0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan7 halaman
Studi kelayakan bisnis membahas pengertian, manfaat, dan tujuan dari studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan bertujuan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek bisnis dengan mempertimbangkan aspek hukum, pasar, keuangan, dan lainnya.
Studi kelayakan bisnis membahas pengertian, manfaat, dan tujuan dari studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan bertujuan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek bisnis dengan mempertimbangkan aspek hukum, pasar, keuangan, dan lainnya.
Studi kelayakan bisnis membahas pengertian, manfaat, dan tujuan dari studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan bertujuan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek bisnis dengan mempertimbangkan aspek hukum, pasar, keuangan, dan lainnya.
NIM : C1C111106 Kelas : S-1 Akuntansi Bab 1 DESAIN STUDI KELAYAKAN BISNIS 1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang ada kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan menggunakan metode- metode tertentu. Kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan non finansial sesuai tujuan yang mereka inginkan atau dapat diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas. Bisnis adalah usaha yang dijalankan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (finansial) sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Dengan kata lain bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Jadi, studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis yang biasanya merupakan proyek investasi itu dilaksanakan. Maksud layak atau tidak layak disini adalah prakiraan bahwa proyek akan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. Mengenai pengertian untung itu sendiri berbeda antara pihak yang berorientasi pada keuntungan ekonomi seperti pengusaha dan yang berorientasi pada keuntungan non-ekonomi, seperti pemerintah dan lembaga-lembaga nirlaba lainnya. Kegiatan proyek biasanya dilakukan untuk berbagai bidang antara lain sebagai berikut: a. Pembangunan fasilitas baru Artinya merupakan kegiatan yang benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya, sehingga ada penambahan usaha baru. b. Perbaikan fasilitas yang sudah ada Merupakan kelanjutan dari usaha yang sudah ada sebelumnya. Artinya sudah ada kegiatan sebelumnya, namun perlu dilakukan tambahan atau perbaikan yang diinginkan. c. Penelitian dan pengembangan Merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan untuk suatu fenomena yang muncul di masyarakat, lalu dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam prakteknya, timbulnya suatu proyek disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: a. Adanya permintaan pasar Artinya adanya suatu kebutuhan dan keinginan dalam masyarakat yang harus disediakan. Hal ini disebabkan karena jenis produk yang tersedia belum mencukupi atau memang belum ada sama sekali. b. Untuk meningkatkan kualitas produk Bagi perusahaan tertentu proyek dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas atau mutu suatu produk. Hal ini dilakukan karena tingginya tingkat persaingan yang ada. c. Kegiatan pemerintah Artinya merupakan kehendak pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat atas suatu produk atau jasa, sehingga perlu disediakan berbagai produk melalui proyek-proyek tertentu. Analisis yang dilakukan dalam studi kelayakan bisnis mencakup banyak faktor yang dikerjakan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek teknik dan teknologi, pasar dan pemasaran, manajemen, hukum, lingkungan dan keuangan. 2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Jika laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat dinyatakan layak untuk direalisasikan, maka ada pihak-pihak tertentu yang memerlukan laporan tadi sebagai bahan masukan utama dalam rangka pengkajian ulang, untuk turut serta menyetujui atau sebaliknya menolak kelayakan laporan tadi sesuai dengan kepentingannya. Dapat saja terjadi bahwa suatu hasil studi kelayakan yang telah dinyatakan layak pada akhirnya tidak dilaksanakan. Misalnya, pengambil keputusan akhir menolak, bukan saja karena laporan tadi merupakan hasil rekayasa atau tidak obyektif, tetapi dapat saja karena intervensi pihak lain yang merasa kepentingannya tidak dipenuhi. Terlepas dari persoalan di atas, pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis itu dapat dijelaskan di bawah ini. a. Pihak Investor Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk direalisasikan , pendanaannya dapat mulai dicari, misalnya dengan mencari investor atau pemilik modal yang mau menanamkan modalnya pada proyek yang akan dikerjakan itu. Sudah tentu calon investor ini akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat karena calon investor mempunyai kepentingan langsung sehubungan dengan keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamkannya.
b. Pihak Kreditor Pendanaan proyek dapat juga didapat dari bank. Pihak bank perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat tersebut termasuk mempertimbangkan sisi- sisi lain, misalnya bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak. c. Pihak Manajemen Perusahaan Pembuatan suatu studi kelayakan bisnis dapat dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan selain dibuat sendiri oleh pihak internal perusahaan. Terlepas dari siapa yang membuat, jelas bagi manajemen bahwa pembuatan proposal ini merupakan suatu upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada peningkatan usaha dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. Sebagai pihak yang menjadi project leader, sudah tentu ia perlu mempelajari studi kelayakan itu, misalnya dalam hal pendanaan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana dari investor dan dari kreditor. d. Pihak Pemerintah dan Masyarakat Studi kelayakan bisnis yang disusun perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimanapun pemerintah secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa negara, penggalakkan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja masal merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi dan keringanan lain. e. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi Dalam menyusun studi kelayakan bisnis perlu juga menganalisis manfaat yang akan didapat atau biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain, ditinjau dari aspek Rencana Pembangunan Nasional, distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial dan analisis kemanfaatan maupun beban sosial.
3. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis Ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu: a. Menghindari Resiko Kerugian Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datan, karena di masa yang akan datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimilkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. b. Memudahkan Perencanaan Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan,dimana lokasi proyek akan dibangun, siapa- siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan. c. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan Denganadanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus diikuti. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudha direncanakan. d. Memudahkan Pengawasan Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan dapat sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena merasa ada yang mengawasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu. e. Memudahkan Pengendalian Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.
4. Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan adalah sebagai berikut: a. Aspek Hukum Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai ke izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila di kemudian hari timbul masalah. b. Aspek Pasar dan Pemasaran Untuk menilai apakah perusahaan yang akan melakukan investasi ditinjau dari segi pasar dan pemasaran memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak. Atau dengan kata lain, seberapa besar potensi pasar yang ada untuk produk yang ditawarkan dan seberapa besar market share yang dikuasai oleh para pesaing dewasa ini. Kemudian bagaimana strategi pemasaran yang akan dijalankan untuk menangkap peluang pasar yang ada. Dalam hal ini untuk menentukan besarnya pasar nyata dan pasar potensil yang ada maka perlu dilakukan riset pasar, baik dengan terjun langsung ke lapangan maupun dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber. Kemudian setelah diketahui pasar nyata dan pasar potensil yang ada barulah disusun strategi pemasarannya. c. Aspek Keuangan Penilaian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang akan dihitung dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika proyek jadi dijalankan. Kemudian dari mana saja sumber pembiayaan bisnis tersebut dan bagaimana tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga jika dihitung dengan formula penilaian investasi akan sangat menguntungkan. Metode penilaian yang akan digunakan adalah dengan Payback Period, Average Rate of Return, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index serta dengan Rasio-rasio Keuangan. d. Aspek Teknis/ Operasi Dalam aspek ini yang akan diteliti adalah lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang, pabrik atau gudang. Kemudian penentuan lay-out gedung, mesin dan peralatan serta lay-out ruanagan sampai kepada usaha perluasan selanjutnya. Penelitian mengenai lokasi meliputi berbagai pertimbangan, apakah harus dekat pasar, dekat bahan baku, dekat tenaga kerja, dekat pemerintahan, dekat lembaga keuangan, dekat dengan pelabuhan atau pertimbangan lainnya. Kemudian mengenai penggunaan teknologi apakah padat karya atau padat modal. Artinya jika menggunakan padat karya, maka akan dibutuhkan banyak sekali tenaga kerja, namun jika padat modal justru sebaliknya. e. Aspek Manajemen/ Organisasi Yang dinilai dalam aspek ini adalah para pengelola usaha dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang profesional, mulai dari merencanakan, melaksankan sampai dengan mengendalikannya agar tidak terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan usahanya. f. Aspek Ekonomi Sosial Penelitian dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dampak ekonomi tertentu yaitu peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang bekerja di pabrik atau masyarakat di luar lokasi pabrik. Demikian pula dengan dampak sosial yang ada seperti tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan, penerangan, telepon, air, tempat kesehatan, pendidikan, sarana olah raga dan sarana ibadah. g. Aspek Dampak Lingkungan Merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan sangat besar dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya, baik terhadap darat, air dan udara, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya.
5. Tahap-tahap Dalam Studi Kelayakan Bisnis Adapun tahap-tahap dalam melakukan studi kelayakan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan Data dan Informasi Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, misalnya dari lembaga-lembaga yang memang berwenang untuk mengeluarkannya, seperti Biro Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengelola Pasar Modal (BAPEPAM), Bank Indonesia (BI), Depatemen Teknis atau lembaga-lembaga penelitian, baik milik pemerintah maupun swasta. Pengumpulan data ini dapat dari data primer maupun data sekunder dengan berbagai metode. b. Melakukan Pengolahan Data Setelah data informasi yang dibutuhkan terkumpul maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan informasi tersebut. Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan metode-metode dan ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan untuk bisnis. Pengolahan ini dilakukan hendaknya secara teliti untuk masing-masing aspek yang ada. Kemudian dalam hal perhitungan ini hendaknya diperiksa ulang untuk memastikan kebenaran hitungan yang telah dibuat sebelumnya. c. Analisis data Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa data dalam rangka menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria- kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria-kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria-kriteria yang layak digunakan. Setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri untuk dikatakan layak atau tidak layak untuk dilakukan. Kriteria kelayakan diukur dari setiap aspek untuk seluruh aspek yang telah dilakukan. d. Mengambil Keputusan Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan telah diperoleh hasil dari pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan terhadap hasil tersebut. Mengambil keputusan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan apakah layak atau tidak dengan ukuran yang telah ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan dengan menyebutkan alasannya. e. Memberikan Rekomendasi Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun. Dalam memberikan rekomendasi diberikan juga saran-saran serta perbaikan yang perlu jika memang masih dibutuhkan, baik kelengkapan dokumen-dokumen maupun persyaratan-persyaratan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Umar Husein. 1997. Studi Kelayakan Bisnis Manajemen, Metode & Kasus. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. - Kasmir, Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana. Jakarta.