Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO IMBAL HASIL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:


Manajemen Risiko dan Asuransi Syariah

Dosen Pengampu: Suratno, S.Pd.I, M.E

Disusun Oleh:
Habibul Muharom
Program jurusan Strata satu (S1)
Jurusan Perbankan Syariah
Semester IV

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )


KHOZINATUL ULUM
BLORA
2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat
dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Manajemen
Risiko Imbal Hasil. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Managemen Risiko dan Asuransi Syariah .
Makalah ini membahas mengenai Manajemen Risiko Imbal Hasil dan
komponen apa saja yang mendasarinya.
Kami mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan kita
semua mengenai bank syariah. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal tersebut dikarenakan kami
masih dalam proses belajar. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan untuk bahan pembelajaran di masa depan.

Blora, 01 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A.    Latar Belakang.............................................................................................1

B.    Rumusan Masalah.........................................................................................1

C.    Tujuan Masalah............................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A.    Pengertian Risiko Imbal Hasil......................................................................2

B.    Profil Risiko..................................................................................................2

C.    Konsep Dasar Risiko Imbal Hasil.................................................................3

D.    Manajemen Risiko Imbal Hasil....................................................................5

BAB III

PENUTUP................................................................................................................8

A.     Kesimpulan..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang


Salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah investasi
yang dilakukan oleh para investor dengan tujuan untuk mendapatkan hasil atau
imbal hasil lebih besar yang mungkin mereka dapatkan. Dengan adanya kegiatan
investasi maka akan terjadi kondisi perekonomian yang akan mempercepat
pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Sayangnya tidak semua orang yang
mengetahui dan menjadi investor karena keterbatasan modal, sehingga orang yang
ingin ikut melakukan kegiatan investasi dapat melakukan dengan berbagai cara
dengan menempatkan dana mereka di sektor tabungan ataupun deposito di bank.
Dana yang dihimpun oleh bank akan dikelola dengan cara menyalurkan
kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana dan bank memperoleh imbalan atas
hasil yang di kerjakan oleh pengelola dana. Risiko akibat perubahan tingkat imbal
hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah karena terjadi perubahan tingkat
imbal hasil yang diterima bank dari penyalur dana , yang dapat mempengaruhi
perilaku nasabaj dana pihak ketiga.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian risiko imbal hasil, profil
risiko, konsep dasar risiko imbal hasil dan manajemen risiko imbas hasil.

B.     Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari risiko imbal hasil?
2. Bagaimana profil risiko?
3. Apakah konsep dasar risiko imbal hasil?
4. Bagaimana manajemen risiko imbal hasil?

C.    Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian risiko imbal hasil
2. Untuk mengetahui dan memahami profil risiko

1
3. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar risiko imbal hasil
4. Untuk mengetahui dan memahami manajemen risiko imbal hasil?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Risiko Imbal Hasil


Risiko Imbal hasil (rate of return risk) adalah risiko akibat perubahan
tingkat imbal hasil yang dibayarkan LJK kepada nasabah, karena terjadi
perubahan tingkat imbal hasil yang diterima LJK dari penyaluran dana, yang
dapat memepengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga LJK. (Indonesia, 2016,
hal. 330)
Risiko Imbal Hasil menurut peraturan BI tentang Penerapan Manajemen
Risiko Bank Syariah dan UUS adalah risiko yang terjadi akibat perubahan tingkat
imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan imbal
hasil yang diterima bank dari penyaluran dana,  yang dapat mempengaruhi
perilaku nasabah dana pihak ketiga bank. risiko imbal hasil ini akan
berkonsekwensi pada risiko penarikan dana yang merupakan bagian dari spektrum
risiko bisnis. Risiko ini terjadi akibat ketatnya tekanan yang dihadapi bank syariah
dari bank konvensional sebagai kompetitornya. ketika nasabah bank syariah
merasa keuntungan (profit) mereka lebih rendah akibat sistem bagi hasil, maka
nasabah bank syariah akan beralih ke bank konvensional yang tinngkat imbal
hasilnya (return) lebih tinggi. (Yusmad, 2018, hal. 108)

B. Profil Risiko

2
Rate of return risk merupakan potensi hilangnya dana pihak ketiga (DPK)
lantaran imbal hasil simpanan di bank syariah fluktuatif. Untuk membantu
pengelolaan risiko imbal hasil di bank syariah, BI akan mengizinkan
penerapan Profit Equalization Reserve (PER/dana cadangan). Dengan
menerapkan PER, bank syariah tetap menarik bagi nasabah ketika imbal hasil
rendah. Karena, bank dapat memberikan dana cadangannya ke nasabah.
Pada dasarnya PER (Profit Equalization Reserve) dan IRR (Investment Risk
Reserve) adalah sebuah Instrumen yang di gunakan untuk mengantisipasi
kerugian dari asset yang diinvestasikan, baik dari sisi Bank maupun dari pemilik
rekening simpanan/shaibul maal. Tujuannya adalah untuk memberikan tingkat
profitabilitas/kepastian yang lebih tinggi dari nature bisnis syariah, utamanya
Bank syariah yang cenderung memiliki tingkatvolatilitas lebih dari daripada Bank
Konvensional dikarenakan implementasi transaksi-transaksi berakad
mudharabah/musyarakah.
Dalam bahasa ekonomisnya adalah bahwa implementasi dari PER dan IRR
ditujukan untuk membantu mengelola tingkat Displaced Commercial Risk (DCR)
yang didefinisikan sebagai sebuah resiko yang muncul ketika Bank Syariah
berada dalam tekanan untuk memberikan hasil (return) yang lebih tinggi kepada
Investor/deposannya melebihi yang seharusnya diberikan berdasarkan kontrak
investasi sebelumnya. Banyak alasan yang dikemukakan terkait isu DCR tersebut,
salah satunya adalah masalah likuiditas Bank Syariah, dimana ketika bagi hasil
lebih rendah dari Bank Konvensional, dikhawatirkan akan terjadi “fund
flight” yang cukup besar dari Bank Syariah ke Bank Konvensional dikarenakan
suku bunga konvensional lebih tinggi dibanding imbal hasil Bank Syariah, dengan
demikian, likuiditas dari Bank-Bank Syariah tersebut menjadi semakin menipis.

C. Konsep Dasar Risiko Imbal Hasil

3
Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang penerapan manajemen
risiko bagi bank umum untuk mengatur agar masing-masing bank menerapkan
manajemen risiko sebagai upaya meningkatkan evektivitas prudential
banking. Khususnya:
1. Pasal 35 UU 21 Tahun 2008 (1) Bank Syariah dan UUS dalam melakukan
kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian.
2. Pasal 38 UU 21 Tahun 2008 (1) Bank Syariah dan UUS wajib
menerapkan manajemen risiko, prinsip mengenal nasabah, dan
perlindungan nasabah. (2) ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Bank Indonesia
3. PBI pasal 2 ayat 1 No. 9/1/PBI/2007 Bank wajib melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah dalam rangka
menjaga atau meningkatkan Tingkat Kesehatan Bank. (Rivai, 2013, hal.
69-69).
Adapun mitigasi Risiko dalam hal ini adalah suatu tindakan terencana dan
berkelanjutan yang dilakukan oleh pemilik risiko agar bisa mengurangi dampak
dari suatu kejadian yang berpotensi atau telah merugikan atau membahayakan
pemilik risiko tersebut.
Sebagai contoh, ketika bank melakukan pembiayaan kepada masyarakat dan
ternyata gagal bayar maka dapat dilakukan antisipasi dengan membuat alokasi
cadangan penyisihan untuk berjaga-jaga. Disisi lain, bank dapat meminta jaminan/
agunan ketika nasabah tersebut gagal bayar sehingga kerugian bank dapat
diminimalisasi.
Strategi tersebut dapat berupa :
1. Menghindar

4
Beberapa risiko tidak layak untuk diambil. Jika kegiatan tersebut
merupakan bagian dari bisnis inti, maka harus dicari cara untuk
melakukan hal-hal yang bisa terhindar atau meminimalkan risiko atau
kerugian. Jika dari bagian luar perusahaan sebaiknya risiko tersebut
dihindari.
2. Terima atau serap
Tanpa risiko tidak ada imbalan. Jika risikonya  rendah, terima risiko itu
sebagai biaya bisnis. Bank bisa mencadangkan dana kontinjensi atau
membuat rencana kontinjensi untuk meminimalisasi kemungkinan risiko
yang tidak diharapkan.
3.  Transfer
Transfer risiko adalah proses mentransfer setiap kerugian  kepada fihak
ke tiga seperti  menggunakan  jasa asuransi.  Cara lain mentransfer risiko
adalah dengan meng outsource kegiatan tersebut kepada pihak ke tiga.

4.  Kontrol
Kontrol merupakan prosedur untuk mencegah terjadinya atau mendeteksi
risiko bila sudah terjadi. Jika risiko memang pantas untuk diserap dan
merupakan bagian dari kegiatan operasi bank, maka kontrol dapat
digunakan untuk memitigasi dan mengelola risiko.

D.     Manajemen Risiko Imbal Hasil

5
Bank Syariah harus memiliki sistem yang tepat untuk identifikasi dan
pengukuran faktor yang bisa meningkatkan risiko imbal hasil ini. Ketika
dilakukan kalkulasi tingkat  pengembalian bank syariah harus memakai metode
gapping untuk alokasi posisi ke dalam time band untuk membagi jatuh tempo
dalam tanggal repricing . Tingkat aset yang tetap dan mengembang oleh bank
syariah harus diklasifikasikan sesuai dengan tanggal piutanggnya karena
kembalian piutang ini mempresentasikan dana investasi mudharabah secara
langsung dan memiliki keuntungan pemilikan dari aset. Arus kas yang aktual
mengindikasikan gap  pada time band yang ada, mempengaruhi kembalian pada
periode itu. Bergantung dari kompleksitas dan sifat dari operasi usaha. Bank
syariah dapat menggunakan teknik dari simple gap sampai simulasi yang mahir
untuk pendekatan yang digunakan dapat diterima di estimasi pada periode
pendapatan masa depan , keberagamannya dan pendapatan akan memberikan hasil
pada beragam tingkatan kembalian yang diharapkan nasabah mudharabah.
Proses pengukuran adalah penting untuk melihat potensi ancaman yang ada
dan material serta dapat memberikan dampak pada posisi neraca. Bank syariah
akan memastikan apakah mereka memahami karakteristik yang berbeda dari
posisi neracanya pada mata uang yang  berbeda dimana mereka beroperasi. Bank
syariah harus menghitung jatuh tempo behavioral kontraktual dari transaksi dalam
penilaian eksposur risiko ini, yang dalam konteks lingkungan dimana mereka
beroperasi dan  perubahan kondisi pasar, contohnya ialah pembiayaan lebih awal
dari nasabah mudharabah , dan transaksi ijarah.
Dibeberapa negara bank syariah memberikan rebat pada beberapa transaksi
Bank syariah harus mampu menggunakan teknik neraca untuk meminimalisir
eksposur menggunakan  beberapa strategi sebagai berikut:
1. Menentukan rasio laba pada masa depan dibandingkan dengan ekspetasi
kondisi  pasar
2.  Menggunakan instrument baru yang sesuai syariah

6
3.  Menerbitkan sekuritisasi tranches yang sesuai dengan aset yang diizinkan
dalam ketentuan syariah. (Rianto, 2015, hal. 184-187)
Untuk memitigasi risiko displayed commercial bank syariah perlu
mempertimbangkan dan memelihara serta menginformasikan pertimbangan level
saldo dari PER yang tepat. Beberapa bank syariah memelihara proporsi terkait
dengan nasabah investasi melalui cadangan dengan tujuan perataan laba kepada
investor dan biasanya untuk berjaga jaga apabila kembaliannya dibawah pesaing.
Implikasinya adalah bahwa saldo cadangan ini akan meningkat dalam beberapa
tahun. (Khoirudzaki, 2018, hal. 8)
Manajemen Risiko Untuk Risiko Imbal Hasil: (Khoirudzaki, 2018, hal. 11)
1. Low
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi tergolong sangat rendah selama
periode waktu tertentu dimasa datang.
2. Low to Moderate
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi tergolong rendah selama periode
waktu tertentu dimasa datang.
3. Moderate
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi tergolong cukup tinggi selama
periode waktu tertentu dimasa datang.

4.  Moderate to High
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi tergolong tinggi selama periode
waktu tertentu dimasa datang.

7
5.  High
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi tergolong sangat tinggi selama
periode waktu tertentu dimasa datang.

BAB III
PENUTUP

8
A.     Kesimpulan
Risiko Imbal Hasil ( rate of return risk ) adalah risiko akibat perubahan
tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah karena terjadi
perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyalur dana , yang dapat
mempengaruhi perilaku nasabah dan pihak ketiga.
Bank Syariah harus memiliki sistem yang tepat untuk identifikasi dan
pengukuran faktor yang bisa meningkatkan risiko imbal hasil ini. Ketika
dilakukan kalkulasi tingkat pengembalian, bank syariah harus memakai metode
gapping untuk alokasi  posisi ke dalam time band untuk membagi jatuh tempo
dana dalam tanggal repricing . Tingkat aset yang tetap dan mengambang oleh
bank syariah harus diklasifikasikan sesuai dengan tanggal piutangnya karena
kembalian piutang ini mempresentasikan dana investasi mudharabah secara
langsung dan memiliki keuntungan pemilikan dari aset.

DAFTAR PUSTAKA

9
Darmawi, Herman . 2011. "Manajemen Perbankan". Jakarta: Bumi aksara.

Khoirudzaki, Ario  Bagas. 2018. "Analisis Manajemen Risiko Imbal Hasil


Terhadap Perhitungan Bagi Hasil di Perbankan Syariah". Jurnal Ario Program
Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Prof Dr Hamka .

Rianto. 2015. "Management Risiko Bank Syariah". Jakarta: UIN Press.

Rivai, Veithzal dan Rifki Ismail. 2013. "Islamic Risk Management For Islamic


Bank". Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

10

Anda mungkin juga menyukai