Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK

Manajemen Dana Bank dan Akuntansi

Assets and Liability Management (ALMA)

Dosen : Rudy Bodewyn Mangasa Tua, S.P. MM

Kelompok 2 :

1. Bella Jennet Ayuditha Rawung (2015050782)


2. Dadan Hermawan Herdiansyah (2015050572)
3. Dinarcih
4. Nosa Aprilia (2015050461)
5. Nur Afni Simanullang (2015050794)
6. Rian Yoga Pratama (2015050972)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

Jl. Surya Kencana No.1 Tanggerang Selatan


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kami, sehingga berkat Karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang ditunjukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Dana Bank dan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa selama
proses dan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Makalah yang ada dihadapan pembaca bukanlah karya yang sempurna,


karena memiliki kekurangan baik dalam hal teknik penulisan maupun dalam
sistematika, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan dan kemajuan makalah ini, semoga makalah ini dapat
bermanfaat, baik bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Amin.

Pamulang, 1 Oktober 2017

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................1


DAFTAR ISI ............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................3
Type chapter title (level 1) .....................................................................................4
Type chapter title (level 2) .......................................................................................5
Type chapter title (level 3) .......................................................................................6

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan pokok industri perbankan adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana kepada masyarakat. Dana yang
dikumpulkan oleh bank masuk ke dalam pasiva, sementara dana yang
disalurkan kepada masyarakat masuk dalam aktiva. Aktiva dan pasiva adalah
dua sisi dari pos keuangan bank, baik dalam bentuk kekayaan ataupun
menggambarkan posisi utang, kewajiban dan moal bank. Keduanya harus
mencapai keseimbangan, dimana faktor yang dapata menyeimbangkan
diantara keduanya, dalam bentuk Rugi dan Laba bank yang bersangkutan.
Manajemen aktiva dan pasiva yang disebut pula dengan Assets and
Liability Management (ALMA) sudah dipastikan ada pada setiap bank.
Kedua sisi neraca, yaitu sisi pasiva yang mengambarkan sumber dana dan sisi
aktiva yang mengambarkan penggunaan (alokasi) dana harus dikelola secara
efisien, efektif, produktif, dan seoptimal mungkin karena merupakan bisnis
utama bagi setiap bank. Pengelolaan aset dan liabilitas tersebut juga disebut
dengan Manajemen Aset dan Liabilitas yang dikenal dengan ALMA (Asset
and Liability Management). Aset dan liabilitas pada setiap bank ini dikelola
oleh Assets and Liability Committee (ALCO) yang secara organisassi yang
tidak terlihat dalam struktur organisasi, namun kegiatannya ada dan dikelola
dalam team work secara serta operasional umumnya berada di dalam divisi
treasury, yang dipimpin oleh wakil direktur utama/direksi yang membidangi
divisi treasury dan kepala divisi treasury umumnya sebagai ketua pelaksana
dengan anggota yang berasal dari divisi treasury, divisi kredit, divisi reserch
& development, divisi pusat administrasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Asset Liability Management (ALMA) ?
2. Bagaimana dengan risiko risiko dalam ALMA ?
3. Apa fungsi utama dari ALMA ?

1
4. Apa yang dimaksud Assets and Liability Committee (ALCO) ?
5. Bagaimana landasan kebijakan ALMA ?
6. Apa tujuan dari ALMA?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang Asset Liability Management (ALMA) ?
2. Mengetahui tentang risiko risiko dalam ALMA ?
3. Mengetahui tentang fungsi utama dari ALMA ?
4. Mengetahui tentang Assets and Liability Committee (ALCO) ?
5. Mengetahui tentang landasan kebijakan ALMA ?
6. Mengetahui tentang tujuan ALMA?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asset Liability Management (ALMA)


Asset Liability Management adalah serangkaian tindakan dan prosedur
yang dirancang untuk mengontrol posisi keuangan. Isu-isu keamanan dan
kesehatan merupakan bagian penting dari defenisi ini.
Fokus manajemen aset dan liabilitas adalah mengkoordinasikan
portofolio aset/liabilitas bank guna memaksimalkan profit bagi bank dan hasil
yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan
memperhatikan kebutuhan likuiditas dan prinsip kehati-hatian.
ALMA adalah manajemen struktur neraca bank dengan tujuan untuk
memaksimalkan pendapatan, mengendalikan biaya dalam batas-batas risiko
tertentu.
Asset dan liability manajemen adalah proses pengendalian aktiva dan
pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai
keuntungan bank. Asset dan liability manajemen merupakan kebijakan dan
strategi jangka pendek dalam pencapaian rencana tahunan. Dilihat dari
pengertian-pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa Asset dan Liability
Manajemen (ALMA) adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan
pengawasan melalui pengumpulan, proses, analisa, laporan, dan menetapkan
strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko antara lain
risiko likuiditas, risiko bunga bank, risiko nilai tukar, risiiko portepel atau
risiko operasional dalam menunjang pencapaian keuntungan bank.
Asset and Liability Management atau pengelolaan harta dan hutang
bank adalah fungsi yang harus dilaksanakan oleh bank dalam rangka
mengoptimalkan susunan neraca sehingga memperoleh keuntungan yang
maksimal dalam batas-batas risiko yang terkendali. Asset and Liability
Management proses yang memegang peranan sangat penting dalam
mengelola bank karena:
a. Kemampuan ALMA yang baik dapat meningkatkan prestasi suatu bank.

3
b. Kesalahan dalam keputusan dan pengendalian ALMA dapat
mengakibatkan gagalnya suatu bank.
Deregulasi yang berkelanjutan seperti halnya di Indonesia saat ini
mengakibatkan semakin perlunya untuk menerapkan ALMA, karena
a. Kepastian usaha yang semakin berkurang.
b. Risiko usaha yang semakin meningkat.
c. Persaingan untuk memperoleh dana rupiah semakin tajam.
d. Kebutuhan ALMA akan semakin kompleks.
Keputusan ALMA yang tepat harus dapat menjawab tiga tantangan
utama risiko nonkredit, disamping harus tetap meningkatkan kualitas aktiva.
Ketiga resiko nonkredit, yaitu:
a. Liquidity risk.
b. Interest rate risk.
c. Foreign exchange risk.

B. Risiko Risiko Asset and Liability Management (ALMA)


Setiap usaha bank pada umunya dihadapkan pada risiko-risiko berikut
ini:
a. Credit risk : risiko debitur tidak akan memenuhi kewajibannya tepat pada
wakunya atau lalai membyar. Risiko kredit dapat menimbulkan risiko
likuiditas.
b. Liquidity risk : risiko bahwa bank tidak akan dapat memenuhi
kewajibannya pada waktunya atau hanya dapat memenuhi kewajban
melalui pinjaman darurat (mungkin dengan bunga yang tinggi) atau
menjual aktivanya (mungkin dengan harga yang lebih rendah).
c. Pricing risk : risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat suku bunga,
yang bisa dalam bentuk menurunnya margin dari penanaman atau kerugian
sebagai akiba menurunya nilai aktiva. Risiko ini sebagai akibat Net
Interest Margin (NIM), atau tidak terpenuhinya likuiditas atau terjadinya
gap karena idak tepatnya perhitungan pricing atas assets/liability.

4
d. Foreign exchange risk : risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat
kurs terhadap open position karena adanya pergerakan kurs yang
merugikan.
e. Gap risk : risiko kerugian dari ketidakseimbangan interest rate maturity
karena adanya pergerakan tingkat bunga yang merugikan.
f. Kontinjen risk : risiko yang timbul sebagai akibat transaksi kontinjen,
misalnya pembukaan L/C, bank garansi dan kontrak valuta asing berjangka.

C. Fungsi Utama Asset and Liability Management (ALMA)


Terdapat empat fungsi utama Assets and Liability Management, yaitu:
a. Liquidity Management
Manajemen likuiditas bertujuan untuk memaksimumkan pendapatan
dengan tetap meminimumkan risiko likuiditas sehingga tiak terjai kekuangan
kas diatasi dengan menjual aktiva atau menvari dana dengan biaya/syarat-
syarat yang tidak merugikan pihak bank itu sendiri.
Sasaran manajemen likuiditas ini yaitu:
1) Memenuhi ketentuan reserve requirement.
2) Meminimumkan dana yang menganggur (idle fund).
3) Memlihara likuiditas yang cukup guna menutup pengeluaran kas dan
mengatasi kemungkinan penrikan dana secara mendadak yang tidak
teratasi.
Contoh-contoh tindakan dalam pengelolaan likuiditas:
1) Memelihara akiva liuid jangka pendek seperti kas, penempatan dana
antar bank, investasi dana jangka panjang semacam SBI.
2) Mempertahankan aktiva produktif yang dapat secara mudah dijual
dengan tidak menimbulkan kerugian atau kerugian dalam jumlah yang
sangat kecil.
3) Mendiversifikasikan sumber dana guna meminimumkan risiko adanya
penarikan dana yang mendadak dan dalam jumlah besar.
4) Mempunyai hubungan yang baik dengan lembaga bank sentral atau
lembaga yang berfungsi sebagai last resort.

5
b. Gap Management
Gap management bertujuan untuk mencapai pendapatan yang maksimum
dengan tetap meminimumkan risiko yang berkaitan dengan ketidaktepatan
(mismatch) dalam struktur maturity dari aktiva dan pasiva yang dimiliki
oleh bank.
Sasaran Gap management ini yaitu:
1) Melindungi risiko akibat adanya perubahan tarif bunga dengan
mengendalikan ukuran besarnya mis-match gap.
2) Menghasilkan tingkat bunga yang lebih besar (dalam batas-batas risiko
yang ada) sebagai akibat perubahan tingkat bunga.
3) Mendukung kebutuhan yang diperlukan dalam liquidity management.
Beberapa contoh tindakan gap management:
1) Mengubah susunan jatuh tempo pasiva dengan pemilihan atas berbagai
alternatif jenis sumber dana, penetapan harga, dan lain-lain.
2) Mengubah stuktur aktiva kebijakan perkreditan.
3) Mengubah struktur aktiva melalui pembelian atau penjualan aktiva
produktif.
c. Foreign Exchange Position Management
Foreign exchange management bertujuan untuk mencapai pendapatan
yang optimal dengan tetap meminimumkan risiko kerugian yang akan terjadi
sebagai akibat dari adanya perubahan kurs valuta asing.
Sasaran Foreign exchange management:
1) Memaksimumkan gain dari perdagangan valuta asing dan pendapatan
bunga netto.
2) Meminimumkan risiko kerugian yang akan terjadi sebagai akibat adanya
perubahan kurs valuta asing.
3) Mendukung sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam liquidity management
dan gap management.
Beberapa contoh tindakan forexposition management yaitu:
1) Pembelian aktiva valuta asing (penempatan, pembelian valuta spot).
2) Mengumpulkan dana valuta asing (pinjaman, transaksi swap).

6
d. Earning and Investment Management
Tujuannya, proses ALMA harus mampu menyediakan masukan bagi
pimpinan bank dalam menentukan struktur neraca dan strategi penentuan tarif
bunga.
Sasaran Earning and Investment Management:
1) Menjamin tercapainya struktur neraca yang optimal.
2) Menjamin penentuan tarif bunga pinjaman dan deposit secara optimal.
Beberapa contoh tindakan Earning and Investment Management:
1) Alokasi dana kepada aktiva.
2) Penentuan tarif bunga kredit.
3) Penentuan tarif bunga atas produk dana.
4) Pengelolaan portofolio investasi dana.

D. Organisasi Assets And Liability Committee (ALCO)


Bagi bank-bank besar yang telah mempunyai berbagai akivitas dan
jaringan usahanya sangat luas terlebih-lebih bank yang sudah bertaraf
multinasional bank, organisasi penghimpun dan pengelola dananya sangat
komplek, hal ini sesuai dengan tingkat kompleksitas kegiatan bank-bank
tersebut. Ruang lingkup operasional bank-bank besar mengharuskan bank
tersebut mengelola sumber dan pengalokasian dananya secra terpadu.
Pengelolaan sumber dana yang tercermin dalam pos-pos neraca pada sebelah
kredit (liability) tidak terpisahkan harus terpadu dengan pengelolaan pos-pos
aplikasi dana (assets), sehingga mengharuskan bank-bank tersebut menyusun
suatu committee dalam melaksanakan manajemen dananya. Committee ini
dikenal dalam berbagai macam terminologi, antara lain ada yang
menyebutnya sebagai ALCO (Assets And Liability Committee), ALMAC
(Asset Liabiliti Management Committee) yang pada dasarnya merupakan
suatu tim yang keanggotaannya terdiri dari berbagai unsur keahlian di bank,
seperti:
1. Ahli ekonomi (Economist)
2. Pengerahan Dana
3. Bendaharawan (Treasury)

7
4. Kredit
5. Foreign Exchange (Forex)
6. Perencanaan
7. Administrasi
8. Pemasaran dan Pengambangan Usaha
Ketua Asset & Liability Committee biasanya dipegang langsung oleh
direktur utama bank yang bersangkutan atau sering juga dijabat oleh
Executive Vice President. Secara singkat struktur organisasi ALCO terdiri
dari:
1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Anggota
ALCO mempunyai fungsi untuk menentukan berbagai macam
kebijakan di dalam aplikasi/penggunaan dana. Secara spesifik ALCO akan
memberikan batasan-batasan atau limit berapa besarnya kredit yang ingin
disalurkan oleh bank, Net Margin, tingkat buga kredit, surat-surat berharga
yang boleh dibeli oleh bank serta exposure dalam uang asing maksimal yang
boleh diambil oleh bank. Dalam mengimplementasikan kebijakan ALCO,
bidang-bidang atau unit organisasi yang berkaitan dengan keputusan ALCO
selanjutnya akan melaksanakan keputusan tersebut. Apabila dianggap perlu
bank membentuk suatu task force unuk melaksanakan keputusan ALCO.
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan aset
bank maka setiap personal bank sebaiknya haruslah terpuji tingkat
keujurannya. Hal ini dapat dilihat dari prestasi pada masa lampau dan catatan-
catatan reputasinya. Sebaiknya dihindari penerimaan karyawan yang
memiliki hubungan darah baik secara langsung maupun karena perkawinan
agar bank terhindar persengkokolan yang dapat merugikan bank itu sendiri.

E. Landasan Kebijakan Asset and Liability Management (ALMA)


Struktur neraca yang menggambarkan komposisi aktiva dan pasiva serta
struktur pendapatan dan biaya dalam income statement bank merupakan

8
aspek utama yang menentukan landasan kebijakan dalam penerpan ALMA,
komponen-komponen yang dipegunakan dalam menyusun kebijakan tersebut
adalah:
1. Foreign Exchange Management : adalah upaya bank untuk menata dana
mengelola foreign exchange assets dan liabilities dengan baik yaitu untuk
memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan risiko atas terjadinya
flukuasi nilai tukar serta interest rate yang sulit diperkirakan.
2. Net Open Position (Posisi Devisa Neto: berdasarkan metode gross
aggregate position NOP/PDN adalah angka yang merupakan
penjumlahan dari nilai absolute unuk jumlah dari (a) Selisih bersih aktiva
dan pasiva dalam neraca untuk setiap valas ditambah dengan (b) selisih
bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun
kontijensi dalam rekening adminisratif untuk setiap valas. Ketentuan
PDN ini juga berlaku untuk bank syariah.
3. Gap Management : pembahasan mengenai gap management merupakan
salah satu hal yang penting dala ALMA, berbeda dengan komponen di
atasnya di mana posisi account dalam neraca dan rentabilitas bank
dianalisis dari perspektif yang statis, dalam gap management kedua aspek
tersebut dibahas dalam perspektif yang dinamis. Disini terjadinya risiko
atau keuntungan yang dapat diperoleh dikaitkan langsunng dengan
terjadinya perubahan-perubahan yang dinamis dari ingkat suku bunga
bank.
4. Risk Analysis : adalah analisis risiko-risiko yang dihadapi oleh bank baik
secara makro maupun mikro.
5. Salah satu alat pengendalian ALMA bank bisa juga melalui pengendalian
cost of funds karena cost of funds akan menenukan besaran base
landingrae dan berapa margin atau spread yang diperoleh bank.
Dari uraian di atas ALMA dapat mencakup dua fungsi (a) kebijakan
tertulis ALMA ini dapat mendorong ALCO (Asset Liability Community)
menetapkan sasaran (goals) dan tujuan (objectives) dari bekerjanya penerapan
ALMA dan menetapkan sejauh mana management bersedia memikul risiko
yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan atas tingkat suku bunga bank,

9
(b) kebijakan AlMA tersebut dapat menjadi sarana bagi dewan direksi bank
untuk menetapkan proses AlMA bank dan mendelegasikan kewenangan
pelaksanaannya pada pejabat-pejabat bank yang terkait. Biasanya kebijakan
ALMA ini tercermin ke dalam beberapa hal berikut:
1. Interest Rate Risk Policy: ALCO harus menetapkan toleransi atas risiko
yang diimbulkan oleh terjadinya fluktuasi ingkat suku bunga bank yang
dapat diterima oleh management dan mencatatnya dalam policy
statement. Untuk itu ALCO harus terlebih dahulu menetapkan indikator-
indikator apa saja yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat
risiko suku bunga.
2. Investment Policy: tujuannya adalah sebagai pedoman bagaimana
portofolio investasi harus dikendalikan agar diperoleh return yang
maksimal yang dapat menjamin tersedianya sumber likuiditas yang
cukup dan kualitas portofolio kredit yang baik.
3. Capital Policy: kebijakan permodalan ini mencakup penegasan bahwa
ALCO bertanggung jawab dalam pengendalian besaran modal agar tetap
dapat dijaga jangan sampia merosot, sehingga berada dibawah dari
persyaratan minimum yang ditetapkan oleh otoritas moneter.
4. Liquidity Policy: di samping bertanggung jawab atas pengendalian risiko
suku bunga dan posisi modal, ALCO juga bertanggung jawab dalam
mengendalikan posisi likuiditas bank.

F. Tujuan Asset and Liability Management (ALMA)


ALMA ini berfungsi memberikan rekomendasi pada manajemen bank
agar dapat meminimalkan risiko yang dihadapi dan mengoptimalkan
keuntungan serta tetap dalam koridor sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan
demikian, ALMA yang kuat dan berkualitas akan memberikan landasan kuat
dan jelas dalam menetapkan strategi bisnis bank. Tujuan dari ALMA adalah
untuk menjaga kesehatan bank yang dapat diukur dengan CAMEL serta
melakukan antisipasi terhadap perubahan eksternal yang berkaitan dengan
inflasi dan tingkat suku bunga serta perubahan atas nilai tukar mata uang (M
Ali, 2004) selain itu ALMA dimaksudkan agar bank memperoleh net income

10
yang optimal bagi bank dengan pengendalian yang tepat atas aktiva dan
pasiva bank diharapkan bank dapat memperoleh pendapatan dari kegiatan
tersebut. Melalui ALMA ini diharapkan:
1. Adanya penetapan kebijakan bisnis yang jelas, terarah, dan terukur
2. Adanya arah dan tujuan yang jelas bagi manajemen dalam proses
pelaksanaan tugas serta cara dalam menetapkan standar-standar
operasional bank
3. Diperolehnya data yang akurat serta menjamin bahwa data tersebut dapat
menunjang keputusan ALMA
4. Berkualitasnya analisis yang dilakukan dalam memberikan berbagai
alternatif strategi ALMA sebelum manajemen mengambil keputusan
5. Memudahkan dalam manajemen likuiditas sehingga dana dapat dikelola
dengan baik pada suatu tingkat suku bunga tertentu agar senantiasa dapat
memenuhi kewajiban dan dapat memanfaatkan seiap peluang yang ada
6. Mampu meminimalkan gap sehingga dapat mengoptimalkan dan
memeprkecil resiko
7. Mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola valuta asing
(terutama ketika mengalami fluktuasi yang tinggi) dan mengelola gap
untuk tiap-tiap mata uang dan antar mata uang unuk menghasilakan
keuntungan yang optimal dengan tetap memerhatikan kemungkinan risiko
yang terjadi
8. Mampu melakukan manajemen pricing secara tepat sebagai langkah
strategis dalam menetapkan tingkat suku bunga (kredit dan dana) dengan
memerhatikan gap dan tidak mengganggu likuiditas.
Dengan adanya ALMA ini, semakin disadari betapa pentingnya suatu
bank mengelola likuiditas secara baik, terutama untuk memperkecil risiko
likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan dana seingga dalam
memenuhi kewajibannya, bank terpaksa harus mencari dana dengan suku
bunga yang lebih inggi dari suku bunga pasar, atau bank terpaksa menjual
sebagian asetnya dengan risiko menderita rugi yang relatif besar. Hal tersebut
akan memengaruhi pendapatan bank. Apabila keadaan ini terus berlanjut,

11
tidak menutup kemungkinan akan terjadi menurunnya kepercayaan
masyarakat kepada bank tersebut.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asset dan liability manajemen adalah proses pengendalian aktiva dan
pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai
keuntungan bank. Asset dan liability manajemen merupakan kebijakan dan
strategi jangka pendek dalam pencapaian rencana tahunan. Dilihat dari
pengertian-pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa Asset dan Liability
Manajemen (ALMA) adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan
pengawasan melalui pengumpulan, proses, analisa, laporan, dan menetapkan
strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko antara lain
risiko likuiditas, risiko bunga bank, risiko nilai tukar, risiiko portepel atau
risiko operasional dalam menunjang pencapaian keuntungan bank.
ALMA ini berfungsi memberikan rekomendasi pada manajemen bank
agar dapat meminimalkan risiko yang dihadapi dan mengoptimalkan
keuntungan serta tetap dalam koridor sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan
demikian, ALMA yang kuat dan berkualitas akan memberikan landasan kuat
dan jelas dalam menetapkan strategi bisnis bank.
Dengan adanya ALMA ini, semakin disadari betapa pentingnya suatu
bank mengelola likuiditas secara baik, terutama untuk memperkecil risiko
likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan dana seingga dalam
memenuhi kewajibannya, bank terpaksa harus mencari dana dengan suku
bunga yang lebih tinggi dari suku bunga pasar, atau bank terpaksa menjual
sebagian asetnya dengan risiko menderita rugi yang relatif besar.

13
DAFTAR PUSTAKA

- Rivai Veithzal, dkk, Bank and Financial Institution Management, (Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada) 2007.
- Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada), 2014.
- Frianto Padia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: Rineka Cipta),
2014.
- Van Greuning Hennie, Zamir Iqbal, Analisis Risiko Perbankan Syariah,
(Jakarta: Salemba Empat) 2011.
- Arifin Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka
Alvabet) 2005.

14

Anda mungkin juga menyukai