Anda di halaman 1dari 7

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Nama: Yunianda Ardina


NIM : C1C111106
Kelas : S-1 Akuntansi
Bab 1 DESAIN STUDI KELAYAKAN BISNIS
1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Studi mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang ada
kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan menggunakan metode-
metode tertentu.
Kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan
finansial dan non finansial sesuai tujuan yang mereka inginkan atau dapat diartikan juga akan
memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi
investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas.
Bisnis adalah usaha yang dijalankan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
(finansial) sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah
maupun waktunya. Dengan kata lain bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan
oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang,
konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta
kualitas hidup mereka.
Jadi, studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek
adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis yang biasanya merupakan
proyek investasi itu dilaksanakan. Maksud layak atau tidak layak disini adalah prakiraan bahwa
proyek akan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang layak bila telah
dioperasionalkan.
Mengenai pengertian untung itu sendiri berbeda antara pihak yang berorientasi pada
keuntungan ekonomi seperti pengusaha dan yang berorientasi pada keuntungan non-ekonomi,
seperti pemerintah dan lembaga-lembaga nirlaba lainnya.
Kegiatan proyek biasanya dilakukan untuk berbagai bidang antara lain sebagai berikut:
a. Pembangunan fasilitas baru
Artinya merupakan kegiatan yang benar-benar baru dan belum pernah ada
sebelumnya, sehingga ada penambahan usaha baru.
b. Perbaikan fasilitas yang sudah ada
Merupakan kelanjutan dari usaha yang sudah ada sebelumnya. Artinya sudah ada
kegiatan sebelumnya, namun perlu dilakukan tambahan atau perbaikan yang
diinginkan.
c. Penelitian dan pengembangan
Merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan untuk suatu fenomena yang muncul
di masyarakat, lalu dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Dalam prakteknya, timbulnya suatu proyek disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Adanya permintaan pasar
Artinya adanya suatu kebutuhan dan keinginan dalam masyarakat yang harus
disediakan. Hal ini disebabkan karena jenis produk yang tersedia belum mencukupi
atau memang belum ada sama sekali.
b. Untuk meningkatkan kualitas produk
Bagi perusahaan tertentu proyek dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas atau
mutu suatu produk. Hal ini dilakukan karena tingginya tingkat persaingan yang ada.
c. Kegiatan pemerintah
Artinya merupakan kehendak pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat atas suatu produk atau jasa, sehingga perlu disediakan berbagai produk
melalui proyek-proyek tertentu.
Analisis yang dilakukan dalam studi kelayakan bisnis mencakup banyak faktor yang
dikerjakan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek teknik dan teknologi, pasar dan pemasaran,
manajemen, hukum, lingkungan dan keuangan.
2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Jika laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat dinyatakan layak untuk
direalisasikan, maka ada pihak-pihak tertentu yang memerlukan laporan tadi sebagai bahan
masukan utama dalam rangka pengkajian ulang, untuk turut serta menyetujui atau sebaliknya
menolak kelayakan laporan tadi sesuai dengan kepentingannya. Dapat saja terjadi bahwa suatu
hasil studi kelayakan yang telah dinyatakan layak pada akhirnya tidak dilaksanakan. Misalnya,
pengambil keputusan akhir menolak, bukan saja karena laporan tadi merupakan hasil rekayasa
atau tidak obyektif, tetapi dapat saja karena intervensi pihak lain yang merasa kepentingannya
tidak dipenuhi.
Terlepas dari persoalan di atas, pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan
bisnis itu dapat dijelaskan di bawah ini.
a. Pihak Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk direalisasikan ,
pendanaannya dapat mulai dicari, misalnya dengan mencari investor atau pemilik
modal yang mau menanamkan modalnya pada proyek yang akan dikerjakan itu.
Sudah tentu calon investor ini akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang
telah dibuat karena calon investor mempunyai kepentingan langsung sehubungan
dengan keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang
akan ditanamkannya.

b. Pihak Kreditor
Pendanaan proyek dapat juga didapat dari bank. Pihak bank perlu mengkaji ulang
studi kelayakan bisnis yang telah dibuat tersebut termasuk mempertimbangkan sisi-
sisi lain, misalnya bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan
sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak.
c. Pihak Manajemen Perusahaan
Pembuatan suatu studi kelayakan bisnis dapat dilakukan oleh pihak eksternal
perusahaan selain dibuat sendiri oleh pihak internal perusahaan. Terlepas dari siapa
yang membuat, jelas bagi manajemen bahwa pembuatan proposal ini merupakan
suatu upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara
pada peningkatan usaha dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. Sebagai pihak
yang menjadi project leader, sudah tentu ia perlu mempelajari studi kelayakan itu,
misalnya dalam hal pendanaan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana
dari investor dan dari kreditor.
d. Pihak Pemerintah dan Masyarakat
Studi kelayakan bisnis yang disusun perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimanapun pemerintah secara langsung
maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan
devisa negara, penggalakkan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja masal
merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyek-proyek
bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang diprioritaskan untuk dibantu,
misalnya dengan subsidi dan keringanan lain.
e. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
Dalam menyusun studi kelayakan bisnis perlu juga menganalisis manfaat yang akan
didapat atau biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian
nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat
tersebut antara lain, ditinjau dari aspek Rencana Pembangunan Nasional, distribusi
nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh
sosial dan analisis kemanfaatan maupun beban sosial.

3. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan
studi kelayakan, yaitu:
a. Menghindari Resiko Kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datan, karena di masa yang akan
datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan
akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam
hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimilkan resiko yang tidak kita
inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat
dikendalikan.
b. Memudahkan Perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang,
maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja
yang perlu direncanakan. Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan,
kapan usaha atau proyek akan dijalankan,dimana lokasi proyek akan dibangun, siapa-
siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar
keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi
penyimpangan.
c. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Denganadanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan
pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki
pedoman yang harus diikuti. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara
sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang
sudha direncanakan.
d. Memudahkan Pengawasan
Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana
yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan dapat sungguh-sungguh melakukan
pekerjaannya karena merasa ada yang mengawasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan
tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu.
e. Memudahkan Pengendalian
Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan tidak
melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan
akan tercapai.

4. Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan adalah sebagai
berikut:
a. Aspek Hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan
dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai ke izin-izin yang
dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting, karena hal ini
merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila di kemudian hari timbul
masalah.
b. Aspek Pasar dan Pemasaran
Untuk menilai apakah perusahaan yang akan melakukan investasi ditinjau dari segi
pasar dan pemasaran memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak. Atau dengan
kata lain, seberapa besar potensi pasar yang ada untuk produk yang ditawarkan dan
seberapa besar market share yang dikuasai oleh para pesaing dewasa ini. Kemudian
bagaimana strategi pemasaran yang akan dijalankan untuk menangkap peluang pasar
yang ada. Dalam hal ini untuk menentukan besarnya pasar nyata dan pasar potensil
yang ada maka perlu dilakukan riset pasar, baik dengan terjun langsung ke lapangan
maupun dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber. Kemudian setelah
diketahui pasar nyata dan pasar potensil yang ada barulah disusun strategi
pemasarannya.
c. Aspek Keuangan
Penilaian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang akan
dihitung dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Kemudian juga
meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika proyek jadi dijalankan.
Kemudian dari mana saja sumber pembiayaan bisnis tersebut dan bagaimana tingkat
suku bunga yang berlaku, sehingga jika dihitung dengan formula penilaian investasi
akan sangat menguntungkan. Metode penilaian yang akan digunakan adalah dengan
Payback Period, Average Rate of Return, Net Present Value, Internal Rate of Return,
Profitability Index serta dengan Rasio-rasio Keuangan.
d. Aspek Teknis/ Operasi
Dalam aspek ini yang akan diteliti adalah lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang,
pabrik atau gudang. Kemudian penentuan lay-out gedung, mesin dan peralatan serta
lay-out ruanagan sampai kepada usaha perluasan selanjutnya. Penelitian mengenai
lokasi meliputi berbagai pertimbangan, apakah harus dekat pasar, dekat bahan baku,
dekat tenaga kerja, dekat pemerintahan, dekat lembaga keuangan, dekat dengan
pelabuhan atau pertimbangan lainnya. Kemudian mengenai penggunaan teknologi
apakah padat karya atau padat modal. Artinya jika menggunakan padat karya, maka
akan dibutuhkan banyak sekali tenaga kerja, namun jika padat modal justru
sebaliknya.
e. Aspek Manajemen/ Organisasi
Yang dinilai dalam aspek ini adalah para pengelola usaha dan struktur organisasi
yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang
yang profesional, mulai dari merencanakan, melaksankan sampai dengan
mengendalikannya agar tidak terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan struktur
organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan usahanya.
f. Aspek Ekonomi Sosial
Penelitian dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama terhadap
ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Dampak ekonomi tertentu yaitu peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang
bekerja di pabrik atau masyarakat di luar lokasi pabrik. Demikian pula dengan
dampak sosial yang ada seperti tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan,
jembatan, penerangan, telepon, air, tempat kesehatan, pendidikan, sarana olah raga
dan sarana ibadah.
g. Aspek Dampak Lingkungan
Merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini, karena setiap proyek yang
dijalankan akan sangat besar dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya, baik
terhadap darat, air dan udara, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap
kehidupan manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya.

5. Tahap-tahap Dalam Studi Kelayakan Bisnis
Adapun tahap-tahap dalam melakukan studi kelayakan yang umum dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data dan Informasi
Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin, baik yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi dapat
diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, misalnya dari lembaga-lembaga
yang memang berwenang untuk mengeluarkannya, seperti Biro Pusat Statistik (BPS),
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengelola Pasar Modal
(BAPEPAM), Bank Indonesia (BI), Depatemen Teknis atau lembaga-lembaga
penelitian, baik milik pemerintah maupun swasta. Pengumpulan data ini dapat dari
data primer maupun data sekunder dengan berbagai metode.
b. Melakukan Pengolahan Data
Setelah data informasi yang dibutuhkan terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengolahan data dan informasi tersebut. Pengolahan data dilakukan secara
benar dan akurat dengan metode-metode dan ukuran-ukuran yang telah lazim
digunakan untuk bisnis. Pengolahan ini dilakukan hendaknya secara teliti untuk
masing-masing aspek yang ada. Kemudian dalam hal perhitungan ini hendaknya
diperiksa ulang untuk memastikan kebenaran hitungan yang telah dibuat sebelumnya.
c. Analisis data
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa data dalam rangka menentukan
kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria-
kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria-kriteria yang telah memenuhi
syarat sesuai kriteria-kriteria yang layak digunakan. Setiap jenis usaha memiliki
kriteria tersendiri untuk dikatakan layak atau tidak layak untuk dilakukan. Kriteria
kelayakan diukur dari setiap aspek untuk seluruh aspek yang telah dilakukan.
d. Mengambil Keputusan
Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan telah diperoleh hasil dari
pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan terhadap hasil
tersebut. Mengambil keputusan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
apakah layak atau tidak dengan ukuran yang telah ditentukan berdasarkan hasil
perhitungan sebelumnya. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan dengan menyebutkan
alasannya.
e. Memberikan Rekomendasi
Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak tertentu
terhadap laporan studi yang telah disusun. Dalam memberikan rekomendasi diberikan
juga saran-saran serta perbaikan yang perlu jika memang masih dibutuhkan, baik
kelengkapan dokumen-dokumen maupun persyaratan-persyaratan lainnya.












DAFTAR PUSTAKA

- Umar Husein. 1997. Studi Kelayakan Bisnis Manajemen, Metode & Kasus. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
- Kasmir, Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai