Anda di halaman 1dari 64

LECTURE NOTES

ISYE6196 – Industrial Feasibility


Analysis
Week ke - 1

Teori Kelayakan Proyek dan


Hubungannya dengan Pengambilan
Keputusan
LEARNING OUTCOMES

1. LO1: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri

OUTLINE MATERI :

1. Pengertian Studi Kelayakan Proyek

2. Manfaat Studi Kelayakan Proyek

3. Aspek-aspek Kelayakan Proyek

4. Hasil Studi Kelayakan Proyek

5. Tahapan Studi Kelayakan Proyek

6. Pengertian dan Tujuan Pengambilan Keputusan


7. Faktor-faktor Pengambilan Keputusan
8. Jenis-jenis keputusan
9. Pedoman Proses Pengambilan Keputusan
10. Model Keptusan
TEORI KELAYAKAN PROYEK
I. PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Yang dimaksud studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya
suatu proyek yang berhubungan dengan investasi.
Maksud dari “Layak dan Tidak Layak” disini adalah bahwa proyek tersebut dapat
menghasilkan keuntungan yang layak atau tidak jika dijalankan.
Pengertian “untung” disini bisa berbeda arti, berkaitan dengan pihak yang berbeda orientasi.
Seperti, yang berorientasi pada keuntungan ekonomi itu biasanya adalah pengusaha,
sedangkan yang berorientasi pada keuntungan non-ekonomi itu adalah pemerintah dan
lembaga-lembaga nirlaba lainnya.
Adapun analisa yang dilakukan dalam studi kelayakan proyek ini mencakup aspek teknik
dan teknologi, pasar dan pemasaran, manajemen, hukum, lingkungan dan keuangan.
Sedangkan pengertian Proyek adalah :
- Suatu pendirian usaha baru kedalam suatu bauran produk yang sudah ada dengan
menginvestasikan sumber daya yang bias diniai secara independen.
- Suatu usaha yang direncanakan sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta
penggunaan masukkan lain, dengan tujuan tertentu dan dilaksanakan dalam waktu
tertentu pula.

B. MANFAAT STUDI KELAYAKAN PROYEK


Studi kelayakan proyek ini biasanya berupa laporan mengenai situasi dan kondisi di
lapangan, baik primer dan sekunder. Dimana laporan ini yang akan menentukan
pengambilan keputusan dari pihak-pihak yang membutuhkan.
Adapun pihak-pihak yang membutuhkan laporan ini, diantaranya adalah :
1. Investor
Investor adalah pemilik modal yang memiliki kepentingan dalam pendanaan atau
permodalan pada suatu proyek. Oleh sebab itu hasil dari studi kelayakan ini sangat
dibutuhkan oleh investor untuk mengambil keputusan berkaitan dengan pendanaan

ISYE6196 – Industrial Feasibility Analysis>>


/permodalan dan juga untuk mengetahui besarnya keuntungan yang akan diperoleh, serta
jaminan keselamatan atas modal/dana yang akan ditanamkan.
2. Kreditor
Kreditor adalah pemberi dana proyek yang diperoleh dari Bank. Oleh sebab itu, pihak
Bank perlu untuk mengkasi studi kelayakan proyek dilihat dari bonafiditas, dan
tersedianya agunan yang dimiliki oleh perusahaan sebelum Bank memutuskan untuk
memberikan kreditnya.
3. Manajemen Perusahaan
Bagi perusahaan, pembuatan proposal ini merupakan upaya untuk merealisasikan ide
proyek dalam meningkatkan laba perusahaan. Biasanya dipimpin oleh Project Leader
yang wajib mempelajari studi kelayakan ini, seperti : pendanaan, baik dari perusahaan
sendiri maupun dari investor ataupun kreditor.
4. Pemerintah dan Masyarakat
Studi kelayakan proyek ini dapat dilakukan dengan memperhatikan kebijakan
pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kebijakan
perusahaan. Sebagai contoh : Penghematan Devisa Negara, Penggalakkan Eksport Non
Migas, Pemakaian Tenaga Kerja Massal, merupakan kebijakan Pemerintah yang harus
dilaksanakan.
5. Untuk Pembangunan Ekonomi
Studi Kelayakan Proyek harus bermanfaat bagi Pembangunan Nasional, terutama
Pembangunan Ekonomi Nasional.
Adapun aspek-aspek yang perlu dianalisa adalah biaya dan manfaat. Seperti :
- Rencana Pembangunan Nasional,
- Distribusi Nilai Tambah bagi masyarakat,
- Nilai investasi untuk tenaga kerja,
- Pengaruh Sosial, dan
- Analisa Kemanfaatan dan Beban Sosial

C. ASPEK-ASPEK KELAYAKAN PROYEK


Ada beberapa aspek yang perlu dianalisa dalam Studi Kelayakan Proyek, yaitu :
1. Aspek Teknik dan Teknologi
Aspek ini mengevaluasi kebutuhan teknis suatu proyek, seperti :
a. Penentuan Kapasitas Produksi
b. Jenis Teknologi yang digunakan
c. Pemakaian Peralatan dan Mesin
d. Lokasi Proyek dan Letak Proyek yang menguntungkan
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Evaluasi aspek pasar dan pemasaran sangat penting dilakukan karena tidak akan ada
proyek yang berhasil tanpa adanya permintaan barang/jasa yang dihasilkan oleh
proyek tersebut. Adapun tujuan dari analisa pasar dan pemasaran adalah untuk
mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan pangsa pasar dari
produk tersebut. Untuk analisa aspek ini bisa menggunakan cara deskriptif, maupun
inferensial. Sedangkan data-datanya dapat menggunakan data kuantitatif dan
kualitatif.
3. Aspek Yuridis
Analisa aspek yuridis/hukum amat sangat diperlukan untuk kelangsungan proyek dan
untuk meyakinkan para investor dan kreditur bahwa proyek yang akan dibuat sesuai
dengan aturan yang berlaku. Karena banyak sekali pihak-pihak yang memiliki
kepentingan melakukan pelanggaran terhadap kewajibannya, sehingga penegakkan
hukun harus dilakukan.
4. Aspek Manajemen
Ada 2(dua) macam aspek manajemen yang dievaluasi, yaitu :
a. Manajemen saat pembangunan proyek
b. Manajemen saat proyek dioperasionalkan

Banyak proyek yang gagal karena kelemahan manajemen. Oleh sebab itu ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pembanguna proyek, yaitu :

a. Rencana Kerja
b. Siapa yang terlibat
c. Koordinasikan pelaksanaan proyek
d. Pengawsan pelaksanaan proyek

Sedangkan untuk proyek yang sudah beroperasi, perlu dilihat dari seberapa Efisiensi
dan efektivitas dari :

a. Bentuk Badan Usaha


b. Jenis Pekerjaan
c. Struktur Organisasi
d. Pengadaan Tenaga Kerja
5. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan sangat berpengaruh positif dan negative terhadap suatu
perusahaan, karena sifatnya dinamis, maka aspek lingkungan perlu dianalisa.
Beberapa hal yang perlu dianalisa, adalah :
a. Sistem Nilai Masyarakat
b. Sistem Birokrasi
c. Iklim Politik dan Perekonomian
d. Lingkungan alan dan lingkungan hidup
6. Aspek Keuangan
Suatu proyek dapat dikatakan sehat, jika proyek tersebut dapat memberikan
keuntungan dan mampu memenuhi kewajiban keuangannya.
Adapun kegiatan aspek Keuangan adalah :
a. Menghitung perkiraan jumlah dana yang diperlukan sebagai modal kerja awal
b. Menghitung perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk pengadaan harta tetap
proyek
c. Mempelajari struktur pembiayaan yang menguntungkan, apakah lewat pinjaman
atau modal sendiri

Laporan keuangan sendiri merupakan hasil dari proses akuntansi yang berguna untuk
mengkomunikasikan keadaan keuangan dengan pihak yang berkepentingan.
D. HASIL STUDI KELAYAKAN
Hasil studi kelayakan proyek akan berupa dokumentasi lengkap dan tertulis, yang berisi
semua aspek-aspek yang telah dibahas sebelumnya.

E. TAHAPAN STUDI KELAYAKAN PROYEK


Ada beberapa tahapan dalam melakukan Studi Kelayakan Proyek, yaitu :
1. Inisiasi Ide Proyek
Dimana produk yang nanti akan diproduksi harus laku dijual dan menguntungkan.
Oleh sebab itu kebutuhan pasar dan jenis produk dari proyek harus dilakukan.
Kriteria produk harus sbb :
a. Memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum terpenuhi
b. Memenuhi kebutuhan manusia namun belum ada
c. Mengganti produk yang sudah ada dengan produk lain yang bernilai lebih

Sedangkan untuk kebutuhan pasar, produk yang dihasilkan dapat dijual dipasar yang
cukup sehat, dengan permintaan terhadap produk cukup baik dalam jangka panjang.

Ide suatu proyek dapat berdasarkan :

a. Kata hati
b. Kemampuan dalam hal teknis
c. Keyakinan akan kemampuan untuk menghasilkan laba.
2. Penelitian
Adapun prosesnya terdiri dari :
a. Pengumpulan Data
b. Pengolahan Data dengan teori-teori yang relevan
c. Analisa dan interpretasi hasil pengolahan data dengan alat analisa yang sesuai
d. Kesimpulan hasil
e. Pelaporan hasil penelitian
3. Evaluasi Proyek
Evaluasi berarti membandingkan antara sesuatu dengan satu atau lebih
standard/kriteria, yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Contoh : Mengevaluasi biaya yang ditimbulkan dengan manfaat/benefit yang akan
diperoleh.
Ada 3(tiga) macam evaluasi proyek, yaitu :
a. Mengevaluasi usulan proyek yang akan dibangun (Project Appraisal)
b. Mengoperasikan proyek yang sedang dioperasikan
c. Mengevaluasi proyek yang baru selesai dibangun
4. Pengurutan Usulan yang Layak
Pengurutan usulan proyek dilakukan jika terdapat lebih dari satu usulan proyek yang
layak namun terdapat keterbatasan manajemen untuk merealisasikan proyek tersebut.
Sehingga perlu adanya proyek prioritas yang memiliki nilai tingga berdasarkan
kriteria penilaian yang telah ditentukan.
5. Rencana Pelaksanaan Proyek
Adapun hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam rencana pelaksanaan proyek
adalah :
a. Menentukan jenis pekerjaan
b. Waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan
c. Jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana
d. Ketersediaan dana dan sumber daya lain
e. Kesiapan Manajemen
6. Pelaksanaan Proyek
Pada tahap ini semua persiapan sudah dilakukan, seperti tenaga pelaksana proyek.
Mulai dari pemimpin proyek sampai pada tingkat yang paling rendah, mereka harus
dapat bekerja sama sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, walaupun pada
kenyataannya rencana yang telah dibuat tidak sesuai dengan realisasinya.
II. PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Beberapa pengertian mengenai Keputusan menurut pendapat para ahli :
- Merupakan hasil dari proses pemikiran yang berupa pemilihan satu dari beberapa
alternative yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
- Merupakan hasil pemecahan masalah secara tegas berkaitan dengan jawaban atas
pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dalan unsur-unsur perencanaan,
terutama yang terjadi terhadap rencana yang telah ditetapkan.
Beberapa pengertian mengenai Pengambilan Keputusan menurut pendapat para ahli :
- Suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta,
dan penentuan yang matang dari alternative yang dihadapi, dan pengambilan tindakan
yang menurut perhitungan merupakan perhitungan yang tepat.
- Suatu pemilihan alternative perilaku dari dua alternative atau lebih.

Adapun tujuan dari pengambilan keputusan adalah memastikan agar tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efektif dan efisien tanpa hambatan yang berarti.

B. FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Ada 3(tiga) factor yang mempengaruhi suatu pengambilan keputusan, yaitu :
1. Kondisi Internal dan Eksternal Organisasi
Beberapa factor penilaian kondisi internal suatu organisasi :
a. Ketersediaan Dana
b. Struktur Organisasi
c. Kualitas SDM
d. Peralatan yang dimiliki
e. Sistem Informasi

Segala keputusan yang diambil dapat mempengaruhi roda kehidupan perusahaan


menuju arah positif maupun negative.

Adapun factor eksternal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan adalah :

a. Sosial
b. Ekonomi
c. Politik
d. Hukum
e. Budaya
2. Ketersediaan Informasi
Hal ini menjadi sangat pentig untuk menilai proses dan kualitas hasil keputusan yang
diambil oleh manajemen karena berkaitan dengan masalah-masalah yang perlu
dicarikan jalan keluarnya. Semakin banyak dan akurat informasi yang diperoleh,
maka akan semakin kecil resiko kesalahan dalam pengambilan keputusan, begitu pula
sebaliknya.
3. Keterampilan Pengambil Keputusan
Nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh seorang pengambil keputusan, adalah :
a. Intelejensi
b. Kapasitas
c. Kapabilitas
d. Rasa tanggungjawab

Adapun type pengambil keputusan dibagi atas 5(Lima), yaitu :

a. Type Ketergantungan, dengan ciri-ciri :


- Kurang memiliki pendirian yang tegas
- Lemah terhadap penguasaan masalah
- Memerlukan bantuan orang lain
Ini disebabkan oleh kurangnya informasi, kecakapan dan keberanian mengambil
resiko yang mungkin akan diakibatkan oleh keputusan yang diambil.
b. Type Eksploitatif, dengan ciri-ciri :
- Ide-ide pengambilan keputusan datang dari orang lain/bawahannya dengan cara
mengeksploitasi mereka untuk kepentingan pribadi untuk menutupi
ketidakmampuannya.
c. Type Tabungan, dengan ciri-ciri :
- Banyak menciptakan ide-ide, namun disimpan sampai pada saat yang tepat untuk
kepentingan pribadinya.
d. Type Pemasaran, dengan ciri-ciri :
- Banyak mngeluarkan ide-idenya hanya untuk tujuan pamer untuk menarik
simpati.
e. Type Produktif, dengan ciri-ciri :
- Memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan, berinisiatif, kreatif, dan
dapat bekerjasama baik dengan bawahan, atasan dan rekan sejawat.
C. JENIS-JENIS KEPUTUSAN
Ada (dua) jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur, dimana :
a. Mempunyai aturan-aturan yang jelas dan teliti
b. Dapat digunakan berulang-ulang
c. Dapat diprogramkan atau didelegasikan kepada orang lain maupun perangkat
computer, contoh : pembayaran gaji karyawan (Jelas kapan waktunya,
pelaporannya, perhitungannya, kapan waktu pembayarannya)
2. Keputusan Tidak Terstruktur, dimana :
a. Munculnya kadang-kadang
b. Keputusan yang diambil bersifat unik
c. Tidak dapat didelegasikan
d. Alat analisa tidak lengkap
e. Didominasi oleh intuisi
D. PEDOMAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ada 7(tujuh) langkah dalam pengambilan keputusan, yaitu :
1. Mengetahui masalah yang paling prioritas dan segera dicarikan solusinya
2. Mengetahui resiko yang akan diterima, jika masalah tersebut tidak ditangani secara
benar
3. Mengetahui rumusan masalah, dengan melakukan identifikasi masalah dan
membatasi masalah, mengklasifikasi masalah dan spesifik, sehingga terdapat
kejelasan persepsi antara pembuat dan pelaksana keputusan
4. Menggunakan metode ilmiah, melalui tahapan penelitian, seperti : pengumpulan data
secara statistic, menggunakan teori relevan, menggunakan alat ukur untuk
menganalisa data, dll.
5. Mengetahui manfaat positif keterlibatan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan yang berkualitas dan berbobot karena mendapatkan banyak masukkan dari
mereka sebagai suatu penghargaan bagi mereka pula karena sudah dihargai
masukkannya.
6. Memiliki keyakinan yang tinggi atas hasil keputusan yang diambil, karena sudah
dianalisa dengan matang dengan segala resiko dan konsekuensinya.
7. Menilai hasil keputusan, apakah sudah sesuai sasaran dan tujuan, atau perlu
perbaikan, atau perlu penggantian keputusan dengan yang lebih baik lagi.
E. MODEL KEPUTUSAN
Menurut Hornby, model merupakan contoh yang mengandung unsur yang bersifat
menyederhanakan untuk ditiru.
Adapun manfaat model dalam analisis adalah :
1. Mengetahui hubungan antara masalah yang dipecahkan dengan unsur-unsur terkait.
2. Mengetahui hubungan antar unsur-unsur tadi
3. Merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan antar unsur.

Menurut Spech dalam Quade, ada 5(lima) macam model, yaitu :

1. Model Matematika
Yang banyak dipakai dalam pengambilan keputusan terutama pada aplikasi linear
programming.
2. Model Simulasi Komputer
Merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya sebagai simulasi yang menyerupai
aslinya.
3. Model Permainan Operasional
Yang menjadi unsur atau elemennya adalah manusia sebagai pengambil keputusan,
yang difasilitasi oleh wahana computer atau video games.
4. Model Verbal
Model keputusan yang berdasarkan analogi yang non kuantitatif.
5. Model Fisik
Merupakan serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan,
baik fisik maupun jasa yang cukup kompleks. Contohnya : PERT (Program
Evaluation Review Technique) dan CPM (Critical Path Method)
KESIMPULAN

1. Dalam Studi Kelayakan Proyek perlu memahami pengertian, manfaat, aspek-aspek yang
perlu dianalisa, hasil studi kelayakan, sampai tahapan pelaksanaan studi kelayakan.
2. Studi kelayakan proyek ini sangat bermanfaat bagi beberapa pihak, seperti : Investor,
Kreditor, Manajemen Perusahaan, Pemerintah dan Masyarakat, dan Negara, dalam hal ini
Pembangunan Ekonomi Nasional.
3. Beberapa aspek yang menjadi pertimbangan studi kelayakan adalah seperti : aspek
Teknis dan Teknologi, Pasar dan Pemasaran, Yuridis/Hukum, Manajemen, Lingkungan,
dan Keuangan.
4. Hasil dari studi kelayakan ini biasanya berupa dokumentasi yang tertulis.
5. Tahapan studi kelayakan proyek terdiri dari : Inisiasi Ide, Tahap penelitian, Evaluasi
Proyek, Pengurutan usulan proyek yang layak, Perencanaan Proyek dan Pelaksanaan
Proyek.
6. Setelah analisa studi kelayakan dilakukan, maka akan dengan mudah dilakukan
pengambilan keputusan oleh para pimpinan organisasi/perusahaan.
7. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain adalah kondisi internal
dan eksternal, ketersediaan informasi, serta keterampilan pengambil keputusan.
8. Adapun type-type pengambil keputusan adalah : Type Ketergantungan, Eksploitatif,
Tabungan, Pemasaran, dan Produktif.
9. Ada 2(dua) jenis keputusan yang biasa terdapat dalam suatu organisasi, yaitu keputusan
yang terstruktur dan tidak terstruktur.
10. Semua keputusan yang diambil oleh pemimpin suatu organisasi/perusahaan perlu
mempertimbangkan dampak jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, sehingga
perlu pedoman agar proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat dan
cermat dengan segala resiko dan konsekuensinya.
11. Ada beberapa model keputusan yang biasa dilakukan dalam suatu perusahaan, yaitu
Model Matematika, Simulasi Komputer, Permainan Operasional, Verbal dan Fisik.
Dimana semua ini dilakukan untuk menyederhanakan dan sebagai alat analisa situasi
yang kompleks, tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan untuk
memudahkan pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA

//Referensi bacaan untuk topic ini


1. Drs. Husein Umar, SE.MM, MBA, Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode, dan Kasus. Cet-1 –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997 – ISBN- 979-605- 578-3
2. Situmorang, Syafrizal Helmi, Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan
Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. ISBN – 979-458-296-4
LECTURE NOTES

ISYE6196 – Industrial Feasibility


Analysis
Week ke - 2

Hubungan antara Studi Kelayakan


Proyek dengan Sumber Daya Alam
dan Sumber Daya Manusia
LEARNING OUTCOMES

1. LO1: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri

OUTLINE MATERI :

1. Pengertian Sumber Daya Alam


2. Klasifikasi Sumber Daya Alam
3. Sumber Daya Alam dan Pertumbuhan Proyek
4. Mengelola Sumber Daya Alam
5. Manajemen Sumber Daya Manusia
6. Proses Penerimaan Karyawan
7. Penilaian Prestasi Kerja
8. Kompensasi
9. Audit Personalia
Studi Kelayakan Proyek dengan Sumber Daya Alam
dan Sumber Daya Manusia

I. SUMBER DAYA ALAM


A. PENGERTIAN SUMBER DAYA ALAM
Merupakan segala sesuatu yang berada diatas maupun dibawah bumi, termasuk tanah
yang sifatnya masih potensial dan belum dilibatkan dalam proses produksi untuk
meningkatkan tersedianya barang dan jasa dalam perekonomian.
B. KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM
Ada 2 klasifikasi sumber daya alam, yaitu :
1. Yang dapat diperbaharui, contoh : Air, Sinar Matahari, Angin
2. Yang tidak dapat diperbaharui, contoh : Batubara, Minyak Bumi

Klasifikasi Sumber Daya Alam berdasarkan pengelolaan ada 2(dua), yaitu pemerintah dan
swasta, atau dapat disebut sebagai barang umum dan pribadi.

C. SUMBER DAYA ALAM DAN PERTUMBUHAN PROYEK


Makin maju keadaan suatu Negara terlihat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk
dan tingginya laju pembangunan infrastruktur/proyek. Dimana ini mempengaruhi
penggunaan sumber daya alam yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa untuk
mencukupi kebutuhan penduduknya. Dengan melakukan analisa kelayakan proyek, dapat
dilihat dampak apa saja yang akan ditimbulkan dengan meningkatnya laju pertumbuhan
proyek terutama dari sisi lingkungan. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
sangat diperlukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
D. MENGELOLA SUMBER DAYA ALAM YANG TIDAK DAPAT DIPERBAHARUI
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengelola SDA yang tidak dapat
diperbaharui, yaitu :
1. Pemanfaatan yang Optimal
Ada 2(dua) syarat yang harus dipenuhi:
a. Pengambilan suatu satuan barang sumber daya saat ini akan berakibat tidak
tersedianya barang tersebut dikemudian hari, sehingga berarti ada Opportunity
Cost.
b. Menyangkut tingkah laku biaya alternative sepanjang waktu.
2. Tingkat Harga dan Persediaan
Keadaan tingkat harga SDA dapat terus naik, atau berhenti pada harga tertentu, bahkan
bias turun jika ditemukan barang substitusi atau pengganti. Itu yang disebut hokum
permintaan dan persediaan. Dimana semakin sedikit persediaan SDA, maka akan
semakin tinggi biaya produksinya.
3. Ketidakpastian
3.1. Penyebab dari ketidakpastian dalam mengelola SDA yang tidak dapat
diperbaharui :
a. Dalam hal penggunaan SDA, pemilik harus menentukan harga yang diharapkan
dimasa datang dengan segala resiko dari ketidakpastian karena kurangnya
informasi
b. Permintaan, dimana ketidakpastian permintaan berpengaruh pada pengambilan
sumber daya dari waktu ke waktu.
c. Penawaran, dimana ketidakpastian terhadap penawaran sumber daya dapat
mempengaruhi pengambilan sumber daya dengan melakukan eksplorasi tanpa
dibarengi dengan perhitungan jumlah sisa kandungan sumber daya yang masih
dapat digunakan.
d. Adanya sumber daya pengganti yang lebih murah yang berpengaruh pada resiko
kehilangan pasar yaitu dengan melakukan pengurasan sumber daya.
3.2. Ketidakstabilan pasar mengenai SDA yang berpengaruh pada pengambilan
sumber daya yang tidak efisien.
4. Faktor lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan SDA adalah :
a. Kegiatan Eksplorasi
Eksplorasi atau penemuan baru dalam jumlah banyak, membuat turunnya harga dan
turunnya biaya produksi. Oleh sebab itu pengusaha harus dapat mengimbangi antara
biaya produksi dan biaya eksplorasi.
b. Distribusi
Masalah distribusi dari kenaikan hasil produksi dari sisi keadilan bagi generasi saat
ini dan untuk generasi yang akan datang mengenai ketersediaan SDA.
E. MENGELOLA SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT DIPERBAHARUI
Pengambilan SDA yang dapat diperbaharui secara optimal dirumuskan sebagai jumlah
yang sama atau lebihkecil anatar SDA yang diambil dan jumlah yang tercipta ulang dalam
skala waktu yang telah ditentukan. Salah satu konsep yang digunakan adalah Steady State,
yaitu pengambilan SDA dengan mengindahkan pemeliharaan persediaan.
Variabel pertumbuhan berkorelasi dengan persediaan, Mula-mula meningkat dengan
berkembangnya persediaan, lalu menurun karena lingkungan alam memiliki daya dukung
tertentu, yaitu : jumlah populasi maksimum yang dapat ditampung.
Adapun cara memkasimalkan nilai sumber daya adalah dengan memaksimalkan nilai
sekarang (Present Value) dari manfaat social bersih, kemudian menunjukkan pola
penggunaan yang sama seperti pada pasar persaingan sempurna.
Pola perkembangan pengambilan SDA harus tetap mendekati Steady State dengan catatan
tidak ada perubahan dalam permintaan dan penawaran.
II. SUMBER DAYA MANUSIA
A. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Tenaga kerja merupakan salah satu factor penting dalam melakukan analisa kelayakan
proyek. Karena dari analisa tersebut dapat dilihat latar belakang, pendidikan, social,
budaya dari tenaga kerja tersebut agar dapat disesuaikan dengan keadaan lingkungan
proyek nantinya. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja juga menjadi salah satu informasi
dan data yang perlu diketahui oleh pimpinan proyek sebagai salah satu sumber daya yang
nantinya akan digunakan. Oleh sebab itu diperlukan manajemen SDM yang baik dalam
suatu organisasi.
Menurut Flippo, Manajemen SDM merupakan suatu kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan,
pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan tenaga
kerja untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu, dan masyarakat.
B. PROSES PENERIMAAN KARYAWAN
Rekrutmen atau penarikan adalah suatu proses pencarian dan pemikatan para pencari kerja
untuk melamar dah menyerahkan lamarannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses penarikan dapat berjalan dengan baik,
yaitu :
1. Perlu diketahui kendala perekrutan, seperti : Internal Perusahaan, Pelaksana
Rekrutmen, dan Lingkungan Eksternal
2. Perlu diketahui sumber perekrutan, seperti : Iklan di media massa, agen rekrutmen,
lembaga pendidikan, asosiasi professional, dan Depnaker.

Setelah proses penarikan dilakukan, tahap selanjutnya adalah proses seleksi, untuk
menentukan penerimaan atau penolakan. Adapun proses seleksi ini tergantung dari 3(tiga)
factor, yaitu :

1. Analisa Jabatan, yang terdiri dari : Deskripsi JAbatan, Spesifikasi Jabatan, Standard
prestasi yang disyaratkan dalam jabatan tersebut.
2. Rencana SDM yang memberitahukan kepada manajer personalia bahwa ada lowongan
pekerjaan.
3. Rekrutmen agar manajer mendapatkan sekelompok orang yang dipilih.

Tahap seleksi terdapat langkah-langkah sbb :

1. Calon pelamar dan perusahaan melakukan penjajakan awal, dimana kedua belah pihak
dapat melanjutkan dan juga membatalkan.
2. Jika calon pelamar dinyatakan memnuhi syarat dan ingin melanjutkan ke tahap
berikutnya, maka perlu dilakukan beberapa tes untuk penerimaan. Seperti : Tes
Pengetahuan, Tes Psikologis, dan Tes Performance untuk mengukur kemampuan
dalam melaksanakan bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan.
3. Setelah semua sudah dilalui dengan baik, tahap selanjutnya adalah wawancara, yaitu
percakapan formal yang mendalam untuk mengevaluasi apakah calon pelamar
mampu melaksanakan pekerjaan disbanding pelamar yang lain.
4. Selanjutnya dilakukan evaluasi medis atau tes kesehatan. Bertujuan untuk
mendapatkan karyawan yang sehat jasmani dan mental, sehingga perusahaan dapat
menekan biaya yang menyangkut masalah kesehatan karyawan, selain itu agar
pekerjaan yang dilakukan tidak terganggu karena absensi sakit.
5. Tahap berikutnya adalah wawancara dengan atasan langsung/penyelia (user), dimana
atasan ini diberi kewenangan untuk memberi masukkan apakah pelamar diterima atau
ditolak. Penyelia mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi kemampuan teknis
pelamar atau kemampuan menjawab pertanyaan-pertanyaan pelamar melalui
wawancara ini.
6. Terakhir adalah tahapan keputusan, untuk mengetahui apakah pelamar diterima atau
ditolak. Jika ditolak, maka wajib diberitahu dan yang diterima juga diberitahu kapan
pelamar bias memulai kerja.
Semua dokumen pelamar akan dijadikan data awal yang berguna bagi kegiatan
selanjutnya.
C. PENILAIAN PRESTASI KERJA
Beberapa manfaat dari penilaian prestasi kerja karyawan adalah :
1. Untuk memperbaiki keputusan manajemen ke depannya
2. Sebagai umpan balik atau cermin diri bagi karyawan terhadap hasil kerja yang
dilakukan, agar dapat menjadi lebih baik lagi
3. Untuk meningkatkan prestasi kerja sebagai penyesuaian kompensasi, promosi, dan
demosi pada penempatan kerja.
4. Untuk penentuan kebutuhan pelatihan bagi karyawan yang kurang berprestasi
5. Untuk pengembangan bagi karyawan yang berprestasi, pengembangan karir, dan
menilai proses staffing.
6. Untuk menilai desain pekerjaan, mutu system informasi yang dimiliki, menilai azas
keadilan dalam keputusan penempatan internal.
Proses penilaian ini menghasilkan evaluasi bagi seluruh karyawan berdasarkan hasil kerja
masa lalu, agar dapat diprediksi prestasi kerja untuk masa yang akan datang.

Proses evaluasi ini dapat dilakukan oleh atasan kepada bawahannya dengan melakukan
wawancara sebagai umpan balik agar prestasi kerja dapat ditingkatkan dan atau
diperbaiki.

Ada 3(tiga) pendekatan dalam wawancara evaluasi ini, yaitu :

1. Tell and Sell


Dengan mereview prestasi kerja agar karyawan tersebut lebih berprestasi
2. Tell and Listen
Dengan memberi kesempatan kepada karyawan untuk mengungkapkan alasan,
pendapat, perasaan dan situasi pribadi, sehingga terjadi proses konsultasi untuk
meningkatkan prestasi kerjanya.
3. Problem Solving
Pendekatan ini mengidentifikasi masalah prestasi karyawan, dimana atasan perlu
mencarikan solusi dalam memecahkan masalah tersebut.
D. KOMPENSASI
Merupakan segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas kerja mereka.
Sehingga program kompensasi menjadi hal yang penting bagi perusahaan untuk terus
disesuaikan, karena merupakan salah satu cara untuk meningkatkan prestasi kerja,
motivasi kerja, dan kepuasan kerja bagi karyawan.
Kompensasi merupakan salah satu komponen biaya paling besar bagi perusahaan, oleh
sebab itu perlu dilakukan administrasi yang benar agar tidak merugikan kedua belah
pihak, antara karyawan dan pengusaha.
Adapun tujuan dari administrasi kompensasi adalah :
1. Untuk memperoleh karyawan yang cakap
2. Dapat mempertahankan karyawan yang ada
3. Dapat merealisasikan pengupahan yang adil
4. Dapat mengendalikan biaya-biaya yang akan dialokasikan untuk pembayaran
kompensasi
5. Memenuhi aturan hukum yang berlaku

Untuk merealisasikan semua itu, bagian administrasi kompensasi perlu melakukan


evaluasi kerja dan studi banding.

Pelaksanaan program kompensasi tidak mudah, banyak tantangan yang dihadapi, antara
lain :

1. Situasi pasar tenaga kerja dari suatu jenis pekerjaan tertentu


2. Peran serikat pekerja yang ada di perusahaan
3. Pendapatan keuntungan perusahaan
4. Konsistensi produktifitas karyawan
5. Pengaruh eksternal, seperti peraturan pemerintah
E. AUDIT PERSONALIA
Untuk menghindari kesalahan atau penyimpangan dari pihak personalia, maka harus
dilakukan audit yang berguna untuk mengevaluasi kegiatan personalia suatu organisasi.
Hasilnya nanti digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan dimasa datang, serta
mendeteksi masalah yang terjadi dan membuat solusinya.
Pendekatan audit yang biasa dilakukan ada 5(lima), yaitu :
1. Komparatif
Dengan cara membandingkan hasil kerja perusahaan dengan perusahaan lain yang
sejenis.
2. Wewenang dari luar
Menggunakan hasil temuan dari luar perusahaan, seperti konsultan yang disewa untuk
membuat riset yang dipublikasikan
3. Statistik
Pendekatan yang berdasarkan data yang ada dan layak pakai, serta menggunakan
pendekatan matematik-statistik untuk mengevaluasi kondisi saat ini dan akan datang.
4. Kepatuhan
Dengan mencari fakta mengenai penyelewengan dan pelanggara, sehingga dapat
diketahui dan dinilai kinerja bagian personalia tersebut.
5. Management By Objective (MBO)
Dengan cara membandingkan hasil kegiatan personalia dengan ujuan yang telah
ditetapkan.

Selanjutnya dilakukan pelaporan audit, dimana semua laporan akan diberikan kepada
3(tiga) bagian, yaitu :

1. Manajer Operasi
2. Manajer Personalia
3. Manajer/kepala bagian

Laporan ini menerangkan secara jelas ruang lingkup dan tujuan audit yang disusun
secara ringkas, jelas, dan lengkap.
KESIMPULAN
1. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia merupakan aspek yang penting dalam
melakukan studi kelayakan proyek
2. Sumber Daya Alam (SDA) terbagi 2, yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang
tidak dapat diperbaharui.
3. SDA yang tidak dapat diperbaharui harus dapat diimbangi dengan pelestarian lingkungan
sehingga tetap dapat terjaga
4. SDA yang tidak dapat diperbaharui perlu dicarikan solusi untuk pengganti sebagai salah satu
cara menjaga keberadaannya
5. SDA yang dapat diperbaharui juga tidak kalah penting untuk terus dijaga.
6. SDM merupakan aspek penting dalam studi kelayakan proyek karena manusia merupakan
peran utama dari semua kegiatan suatu proyek dalam organisasi.
7. Pengelolaan SDM perlu dilakukan agar dapat menghasilkan SDM yang handal dan
professional sesuai dengan jenis pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan
8. Penilaian terhadap kinerja SDM amat sangat penting karena akan menjadi bahan evaluasi,
umpan balik untuk karyawan dan perusahaan dalam melakukan perbaikan di masa datang
9. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menarik SDM yang sesuai
dengan kebutuhan, seperti : melakukan perekrutan yang benar, memberikan penilaian hasil
kerja, dan memberikan kompensasi yang adil.
10. Semua hal ini biasa dilakukan oleh bagian personalia, dimana bagian ini juga memerlukan
audit untuk mengevaluasi kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA

//Referensi bacaan untuk topic ini


1. Drs. Husein Umar, SE.MM, MBA, Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode, dan Kasus. Cet-1 –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997 – ISBN- 979-605- 578-3
2. Situmorang, Syafrizal Helmi, Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan
Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. ISBN – 979-458-296-4
LECTURE NOTES

ISYE6196 – Industrial Feasibility


Analysis
Week ke - 3

Hubungan Kelayakan Proyek dengan


Aspek Pasar dan Pemasaran
LEARNING OUTCOMES

1. LO1: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri
2. LO2: Mahasiswa dapat menganalisa aspek-aspek yang berhubungan dengan kelayakan suatu
proyek/bisnis dalam suatu industry dengan perhitungan yang cermat.

OUTLINE MATERI :

1. Pengertian Pasar

2. Permintaan dan Penawaran

3. Bentuk Pasar

4. Macam-macam Pasar

5. Pengertian Pemasaran

6. Kebijakan Pemasaran

7. Proses Manajemen Pemasaran

8. Mengukur dan Meramal Permintaan

9. Segmentasi Pasar

10. Menetapkan Pasar Sasaran

11. Menentukan Posisi Pasar

12. Analisis Persaingan

13. Strategi Kompetitif


HUBUNGAN ANALISA KELAYAKAN PROYEK
DENGAN PASAR DAN PEMASARAN

I. PASAR
A. PENGERTIAN PASAR
- Tempat bertemunya penjual dan pembeli
- Tempat dimana kekuatan permintaan dan penawaran saling bertemu untuk satu harga
- Suatu kelompok orang-orang yang terorganisir untuk melakukan tawar menawar
sehingga terbentuk harga
- Kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, mempunyai uang
untuk belanja, dan untuk membelanjakannya

Jadi ada 3(tiga) factor yang menunjang terjadinya Pasar, yaitu :

1. Orang-orang dengan segala keinginannya


2. Daya belinya
3. Tingkah laku dalam pembeliannya
B. PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Permintaan adalah jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai
kemampuan untuk membelipada berbagai tingkat harga.
Ada 2(dua) jenis permintaan, yaitu :
1. Permintaan Efektif, yaitu permintaan yang didukung dengan kekuatan daya beli
2. Permintaan Potensial, yaitu permintaan yang didasarkan pada kebutuhan saja
Hukum Permintaan :
“Bila harga barang meningkat, kuantitas barang yang dimintas akan berkurang, atau bila
harga barang yang diminta menurun, kuantitas barangyang diminta meningkat”
Penawaran adalah berbagai kuantitas barang yang ditawarkan dipasar pada berbagai
tingkat harga.
Adapun factor yang mempengaruhi tingkat harga, adalah :
- Harga barang itu sendiri
- Harga barang lain
- Ongkos produksi
- Tingkat teknologi
- Tujuan perusahaan
C. BENTUK PASAR
Berdasarkan jumlah penjualnya, pasar dapat dibedakan menjadi berbagai bentuk, seperti berikut
ini :
Jumlah Penjual Bentuk Pasar

- Tidak Terbatas - Persaingan Sempurna

- Banyak - Persaingan Monopolistis

- Beberapa - Oligopoli

- Dua - Duopoli

- Satu - Monopoli

1. Pasar Persaingan Sempurna


Merupakan kegiatan persaingan yang tidak tampak/tidak ada persaingan sama sekali, karena
tidak terbatasnya jumlah produsen dan konsumen yang dapat menjual atau membeli berapa
saja tanpa ada batas, asalkan bersedia membeli atau menjual pada harga pasar.
2. Persaingan Monopolistis
Merupakan bentuk pasar campuran antara persaingan sempurna dan monopoli, karena ada
kebebaan bagi perusahaan untuk masuk ke pasar dan keluar lagi. Hanya saja barang yang
dijual tidak homogen, tetapi dibedakan melalui berbagai macam program promosi penjualan,
sedangkan pada persaingan monopolistis barangnya dibedakan.
3. Oligopoli
Merupakan perluasan dari pasar duopoly, dimana dalam menentukan tingkat harga dan
kuantitas produksi dapat menggunakan prosedur optimalisasi biasa tetapi karean pengaruh dari
pesaing sangat terasa maka tindkan pesaing perlu dimasukkan dalam perhitungan.
4. Duopoli
Pada pasar ini hanya terdapat 2(dua) penjual yang saling menutupi atau memanfaatkan sisa
pasar dari saingannya untuk memaksimalkan keuntungan yang merupakan tujuan dari
perusahaan.
5. Monopoli
Merupakan bentuk pasar yang dikuasai oleh satu orang penjual saja, dimana tidak ada barang
substitusi, sehingga mau tidak mau konsumen akan selalu membeli ke penjual tersebut karena
tidak ada pesaing lain yang bias masuk kepasar tersebut.
D. MACAM-MACAM PASAR
Ada 4(empat) golongan pasar dalam manajemen pemasaran, yaitu :
1. Pasar Konsumen
Pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau keluarga untuk
penggunaan pribadi bukan untuk bisnis.
2. Pasar Industri
Pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk
digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual maupun untuk disewakan.
3. Pasar Reseller
Pasar yang terdiri dari perorangan dan atau organisasi, yang terdiri dari dealer, distributor,
grosir, agen, dan retailer. Dimana semua penjual ini melakukan penjualan kembali untuk
mendapatkan keuntungan
4. Pasar Pemerintah
Pasar yang terdiri dari unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk
menjalankan tugas-tugas pemerintah. Misalnya di sector pendidikan, perhubungan, kesehatan.
II. PEMASARAN
A. PENGERTIAN PEMASARAN
Menurut Stanton,
Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan usaha, yang
bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan
barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli.
Ada 4(empat) kebijakan bauran pemasaran yang dapat dikontrol (4P), yaitu :
1. Product
2. Price
3. Place
4. Promotion
B. KEBIJAKAN PEMASARAN
1. PRODUK
Merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk
dibeli, digunakan, atau dikonsumsi, yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan,
baik fisik maupun jasa atau layanan.
Produk terbagi atas 2 (dua), yaitu :
a. Barang Konsumsi
Yaitu barang yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi pribadi.
b. Barang Industri
Yaitu barang yang dibeli untuk diolah kembali

Suatu produk harus mempunyai manfaat yang dapat dikomunikasikan dan dipenuhi oleh
atribut, seperti :

a. Mutu Produk, dimana menunjukkan kemempuan produk untuk menjalankan fungsinya


b. Ciri Produk, merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya (pesaing)
c. Desain Produk, menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta coraknya
(mudah, murah, aman, sederhana, ekonomis)
2. HARGA
Adalah sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen dengan manfaat dari memiliki atau
menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui
proses tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap
semua pembeli.
a. Faktor yang mempengaruhi Kebijakan Harga :
1. Internal
- Keputusan harga disesuaikan dengan sasaran pemasaran
Contoh : Untuk bertahan hidup, memaksimalkan laba jangka pendek,
memaksimalkan pangsa pasar atau kepemimpinan mutu produk
- Keputusan harga disesuaikan dengan strategi marketing mix, dimana manajemen
harus mempertimbangkan mutu, promosi, distribusi, sebagai program
pemasarannya.
- Keputusan harga atas dasar pertimbangan organisasi, dimana yang menentukan
harga produk biasanya adalah manajemen puncak dan atau tim/manajer divisi.
2. Eksternal
- Hubungan antara harga dan permintaan terhadap produk atau jasa dengan
konsumen harus benar-benar dipahami, karena konsumen akan membandingkan
harga suatu produk dengan manfaat yang akan dimilikinya.
- Harga dan tawaran pesaing juga perlu diketahui untuk menentukan harga
- Kondisi ekonomi, seperti Inflasi, biaya bunga, resesi, booming, dan keputusan
pemerintah
b. Pendekatan Umum Penetapan Harga
Ada 4(empat) dasar pendekatan dalam menetapkan harga, yaitu :
1. Berdasarkan Biaya
2. Analisis Pulang Pokok
3. Berdasarka Persespsi Pembeli
4. Berdasarkan Persaingan
3. DISTRIBUSI

Saluran distribusi ada 4(empat) tingkatan, yaitu :

- Tingkat 1, Tidak mempunyai perantara atau langsung dari produsen ke konsumen


- Tingkat 2, Mempunyai satu tingkat pedagang perantara, seperti pengecer
- Tingkat 3, Mempunyai dua tingkat pedagang perantara, seperti grosir lalu
pengecer
- Tingkat 4, Mempunyai tiga tingkat pedagang perantara, seperti grosir, jobber,
lalu pengecer
a. Keputusan Mengenai Desain Saluran
1. Menganalisa Kebutuhan Layanan Konsumen
Ada 5(lima) kategori layanan saluran, yaitu :
▪ Jumlah pembelian
▪ Desentralisasi Pasar
▪ Keragaman Produk
▪ Waktu Tunggu
▪ Layanan Pendukung
2. Menetapkan Sasaran dan Kendala Saluran
Sasaran saluran dipengaruhi oleh :
▪ Sifat Produknya
▪ Kebijakan Perusahaan
▪ Pedagang Perantara
▪ Pesaing dan Lingkungan
3. Mengidentifikasi Alternatif Utama
Ada 3(tiga) alternative utama saluran yang harus diidentifikasi oleh sebuah
perusahaan :
▪ Jenis Perantara, yang dapat menjual dan mendekatkan produk atau jasa
kepada konsumen
▪ Jumlah Perantara, dimana perusahaan harus dapat menentukan jumlah
pedagang perantara yang efektif di setiap tingkatnya
▪ Tanggungjawab anggota saluran, dimana antara produsen dan perantara
sepakat dengan syarat-syarat dan tanggungjawab masing-masing anggota
saluran, baik dari harga, hak wilayah, dan layanan khusus.
4. Mengevaluasi Alternatif Saluran Utama
Ada 3(tiga) kriteria saluran yang perlu dievaluasi, yaitu :
▪ Kriteria Ekonomi, dengan memilih alternative berdasarkan keuntungan bersih
yang dihasilkan setelah mengurangi pendapatan penjualan yang dilakukan
oleh saluran dengan semua biaya pengeluaran
▪ Kriteria Pengendalian, dengan memilih pedagang perantara yang mudah
dikendalikan
▪ Kriteria Adaptif, dimana perusahaan harus dapat menyesuaikan diri dalam
waktu lama atau dalam waktu singkat
b. Keputusan mengenai Manajemen Saluran
Untuk menjaga agar saluran yang ada dapat melakukan yang terbaik, maka ada 3(tiga)
hal yang harus dilakukan perusahaan, yaitu :
- Memilih Anggota Saluran, seperti pengalaman dalam bisnis, lini produk lain yang
dijual, tingkat laba dan reputasi
- Memotivasi Anggota Saluran, baik positi maupun negative.
Motivasi Positif, seperti pemberian premi, bantuan biaya iklan, display, serta
premi.
Motivasi Negatif, seperti pengurangan margin keuntungan, dan memperlambat
pengiriman barang.
- Mengevaluasi Anggota Saluran, dengan memantau kinerja para perantara dengan
membandingkan dengan standard yang telah ditentukan.
4. STRATEGI PROMOSI
Dengan cara mengkomunikasikan produk kepada masyarakat agar produk lebih dikenal
dan dibeli. Oleh sebab itu perlu dilakukan 4(empat) hal ini :
o Periklanan
o Promosi Penjualan
o Hubungan Masyarakat
o Penjualan Perorangan
C. PROSES MANAJEMEN PEMASARAN
Ada 5(lima) factor yang dilakukan oleh Manajemen Pemasaran, yaitu :
1. Membuat Rencana Pemasaran
Tujuannya adalah untuk dapat mengendalikan bauran pemasaran. Perencanaan ini dapat
berupa perencanaan jangka panjang, menengah, dan pendek.
2. Menganalisa Peluang Pasar
Dengan cara mengidentifikasi peluang baru dipasar dan terus mencari cara baru untuk
menawarkan nilai kepada konsumen yang disesuaikan dengan sasaran dan sumber daya
perusahaan.
3. Memilih Pasar Sasaran
Dengan cara melakukan pengukuran dan peramalan permintaan, segmentasi pasar,
penetapan pasar sasaran, dan penentuan posisi pasar.
4. Mengembangkan Bauran Pasar
Dengan membuat rancangan program yang lebih rinci, seperti membuat rencana kerja,
jadwal waktu pelaksanaan, serta pemakaian sumber daya yang terpadu.
5. Mengelola Usaha Pemasaran
Dengan mempertimbangkan posisi produk perusahaan dengan posisi pesaing agar
rancangan straegi pemasaran dapat disesuaikan dengan kondisi yang terus berubah.
D. MENGUKUR DAN MERAMAL PERMINTAAN
Ada 2(dua) factor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam mengestimasi besarnya
pasar, yaitu :
1. Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini
Ada 3(tiga) metode untuk mengestimasi permintaan, yaitu :
a. Mengestimasi Total Permintaan Pasar
Dengan Formula : Q = n x p x q
Dimana : Q = Total Permintaan Pasar
n = Jumlah Pembeli di Pasar
p = Harga rata-rata satuan
q = Jumlah yang dibeli oleh rata-ra pembeli per tahun
b. Mengestimasi Wilayah Permintaan Pasar
Ada 2(dua) metode untuk memilih wilayah permintaan pasar, yaitu :
- Market Build Up Method
Digunakan oleh perusahaan barang industry untuk mengidentifikasi semua pembeli
potensial dalam setiap pasar dan mengestimasi pembeli potensial.
- Market Factor Index Method
Digunakan oleh perusahaan barang konsumsi untuk menghitung potensi pasar
wilayah dengan mengidentifikasi factor-faktor pasar yang berkorelasi dengan
potensi dan menggabungkannya ke dalam sebuah index tertimbang.
c. Mengestimasi Pangsa Pasar dan Penjualan Aktual
Dengan mengidentifikasi para pesaing dan mengestimasi penjualan para pesaing tadi.
Data yang dikumpulkan dari asosiasi atau lembaga riset untuk mengetahui hasil
penjualan sebenarnya dari industry yang terjadi di pasar.
2. Meramal Permintaan Mendatang
Ada 6(enam) hal yang dapat dilakukan untuk meramal permintaan dimasa datang, yaitu :
a. Survey Niat Pembeli
Dengan menanyakan langsung kepada pembeli dan harapan mereka mengenai produk
yang akan dimiliki.
b. Pendapat para Tenaga Penjual
Denagn meminta para tenaga penjual untuk mengestimasi penjualan tiap produk di
daerah masing-masing yang selanjutnya akan dijumlahkan untuk mendapatkan ramalan
penjualan secara keseluruhan.
c. Pendapat Para Ahli
Pendapat yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisa yang lengkap dan
ilmiah, baik dari para akademisi dan praktisi.
d. Uji Pasar
Dengan membuat saluran distribusi baru atau wilayah baru dengan penjualan produk
yang telah mapan maupun produk baru, agar dapat diketahui ramalan penjualan.
e. Analisa Deret Waktu
Yaitu analisa yang menggunakan data kuantitatif masa lalu, dimana data dirinci
menjadi komponen-komponentrend, siklus, musim dan residu yang menggunakan
metode statistic.
f. Analisa Regresi dan Korelasi
Yaitu dilakukan dengan seperangkat prosedur statistic untuk menemukan factor-faktor
nyata yang paling penting yang mempengaruhi penjualan.
E. SEGMENTASI PASAR
Dari perbedaan keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek
pembelian, dapat dilakukan segmentasi pasar.
Ada 4(empat) variable untuk menetukan segmentasi pasar, yaitu :
1. Komponen Geografis, seperti : Bangsa, Negara, Propinsi, Kabupaten
2. Komponen Demografis, seperti : Usia dan Tahap Daur Hidup, Jenis Kelamin, Pendapatan,
Kombinasi beberapa variable.
3. Komponen Psikografis, seperti : Kelas Sosial, Gaya Hidup, Kepribadian
4. Komponen Perilaku, seperti : Kesempatan, Manfaat yang dicari, Status Pengguna, Tingkat
Penggunaan, Status Kesetiaan, Tahap Kesiapan Pembeli, Sikap.

Agar segmentasi pasar dapat berguna, maka harus :

1. Dapat diukur
2. Dapat terjangkau
3. Besar
4. Dapat dilaksanakan
F. MENETAPKAN PASAR SASARAN
Ada 3 (tiga) factor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan pasar sasaran, yaitu :
1. Ukuran dan Pertumbuhan Segmen
Dengan mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan terkahir, lalu
menproyeksikan laju pertumbuhan penjualan, dan margin laba yang diharapkan untuk
berbagai segmen, untuk kemudian menetapkan segmen yang diharapkan.
2. Kemenarikan Struktural Segmen
Ini berguna untuk mengetahui pengaruh daya tarik segmen dalam jangka panjang
3. Sasaran dan Sumber Daya
Kemampuan penyediaan sumber daya merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh
perusahaan dalam meraup segmen pasar dalam jangka panjang, misalnya keterampilan
tenaga pemasaran yang lebih baik dari pesaingnya.
G. MENENTUKAN POSISI PASAR
Ada 3(tiga) langkah dalam menentukan posisi pasar, yaitu :
1. Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif
Dengan menawarkan produk bermutu, layanan, personel, dan citra yang menjadi pembeda
atas tawaran pemasaran dari pesaing
2. Memlilih Keunggulan Kompetitif
Dengan menetapkan jumlah perbedaan, perbedaan mana yang dapat dipromosikan,dll.
3. Mewujudkan dan Mengkomunikasikan Posisi
Dengan mengembangkan dan menyesuaikan lingkungan pemsaran yang selalu berubah
agar dapat mengkomunikasikan posisi yang diinginkan kepada konsumen.
H. ANALISIS PERSAINGAN
Ada 6(enam) langkah untuk menganalisi pesaing menurut Kotler, yaitu :
1. Mengidentifikasi Pesaing, dengan cara :
o Menawarkan produk maupun harga yang sama kepada pelanggan
o Membuat produk atau kelas produk yang sama
o Membuat produk dan memasok dengan layanan yang sama
o Bersaing merebut uang dari konsumen yang sama
2. Menentukan Sasaran Pesaing
Sasaran setiap pesaing berbeda-beda, ada yang memang ingin memaksimalkan laba baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Namun ada juga pesaing yang lebih berorientasi
pada kepuasan pelanggan, begitu pula dengan pemakaian teknologi, pangsa pasar, arus kas,
dan lain-lain.
3. Mengidentifikasi Strategi Pesaing
Semakin mirip strategi suatu perusahaan dengan perusahaan lain, maka semakin ketat
persaingannya. Beberapa strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk bersaing adalah
perbaikan mutu, ciri, ragam produk, layanan, kebijakan harga, distribusi, program promosi,
dan lain-lain.
4. Menilai Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Berguna untuk mengetahui apakah pesaing menjalankan strateginya dan mencapai tujuan
mereka. Dengan demikian perusahaan harus dapat mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan pesaing melalui data sekunder, pengalaman pribadi dan desas desus, atau juga
dapat dilakukan dengan melakukan riset pemasaran kepada pelanggan, pemasok, maupun
dealer. Dari data ini kemuadian dianalisa untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan
untuk menilai pesaing.
5. Mengestimasi Pola Reaksi Pesaing
Untuk mengetahui reaksi pesaing, maka perlu diketahui indikatornya, yaitu :
o Strategi
o Sasaran
o Program
o Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Dari indicator ini dapat diketahui pola reaksi pesaing yang dapat diramalkan sebelumnya.
6. Memilih Pesaing
Ada 3(tiga) pesaing yang harus disaingi, yaitu :
a. Pesaing Kuat atau Lemah
b. Pesaing Dekat atau Jauh
c. Pesaing Berperilaku Baik atau Pengacau
I. STRATEGI KOMPETITIF
Yaitu strategi yang akan memberikan keunggulan kompetitif, baik untuk produk maupun
perusahaan. Bisa berupa sasaran, sumber daya, pemodalan, laba, market share, dll.
Ada 4(empat) posisi kompetitif dalam pasar sasaran, yaitu :
1. Pemuka Pasar
Agar selalu menjadi pemuka pasar, maka ada 3(tiga) hal yang harus dilakukan :
o Perusahaan harus menemukan jalan untuk memperbesar jumlah permintaan
o Perusahaan harus dapat melindungi market share nya yang sekarang
o Perusahaan harus dapat memperbesar market share nya.
2. Penantang Pasar
Biasanya mengikuti strategi pemuka pasar walaupun dengan pemodalan yang kecil juga
dalam pemberian pelayanan kepada pelanggan.
Ada 5(lima) strategi serangan yang digunakan oleh penantang pasar, yaitu :
o Serangan Frontal
o Serangan Samping
o Serangan Pengepungan
o Serangan Melambung
o Serangan Gerilya
3. Pemanut Pasar
Biasanya pemanut pasar hanya mengikuti keadaan pasar saja seperti tidak perlu melakukan
pengembangan produk dan perluasan saluran distribusi, dimana ini sudah dilakukan oleh
pemuka pasar dengan biaya yang tidak sedikit. Sehingga pemanut pasar cukup dengan
menyempurnakan produk dan strategi usahanya dengan investasi yang lebih kecil
4. Pelubuk/Perelung Pasar
Ini merupakan salah satu strategi perusahaan besar dalam memasuki pasar dengan mengisi
relung-relung pasar (niche market), namun tetap akan beresiko bagi perusahaan besar jika
relung-relung pasar ini tidak berkembang.
KESIMPULAN

1. Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisa kelayakan proyek adalah aspek Pasar dan
Pemasaran, dimana perusahaan dapat mengetahui seberapa besar kapasitas produksinya
mampu mencukupi kebutuhan pasar dan bagaimana memasarkannya.
2. Pada aspek pasar ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti : Permintaan dan
Penawaran, Bentuk Pasar, Macam Pasar, karena ini akan mempengaruhi keberlangsungan
usaha dari perusahaan.
3. Aspek Pasar juga perlu didukung oleh aspek Pemasaran, dimana semua strategi, jenis
persaingan, permintaan dan penawaran, seegmentasi pasar, pasar sasaran, posisi pasar, dapat
dianalisa.
4. Dalam kebijakan Pemasaran ada 4(empat) strategi yang harus dilakukan, yaitu : Strategi
Produk, Strategi Harga, Strategi Distribusi, dan Strategi Promosi. Semua ini harus dapat
dilakukan bersamaan untuk menjaga konsistensi persaingan di pasar.
5. Manajemen Pemasaran berperan penting dalam analisa pemasaran, dimana mereka
bertanggung jawab dalam merencanakan pemasaran, menganalisa peluang pasar, memilih
pasar sasaran, mengembangkan bauran pemasaran, dan mengelola usaha pemasaran.
6. Permintaan dan Penawaran dapat dianalisa dengan melakukan pengukuran di saat ini dan
masa datang, dimana ini akan mempengaruhi pendapatan perusahaan, kebutuhan sumber
daya, kemampuan penjualan, dll.
7. Segmentasi pasar ditentukan oleh beberapa factor, seperti factor Geografis, Demografis,
Psikografis, dan Perilaku. Ini akan menyebabkan segmen pasar dapat diukur, terjangkau, dan
besar.
8. Posisi Pasar dapat ditentukan dengan 3(tiga) hal, yaitu : Mengidentifikasi, memilih
Keunggulan Kompetitif, dan mewujudkan dan mengkomunikasikan Posisi kepada
konsumen.
9. Analisa persaingan dapat dilakukan dengan cara, mengidentifikasi pesaing, menentukan
sasaran pesaing, mengidentifikasi strategi pesaing, menilai kekuatan dan kelemahan pesaing,
mengestimasi pola reaksi pesaing,dan memilih pesaing.
10. Adapun strategi kompetitif ada 4(empat) menurut Kotler, yaitu : Pemuka Pasar, Penantang
Pasar, Pemanut Pasar, dan Perelung Pasar
DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Husein Umar, SE.MM, MBA, Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode, dan Kasus. Cet-1 –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997 – ISBN- 979-605- 578-3
2. Situmorang, Syafrizal Helmi, Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan
Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. ISBN – 979-458-296-4
LECTURE NOTES

ISYE6196 – Industrial Feasibility


Analysis
Week ke - 4

Penilaian Aspek Teknis dan Teknologi


LEARNING OUTCOMES

1. LO1: Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri
2. LO2: Mahasiswa dapat menganalisa aspek-aspek teknis dan teknologi yang berhubungan
dengan kelayakan suatu proyek/bisnis dalam suatu industry dengan perhitungan yang cermat

OUTLINE MATERI :

1. Rencana Kapasitas
2. Pemilihan Teknologi dan Desain Produk
3. Lokasi dan Distribusi
4. Tata Letak Fasilitas
5. Luas Produksi
6. Pengadaan Persediaan Bahan
PENILAIAN ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
DALAM ANALISA KELAYAKAN PROYEK

A. RENCANA KAPASITAS

Kapasitas adalah suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam
waktu tertentu. Biasanya kapasitas diukur berdasarkan waktu dari keluaran yang dihasilkan.
Namun, ada beberapa ukuran kapasitas yang berbeda-beda tergantung dari jenis
organisasinya, seperti berikut ini :
Jenis Organisasi Ukuran Kapasitas

- Bioskop - Kursi Pertunjukan

- Sekolah - Semester

- Bengkel Mesin - Jam-pekerja

- Pabrik Baja - Ton Baja

Adapun Proses Perencanaan Kapasitas adalah sbb :


1. Memperkirakan permintaan dimasa depan
2. Menjabarkan perkiraan itu dalam kebutuhan kapasitas fisik
3. Menyusun pilihan rencana kapasitas
4. Menganalisa pengaruh ekonomi pada pilihan rencana
5. Meninjau resiko dan pengaruh strategi atas pilihan rencana
6. Memutuskan rencana pelaksanaan
B. PEMILIHAN TEKNOLOGI DAN DESAIN PRODUK
Pemilihan teknologi suatu produk biasanya bermacam-macam, sehingga pemilihan
teknologi sangat perlu ditentukan secara jelas. Secara umum yang biasa dijadikan ukuran
adalah derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.
Beberapa kriteria lainnya adalah :

ISYE6196 – Industrial Feasibility Analysis>>


1. Kesesuaian dengan bahan mentah yang dipakai
2. Keberhasilan pemakaian teknologi ditempat lain
3. Kemampuan tenaga kerja dalam mengoperasikan teknologi
4. Kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan

Proses desain merupakan proses berulang, masukkan dari pemakai dapat digunakan untuk
menemukan cara-cara untuk meningkatkan desain untuk menghemat biaya produksi atau
untuk meningkatkan kualitas.

Sesuai dengan desain, perencanaan proses manufaktur dapat dilakukan dengan menetapkan
rincian spesifikasi proses yang dibutuhkan dengan urutan yang cermat.

Perencanaan proses dapat dilakukan dengan peralatan yang terbatas, namun jika volume
pesanan cukup besar dan desainnya stabil, maka dapat dipertimbangkan dengan penggunaan
peralatan khusus, termasuk proses otomatis dengan tata letak yang khusus pula.

C. LOKASI DAN DISTRIBUSI


C.1. Lokasi Pabrik
Lokasi suatu fasilitas biasanya melibatkan sumber daya pada rencana jangka panjang, ini
berkaitan dengan kemampuan dan perluasan kapasitas produksi, sehingga sesuai dengan
jaringan distribusinya.
Persyaratan teknologi mungkin menjadi pilihan, sehingga kegiatannya difokuskan pada
persyaratan teknis saja.
Kriteria pemilihan lokasi ditujukan untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari semua
kegiatan proyek. Oleh sebab itu penentuan letak lokasi amat sangat penting untuk
meminimumkan biaya-biaya secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Ada 2(dua) kelompok biaya menurut Brown dan Gibson, yaitu :
1. Biaya Objektif, seperti :
o Biaya bahan
o Biaya Pemasaran
o Biaya Sarana
o Biaya Tenaga Kerja
o Biaya Bangunan
o Biaya Pajak
2. Biaya Subjektif, seperti :
o Kegiatan Serikat Buruh
o Fasilitas Rekreasi
o Perumahan
o Perkembangan Masa Depan
o Persaingan
o Industri Pendukung
o Penyiapan Tenaga Kerja
o Penyediaan Transportasi
o Daerah Industri
o Iklim
o Fasilitas Pendidikan
o Pelayanan Masyarakat
o Fasilitas Transportasi Pegawai
o Biaya Hidup
C.2. Penanaman Modal
Perubahan yang besar terhadap volume order dari pelanggan akan sangat berpengaruh pada
penanaman modal dan biaya variable. Sehingga metode titik impas/Break Event Point (BEP)
digunakan dalam analisa pemilihan lokasi karena berkaitan dengan biaya tetap dan biaya
variable.
C.3. Metode Penilaian Lokasi
Ada 3(tiga) macam cara penilaian pemilihan lokasi pabrik/proyek, yaitu :
1. Metode Kualitatif
Penilaian yang dilakukan oleh tim yang dibentuk khusus yang bersifat subjektif.
2. Metode Transportasi
Metode ini digunakan bila perusahaan telah memiliki beberapa pabrik dan gudang, serta
untuk menambah kapasitas pabrik atau ada relokasi pelayanan dari setiap pabrik, atau
penambhan pabrik, atau gudang baru. Biasanya menggunakan teknik riset operasi,
seperti : MODI (Modified Distribution Method), NWC (North West Corner), dan VAM
(Vogel’s Approximation Method)
3. Metode Analisis Biaya
Berdasarkan pemanfaatan biaya tetap dan biaya variable untuk membantu pemilihan
alternative lokasi, sehingga dapat disusun hubungan persamaan untuk masing-masing
alternatif lokasi antara biaya yang ditanggung oleh masing-masing lokasi dan volume
produksi yang diinginkan.
D. TATA LETAK FASILITAS
Sistem produksi merupakan gabungan antara teknologi dan manusia untuk mengatur
pekerjaan yang dilakukan dan dihubungkan dengan mesin-mesin dan teknologi.
Penggabungan ini disebut dengan tata letak fasilitas (Facility Layout).
D.1. Hubungan Tata Letak dengan Desain Proses
Ada 2(dua) jenis system fisik, yaitu :
1. Sistem yang berorientasi pada proses
2. Sistem yang berorientasi pada produk

Untuk mendapatkan system produksi yang ekonomis diperlukan tata letak yang
fungsional, dimana penggunaan peralatan harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
Layout fungsional dikelompokkan dan ditempatkan dalam suatu ruang tertentu, juga
disusun berdasarkan urutan proses operasi suatu produk.

D.2. Kriteria Evaluasi dan Pertimbangan Tata Letak Pabrik

Kriteria yang dapat dipakai untuk mengevaluasi tata letak pabrik, adalah :

1. Konsistensi dengan teknologi produksi yang dipakai


2. Kelancaran arus produk dari satu proses ke proses lain
3. Optimalisasi pemakaian ruangan
4. Kemudahan dalam melakukan penyesuaian maupun ekspansi
5. Minimalisasi biaya produksi
6. Jaminan Keselamatan Kerja

Pertimbangan umum yang dipakai khus untuk lahan lokasi proyek adalah :
1. Ketersediaan arus searah atau mengurangi arus penyilangan
2. Departemen pembantu, workshop hendaknya disituasikan secara fungsional
terhadap pabrik utama.
E. LUAS PRODUKSI
Luas Produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai
keuntungan yang optimal. Atau penentuan kombinasi dari berbagai macam produk yang
dihasilkan untuk mencapai keuntungan yang optimal jika perusahaan menghasilkan lebih
dari satu macam produk.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan luas produksi, yaitu :
1. Batasan Permintaan
2. Kapasitas mesin
3. Kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi
4. Kemampuan keuangan dan manajemen
5. Kemungkinan perubahan teknologi produksi

Adapun metode yang digunakan dalam menentukan luas produksi yang optimal adalah :

1. Pendekatan konsep Marginal Cost dan Marginal Revenue


2. Pendekatan konsep Break Even Point
3. Pendekatan konsep Linear Programming
F. PENGADAAN PERSEDIAAN BAHAN
Dalam aktiva lancar perusahaan, persediaan dan piutang dagang merupakan 2 elemen besar
yang paling berpengaruh dari proses berjalannya suatu perusahaan.
Ada 3(tiga) jens persediaan dalam suatu perusahaan manufaktur, yaitu :
1. Persediaan Bahan Baku
2. Persediaan Barang Setengah Jadi
3. Persediaan Barang Jadi

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan adalah :

1. Tingkat Penjualan
2. Sifat Teknis
3. Lamanya proses produksi
4. Daya tahan produk akhir

Ada 3(tiga) Biaya yang berhubungan dengan Produksi, yaitu :

1. Biaya Penyimpanan, yang terdiri dari :


a. Biaya Gudang
b. Biaya Modal
c. Asuransi
d. Pajak
e. Penyusutan dan Keusangan
2. Biaya Pemesanan, yang terdiri dari :
a. Biaya memesan atau penyetelan mesin
b. Biaya Pengiriman dan penanganannya
c. Potongan harga karena pembelian dalam jumlah besar
3. Biaya Persediaan Pengaman (Safety Stock), terdiri dari :
a. Kehilangan Penjualan
b. Kehilangan kepercayaan pelanggan
c. Gangguan Jadwal Produksi

Ada 4(empat) hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan jumlah pemesanan, yaitu :

1. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)


2. Biaya Pemesanan (Ordering Cost)
3. Model EOQ (Economic Order Quantity)
4. Pengembangan Model EOQ (Economic Order Quantity)

Adapun Pengembangan Model EOQ disebabkan karena 3(tiga) factor berikut :

1. Adanya Waktu Tenggang


2. Adanya Ketidakpastian
3. Adanya Inflasi
KESIMPULAN

1. Aspek teknis dan teknologi merupakan aspek yang perlu dianalisa dalam analisa kelayakan
proyek.
2. Perencanaan kapasitas harus jelas dari awal analisa karena bersifat jangka panjang, terutama
dari segi permintaan dan penawaran dari pelanggan.
3. Pemilihan teknologi dan desain produk juga perlu dilakukan dengan cermat untuk
memenuhi kebutuhan volume order dari pelanggan yaitu dengan penyesuaian terhadap
kebutuhan peralatan dan juga biaya produksi
4. Penentuan lokasi distribusi juga harus diperhatikan mengingat jangkauan dari pasar yang
cukup luas agar lebih mudah dalam mencukupi permintaan pelanggan, sehingga dapat
menghasilkan laba yang optimal
5. Tata letak fasilitas juga sangat penting dianalisa karena berhubungan dengan proses
produksi dimana ada interaksi antara manusia dan mesin sebagai roda penggerak usaha.
6. Beberapa metode yang biasa digunakan dalam menentukan luas produksi, yaitu dengan
konsep Marginal Cost and Marginal Revenue, Break Even Point, dan Linear Programming.
7. Pengadaan Persediaan Bahan merupakan hal penting dalam aktiva lancar perusahaan, karena
biaya terbesar adalah pada biaya persediaan bahan, sehingga pengendalian persediaan amat
penting untuk menjaga perputaran aliran kas perusahaan.
8. Formula pengendalian persediaan yang biasa digunakan adalah EOQ (Economic Order
Quantity), dengan pertimbangan adanya waktu tenggang, ketidakpastian, dan inflasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Husein Umar, SE.MM, MBA, Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode, dan Kasus. Cet-1 –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997 – ISBN- 979-605- 578-3
2. Situmorang, Syafrizal Helmi, Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan
Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. ISBN – 979-458-296-4
LECTURE NOTES

ISYE6196 – Industrial Feasibility


Analysis
Week ke - 5

Analisis Manajemen Pembangunan


Proyek
LEARNING OUTCOMES

1. LO1 : Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kelayakan suatu proyek/bisnis dalam sebuah
industri
2. LO2 : Mahasiswa dapat menganalisa aspek manajemen dan network planning dalam
kelayakan suatu proyek/bisnis suatu industry dengan perhitungan yang cermat.

OUTLINE MATERI :

1. Pengertian Manajemen

2. Perencanaan Proyek

3. Pengawasan Proyek

4. Pengertian Network Planning

5. Kategori Proyek

6. Manfaat Network Planning

7. Bentuk Network Planning


ASPEK MANAJEMEN DAN NETWORK PLANING

DALAM ANALISA KELAYAKAN PROYEK

I. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen adalah suatu kelompok dalam sebuah organisasi yang bertugas untuk
menjalankan roda perusahaan, yang terdiri dari berbagai fungsi yang saling mendukung satu
sama lain untuk mencapai sasaran, tujuan, visi dan misi perusahaan.
Adapun fungsi dari manajemen adalah :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan
4. Pengendalian
A. PERENCANAAN PROYEK
Sebagai fungsi pertama dari manajemen, tugas perencanaan berarti membuat rencana
kerja. Adapun kegiatannya adalah sbb :
1. Merencanakan Jenis Pekejaan dan Sumber Daya
Tahapannya adalah :
a. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya dan sedetail mungkin mengenai
system yang sedang berlangsung, hambatan-hambatan, serta pemakaian sumber
daya.
b. Analisis Sistem
Untuk menganalisa system yang diajukan, mulai dari pengadaan hardware,
software, brainware, procedure, biaya, samapai analisa biaya manfaat system.
c. Desain System
Perancangan system yang digunakan secara global sampai detail operasional
untuk mendukung semua kegiatan manajemen
d. Pembuatan Program
Yang dikerjakan oleh programmer sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


e. Tes Sistem
Melakukan percobaaan penggunaan system dengan data fiktif yang dapat
mewakili kriteria data yang sebenarnya.
f. Pelatihan
Untuk para pengguna/tenaga pelaksana proyek yang bertugas untuk
mengoperasikan system tersebut
g. Implementasi
Untuk mengintegrasikan system lama dan system baru yang dilakukan secara
bersamaan, juga untuk melihat kelemahan dan keunggulannya.
h. Dokumentasi
Seluruh kegiatan dalam pembangunan system baru perlu dilakukan pencatatan
sebagai dokumentasi dan bahan evaluasi.
i. Penyerahan Sistem
Setelah semua system berjalan dengan lancer, maka dapat diserah terimakan
kepada pelaksana proyek untuk dapat digunakan sesuai dengan kebutuhannya.
2. Membuat Jadwal Kegiatan Kerja
Dalam suatu proyek, pembuatan jadwal dan rencana kerja wajib dilakukan. Karena
kegiatan dalam suatu proyek itu banyak sekali dan harus dicatat, maka dapat dibantu
dengan system komputerisasi yang disebut dengan Project Management. Secara
umum semua kegiatan proyek akan mudah dimasukkan dan disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Biasanya untuk kegiatan proyek yang sederhana bisa digunakan
Gantt Chart, namun untuk proyek yang kegiatannya banyak dan kompleks dapat
menggunakan Network Planning/PERT.
3. Menghitung Biaya Pembangunan Sistem Baru
Adapun biaya yang direncanakan adalah :
a. Biaya Pembuatan Perangkat Lunak/Software
b. Biaya Pengadaan Perangkat Keras/Hardware
c. Biaya Operasional Sistem Baru

B. PENGAWASAN PROYEK

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


Setelah semua rencana proyek dilakukan maka proyek dapat diimplementasikan dalam
bentuk kegiatan kerja. Oleh sebab itu semua kegiatan kerja ini perlu diawasi oleh
pemimpin proyek. Adapun tugas dari Pemimpin Proyek adalah sbb :

1. Memastikan bahwa semua kegiatan yang direncanakan sesuai


2. Memastikan tidak ada penyimpangan yang diatas batas kewajaran.
3. Merevisi rencana proyek yang keadaannya dapat berubah-rubah, seperti :
Inflasi, Peraturan Pemerintah, Iklim atau Devaluasi.

Untuk mempermudah proses pengawasan, penggunaan Network Planning amat sangat


dibutuhkan karena dapat membantu pengawasan kegiatan proyek.

II. NETWORK PLANNING


A. PENGERTIAN
Network Planning merupakan suatu peencanaan dan pengawasan yang perlu dikuasai oleh
penanggungjawab proyek.
Faktor-faktor yang ada dalam penyusunan Network Planning adalah :
1. Semua kegiatan/aktivitas yang ada di proyek
2. Logika ketergantungan dari satu kegiatan dengan kegiatan lain.
3. Menggunakan symbol dalam satu kegiatan dan kejadian

Sedangkan Proyek adalah keseluruhan tugas atau gabungan dari tugas-tugas yang
mempunyai tujuan tertentu dari awal hingga akhir yang dapat ditentukan yang biasanya
disusun dengan menggunakan Network Planning agar lebih mudah dikendalikan, diawasi,
direvisi dan diperbaiki atau diperbaharui.

B. KATEGORI SEBUAH PROYEK


Ada 5(lima) kategori proyek, yaitu :
1. Harus dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan biaya yang direncanakan
2. Memerlukan informasi yang padat dan kontinu
3. Memerlukan koordinasi antara beberapa bagian/departemen
4. Banyak menggunakan personel, material, peralatan, waktu, dan uang
5. Terdapat banyak kegiatan/aktivitas yang saling bergantung

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


C. MANFAAT NETWORK PLANNING
Berikut beberapa manfaat dari Network Planning :
1. Menggambarkan logika ketergantungan dari setiap kegiatan dalam satu kejadian,
sehingga diperlukan perencanaan kegiatan secara rinci.
2. Menunjukkan secara jelas kegiatan dan waktu penyelesaian pada kondisi kritis atau
tidak.
3. Membantu sebagai alat komunikasi atas semua kegiatan proyek yang sedang
dilakukan.
4. Memungkinkan pencapaian penyelesaian proyek tepat waktu, ekonomis, dan efisien
dalam penggunaan sumber daya.

D. BENTUK NETWORK PLANNING

Gambar 1. Network Planning

Penjelasan :
Kegiatan A dimulai sebagai awal proyek, setelah selesai lanjut dengan kegiatan B dan G.
Sesudah kegiatan B selesai, dilanjutkan dengan kegiatan C dan D, begitu pula setelah
kegiatan G selesai, dilanjutkan kegiatan H. Sesudah kegiatan C selesai, dilanjutkan
dengan kegiatan E. Begitu pula setelah kegiatan D selesai bisa dilanjutkan dengan
kegiatan F. Setelah kegiatan E, F, dan H selesai dilanjutkan kegiatan I sebagai kegiatan
akhir. Sedangkan untuk angka-angka disini menunjukkan waktu atau durasi pengerjaan,
bisa dalam satuan hari atau minggu.

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


E. URAIAN WAKTU DALAM NETWORK
Saat Kejadian Paling Awal
(EET = Earliest Event Time)
Nomor Penunjuk
Lingkaran (NRM = Node Saat Kejadian Paling Lambat
Reference Number) (LET = Latest Event Time)

Semua penentuan waktu harus seragam, maksudnya jika keseluruhan kegiatan dalam
satuan hari atau minggu.
Istilah dan definisi dalam Network Planning :
1. EET (Earliest Event Time)
Adalah waktu terpanjang yang melalui suatu lintasa dari lingkaran kejadian
permulaan nomor “nol” sampai lingkaran kejadian yang ditinjau.
2. LET (Latest Event Time)
Adalah saat paling lambat, dimana suatu kejadian dapat terjadi tanpa mempengaruhi
waktu pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
3. Jalur Kritis (Critical Path)
Adalah jalur yang mengarah pada lingkarang kejadian yang EET dan LET nya sama
atau mendekati sama. Ini yang menjadi perhatian untuk pimpinan proyek untuk
memperhatikan jalur kritis ini agar tidak terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Ada 3(tiga) perkiraan waktu dalam pelaksanaan proyek, yaitu :
1. Pessimistic Estimates (tp)
Yaitu perkiraan yang menunjukkan waktu maksimum yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan jika ada halangan.
2. Optimistic Estimates (to)
Yaitu perkiraan yang menunjukkan waktu minimum yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan jika tanpa ada halangan.
3. Most Probable Time

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


Yaitu waktu yang paling mungkin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan

Atau dapat dirumuskan dalam :

a. Expected Time (te) = 1/6 to + 4/6 tm + 1/6 tp atau = (to + 4tm + tp)/6
b. Simpangan Baku St = (tp – to)/6
c. Variance (vt) = {(tp – to)/6}²

Contoh Soal :
Activity Expected Time (te) Standard Deviation Variances

(1,2) 6 2 4

(1,3) 12 3 9

(2,4) 13 2 4

(3,4) 5 1 1

(4,5) 4 1 1

(3,5) 16 4 16

Jika Critical Path nya terdapat pada (1,3) san (3,5), maka nilai te = 12 + 16 = 28, dan
Variances dari Critical Path atau vt = 9 + 16 = 25. Maka nilai simpangan atau st = √25 = 5.
Dari hasil perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proyek dapat dilakukan
selama 28 hari.

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>


KESIMPULAN

1. Aspek Manajemen merupakan hal penting yang harus dianalisa dalam kelayakan proyek
karena menyangkut sumber daya yang akan digunakan.
2. Manajemen bertugas dalam merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan
mengendalikan proyek agar dapat berjalan dengan lancar dan efektif dengan ketersediaan
sumber daya yang ada.
3. Sumber daya yang digunakan dapat berupa tenaga kerja, peralatan, teknologi, system, dll.
4. Pada kegiatan perencanaan proyek perlu dipahami 3(tiga) hal, yaitu jenis pekerjaan dan
sumber daya, Jadwal kegiatan kerja, dan Biaya pembangunan system.
5. Untuk membantu memudahkan proses pengawasan dan komunikasi maka dapat digunakan
tools yang disebut Network Planning.
6. Dengan menggunakan Network Planning maka dapat diketahui pekerjaan apa saja yang
akan dilakukan dan waktu yang diharapkan dengan menggunakan symbol-simbol.
7. Network Planning dapat diupdate setiap waktu tergantung situasi dan kondisi di lapangan,
biasanya ini dipengaruhi oleh factor eksternal seperti cuaca, peraturan pemerintah, dan
inflasi.
8. Pada Network Planning terdapat formula untuk menghitung waktu capaian pelaksanaan
proyek, melalui Time Expected (te), Simpangan (st), Variance (vt)
9. Adapun formula Time Expected (te) adalah (to + 4tm + tp)/6

<<Kode mtk – Industrial Feasibility Analysis>>


DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Husein Umar, SE.MM, MBA, Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode, dan Kasus. Cet-1 –
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997 – ISBN- 979-605- 578-3
2. Situmorang, Syafrizal Helmi, Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan
Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. ISBN – 979-458-296-4

ISYE6196 –Industrial Feasibility Analysis>>

Anda mungkin juga menyukai