1. LO1: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri
OUTLINE MATERI :
Banyak proyek yang gagal karena kelemahan manajemen. Oleh sebab itu ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pembanguna proyek, yaitu :
a. Rencana Kerja
b. Siapa yang terlibat
c. Koordinasikan pelaksanaan proyek
d. Pengawsan pelaksanaan proyek
Sedangkan untuk proyek yang sudah beroperasi, perlu dilihat dari seberapa Efisiensi
dan efektivitas dari :
Laporan keuangan sendiri merupakan hasil dari proses akuntansi yang berguna untuk
mengkomunikasikan keadaan keuangan dengan pihak yang berkepentingan.
D. HASIL STUDI KELAYAKAN
Hasil studi kelayakan proyek akan berupa dokumentasi lengkap dan tertulis, yang berisi
semua aspek-aspek yang telah dibahas sebelumnya.
Sedangkan untuk kebutuhan pasar, produk yang dihasilkan dapat dijual dipasar yang
cukup sehat, dengan permintaan terhadap produk cukup baik dalam jangka panjang.
a. Kata hati
b. Kemampuan dalam hal teknis
c. Keyakinan akan kemampuan untuk menghasilkan laba.
2. Penelitian
Adapun prosesnya terdiri dari :
a. Pengumpulan Data
b. Pengolahan Data dengan teori-teori yang relevan
c. Analisa dan interpretasi hasil pengolahan data dengan alat analisa yang sesuai
d. Kesimpulan hasil
e. Pelaporan hasil penelitian
3. Evaluasi Proyek
Evaluasi berarti membandingkan antara sesuatu dengan satu atau lebih
standard/kriteria, yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Contoh : Mengevaluasi biaya yang ditimbulkan dengan manfaat/benefit yang akan
diperoleh.
Ada 3(tiga) macam evaluasi proyek, yaitu :
a. Mengevaluasi usulan proyek yang akan dibangun (Project Appraisal)
b. Mengoperasikan proyek yang sedang dioperasikan
c. Mengevaluasi proyek yang baru selesai dibangun
4. Pengurutan Usulan yang Layak
Pengurutan usulan proyek dilakukan jika terdapat lebih dari satu usulan proyek yang
layak namun terdapat keterbatasan manajemen untuk merealisasikan proyek tersebut.
Sehingga perlu adanya proyek prioritas yang memiliki nilai tingga berdasarkan
kriteria penilaian yang telah ditentukan.
5. Rencana Pelaksanaan Proyek
Adapun hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam rencana pelaksanaan proyek
adalah :
a. Menentukan jenis pekerjaan
b. Waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan
c. Jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana
d. Ketersediaan dana dan sumber daya lain
e. Kesiapan Manajemen
6. Pelaksanaan Proyek
Pada tahap ini semua persiapan sudah dilakukan, seperti tenaga pelaksana proyek.
Mulai dari pemimpin proyek sampai pada tingkat yang paling rendah, mereka harus
dapat bekerja sama sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, walaupun pada
kenyataannya rencana yang telah dibuat tidak sesuai dengan realisasinya.
II. PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Beberapa pengertian mengenai Keputusan menurut pendapat para ahli :
- Merupakan hasil dari proses pemikiran yang berupa pemilihan satu dari beberapa
alternative yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
- Merupakan hasil pemecahan masalah secara tegas berkaitan dengan jawaban atas
pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dalan unsur-unsur perencanaan,
terutama yang terjadi terhadap rencana yang telah ditetapkan.
Beberapa pengertian mengenai Pengambilan Keputusan menurut pendapat para ahli :
- Suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta,
dan penentuan yang matang dari alternative yang dihadapi, dan pengambilan tindakan
yang menurut perhitungan merupakan perhitungan yang tepat.
- Suatu pemilihan alternative perilaku dari dua alternative atau lebih.
Adapun tujuan dari pengambilan keputusan adalah memastikan agar tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efektif dan efisien tanpa hambatan yang berarti.
a. Sosial
b. Ekonomi
c. Politik
d. Hukum
e. Budaya
2. Ketersediaan Informasi
Hal ini menjadi sangat pentig untuk menilai proses dan kualitas hasil keputusan yang
diambil oleh manajemen karena berkaitan dengan masalah-masalah yang perlu
dicarikan jalan keluarnya. Semakin banyak dan akurat informasi yang diperoleh,
maka akan semakin kecil resiko kesalahan dalam pengambilan keputusan, begitu pula
sebaliknya.
3. Keterampilan Pengambil Keputusan
Nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh seorang pengambil keputusan, adalah :
a. Intelejensi
b. Kapasitas
c. Kapabilitas
d. Rasa tanggungjawab
1. Model Matematika
Yang banyak dipakai dalam pengambilan keputusan terutama pada aplikasi linear
programming.
2. Model Simulasi Komputer
Merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya sebagai simulasi yang menyerupai
aslinya.
3. Model Permainan Operasional
Yang menjadi unsur atau elemennya adalah manusia sebagai pengambil keputusan,
yang difasilitasi oleh wahana computer atau video games.
4. Model Verbal
Model keputusan yang berdasarkan analogi yang non kuantitatif.
5. Model Fisik
Merupakan serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan,
baik fisik maupun jasa yang cukup kompleks. Contohnya : PERT (Program
Evaluation Review Technique) dan CPM (Critical Path Method)
KESIMPULAN
1. Dalam Studi Kelayakan Proyek perlu memahami pengertian, manfaat, aspek-aspek yang
perlu dianalisa, hasil studi kelayakan, sampai tahapan pelaksanaan studi kelayakan.
2. Studi kelayakan proyek ini sangat bermanfaat bagi beberapa pihak, seperti : Investor,
Kreditor, Manajemen Perusahaan, Pemerintah dan Masyarakat, dan Negara, dalam hal ini
Pembangunan Ekonomi Nasional.
3. Beberapa aspek yang menjadi pertimbangan studi kelayakan adalah seperti : aspek
Teknis dan Teknologi, Pasar dan Pemasaran, Yuridis/Hukum, Manajemen, Lingkungan,
dan Keuangan.
4. Hasil dari studi kelayakan ini biasanya berupa dokumentasi yang tertulis.
5. Tahapan studi kelayakan proyek terdiri dari : Inisiasi Ide, Tahap penelitian, Evaluasi
Proyek, Pengurutan usulan proyek yang layak, Perencanaan Proyek dan Pelaksanaan
Proyek.
6. Setelah analisa studi kelayakan dilakukan, maka akan dengan mudah dilakukan
pengambilan keputusan oleh para pimpinan organisasi/perusahaan.
7. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain adalah kondisi internal
dan eksternal, ketersediaan informasi, serta keterampilan pengambil keputusan.
8. Adapun type-type pengambil keputusan adalah : Type Ketergantungan, Eksploitatif,
Tabungan, Pemasaran, dan Produktif.
9. Ada 2(dua) jenis keputusan yang biasa terdapat dalam suatu organisasi, yaitu keputusan
yang terstruktur dan tidak terstruktur.
10. Semua keputusan yang diambil oleh pemimpin suatu organisasi/perusahaan perlu
mempertimbangkan dampak jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, sehingga
perlu pedoman agar proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat dan
cermat dengan segala resiko dan konsekuensinya.
11. Ada beberapa model keputusan yang biasa dilakukan dalam suatu perusahaan, yaitu
Model Matematika, Simulasi Komputer, Permainan Operasional, Verbal dan Fisik.
Dimana semua ini dilakukan untuk menyederhanakan dan sebagai alat analisa situasi
yang kompleks, tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan untuk
memudahkan pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA
1. LO1: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri
OUTLINE MATERI :
Klasifikasi Sumber Daya Alam berdasarkan pengelolaan ada 2(dua), yaitu pemerintah dan
swasta, atau dapat disebut sebagai barang umum dan pribadi.
Setelah proses penarikan dilakukan, tahap selanjutnya adalah proses seleksi, untuk
menentukan penerimaan atau penolakan. Adapun proses seleksi ini tergantung dari 3(tiga)
factor, yaitu :
1. Analisa Jabatan, yang terdiri dari : Deskripsi JAbatan, Spesifikasi Jabatan, Standard
prestasi yang disyaratkan dalam jabatan tersebut.
2. Rencana SDM yang memberitahukan kepada manajer personalia bahwa ada lowongan
pekerjaan.
3. Rekrutmen agar manajer mendapatkan sekelompok orang yang dipilih.
1. Calon pelamar dan perusahaan melakukan penjajakan awal, dimana kedua belah pihak
dapat melanjutkan dan juga membatalkan.
2. Jika calon pelamar dinyatakan memnuhi syarat dan ingin melanjutkan ke tahap
berikutnya, maka perlu dilakukan beberapa tes untuk penerimaan. Seperti : Tes
Pengetahuan, Tes Psikologis, dan Tes Performance untuk mengukur kemampuan
dalam melaksanakan bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan.
3. Setelah semua sudah dilalui dengan baik, tahap selanjutnya adalah wawancara, yaitu
percakapan formal yang mendalam untuk mengevaluasi apakah calon pelamar
mampu melaksanakan pekerjaan disbanding pelamar yang lain.
4. Selanjutnya dilakukan evaluasi medis atau tes kesehatan. Bertujuan untuk
mendapatkan karyawan yang sehat jasmani dan mental, sehingga perusahaan dapat
menekan biaya yang menyangkut masalah kesehatan karyawan, selain itu agar
pekerjaan yang dilakukan tidak terganggu karena absensi sakit.
5. Tahap berikutnya adalah wawancara dengan atasan langsung/penyelia (user), dimana
atasan ini diberi kewenangan untuk memberi masukkan apakah pelamar diterima atau
ditolak. Penyelia mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi kemampuan teknis
pelamar atau kemampuan menjawab pertanyaan-pertanyaan pelamar melalui
wawancara ini.
6. Terakhir adalah tahapan keputusan, untuk mengetahui apakah pelamar diterima atau
ditolak. Jika ditolak, maka wajib diberitahu dan yang diterima juga diberitahu kapan
pelamar bias memulai kerja.
Semua dokumen pelamar akan dijadikan data awal yang berguna bagi kegiatan
selanjutnya.
C. PENILAIAN PRESTASI KERJA
Beberapa manfaat dari penilaian prestasi kerja karyawan adalah :
1. Untuk memperbaiki keputusan manajemen ke depannya
2. Sebagai umpan balik atau cermin diri bagi karyawan terhadap hasil kerja yang
dilakukan, agar dapat menjadi lebih baik lagi
3. Untuk meningkatkan prestasi kerja sebagai penyesuaian kompensasi, promosi, dan
demosi pada penempatan kerja.
4. Untuk penentuan kebutuhan pelatihan bagi karyawan yang kurang berprestasi
5. Untuk pengembangan bagi karyawan yang berprestasi, pengembangan karir, dan
menilai proses staffing.
6. Untuk menilai desain pekerjaan, mutu system informasi yang dimiliki, menilai azas
keadilan dalam keputusan penempatan internal.
Proses penilaian ini menghasilkan evaluasi bagi seluruh karyawan berdasarkan hasil kerja
masa lalu, agar dapat diprediksi prestasi kerja untuk masa yang akan datang.
Proses evaluasi ini dapat dilakukan oleh atasan kepada bawahannya dengan melakukan
wawancara sebagai umpan balik agar prestasi kerja dapat ditingkatkan dan atau
diperbaiki.
Pelaksanaan program kompensasi tidak mudah, banyak tantangan yang dihadapi, antara
lain :
Selanjutnya dilakukan pelaporan audit, dimana semua laporan akan diberikan kepada
3(tiga) bagian, yaitu :
1. Manajer Operasi
2. Manajer Personalia
3. Manajer/kepala bagian
Laporan ini menerangkan secara jelas ruang lingkup dan tujuan audit yang disusun
secara ringkas, jelas, dan lengkap.
KESIMPULAN
1. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia merupakan aspek yang penting dalam
melakukan studi kelayakan proyek
2. Sumber Daya Alam (SDA) terbagi 2, yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang
tidak dapat diperbaharui.
3. SDA yang tidak dapat diperbaharui harus dapat diimbangi dengan pelestarian lingkungan
sehingga tetap dapat terjaga
4. SDA yang tidak dapat diperbaharui perlu dicarikan solusi untuk pengganti sebagai salah satu
cara menjaga keberadaannya
5. SDA yang dapat diperbaharui juga tidak kalah penting untuk terus dijaga.
6. SDM merupakan aspek penting dalam studi kelayakan proyek karena manusia merupakan
peran utama dari semua kegiatan suatu proyek dalam organisasi.
7. Pengelolaan SDM perlu dilakukan agar dapat menghasilkan SDM yang handal dan
professional sesuai dengan jenis pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan
8. Penilaian terhadap kinerja SDM amat sangat penting karena akan menjadi bahan evaluasi,
umpan balik untuk karyawan dan perusahaan dalam melakukan perbaikan di masa datang
9. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menarik SDM yang sesuai
dengan kebutuhan, seperti : melakukan perekrutan yang benar, memberikan penilaian hasil
kerja, dan memberikan kompensasi yang adil.
10. Semua hal ini biasa dilakukan oleh bagian personalia, dimana bagian ini juga memerlukan
audit untuk mengevaluasi kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. LO1: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri
2. LO2: Mahasiswa dapat menganalisa aspek-aspek yang berhubungan dengan kelayakan suatu
proyek/bisnis dalam suatu industry dengan perhitungan yang cermat.
OUTLINE MATERI :
1. Pengertian Pasar
3. Bentuk Pasar
4. Macam-macam Pasar
5. Pengertian Pemasaran
6. Kebijakan Pemasaran
9. Segmentasi Pasar
I. PASAR
A. PENGERTIAN PASAR
- Tempat bertemunya penjual dan pembeli
- Tempat dimana kekuatan permintaan dan penawaran saling bertemu untuk satu harga
- Suatu kelompok orang-orang yang terorganisir untuk melakukan tawar menawar
sehingga terbentuk harga
- Kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, mempunyai uang
untuk belanja, dan untuk membelanjakannya
- Beberapa - Oligopoli
- Dua - Duopoli
- Satu - Monopoli
Suatu produk harus mempunyai manfaat yang dapat dikomunikasikan dan dipenuhi oleh
atribut, seperti :
1. Dapat diukur
2. Dapat terjangkau
3. Besar
4. Dapat dilaksanakan
F. MENETAPKAN PASAR SASARAN
Ada 3 (tiga) factor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan pasar sasaran, yaitu :
1. Ukuran dan Pertumbuhan Segmen
Dengan mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan terkahir, lalu
menproyeksikan laju pertumbuhan penjualan, dan margin laba yang diharapkan untuk
berbagai segmen, untuk kemudian menetapkan segmen yang diharapkan.
2. Kemenarikan Struktural Segmen
Ini berguna untuk mengetahui pengaruh daya tarik segmen dalam jangka panjang
3. Sasaran dan Sumber Daya
Kemampuan penyediaan sumber daya merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh
perusahaan dalam meraup segmen pasar dalam jangka panjang, misalnya keterampilan
tenaga pemasaran yang lebih baik dari pesaingnya.
G. MENENTUKAN POSISI PASAR
Ada 3(tiga) langkah dalam menentukan posisi pasar, yaitu :
1. Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif
Dengan menawarkan produk bermutu, layanan, personel, dan citra yang menjadi pembeda
atas tawaran pemasaran dari pesaing
2. Memlilih Keunggulan Kompetitif
Dengan menetapkan jumlah perbedaan, perbedaan mana yang dapat dipromosikan,dll.
3. Mewujudkan dan Mengkomunikasikan Posisi
Dengan mengembangkan dan menyesuaikan lingkungan pemsaran yang selalu berubah
agar dapat mengkomunikasikan posisi yang diinginkan kepada konsumen.
H. ANALISIS PERSAINGAN
Ada 6(enam) langkah untuk menganalisi pesaing menurut Kotler, yaitu :
1. Mengidentifikasi Pesaing, dengan cara :
o Menawarkan produk maupun harga yang sama kepada pelanggan
o Membuat produk atau kelas produk yang sama
o Membuat produk dan memasok dengan layanan yang sama
o Bersaing merebut uang dari konsumen yang sama
2. Menentukan Sasaran Pesaing
Sasaran setiap pesaing berbeda-beda, ada yang memang ingin memaksimalkan laba baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Namun ada juga pesaing yang lebih berorientasi
pada kepuasan pelanggan, begitu pula dengan pemakaian teknologi, pangsa pasar, arus kas,
dan lain-lain.
3. Mengidentifikasi Strategi Pesaing
Semakin mirip strategi suatu perusahaan dengan perusahaan lain, maka semakin ketat
persaingannya. Beberapa strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk bersaing adalah
perbaikan mutu, ciri, ragam produk, layanan, kebijakan harga, distribusi, program promosi,
dan lain-lain.
4. Menilai Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Berguna untuk mengetahui apakah pesaing menjalankan strateginya dan mencapai tujuan
mereka. Dengan demikian perusahaan harus dapat mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan pesaing melalui data sekunder, pengalaman pribadi dan desas desus, atau juga
dapat dilakukan dengan melakukan riset pemasaran kepada pelanggan, pemasok, maupun
dealer. Dari data ini kemuadian dianalisa untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan
untuk menilai pesaing.
5. Mengestimasi Pola Reaksi Pesaing
Untuk mengetahui reaksi pesaing, maka perlu diketahui indikatornya, yaitu :
o Strategi
o Sasaran
o Program
o Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Dari indicator ini dapat diketahui pola reaksi pesaing yang dapat diramalkan sebelumnya.
6. Memilih Pesaing
Ada 3(tiga) pesaing yang harus disaingi, yaitu :
a. Pesaing Kuat atau Lemah
b. Pesaing Dekat atau Jauh
c. Pesaing Berperilaku Baik atau Pengacau
I. STRATEGI KOMPETITIF
Yaitu strategi yang akan memberikan keunggulan kompetitif, baik untuk produk maupun
perusahaan. Bisa berupa sasaran, sumber daya, pemodalan, laba, market share, dll.
Ada 4(empat) posisi kompetitif dalam pasar sasaran, yaitu :
1. Pemuka Pasar
Agar selalu menjadi pemuka pasar, maka ada 3(tiga) hal yang harus dilakukan :
o Perusahaan harus menemukan jalan untuk memperbesar jumlah permintaan
o Perusahaan harus dapat melindungi market share nya yang sekarang
o Perusahaan harus dapat memperbesar market share nya.
2. Penantang Pasar
Biasanya mengikuti strategi pemuka pasar walaupun dengan pemodalan yang kecil juga
dalam pemberian pelayanan kepada pelanggan.
Ada 5(lima) strategi serangan yang digunakan oleh penantang pasar, yaitu :
o Serangan Frontal
o Serangan Samping
o Serangan Pengepungan
o Serangan Melambung
o Serangan Gerilya
3. Pemanut Pasar
Biasanya pemanut pasar hanya mengikuti keadaan pasar saja seperti tidak perlu melakukan
pengembangan produk dan perluasan saluran distribusi, dimana ini sudah dilakukan oleh
pemuka pasar dengan biaya yang tidak sedikit. Sehingga pemanut pasar cukup dengan
menyempurnakan produk dan strategi usahanya dengan investasi yang lebih kecil
4. Pelubuk/Perelung Pasar
Ini merupakan salah satu strategi perusahaan besar dalam memasuki pasar dengan mengisi
relung-relung pasar (niche market), namun tetap akan beresiko bagi perusahaan besar jika
relung-relung pasar ini tidak berkembang.
KESIMPULAN
1. Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisa kelayakan proyek adalah aspek Pasar dan
Pemasaran, dimana perusahaan dapat mengetahui seberapa besar kapasitas produksinya
mampu mencukupi kebutuhan pasar dan bagaimana memasarkannya.
2. Pada aspek pasar ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti : Permintaan dan
Penawaran, Bentuk Pasar, Macam Pasar, karena ini akan mempengaruhi keberlangsungan
usaha dari perusahaan.
3. Aspek Pasar juga perlu didukung oleh aspek Pemasaran, dimana semua strategi, jenis
persaingan, permintaan dan penawaran, seegmentasi pasar, pasar sasaran, posisi pasar, dapat
dianalisa.
4. Dalam kebijakan Pemasaran ada 4(empat) strategi yang harus dilakukan, yaitu : Strategi
Produk, Strategi Harga, Strategi Distribusi, dan Strategi Promosi. Semua ini harus dapat
dilakukan bersamaan untuk menjaga konsistensi persaingan di pasar.
5. Manajemen Pemasaran berperan penting dalam analisa pemasaran, dimana mereka
bertanggung jawab dalam merencanakan pemasaran, menganalisa peluang pasar, memilih
pasar sasaran, mengembangkan bauran pemasaran, dan mengelola usaha pemasaran.
6. Permintaan dan Penawaran dapat dianalisa dengan melakukan pengukuran di saat ini dan
masa datang, dimana ini akan mempengaruhi pendapatan perusahaan, kebutuhan sumber
daya, kemampuan penjualan, dll.
7. Segmentasi pasar ditentukan oleh beberapa factor, seperti factor Geografis, Demografis,
Psikografis, dan Perilaku. Ini akan menyebabkan segmen pasar dapat diukur, terjangkau, dan
besar.
8. Posisi Pasar dapat ditentukan dengan 3(tiga) hal, yaitu : Mengidentifikasi, memilih
Keunggulan Kompetitif, dan mewujudkan dan mengkomunikasikan Posisi kepada
konsumen.
9. Analisa persaingan dapat dilakukan dengan cara, mengidentifikasi pesaing, menentukan
sasaran pesaing, mengidentifikasi strategi pesaing, menilai kekuatan dan kelemahan pesaing,
mengestimasi pola reaksi pesaing,dan memilih pesaing.
10. Adapun strategi kompetitif ada 4(empat) menurut Kotler, yaitu : Pemuka Pasar, Penantang
Pasar, Pemanut Pasar, dan Perelung Pasar
DAFTAR PUSTAKA
1. Drs. Husein Umar, SE.MM, MBA, Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode, dan Kasus. Cet-1 –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997 – ISBN- 979-605- 578-3
2. Situmorang, Syafrizal Helmi, Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan
Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. ISBN – 979-458-296-4
LECTURE NOTES
1. LO1: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri
2. LO2: Mahasiswa dapat menganalisa aspek-aspek teknis dan teknologi yang berhubungan
dengan kelayakan suatu proyek/bisnis dalam suatu industry dengan perhitungan yang cermat
OUTLINE MATERI :
1. Rencana Kapasitas
2. Pemilihan Teknologi dan Desain Produk
3. Lokasi dan Distribusi
4. Tata Letak Fasilitas
5. Luas Produksi
6. Pengadaan Persediaan Bahan
PENILAIAN ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
DALAM ANALISA KELAYAKAN PROYEK
A. RENCANA KAPASITAS
Kapasitas adalah suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam
waktu tertentu. Biasanya kapasitas diukur berdasarkan waktu dari keluaran yang dihasilkan.
Namun, ada beberapa ukuran kapasitas yang berbeda-beda tergantung dari jenis
organisasinya, seperti berikut ini :
Jenis Organisasi Ukuran Kapasitas
- Sekolah - Semester
Proses desain merupakan proses berulang, masukkan dari pemakai dapat digunakan untuk
menemukan cara-cara untuk meningkatkan desain untuk menghemat biaya produksi atau
untuk meningkatkan kualitas.
Sesuai dengan desain, perencanaan proses manufaktur dapat dilakukan dengan menetapkan
rincian spesifikasi proses yang dibutuhkan dengan urutan yang cermat.
Perencanaan proses dapat dilakukan dengan peralatan yang terbatas, namun jika volume
pesanan cukup besar dan desainnya stabil, maka dapat dipertimbangkan dengan penggunaan
peralatan khusus, termasuk proses otomatis dengan tata letak yang khusus pula.
Untuk mendapatkan system produksi yang ekonomis diperlukan tata letak yang
fungsional, dimana penggunaan peralatan harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
Layout fungsional dikelompokkan dan ditempatkan dalam suatu ruang tertentu, juga
disusun berdasarkan urutan proses operasi suatu produk.
Kriteria yang dapat dipakai untuk mengevaluasi tata letak pabrik, adalah :
Pertimbangan umum yang dipakai khus untuk lahan lokasi proyek adalah :
1. Ketersediaan arus searah atau mengurangi arus penyilangan
2. Departemen pembantu, workshop hendaknya disituasikan secara fungsional
terhadap pabrik utama.
E. LUAS PRODUKSI
Luas Produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai
keuntungan yang optimal. Atau penentuan kombinasi dari berbagai macam produk yang
dihasilkan untuk mencapai keuntungan yang optimal jika perusahaan menghasilkan lebih
dari satu macam produk.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan luas produksi, yaitu :
1. Batasan Permintaan
2. Kapasitas mesin
3. Kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi
4. Kemampuan keuangan dan manajemen
5. Kemungkinan perubahan teknologi produksi
Adapun metode yang digunakan dalam menentukan luas produksi yang optimal adalah :
1. Tingkat Penjualan
2. Sifat Teknis
3. Lamanya proses produksi
4. Daya tahan produk akhir
Ada 4(empat) hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan jumlah pemesanan, yaitu :
1. Aspek teknis dan teknologi merupakan aspek yang perlu dianalisa dalam analisa kelayakan
proyek.
2. Perencanaan kapasitas harus jelas dari awal analisa karena bersifat jangka panjang, terutama
dari segi permintaan dan penawaran dari pelanggan.
3. Pemilihan teknologi dan desain produk juga perlu dilakukan dengan cermat untuk
memenuhi kebutuhan volume order dari pelanggan yaitu dengan penyesuaian terhadap
kebutuhan peralatan dan juga biaya produksi
4. Penentuan lokasi distribusi juga harus diperhatikan mengingat jangkauan dari pasar yang
cukup luas agar lebih mudah dalam mencukupi permintaan pelanggan, sehingga dapat
menghasilkan laba yang optimal
5. Tata letak fasilitas juga sangat penting dianalisa karena berhubungan dengan proses
produksi dimana ada interaksi antara manusia dan mesin sebagai roda penggerak usaha.
6. Beberapa metode yang biasa digunakan dalam menentukan luas produksi, yaitu dengan
konsep Marginal Cost and Marginal Revenue, Break Even Point, dan Linear Programming.
7. Pengadaan Persediaan Bahan merupakan hal penting dalam aktiva lancar perusahaan, karena
biaya terbesar adalah pada biaya persediaan bahan, sehingga pengendalian persediaan amat
penting untuk menjaga perputaran aliran kas perusahaan.
8. Formula pengendalian persediaan yang biasa digunakan adalah EOQ (Economic Order
Quantity), dengan pertimbangan adanya waktu tenggang, ketidakpastian, dan inflasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Drs. Husein Umar, SE.MM, MBA, Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode, dan Kasus. Cet-1 –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997 – ISBN- 979-605- 578-3
2. Situmorang, Syafrizal Helmi, Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan
Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. ISBN – 979-458-296-4
LECTURE NOTES
1. LO1 : Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri
2. LO2 : Mahasiswa dapat menganalisa aspek manajemen dan network planning dalam
kelayakan suatu proyek/bisnis suatu industry dengan perhitungan yang cermat.
OUTLINE MATERI :
1. Pengertian Manajemen
2. Perencanaan Proyek
3. Pengawasan Proyek
5. Kategori Proyek
I. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen adalah suatu kelompok dalam sebuah organisasi yang bertugas untuk
menjalankan roda perusahaan, yang terdiri dari berbagai fungsi yang saling mendukung satu
sama lain untuk mencapai sasaran, tujuan, visi dan misi perusahaan.
Adapun fungsi dari manajemen adalah :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan
4. Pengendalian
A. PERENCANAAN PROYEK
Sebagai fungsi pertama dari manajemen, tugas perencanaan berarti membuat rencana
kerja. Adapun kegiatannya adalah sbb :
1. Merencanakan Jenis Pekejaan dan Sumber Daya
Tahapannya adalah :
a. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya dan sedetail mungkin mengenai
system yang sedang berlangsung, hambatan-hambatan, serta pemakaian sumber
daya.
b. Analisis Sistem
Untuk menganalisa system yang diajukan, mulai dari pengadaan hardware,
software, brainware, procedure, biaya, samapai analisa biaya manfaat system.
c. Desain System
Perancangan system yang digunakan secara global sampai detail operasional
untuk mendukung semua kegiatan manajemen
d. Pembuatan Program
Yang dikerjakan oleh programmer sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
B. PENGAWASAN PROYEK
Sedangkan Proyek adalah keseluruhan tugas atau gabungan dari tugas-tugas yang
mempunyai tujuan tertentu dari awal hingga akhir yang dapat ditentukan yang biasanya
disusun dengan menggunakan Network Planning agar lebih mudah dikendalikan, diawasi,
direvisi dan diperbaiki atau diperbaharui.
Penjelasan :
Kegiatan A dimulai sebagai awal proyek, setelah selesai lanjut dengan kegiatan B dan G.
Sesudah kegiatan B selesai, dilanjutkan dengan kegiatan C dan D, begitu pula setelah
kegiatan G selesai, dilanjutkan kegiatan H. Sesudah kegiatan C selesai, dilanjutkan
dengan kegiatan E. Begitu pula setelah kegiatan D selesai bisa dilanjutkan dengan
kegiatan F. Setelah kegiatan E, F, dan H selesai dilanjutkan kegiatan I sebagai kegiatan
akhir. Sedangkan untuk angka-angka disini menunjukkan waktu atau durasi pengerjaan,
bisa dalam satuan hari atau minggu.
Semua penentuan waktu harus seragam, maksudnya jika keseluruhan kegiatan dalam
satuan hari atau minggu.
Istilah dan definisi dalam Network Planning :
1. EET (Earliest Event Time)
Adalah waktu terpanjang yang melalui suatu lintasa dari lingkaran kejadian
permulaan nomor “nol” sampai lingkaran kejadian yang ditinjau.
2. LET (Latest Event Time)
Adalah saat paling lambat, dimana suatu kejadian dapat terjadi tanpa mempengaruhi
waktu pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
3. Jalur Kritis (Critical Path)
Adalah jalur yang mengarah pada lingkarang kejadian yang EET dan LET nya sama
atau mendekati sama. Ini yang menjadi perhatian untuk pimpinan proyek untuk
memperhatikan jalur kritis ini agar tidak terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Ada 3(tiga) perkiraan waktu dalam pelaksanaan proyek, yaitu :
1. Pessimistic Estimates (tp)
Yaitu perkiraan yang menunjukkan waktu maksimum yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan jika ada halangan.
2. Optimistic Estimates (to)
Yaitu perkiraan yang menunjukkan waktu minimum yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan jika tanpa ada halangan.
3. Most Probable Time
a. Expected Time (te) = 1/6 to + 4/6 tm + 1/6 tp atau = (to + 4tm + tp)/6
b. Simpangan Baku St = (tp – to)/6
c. Variance (vt) = {(tp – to)/6}²
Contoh Soal :
Activity Expected Time (te) Standard Deviation Variances
(1,2) 6 2 4
(1,3) 12 3 9
(2,4) 13 2 4
(3,4) 5 1 1
(4,5) 4 1 1
(3,5) 16 4 16
Jika Critical Path nya terdapat pada (1,3) san (3,5), maka nilai te = 12 + 16 = 28, dan
Variances dari Critical Path atau vt = 9 + 16 = 25. Maka nilai simpangan atau st = √25 = 5.
Dari hasil perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proyek dapat dilakukan
selama 28 hari.
1. Aspek Manajemen merupakan hal penting yang harus dianalisa dalam kelayakan proyek
karena menyangkut sumber daya yang akan digunakan.
2. Manajemen bertugas dalam merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan
mengendalikan proyek agar dapat berjalan dengan lancar dan efektif dengan ketersediaan
sumber daya yang ada.
3. Sumber daya yang digunakan dapat berupa tenaga kerja, peralatan, teknologi, system, dll.
4. Pada kegiatan perencanaan proyek perlu dipahami 3(tiga) hal, yaitu jenis pekerjaan dan
sumber daya, Jadwal kegiatan kerja, dan Biaya pembangunan system.
5. Untuk membantu memudahkan proses pengawasan dan komunikasi maka dapat digunakan
tools yang disebut Network Planning.
6. Dengan menggunakan Network Planning maka dapat diketahui pekerjaan apa saja yang
akan dilakukan dan waktu yang diharapkan dengan menggunakan symbol-simbol.
7. Network Planning dapat diupdate setiap waktu tergantung situasi dan kondisi di lapangan,
biasanya ini dipengaruhi oleh factor eksternal seperti cuaca, peraturan pemerintah, dan
inflasi.
8. Pada Network Planning terdapat formula untuk menghitung waktu capaian pelaksanaan
proyek, melalui Time Expected (te), Simpangan (st), Variance (vt)
9. Adapun formula Time Expected (te) adalah (to + 4tm + tp)/6
1. Drs. Husein Umar, SE.MM, MBA, Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode, dan Kasus. Cet-1 –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997 – ISBN- 979-605- 578-3
2. Situmorang, Syafrizal Helmi, Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan
Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. ISBN – 979-458-296-4