Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Studi Kelayakan Proyek


Studi kelayakan menurut Husein Amir (2003) adalah penelitian terhadap rencana
bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk
waktu yang tidak ditentukan.
Menurut Jogiyanto (2008), studi kelayakan (feasibility study) adalah suatu studi yang
akan digunakan untuk menentukan kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem layak
diteruskan atau dihentikan. Studi kelayakan disebut juga dengan istilah High point review.
Menurut Suad Husnan (1994), studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat
tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
Arti kelayakan pada kegiatan mengkaji kelayakan suatu gagasan dikaitkan dengan
kemungkinan tingkat keberhasilan tujuan yang hendak diraih. Bila gagasan tersebut adalah
investasi membangun proyek berupa fasilitas unit produksi baru maka untuk menilai
kelayakannya perlu dilakukan serangkaian kegiatan mulai dan mengembangkan,
menganalisis dan menyaring prakarsa atau gagasan yang timbul sampai kepada menelusuri
berbagai aspek proyek serta unit usaha hasil proyek1.
Pengkajian yang bersifat menyeluruh dan mencoba menyoroti segala aspek kelayakan
proyek atau investasi dikenal sebagai studi kelayakan. Di samping sifatnya yang menyeluruh,
studi kelayakan harus dapat menyuguhkan hasil analisis secara kuantitatif tentang manfaat
yang akan diperoleh dibandingkan2. Jika proyek yang dilakukan merupakan proyek investasi
yang berorientasi laba, maka studi kelayakan proyek adalah dalam rangka menilai layak
tidaknya proyek investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan secara ekonomis.
Tetapi jika proyek tersebut merupakan proyek investasi yang tidak berorientasi laba seperti
proyek investasi untuk lembaga-lembaga sosial maka studi kelayakan proyek yang dilakukan
adalah untuk menilai layak atau tidaknya proyek tersebut dikerjakan tanpa
mempertimbangkan keuntungan secara ekonomis.
Sehingga dapat disimpulkan studi kelayakan proyek merupakan suatu kegiatan atau
penelitian yang sengaja dilakukan untuk menilai serta mempertimbangkan kondisi, potensi,
serta peluang dari berbagai aspek apakah suatu proyek yang direncanakan dapat dilanjutkan
atau tidak. Kegiatan meneliti tersebut dilakukan secara mendalam dan sungguh-sungguh dari
data dan informasi yang di dapatkan yang kemudian akan dianalisis atau diukur

1
Iman Soeharto, Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional), (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999)
Hlm 76
2
ibid
menggunakan metode tertentu. Kelayakan diukur apakah proyek tersebut akan memberikan
manfaat yang besar baik dari segi finansial maupun non finansial nantinya. Karena studi
kelayakan akan menilai berbagai aspek serta membutuhkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu untuk memutuskannya, maka dalam melakukan studi kelayakan perlu melibatkan tim
gabungan dari berbagai ahli sesuai dengan bidangnya masing-masing seperti ahli ekonom,
hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi, dan sebagainya3.

B. Perbedaan Intensitas Kelayakan Proyek


Penilaian terhadap keadaan dan prospek suatu proyek investasi dilakukan atas dasar
kriteria-kriteria ini bisa hanya mempertimbangkan manfaat proyek bagi perusahaan, bisa juga
dengan memperhatikan aspek yang lebih luas, yaitu manfaat proyek bagi Negara dan
masyarakat luas. Tentu saja tidak setiap proyek akan diteliti dengan tingkat intensitas yang
lama. Beberapa proyek mungkin diteliti dengan sangat mendasar, mencakup berbagai aspek
yang terpengaruh, beberapa proyek mungkin hanya diteliti terhadap beberapa aspek saja.
Bahkan sering juga kita menjumpai bahwa ada rencana-rencana investasi yang penilaiannya
tidak dilakukan secara formal. Menurut Suad Hasan (1994), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi intensitas studi kelayakan, yaitu:
1. Besarnya Dana yang Diinvestasikan
Umumnya semakin besar jumlah dana yang ditanamkan, semakin mendalam studi
yang perlu dilakukan, sebagai missal, proyek kilang minyak dilacap akan diteliti
dalam aspek yang lebih luas, termasuk dampak social ekonomi, dibandingkan dengan
proyek membuka usaha “dealer mobil”.
2. Tingkat Ketidakpastian Proyek
Semakin sulit kita memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dan
lainlain semakin berhas. Kita dalam melakukan studi kelayanan. Untuk proyek-
proyek yang menghasilkan proyek baru, umumnya cukup sulit dalam memperkirakan
proyek penjualan. Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian ini, dengan
analisa sensivitas dengan taksiran konservatif dan sebagainya.
3. Kompleksitas Elemen - Elemen yang mempengaruhi Proyek
Setiap proyek dipengaruhi dan juga mempengaruhi faktor-faktor lainnya. Sebagai
misalnya, proyek untuk membuat mobil dengan tenaga listrik akan dipengaruhi oleh

3
Pusdiklat SDA dan Konstruksi. Modul 1 Pemahaman Umum Studi Kelayakan Proyek Infrastruktur. (Bandung.:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pusdiklat SDA dan Konstruksi, 2017) Hlm 12.
faktor, misalnya tinggi rendahnya harga bahan bakar dipengaruhi oleh faktor,
misalnya tinggi rendahnya harga bahan bakar minyak. Sebaliknya proyek itu akan
mempengaruhi pula usaha untuk menemukan material yang bisa dipakai untuk
menyimpan tenaga listrik yang lebih tahan lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi
suatu proyek mungkin menjadi sangat kompleks, sehingga pihak yang melakukan
studi kelayakan terhadap proyek tersebut akan semakin berhati-hati. Secara ringkas
kita bisa mengatakan bahwa intensitas studi kelayakan tersebut mungkin tidak sama.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi, seperti jumlah dana, ketidakpastian dan
kompleksitas proyek itu. Semakin besar dana yang tertanam, semakin tidak pasti
taksiran yang dibuat semakin kompleks faktor-faktor yang mempengaruhi dan
semakin mendalam studi yang perlu dilakukan.

C. Desain Studi Kelayakan Proyek


Tujuan dari desain studi kelayakan proyek adalah melihat sejauh mana aspek-
aspek dalam studi kelayakan akan mempengaruhi usaha. Langkah pertama dilakukan
dengan mengidentifikasi kesempatan usaha. Tahap-tahap untuk melakukan identifikasi
usaha yaitu:
1. Identifikasi Investasi.
Pada tahap ini sponsor proyek melihat adanya kesempatan investasi yang mungkin
menguntungkan. Pengamatan dilakukan dengan memperkirakan kesempatan dan
ancaman dari proyek tersebut.
2. Perumusan Kesempatan Investasi
Tahap menerjemahkan kesempatan investasi menjadi rencana proyek yang konkret
3. Penilaian Investasi
Pada tahap ini melakukan analisis mengenaiaspek-aspek yang akan mempengaruhi
proyek tersebut.
4. Pemilihan Investasi
Melakukan pemilihan atas pertimbangan keterbatasan- keterbatasan (constrains) dan
tujuan yang akan dicapai.
5. Implementasi
Pada tahap ini melaksanakan dan menyelesaikan proyek sesuai dengan hasil
perencanaan dan anggaran yang sudah ditetapkan.
Mengidentifikasi kesempatan usaha, bisa dilakukan dengan menggunakan
berbagai cara, seperti:
1. Mempelajari impor. Impor menunjukkan bahwa masih terdapat (sebagian) pasar yang
masih belum bisa dipenuhi oleh pasar dalam negeri. Bila impor ini mempunyai
kecenderungan yang semakin meningkat, bisa diprediksi bahwa masih terdapat
permintaan dari dalam negeri untuk produk / jasa tersebut.
2. Menyelidiki material lokal untuk kemungkinan eksploitasi lebih lanjut. Jumlah
material yang melimpah, dengan harga yang murah dan/atau mutu yang baik
merupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan.
3. Mempelajari keterampilan tenaga kerja, terutama untuk jenis industri tertentu
4. Melakukan studi industri
5. Menerapkan kemajuan teknologi. Perubahan teknologi dari waktu ke waktu
memungkinkan investor memanfaatkan sebelum pihak lain menggunakannya
(competitive advantage).
6. Mempelajari hubungan antar industri.
7. Menilai rencana pembangunan.
8. Melakukan pengamatan di tempat lain.
Setelah mengidentifikasi kesempatan usaha, langkah selanjutnya mendesain studi
kelayakan yang terdiri dari ikstisar/executif summary berisi deskripsi objek penelitian,
waktu penelitian, anggota tim peneliti, ringkasan hasil studi, dan rekomendasi hasil studi.
Lalu bab-bab selanjutnya akan berisi mengenai aspek-aspek studi kelayakan.
Referensi
 Iman Soeharto. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional),
Jakarta: Penerbit Erlangga.
 Jogiyanto, HM. 2009. Sistem Teknologi Informasi Edisi 3. Yogyakarta.: Penerbit
Andi.
 Suad Husnan. 1994. Manajemen Keuangan. Yogyakarya: Gadjah Mada
 Pusdiklat SDA dan Konstruksi. 2017. Modul 1 Pemahaman Umum Studi Kelayakan
Proyek Infrastruktur. Bandung: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pusdiklat SDA dan Konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai