Anda di halaman 1dari 42

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
A. Pengertian Usaha Kecil
B. Perkembangan UMKM Koperasi di Indonesia
C. Peluang dan Tantangan UMKM
KEWIRAUSAHAAN DAN USAHA KECIL
A. Pengertian Kewirausahaan
PELUANG USAHA
A. Identifikasi Peluang Usaha UMKM
B. Cara-cara Memasuki UMKM
MENGELOLA PEMASARAN USAHA KECIL
A. Strategi Pemasaran
B. Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran, Pemosisian
C. Bauran Pemasaran
MENGELOLA SDM
A. Organisasi dan Manajemen
B. Pengelolaan SDM
MENGELOLA PRODUKSI
A. Pengadaan dan Pengelolaan Persediaan
B. Mengelola Proses Produksi
C. Manajemen Mutu
MENGELOLA PERMODALAN USAHA
A. Pengelolaan Modal Kerja
B. Perencanaan Anggaran Modal
C. Pengelolaan Risiko
D. Laporan Keuangan
REGULASI DAN ETIKA BISNIS
A. Ketentuan Umum Pembinaan UMKM
B. Etikadan Bisnis
KOPERASI
A. Perkembangan Koperasi di Indonesia
B. Tantangan dan Peluang Koperasi di Indonesia
PENDAHULUAN

1. Pengertian Usaha Kecil


Pengertian usaha kecil adalah setiap usaha yang dilakukan oleh perseorangan
atau badan hukum yang menjalankan kegiatan dalam bidang ekonomi yang dilakukan
secara sederhana dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan batasan-batasan
tertentu. Atau dengan kata lain usaha kecil merupakan usaha yang dibangun dalam skala
kecil, modal kecil serta cakupan pasar kecil. Namun melihat kesempatan yang besar
membuat usaha kecil dapat memberikan penghasilan yang cukup lumayan.
Usaha kecil merupakan usaha yang pemiliknya mempunyai jalur komunikasi
langsung dengan kegiatan operasi dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja yang ada
dalam kegiatan usaha tersebut, dan biasanya hanya mempekerjakan tidak lebih dari 50
orang.
Ciri- ciri Usaha Kecil
Yang termasuk ciri-ciri usaha kecil adalah sebagai berikut:
a. Manajemen tergantung pemilik.
b. Modal disediakan oleh pemilik sendiri.
c. Skala usaha dan jumlah modal relatif kecil.
d. Daerah operasi usaha bersifat lokal.
e. Sumber daya manusia yang terlibat terbatas.
f. Biasanya berhubungan dengan kebutuhan kehidupan sehari-hari.
g. Karyawan ada hubungan kekerabatan emosional.
h. Mayoritas karyawan berasal dari kalangan yang tidak mampu secara ekonomis.
Kelemahan dan Kelebihan Usaha Kecil
Kelemahan usaha kecil adalah sebagai berikut ini:
a. Modal terbatas.
b. Kreadibilitas.
c. Permasalahan pegawai.
d. Tingginya biaya langsung.
e. Keterbatasan kualitas produk.
Kelebihan Usaha Kecil
kelebihan dari usaha kecil adalah sebagai berikut ini:
a. Usaha milik pribadi.
b. Motivasi yang lebih tinggi.
c. Fleksibelitas yang tinggi.
d. Minim birokrasi.
e. Melayani pasar lokal/ domestik.
f. Produk/ jasa tidak menarik perhatian.

2. Perkembangan UMKM Koperasi di Indonesia


Membaca data yang ditunjukkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI, UMKM
secara keseluruhan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang baik seiring
berganti tahun. Misalnya pada tahun 2010, total jumlah unit UMKM sebanyak
52.769.426. Lalu dalam pemberitaan terakhir, jumlah tersebut sudah mencapai angka 63
juta.
2.1 Faktor Perkembangan UMKM
Berkembangnya usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia tidak bisa lepas dari
faktor-faktor yang mendorong terjadinya kemajuan ini. Menurut beberapa pandangan
dan penelitian, ada beberapa faktor yang mendorong majunya perkembangan UMKM di
Indonesia, di antaranya sebagai berikut
2.2 Pemanfaatan Sarana Teknologi, Informasi dan Komunikasi
Majunya UMKM di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang terjadi
saat ini. Beberapa penelitian menunjukkan kalau salah satu faktor yang mendukung
perkembangan UMKM adalah karena pemanfaatan sarana TIK (teknologi, informasi
dan komunikasi). Para pelaku usaha mulai memanfaatkan sarana teknologi seperti
smartphone untuk melebarkan pasar usahanya, serta menggunakan aplikasi komunikasi
seperti WhatsApp dan media sosial untuk memasarkan produk yang dijual.

Bahkan, sudah menjadi target pemerintah untuk membuat pelaku UMKM untuk
memanfaatkan dunia digital, seperti e-commerce, untuk menjual dan mengembangkan
usahanya. Mengutip dari salah satu sumber berita, Kemenkop RI melaporkan kalau
sudah ada sekitar 8 juta UMKM yang sudah Go-Digital pada tahun 2017 lalu. Jumlah ini
sebanyak 14% dari total 59.2 juta UMKM yang berdiri di Indonesia. Angka ini
diharapkan untuk terus bertambah karena tingginya jumlah UMKM yang Go-Digital
sejalan dengan tujuan pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai Digital
Energy of Asia tahun 2020 mendatang.

2.3 Kemudahan Peminjaman Modal Usaha


Perkembangan UMKM di Indonesia tidak bisa lepas dari dukungan perbankan di Tanah
Air. Terbukanya akses pembiayaan perbankan serta menurunnya kredit usaha rakyat,
mendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah. Bahkan, perbankan wajib
mengalokasikan kredit pada UMKM mulai tahun 2015. Berawal dari 5%, angka bunga
itu terus tumbuh hingga 20% pada akhir tahun 2018 lalu.

Selain itu, nominal modal memulai usaha, khususnya usaha mikro, dianggap tidak
terlalu besar sehingga siapapun dapat menjadi pelaku UMKM dengan cepat. Dengan
begitu, semakin menarik pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia.

2.4 Menurunnya Tarif PPH Final


Pelaku UMKM termasuk ke dalam wajib pajak dan wajib hitung, setor, lapor pajak
penghasilannya pada negara. Pajak yang harus disetor dan dilaporkan merupakan pajak
penghasilan final atau PPh Final.
Awalnya, tarif PPh Final yang ditetapkan untuk pelaku UMKM ini sebesar 1%. Namun
pada bulan Juli 2018, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor
23 tahun 2018 yang menetapkan tarif PPh Final UMKM turun menjadi 0,5%. Perubahan
penurunan tarif PPH Final ini bertujuan mempermudah pelaku UMKM dalam
menjalankan kewajiban perpajakannya pada negara. Serta dengan menurunnya tarif PPh
Final yang harus disetorkan UMKM, dapat memberikan kesempatan untuk
mengembangkan usaha dan melakukan investasi karena keringanan ini.
Penurunan tarif PPh Final ini memberikan dampak yang cukup baik. Berdasarkan data
Ditjen Pajak, ada peningkatan jumlah wajib pajak pembayar PPh Final UMKM. Ada
463.094 wajib pajak yang baru membayar pada periode Agustus-Desember 2018 dan
jumlah itu belum pernah membayar pajak UMKM pada periode sebelumnya. Lalu dari
angka itu, sebanyak 311.197 wajib pajak baru terdaftar per tanggal 1 Juli 2018.
3 Peluang Dan Tantangan UMKMK
Sebagai referensi berikut ini adalah beberapa contoh peluang UMKM yang sukses di
Indonesia.
3.1 Usaha Kuliner
Kalau bertanya tentang kuliner khususnya makanan nasi maka, kita akan cukup
sepakat mengenai nasi padang yang tersedia hampir disetiap daerah di Indonesia. Bisinis
kuliner merupakan suatu hal yang cukup popular. Alasannya sederhana, karena manusia
membutuhkan makanan setiap harinya.
Atau mungkin pembaca bisa mencoba bisnis kuliner berupa cemilan, mungkin tidak
terlalu terkenal tapi, cukup untuk menambah pundi-pundi kantong pembaca. Misalnya
saja mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang sukses dengan Raja Risolnya, dan
mahasiswa lainnya dengan Molen Arab.
3.2 Usaha Fashion
Fashion sebagai kebutuhan sekunder manusia akan tetap eksis dalam
perkembangannya. Contohnya saja Zoya fashion untuk muslimah Indonesia, atau Jilbab
Rabbani. Menjadi pengusaha bidang fashion tidak selamanya membutuhkan modal
karena cukup banyak supplier yang bersedia memberikan pekerjaan berupa reseller
kepada orang-orang lain. Contohnya saja Oriflame.
3.3 Usaha Pendidikan
Usaha ini membutuhkan skil pembaca dalam suatu bidang ilmu tertentu, namun tidak
mungkin bagi orang yang tidak terlalu ahli dalam suatu bidang ilmu tapi dapat
membangun suatu lembaga pendidikan yang dicari-cari orang banyak karena
kualitasnya.
Sebut saja lembaga kursus bahasa inggris International Language Program(ILP),
Ganesha Operation, atau menjadi lembaga pendidikan satu-satunya di suatu bidang ilmu
seperti Robot Robotics School.
3.4 Usaha Otomotif
Bagi pembaca yang tertarik dengan mesin-mesin maka, bisnis yang satu ini akan
cukup mudah dilakukan. Karena, penjualan kendaraan di Indonesia yang sangat tinggi
maka sudah sangat jelas bahwa Indonesia juga membutuhkan orang-orang dengan
kemampuan untuk merawat kendaraan tersebut. Contohnya saja ASTRA yang kemudian
bekerja sama dengan Honda.

3.5 Usaha Agrobisnis


Masih banyak hasil pertanian didaerah yang dapat diolah menjadi bahan baku
produksi atau menjadi pedagang hasil pertanian itu sendiri. Contoh sederhana adalah
Istana Kripik yang merupakan hasil olahan dari singkong, ubi jalar, dll menjadi satu-
satunya penyedia kripik dengan kualitas tinggi di medan. Dengan omzet yang mencapai
ratusan juta rupiah.
3.6 Usaha Teknologi Internet
Bidang ini memang erat kaitannya dengan orang-orang yang berasal dari disiplin
ilmu yang sama atau setidaknya berkaitan yaitu ilmu komputer, teknologi informasi atau
ahli dalam membangun sebuah perusahan StartUp. Contoh yang paling terkenal adalah
Bukalapak.com, Olx.co.id, Traveloka dan masih banyak lagi.

Tantangan UMKM di Indonesia


Walaupun dukungan pemerintah sudah sangat memadai namun, masih ada hal-hal yang
menghambat pelaku usaha basis UMKM. Seperti yang kita ketahui bahwa target pelaku
UMKM adalah masyarakat kelas bawah dan menengah masih memiliki kemampuan
manajerial yang rendah serta modal yang tidak mencukupi. Sehingga, cukup jelas bahwa
UMKM cukup rentan terhadap masalah-masalah perekonomian.
Menurut Kuncoro (2000), beberapa kendala yang dialami oleh pelaku UMKM dalam
menjalankan bisnisnya adalah : tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen
SDM, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan yang tidak memadai. Secara lebih spesifik
adalah sebagai berikut :
1. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar
2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur
terhadap sumber-sumber permodalan
3. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen SDM
4. Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil
5. Persaingan yang saling mematikan pengusaha lain

KEWIRAUSAHAAN DAN USAHA KECIL


1. Pengertian Kewirausahaan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi
untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.

Pengertian Kewirausahaan

a. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha
meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan .
b. Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi , tanpa memperhatikan
sumber daya yang mereka kendalikan (robin 1996 )
c. Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan tambahan kemakmuran
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Kewirausahaan adalah
suatu sikap yang berusaha untuk memanfaatkan peluang usaha, guna
memenuhi kebutuhan ataupun mencapai kemakmuran dengan inovasi-inovasi yang
dimiliki.

Unsur-unsur Penting Wiraswasta

1. Sikap
Sikap merupakan unsur yang timbul dari dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam bentuk perbuatan atau tindakan. Sikap merupakan modal dasar bagi
seorang wirausaha untuk meraih keberhasilan, karena sikap menunjukan
kepribadian seseorang yang mempengaruhi pola pikir orang lain terhadap
dirinya.

2. Kemampuan dan keterampilan


Untuk menjadi seorang wirausaha selain mempunyai dana, juga harus
mempunyai kemampuan dan keterampilan. Kemampuan dalam ia merupakan
anggota masyarakat yang tidak dapat melepaskan diri dari lingkungannya untuk
itu ia harus menghormati etika kemasyarakatan tanpa mengesampingkan budaya
setempat.

PELUANG USAHA
1. Identifikasi Peluang Usaha UMKM
beberapa cara kita untuk bisa mengidentifikasi peluang usaha yaitu dengan cara sebagai
berikut:
a. Belajar ilmu manajemen.
b. Meminta jasa konsultan manajemen.
c. Dan meminta jasa keluarga dan kenalan yang menguasai bidang usaha.

Dengan tersedianya informasi ekstern dan intern maka wirausahawan dapat mengetahui
seperti:

a. Dimana ada peluang “Opportunity”.


b. Apa saja yang mengancam usaha “threat”
c. Dan apakah kelemahan “weakness” yang membatasi atau menghambat kemampuan
mencapai sasaran.

1.1 Mengidentifikasi Peluang Usaha Menurut Ahlli Ekonomi


Menurut D. J. Schwartz cara mengidentifikasi peluang usaha ialah sebagai berikut:
a. Percaya dan yakin bahwa usaha dapat dilaksanakan, hapuskan kata mustahil, tak
mungkin, tak bisa, tak perlu dicoba dan khazanah pikiran khazanah bicara.
b. Tradisi lingkungan yang statis akan melumpuhkan pikiran wiarausahawan. Lihatlah
peluang-peluang usaha untuk menjadi besar. Tradisi lain yang kurang menunjang
peluang-peluang usaha ialah etos kerja yang rendah dan selalu santai.
c. Setiap hari bertanyalah kepada diri sendiri “bagaimana saya dapat melakukan usaha
lebih baik”.
d. Bertanya dan dengarkanlah, dengan bertanya dan medengar maka wirausahawan
akan mendapatkan bahan baku untuk mengambil keputusan yang tepat. Orang besar
memonopoli kegiatan mendengar, sedangkan orang kecil memonopoli kegiatan
berbicara.
e. Perluas pikiran dan bersemangatlah, bergaulah dengan orang-orang yang dapat
membuat kita mendapat gagasan-gagasan peluang usaha
1.2 Dasar – Dasar Analisis Peluang Bisnis
Agar bisnis yang dirintis calon wirausaha berhasil baik dan dapat memberikan
keuntungan maka dibutuhkan analisis bisnis yang tepat. Memulai bisnis baru dengan
menjadi entrepreuneur bukanlah hal yang mudah, calon wirausaha terlebih dahulu
harus mampu menumbuhkan rasa cinta pada kegiatan bisnis yang akan
dijalankannya serta pengetahuan yang memadai mengenai jenis bisnis yang
menguntungkan.
Rasa cinta atas kegiatan bisnis yang akan dimulai tidak akan tumbuh bila tidak
didukung oleh pengetahuan yang memadai mengenai jenis bisnis tersebut, untuk itu
salah satu langkah awal dalam menentukan jenis bisnis yang akan ditekuni
wirausaha adalah mengetahui kepribadian calon wirausaha dan informasi alternatif
usaha yang prospektif.
Pemahaman akan diri sendiri merupakan faktor kunci bagi seorang wirausaha
dalam memulai suatu bisnis karena dengan mengenali diri sendiri, perjalanan bisnis
yang akan dirintis dapat lebih mudah diprediksi.
Beberapa faktor dalam diri calon wirausaha yang harus dipahami sebelum
memulai bisnis :
1. Karakter Pribadi
Didalamnya termasuk kesabaran, ketekunan, percaya diri, keberanian
mengambil resiko, dan motivasi diri. Contoh seseorang yang memiliki sifat
ingin cepat memperoleh hasil yang besar mungkin lebih cocok bergerak di
bisnis yang high profit dengan frekuensi penjualan yang mungkin tidak
terlalu sering dibandingkan bergerak di bisnis yang mengandalkan jumlah
penjualan yang terus menerus dengan margin penjualan yang kecil.
2. Bakat, Potensi Dan Kemampuan
Sebuah bisnis akan mencapai kesuksesan apabila bisnis tersebut
dijalankan sesuai dengan bakat, potensi dan kemampuan diri. Sebaiknya
calon wirausaha tidak memilih jenis bisnis yang sama sekali tidak dikuasai
karena akan banyak waktu dan biaya yang terbuang bahkan bisnis yang
dirintis mungkin tidak akan berjalan lancar.
3. Pengalaman
Calon wirausahawan yang memiliki pengalaman di bidang bisnis yang
akan digeluti akan lebih memahami peluang dan kendala dari bisnisnya.
Sehingga seorang wirausahawan yang berpengalaman akan lebih siap untuk
terjun langsung ke dalam dunia bisnis yang penuh dengan persaingan.

Pemilihan bisnis dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek,


yaitu :
a. Pemasaran, tingginya permintaan konsumen akan produk dan kurangnya
pesaing.
b. Teknis dan operasi, bisnis dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
c. Hukum, tidak bertentangan dengan peraturan dan norma yang berlaku.
d. Sosial ekonomi, memberi manfaat terhadap masyarakat.
e. Finansial, menghasilkan arus kas positif yang dapat menutup semua
kewajiban dan memberikan keuntungan.
f. Manajemen, dapat dikelola dengan baik.

2. Cara- cara Memasuki UMKM


UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah sedang diminati banyak
masyarakat di Indonesia. Tidak heran bila UMKM merupakan kelompok usaha yang
paling besar di Indonesia dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia
sebesar 60%. Selain itu, bisnis UMKM ini lebih kuat dalam menghadapi krisis global.
Untuk bisa menghadapi pasar global memang tidaklah mudah, karena produk UMKM
akan bersaing dengan produk negara lain. Untuk menyiasatinya dibutuhkan strategi
yang tepat untuk mengembangkan UMKM agar bisa bersaing menghadapi pasar global.
Berikut 5 strategi yang harus dimiliki UMKM:
2.1 Product
Menentukan produk dalam bisnis UMKM adalah langkah yang paling utama
sebelum bisnis berjalan. Produk yang Anda jual haruslah sesuai dengan kebutuhan
yang diinginkan oleh semua konsumen. Untuk itu, Anda harus melakukan riset
terlebih dahulu tentang selera pasar, tren pasar yang sedang berkembang saat ini,
dan melihat seberapa besar peluang pasar yang akan kita bidik. Selain itu, dari segi
kualitas, produk yang akan dijual haruslah memiliki kualitas yang bisa bersaing
dengan produk yang sudah ada, kalau perlu bisa sekelas dengan produk yang dijual
dengan standar pasar global.
2.2 Price
Untuk menentukan harga jual produk, Anda harus teliti menghitung total semua
biaya yang dikeluarkan selama produksi berlangsung. Ada 3 cara penetapan harga
yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari kerugian saat penentuan harga.
a. Penentuan harga berdasarkan biaya produksi ditambah dengan keuntungan,
biasanya keuntungan diambil 30% dari harga produksi.
b. Penentuan harga berdasarkan kompetitor, jadi Anda bisa riset terlebih dahulu
sebelum menentukan harga, tentukan harga di bawah kompetitor, tetapi
dengan kualitas yang sama dengan kompetitor. Jadi ini bisa menjadi salah
satu strategi untuk menarik konsumen dari kompetitor.
c. Penentuan harga berdasarkan permintaan, jadi konsumenlah yang akan
menentukan harga produk yang Anda miliki dengan mengacu pada kualitas
yang dimiliki, tetapi jika harga yang diberikan masih di bawah harga
produksi, Anda harus bisa menaikan harga jualnya, sehingga bisa tetap
mendapatkan keuntungan.
2.3 Place
Agar penjualan bisa maksimal dan produk mudah didapatkan oleh konsumen,
maka UMKM haruslah memilih tempat yang strategis untuk berjualan. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menentukan tempat usaha yaitu:
a. Lokasi yang strategis mudah di akses oleh semua orang dan dekat dengan
keramaian.
b. Sesuai dengan target pasar yang sedang dibidik, jika targetnya adalah
pekerja, maka usaha yang dibuat haruslah berdekatan dengan perkantoran.
c. Mudah dijangkau oleh semua konsumen terutama dari segi transportasi.
d. Produk yang dijual haruslah menarik perhatian konsumen.
2.4 Promotion
Promosi adalah langkah untuk mengenalkan produk yang Anda miliki kepada
konsumen. Apalagi jika produk yang dijual adalah produk baru, maka promosi ini
sangat penting dilakukan. Agar promosi yang dilakukan bisa tepat sasaran, maka
Anda harus melakukan riset terhadap produk yang dijual dan siapa saja calon
konsumen yang potensial untuk membeli produk tersebut. Setelah itu, Anda hanya
perlu memilih, melalui media mana Anda melakukan promosi, apakah via media
online atau media offline?

2.5 People
Yang terakhir adalah orang atau sumber daya manusia (SDM). SDM yang
dipilih haruslah orang-orang pilihan yang bisa menghasilkan produk dan layanan
terbaik. Jangan ragu untuk melakukan seleksi kepada calon karyawan dalam bisnis
UMKM yang Anda bangun, hindari referensi dari kenalan atau sodara jika dirasa
skill yang dimiliki belum sesuai.
Demikianlah pembahasan mengenai 5 strategi untuk mengembangkan UMKM
di Indonesia untuk menghadapi pasar global. Jika 5 strategi tersebut sudah berjalan
dengan baik dan berhasil, maka jangan pernah melupakan manajemen keuangan
UMKM. Hindari mencampur uang pribadi dengan uang yang digunakan dalam
usaha. Manajemen keuangan bukan hanya soal mencatat rapi semua transaksi dalam
buku, tetapi manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, pemeriksaan,
penganggaran, pengendalian, pengelolaan, pencarian dan penyimpanan keuangan.
Jurnal merupakan software akuntansi online yang bisa Anda gunakan untuk
membantu mempermudah dalam masalah manajemen keuangan baik skala UMKM
atau skala perusahaan. Banyak fitur yang tersedia di Jurnal yang bisa Anda gunakan
untuk melancarkan usaha yang sedang Anda bangun.

MENGELOLA PEMASARAN USAHA KECIL


1. Strategi Pemasaran
Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-
variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, pemosisian, dan elemen
bauran pemasaran.
Manajemen perusahaan bertujuan agar perusahaan tetap hidup dan berkembang. Tujuan
itu dapat dicapai dengan cara mempertahankan dan meningkatkan laba. Laba dapat
dipertahankan dan ditingkatkan dengan cara mempertahankan dan meningkatkan
penjualan. Salah satu cara untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan adalah
dengan meningkatkan kegiatan pemasaran secara insentif dan kontinyu. Pemasaran
merupakan kegiatan perusahaan di dalam membuat perencanaan, menentukan harga,
produk, mendistribusikan barang dan jasa, serta promosi. Adapun proses pemasaran
meliputi 6 tahap yaitu
a. Analisis Kesempatan pasar
b. Pemilihan pasar sasaran
c. Strategi Peningkatan posisi Persaingan,
d. Pengembangan sistem pemasaran
e. Penyusunan rencana pemasaran ,dan
f. Penerapan rencana dan pengendaliannya.
Tahap pertama adalah analisis kesempatan pasar dilakukan dengan cara menganalisis
peluang pasar yang relevan agar dapat digunakan untuk mencapai tujuannya. Tahap kedua
penentuan pasar sasaran. Penentuan pasar sasaran yang akan dilayani oleh perusahaan.
Penentuan pasar sasaran ini sulit sekali, karena keinginan, kebutuhan, kebiasaan dan reaksi
kelompok konsumen adalah berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk dapat melayani
kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan harus menentukan segmentasi pasar dan
menetapkan segmen pasar yang mana yang akan dilayani. Tahap ketiga, menetapkan
strategi persaingan pada pasar sasaran yang dilayani.
Perusahaan harus menetapkan produk dan jasa apa yang akan ditawarkan pada pasar
sasaran. Tahap keempat, mengembangkan sistem pemasaran dalam perusahaan. yang dapat
menunjang tercapainya tujuan perusahaan dalam melayani pasar sasaran. Tahap kelima,
mengembangkan rencana pemasaran. Rencana pemasaran ini sangat perlu karena
keberhasilan perusahaan terletak pada kualitas rencana pemasaran yang bersifat jangka
panjang dan jangka pendek. Rencana pemasaran dapat mengarahkan kegiatan pemasaran
dalam mencapai pasar sasaran.
Komponen rencana pemasaran terdiri dari:
a. Analisis situasi pasar
b. Tujuan dan sasaran pemasaran
c. Strategi pemasaran
Tahap keenam, adalah melaksanakan dan mengendalikan rencana pemasaran yang
telah disusun.
Berdasarkan penjelasan diatas, strategi pemasaran merupakan bagian dari perencanaan
pemasaran yang merupakan tahap kelima dari proses pemasaran.Strategi pemasaran adalah
alat fundamental yangdirencanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang
dimasuki dan progam pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
Strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel segmentasi pasar,
identifikasi pasar sasaran, pemosisisian, unsur bauran pemasaran, dan biaya bauran
pemasaran. Strategi pemasaran dipandang sebagai salah satu dasar yang dipakai dalam
menyusun rencana usaha, termasuk rencana pemasaran. Lebih-lebih dalam masa
persaingan yang ketat, peranan strategi pemasaran semakin diandalkan untuk
memenangkan persaingan.
Untuk menyusun strategi pemasaran harus memperhatikan lingkungan pemasaran,karena
dalam lingkungan pemasaran banyak variabel yang mempengaruhinya. Variabel
lingkungan yang mempengaruhi pemasaran diantaranya:
a. Variabel yang dapat dikendalikan
Variabel yang berkaitan dengan marketing mix seperti: produk, harga, distribusi dan
promosi. Masing-masing faktor internal yang terkait dengan fungsi perusahaan itu
dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Faktor internal tersebut
adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan.
b. Variabel-variabel yang tidak dapat dikendalikan
Merupakan variabel-variabel yang terdapat dalam lingkungan pemasaran dan
berpengaruh erat terhadap pemasaran. Pengendalian terhadap faktor-faktor ini lebih
kecil, karena berada di luar perusahaan, tetapi berpengaruh terhadap pemasaran.
Variabel- variabel ini antara lain faktor kondisi politik, hukum, perundang undangan
dan sosial budaya. Faktor ini dapat mengakibatkan adanya peluang dan ancaman bagi
pemasaran produk suatu perusahaan.

Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran, Pemosisian


2.1 Segmentasi
Kelompok konsumen yang disusun dengan berdasarkan ciri-ciri yang sama disebut
segmen pasar. Segmentasi pasar adalah tindakan membagi-bagi pasar yang bersifat
heterogen dari sebuah produk kedalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen.
Segmentasi pasar dilakukan karena perilaku konsumen itu sangat beragam, sehingga perlu
dilakukan segmentasi pasar agar menjadi lebih homogen. Adanya pasar yang lebih
homogen akan memudahkan perusahaan menyusun program pemasaran yang jitu, sehingga
program pemasaran yang dirancang akan meningkatkan penjualan dan dapat menghemat
biaya.
1.1.1 Kriteria dan syarat segmentasi pasar
Segmentasi pasar yang efektif harus memenuhi kriteria dan syarat sebagai berikut:
a. Dapat di ukur daya belinya
b. Dapat dijangkau, baik lokasi maupun komunikasinya sehingga dapat dilayani
secara efektif.
c. Cukup besar dan menguntungkan. Suatu kelompok konsumen akan pantas
disebut segmen, jika kelompok tersebut cukup besar dan menguntungkan.
d. Dapat dilaksanakan sehingga semua program yang disusun dapat efektif.
e. Dapat dibedakan. Segmen-segmen dapat dibedakan secara konseptual dan
memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen elemen dan program-
program bauran pemasaran yang berlainan.

1.1.2 Manfaat segmentasi pasar


a. Perusahaanya akan berada pada posisi yang lebih baik untuk mendapatkan
kesempatan-kesempatan dalam pemasaran karena ia lebih mudah untuk
mempelajari keinginan setiap segmen,
b. Perusahaan dapat menggunakan kemampuannya yang ada untuk merespon
pemasaran yang berbeda-beda secara bauk,sehinggga dapat menghemat biaya,
energi dan waktu
c. Perusahaan dapat mengatur produknya dan marketing
d. Perusahaan memilih segmen mana yang berpotensi paling besar yang akan
menjadi sasaran.

1.2 Pasar Pemasaran


1.2.1 Pengertian
Memilih pasar sasaran,penentuan pasar sasaran itu penting karena suatu perusahaan
yang memutuskan untuk beroperasi dalam beberapa pasar tidak mungkin untuk
melayani seluruh pelanggan di pasar,sehingga ia harus menentukan secara pasti
pasar mana yang akan dimasuki agar kegiatan pemasaran dapat berhasil dengan
baik.Penentuan tentang segmen pasar mana yang akan dimasuki disebut pasar
sasaran.

1.2.2 Strategi Pemilihan Pasar Sasaran


Alternatif yang ditempuh oleh perusahaan untuk memilih pasar sasaran adalah :
a. Pasar tidak dibeda-bedakan. Berdasarkan strategi ini perusahaan memproduksi
satu produk untuk semua konsumen dengan kegiatan yang sama.
Contoh:
Perusahaan kembang gula memasarkan hanya satu jenis coklat batangan untuk
setiap konsumen. Contoh lain, coca cola dulu hanya memproduksi satu macam
produk yaitu coca cola botolan.
b. Pasar dibeda-bedakan. Berdasarkan strategi ini perusahaaan memproduksi
macam- macam produk dan ditujukan kepada segmen yang berbeda dengan
program pemasaran yang berbeda pula untuk setiap segmen.
Contoh:
Coca-cola selain membuat coca cola botolan, juga membuat coca cola kalengan
yang diperuntukkan bagi konsumen yang akan bepergian di samping itu,
perusahaan coca cola juga membuat produk baru berupa sprite dan fanta.
Strategi pemasaran yang dibeda-bedakan ini akan meningkatkan biaya. Biaya-
biaya itu antara lain:
1. Biaya modifikasi produk, meliputi biaya riset dan pengembangan produk
2. Biaya produksi meningkat
3. Biaya administrasi meningkat
4. Biaya penyimpanan meningkat karena variasi produk makin banyak,
sehingga membutuhkan tambahan fasilitas untuk penyimpanan.
5. Biaya promosi meningkat karena segmen yang dilayani itu bertambah
banyak, sehingga perencanaaan dan media promosi akan berbeda pula.
6. Pasar terkonsentrasi. Berdasarkan strategi ini,perusahaan memusatkan
pada segmen tertentu yang paling potensial ,kemudian mengembangkan
produk yang ideal untuk melayani segmen tersebut.
Contoh:
VW dulu hanya memusatkan perhatiannya pada kebutuhan konsumen akan
mobil kecil dan praktis. Strategi ini akan memudahkan untuk melayani
segmen pasar yang dimasuki

karena ia mengetetahui betul kebutuhan dan keinginan konsumen yang tidak


begitu banyak. Di samping itu, strategi ini akan menghemat biaya, baik biaya
produksi, distribusi dan promosi.
c. Pemasaran atomisasi yaitu pemasaran individual yang dipuaskan, tidak semua
produk dapat dilakukan atomisasi tetapi hanya produk-produk tertentu,
misalnya: pakaian, rumah, dan mobil.

1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pasar sasaran


a. Pemilikan sumber daya
Jika sumber daya perusahaan terbatas, sedangkan segmen pasar yang dilayani
cukup banyak, perusahaan lebih baik memilih strategi pemasaran terpusat.
b. Homogenitas barang.
Jika sifat produk itu tidak bisa dirubah-rubah atau sulit diadakan
variasi,misalnya garam ,bensin,kelapa sawit dan lain-lain,maka seyogyanya
perusahaan memilih strategi pemasaran serba sama.Akan tetapi,jika sifat
produk itu sebaliknya, seperti kamera, perusahaan lebih cocok memilih strategi
pemasaran serba aneka atau terpusat.
c. Tahapan daur hidup produk
1. Masa perkenalan, biasanya perusahaan akan mengkhususkan satu produk
untuk tujuan menarik permintaan primer, maka seyogyanya perusahaan
memilih strategi pemasaran serba sama.
2. Masa kedewasaan, biasanya persaingan sudah sangat ketat dan konsumen
sudah mulai jenuh terhadap produk yang ada,perusahaan biasanya berusaha
untuk mengembangkan produk baru. Perusahaan seyogyanya memilih
strategi serba aneka.

d. Homogenitas pasar
Jika pasar mempunyai kebutuhan dan keinginan yang sama, perusahaan
seyogyanya menggunakan strategi pemasaran serba sama.

1.3 Pemosisian Produk


1.3.1 Pengertian
pasar sasaran adalah positioning. Positioning adalah kegiatan perusahaan untuk
mengkomunikasikan produknya kepada pemikiran konsumen,sehingga konsumen
beranggapan bahwa produk perusahaanya berbeda dengan produk ]sejenis yang
dibuat oleh perusahaan lain. Fokus utama Positioning adalah pada persepsi
pelanggan dan bukan sekedar fisik yang dihasilkan. Keberhasilan positioning
sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk mendiferensiasikan dirinya
secara efektif dibandingkan dengan para pesaingnya,yaitu dengan menyampaikan
tau
memberikan nilai superior kepada pelanggannya.Nilai superior ini bisa berupa produk yang
berkualitas,pelayanan yang baik,personil yang professional,dan citra yang baik.
1.3.2 Tujuan Pemosisian Produk
a. Memposisikan produk di pasar, sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda
dengan merek-merek pesaing,
b. Memposisikan perusahaan kepada pasar sasarannya bagaimana perusahaan
berbeda dengan pesaingnya. Kedua tujuan tersebut sangat penting untuk
memenangkan persaingan.
1.3.3 Cara Memposisian Produk
Ada tujuh pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan pemosisian:
a. Atribut, diberikan ciri-ciri atau manfaat produk bagi pelanggan, sehingga
berbeda dengan produk sejenis dari pesaing. Misalnya viva kosmetik sangat
cocok untuk iklim tropis; pasta gigi total (buatan Palmolive) diposisikan
sebagai pasta gigi all in one yaitu berfungsi untuk kerusakan gigi, lubang gigi,
plaque dan karang gigi.
b. Manfaat, perusahaan mempromosikan manfaat produk tersebut kepada
konsumen misalnya larutan penyegar kaki tiga diposisikan untuk
menyembuhka penyakit sariawan.
c. Harga dan mutu, pemosisian produk yang berusaha menciptakan citra
berkualitas tinggi dengan harga tinggi atau menekankan harga murah sebagai
indikator nilai, misalnya harga ditinggikan terhadap pesaing supaya memberi
kesan bahwa kualitasnya lebih tinggi ;computer buatan Taiwan bermerk acer
diposisikan sebagai computer berkualitas tinggi,tetapi berharga murah.
d. Penggunaan spesifik/khusus, perusahaan menyatukan bahwa produknya untuk
golongan tertentu, misalnya Gatorade untuk atlit, Campbell soup sebagai
pengganti makan siang.
e. Pengguna produk, produk perusahaan diposisikan dengan mengaitkan dengan
tokoh terkenal, misalnya perusahaan Avis yang menggunakan OJ Simpson.
f. Posisi melawan pesaing, produk perusahaan dikaitkan dengan posisi
persaingan terhadap pesaing utama. contohnya Pepsi menggunakan iklan
komparatif menyaingi Coke.
g. Dikaitkan dengan macam produk lain, misalnya KOPICO yang diposisikan
sebagai kopi dalam bentuk permen.
1.3.4 Prosedur Identifikasi Pemosisian Produk
a. Menentukan produk/pasar yang relevan
Suatu produk biasanya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari satu
kebutuhan. Oleh karena itu suatu produk diposisikan di berbagai pasar yang
berbeda. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu dengan mengumpulkan
semua kebutuhan dan keinginan konsumen yang mungkin dapat dipenuhi oleh
produk. Contoh NIKE untuk sepatu sport, tapi juga dibuat produk untuk
keperluan lain.
b. Mengidentifikasikan pesaing,baik pesaing primer,maupun pesaing sekunder.
Pesaing primer adalah pesaing yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan inti,sedang pesaing sekunder adalah pesaing tak langsung yaitu
mereka yang tak langsung muncul dipikiran bilamana seseorang sedang
berfikir mengenai keinginan atau kebutuhan konsumen.
c. Menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi pilihan.
Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka,perusahaan perlu
mengadakan riset pemasaran untuk memahami cara dan standar yang
digunakan konsumen dalam evaluasi keputusan pembelian.
d. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing.

1.3.5 Merencanakan dan melaksanakan pemosisian produk


Setelah pasar sasaran dan posisi yang dikehendaki ditetapkan,selanjutnya
merancang program pemasaran yang dapat memastikan bahwa informasi produk
yang disampaikan kepasar akan menciptakan persepsi yang akan diinginkan
dibenak konsumen.Jantung dari strategi positioning adalah promosi.

1.3.6 Memantau posisi produk


Posisi produk atau merk perlu dipantau setiap saat untuk menyesuaikan perubahan
lingkungan setiap saat.
a. Kosmetika Mirabella, iklannya untuk golongan atas, sedang harganya murah
sehingga timbul kesan untuk golongan bawah. Jadi tidak jelas posisinya
b. Menentukan lokasi. Yohana Departemen Strore untuk golongan atas, tetapi
buka di pasar senin sehingga tidak laku
c. MR-90 (mobil Rakyat-90) harganya mahal, tetapi merk untuk golongan
bawah, sehingga tidak laku.
d. Mobil Timor dan Maleo harus jelas posisinya agar berhasil dalam pemasaran.

c. Bauran Pemasaran
3.1 Pengertian
strategi pemasaran adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupaka dari
variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendallikan ,dapat
digunakan oleh sesuatu perusahaan untuk memperoleh tingkat penjualan yang
diinginkan.
Philip Kotler mengatakan bahwa bauran pemasaran adalah perangkat variabel-
variabel pemasarn terkendali yang perusahaan gabungkan untuk menghasilkan
tanggapan yang diinginkan dalam pemasaran atau target market. Bauran pemasaran
terdiri dari 4 unsur utama yang terkenal dengan nama 4-P yaitu: (1) Product, (2) Price,
(3).Place, dan (4) Promotion

3.2 Produk
Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan dipasar untuk mendapatkan
perhatian permintaan,pemakaian,atau konsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan
kebutuhan dan keinginan yang meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat organisasi atau
gagasan. Berdasarkan definisi tersebut di atas, yang dimaksud produk itu bukan hanya
benda fisik saja, tetapi juga yang lain seperti:Jasa, Ide, tempat dan lain-lainnya.
Pokoknya segala sesuatu itu dibutuhkan oleh konsumen .Produk adalah unsur utama dan
yang terpenting dari bauran pemasaran. Perusahaan yang ingin tetap survive dalam
lingkungan yang berubah –ubah seperti sekarang ini dituntut untuk menghasilkan dan
menawarkan produk yang bernilai pada kelompok konsumen yang ditujunya. Oleh
karena itu perencanaan dan pengembangan produk akan menjadi kegiatan yang sangat
penting bagi perusahaan. Produk yang dipasarkan sebagai pemuas kebutuhan dan
keinginan konsumen dapat berupa benda,ide,program kegiatan,tempat atau lainnya.
Perencanaan produk akan mencakup semua kegiatan perusahaan untuk menetapkan
jenis- jenis produk apa saja yang akan dipasarkan ,sedangkan pengembangan produk
akan mencakup kegiatan teknis dari penelitian, pembuatan desain dan pengolahan
produk.

3.2.1 Produk Baru


Produk baru adalah suatu produk yang dipasarkan perusahaan yang berbeda
dengan produk yang sudah pernah dipasarkan
3.2.2 Klasifikasi Produk Baru
Produk Baru dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Produk yang benar-benar baru sebagai hasil inovasi,misalnya sinar laser
pemecah batu ginjal,alt pacu jantung,dan sebagainya.
b. Produk Baru sebagai hasil modifikasi ,misalnya kopi instant sebagai
pengganti kopi bubuk,sebagai pengganti tas kulit.
c. Produk baru dengan manfaat sama,misalnya tadinya belum memasarkan
deterjen,sekarang ikut memasarkan deterjen
d. Produk baru karena perubahan merek. Produk baru itu memiliki daur
hidup,mulai dari perkenalan,pertumbuhan, kedewasaan, dan sampai pada
tahap penurunan. Pada tahap penurunan itu, selera konsumen terhadap
produk itu mulai menurun,sehingga perlu mengembangkan perda baru
untuk mengantisipasinya. Di samping itu,faktor persaingan faktor
perubahan teknologi dan mode,sehingga produk menjadi usang dan
kuno,sehingga faktor permintaan menurun. untuk mengantisipasinya,
perusahaan perlu mengembangkan produk baru secara kontinyu.

3.2.3 Tahapan Pengembangan Produk


a. Penemuan Gagasan.
Pengembangan produk baru diawali dengan pencarian gagasan produk baru.
Sumber gagasan yang lain adalah penemu, perguruan tinggi, penasihat ahli
industrial, penasehat ahli manajemen, biro iklan, perusahaan riset,
pemasaran, asosiasi dagang, dan penerbitan atau publikasi industrial
b. Penyaringan gagasan.
Setelah gagasan di dapat dan dikumpulkan maka tahap selanjutnya adalah
menyaring gagasan tersebut,kemudian memilihnya yang terbaik,sehingga
perusahaan mampu untuk melaksanakan,tujuan penyaringan itu adalah untuk
mengembangkan ide yang baik dan meninggalkan ide yang kurang
mengguntungkan sehingga tidak merugikan perusahaan bila gagasan tersebut
dilaksanakan.
c. Pengembangan dan pengujian konsep.
Gagasan yang telah disaring kemudian dikembangkan menjadi konsep
produk. Fungsi pengujian konsep produk tersebut berkenaan sejauhmana
produk yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
d. Pengembangan strategi pemasaran.
Setelah konsep produk selesai, tahap selanjutnya adalah pengembangan
strategi pemasaran awal untuk memperkenalkan jenis produk tersebut ke
pasar potensial.
e. Analisis Bisnis.
Kalau konsep produk dan strategi pemasaran telah diputuskan tahap
selanjutnya adalah menganalisis dari segi bisnis. Analisis bisnis dilakukan
dengan mengadakan penelitian kelanjutan tentang kemungkinan pelaksanaan
produksi. Kalau hasil analisis ini layak maka konsep itu dilanjutkan.
f. Pengembangan Produk.
Jika konsep produksi telah lolos dari analisis diatas, tahap selanjutnya adalah
pengembangan produk yaitu:diwujudkan dalam produk fisik.
g. Pengujian Pasar.
Apabila produk telah lolos dari tahap pengembangan maka produk tersebut
siap diberi nama, merk, kemasan dan jaringan pemasaran awal untuk
pengujian pasar selanjutnya. Pengujian pasar untuk mengetahui reaksi
konsumen dan berapa besarnya pangsa pasar.
h. Komersialisasi.
Uji pasar akan memberikan informasi yang memadai untuk mengambil
keputusan, apakah produk baru tersebut akan diluncurkan ke pasar atau tidak.
Bila perusahaan membutuhkan untuk meluncurkan produk itu maka
konsekuensinya adalah membutuhkan modal yang sangat besar.

3.2.4 Daur Hidup produk


Setelah melemparkan produk ke pasaran perusahaan berharap agar produk
tersebut bertahan lama dan disukai sehinggga dapat menutupi biaya usaha dan
biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan selama ini.Namun demikian
manajemen menyadari bahwa setiap produk akan mengalami daur hidup
walaupun bentuk sebenarnya dan beberapa lama produk itu bertahan sangatlah
sukar untuk diperkirakan,tahap-tahap yang dilalui dalam kehidupan produk
sering disebut daur hidup produk atau product Life Cycle.
Adapun tahapan daur hidup produk adalah sebagai berikut:
a. Tahap perkenalan.
Tahap ini merupakan tahap awal pertama kalinya produk diperkenalkan
atau dipasarkan ,sehingga volume penjualannya rendah,dan pertumbuhan
penjualannya sangat lambat,tahap ini ditandai dengan adanya biaya promosi
dandistribusi yang tinggi,harga perolehan tinggi dan sudah tentu belum ada
laba,karena biay untuk pengenalan produk tersebut sangat tinggi.
b. Tahap pertumbuhan.
Pada tahapan ini produk mulai diterima konsumen sehingga volume
penjualannya meningkat relative pesat.Tahap ini ditandai dengan masuknya
pesaing baru karena tertarik pada peluang pasar.mereka juga
memperkenalkan produk barunya yang akhirnya akan memperluas pasar. Di
samping itu, harga relatif tetap atau sedikit agak turun karena permintaan
meningkat tajam. Biaya produksi turun ,sedang biaya promosi relative
tetapatau sedikit naik karena untuk mengantisipasi pesaing, laba meningkat
karena biaya promosi turun dengan volume penjualan meningkat lebih besar.
Strategi pada tahap ini adalah:
1. Menambahkan nilai keistimewaan dan model produk serta kualitasnya.
2. Memasuki segmen pasar baru
3. Mengadakan saluran distribusi baru
4. Kebijaksanaan penurunan harga pada saat yang tepat untuk menarik
pembeli.
5. Mengalihkan iklan dan mengedarkan produk.
Pada tahap ini ditandai dengan merosotnya penjualan secara drastis dalam
waktu lama.Laba yang diprediksikan semakin berkurang ,serta pesaing yang
lemah akan berguguran satu persatu.
Strategi yang digunakan pada tahap ini adalah:
1. Modifikasi pasar
2. Modifikasi Produk
3. Modifikasi bauran Pemasaran
a) Tahap Penurunan
Tahap ini ditandai dengan merosotnya penjualan secara drastis dalam waktu
lama.karena adanya kemajuan teknologi pergantian selera
konsumen,meningkatnya persaingan domestic.Laba menurun sehingga
banyak perusahaan yang mengundurkan diri. Strategi ini digunakan dalam
tahapan ini adalah:
1. Melepaskan produk yang merugi atau lini produk yang rugi
2. Inovasi untuk menemukan sesuatu yang baru
3. Memilih distributor yang lebih selektif
4. Promosi hanya kepada pelanggan tetap
5. Penurunan harga
6. Menjual perusahaan kepada perusahaan lain.

3.2.5 Merk Produk


Untuk memasarkan suatu produk diperlukan merk produk yang membedakan
suatu produk dengan produk yang lainnya. Merk itu berupa nama, istilah,
lambang atau kombinasi dari semua yang dimaksudkan.
Tujuan pemberian merk adalah seperti berikut ini:
1. Untuk mengidentifikasi guna memudahkan penanganan produk
2. Untuk melindungi keutuhan produk dari kemungkinan ditiru pesaing.
3. Untuk memudahkan konsumen menemukan produk yang diinginkan.
4. Untuk dasar diferensiasi harga.
a. Penggolongan merk dagang
Pada dasarnya merk dagang dapat dibedakan atas empat macam yaitu:
1. Merk individual. Merk yang hanya digunakan untuk satu macam
produk. Contoh unilever memproduksi sabun merk Lux dan Lifebuoy.
2. Merk Kelompok. Merk yang digunakan untuk beberapa jenis barang
misalnya merk Honda dan Toshiba.
3. Merk kelompok sendiri untuk semua produk. Merk berbeda untuk tiap-
tiap kelompok produk yang dihasilkan perusahaan. Contoh sepatu
merk A untuk wanita, sepatu merk bentuk pria.
4. Merk dagang yang dikombinasikan dengan nama setiap produk,merk
dagang perusahaan dengan nama merk masing-masing produk yang
dihasilkan. Contoh: Honda (sepeda motor)dengan nama Honda Astrea
Star dan Honda Astrea Prima.
b. Dasar Pemilihan Merk
Pemilihan merk hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Memberi gambaran tentang manfaat produk.
2. Menunjukkan mutu produk
3. Mudah diucapkan, dikenal dan diingat
4. Harus Mudah Dibedakan.

MENGELOLA SDM
1. Organisasi merupakan wadah suatu kegiatan, termasuk kegiatan usaha. Bukan hanya
sebagai wadah organisasi juga memberikan kejelasan tentang fungsi, wewenang dan
tanggung jawab setiap orang yang terlibat dalam kegiatan sebuah usaha.
Manajemen tidak mungkin dipisahkan dari organisasi, demikian juga organisasi
tidak mungkin dipisahkan dari manajemen. Organisasi dan manajemen dapat berjalan
bila didalamnya diisi oleh sumber daya manusia yang mengerti dan memahami apa
visi, misi, dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi usaha.
Sumber daya manusia menjadi dominan diantara sumber daya lainnya, karena manusia
berbeda dari sumber daya lainnya. Oleh karena itu pelaku usaha perlu memahami
tentang:
a. Organisasi dan manajemen
b. Pengelolaan sumber daya manusia
1.1 Organisasi dan Manajemen
Perspektif manajemen usaha skala kecil relatif sedikit berbeda dari manajemen
usaha skala besar manajemen. Beberapa perbedaan dimaksud antara lain, pada
perusahaan besar dan mapan antara fungsi dan tugas manajer telah dipilah-pilah
sedemikian rupa sesuai strategi dan struktur organisasi. Dengan demikian, sekalipun
seseorang memiliki fungsi pada unit kerja divisi keuangan mialnya, akan tetapi tugas
divisi tersebut terbagi ke dalam sub-sub divisi, misalnya sub divisi perbendaharaan,
sub divisi investasi dan sejenisnya.
Pada perusahaan kecil, dimana seluruh sumber daya masih sangat terbatas,
fungsi dan tugas seorang manajer berbaur menjadi satu. Hal ini disebabkan karena
memang dalam usaha kecil posisi manajer, selain belum diperlukan manajer yang
jumlahnya banyak, juga adanya kendala keterbatasan. Manajer pada usaha kecil,
seringkali juga merupakan pendiri dan atau pemilik. Dia harus menghadapi seluruh
persoalan yang ada di dalam perusahaan. Permasalahan dimaksud, dimulai sejak nol,
dalam arti sejak awal perusahaan berdiri. Dengan demikian maka kelemahan pada
usaha kecil tersebar secara luas. Manajer pada usaha kecil apalagi yang baru dan
sedang tumbuh menghadapi permasalahan yang tidak dihadapi oleh manajer
perusahaan besar. Perusahaan kecil selain memiliki dana yang terbatas juga tidak
memiliki pegawai yang memiliki kompetensi sesuai diharapkan.
Transformasi Dan Tuntutan Perubahan
Pelaku usaha kecil berjuang keras agar usaha yang dirintisnya ( infant )tidak
mati. Sebutlah ini sebagai fase pertama. Seiring dengan berjalannya waktu, apabila
berhasil maka perusahaan mampu bertahan hidup dan tidak mati ( survival ).
Sebutlah ini sebagai fase kedua. Perjuangan selanjutnya sesudah fase mampu
bertahan hidup, dilalui perusahaan sampai fase ketiga yaitu tumbuh dan
berkembang. Fase keempat dari perjuangan seorang pendiri usaha, adalah
perusahaan menuju posisi matang dan mapan (maturity ).
Lamanya setiap tahapan proses transformasi bentuk dari usaha bayi sampai
dengan perusahaan dewasa untuk pelaku usaha yang satu dengan yang lain tentu
tidak sama. Namun yang jelas bahwa proses transformasi itu sendiri sebenarnya
harus diikuti dengan perubahan pola organisasi dan pola manajemen yang dijalankan
pelaku usaha selaku manajer perusahaan. Artinya pelaku usaha memilki sikap untuk
senantiasa beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Lingkungan usaha pada
saat masih usaha kecil, sejalan dengan perkembangan usaha sangat berbeda dengan
lingkungan ketika pada saat perusahaan telah menjadi besar.
Manajer pada usaha kecil lebih banyak tugas melaksanakan daripada
merencanakan. Semakin tumbuh perusahaan sebagian kegiatan melaksanakan harus
diberikan kepada orang lain, karena pimpina usaha perlu waktu untuk melaksanakan
tugas evaluasi, pengendalian dan perencanaan. Kemudian semakin berkembang
perusahaan semakin pula pmpinan perusahaan memerlukan waktu untuk pekerjaan
yang bersifat manajerial. Besarnya presentase kebutuhan waktu untuk melaksanakan
pekerjaan manajerial semakin tinggi tahapan pertumbuhan perusahaan semakin
berbanding terbalik ketika pada tahap awal

1.2 Pengelolaan SDM


Sumber daya manusia adalah sumber daya yang paling krusial karena
merupakan satu-satunya sumber daya yang sekaligus mampu merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan sumber daya yang lain. Sumber daya manusia
mampu merencanaka, melaksanakan dan mengatur sumber daya keuangan, sumber
daya fisik dan sumber daya informasi.
Dengan demikian di dalam organisasi usaha sumber daya manusia memiliki
fungsi yang sangat stratejik. Pengelolaannya memerlukan perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian yang stratejik pula. Maksud dari pengelolaan stratejik disini
adalah bahwa dalam melakukan kegiatan pengelolaan sumber daya ini, seluruh
fungsi manajemen harus selalu diadaptasikan dengan situasi dan kondisi lingkungan
yang sedang berkembang. Dengankata lain dalam menyusun perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian sumber daya manusia harus senantiasa disesuaikan
dengan perubahan dan perkembangan lingkungan yang terjadi diluar perusahaan

MENGELOLA PRODUKSI
1. Pengadaan dan Pengelolaan Persediaan
1.1.Pengertian Pengelolaan Produksi
Manajemen produksi adalah suatu proses secara berkesinambungan dan
efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasin, pengarahan, dan pengendalian untuk mengintegrasikan
berbagai sumberdaya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen produksi pada BUM Desa merupakan kegiatan pengelola BUM
Desa yang berhubungan dengan pembuatan produk (barang atau jasa).
Pengertian produksi diartikan sebagai kegiatan menghasilkan barang untuk
tujuan memperoleh keuntungan. Namun, pengertian ini terlalu sempit, sebab
produksi yang dilakukan oleh BUM Desa juga dapat menghasilkan jasa, baik
untuk tujuan memperoleh keuntungan atau tujuan sosial kemasyarakatan.
Sehingga pengertian tentang produksi harus diperluas menjadi penciptaan barang
dan jasa. Oleh karena itu, istilah produksi kemudian diganti dengan operasi.
Operasi (operations) adalah kegiatan (proses) merubah masukan (input)
menjadi keluaran (output) sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya
(nilai tambah). Seperti nampak pada gambar 1. Dengan kata lain, operasi adalah
kegiatan merubah bentuk untuk menambah nilai lebih (manfaat) atau
menciptakan manfaat baru. Sebagai contoh kegiatan operasi dapat dilakukan
oleh organisasi pencari laba (for-profit), misalnya perusahaan furniture, jasa
angkutan, dan lembaga bukan pencari laba (not for-profit), misalnya panti
asuhan, lembaga penelitian, BUM Desa, LSM, dll.

2. Mengelola Proses Produksi


Proses Produksi
Masukan atau input dikategorikan dua macam, yaitu faktor faktor produksi yang
berupa 4 M [man (manusia), money (uang), material (bahan baku), method
(mesin/peralatan/tekhnologi)] dan informasi. Manajemen operasi adalah usaha
pengelolaan secara optimal penggunan faktor produksi: tenaga kerja, mesin-mesin,
peralatan, bahan mentah dan faktor produksi lainnya dalam proses tranformasi menjadi
berbagai produk barang dan jasa. Saat ini informasi telah menjadi faktor produksi yang
sangat penting bagi perusahaan. Informasi adalah adalah input yang berasal dari luar
organisasi, misalnya informasi tentang jumlah penduduk, karakteristik penduduk,
jumlah konsumen, dan penghasilan konsumen. Keluaran atau output adalah produk,
yaitu dapat berupa barang dan jasa. Sedangkan umpan balik adalah input untuk
perbaikan dalam proses operasi perusahaan.
Manajemen operasi setidaknya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi perencanaan, mencakup perencanaan produk, perencanaan fasilitas, dan
perencanaan pengunaan sumber daya produksi.
b. Fungsi pengorganisasian, mencakup penentuan struktur organisasi dan kebutuhan
sumber daya yang diperlukan di bagian produksi untuk mencapai tujuan operasi
serta mengatur wewenang dan tanggung jawab yang diperlukan dalam
pelaksanaannya.
c. Fungsi pengarahan, mencakup kegiatan memberikan arah dan memotivasi para staf
pada bagian produksi untuk melaksanakan tugasnya.
d. Fungsi pengendalian, mencakup kegiatan mengembangkan standar kualitas, waktu
kerja, dan hasil kerja pada bagian produksi.

Fungsi-fungsi pengelolaan operasi tersebut jika dijalankan oleh pengelola BUM


Desa dengan efektif dan efisien akan menghasilkan produk yang berkualitas. Produk
yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen/masyarakat. Manajer operasi melakukan
fungsi-fungsi proses manajemen untuk mengarahkan keluaran (output) dalam jumlah,
kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen. Jadi
manajer operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang dan jasa, mengambil
keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi, dan mengkaji
pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.

3. Manjemen Mutu
Manajemen mutu adalah seluruh tingkatan manajemen dalam perusahaan yang dalam
kegiatannya berorientasi pada penciptaan mutu produk yang tinggi sebagai upaya
penerapan sistem jaminan mutu. Sistem manajemen pada suatu perusahaan merujuk
pada perencanaan dan rekayasa mutu yang baik serta pengendalian mutu pangan.

1.1 Perencanaan dan Rekayasa Mutu


Perencanaan dan rekayasa mutu terdiri dari fungsi-fungsi staf spesialis dan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan. Definisi dan perencanaan mutu pada
tahap sebelum produksi. Secara rinci adalah sebagai berikut :

a. Saran terhadap manajemen mengenai kebijakan mutu perusahaan dan penyusunan


tujuan-tujuan mutu yang realistis
b. Analisis persyaratan mutu pelanggan dan penyusunan spesifikasi rancangan
c. Tinjau ulang dan evaluasi rancangan produk untuk memperbaiki mutu dan
mengurangi biaya mutu
d. Mendefinisikan standar mutu dan menyusun spesifikasi produk
e. Merencanakan pengendalian proses dan menyusun prosedur-prosedur untuk
menjamin kesesuaian mutu
f. Mengembangkan teknik-teknik pengendalian mutu dan metoda inspeksi termasuk
merancang peralatan uji khusus
g. Melaksanakan studi kemampuan proses
h. Analisis biaya mutu
i. Perencanaan pengendalian mutu untuk bahan yang diterima, termasuk evaluasi para
pemasok
j. Audit mutu di tingkat perusahaan
k. Mengorganisasi program pelatihan dan peningkatan motivasi untuk perbaikan mutu

1.2 Pengendalian Mutu Pangan


Kegiatan pengendalian mutu mencakup kegiatan menginterpretasikan dan
mengimplementasikan rencana mutu. Rangkaian kegiatan ini terdiri dari pengujian pada
saat sebelum dan sesudah proses produksi yang dimaksudkan untuk memastikan
kesesuaian produk terhadap persyaratan mutu. Mengacu Kadarisman (1994), sesuai
dengan standar ISO 9000, maka kegiatan pengendalian memiliki fungsi antara lain:

a. Membantu dalam membangun pengendalian mutu pada berbagai titik dalam proses
produksi.
b. Memelihara dan mengkalibrasi peralatan pengendalian proses.
c. Meneliti cacat yang terjadi dan membantu memecahkan masalah mutu selama
produksi.
d. Melaksanakan pengendalian mutu terhadap bahan yang diterima.
e. Mengoperasikan laboratorium uji untuk melaksanakan uji dan analisa.
f. Mengorganisasikan inspeksi pada setiap tahap proses dan spot checks bilamana
diperlukan.
g. Melaksanakan inspeksi akhir untuk menilai mutu produk akhir dan efektivitas
pengukuran pengendalian mutu.
h. Memeriksa mutu kemasan untuk memastikan produk mampu menahan dampak
transportasi dan penyimpanan.
i. Melakukan uji untuk mengukur dan menganalisa produk yang diterima akibat
tuntutan konsumen.
j. Memberikan umpan balik data cacat dan tuntutan konsumen kepada bagian
rekayasa mutu.

Pengendalian mutu produk pangan menurut Hubeis (1999), erat kaitannya dengan sistem
pengolahan yang melibatkan bahan baku, proses, pengolahan, penyimpangan yang
terjadi dan hasil akhir. Sebagai ilustrasi, secara internal (citra mutu pangan) dapat dinilai
atas ciri fisik (penampilan: warna, ukuran,bentuk dan cacat; kinestika: tekstur,
kekentalan dan konsistensi; citarasa: sensasi, kombinasi bau dan cicip) serta atribut
tersembunyi (nilai gizi dan keamanan mikroba). Sedangkan secara eksternal (citra
perusahaan) ditunjukkan oleh kemampuan untuk mencapai kekonsistenan mutu (syarat
dan standar) yang ditentukan oleh pembeli, baik di dalam maupun di luar
negeri. Pengendalian mutu pangan juga bisa memberikan makna upaya pengembangan
mutu produk pangan yang dihasilkan oleh perusahaan atau produsen untuk memenuhi
kesesuaian mutu yang dibutuhkan konsumen. Untuk ilustrasi sederhana, suatu kegiatan
pengendalian mutu yang dilakukan suatu pasar swalayan, yaitu melakukan sortasi
berulang-ulang terhadap sayur dan buah-buahan yang diperoleh dari pemasok sebelum
siap dijual. Misalnya penerimaan diidentifikasikan oleh kondisi daun hijau segar dan
tidak kekuningan atau coklat, daun tidak berlubang, batang/tangkai daun tidak lecet/luka
atau patah, tidak berbau yang tidak enak, warna cerah dan mengkilap, tidak layu dan
tidak berserangga/berulat; dan untuk buah-buahan dicirikan oleh tingkat kematangan
optimum, ukuran dan bentuk relatif seragam, tidak berlubang, tidak cacat fisik dan
permukaan menarik.
Pada umumnya manajemen mutu dilakukan sebagai tindak lanjut atas sistem jaminan
mutu yang telah diterapkan dan diakui sebagai jaminan untuk konsumen, seperti
HACCP atau ISO. Manajemen mutu pada tiga bagian utama penjamin mutu (quality
conrol, quality assurance, quality manajement) menjadi titik kritis dalam penerapan
sistem jaminan mutu di suatu perusahaan.

1.2.1 Manajemen mutu di bagian Quality control


Quality control merupakan bagian yang bertugas menjamin mutu dari segi produk dan
proses yang dilakukan selama produksi sehingga pengendalian mutu bagian quality
control mencakup pengendalian mutu pada bagian produksi.

1.2.2 Manajemen mutu di bagian Quality assurance


Quality assurance merupakan bagian yang bertugas melakukan pengawasan dan
pengendalian proses produksi untuk menghasilkan produk dengan standar mutu yang
telah ditentukan serta mengadakan penelitian dan pengembangan produk dalam tujuan
meningkatkan kepuasan konsumen sehingga pengendalian mutu pada quality assurance
mencakup pengendalian mutu pada bagian quality control dan bagian research and
development.
Pada proses pengawasan quality assurance bekerjasama dengan bagian quality control
yang bertanggung jawab terhadap bagian produksi dalam menjamin mutu produk yang
dihasilkan. Pembagian tugas dalam quality control dalam mengawasi produksi harus
memperhatikan sumber daya yang tersedia dan volume produksi yang dijalankan.
Pembagian tugas dapat dilakukan dengan memberi tanggung jawab kepada beberapa
orang pada bagian-bagian kritis selama proses produksi seperti prosespenyedia bahan
baku, proses pengalengan, proses pasteurisasi, atau proses packaging. Selain itu dalam
quality control sendiri diperlukan kepala bagian dan asisten kepala bagian serta bagian
administrasi QC yang bertugas mengawasi kinerja staff QC yang bertugas. Berdasarkan
hasil atau data yang diperoleh dari QC, baik pada bagian produksi atau pada bagian QC
sendiri, dilaporkan pada bagian QA untuk kemudian dilakukan evaluasi dalam hal
memperbaiki kualitas atau mempertahankan prestasi yang telah tercapai.
Pengawasan juga dilakukan pada bagian research and development. Pada bagian ini
pengawasan dapat langsung dilakukan oleh QA atau dengan bantuan QC dengan
mempertimbangkan sistem mutu yang diterapkan. Pengembangan produk baru sebagai
upaya menjaga kualitas produk pada bagian research and development merupakan salah
satu proses untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap mutu dan kualitas
perusahaan, sehingga pengawasan dapat langsung dilakukan oleh QA. Pada bagian ini
hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Pengembangan dan penelitian formulasi produk baru


b. Pengawasan dan pengendalian pada bagian produksi pengembangan produk
diantaranya pada bahan baku, alur proses, produk akhir, dan gudang.
c. Pengawasan mutu produk dengan pengujian produk akhir

Penggunaan form pencatatan selama proses pengawasan sangat berguna dalam


memberikan masukan pada manajemen tentang peningkatan kualitas dan perbaikan
kinerja. Selain itu, form yang digunakan dapat menjadi dokumen untuk menelusuri
kemungkinan kesalahan prosedur jika terdapat pengaduan dari konsumen. Form
pencatatan dalam upaya menjaga kualitas produk diantaranya form kualitas bahan baku,
form kontaminan, form alur proses, form pasteurisasi, atau form packaging.

1.2.3 Manajemen mutu di bagian Quality manajement (TQM)

TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi/perusahaan melalui perbaikan terus menerus
atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya, (Tjiptono dan Diana, 1995). Oleh
karena itu pendekatan mutu total ini hanya akan dapat dicapai dengan memperhatikan
karakteristik TQM sebagai berikut:

a. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.


b. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
c. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah.
d. Memiliki komitmen jangka panjang.
e. Membutuhkan kerjasama tim.
f. Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
g. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
h. Memberikan kebebasan yang terkendali.
i. Memiliki kesatuan tujuan.
j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan

TQM yang baik dan berkualitas pada suatu industri adalah yang berorientasi pada
standar jaminan mutu (keunggulan kompetitif) untuk meningkatkan kualitas produksi
dan efisiensi kerja di segala bidang, terutama pada sektor yang menghasilkan produksi
dan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk memuaskan konsumen secara
menyeluruh, (Hubies,1999). Pendekatan ini dapat dilakukan dengan terus meningkatkan
pangsa pasar, dan keuntungan yang diukur dari kinerja perusahaan, yaitu meliputi
tujuan, mutu, biaya, pelayanan, keandalan dan hubungan konsumen.

TQM, menurut Tenner dan Detoro (1992), menekankan mutu sebagai hal yang
didefinikan oleh pelanggan (kepuasan), mutu sebagai hal yang dicapai oleh manajemen
(standarisasi) dan mutu itu sendiri merupakan tanggung jawab dari perusahaaan
(kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya manusia).

Hubeis (1999) memberikan ilustrasi dari penerapan TQM, pada kasus industri daging
ayam potong yang dimulai dari pembiak bibit, peternak, perusahaan pakan, peternakan
ayam, transportasi, rumah potong ayam, pengolahan, distribusi dan sampai ke konsumen
dilakukan pengendalian tidak hanya pada produk akhir (daging), tetapi juga pengawasan
terhadap proses lain yang terkait dengan mata rantai pemasaran, produk antara dan jasa.
Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan perbaikan mutu yang terus menerus dan
kepuasan konsumen. Dalam hal ini pengetahuan (sanitasi dan teknologi mutu produk
pada akhir siklus) dan pengendalian proses produksi (misal sistem produksi intensif
dengan 90 % produksi ayam potong berasal dari ayam hibrida) serta koordinasi seluruh
hal terkait (kemitraan dan penerapan pengendalian mutu) adalah penting untuk
menghasilkan mutu yang baik.

Terlihat bahwa manajemen mutu pada tingkat TQM berhubungan dengan seluruh proses
pada organisasi (komitmen dan fokus kinerja) yang memberikan kontribusi langsung
(barang dan jasa) ataupun perilaku terhadap mutu yang didefinisikan oleh konsumen.

MENGELOLA PEMODALAN USAHA


1. Pengelolaan Modal Kerja
1.1 Pengertian Program Kerja
Menurut I Made Sudana dalam bukunya yang berjudul Manajemen Keuangan Teori
dan Praktik pada halaman 69-70,Ada dua konsep tentang modal kerja yang sering
digunakan,yaitu :
Modal kerja kotor (Gross working capital),yaitu keseluruhan aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan. Dengan demikian keseluruhan aktiva lancar seperti kas,piutang
dan persediaan merupakan modal kerja perusahaan.
Modal kerja bersih (Net working capital),yaitu selisih antara aktiva lanacar dengan
utang lancar.Dengan demikian bagian aktiva lancar yang diperuntukan membayar
utang tidak termasuk modal bersih perusahaan. Dengan kata lain,modal kerja bersih
merupakan modal kerja benar-benar dipergunakan untuk operasional perusahaan dan
bukan untuk membayar utang.

1.2 Pentingnya Modal Kerja


Modal kerja secara langsung berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan perusahaan
sehari-hari. Sehingga manajemen modal kerja dianggap penting oleh perusahaan.
Dan dibuktikan dengan berbagai alasan,yaitu :
a. Dalam perusahaan manufaktur,sebagian besar aktivanya merupakan aktiva
lancar. Dengan demikian jumlah investasi dalam modal kerja cukup besar maka
perlu dikelola dengan baik.
b. Ditinjau dari kegiatan manajer keuangan suatu perusahaan,lebih dari separuh
waktunya digunakan untuk mengelola aktiva lancar. Dngan halini maka
manajemen modal kerja sangatlah pentingbuntuk mnjaga kelancaran kegiatan
perusahaan.

1.3 Perputaran dan waktu terikatnya modal kerja


Modal kerja selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan masih
beroperasi.periode perputaran modal kerja dimulai dai saat uang kas diinvstasikan
dalam unsur-unsur modal kerjasampai dana tersebut kembali lagi menjadi kas.
Semakin pendek periode terikatnya uang kas pada masing-masing komponen modal
kerja,berarti semakin cepat perputaran modal kerja tersebut. Perputaran modal kerja
suatu perusahaan tergantung pada jenis perusahaan,kebijaksanaan pembeliandan
kebijaksanaan penjualan dari perusahaan tersebut.
a. Perusahaan Dagang
b. perusahaan pabrikan
KAS 1 atau Modal dijadikan upah TK. bahan baku,yang nantinya menjadi barang
jadi,jika melakukan penjualan tunai,maka hasil penjualan tersebut menjadi kas 2.
Sedangkan jika melakukan penjualan secara kredit,akan timbul piutang sebagai
akibat dari penjualan kredit yang nantinya akan menjadi kas

1.4 Kebutuhan Modal Kerja


Kebutuhan modal kerja (Working Capital Requirement/WCR) sangat penting
bagi perusahaan karena aktiva bersih seperti kas, kebutuhan modal kerja, dan
aktivitas tetap merupakan investasi yang diharapkan penyedia dana agar di berikan
pengembalian yang kompetitive oleh manajernya.
Kebutuhan modal kerja sangat erat kaitannya dengan siklus operasi perusahaan,
waktu yang dibutuhkan mulai pembelian bahan baku sampai menjadi produk jadi
disebut periode produksi, periode penjualan dilakukan beberapa hari atau minggu
setelah produksi selesai.
Siklus operasi tidak berhenti sampai pada penjualan produk, apabila perusahaan
memberikan keredit akan terjadi periode piutang yang menunjukkan lama waktu
perusahaan untuk menagih utang tunai dari pelanggan setelah penjualan terjadi.
Bahan baku, produk setengah jadi atau produk jadi yang berada dalam
perusahaan dikatakan sebagai persediaan sehingga jumlah periode produksi dan
periode penjualan sama dengan periode persediaan. Lamanya siklus operasi
perusahaan merupakan jumlah dari periode piutang dan persediaan, siklus ini
berkaitan dengan investasi yang menunjang kegiatan operasi seperti penyewaan
peralatan, gedung, serta aktiva tetap lainnya. Apabila perusahaan diberikan hak
untuk menggunakan aktiva yang disewa tersebut selama 12 bulan kemuka, maka
akan timbul biaya dibayar dimuka yang dikelompokkan sebagai aktiva lancar. Biaya
ini sangat berkaitan dengan siklus operasi dan mewakili investasi lebih lanjut yang
dibuat oleh perusahaan.
Perusahaan juga membutuhkan tingkat kas tertentu untuk menunjang operasi
sehari-hari, misalnya pengecer perlu menyimpan uang kas dikasir jenis investasi ini
disebut sebagai kas operasi untuk membedakan dari kelebihan kas

2. Perencanaan Anggaran Modal


3.1.Pengertian Anggaran Modal
Anggaran modal berhubungan dengan keseluruhan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu
pengembalian dananya lebih dari satu tahun.
Anggaran barang modal sering disebut juga dengan penganggaran barang
modal atau anggaran untuk pengadaan aktiva tetap. Istilah barang modal
mengacu pada aktiva tetap yang digunakan dalam produksi dan anggaran, berarti
suatu rencana yang merinci arus kas masuk dan arus kas keluar untuk jangka
waktu tertentu di masa akan datang.
Jadi anggaran modal menekankan pada rencana pengeluaran untuk
memperoleh aktiva tetap. Dan penganggaran barang modal adalah seluruh proses
untuk menganalisis proyek serta untuk memutuskan apakah proyek bersangkutan
akan dimasukan ke dalam anggaran modal.
Anggaran modal meliputi keseluruhan proses perencanaan pengeluaran uang
yang hasil pengembaliannya diharapkan lebih dari satu tahun. Contoh,
pengeluaran investasi dalam bentuk tanah, bangunan atau mesin, pengembangan
sumber daya manusia, departemen pengembangan dan penelitian (R&D).

3.2.Pentingnya Anggaran Modal


Beberapa alasan mengapa anggaran modal mempunyai arti yang sangat
penting bagi perusahaan, antara lain adalah :
1. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jngka waktu yang panjang.
2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di
masa yang akan datang.
3. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut, biasanya meliputi jumlah yang
besar dan sulit untuk menjual kembali aktiva tetap yang telah dipakai.
4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal
tersebut akan mengakibatrkan kerugian besar dengan dampak antara lain :
biaya depresi yang berat, beban bunga modal pinjaman, biaya perunit yang
meningkat bilamana kapasitas mesin terlalu besar tetapi tidak dapat
dimanfaatkan secara optimal.
Oleh karena itu, keputusan tentang pemilihan investasi merupakan keputusan
yang paling penting diantara dengan berbagai keputusan yang harus diambil
oleh seorang manajer keuangan. Keputusan tersebut tidak saja menentukan
tingkat resiko yang harus ditanggung melainkan juga menetukan tingkat
keuntungan perusahaan untuk masa yang akan datang.

3. Pengelolaan Risiko
Salah satu unsur dalam menunjang pelaksanaan tata kelola perusahaan adalah
pengelolaan risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan. Manajemen perusahaan melakukan identifikasi serta perkiraan kemungkinan
munculnya potensi risiko beserta dampaknya dan diikuti dengan penentuan tingkat
risiko tersebut. Kemudian menelaah kecukupan pengendalian intern dalam mengurangi
dampak dari risiko yang sudah diidentifikasi serta menyusun rencana untuk
meningkatkan pengendalian risiko yang dirasakan belum efektif.
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang produksi dan perdagangan produk-
produk alas kaki untuk melayani permintaan pasar dalam negeri dan luar negeri,
Perseroan menghadapi risiko yang timbul baik dari internal maupun eksternal.

3.1. Kondisi Ekonomi


Permintaan terhadap sepatu memiliki korelasi yang kuat terhadap kondisi
ekonomi nasional, regional maupun global. Untuk mengantisipasi perubahan
kondisi ekonomi yang terjadi, Perseroan selalu berusaha mengikuti perkembangan
informasi terkini dan kemudian melakukan langkah-langkah yang diperlukan.
3.2. Risiko Pasar
Risiko pasar untuk penjualan sepatu ekspor mencakup antara lain fluktuasi nilai
tukar valuta asing, penerapan tariff untuk melindungi produk setempat, situasi
politik yang tidak pasti, biaya adaptasi dan komunikasi yang mahal, dan hambatan
perdagangan lainnya.
Risiko pasar untuk penjualan domestik lebih kepada melemahnya daya beli
pasar. Karakteristik produk sepatu termasuk dalam kebutuhan tersier, dan menjadi
urutan kesekian dalam setiap alokasi dana konsumen. Lemahnya harga beberapa
komoditi ekspor yang berasal dari perkebunan dan pertambangan serta kenaikan
harga berbagai kebutuhan pokok lainnya sangat berpengaruh terhadap pasar sepatu
karena mengurangi daya beli pasar.
Berbagai langkah telah dilaksanakan oleh Perseroan untuk dapat meningkatkan
penjualan, antara untuk penjualan ekspor melalui negosiasi peninjauan harga secara
berkala dengan pihak buyer, dan untuk pasar lokal antara lain melalui inovasi
desain-desain baru dan peningkatan efisiensi agar dapat menekan biaya produksi.

3.3 Risiko Rantai Pasokan (Supply Chain Risk)


Rantai Pasokan adalah serangkaian aktivitas sejak dari bahan baku dan
komponen produksi lainnya sampai menjadi produk akhir yang diserahkan ke
konsumen. ketika satu tahapan dari rantai pasokan tersebut tidak dapat berjalan
dengan baik, maka seluruh rantai pasokan akan terganggu, yang pada akhirnya akan
berakibat pada menurunnya pendapatan, meningkatnya biaya, dan merusak reputasi
bisnis dan kepercayaan konsumen.
Secara umum, risiko rantai pasokan terbagi dua jenis:
Risiko Rantai Pasokan Eksternal, antara lain:
1. Risiko Permintaan, yang disebabkan oleh kesalahan memperkirakan selera
dan permintaan pasar;
2. Risiko Pasokan, yang disebabkan oleh adanya gangguan terhadap aliran
produk di dalam rantai pasokan;
3. Risiko Lingkungan, yang terkait dengan kondisi sosial, ekonomi,
pemerintahan dan iklim;
4. Risiko Bisnis, yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti kestabilan kondisi
keuangan pemasok, penualan/pembelian perusahaan supplier, dsb.
5. Risiko Fisik Pabrik, yang disebabkan antara lain oleh kondisi fasilitas pabrik
supplier, dan tingkat kepatuhan supplier kepada peraturan.
6. Risiko Rantai Pasokan Internal, antara lain:
7. Risiko Produksi, yang disebabkan oleh gangguan pada proses produksi;
8. Risiko Bisnis, yang disebabkanm oleh perubahan personal inti, manajemen,
struktur laporan, dan proses bisnis.
9. Risiko Perencanaan dan Pengawasan, yang disebabkan oleh perencanaan
dan pengawasan yang tidak memadai karena tidak efektifnya fungsi
manajemen.
10. Pengelolaan risiko-risiko tersebut di atas bisa dilakukan dengan melakukan
antisipasi atas risiko-risiko yang mungkin terjadi, meminimalisir
kemungkinan terjadinya risiko dimaksud, serta merencanakan penanganan
yang harus dilakukan apabila risiko yang tidak dikehendaki tersebut terjadi.
Dengan pengelolaan risiko yang baik, kerugian yang ditimbulkan dapat
diminimalisir.

4. Laporan Keuangan
Berikut ini saya sajikan pengertian Laporan Keuangan menurut para ahli:
4.1.Menurut buku I (pertama) Principles of Accounting – Indonesia Adaptation
Definisi Laporan Keuangan adalah laporan yang disiapkan untuk para
pengguna setelah transaksi-transaksi dicatat dan dirangkum.
Masih menurut penjelasan dalam buku tersebut, Laporan Keuangan terdiri
dari:
a. Laporan Laba Rugi
b. Laporan Ekuitas Pemilik
c. Neraca
d. Laporan Arus Kas
4.2. Menurut buku Essentials of Financial Management karya Eugene F.
Brigham
Dalam buku tersebut dituliskan bahwa:
Definis Laporan Keuangan perusahaan adalah beberapa lembar kertas dengan
angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan
aset-aset nyata yang berada di balik angka-angka tersebut”
Jika kita dapat memahami bagaimana dan mengapa akuntansi ada serta
bagaimana laporan keuangan digunakan.
Kita akan dapat membayangkan dengan lebih baik apa yang sedang terjadi
dan mengapa informasi akuntansi memiliki arti yang begitu penting.
Ada juga Laporan Keuangan Konsolidasian, di mana menurut Keputusan
Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012,
adalah:
Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan suatu kelompok
usaha yang disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal yang
menggabungkan seluruh entitas yang dikendalikan oleh emiten atau
perusahaan publik, termasuk entitas bertujuan khusus (EBK).

4.3.Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan Laporan Keuangan adalah untuk memberikan informasi yang
menyeluruh mengenai:
a. posisi keuangan,
b. kinerja keuangan, dan
c. arus kas perusahaan
Informasi-informasi tersebut sangat penting dan bermanfaat bagi pihak-pihak
terkait untuk mendukung proses pengambilan keputusan ekonomi penting dan
strategis.
Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan
dicurahkan.
Oleh karena itu, penentuan tujuan Laporan Keuangan adalah langkah yang
paling krusial dalam perekayasaan akuntani.
Tujuan laporan keuangan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang relevan yang akhirnya menentukan:
- Bentuk
- Isi
- Jenis
- Dan susunan Laporan Keuangan.
Untuk menurunkan tujuan laporan keuangan, pihak yang dituju dan
kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas.
Sehingga informasi yang dihasilkan laporan keuangan dapat memuaskan
kebutuhan pihak yang dituju.
Pada gilirannya, pihak yang dituju akan melakukan tindakan atau mengambil
keputusan yang mengarah ke pencapaian tujuan .

4.4.Fungsi Laporan Keuangan


Fungsi Laporan Keuangan adalah untuk menilai kondisi keuangan
perusahaan saat ini dan memprediksi hasil operasi dari arus kas di masa
mendatang.
Sebagai contoh, staf kredit di bank menggunakan laporan
keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah suatu perusahaan layak
diberi pinjaman atau tidak.
Begitu pinjaman diberikan, peminjam dapat diminta untuk
mempertahankan rasio jumlah aset terhadap kewajiban pada tingkat
tertentu.
Dan financial statement perusahaan digunakan untuk memonitor rasio
ini.

4.5.Jenis Laporan Keuangan


Ada 5 jenis laporan keuangan menurut PSAK, yaitu:
b. Neraca / Laporan Posisi Keuangan (Statements of Financial Position)
pada akhir periode.
c. Laporan Laba Rugi (Statements of Profit or Loss) selama periode.
d. Laporan Perubahan Ekuitas / Laporan Perubahan Modal (Statements of
Changes in Equity), selama periode.
e. Laporan Arus Kas (Statements of Cash Flows), selama periode
f. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to The Financial Statements),
berisi penjelasan kebijakan akuntansi dan informasi penting lainnya.

REGULASI DAN ETIKA BISNIS


1. REGULASI DAN ETIKA BISNIS
1.1.Ketentuan Umum Pembinaan UMKM
Ketentuan Umum Terkait UMKM Menurut PBI No.14/22/PBI/2012
Pemberian Kredit/Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka
Pengembangan UMKM.
Dalam rangka mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan oleh bank umum
kepada UMKM yang sekaligus mendorong peningkatan akses UMKM kepada lembaga
keuangan, pada tanggal 21 Desember 2012 BI telah menerbitkan PBI No. 14/22/
PBI/2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan dan Bantuan Teknis Dalam
rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Adapun pokok-pokok
pengaturan dalam PBI meliputi:
a. Kewajiban bank umum untuk menyalurkan dananya dalam bentuk kredit atau
pembiayaan kepada UMKM dengan pangsa sebesar minimal 20% secara
bertahap.
b. Pencapaian target kredit atau pembiayaan kepada UMKM di atas dapat dipenuhi
oleh bank umum baik dengan pemberian kredit atau pembiayaan secara langsung
dan/atau secara tidak langsung kepada UMKM melalui kerjasama pola
executing, pola channeling, dan pembiayaan bersama.
c. Definisi kredit usaha mikro, kredit usaha kecil, dan kredit usaha menengah
diharmonisasikan dengan kriteria usaha sebagaimana yang ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
d. Perluasan bentuk dan penerima bantuan teknis, dilaksanakan dalam bentuk
penelitian, pelatihan, penyediaan informasi, dan fasilitasi. Sementara penerima
bantuan teknis adalah Bank Umum, BPR/ BPRS, Lembaga pembiayaan UMKM,
Lembaga Penyedia Jasa (LPJ), dan UMKM secara selektif. Bantuan teknis yang
disediakan oleh BI di atas antara lain untuk meningkatkan kompetensi bagi SDM
perbankan dalam melakukan pembiayaan kepada UMKM dan dalam rangka
meningkatkan kapasitas (capacity building) UMKM agar mampu memenuhi
persyaratan dari perbankan.
e. Dalam memberikan Kredit atau Pembiayaan UMKM, bank umum wajib
berpedoman pada ketentuan BI yang mengatur mengenai rencana bisnis bank;
laporan bulanan bank umum; laporan keuangan publikasi triwulanan dan
bulanan bank umum, serta laporan tertentu; sistem informasi debitur;
transparansi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah.
f. Lebih lanjut dalam pokok-pokok PBI di atas, juga diatur tentang perlunya
penguatan koordinasi dan kerjasama dengan Pihak Lain dalam pengembangan
UMKM agar tercipta keselarasan program pengembangan UMKM. Dalam PBI
di atas juga diatur mengenai publikasi tentang pencapaian rasio kredit UMKM
dari masing-masing bank umum dalam website BI.
g. Bank Umum yang mampu memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan akan
diberikan reward penghargaan, sementara bagi bank umum yang melanggar
kewajiban akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

1.2. Rencana Bisnis


Bank diwajibkan menyampaikan rencana penyaluran kredit termasuk kredit UMKM
menurut sektor ekonomi, jenis penggunaan dan Provinsi serta wajib menyampaikan
laporan realisasinya.
Batas Maksimum Pemberian Kredit
Pemberian kredit kepada nasabah melalui lembaga pembiayaan dengan metode
penerusan (channeling) dikecualikan dari pengertian kelompok peminjam sepanjang
memenuhi persyaratan. Selain itu, pemberian kredit dengan pola kemitraan inti-
plasma dimana perusahaan inti menjamin kredit kepada plasma dikecualikan dari
pengertian kelompok peminjam sepanjang memenuhi persyaratan.
1.2.1. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko untuk Tagihan kepada Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Sesuai ketentuan mengenai pedoman perhitungan Aset Tertimbang
Menurut Risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan
standar, bobot risiko untuk tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan
portofolio ritel yang memenuhi kriteria tertentu ditetapkan sebesar 75%
1.2.2.Penilaian Kualitas Aktiva
Penetapan kualitas dapat anya didasarkan atas ketepatan pembayaran
pokok dan/atau bunga untuk kredit dan penyediaan dana lainnya yang
diberikan oleh setiap Bank kepada 1 debitur atau 1 proyek dengan jumlah
kurang dari atau sama dengan Rp.1 miliar, kredit penyediaan dana
lainnya yang diberikanoleh setiap Bank kepada debitur UMKM dengan
persyaratan tertentu, dan kredit/penyediaan dana lainnya kepada debitur
dengan lokasi kegiatan usaha berada di daerah tertentu dengan jumlah
kurang dari atau sama dengan Rp.1 miliar. Selain itu, dalam hal agunan
akan digunakan sebagai pengurang PPA, penilaian agunan bagi AP
kepada debitur atau kelompok peminjam dengan jumlah sampai dengan
Rp.5 miliar cukup dilakukan oleh penilai intern bank
1.3.Definisi UMKM
Definisi merupakan konsensus terhadap entitas UKM sebagai dasar
formulasi kebijakan yang akan diambil, sehingga paling tidak, ada dua tujuan
mengenai defi nisi yang jelas mengenai UKM; yaitu untuk tujuan administratif
dan pengaturan; serta tujuan yang berkaitan dengan pembinaan (German Agency
Far Technical Cooperation, 2002).
Tujuan pertama berkaitan dengan ketentuan yang mengharuskan suatu
perusahaan memenuhi kewajibannya, seperti membayar pajak, melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta mematuhi ketentuan
ketenagakerjaan seperti keamanan dan hak pekerja lainnya. Sementara tujuan
kedua lebih pada pembuatan kebijakan yang terarah seperti upaya pembinaan,
peningkatan kemampuan teknis, serta kebijakan pembiayaan untuk UKM.
Meskipun perbedaan-perbedaan ini bisa dipahami dari segi tujuan masing-
masing lembaga, namun kalangan yang terlibat dengan kelompok UKM seperti
pembuat kebijakan, konsultan, dan para pengambil keputusan akan menghadapi
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini juga berdampak pada kesulitan
dalam mendata dengan tingkat akurasi optimal dan konsisten, mengukur
sumbangan UKM bagi perekonomian, dan merancang regulasi/kebijakan yang
fokus dan terarah.
Berbagai negara memiliki defi nisi yang berbeda-beda mengenai UMKM.
Hal yang sangat krusial dalam pendefi nisian ini adalah batasanbatasan yang
digunakan untuk menentukan apakah sebuah usaha dapat dikategorikan sebagai
UMKM atau tidak. Bahkan, institusi yang berbeda di suatu negara dapat
memiliki definisi yang berbeda dalam proses kategorisasi ini. Beberapa negara
menggunakan total aset sebagai tolok ukur, namun ada pula negara yang
menggunakan ukuran lain seperti jumlah karyawan dan pendapatan usaha per
tahun.

1.3.1 Definisi UMKM di Indonesia


Beberapa lembaga atau instansi bahkan Undang-Undang (UU)
memberikan defi nisi Usaha Kecil Menengah (UKM)1. Badan Pusat
Statistik (BPS) memberikan defi nisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga
kerja, yaitu untuk usaha kecil memiliki jumlah tenaga kerja lima sampai
dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah memiliki tenaga kerja 20
sampai dengan 99 orang.
Pada tanggal 4 Juli 2008 ditetapkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Defi nisi UMKM yang disampaikan
oleh UU ini juga berbeda dengan defi nisi di atas. Menurut UU No 20
Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha Mikro adalah usaha yang
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).

Kemudian yang disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
a. Kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha;
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah).
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah).
2 Etika dan Bisnis
Etika berasal dari dari kata Yunani, Ethos (jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Etika
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik
dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari
satu generasi ke generasi yg lain
Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar moral orang
atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk
diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah
mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut.
Etika menurut para ahli:
a. Nietzsche, etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas tuan dan
bukan moralitas hamba.
b. Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan
bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara
bebas dan bertanggungjawab. Kebebasan dan tanggung jawab adalah unsur pokok dari
otonomi moral yang merupakan salah satu prinsip utama moralitas, termasuk etika
bisnis.
2.1 Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi
ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis.
a. Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan
nilai – nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan.
b. Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (2000:80), etika bisnis adalah istilah
yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika seseorang manajer atau
karyawan suatu organisasi.
c. Menurut K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogjakarta: PenerbitKanisius, 2000, Hal.
5), Etika Bisnis adalah pemikiran refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan
ekonomi dan bisnis.
2.2 Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
a. Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya
secara baik dan etis.
b. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan
masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh
praktek bisnis siapapun juga.
c. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis.
2.3 Prinsip-prinsip Etika Bisnis.
Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses bisnis
tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut.
Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman bagi
setiap bentuk usaha. Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah
sebagai berikut :
a. Prinsip Otonomi
Sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
b. Prinsip Kejujuran
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak
akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur
dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran
barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan
kerja intern dalam suatu perusahaan.
c. Prinsip Keadilan
Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan
sesuai criteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
d. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle)
Menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
e. Prinsip Integritas Moral
Terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar
perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya
maupun perusahaannya.
2.4 Hal-hal Yang Harus Diketahui Dalam Menciptakan Etika Bisnis.
a. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi
Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari
etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.
b. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)
karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan
“kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
c. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks
lagi.
d. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki
terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
e. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)
karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan
“kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

2.5 Hal-hal Yang Harus Diketahui Dalam Menciptakan Etika Bisnis.


a. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi
Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari
etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.
b. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)
karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan
“kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
c. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks
lagi.
d. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki
terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
e. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)
karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan
“kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

2.6 Norma Khusus Dan Norma Umum


a. Norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan khusus atau
kehidupan khusus. Contoh aturan olah raga, aturan pendidikan, lebih khusus aturan
sebuah sekolah.
b. Norma Umum adalah norma yang lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu
boleh dikatakan lebih bersifat universal atau dipahami atau dijadikan landasan
menentukan perbuatan yang baik atau buruk oleh banyak orang di dunia.
Norma umum ini terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Norma Sopan santun atau Norma Etiket, yaitu adalah norma yang mengatur pola
perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari. Etika tidak sama dengan
Etiket. Etiket hanya menyangkut perilaku lahiriah yang menyangkut sopan santun atau
tata karma
b. Norma Hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh
masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma hukum ini mencerminkan harapan,
keinginan dan keyakinan seluruh anggota masyarakat tersebut tentang bagaimana
hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus diatur secara
baik
c. Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai
manusia. Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya
tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
2.7 Manfaat Menerapkan Etika Bisnis Diperusahaan
a. Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen
akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut.
b. Citra perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan
produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan
c. Meningkatkan motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang
baik dimata perusahaan.
d. Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan
diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan
keuntungan bukanlah perusahaan yang beretik.

2.8 Kendala Pencapaian tujuan etika bisnis di Indonesia


Keraf (1993:81-83) menyebut beberapa kendala tersebut yaitu:
a. Standar moral para pelaku bisnis pada umumnya masih lemah. Banyak di antara pelaku
bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan menghalalkan segala cara untuk
memperoleh keuntungan dengan mengabaikan etika bisnis, seperti memalsukan
campuran, timbangan, ukuran, menjual barang yang kadaluwarsa, dan memanipulasi
laporan keuangan
b. Banyak perusahaan yang mengalami konflik kepentingan. Konflik kepentingan ini
muncul karena adanya ketidaksesuaian antara nilai pribadi yang dianutnya atau antara
peraturan yang berlaku dengan tujuan yang hendak dicapainya, atau konflik antara nilai
pribadi yang dianutnya dengan praktik bisnis yang dilakukan oleh sebagian besar
perusahaan lainnya, atau antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan
masyarakat. Orang-orang yang kurang teguh standar moralnya bisa jadi akan gagal
karena mereka mengejar tujuan dengan mengabaikan peraturan.
c. Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil. Hal ini diperkeruh oleh banyaknya
sandiwara politik yang dimainkan oleh para elit politik, yang di satu sisi
membingungkan masyarakat luas dan di sisi lainnya memberi kesempatan bagi pihak
yang mencari dukungan elit politik guna keberhasilan usaha bisnisnya. Situasi ekonomi
yang buruk tidak jarang menimbulkan spekulasi untuk memanfaatkan peluang guna
memperoleh keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.
d. Lemahnya penegakan hukum. Banyak orang yang sudah divonis bersalah di pengadilan
bisa bebas berkeliaran dan tetap memangku jabatannya di pemerintahan. Kondisi ini
mempersulit upaya untuk memotivasi pelaku bisnis menegakkan norma-norma etika.
e. Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan kode etik bisnis
dan manajemen. Organisasi seperti KADIN beserta asosiasi perusahaan di bawahnya
belum secara khusus menangani penyusunan dan penegakkan kode etik bisnis dan
manajemen.
2.9 Peran Etika Bisnis
Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana
diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai
dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan
secara konsisten dan konsekuen.
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal
pokok yaitu :
a. Memiliki produk yang baik
b. Memiliki managemen yang baik
c. Memiliki Etika
2.10 Etika Bisnis Dalam Hubungan Kerja.
1. Perjanjian Kerja
Berdasarkan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(“UU No.13/2003”), terdapat 2 (dua) jenis perjanjian kerja, yaitu Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu Dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu.
a. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang sering disebut dengan karyawan kontrak,
dibuat berdasarkan jangka waktu tertentu atau berdasarkan selesainya pekerjaan tertentu.
Klausul ini untuk memenuhi syarat suatu hal tertentu seperti dalam syarat umum sahnya
perjanjian, yaitu obyeknya ditentukan berdasarkan “waktu pekerjaan” atau “selesainya
pekerjaan”. Obyek tersebut menurut jenis, sifat dan kegiatannya selesai dalam waktu tertentu
dan tidak bersifat tetap. Perjanjian berdasarkan PKWT meliputi :
1. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya
2. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama,
paling lama 3 tahun
3. Pekerjaan yang bersifat musiman
4. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan
yang masih dalam percobaan atau penjajakan
PKWT tidak mensyaratkan adanya uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja jika
terjadi PHK Karyawan. Semua ketentuan yang mengatur hubungan kerja antara
perusahaan dan karyawan diatur berdasarkan isi perjanjian kerja. Isi perjanjian itu bisa
saja mengabaikan ketentuan yang ada dalam UU Ketenagakerjaan sepanjang perusahaan dan
karyawan menyepakatinya.
Suatu PKWT wajib dibuat secara tertulis. PKWT yang tidak didaftarkan pada instansi
ketenagakerjaan terkait di wilayahnya masing-masing. PKWT yang tidak didaftarkan pada
instansi ketenagakerjaan akan membuat PKWT itu menjadi tidak sah, dan secara otomatis
PKWT itu akan menjadi PKWTT dimana karyawan secara otomatis pula memperoleh hak-
haknya sesuai peraturan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan.
Jika jangka waktu perjanjiannya habis, PKWT dapat diperpanjang dan diperbaharui
kembali. PKWT yang berdasarkan pada jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling
lama 2 tahun, dan setelahnya hanya boleh diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling lama 1
tahun.
Dalam PKWT tidak dikenal adanya masa percobaan kerja. Jika dalam PKWT
disyaratkan adanya masa percobaan kerja, maka masa percobaan kerja itu batal demi hukum.
Sejak PKWT tersebut didaftarkan pada instansi dinas ketenagakerjaan terkait, hukum tidak
mengakui adanya masa percobaan kerja dan karenanya sejak awal masa percobaan tersebut
dianggap tidak ada. Sebaliknya, dalam PKWTT dapat dipersyaratkan adanya masa percobaan
kerja yang lamanya tidak boleh lebih dari 3 bulan.

b. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu


PKWTT merupakan perjanjian yang tidak ditentukan waktunya dan bersifat tetap.
Berbeda dengan PKWT yang wajib dibuat secara tertulis dan didaftarkan di instansi
ketenagakerjaan terkait, selain tertulis PKWTT dapat dibuat secara lisan dan tidak wajib
mendapat pengesahan dari instansi ketenagakerjaan terkait. Jika PKWTT dibuat secara lisan,
maka klausul-klausul yang berlaku diantara mereka (Perusahaan dan Karyawan) adalah
klausul-klausul sebagaimana yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan – Perusahaan dan
Karyawan dianggap menyetujui UU Ketenagakerjaan sebagai “sumber perikatan” mereka.
Jika PKWTT dibuat secara lisan maka perusahaan wajib membuat surat pengangkatan
kerja bagi Karyawan yang bersangkutan. Surat Pengangkatan itu sekurang-kurangnya memuat
keterangan :
1. Nama dan alamat karyawan
2. Tanggal mulai bekerja
3. Jenis pekerjaan
4. Besarnya upah
PKWTT dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja untuk paling lama 3
bulan.Selama masa percobaan Perusahaan wajib membayar upah pekerja dan upah tersebut
tidak boleh rendah dari upah minimum yang berlaku. Suatu PKWTT – termasuk juga PKWT
dapat berakhir karena :
- Pekerja meninggal dunia
- Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
- Adanya putusan pengadilan atau putusan/penetapan lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
Munculnya keadaan tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja yang dapat
menyebabkan berakhirnya hubungan kerja PKWTT tidak berakhir karena berakhirnya
perusahaan atau beralihnya hak atas perusahaan karena penjualan, pewarisan, atau hibah.
Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan, misalnya hal karyawan menjadi tanggung jawab
perusahaan baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan diantara pengurus
perusahaan yang lama dan yang baru – dan perjanjian itu tidak boleh mengurangi hak-hak
karyawan. Dalam hal perusahaan merupakan orang perseorangan dan meninggal dunia, ahli
waris pengusaha tersebut dapat mengakhiri perjanjian kerja setelah merundingkannya dengan
karyawan. Dalam hal karyawan yang meninggal dunia, ahli waris karyawan itu berhak
mendapatkan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau yang
telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan ,atau perjanjian kerja bersama.

2. Unsur-Unsur Dalam Perjanjian Kerja


Berdasarkan pengertian perjanjian kerja diatas, dapat ditarik beberapa unsur dari
perjanjian kerja, yakni :
a. Adanya Unsur Work atau Pekerjaan
Dalam suatu perjanjian kerja harus ada pekerjaan yang diperjanjikan (objek perjanjian),
pekerjaan tersebut haruslah dilakukan sendiri oleh pekerja, hanya dengan seizin majikan dapat
menyuruh orang lain. Hal ini dijelaskan dalam KUHPerdata Pasal 1603 a yang berbunyi :
- “Buruh wajib melakukan sendiri pekerjaannya; hanya dengan seizin majikania dapat
menyuruh orang ketiga menggantikannya’.
- Sifat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja itu sangat pribadi karena bersangkutan
ketrampilan/keahliannya, maka menurut hukum jika pekerja meninggal dunia maka
perjanjian kerja tersebut putus demi hukum.
Adanya Unsur Perintah
Manifestasi dari pekerjaan yang diberikan kepada pekerja oleh pengusaha adalah pekerja
yang bersangkutan harus tunduk pada perintah pengusaha untuk melakukan pekerjaan sesuai
dengan yang diperjanjikan. Di sinilah perbedaan hubungan kerja dengan hubungan lainnya.
c. Adanya Unsur Upah
Upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja, bahkan dapat dikatakan bahwa
tujuan utama orang bekerja pada pengusaha adalah untuk memperoleh upah. Sehingga jika
tidak unsur upah, maka suatu hubungan tersebut bukan merupakan hubungan kerja.

3. Berakhirnya Perjanjian Kerja


Definisi perjanjian kerja menurut Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) adalah perjanjian antara pekerja/buruh
dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para
pihak. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perjanjian kerja harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh para pihak yang membuatnya. Namun, perjanjian kerja pun dapat diakhiri
bilamana:
a. pekerja meninggal dunia;
b. berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
c. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
d. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan
kerja.

KOPERASI
1. Perkembangan Koperasi di Indonesia
Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu pada prinsip ekonomi
kerakyatan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Menurut UU No. 25 tahun 1992
tentang perkoperasian, fungsi dan peran koperasi di Indonesia yaitu sebagai berikut :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya da masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas dan kehidupan manusia
dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Namun, sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika ternyata koperasi dengan
berbagai kelebihannya ternyata sangat sulit berkembang di Indonesia. Fenomena pada
koperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang surut.
Saat ini pertanyaannya adalah “Mengapa koperasi sulit berkembang?” Padahal, upaya
pemerintah untuk memberdayakan koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bisa
dinilai mungkin amat memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari pemerintah
terus mengalir untuk memberdayakan gerakan ini. Berikut beberapa kendala yang
menyebabkan lesunya koperasi terhadap kemajuan ekonomi bangsa, diantaranya yaitu :
1. Kurangnya partisipasi anggota.
2. Tingat sosialisasi dan partisipasi anggota koperasi masih rendah.
3. Manajemen koperasi yang belum profesioanal.
4. Kondisi modal keuangan yang masih minim.
5. Sumber daya manusia yang belum mendukung jalannya koperasi.
6. Kurangnya kesadaran masyarakat.
7. Pemerintah masih terlalu memanjakan koperasi.
8. Demokrasi ekonomi yang kurang.
Berdasarkan kendala-kendala yang dapat menyebabkan koperasi sulit untuk
berkembang, maka ada beberapa solusi ataupun usaha yang bisa ditempuh untuk
memajukan sebuah koperasi, diantaranya yaitu :

2. Tantangan dan Peluang Koperasi di Indonesia


Dengan semakin berkembangnya perekonomian menuju kearah globalisasi ekonomi seperti
dengan adanya MEA, maka tantangan yang dihadapi kopeerasim di Indonesia sangat besar,
antara lain:1.

- Hilangnya pasar produk ekspor kita karena kalah bersaing harga dankualitas produk kita
kalah dibanding Negara lain Contoh : di Asean. Semakin banyaknya produk impor
dipasaran dalamnegeri yang akan mematikan usaha dinegara kita, sehingga koperasi
yangsemakin harus dapat bersaing.2.

- Masuknya SDM dari negara lain yang mungkin lebih berkualitas, yang akan menggusur
tenaga kerja dalam negeri

- Masalah / tantangan yang dihadapi oleh koperasi di Indonesia dengan munculnya MEA.
- Lemahnya kelembagaan koperasi
- Lemahnya modal internal koperasi
- Kurangnya inovasi dalam bisnis koperasi dan lambannya pemanfaatan IT
- Lemahnya kualitas SDM dan kurangnya profesionalisme dikoperasi

Selain itu Perkoperasian di Indonesia saat ini juga sedang menghadapi banyakmasalah,
baik dalam segi internal eksternal maupun dalam skala makro atau mikro. Perludukungan dari
banyak pihak untuk lebih mengembangkan koperasi. Karena koperasi akan berkembang jika
dari anggotanya dapat bergerak untuk mengaktifkan usaha koperasi.Maka perlu penumbuhan
kesadaran akan pentingnya peran anggota dalam kemajuankoperasi. Dari sisi peluang, Lembaga
per-koperasian di Indonesia harus lebih cermat dalam mendapatkan peluang yang bisa dicapai
untuk kemajuan koperasi. Tak lupa dengancukup banyaknya ancaman yang akan dihadapi oleh
lembaga koperasi, haruslah lebih pintar memutar otak jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan
oleh anggota maupun pengurus di dalam lembaga koperasi.

PELUANG KOPERASI DI INDONESIA


Sebagai lembaga perekonomian. Koperasi harus mampu melihat berbagai peluang yang
masuk, dan dapat menguntungkan bagi koperasi tersebut. Berikut ini saya akan
memaparkan berbagai peluang yang bisa dicoba oleh koperasi di Indonesia :1.

- Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah,2.


- Undang-Undang nomor 25 tahun 1992, memungkinkan konsolidasi koperasi
primer ke dalam koperasi sekunder,3.
- Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan
masyarakat untuk lebih membangun koperasi,4.
- Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi,5.
- Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin terbukanya
pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia,6.
- Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agrobisnis, agroindustri dan
industri pedesaan lainnya
- Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi
- Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi
- Potensi daerah yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan koperasi
- Dukungan kebijakan dari pemerintah
- Undang-Undang nomor 12 tahun 1992, tentang sistem budidaya tanaman
mendorong diversifikasi usaha koperasi
- Daya beli masyarakat tinggi.
Koperasi masih saja terkesan sebagai proyek ekonomi pinggiran. Koperasi dibentuk
karena dibutuhkan oleh para anggotanya dan bukan sebaliknya koperasi dibutuhkan oleh
para anggotanya. Kalau hal terakhir itu yang terjadi, maka koperasi akan tumbuh dengan
pola top-down dan akhirnya akan mengalami kegagalan seperti yang sudah banyak
terjadi di Indonesia hingga saat ini.

Anda mungkin juga menyukai