Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

CONTOH KASUS PENYIMPANGAN TRANSAKSI PADA BANK


SYARIAH TERHADAP KOPERASI BERKAH SYARIAH

Disusun oleh:

Vanesza Patricia Villanuega

191742028152638

Mata Kuliah: Manajemen Resiko Perbankan dan Non Perbankan Syariah

Dosen Pengampu: Witri Retno Handayani, SP., ME

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIII KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan makalah
tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah
“Contoh Kasus Penyimpangan Transaksi Pada Bank Syariah Terhadap Koperasi Berkah Syariah” dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Resiko Perbankan dan
Non Perbankan Syariah. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat maupun
perbankan syariah yang ada di Indonesia.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan.
Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malang,11 November 2021

Vanesza P.V
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Bank Syariah..........................................................................................................6
2.2 Sumber Pendapatan Bank Syariah...............................................................................................6
2.3 Contoh Kasus Penyimpangan Transaksi Pada Bank Syariah................................................6
2.4 Peran Dewan Pengawas Syariah..................................................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................8
3.2 Saran...........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9

1.1 Latar Belakang BAB I

PENDAHULUAN

Bank syariah telah hadir di Indonesia sejak tahun 1992, ditandai dengan beroperasinya Bank
Muamalat Indonesia. Masyarakat menaruh harapan yang besar terhadap bank syariah, agar menjadi
bank yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat dengan predikat yang disandangnya sebagai
bank yang menjalankan operasionalnya sesuai syariah Islam. Namun demikian berbagai kekecewaan
terhadap operasional bank syariah masih terjadi di kalangan masyarakat, tidak hanya dari kalangan
masyarakat awam, tetapi terdapat jugadari kalangan yang terpelajar dan memahami dengan baik
prinsip syariah, misalnya Pradja (2012) berpendapat bahwa Perbankan Syariah di tanah air hanya ada
pada islamisasi nama kelembagaannya, belum sampai pada islamisasi para pelakunya secara
individual dan secara materil.
Transaksi perbankan syariah tidak terlalu berbeda dengan transaksi bank konvensional. Para
pejabat bank syariah terkadang tidak mau tahu jika nasabahnya mengalami kerugian atau keuntungan
menurun. Bank Syariah menetapkan bagi hasil dengan persentase yang menguntungkan bagi pihak
bank secara sepihak. Secara teori, bank syariah berbeda dengan bank konvensional, karena bank
syariah tidak menerapkan sistem bunga (riba). Pada bank yang menerapkan sistem bunga, nasabah
peminjam akan membayar jasa bank sejumlah nominal yang tetap karena didasarkan persentase tetap
dari jumlah pokok uang yang dipinjam, tanpa terkait dengan realita usaha nasabah, apakah mengalami
keuntungan atau kerugian. Demikian pula perlakuannya terhadap nasabah deposan di bank
konvensional, yaitu akan memeroleh jasa dalam jumlah nominal yang tetap, karena jasa dihitung
sebesar persentase dari dana yang disimpan nasabah.
Studi kasus pada bank Syariah di Indonesia, yang dimana pada saat auditor sedang mengaudit
laporan keuangan bank Syariah tersebut yang merupakan cabang dari bank konvensional, auditor
telah menemukan bahwa Bank Syariah tersebut telah melakukan pembiayaan/pendanaan kepada
sebuah Koperasi Umum yaitu Koperasi Berkah Syariah yang terjadi beberapa kali namun ternyata
terjadi transaksi non shariah compliance pada koperasi tersebut. Sementara diketahui pembiayaan itu
sudah berlangsung selama kurang lebih 3 tahun dan selama tiga tahun Koperasi tersebut membayar
margin tiap bulan akibat pendanaan tersebut kepada Bank Syariah artinya karena pengelolaannya
Koperasi tersebut tidak shariah compliance maka secara tidak langsung bank mendapatkan margin
dari penghasilan non halal dari Koperasi tersebut sehingga penghasilan bank Syariah tersebut
bercampur dengan pendapatan halal dan non halal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka pokok permasalahan tersebut adalah Bagaimana
mengatasi agar Bank Syariah tidak melakukan penyimpangan transaksi terhadap Koperasi Berkah
Syariah.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bahwa permasalahan Kasus Penyimpangan Transaksi Pada Bank Syariah
Terhadap Koperasi Berkah Syariah agar tidak terjadi lagi dan menjadi pembelajaran bagi Bank
Syariah di Indonesia untuk melakukan transaksi sesuai dengan syariat islam.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank Syariah

Bank syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam penghimpunan danamaupun
dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.Pada
dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana, meminjamkanuang, dan jasa pengiriman
uang) adalah boleh dilakukan, kecuali bila dalam melaksanakanfungsi perbankan melakukan hal-hal yang
dilarang syariah. Dalam praktik perbankan konvesional yang dikenal saat ini, fungsi tersebut dilakukan
berdasarkan prinsip bunga. Bank konvensional memang tidak serta merta identik dengan riba, namun
kebanyakan praktik bank konvensional dapat digolonglan sebagai transaksi ribawi.

2.2 Sumber Pendapatan Bank Syariah

Sumber pendapatan bank syariah terdiri dari:

a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah

b. Keuntungan atas kontrak jual-beli (al bai’)

c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina dan

d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya

2.3 Contoh Kasus Penyimpangan Transaksi Pada Bank Syariah Terhadap Koperasi Berkah
Syariah

Studi kasus pada bank Syariah di Indonesia, yang dimana pada saat auditor sedang mengaudit
laporan keuangan bank Syariah tersebut yang merupakan cabang dari bank konvensional, auditor telah
menemukan bahwa Bank Syariah tersebut telah melakukan pembiayaan/pendanaan kepada sebuah
Koperasi Umum yaitu Koperasi Berkah Syariah yang terjadi beberapa kali namun ternyata terjadi
transaksi non shariah compliance pada koperasi tersebut. Sementara diketahui pembiayaan itu sudah
berlangsung selama kurang lebih 3 tahun dan selama tiga tahun Koperasi tersebut membayar margin tiap
bulan akibat pendanaan tersebut kepada Bank Syariah artinya karena pengelolaannya

Koperasi tersebut tidak shariah compliance maka secara tidak langsung bank mendapatkan
margin dari penghasilan non halal dari Koperasi tersebut sehingga penghasilan bank Syariah tersebut
bercampur dengan pendapatan halal dan non halal. Sehingga tentunya tindakan Bank Syariah ini
membuat laporan keuangan Bank tersebut menyimpang dari PSAK 101 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.Dari kasus tersebut berdasarkan pada prinsip akuntansi Syariah yang full disclosure
dan transparasi terhadap akuntabilitas Syariah maka bank Syariah dalam laporan keuangannya harus
mengungkapkan semua transaksi tersebut terkait dengan pendapatan non-halal selama empat tahun
dengan membuat catatan tambahan atas laporan keuangan tersebut tentang dana penghasilan yang telah
digunakan dan dibagikan kepada nasabah dalam bentuk non-halal sebagai bentuk laporan
pertanggungjawaban kepada masyarakat dan sesuai dengan standard AAOIFI dan PSAK di Indonesia dan
untuk sisa margin non halal dari rumah sakit tersebut dikembalikan dalam bentuk sedekah dan
memperbaiki akad rumah sakit menjadi shariah compliance.

Secara umum semua produk perbankan Syariah terkait dengan isu transparansi akan pendapatan
non-halal baik itu akad murabahah sebagai produk yang paling banyak ditawarkan. Potensi
penyimpangan di bank Syariah akan selalu terjadi. Oleh karena itu, komitmen dan kualitas sumber daya
manusia yang memahami Syariah baik dari aspek shariah compliance dan best practice-Islamic bank
harus ditingkatkan dan harus benar-benarmerujuk kepada prinsip-prinsip dan nilai-nilai ekonomi dan
bisnis Islam yang telah diterapkan oleh Rasulullah serta meningkatkan pengawasan internal bank Syariah
serta Dewan Syariah Nasional (DSN) harus memperketat dalam mengeluarkan dan menyetujui fatwa
terhadap produk perbankan Syariah sehingga terhindar dari dugaan mengakomodasi kepentingan tertentu

2.4 Peran Dewan Pengawas Syariah

Peran DPS Pada Bank Syariah Disetiap lembaga keuangan perbankan syariah ditempatkan suatu
Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang mengawasi operasionalisasi jalannya Bank Syariah apakah sesuai
dengan syariah atau tidak (Syariah Compliance). DPS hanya mengawasi (sharia compliance)
operasionalisasi Produk Bank Syariah saja sedangkan Sharia Complance terhadap SDI & SDM nya tidak.
DPS hanya mengawasi ketaatan syariah terhadap operasionalisasi Produk Bank Syariah saja (Produk
Dana, Produk Pembiayan, dan Produk Jasa), sedangkan pengawasan terhadap segi syariah dibidang SDM,
AKUNTANSI SYARIAH, IT/MIS Syariah, MANAGEMENT SYARIAH, AUDIT Syariah tidak
dimonitoring tentang kesyariahnya (sharia compliance) sehingga Bank Syariah sama saja dengan Bank
Konvensional. DPS cenderung hanya mengawasi produk syariah saja, ketika ada produk baru misal DPS
hanya diminta melakukan kajian fatwa dll untuk menentukan apakah produk tersebut bisa diterapkan di
Bank Syariah atau tidak.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Studi kasus pada bank Syariah di Indonesia, yang dimana pada saat auditor sedang mengaudit
laporan keuangan bank Syariah tersebut yang merupakan cabang dari bank konvensional, auditor telah
menemukan bahwa Bank Syariah tersebut telah melakukan pembiayaan/pendanaan kepada sebuah
Koperasi Umum yaitu Koperasi Berkah Syariah yang terjadi beberapa kali namun ternyata terjadi
transaksi non shariah compliance pada koperasi tersebut.

Sementara diketahui pembiayaan itu sudah berlangsung selama kurang lebih 3 tahun dan selama tiga
tahun Koperasi tersebut membayar margin tiap bulan akibat pendanaan tersebut kepada Bank Syariah
artinya karena pengelolaannya Koperasi tersebut tidak shariah compliance maka secara tidak langsung
bank mendapatkan margin dari penghasilan non halal dari Koperasi tersebut sehingga penghasilan bank
Syariah tersebut bercampur dengan pendapatan halal dan non halal.

Sumber Pendapatan Bank Syariah Sumber pendapatan bank syariah terdiri dari:

a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah

b. Keuntungan atas kontrak jual-beli (al bai’)

c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina dan d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa
lainnya

Contoh Kasus Penyimpangan Transaksi Pada Bank Syariah Terhadap Koperasi Berkah Syariah Studi
kasus pada bank Syariah di Indonesia, yang dimana pada saat auditor sedang mengaudit laporan keuangan
bank Syariah tersebut yang merupakan cabang dari bank konvensional, auditor telah menemukan bahwa
Bank Syariah tersebut telah melakukan pembiayaan/pendanaan kepada sebuah Koperasi Umum yaitu
Koperasi Berkah Syariah yang terjadi beberapa kali namun ternyata terjadi transaksi non shariah
compliance pada koperasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-airlangga/kasus-pajak/contoh-kasus-penyimpangan-
pada-bank-syariah-soal/9410549

https://www.academia.edu/7782869/Makalah_bank_syariah

Anda mungkin juga menyukai