Pada cara trivial,
alkohol disebut alkil alkohol sehingga dalam pemberian nama alkohol selalu diawali dengan
nama alkil diikuti kata alkohol. Pada cara IUPAC, nama alkohol diturunkan dari nama alkana,
dengan akhiran a diganti oleh ol.
Contohnya:

CH3CH2OH

Trivial: etil alkohol;


IUPAC: etanol
Tata nama alkohol menurut IUPAC mirip dengan tata nama alkana. Perbedaannya terletak pada
penentuan rantai induk yang terpanjang. Pada alkohol, rantai induk terpanjang harus mencakup
gugus hidroksil dengan nomor urut untuk gugus hidroksil terkecil. Contoh:

2-pentanol bukan 4-pentanol


Beberapa contoh penataan nama alkohol menurut trivial dan IUPAC dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3 Beberapa Penataan Nama Alkohol Menurut Trivial dan IUPAC

Rumus Struktur

Contoh Tata Nama Alkohol

Nama Trivial

Nama IUPAC

npropil alkohol

1propanol

Isopropil alkohol

2propanol

sekbutil alkohol

2butanol

Isobutil alkohol

2metil1propanol

terbutil alkohol

2,2dimetiletanol

Vinil alkohol

1etenol

Alil alkohol

2propen1ol

7metil2nonanol.

SIFAT SIFAT ALKOHOL


Sifat fisik
Alkohol rantai pendek bersifat polar sehingga dengan baik larut dalam air serta memiliki
titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan alkena. Dalam hal kepolaran dan titik didih, alkohol
rantai pendek memilki kemiripan sifat dengan air. Hal tersebut disebabkan karena air dan alkohol
keduanya memilki gugus -OH. Gugus -OH ini bersifat polar sehingga menyebabkan air dan
alkohol bersifat polar pula. Adapun titik didih yang tinggi disebabkan oleh adanya ikatan
hidrogen antara molekul air, antar molekul alkohol atau antar molekul air dan alkohol. Ikatan
hidrogen ini juga menyebabkan alkohol larut dalam air.
Tabel 6.4 Sifat Fisika Alkohol (Titik Didih dan Kelarutan di Dalam Air)
Nama Senyawa

Jumlah C Titik Didih (C)

Kelarutan (g 100 mL air) pada 20C

Metanol

64,5

larut sempurna

Etanol

78,3

larut sempurna

1propanol

97,2

larut sempurna

2propanol

82,3

larut sempurna

1butanol

117,0

8,3

2butanol

99,5

12,5

Isobutil alkohol

107,9

11,1

terbutil alkohol

82,2

larut sempurna

Sifat Kimia

Alkohol bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan gugus yang cukup reaktif
sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Adapun reaksi-reaksi yang umum
terjadi pada alkohol adalah sebagai berikut :
reaksi oksidasi
reaksi oksidasi pada alkohol juga dapat berlangsung melalui reaksi antara alkohol dan
oksigen. Misalnya reaksi pembakaran pada spirtus.
reaksi dengan asam karboksilat
Ester dibuat melalui reaksi antara alkohol dan asam karboksilat yang disebut reaksi
esterfikasi.

REAKSI REAKSI ALKOHOL


1. Reaksi dengan Logam Aktif
Atom H dari gugus OH dapat disubstitusi oleh logam aktif seperti natrium dan kalium,
membentuk alkoksida dan gas hidrogen.
2. Reaksi dengan Logam Aktif
Atom H dari gugus OH dapat disubstitusi oleh logam aktif seperti natrium dan kalium,
membentuk alkoksida dan gas hidrogen.
3. Reaksi oksidasi alkohol
Reaksi Oksidasi ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan
tersier. Alkohol primer akan teroksidasi menjadi aldehida dan pada oksidasi lebih lanjut
akan menghasilkan asam karboksilat. Alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton.
Sedangkan alkohol tersier tidak dapat teroksidasi
4. Dehidrasi Alkohol
Jika alkohol dipanaskan bersama asam kuat, suatu alcohol akan mengalami dehidrasi
(melepas molekul air) mengahasilkan suatu alkana
5. Reaksi dengan Asam Sulfat Pekat
Reaksi alkohol dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan produk yang berbeda
tergantung pada temperatur pada saat reaksi berlangsung.
6. Reaksi esterifikasi

Pembentukan ester dari alkohol dapat dilakukan dengan mereaksikan alkohol dengan
asam karboksilat. Dalam reaksi ini akan dihasilkan air dan ester. Molekul air dibentuk
dari gugus OH yang berasal dari karboksilat dan hidrogen yang berasal dari gigus
alkohol.

6. Reaksi Alkohol + asam karboksilat

ester + air

PEMBUATAN ALKOHOL
Reaksi Subtitusi Nukleofilik
Reaksi yang berlangsung karena penggantian satu atau lebih atom atau gugus dari suatu
senyawa oleh atom atau gugus lain dengan melibatkan nukleofil.
Reaksi Grignard
Reagen grignard dibuat dengan cara mencampurkan logam magnesium dengan alkil
halida (atau haloalkana).
Reduksi senyawa karbonil
Alkohol dapat dibuat dari senyawa karbonil dengan reaksi reduksi, di mana atom-atom
hidrogen ditambahkan kepada gugus karbonilnya.
Hidrasi alkena
Bila suatu alkena diolah dengan air dan suatu asam kuat, yang berperan sebagai katalis,
unsur-unsur air (H+ dan OH-) mengadisi ikatan rangkap dalam suatu reaksi hidrasi
menghasilkan alkohol.

KEGUNAAN DAN DAMPAK ALKOHOL


Metanol

Pengawet mayat atau spesimen biologi.

Bahan baku untuk mensintesis senyawa lain seperti metil butirat,

Dapat menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan yang tinggi,

Bersifat toksik (beracun) dalam jumlah sidikit (15ml) dapat menyebabkan


kebutaan dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian

Etanol

Digunakan sebagai zat anti septik,pembersih luka, serta pensteril alat-alat


kedokteran dan industri.

Digunakan untuk pelarut dalam industri parfurm,obat obatan, zat warna, dan
kosmetik.

Dapat menghasilkan bahan bakar yang disebut gosohol, digunakan sebagai bahan
bakar alternatif yang ramah lingkungan.

Spirtus
Digunakan sebagai bahan bakar lampu petromak dan bunsen. Dan lampu spirtus ini
biasanya digunakan untuk proses sterilisasi di labolatorium mikrobiologi.
Gliserol

Sebagai bahan cairan pembersih telinga dan pelarut obat obatan, ex sirup obat
batuk.

Sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit)

Sebagai bahan baku serat plastik

Sebagai bahan untuk membuat peledak,yaitu nitrogliserin

Glikol
Digunakan sebagai pelarut dan bahan baku untuk membuat serat sintesis seperti dacron.

FENOL

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki
bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH)
yang berikatan dengan cincin fenil.
Kata fenol berasal dari Fenil Alkohol (Phenyl Alcohol). Selain itu, nama fenol juga
merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus
hidroksil.
Karakteristik
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang
cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion
tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini
dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada
keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini
diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang
mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
Produksi/ sumber
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan
proses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara.
Senyawa fenol dapat pula ditemukan di perairan. Keberadaanya dapat menjadi sumber
pencemar yang membahayakan kehidupan manusia maupun hewan air lainnya. Batas maksimum
yang diperbolehkan untuk air minum maupun air bersih adalah 0,0002 ppm7. Berdasarkan
beberapa percobaan, senyawa fenol dengan iodium monobromida, reksinya dapat berlangsung
dalam suasana asam maupun netral. Dalam suasana netral, reaksinya berlansung lambat, yakni
85 menit pada suhu 45 oC dan 8-10 jam pada suhu kamar. Namun dalam suasana asam kuat,
reaksinya akan berlangsung cepat (hanya 10 menit). Mekanisme reaksi fenol dengan iodium
monobromida adalah sebagai berikut7:
Penggunaan

Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat
mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik
dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian
komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.

Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi
rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang
terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai
flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol
yang merupakan minyak pada cengkeh.
Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang
terbuka. Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering
digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II. Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di
kamp-kamp konsentrasi, terutama di Auschwitz-Birkenau. Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter
ke vena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan
kematian langsung.
Reaksi dengan fenol
a) Reaksi dengan fenol sendiri
Fenol memiliki sebuah gugus -OH yang terikat langsung pada sebuah cincin benze.
Dalam zat yang biasanya disebut "fenol", tidak ada lagi yang terikat pada cincin selain gugus
-OH tersebut. Kita akan membahas ini terlebih dahulu.
Reaksi antara fenol dengan anhidrida asam tidak begitu penting, tetapi akan diperoleh
ester persis seperti pada reaksi dengan alkohol.

Atau, untuk lebih sederhananya:

Khususnya jika anda menuliskan persamaan dengan cara kedua di atas, maka akan
terlihat jelas bahwa dihasilkan ester yang lain dalam hal ini, disebut fenil etanoat.
Adapun reaksi untuk asil klorida adalah:

Tetapi anda perlu hati-hati karena struktur ester biasa dituliskan dengan berbagai cara
sehingga strukturnya lebih mirip seperti sebuah turunan fenol.

Perhatikan bahwa hidrogen dari gugus -OH fenol telah digantikan oleh sebuah gugus asil
(sebuah gugus alkil yang terikat pada ikatan rangkap C=O).
Anda bisa mengatakan bahwa fenol telah terasetilasi atau telah mengalami asilasi. Karena
sifat dari gugus alkil yang khusus ini, maka proses ini juga disebut sebagai etanoilasi. Hidrogen
digantikan oleh sebuah gugus etanoil, CH3CO-.
b) Reaksi Reaksi Fenol
1. Sifat asam, pembentukan garam.
2. Pembentukan eter, sintesis Williamson.
3. Pembentukan ester
c) Substitusi cincin:
1. Nitrasi.
2. Sulfonasi
3. Alkilasi Friedel-Craft
4. Asilasi Friedel-Craft
5. Halogenasi
6. Nitrosasi
d) Penggabungan dengan garam diazonium
1. Karbonasi, Kolbe
2. Pembentukan Aldehid
3. Reaksi dengan formaldehid, pembentukan polimer

Seperti halnya alcohol, fenol juga dapat diasilasi menjadi ester. Ion fenoksida
dapat berlaku sebagai nukleofilik dalam reaksi sintesis eter (Williamson). Ion fenoksida mudah
terjadi karena fenol lebih bersifat asam daripada air. Larutan natrium hidruksida akan
menjadikan fenol terdeprotonasi menghasilkan ion fenoksida.
Substitusi Elektrofilik Aromatic
Fenol merupakan senyawa yang sangat reaktif terhadap reaksi elektrofilik. Hal ini
disebabkan adanya electron tak berikatan pada gugus hifroksil yang dapat membentuk kompleks
sigma dengan cincin aromatic. Gugus hidroksil juga merupakan penunjuk orto-para. Fenol
merupakan substrat yang dapat bereaksi halogenasi, nitrasi, sulfonasi, dan reaksi Friedel-Crafts.
Tata Nama Senyawa Turunan Benzena (Fenol)
Dalam sistem penamaan IUPAC, cincin benzena dianggap sebagai induk, sama seperti
rantai terpanjang dalam alkana. Gugus-gugus fungsi lain yang terikat pada benzena dianggap
sebagai cabang.
1. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan satu substituen yang terikat pada cincin
Benzena.
penamaannya dilakukan dengan cara menyebutkan nama gugus substituennya diikuti dengan
kata benzena.
Contoh :
Hidroksibenzena
2. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan dua substituen yang terikat pada cincin
Benzena.
Jika terdapat dua jenis substituen, maka posisi substituen dapat dinyatakan dengan awalan
o (orto = substituen pada posisi 1,2), m (meta = substituen pada posisi 1,3) dan p (para =
substituen pada posisi 1,4). atau dengan menggunakan angka.
Untuk penomoran dilihat dari keaktifan gugus. Gugus yang lebih aktif diberi nomor 1.
-COOH > -SO3H > -CHO > -CN > -NH2 > -OH > -R > -NO2 > -X
contoh :
p-nitrofenol
3. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan lebih dari dua substituen (polisubtituen)
yang terikat pada cincin benzene

Maka sistem o, m, p tidak dapat diterapkan lagi dan hanya dapat dinyatakan dengan
angka. Perhatikan contoh berikut:

1,2,4-trinitro benzena 2,4,6-trinitotoluena

Urutan prioritas penomoran sama denganprioritas penomoran pada tata nama benzena yang
tersubtitusi oleh dua substituen.

TIOL

tiol adalah sebuah senyawa yang mengandung gugus fungsi yang terdiri dari atom sulfur dan
atom hidrogen (-SH). Sebagai analog sulfur dari gugus alkohol (-OH), gugus ini dirujuk baik
sebagai gugus tiol ataupun gugus sulfhidril.

Metode yang direkomendasikan oleh IUPAC adalah dengan menambahkan akhiran -tiol
pada nama alkana. Metode ini hampir identik dengan tatanama alkohol. Misalnya:
CH3SH akan menjadi metanatiol.

Metode lama, perkataan merkaptan menggantikan alkhol pada nama analog alkohol
senyawa itu. Misalnya: CH3SH menjadi metil merkaptan. (CH3OH bernama metil
alkohol)

Sebagai sebuah prefiks, istilah sulfanil atau merkapto digunakan. Sebagai contoh:
merkaptopurina.

Sifat-sifat Tiol
1. Sifat Fisika
a) Bau
Banyak senyawa tiol adalah cairan dengan bau yang mirip dengan bau bawang putih. Bau
tiol sering kali sangat kuat dan menyengat, terutama yang bermassa molekul ringan. Tiol akan
berikatan kuat dengan protein kulit. Distributor gas alam mulai menambahkan berbagai macam
tiol yang berbau tajam ke dalam gas alam yang tidak berbau tersebut setelah kasus peledakan
sekolah New London pada tahun 1937 di New London, Texas yang mematikan. Walaupun
demikian, tidak semua tiol berbau tidak sedap. Sebagai contoh, tioterpineol bertanggung jawab
atas aroma sedap buah Citrus paradisi.
b) Titik didih dan kelarutan
Oleh karena perbedaan elektronegativitas yang rendah antara hidrogen dengan sulfur,
ikatan S-H secara praktis bersifat kovalen nonpolar. Sehingga ikatan S-H tiol memiliki momen
dipol yang lebih rendah dibandingkan dengan ikatan O-H alkohol. Tiol tidak menampakkan efek
ikatan hidrogen, baik terhadap molekul air, maupun terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu, tiol
memiliki titik didih yang rendah dan kurang larut dalam air dan pelarut polar lainnya
dibandingkan dengan alkohol.
2. Sifat Kimia

a) Sintesis
Metode pembuatan tiol mirip dengan pembuatan alkohol dan eter. Reaksinya biasanya
lebih cepat dan berendemen lebih tinggi karena anion sulfur merupakan nukleofil yang lebih baik
daripada atom oksigen/Tiol terbentuk ketika halogenoalkana dipanaskan dengan larutan natrium
hidrosulfida.

CH3CH2Br + NaSH CH3CH2SH + NaBr


Selain itu, disulfida dapat dengan mudah direduksi oleh reduktor seperti litium aluminium
hidrida dalam eter kering menjadi dua tiol.

R-S-S-R' R-SH + R'-SH


b) Reaksi
Gugus tiol merupakan analog sulfur gugus hidroksil (-OH) yang ditemukan pada alkohol.
Oleh karena sulfur dan oksigen berada dalam golongan tabel periodik yang sama, ia memiliki
sifat-sifat ikatan kimia yang mirip. Seperti alkohol, secara umum, ia akan terdeprotonasi
membentuk RS (disebut tiolat), dan secara kimiawi lebih reaktif dari bentuk tiol terprotonasi
RSH. Kimia tiol berhubungan dengan kimia alkohol: tiol membentuk tioeter, tioasetal, dan
tioester, yang beranalogi dengan eter, asetal, dan ester. Lebih jauh lagi, gugus tiol dapat bereaksi
dengan alkena, membentuk tioeter.
c) Keasaman
Atom sulfur tiol lebih nukleofilik daripada atom oksigen pada alkohol. Gugus tiol bersifat
sedikit asam dengan pKa sekitar 10 sampai 11. Dengan keberadaan basa, anion tiolat akan
terbentuk, dan merupakan nukleofil yang sangat kuat. Gugus dan anion ini dapat dengan
mudah teroksidasi oleh reagen seperti bromin, menghasilkan disulfida
(R-S-S-R).
2R-SH + Br2 R-S-S-R + 2HBr
Oksidasi oleh reagen yang lebih kuat, seperti natrium hipoklorit atau hidrogen peroksida,
menghasilkan asam sulfonat (RSO3H).

R-SH + 3H2O2 RSO3H + 3H2O


CONTOH SENYAWA
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)

Metanatiol - CH3SH
Etanatiol - C2H5SH
Koenzim A
Lipoamida
Glutationa
Sisteina
2-Merkaptoetanol
Ditiotreitol/ditioeritritol (pasangan epimer)
2-Merkaptoindola
transglutaminase

Sesi 1
1. Bagaimana pembuatan alcohol dengan reaksi substitusi nukleofilik ?
Dan apa yang dimaksud dengan nukleofilik itu sendiri ?
( Abellio N.S )
Jawaban :

Nukleofil adalah sesuatu yang membawa muatan negatif penuh atau


negatif parsial yang digunakannya untuk menyerang inti-inti positif pada
molekul atau ion lain.
Ion-ion hidroksida merupakan nukleofil yang baik, dan bisa bereaksi
dengan
halogenalkana (juga disebut haloalkana atau alkil halida) dan larutan
natrium hidroksida.
Ion-ion hidroksida menggantikan atom halogen pada reaksi-reaksi ini.
CH3CH2CH2Br + OH

CH3CH2CH2OH

+ Br

2. Apa yang dimaksud dengan deprotonasi pada sifat-sifat alcohol ?


( Mirza Pratama )
Jawaban :
Deprotonasi merupakan istilah kimia yang merujuk pada pelepasan sebuah
proton (kation hydrogen H+) dari sebuah molekul, membentuk konjugat basa .
3. Jelaskan tentang reaksi reaksi dehidrasi beserta contohnya ?
( Poppy Vamella Putri )
Jawaban :
Aturan yang dipakai pada dehidrasi alcohol adalah Aturan Saytzeffs yaitu ada
dehidrasi alkohol, hidrogen yang lepas dari atom karbon yang terikat karbon
alkohol dengan jumlah H paling sedikit.
Dehidrasi / hilangnya komponen air ( H dan OH) gugus OH dari karbon alkohol
dan atom H dari karbon yang terikat pada karbon alkohol.

Katalis asam yang biasa digunakan adalah asam sulfat pekat atau asam
fosfat(V) pekat H3PO4. Asam sulfat pekat akan menimbulkan banyak reaksi
sampingan. Katalis ini tidak hanya bersifat asam, tetapi juga merupakan agen
pengoksidasi kuat.
Katalis ini mengoksidasi beberapa alkohol menjadi karbon dioksida dan disaat
yang sama tereduksi dengan sendirinya menjadi sulfur oksida. Kedua gas ini
(karbon dioksida dan sulfur oksida) harus dikeluarkan dari alkena.

Sesi 2

1. Jelaskan mengapa gugus fungsional antara fenol dan alcohol sama ?


( Indar Sanjaya )
Jawaban :
Gugus fungsional antara fenol dan alcohol sama karena merupakan senyawa
turunan alkana , yang rumus umum dan rumus strukturnya merupakan isomer
gugus fungsi.

Persamaan dalam senyawa turunan alkana, dapat dilihat dengan table sebagai
berikut :

Homolog

Gugus
Fungsi

Struktur
umum

Rumus
umum

Contoh senyawa

Alkil alkohol /
alkanol

-OH

R-OH

CnH2n+2O

CH3CH2CH2-OH

Alkoksi alkana
(Eter)

-O-

1-Propanol
R-O-R

CnH2n+2O

CH3CH2 O-CH3
Metoksi etana

Alkanal / aldehid

-C - H

R-C H

CnH2nO

CH3CH2C-H
Propanal

Alkanon (Keton)

-C-

R-C-R

CnH2nO

CH3CH2 C-CH3
Butanon

As.Alkanoat / alkil
alkanoat

Alkil alkanoat
(Ester)

-C -OH

R-C OH

CnH2nO2

CH3CH2C-OH
As.Propanoat

-C-OR

R-C-OR

CnH2nO2

CH3CH2-C-OCH3
Metil Propanoat

2. Mengapa sifat pada methanol dan etanol berbeda, sedangkan kita ketahui
bahwa methanol dan alcohol itu merupakan senyawa alcohol ?
(Icha Khoirunisa )
Jawaban :
Walaupun methanol dan etanol merupakan dari jenis yang sama yaitu alcohol,
tetapi tetap saja berbeda. Karena methanol dan etanol masing - masing
mempunyai struktur molekul yang berbeda.
Misalnya pada unsure atom C sehingga titik didih nya jg berpengaruh.
Nama
Senyawa

Jumlah C

Titik Didih
(C)

Kelarutan (g 100 mL
air) pada 20C

Metanol

64,5

larut sempurna

Etanol

78,3

larut sempurna

1propanol

97,2

larut sempurna

2propanol

82,3

larut sempurna

1butanol

117,0

8,3

2butanol

99,5

12,5

Isobutil
alkohol

107,9

11,1

terbutil
alkohol

82,2

larut sempurna

3. Mengapa toluene cepat bereaksi dengan asam kuat dan lambat bereaksi
dengan basa ?
Jawaban :
Toluene lebih cepat bereaksi dengan asam karena toluene bersifat asam. Asam
ini jg memiliki kisaran pH < 7 , sehingga akan mempercepat reaksi antara asam
dengan asam.
Sedangkan suatu zat yang bereaksi lambat itu karena zat tersebut bereaksi
dengan basa yang memiliki kisaran pH > 7 ,

Anda mungkin juga menyukai