Disusun Oleh :
Bismillah..
Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penyusun dapat
Namun penyusun menyadari betul akan masih banyaknya kekurangan dari makalah
ini, walau telah mengusahakan sepenuhnya untuk menyempurnakannya. Maka dari itu kritik
dan saran yang membangun sangatlah penting bagi penyusun untuk menghadirkan makalah
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Bisnis adalah suatu aktivitas yang selalu berhadapan dengan risiko dan return.
Bank syariah adalah salah satu unit bisnis. Dengan demikian, bank syariah juga akan
menghadapi risiko manajemen bank itu sendiri. Bahkan kalau dicermati secara
mendalam, bank syariah merupakan bank yang sarat dengan risiko. Karena dalam
Oleh karenanya para pejabat bank syariah harus dapat mengendalikan risiko seminimal
Secara spesifik, risiko-risiko yang akan dihadapi oleh perbankan syariah dalam
(credit risk), risiko hukum (legal risk), risiko pasar (market risk), risiko operasional
(operational risk), risikop reputasi (reputation risk), dan risiko modal (capital risk).
Perbankan syariah tidak akan berhadapan dengan risiko tingkat suku bunga secara
operasionalnya. Dalam makalah ini, akan dijelaskan meskipun tidak secara rinci tentang
disebutkan di atas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen resiko pada Bank syariah ?
2. Bagaimana penerapan manajemen resiko dalam perbankan syariah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan manajemen resiko pada Bank syariah
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen resiko dalam perbankan syariah
1
BAB II
PEMBAHASAN
penanganan resiko.
manajemen risiko, menggunakan metode dan peralatan untuk mengelola risiko sebuah
proyek.
Media Komputindo. Jakarta. 2004) Manajemen risiko juga dapat diartikan sebagai
kegiatan atau proses yang terarah dan bersifat proaktif, yang ditujukan untuk
mengakomodasi kemungkinan gagal pada salah satu, atau sebagian dari sebuah
Menurut Fahmi (2010;2) Manajemen resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas
2
B. Manfaat Manajemen Resiko
perusahaan itu.
(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/manajemen-resiko-definisi-dan-
manfaat.html)1
pengawasan terhadap pekerjaan yang berkenaan dengan unsur-unsur pokok dalam suatu
proyek.
3
Adapun risiko adalah kemungkinan penyimpangan dari hasil yang diharapkan.2[1]
Selain itu, ada pula yang mendefinisikan risiko sebagai ketidakpastian akan sesuatu yang
mempengaruhi kesejahteraan seseorang. Risiko sangat berkaitan erat dengan return atau
tingkat keuntungan, yaitu selisih antar harga jual dan harga beli, ditambah kas lain
seperti dividen. Dalam pasar sempurna dan efisien, akan berlaku hukum hubungan
positif antara return dan risiko. Semakin tinggi risiko, maka akan semakin tinggi tingkat
syariah adalah suatu upaya yang dilakukan oleh bank syariah untuk mengatur dan
mengawasi risiko dengan tujuan meminimalisir risiko agar hasil yang ditargetkan dapat
Manajemen risiko dalam bank Islam mempunyai karakter yang berbeda dengan
bank konvensional, terutama karena adanya jenis-jenis risiko yang khas melekat hanya
pada bank-bank yang beroperasi secara syariah. dengan kata lain, perbedaan mendasar
antara bank islam dengan bank konvensional bukan terletak pada bagaimana cara
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko yang dilakukan dalam bank Islam tidak hanya mencakup berbagai
risiko yang ada pada banl-bank pada umumnya, melainkan juga meliputi risiko yang
2[1]
Mamduh M. Hanafi,Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2005
3[2]Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, Edisi Revisi, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006 hlm 82
4[1]Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Cet. 3, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2006)
4
khas hanya ada pada bank-bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Dalam
b. Proses manajemen.
d. Teknologi.
e. Lingkunga eksternal.
f. Kerusakan.
2. Penilaian Risiko
Dalam penilaian risiko, keunikan bank islam terlihat pada hubungan antara
probability dan impact, atau yang biasa dikenal sebagai Qualitative Approach.
3. Antisipasi Risiko
a. Preventive. Dalam hal ini, bank islam memerlukan persetujuan DPS untuk
mencegah kekeliruan proses dan transaksi dari aspek syariah. di samping itu,
bank islam juga memerlukan opini bahkan fatwa DSN bila Bank Indonesia
kewenangannya.
b. Detective. Pengawasan dalam bank Islam meliputi dua aspek, yaitu aspek
5
d. Monitoring Risiko
Aktivitas dalam bank Islam tidak hanya meliputi manajemen bank Islam, tetapi
Jenis-jenis Risiko
Indonesia juga memikirkan pentingnya suatu pengelolaan risiko bagi bank umum syariah
dan unit usaha syariah yang beroperasi di Indonesia. Untuk itu Bank Indonesia
kegiatan usaha Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang tidak
sepenuhnya sama dengan perbankan konvensional dan dalam rangka memenuhi amanah
Penerapan manajemen risiko pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta
jenis-jenis risiko yang dihadapi oleh perbankan.Adapun jenis risiko yang wajib dikelola
bank adalah:
5[2]Ibid,
6[5]http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/381-
penerapanmanajemenrisikobagibankumumsyariahdanunitusahasyariah. 03 Mei 2012
6
Risiko kredit diartikan sebagai risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan
Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti
Risiko yang muncul yang disebabkan oleh adanya pergerakan variable pasar
(adverse movement) dari portofolio yang dimiliki oleh bank, yang dapat merugikan
bank. Variabel pasar dalam hal ini adalah suku bunga dan nilai tukar termasuk
derivasi dari kedua jenis risiko pasar tersebut yaitu perubahan harga option.
Risiko pasar antara lain terdapat pada aktivitas fungsional bank seperti
kegiatan treasury dan investasi dalam bentuk surat berharga dan pasar uang maupun
penyertaan pada lembaga keuangan lainnya, penyediaan dana (pinjaman dan bentuk
sejenis), dan kegiatan pendanaan dan penerbitan surat utang, serta kegiatan
pembiayaan perdagangan.
Risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya ketidakcukupan dan atau tidak
pada setiap aktivitas fungsional bank, seperti kegiatan perkreditan, treasury dan
utang, teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen dan pengelolaan
7
4. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko yang antara lain disebabkan karena bank tidak mampu memenuhi
a. Risiko Likuiditas Pasar, yaitu risiko yang timbul karena bank tidak mampu
melakukan o_setting posisi tertentu dengan harga pasar karena kondisi likuiditas
b. Risiko Likuiditas Pendanaan, yaitu risiko yang timbul karena bank tidak mampu
aspek yuridis antara lain disebabkan oleh adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan
dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
`Risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait
dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif dari masyarakat terhadap bank.
Risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi
bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang
8
risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait dengan peraturan perundang-
undangan.7[6]
Unsur lain yang berhubungan dengan perbankan adalah risiko modal (capital
risk). Salah satu fungsi modal adalah melindungi para penyimpan dana terhadap
kerugian yang terjadi pada bank. jumlah modal yang dibutuhkan untuk melindungi
para penyimpan dana berhubungan dengan kualitas dan risiko dari asset bank.
sebagian besar dananya untuk mendanai asset yang berisiko perlu perlu memiliki
modal penyangga yang besar ntuk sandaran bila kinerja asset-aset itu tidak baik.
tersebut.8[7]
Secara historis penerapan manajemen risiko pada bank, dalam hal ini BI sendiri
baru mulai menerapkan aturan perhitungan capital adequacy ratio (CAR) pada bank
sejak 1992. Sementara itu, bank dengan prinsip Syari’ah lahir pertama kali di Indonesia
7[6] Veithzal Rivai dkk, Bank and Financial Institution,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007)
8[7] Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Edisi Revisi, Cet. Kedua, (Yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2011)
9
pada tahun yang sama. Jadi jika dilihat dari usia sistem perbankan Syari’ah, hal ini
Bank Syari’ah pun akan sangat sulit mengikuti konsep yang telah dijalankan
manajemen risiko juga harus diimplementasikan oleh bank Syari’ah agar tidak hancur
dihantam risiko.
Maka cara yang paling cepat dan efektif adalah mengadopsi sistem manajemen
Inilah yang dilakukan BI sebagai regulator perbankan nasional yang akan menerapkan
Dalam hal ini Islamic Financial Services Board (IFSB) telah merumuskan prinsip-
prinsip manajemen risiko bagi bank dan lembaga keuangan dengan prinsip Syari’ah.
pada Basel Accord II9[8](yang juga diterapkan perbankan konvensional) dan disesuaikan
menjadi dua bagian besar. Yakni risiko yang sama dengan yang dihadapi bank
konvensional dan risiko yang memiliki keunikan tersendiri karena harus mengikuti
9[8] Komite Basel (The Basel Committee) untuk pengawasan perbankan dicetuskan pada
tahun 1974 yang diprakarsai oleh para gubernur Bank Sentral. Basel adalah sebuah kota di Swiss
tempat para gubernur bank sentral tersebut berkumpul. kesepakatan basel telah menjadi tolak ukur
bagi bank sentral seluruh dunia dalam merancang regulasi MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN yang
berlaku di Negara masing-masing termasuk Indonesia.
10
prinsip-prinsip Syari’ah. Risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas,
dan risiko hukum, harus dihadapi bank Syari’ah. Tetapi, karena harus mematuhi aturan
Bank Syari’ah juga harus menghadapi risiko-risiko lain yang unik (khas). Risiko
unik ini muncul karena isi neraca bank Syari’ah yang berbeda dengan bank
konvensional. Dalam hal ini pola bagi hasil (profit and loss sharing) yang dilakukan
Seperti withdrawal risk, fiduciary risk, dan displaced commercial risk merupakan
contoh risiko unik yang harus dihadapi bank Syari’ah. Karakteristik ini bersama-sama
withdrawal risk adalah risiko penarikan dana yang disebabkan oleh deposan bila
keuntungan yang mereka terimalebih rendah dari tingkat return. Fiduciary risk sebagai
risiko yang secara hukum bertanggung jawab atas pelanggaran kontrak investasi baik
terhadap dana investor. Displaced commercial risk adalah transfer risiko yang
berhubungan dengan simpanan kepada pemegang ekuitas. Risiko ini bisa muncul ketika
bank berada di bawah tekanan untuk mendapatkan profit, namun bank justru harus
yang tidak ringan sehubungan dengan penerapan manajemen risiko ini, seperti pemilihan
instrumen finansial yang sesuai dengan prinsip Syari’ah termasuk juga instrumen pasar
uang yang bisa digunakan untuk melakukan hedging (lindung nilai ) terhadap risiko.
11[10] Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syari’ah(terj.),
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
11
Oleh karena BI dan IFSB mengacu pada aturan Basel Accord II, maka
pemahaman yang matang mengenai manajemen risiko bank konvensional akan sangat
12[11]Ibid.
12
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan paparan makalah kami di atas, ada beberapa yang perlu dipahami
yaitu bahwa tidak ada satupun bisnis atau investasi yang tidak mengandung risiko.
oleh karena itu harus ada suatu kerjasama antara satu dengan yang lainnya sehingga
Tak lain dengan bank konvensional, bank syariah juga menghadapi risoko
yang tak jauh berbeda. Perbedaan yang paling mendasar yaitu bank syariah tidak akan
berhadapan langsung dengan risiko tingkat suku bunga, karena bank syariah tidak
Akan tetapi, jika di pahami dengan saksama, bank syariah lebih syarat dengan
berhasil atau tidaknya bank dalam melaksanakan tugasnya. Tidak hanya kerjasama
13
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Cet. 3, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2006)
Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, Edisi Revisi, Jakarta: Pustaka
Alvabet, 2006 hlm 82
Mamduh M. Hanafi,Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2005
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Edisi Revisi, Cet. Kedua, (Yogyakarta: UPP
STIM YKPN, 2011)
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan
Syari’ah(terj.), (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Veithzal Rivai dkk, Bank and Financial Institution,(Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2007)
http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/381-
penerapanmanajemenrisikobagibankumumsyariahdanunitusahasyariah. 03 Mei 2012
www.ifsb.org. diakses padda tanggal 03 Mei 2012
iii