Anda di halaman 1dari 11

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015, 3 (1): 83-93

ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id


Copyright 2015

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PEMBERIAN


KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SENTOSA DI
SAMARINDA
Muhammat Syafriansyah 1

Abstrak
Tujuan peneliti ini adalah untuk: (a) mengetahui sistem dan prosedur
pemberian kredit Koperasi Simpan Pinjam Sentosa Samarinda, (b)persyaratan
apa saja yang harus dipenuhi oleh debitur untuk mengajukkan pinjaman kredit
pada Koperasi Simpan Pinjam Sentosa Samarinda. Metode penelitian yang
digunakan di dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dengan jenis pendekatan
yang digunakan adalah fenomenologi sistem dan prosedur pemberian kredit pada
Koperasi Simpan Pinjam Sentosa Samarinda. Dan informan yang digunakan
adalah anggota Koperasi dan dan Staf Koperasi Simpan Pinjam Sentosa
Samarinda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prosedur pemberian kredit di
Koperasi Simpan Pinjam Sentosa masih terdapat kekurangan dari standar
prosedur pemberian kredit menurut Menperindagakop tentang Standar Operating
Procedure Koperasi Simpan Pinjam tahun 2004. Sedangkan masalah-masalah
utama yang terdapat dalam prosedur pemberian kredit di Koperasi Smpan
Pinjam Sentosa adalah tidak konsisten dalam menjalankan prosedur pemberian
kredit dan adanya perangkapan fungsi dalam menjalankan prosedur pemberian
kredit. Simpulan dan Saran utama yang dapat diberikan pada Koperasi Simpan
Pinjam Sentosa Samarinda adalah sistem dan prosedur pemberian kredit yang
ditetapkan dalam proses pemberian telah mengikuti standar pemberian kredit
yang ditetapkan Koperasi Simpan Pinjam Sentosa Samarindderhanaa, namun
prosedur pemberian kredit masih sangat sederhana. Saran yang penulis bisa
ajukkan adalah (a) sebaiknya KSP Sentosa mengikuti SOP yang dikeluarkan oleh
Menperindagko, (b) KSP Sentosa sebaiknya lebih konsisten dalam menjalankan
sistem dan prosedur pemberian kredit, (c) KSP Sentosa sebaiknya tidak hanya
menggunakan BPKB sebagai jaminan, tapi juga memerhatikan kejelasan
persyaratan jaminan lainnya.

Kata Kunci : sistem dan prosedur, pemberian kredit, Koperasi Simpan Pinjam

Pendahuluan
Dengan adanya perkembangan dibidang ekonomi saat ini. Penyedia modal
sangat dibutuhkan. Adanya penyedia modal mendukung jalannya kegiatan
perekonomian. Dalam hal ini, salah satu bentuk usaha penyedia dana adalah

1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: musyafri92@gmail.com
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 83-93

Kopersi Simpan Pinjam Sentosa Samarina. Dalam peraturan Menteri Negara


Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 21/Per/-
M.KUKM/XI/2008 mendefinisikan, koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan sebegaimana yang dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan perkoperasian. Sehingga tujuan dari koperasi itu
sendiri ialah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota-
anggotanya dan memenuhi kebutuhan para anggotanya.
Perkembangan dalam usaha koperasi sangat dipengaruhi oleh banyaknya
debitur yang dimiliki. Sehingga apabila dari tahun ketahun koperasi memiliki
peningkatan dalam keanggotaan maka dapat dikatakan bahwa koperasi tersebut
mengalami kemajuan. Sebaliknya jika debitur dalam suatu koperasi tersebut
mengalami penurunan dari tahun ketahun maka dapat dikatakan juga bahwa
koperasi tersebut mengalami penurunan. Begitu pula dengan tingkat keuntungan
koperasi, semakin banyak debitur maka tingkat keuntungan pada koperasi
otomatis mengalami peningkatan dan jika debitur berkurang maka keuntungannya
yang diperoleh menurun. Disamping itu banyaknya keanggotaan yang dimiliki
belum tentu dapat menjamin tingkat kelansungan koperasi dalam mencapai
keuntungan. Pemberian kredit merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh
koperasi untuk mengolah modal yang dimiliki dari hasil donasi dan simpanan
anggota untuk memberikan pinjaman kepada anggota dengan mengambil
keuntungan dari pembayaran bunga dari anggota yang melakukan pinjaman.
Dimana menurut Kasmir (2007:102) definisi kredit adalah Penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. Dengan maksud setiap anggota harus dapat bertanggung jawab
atas kewajibannya. Hal ini yang harus diperhatikan koperasi dimana dalam
memberikan pinjaman atau kredit koperasi harus memperhatikan faktor-faktor
yang meyakinkan dalam pemberian kredit untuk memastikan kelancaran
pembayaran kredit. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kredit macet
yang bisa mengganggu jalannya usaha koperasi dan juga merugikan koperasi ter-
utama dalam pencapaian keuntungannya.
Secara garis besar dengan melihat peluang dan kebutuhan ekonomi saat ini,
Koperasi Simpan Pinjam lebih murah dan mudah dibandingkan badan perkreditan
lainnya seperti perbankan. Dilihat dari kemudahan dalam persyaratan pemberian
kredit, masyarakat umum menjadi lebih mudah bertransaksi dengan Koperasi
Simpan Pinjam karena untuk mengajukan dan seleksi atas permohonan kredit
lebih mudah daripada badan kredit lainnya. Dalam Koperasi Simpan Pinjam,
tanpa jaminan anggota bisa mendapatkan kredit tetapi bagi masyarakat umum
bisa hanya menggunakan BPKB dan surat dasaran usaha. Sehingga peluang untuk
pengembangan Koperasi Simpan Pinjam di wilayah Samarinda cukup besar

84
Analisis Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit Pada KSP (M.Syafriansyah)

karena melihat banyak masyarakat yang bergerak dibidang UMKM. Koperasi


Simpan Pinjam Sentosa merupakan salah satu koperasi di Samarinda yang
bergerak dalam pemberian kredit. Sama halnya dengan Koperasi Simpan Pinjam
lain, Koperasi Simpan Pinjam Sentosa memberikan pinjaman berupa kredit uang
kepada anggota dan masyarakat umum yang membutuhkan dana.
Keberhasilan pemberian kredit tidak terlepas dari prosedur pemberian
kredit yang dijalankan dalam pengelolaan pemberian kredit kepada anggota dan
masyarakat umum. Prosedur pemberian kredit merupakan ketentuan yang
menjamin hak pemberi pinjaman dalam memberikan pinjaman kepada peminjam
agar pinjaman dapat dikembalikan sesuai kesepakatan dengan kata lain bahwa
prosedur pemberian kredit mewajibkan peminjam untuk melunasi pinjaman
sesuai kesepakatan dengan pemberi pinjaman beserta bunga yang ditetapkan.
Untuk itu pengurus koperasi harus menjalankan prosedur pemberian kredit
sehingga anggotanya bertanggung jawab dalam memanfaatkan kredit usaha
sehingga dapat disalurkan kembali kepada anggota yang memerlukannya
sehingga koperasi harus melakukan beberapa prosedur pemberian dengan baik.
Dalam kegiatan pemberian kredit, kendala yang biasanya dihadapi dalam
pemberian kredit adalah kredit macet dan kemungkinan terdapat kendala-kendala
yang lain. Begitu juga di Koperasi Simpan Pinjam Sentosa, menurut survey awal
hasil wawancara dengan salah satu karyawan yang bertugas mengawasi kinerja
karyawan, Koperasi Simpan Pinjam Sentosa juga terdapat beberapa masalah
karena tidak menerapkan prosedur sebagaimana mestinya, seperti ada saja debitur
yang kabur atau melarikan diri dari tanggungjawabnya dan banyak pula debitur
yang tidak dapat mempertanggungjawabkan kewajibannya atau tidak dapat
mengembalikan pinjamannya sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati
kedua pihak, atau biasa disebut dengan kredit macet. Akibatnya, Koperasi tidak
dapat memperoleh keuntungan secara maksimal. Berikut tabel perkembangan
anggota Koperasi Simpan Pinjam Sentosa Samarinda dari semester I tahun 2012
sampai dengan semester I tahun 2014 ( lima smester).
Tabel Perkembangan anggota KSP Sentosa Samarinda
Smester/Tahun Jumlah Anggota/Debitur
I/2012 302
II/2012 341
I/2013 419
II/2013 486
I/2014 576
Sumber: Koper KSP Sentosa Samarinda

Berdasarkan uraian di atas, dan melihat betapa pentingnya untuk menerapkan


prosedur pemberian kredit yang baik, maka penulis tertarik untuk mengangkat
judul tentang Analisis Sistem Dan Prosedur Pemberian Kredit Pada Koperasi
Simpan Pinjam Sentosa Samarinda

85
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 83-93

Kerangka Dasar Teori


Pengertian sistem dan prosedur
Berikut ada beberapa definisi atau pendapat para ahli ekonomi mengenai
sistem dan prosedur. Menurut Mulyadi (2001:5) Sistem didefinisikan sebagai
berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang
terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Selanjutnya definisi
sistem menurut Cole, dikutip oleh Baridwan (2002) adalah kerangka dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, yang disusun sesuai dengan skema
yang menyeluruh, untuk melaksanakan fungsi utama dari perusahaan. Sementara
Mclead (2001:9) mengemukakan: sistem is a group of elements that are integ-
rated with the common purpose of achieving and objective. Kemudian Krismiaji
(2002) menjelaskan bahwa sistem merupakan serangkaian komponen yang
dikoordinasikan untuk mencapai tujuan organisasi. Definisi prosedur menurut
beberapa pakar sistem. Berikut pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001:5)
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal,biasanya melibatkan beberapa
orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan
secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang, sedangkan
definisi prosedur menurut Cole, dikutip oleh Baridwan (2002:3), prosedur adalah
suatu urut-urutan pekerjaan karena biasanya melibatkan beberapa orang dalam
satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam
terhadap transaksi-transaksi yang berulang-ulang.
Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere, yang berarti percaya
atau to believe atau to trust. Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan
pemberian kredit oleh bank atau koperasi pada seseorang atau badan usaha adalah
kepercayaan. Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan
memberikan nilai ekonomi (economic value) kepada seorang atau badan usaha
yang berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama
dikembalikan pada kreditur setelah jangka waktu sesuai dengan kesepakatan yang
sudah disetujui antara kreditur dan debitur.
Menurut pasal 1 butir (11) UU No. 10 Tahun 1998, kredit adalah penyedi-
aan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. Selanjutnya menurut Hasibuan (2008:87), kredit adalah semua
jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Sementara Menurut Rivai dan
Veithzal (2006:4), kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu
pihak (kreditur/pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain
(nasabah atau pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit
kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.
Komaruddin (2004:151) menyebutkan, kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang disamakan dengan uang berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam

86
Analisis Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit Pada KSP (M.Syafriansyah)

antara bank dan peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka


waktu tertentu dengan (biasanya) sejumlah bunga yang ditetapkan lebih dahulu.
Menurut pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2001:II.8A.1) mengartikan
kredit sebagai, penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pem-
bagian hasil keuntungan.
Unsur-unsur kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit Kasmir (2002 : 94) membagi dalam 5 (lima) bagian, yaitu (1) Kepercayaan,
Kepercayaan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan benar-benar diterima
kembali dimasa yang datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana
sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah, baik secara
interen maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu
dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit. (2) Kesepakatan, Kesepakatan
antara pemberi kredit dan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam
suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan
kewajibannya.(3) JangkaWaktu, Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka
waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka
menengah, atau jangka panjang. (4) Risiko, Adanya suatu tenggang waktu
pengembalian kredit yang dapat menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya /
macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya
demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang
disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak disengaja. Dan
(5) Balas Jasa, Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan
biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
Pengertian Koperasi
Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin
yaitu Cum yang berarti dengan dan aperari yang berarti bekerja. Dari dua
kata ini, dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah Co dan Operation, yang
dalam bahasa belanda disebut dengan istilah Cooperatieve Vereneging yang
berarti bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kata Co Operation kemudian diangkat menjadi istilah ekonomi sebagai kooperasi
yang dibakukan menjadi suatu bahasa ekonomi yang dikenal dengan istilah
Koperasi, yang berarti organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang sifatnya
sukarela. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah suatu
perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau
badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota
menurut peraturan yang ada; dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalan-

87
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 83-93

kan suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para


anggotanya (Pramono 1986:9, Sutyanta R 2000:2).
Dijelaskan di dalam undang-undang koperasi Nomor 12 Tahun 1967 pada
Pasal 3 dinyatakan bahwa Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat
yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
yang merupakan tata sususnan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargan.

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, yaitu penulis
mengumpulkan data penelitian dan literatur-literatur lainnya dan kemudian
menguraikannya secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan
mencari penyelesaiannya. Menurut Sugiono (2009:15), metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan)
analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna daripada generalisasi.
Jenis Data dan Sumber Data
Data primer. Menurut Umar (2003:56), data primer merupakan data yang
diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan. Metode
wawancara mendalam atau in-depth interview dipergunakan untuk memperoleh
data dengan metode wawancara dengan narasumber yang diwawancarai.
Wawancara dilakukan peneliti adalah wawancara dengan pedoman wawancara.
Wawancara dengan penggunaan pedoman (interview guide) dimaksudkan untuk
wawancara yang lebih mendalam dengan memfokuskan pada persoalan-pesoalan
yang diteliti. Pedoman wawancara biasanya tak berisi pertanyaan-pertanyaan
yang mendetail, tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi apa yang
ingin didapatkan dari narasumber yang nanti dapat disumbangkan dengan mem-
perhatikan perkembangan konteks dan situasi wawancara. Data Skunder.Menurut
Sugiyono (2005:62), data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara
langsung melainkan data tersebut diperoleh melalui orang lain.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik dokumentasi.
Menurut Arikunto (2006:158) menyatakan bahwa dokumentasi adalah
mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, notulen, rapat, agenda, laporan keuangan koperasi
berupa neraca dan laporan laba-rugi, serta catatan atas laporan keuangan.
Teknik Wawancara
Sugiyono (2004:130) menyatakan bahwa, wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

88
Analisis Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit Pada KSP (M.Syafriansyah)

untuk menemukan masalah yang akan diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil.
Model Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu satu
metode analisis data dimana data dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan, dan
dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan masalah yang
dihadapi
Alat Analisis Data
Untuk menganalisis sistem dan prosedur pemberian kredit pada koperasi simpan
pinjam Sentosa Samarinda digunakan metode deskriptif komparatif, yaitu
membandingkan teori dengan praktek yang sesungguhnya terjadi dilapangan.
Adapun alat analisis yang digunakan adalah Kep. Menperindagkop Tahun
2004 tentang Standard Operating Procedure (SOP) pemberian kredit pada
Koperasi Simpan Pinjam.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil
Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit Pada KSP Sentosa Samarinda.
Berikut ini adalah prosedur pemberian kredit pada Koperasi Simpan Pinjam
Sentosa Samarinda: (1) Calon Peminjam menyiapak persyaratan seperti (a) foto
copy KTP dan foto copy BPKB; (b) Menerima Formulir Permohonan Pinjaman
dari Bagian Administrasi; (c) Mengisi Formulir Permohonan Pinjaman; dan (d)
Menyerahkan Formulir Pinjaman yang telah diisi ke bagian administrasi beserta
syarat-syaratnya. (2) Bagian administrasi menerima (a) Formulir Permohonan
Pinjaman dan Persyaratannya dari calon peminjam; (b) memeriksa kelengkapan
persyaratan dan melakukan pencatatan atau pembukuan berdasarkan nomor urut
dan tanggal permohonan; dan (c) menyerahkan formulir permohonan Pinjaman
dan Persyaratan Pinjaman kepada petugas survey. (3) Survey menerima formulir
: (a) Permohonan Pinjaman dan Persyaratan Pinjaman dari bagian administrasi;
(b) melakukan analisis dengan melakukan pengecekan kebenaran adanya jaminan
berdasarkan persyaratan yang diajukan dan mengenal karakter calon Peminjam
melalui keluarga dan kerabat; (c) membuat data berita acara untuk melengkapi
format Taksasi/penilaian jaminan; (d) menganalisis dan merangkum persyaratan
Pinjaman, Formulir Permohonan pinjaman dan data berita acara dalam bentuk
Aplikasi Pinjaman; dan (e) dan menyerahkan Aplikasi Pinjaman tersebut kepada
Komite Kredit. (4) Komite Kredit menerima (a) berkas-berkas Aplikasi Pinjaman
hasil survey dari Petugas Survey; (b) melakukan verifikasi dan seleksi kelayakan
dari berkas-berkas pemohon kredit dengan faormat taksasi/penilaian dari petugas
survey; dan (c) jika telah layak untuk diberikan kredit, maka aplikasi pinjaman
ditandatangani dan diserahkan kebagian Pengurus Koperasi. (5) Pengurus
Koperasi menerima (a) berkas aplikasi pinjaman dari Komite Kredit; (b)
memeriksa hasil dari Komite Kredit; (c) mengambil keputusan untuk menerima

89
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 83-93

atau menolak permohonan kredit; (d) jika permohonan ditolak, maka berkas
dikembalikan ke Bagian Administrasi untuk dibuatkan surat penolakan dan
diserahkan kepada Calon Peminjam; (e) jika permohonan diterima, maka
Pengurus Koperasi menandatangani berkas permohonan pinjaman (aplikasi pin-
jaman) tersebut; (f) mengkonfirmasi pemberian pinjaman kepada bendahara untuk
melakukan penarikan uang, dan (g) berkas aplikasi pinjaman dan uang diserahkan
ke Bagian Administrasi untuk melakukan proses realisasi pemberian kredit. (6)
Bagian Administrasi menerima (a) berkas aplikasi pinjaman dan uang dari
Pengurus Koperasi; (b) membuat pembukuan pinjaman berdasarkan identitas
peminjam dan persyaratan jaminan pinjaman kemudian menyimpan data tersebut
kedalam file kredit anggota; (c) membuat kartu angsuran untuk anggota, nota dan
surat perikatan kredit atau surat perjanjian kredit untuk ditandatangani oleh
peminjam; (d) setelah semuanya telah siap, bagian administrasi menyerahkan
kartu angsuran kredit beserta uang kepada peminjam; (e) setelah itu bagian
administrasi melakukan pencatatan berdasarkan nota dan menyimpannya ke
dalam file pengeluaran kas serta mengarsip surat perikatan kredit; dan (f) kemu-
dian bagian administrasi menerima jaminan berupa BPKB atau sertifikat lain dari
peminjam sebagai pegangan.
Pembahasan
Dilihat praktek sebenarnya prosedur pemberian kredit pada KSP Sentosa
Samarinda dalam melayani jasa pemberian kredit sudah mendekati standar umum
prosedur pemberian kredit yang ditetapkan. Prosedur pemberian kredit KSP
Sentosa dilakukan melalui langkah-langkah yang sangat membantu dalam
pelaksanaan pemberian kredit serta mengatasi masalah yang timbul khususnya
bagi pengurus dalam menyetujui atau tidak menyetujui permohonan kredit
anggota atau calon anggota yang mengajukan pinjaman kredit tersebut. Dari hasil
penelitian dan wawancara dengan pengurus di KSP Sentosa, maka dilakukan
analisis pada KSP Sentosa dimana masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam
menjalankan prosedur pemberian kredit. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah
sebagai berikut: (1) Dalam persyaratan prosedur pemberian kredit, KSP Sentosa
tidak memakai foto copy kartu keluarga sebagai persyaratan permohonan
pinjaman. Seharusnya menurut prosedur pemberian kredit di KSP Sentosa, kartu
keluarga harus dicantumkan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan seperti
kaburnya peminjam. (2) Dalam kegiatan survey lapangan terkadang petugas
survey tidak benar-benar melakukan pengecekan terhadap kebenaran jaminan
maupun kelayakan jaminan yang diajukkan peminjam. (3) Dalam persyaratan
permohonan pinjaman kredit untuk seorang pegawai tidak menggunakan SK atau
slip gaji sebagai jaminan, seharusnya jaminan tersebut perlu dicantumkan untuk
mengantisipasi biaya kerugian jika peminjam tidak melunasi kewajibannya. (4)
Ketika peminjam telah melunasi pinjamannya, biasanya KSP Sentosa langsung
memberikan atau menawarkan pinjaman berikutnya tanpa menjalankan prosedur
pemberian kredit, dan (5) Selain itu di KSP Sentosa masih memiliki kelemahan
dalam pembagian fungsi dalam menjalankan prosedur pemberian kredit, dimana

90
Analisis Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit Pada KSP (M.Syafriansyah)

terdapat perangkapan fungsi yaitu bagian administrasi yang bertugas mencatat


dokumen-dokumen sekaligus sebagai kasir yang bertugas menyerahkan uang
kepada peminjam.
Dari hasil analisis perbandingan antara prosedur pemberian kredit pada KSP
Sentosa Samarinda dengan prosedur pemberian kredit menurut SOP KSP yaitu
Kek.Menperindagkop Tahun 2004 tentang Standar Operating Procedure (SOP)
pemberian kredit pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP), masih terdapat
kekurangan dari prosedur pemberian kredit yang ada di KSP Sentosa, yaitu: (1)
KSP Sentosa Samarinda memiliki struktur organisasi yang sederhana dalam
fungsinya untuk menjalankan prosedur pemberian kredit sehingga mengalami
kesulitan dalam menjalankan prosedur pemberian kredit, berbeda dengan
pembagian fungsi dalam prosedur pemberian kredit dalam SOP KSP tahun 2004,
hal itu seperti: (a) KSP Sentosa Samarinda tidak memiliki staf hukum dan
dokumentasi yang berfungsi untuk melakukan analisis yuridis dan melakukan
dokumentasi yang sekaligus membuat surat perikatan pinjaman kepada peminjam,
(b) KSP Sentosa Samarinda tidak memiliki staf khusus yang bertugas sebagai
pencairan dana pinjaman kepada peminjaman, dan (c) KSP Sentosa Samarinda
tidak memiliki staf pembukuan yang khusus bertugas untuk membuat pembukuan
pengeluaran atas pemberian kredit. (2) Dalam alur prosedur pemberian kredit di
KSP Sentosa Samarinda, bagian administrasi tidak melakukan persetujuan atas
berkas-berkas pelepasan pinjaman kepada pengurus. Tahap ini harus dilakukan
untuk memastikan apakah berkas-berkas tersebut sudah sesuai dan mencegah
adanya manipulasi data, dan (3) Dalam menjalankan prosedur pemberian kredit di
KSP Sentosa, bagian administrasi melakukan perangkapan fungsi. Dimana dalam
prosedur pemberian kreditnya bagian administrasi yang umumnya bertugas untuk
melakukan pembukuan data-data peminjam juga menyiapkan surat perikatan
kredit, melakukan pencairan pinjaman dan melakukan pembukuan pengeluaran
kas. Hal ini bisa menimbulkan kesalahan dalam prosedur dan kelemahan prosedur
di KSP Sentosa Samarinda.

Penutup
Sistem dan prosedur pemberian kredit di KSP Sentosa Sudah mengikuti
Standar Prosedur pemberian kredit yang ditetapkan dan membantu proses
pemberian kredit di KSP Sentosa. Namun prosedur pemberian kredit di KSP
Sentosa masih sangat sederhana sehingga terdapat kekurangan dalam langkah-
langkah dan pembagian fungsi pada prosedur pemberian kredit. Prosedur
pemberian kredit di KSP Sentosa menjadi lebih mudah dibandingkan dengan
standar prosedur pemberian kredit yang ditetapkan. Dengan kemudahan
persyaratan dalam permohonan pinjaman seperti foto copy Bukti Pemilik
Kendaraan Bermotor (BPKB) dan Kartu Identitas Diri (KTP) dan bunga pinjaman
yang rendah sehingga menjadi daya tarik peminjam untuk melakukan pinjaman.
Hal ini dapat dilihat pada setiap tahunnya, jumlah anggota KSP Sentosa menga-
lami peningkatan yang sangat pesat. Dalam prosedur pemberian kredit di KSP

91
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 1, 2015: 83-93

Sentosa juga terdapat masalah-masalah yang menghambat kelancaran dalam


prosedur pemberian kredit, yaitu tidak konsisten dalam menjalankan prosedur
pemberian kredit. Namun masalah-masalah tersebut tidak mempengaruhi proses
pemberian kredit di KSP Sentosa.
Sebaiknya KSP Sentosa mengikuti SOP yang dikeluarkan oleh
Menperindagkop Tahun 2004, terutama dalam hal pembagian fungsi dan tugas
untuk menjalankan sistem dan prosedur pemberian kredit.KSP Sentosa sebaiknya
lebih konsisten lagi di dalam menjalankan sistem dan prosedur pemberian untuk
mencapai hasil yang lebih baik.
KSP Sentosa sebaiknya tidak hanya menggunakan BPKB sebagai jaminan,
tapi juga memperhatikan kejelasan persyaratan jaminan lain seperti surat tanah,
surat usaha, dan lain-lain, sehingga dapat melakukan seleksi permohonan
pinjaman dengan baik dan memiliki pengganti jika terjadi kerugian.Untuk
menjaga kelansungan usaha sebaiknya KSP Sentosa tetap menjalankan prosedur
pemberian kredit dengan melakukan survey secara berkala dalam upaya
mencegah terjadinya kredit macet.
KSP Sentosa sebaiknya melakukan pemisahan fungsi antara bagian
pencatatan, dokumentasi dan bagian keuangan. Dalam konteks ini dimaksudkan
bahwa memberikan wewenang khusus kepada kasir untuk bagian keuangan,
bagian pembukuan kepada staf pembukuan, dokumentasi, perikatan kredit pada
staf hukum dan dokumentasi serta pencatatan kepada bagian administrasi
sehingga ada kejelasan dalam menjalankan prosedur pemberian kredit yang dapat
mencegah penyalahgunaan wewenang. Dalam menjalankan prosedur pemberian
kredit seharusnya pengurus KSP Sentosa melakukan pemerikasaan berkas-berkas
pelepasan pinjaman terlebih dahulu dari bagian administrasi untuk mencegah
kesalahan pencatatan dan pencairan pinjaman kepada anggota. Pengurus KSP
Sentosa sebaiknya membuat satu kebijakan untuk mendorong para karyawan di
KSP Sentosa agar dapat bekerja sesuai peraturan dan prosedur yang ditetapkan.

Daftar Pustaka
Abdullah; Faisal. 2005. Manajemen Perbankan, Cetakan Ketiga, UUM Press,
Malang.
Bastian; Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan, Buku 1 dan 2,
Salemba empat, Jakarta.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, 2012. Pedoman
Penyusunan Tugas Akhir (Proposal Sekripsi dan Skripsi), Samarinda.
Hasibuan; Melayu. 2001. Dasar-dasar Perbankan, Edisi Pertama, PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
Hendrojogi. 2007. Koperasi, Asas-asas, Teori dan Praktik. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

92
Analisis Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit Pada KSP (M.Syafriansyah)

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


No.27 (Revisi 1998) Akuntansi Perkoperasian, Jakarta.
Rivai; Veithzal dan Adriana. 2006. Credit Management Handbook, Edisi
Pertama, Jakarta.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis,Cetakan Kesembilan, CV. Alfabeta,
Bandung.
Suhardjono. 2003. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah, Unit
Penerbitdan Percetakan (UPP) AMP YKPN, Yogyakarta.
Sutantya; Rahardja. 2000. Hukum Koperasi Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Tjoekam, Moh. 1999. Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersil: Konsep,Teknik &
Kasus, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tohar, Moh. 2000. Permodalan dan Perkreditan Koperasi, Kanisius, Yogyakarta.
Widjaja, Amin. 1995. Akuntansi Untuk Koperasi, Udang-undang Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. PT Rineka
Cipta, Jakarta..

93

Anda mungkin juga menyukai