PENDAHULUAN
A. Pengertian Usaha Kecil
B. Perkembangan UMKM Koperasi di Indonesia
C. Peluang dan Tantangan UMKM
KEWIRAUSAHAAN DAN USAHA KECIL
A. Pengertian Kewirausahaan
PELUANG USAHA
A. Identifikasi Peluang Usaha UMKM
B. Cara-cara Memasuki UMKM
MENGELOLA PEMASARAN USAHA KECIL
A. Strategi Pemasaran
B. Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran, Pemosisian
C. Bauran Pemasaran
MENGELOLA SDM
A. Organisasi dan Manajemen
B. Pengelolaan SDM
MENGELOLA PRODUKSI
A. Pengadaan dan Pengelolaan Persediaan
B. Mengelola Proses Produksi
C. Manajemen Mutu
MENGELOLA PERMODALAN USAHA
A. Pengelolaan Modal Kerja
B. Perencanaan Anggaran Modal
C. Pengelolaan Risiko
D. Laporan Keuangan
REGULASI DAN ETIKA BISNIS
A. Ketentuan Umum Pembinaan UMKM
B. Etikadan Bisnis
KOPERASI
A. Perkembangan Koperasi di Indonesia
B. Tantangan dan Peluang Koperasi di Indonesia
PENDAHULUAN
Bahkan, sudah menjadi target pemerintah untuk membuat pelaku UMKM untuk
memanfaatkan dunia digital, seperti e-commerce, untuk menjual dan mengembangkan
usahanya. Mengutip dari salah satu sumber berita, Kemenkop RI melaporkan kalau
sudah ada sekitar 8 juta UMKM yang sudah Go-Digital pada tahun 2017 lalu. Jumlah ini
sebanyak 14% dari total 59.2 juta UMKM yang berdiri di Indonesia. Angka ini
diharapkan untuk terus bertambah karena tingginya jumlah UMKM yang Go-Digital
sejalan dengan tujuan pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai Digital
Energy of Asia tahun 2020 mendatang.
Selain itu, nominal modal memulai usaha, khususnya usaha mikro, dianggap tidak
terlalu besar sehingga siapapun dapat menjadi pelaku UMKM dengan cepat. Dengan
begitu, semakin menarik pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi
untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.
Pengertian Kewirausahaan
a. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha
meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan .
b. Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi , tanpa memperhatikan
sumber daya yang mereka kendalikan (robin 1996 )
c. Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan tambahan kemakmuran
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Kewirausahaan adalah
suatu sikap yang berusaha untuk memanfaatkan peluang usaha, guna
memenuhi kebutuhan ataupun mencapai kemakmuran dengan inovasi-inovasi yang
dimiliki.
1. Sikap
Sikap merupakan unsur yang timbul dari dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam bentuk perbuatan atau tindakan. Sikap merupakan modal dasar bagi
seorang wirausaha untuk meraih keberhasilan, karena sikap menunjukan
kepribadian seseorang yang mempengaruhi pola pikir orang lain terhadap
dirinya.
PELUANG USAHA
1. Identifikasi Peluang Usaha UMKM
beberapa cara kita untuk bisa mengidentifikasi peluang usaha yaitu dengan cara sebagai
berikut:
a. Belajar ilmu manajemen.
b. Meminta jasa konsultan manajemen.
c. Dan meminta jasa keluarga dan kenalan yang menguasai bidang usaha.
Dengan tersedianya informasi ekstern dan intern maka wirausahawan dapat mengetahui
seperti:
2.5 People
Yang terakhir adalah orang atau sumber daya manusia (SDM). SDM yang
dipilih haruslah orang-orang pilihan yang bisa menghasilkan produk dan layanan
terbaik. Jangan ragu untuk melakukan seleksi kepada calon karyawan dalam bisnis
UMKM yang Anda bangun, hindari referensi dari kenalan atau sodara jika dirasa
skill yang dimiliki belum sesuai.
Demikianlah pembahasan mengenai 5 strategi untuk mengembangkan UMKM
di Indonesia untuk menghadapi pasar global. Jika 5 strategi tersebut sudah berjalan
dengan baik dan berhasil, maka jangan pernah melupakan manajemen keuangan
UMKM. Hindari mencampur uang pribadi dengan uang yang digunakan dalam
usaha. Manajemen keuangan bukan hanya soal mencatat rapi semua transaksi dalam
buku, tetapi manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, pemeriksaan,
penganggaran, pengendalian, pengelolaan, pencarian dan penyimpanan keuangan.
Jurnal merupakan software akuntansi online yang bisa Anda gunakan untuk
membantu mempermudah dalam masalah manajemen keuangan baik skala UMKM
atau skala perusahaan. Banyak fitur yang tersedia di Jurnal yang bisa Anda gunakan
untuk melancarkan usaha yang sedang Anda bangun.
d. Homogenitas pasar
Jika pasar mempunyai kebutuhan dan keinginan yang sama, perusahaan
seyogyanya menggunakan strategi pemasaran serba sama.
c. Bauran Pemasaran
3.1 Pengertian
strategi pemasaran adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupaka dari
variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendallikan ,dapat
digunakan oleh sesuatu perusahaan untuk memperoleh tingkat penjualan yang
diinginkan.
Philip Kotler mengatakan bahwa bauran pemasaran adalah perangkat variabel-
variabel pemasarn terkendali yang perusahaan gabungkan untuk menghasilkan
tanggapan yang diinginkan dalam pemasaran atau target market. Bauran pemasaran
terdiri dari 4 unsur utama yang terkenal dengan nama 4-P yaitu: (1) Product, (2) Price,
(3).Place, dan (4) Promotion
3.2 Produk
Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan dipasar untuk mendapatkan
perhatian permintaan,pemakaian,atau konsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan
kebutuhan dan keinginan yang meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat organisasi atau
gagasan. Berdasarkan definisi tersebut di atas, yang dimaksud produk itu bukan hanya
benda fisik saja, tetapi juga yang lain seperti:Jasa, Ide, tempat dan lain-lainnya.
Pokoknya segala sesuatu itu dibutuhkan oleh konsumen .Produk adalah unsur utama dan
yang terpenting dari bauran pemasaran. Perusahaan yang ingin tetap survive dalam
lingkungan yang berubah –ubah seperti sekarang ini dituntut untuk menghasilkan dan
menawarkan produk yang bernilai pada kelompok konsumen yang ditujunya. Oleh
karena itu perencanaan dan pengembangan produk akan menjadi kegiatan yang sangat
penting bagi perusahaan. Produk yang dipasarkan sebagai pemuas kebutuhan dan
keinginan konsumen dapat berupa benda,ide,program kegiatan,tempat atau lainnya.
Perencanaan produk akan mencakup semua kegiatan perusahaan untuk menetapkan
jenis- jenis produk apa saja yang akan dipasarkan ,sedangkan pengembangan produk
akan mencakup kegiatan teknis dari penelitian, pembuatan desain dan pengolahan
produk.
MENGELOLA SDM
1. Organisasi merupakan wadah suatu kegiatan, termasuk kegiatan usaha. Bukan hanya
sebagai wadah organisasi juga memberikan kejelasan tentang fungsi, wewenang dan
tanggung jawab setiap orang yang terlibat dalam kegiatan sebuah usaha.
Manajemen tidak mungkin dipisahkan dari organisasi, demikian juga organisasi
tidak mungkin dipisahkan dari manajemen. Organisasi dan manajemen dapat berjalan
bila didalamnya diisi oleh sumber daya manusia yang mengerti dan memahami apa
visi, misi, dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi usaha.
Sumber daya manusia menjadi dominan diantara sumber daya lainnya, karena manusia
berbeda dari sumber daya lainnya. Oleh karena itu pelaku usaha perlu memahami
tentang:
a. Organisasi dan manajemen
b. Pengelolaan sumber daya manusia
1.1 Organisasi dan Manajemen
Perspektif manajemen usaha skala kecil relatif sedikit berbeda dari manajemen
usaha skala besar manajemen. Beberapa perbedaan dimaksud antara lain, pada
perusahaan besar dan mapan antara fungsi dan tugas manajer telah dipilah-pilah
sedemikian rupa sesuai strategi dan struktur organisasi. Dengan demikian, sekalipun
seseorang memiliki fungsi pada unit kerja divisi keuangan mialnya, akan tetapi tugas
divisi tersebut terbagi ke dalam sub-sub divisi, misalnya sub divisi perbendaharaan,
sub divisi investasi dan sejenisnya.
Pada perusahaan kecil, dimana seluruh sumber daya masih sangat terbatas,
fungsi dan tugas seorang manajer berbaur menjadi satu. Hal ini disebabkan karena
memang dalam usaha kecil posisi manajer, selain belum diperlukan manajer yang
jumlahnya banyak, juga adanya kendala keterbatasan. Manajer pada usaha kecil,
seringkali juga merupakan pendiri dan atau pemilik. Dia harus menghadapi seluruh
persoalan yang ada di dalam perusahaan. Permasalahan dimaksud, dimulai sejak nol,
dalam arti sejak awal perusahaan berdiri. Dengan demikian maka kelemahan pada
usaha kecil tersebar secara luas. Manajer pada usaha kecil apalagi yang baru dan
sedang tumbuh menghadapi permasalahan yang tidak dihadapi oleh manajer
perusahaan besar. Perusahaan kecil selain memiliki dana yang terbatas juga tidak
memiliki pegawai yang memiliki kompetensi sesuai diharapkan.
Transformasi Dan Tuntutan Perubahan
Pelaku usaha kecil berjuang keras agar usaha yang dirintisnya ( infant )tidak
mati. Sebutlah ini sebagai fase pertama. Seiring dengan berjalannya waktu, apabila
berhasil maka perusahaan mampu bertahan hidup dan tidak mati ( survival ).
Sebutlah ini sebagai fase kedua. Perjuangan selanjutnya sesudah fase mampu
bertahan hidup, dilalui perusahaan sampai fase ketiga yaitu tumbuh dan
berkembang. Fase keempat dari perjuangan seorang pendiri usaha, adalah
perusahaan menuju posisi matang dan mapan (maturity ).
Lamanya setiap tahapan proses transformasi bentuk dari usaha bayi sampai
dengan perusahaan dewasa untuk pelaku usaha yang satu dengan yang lain tentu
tidak sama. Namun yang jelas bahwa proses transformasi itu sendiri sebenarnya
harus diikuti dengan perubahan pola organisasi dan pola manajemen yang dijalankan
pelaku usaha selaku manajer perusahaan. Artinya pelaku usaha memilki sikap untuk
senantiasa beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Lingkungan usaha pada
saat masih usaha kecil, sejalan dengan perkembangan usaha sangat berbeda dengan
lingkungan ketika pada saat perusahaan telah menjadi besar.
Manajer pada usaha kecil lebih banyak tugas melaksanakan daripada
merencanakan. Semakin tumbuh perusahaan sebagian kegiatan melaksanakan harus
diberikan kepada orang lain, karena pimpina usaha perlu waktu untuk melaksanakan
tugas evaluasi, pengendalian dan perencanaan. Kemudian semakin berkembang
perusahaan semakin pula pmpinan perusahaan memerlukan waktu untuk pekerjaan
yang bersifat manajerial. Besarnya presentase kebutuhan waktu untuk melaksanakan
pekerjaan manajerial semakin tinggi tahapan pertumbuhan perusahaan semakin
berbanding terbalik ketika pada tahap awal
MENGELOLA PRODUKSI
1. Pengadaan dan Pengelolaan Persediaan
1.1.Pengertian Pengelolaan Produksi
Manajemen produksi adalah suatu proses secara berkesinambungan dan
efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasin, pengarahan, dan pengendalian untuk mengintegrasikan
berbagai sumberdaya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen produksi pada BUM Desa merupakan kegiatan pengelola BUM
Desa yang berhubungan dengan pembuatan produk (barang atau jasa).
Pengertian produksi diartikan sebagai kegiatan menghasilkan barang untuk
tujuan memperoleh keuntungan. Namun, pengertian ini terlalu sempit, sebab
produksi yang dilakukan oleh BUM Desa juga dapat menghasilkan jasa, baik
untuk tujuan memperoleh keuntungan atau tujuan sosial kemasyarakatan.
Sehingga pengertian tentang produksi harus diperluas menjadi penciptaan barang
dan jasa. Oleh karena itu, istilah produksi kemudian diganti dengan operasi.
Operasi (operations) adalah kegiatan (proses) merubah masukan (input)
menjadi keluaran (output) sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya
(nilai tambah). Seperti nampak pada gambar 1. Dengan kata lain, operasi adalah
kegiatan merubah bentuk untuk menambah nilai lebih (manfaat) atau
menciptakan manfaat baru. Sebagai contoh kegiatan operasi dapat dilakukan
oleh organisasi pencari laba (for-profit), misalnya perusahaan furniture, jasa
angkutan, dan lembaga bukan pencari laba (not for-profit), misalnya panti
asuhan, lembaga penelitian, BUM Desa, LSM, dll.
3. Manjemen Mutu
Manajemen mutu adalah seluruh tingkatan manajemen dalam perusahaan yang dalam
kegiatannya berorientasi pada penciptaan mutu produk yang tinggi sebagai upaya
penerapan sistem jaminan mutu. Sistem manajemen pada suatu perusahaan merujuk
pada perencanaan dan rekayasa mutu yang baik serta pengendalian mutu pangan.
a. Membantu dalam membangun pengendalian mutu pada berbagai titik dalam proses
produksi.
b. Memelihara dan mengkalibrasi peralatan pengendalian proses.
c. Meneliti cacat yang terjadi dan membantu memecahkan masalah mutu selama
produksi.
d. Melaksanakan pengendalian mutu terhadap bahan yang diterima.
e. Mengoperasikan laboratorium uji untuk melaksanakan uji dan analisa.
f. Mengorganisasikan inspeksi pada setiap tahap proses dan spot checks bilamana
diperlukan.
g. Melaksanakan inspeksi akhir untuk menilai mutu produk akhir dan efektivitas
pengukuran pengendalian mutu.
h. Memeriksa mutu kemasan untuk memastikan produk mampu menahan dampak
transportasi dan penyimpanan.
i. Melakukan uji untuk mengukur dan menganalisa produk yang diterima akibat
tuntutan konsumen.
j. Memberikan umpan balik data cacat dan tuntutan konsumen kepada bagian
rekayasa mutu.
Pengendalian mutu produk pangan menurut Hubeis (1999), erat kaitannya dengan sistem
pengolahan yang melibatkan bahan baku, proses, pengolahan, penyimpangan yang
terjadi dan hasil akhir. Sebagai ilustrasi, secara internal (citra mutu pangan) dapat dinilai
atas ciri fisik (penampilan: warna, ukuran,bentuk dan cacat; kinestika: tekstur,
kekentalan dan konsistensi; citarasa: sensasi, kombinasi bau dan cicip) serta atribut
tersembunyi (nilai gizi dan keamanan mikroba). Sedangkan secara eksternal (citra
perusahaan) ditunjukkan oleh kemampuan untuk mencapai kekonsistenan mutu (syarat
dan standar) yang ditentukan oleh pembeli, baik di dalam maupun di luar
negeri. Pengendalian mutu pangan juga bisa memberikan makna upaya pengembangan
mutu produk pangan yang dihasilkan oleh perusahaan atau produsen untuk memenuhi
kesesuaian mutu yang dibutuhkan konsumen. Untuk ilustrasi sederhana, suatu kegiatan
pengendalian mutu yang dilakukan suatu pasar swalayan, yaitu melakukan sortasi
berulang-ulang terhadap sayur dan buah-buahan yang diperoleh dari pemasok sebelum
siap dijual. Misalnya penerimaan diidentifikasikan oleh kondisi daun hijau segar dan
tidak kekuningan atau coklat, daun tidak berlubang, batang/tangkai daun tidak lecet/luka
atau patah, tidak berbau yang tidak enak, warna cerah dan mengkilap, tidak layu dan
tidak berserangga/berulat; dan untuk buah-buahan dicirikan oleh tingkat kematangan
optimum, ukuran dan bentuk relatif seragam, tidak berlubang, tidak cacat fisik dan
permukaan menarik.
Pada umumnya manajemen mutu dilakukan sebagai tindak lanjut atas sistem jaminan
mutu yang telah diterapkan dan diakui sebagai jaminan untuk konsumen, seperti
HACCP atau ISO. Manajemen mutu pada tiga bagian utama penjamin mutu (quality
conrol, quality assurance, quality manajement) menjadi titik kritis dalam penerapan
sistem jaminan mutu di suatu perusahaan.
TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi/perusahaan melalui perbaikan terus menerus
atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya, (Tjiptono dan Diana, 1995). Oleh
karena itu pendekatan mutu total ini hanya akan dapat dicapai dengan memperhatikan
karakteristik TQM sebagai berikut:
TQM yang baik dan berkualitas pada suatu industri adalah yang berorientasi pada
standar jaminan mutu (keunggulan kompetitif) untuk meningkatkan kualitas produksi
dan efisiensi kerja di segala bidang, terutama pada sektor yang menghasilkan produksi
dan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk memuaskan konsumen secara
menyeluruh, (Hubies,1999). Pendekatan ini dapat dilakukan dengan terus meningkatkan
pangsa pasar, dan keuntungan yang diukur dari kinerja perusahaan, yaitu meliputi
tujuan, mutu, biaya, pelayanan, keandalan dan hubungan konsumen.
TQM, menurut Tenner dan Detoro (1992), menekankan mutu sebagai hal yang
didefinikan oleh pelanggan (kepuasan), mutu sebagai hal yang dicapai oleh manajemen
(standarisasi) dan mutu itu sendiri merupakan tanggung jawab dari perusahaaan
(kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya manusia).
Hubeis (1999) memberikan ilustrasi dari penerapan TQM, pada kasus industri daging
ayam potong yang dimulai dari pembiak bibit, peternak, perusahaan pakan, peternakan
ayam, transportasi, rumah potong ayam, pengolahan, distribusi dan sampai ke konsumen
dilakukan pengendalian tidak hanya pada produk akhir (daging), tetapi juga pengawasan
terhadap proses lain yang terkait dengan mata rantai pemasaran, produk antara dan jasa.
Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan perbaikan mutu yang terus menerus dan
kepuasan konsumen. Dalam hal ini pengetahuan (sanitasi dan teknologi mutu produk
pada akhir siklus) dan pengendalian proses produksi (misal sistem produksi intensif
dengan 90 % produksi ayam potong berasal dari ayam hibrida) serta koordinasi seluruh
hal terkait (kemitraan dan penerapan pengendalian mutu) adalah penting untuk
menghasilkan mutu yang baik.
Terlihat bahwa manajemen mutu pada tingkat TQM berhubungan dengan seluruh proses
pada organisasi (komitmen dan fokus kinerja) yang memberikan kontribusi langsung
(barang dan jasa) ataupun perilaku terhadap mutu yang didefinisikan oleh konsumen.
3. Pengelolaan Risiko
Salah satu unsur dalam menunjang pelaksanaan tata kelola perusahaan adalah
pengelolaan risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan. Manajemen perusahaan melakukan identifikasi serta perkiraan kemungkinan
munculnya potensi risiko beserta dampaknya dan diikuti dengan penentuan tingkat
risiko tersebut. Kemudian menelaah kecukupan pengendalian intern dalam mengurangi
dampak dari risiko yang sudah diidentifikasi serta menyusun rencana untuk
meningkatkan pengendalian risiko yang dirasakan belum efektif.
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang produksi dan perdagangan produk-
produk alas kaki untuk melayani permintaan pasar dalam negeri dan luar negeri,
Perseroan menghadapi risiko yang timbul baik dari internal maupun eksternal.
4. Laporan Keuangan
Berikut ini saya sajikan pengertian Laporan Keuangan menurut para ahli:
4.1.Menurut buku I (pertama) Principles of Accounting – Indonesia Adaptation
Definisi Laporan Keuangan adalah laporan yang disiapkan untuk para
pengguna setelah transaksi-transaksi dicatat dan dirangkum.
Masih menurut penjelasan dalam buku tersebut, Laporan Keuangan terdiri
dari:
a. Laporan Laba Rugi
b. Laporan Ekuitas Pemilik
c. Neraca
d. Laporan Arus Kas
4.2. Menurut buku Essentials of Financial Management karya Eugene F.
Brigham
Dalam buku tersebut dituliskan bahwa:
Definis Laporan Keuangan perusahaan adalah beberapa lembar kertas dengan
angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan
aset-aset nyata yang berada di balik angka-angka tersebut”
Jika kita dapat memahami bagaimana dan mengapa akuntansi ada serta
bagaimana laporan keuangan digunakan.
Kita akan dapat membayangkan dengan lebih baik apa yang sedang terjadi
dan mengapa informasi akuntansi memiliki arti yang begitu penting.
Ada juga Laporan Keuangan Konsolidasian, di mana menurut Keputusan
Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012,
adalah:
Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan suatu kelompok
usaha yang disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal yang
menggabungkan seluruh entitas yang dikendalikan oleh emiten atau
perusahaan publik, termasuk entitas bertujuan khusus (EBK).
Kemudian yang disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
a. Kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha;
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah).
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah).
2 Etika dan Bisnis
Etika berasal dari dari kata Yunani, Ethos (jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Etika
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik
dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari
satu generasi ke generasi yg lain
Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar moral orang
atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk
diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah
mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut.
Etika menurut para ahli:
a. Nietzsche, etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas tuan dan
bukan moralitas hamba.
b. Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan
bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara
bebas dan bertanggungjawab. Kebebasan dan tanggung jawab adalah unsur pokok dari
otonomi moral yang merupakan salah satu prinsip utama moralitas, termasuk etika
bisnis.
2.1 Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi
ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis.
a. Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan
nilai – nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan.
b. Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (2000:80), etika bisnis adalah istilah
yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika seseorang manajer atau
karyawan suatu organisasi.
c. Menurut K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogjakarta: PenerbitKanisius, 2000, Hal.
5), Etika Bisnis adalah pemikiran refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan
ekonomi dan bisnis.
2.2 Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
a. Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya
secara baik dan etis.
b. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan
masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh
praktek bisnis siapapun juga.
c. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis.
2.3 Prinsip-prinsip Etika Bisnis.
Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses bisnis
tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut.
Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman bagi
setiap bentuk usaha. Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah
sebagai berikut :
a. Prinsip Otonomi
Sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
b. Prinsip Kejujuran
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak
akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur
dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran
barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan
kerja intern dalam suatu perusahaan.
c. Prinsip Keadilan
Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan
sesuai criteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
d. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle)
Menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
e. Prinsip Integritas Moral
Terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar
perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya
maupun perusahaannya.
2.4 Hal-hal Yang Harus Diketahui Dalam Menciptakan Etika Bisnis.
a. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi
Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari
etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.
b. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)
karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan
“kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
c. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks
lagi.
d. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki
terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
e. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)
karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan
“kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
KOPERASI
1. Perkembangan Koperasi di Indonesia
Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu pada prinsip ekonomi
kerakyatan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Menurut UU No. 25 tahun 1992
tentang perkoperasian, fungsi dan peran koperasi di Indonesia yaitu sebagai berikut :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya da masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas dan kehidupan manusia
dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Namun, sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika ternyata koperasi dengan
berbagai kelebihannya ternyata sangat sulit berkembang di Indonesia. Fenomena pada
koperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang surut.
Saat ini pertanyaannya adalah “Mengapa koperasi sulit berkembang?” Padahal, upaya
pemerintah untuk memberdayakan koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bisa
dinilai mungkin amat memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari pemerintah
terus mengalir untuk memberdayakan gerakan ini. Berikut beberapa kendala yang
menyebabkan lesunya koperasi terhadap kemajuan ekonomi bangsa, diantaranya yaitu :
1. Kurangnya partisipasi anggota.
2. Tingat sosialisasi dan partisipasi anggota koperasi masih rendah.
3. Manajemen koperasi yang belum profesioanal.
4. Kondisi modal keuangan yang masih minim.
5. Sumber daya manusia yang belum mendukung jalannya koperasi.
6. Kurangnya kesadaran masyarakat.
7. Pemerintah masih terlalu memanjakan koperasi.
8. Demokrasi ekonomi yang kurang.
Berdasarkan kendala-kendala yang dapat menyebabkan koperasi sulit untuk
berkembang, maka ada beberapa solusi ataupun usaha yang bisa ditempuh untuk
memajukan sebuah koperasi, diantaranya yaitu :
- Hilangnya pasar produk ekspor kita karena kalah bersaing harga dankualitas produk kita
kalah dibanding Negara lain Contoh : di Asean. Semakin banyaknya produk impor
dipasaran dalamnegeri yang akan mematikan usaha dinegara kita, sehingga koperasi
yangsemakin harus dapat bersaing.2.
- Masuknya SDM dari negara lain yang mungkin lebih berkualitas, yang akan menggusur
tenaga kerja dalam negeri
- Masalah / tantangan yang dihadapi oleh koperasi di Indonesia dengan munculnya MEA.
- Lemahnya kelembagaan koperasi
- Lemahnya modal internal koperasi
- Kurangnya inovasi dalam bisnis koperasi dan lambannya pemanfaatan IT
- Lemahnya kualitas SDM dan kurangnya profesionalisme dikoperasi
Selain itu Perkoperasian di Indonesia saat ini juga sedang menghadapi banyakmasalah,
baik dalam segi internal eksternal maupun dalam skala makro atau mikro. Perludukungan dari
banyak pihak untuk lebih mengembangkan koperasi. Karena koperasi akan berkembang jika
dari anggotanya dapat bergerak untuk mengaktifkan usaha koperasi.Maka perlu penumbuhan
kesadaran akan pentingnya peran anggota dalam kemajuankoperasi. Dari sisi peluang, Lembaga
per-koperasian di Indonesia harus lebih cermat dalam mendapatkan peluang yang bisa dicapai
untuk kemajuan koperasi. Tak lupa dengancukup banyaknya ancaman yang akan dihadapi oleh
lembaga koperasi, haruslah lebih pintar memutar otak jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan
oleh anggota maupun pengurus di dalam lembaga koperasi.