Anda di halaman 1dari 16

PENGENALAN LINGKUNGAN EKSTERNAL

Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Manajemen Strategik dalam Sistem Pendidikan
Dosen Pengampu
Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D / Dr. Suhaimi, S.Pd., M.Pd

Oleh
Kelompok 3
1. Ayu Aprianti NIM. 2020111320029
2. Muhammad Irfan Hafidh NIM. 2020111310037
3. Mustotiah NIM. 2020111320045
4. Mahmudah NIM. 2020111320088

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
OKTOBER 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul “Pengenalan Lingkungan Eksternal” dengan baik. Adapun
tugas makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Manajemen Strategik dalam Sistem Pendidikan.

Penulis menyampaikan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan


oleh dosen, anggota kelompok, dan teman-teman di program studi Magister
Manajemen Pendidikan. Demi perbaikan makalah ini, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Banjarmasin, Oktober 2020

Penulis
Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 1
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Lingkungan Eksternal .................................................................... 2
B. Analisis Linkungan Eksternal ........................................................ 7
C. Pentingnya Analisis Lingkungan ................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis lingkungan adalah proses awal dalam manajemen strategi yang
bertujuan untuk memantau lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan disini
mencakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang diinginkan, namun
dalam bahasan paket ini adalah lingkungan eksternal lembaga pendidikan.

Lingkungan eksternal lembaga pendidikan selalu berkembang dan bersifat


dinamis sehingga menimbulkan kesempatan atau hambatan bagi pertumbuhan
lembaga pendidikan tersebut. Dalam menjalankan tugasnya pilhak manajemen
akan dihadapkan pada terbatasnya waktu, risiko yang mungkin mengancam
stabilitas lembaga pendidikan dan keputusan yang diambil harus dapat
dikomunikasikan pada pihak pelaksana (petugas operasional), seperti pendidik
dan tenaga kependidikan. Untuk menghadapi hambatan maupun tantangan
lingkungan dan kemampuan dalam membuat keputusan, pihak manajemen
pendidikan memerlukan strategi yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai
secara optimal.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana lingkungan eksternal dalam manajemen strategik pendidikan?
2. Bagaimana analisis lingkungan eksternal dalam manajemen strategik
pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui lingkungan eksternal dalam manajemen strategik pendidikan.
2. Mengetahui analisis lingkungan eksternal dalam manajemen strategik
pendidikan.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis: Sumber informasi dan pengetahuan mengenai lingkungan
eksternal dalam manajemen strategik pendidikan
2. Manfaat Praktis: Pembaca mempunyai landasan untuk memahami
lingkungan eksternal dalam manajemen strategik pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

PENGENALAN LINGKUNGAN EKSTERNAL

A. Lingkungan Eksternal

Salah satu proses dalam manajemen strategik adalah penilaian organisasi


melalui proses analisis lingkungan organisasi. Yang dimaksudkan disini meliputi
kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh di dalam dan di
sekeliling organisasi yang berdampak pada kehidupan organisasi berupa kekuatan
eksternal.
Lingkungan eksternal adalah suatu kekuatan yang berada di luar lembaga
perusahaan dimana lembaga/perusahaan tidak mempunyai kendali sama sekali
terhadapnya (uncontrolable) sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada
lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja semua organisasi tersebut.
Faktor lingkungan eksternal perlu diantisipasi, dipantau, dinilai dan
disertakan sedemikian rupa kedalam proses pengambilan keputusan eksekutif.
Para pengambil keputusan, termasuk didalamnya adalah kepala sekolah maupun
pengelola pendidikan lainnya seringkali terpaksa mengalahkan tuntutan kegiatan
interen dan eksteren lembaga pendidikan demi melayani bermacam bermacam
kepentingan seperti urusan rutin, dinas, bekerja harus dibawah petunjuk atau
pedoman kerja yang ditetapkan oleh birokrasi tanpa mempertimbangkan
kebutuhan eksternal organisasi yang terus berubah.
Sebelum suatu organisasi dapat memulai perumusan strategi, maka pihak
manajemen harus melakukan kegiatan pengamatan lingkungan. Lingkungan
adalah semua elemen di dalam (internal) atau di luar (eksternal) organisasi yang
dapat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.
[ CITATION Iri14 \l 14345 ]
Peran lingkungan sangat besar terhadap makna dan dinamika strategis.
Lingkungan eksternal terdiri atas berbagai unsur di luar oganisasi yang sebagian
besar tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh organisasi. Selain itu, lingkungan
eksternal juga memberikan pengaruh dalam pembuatan keputusan yang dibuat
oleh seorang manager. [ CITATION Naj16 \l 14345 ]. Oleh karena itu, pimpinan
lembaga pendidikan tidak hanya memperhatikan lingkungan internal saja tapi juga
harus memperhatikan lingkungan luar yang berpengaruh langsung terhadap
eksistensi lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Hal yang harus dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil
keputusan dalam memutuskan suatu kebijakan atau program antara lain pengaruh
lingkungan terhadap perkembangan dan dinamika lembaga yang dipimpinnya
baik lingkungan dekat (immediate), maupun lingkungan jauh (remote) [ CITATION
Sia98 \l 14345 ].

2
Lingkungan eksternal dekat merupakan lingkungan yang mempunyai
dampak pada kegiatan-kegiatan operasional organisasi seperti berbagai kekuatan
dan kondisi dalam lingkup dimana organisasi bergerak, situasi persaingan, situasi
pasar dan sebagainya. Sedangkan lingkungan eksternal jauh dapat bersifat politik,
ekonomi, teknologi, keamanan, hukum, sosial budaya, pendidikan dan kultur
masyarakat luas yang secara tidak langsung mempengaruhi kegiatan operasional
organisasi.

1. Lingkungan eksternal dekat meliputi hal-hal berikut:


1) Koordinator lapangan pemasok calon peserta didik. Pimpinan lembaga
pendidikan mesti memperhatikan hal-hal di bawah ini:
a. Para penyalur calon peserta didik. Pimpinan lembaga pendidikan mesti
jeli mempelajari posisi, peran, dan daya pengaruh para pemasok calon
peserta didik (termasuk mahasiswa). Apakah mereka menguasai
lapangan atau hanya makelar biasa. Ada yang bersifat formal ada pula
yang kerja serampangan. Koordinator yang formal biasanya datang
dari instansi atau lembaga yang mempunyai beasiswa dari kantornya
untuk mengirim calon-calon mahasiswa, baik untuk program S-1, S-2,
maupun S-3. Para pimpinan pendidikan yang jeli memanfaatkan
peluang biasanya langsung jemput bola dengan menawarkan berbagai
kemudahan. Kemudahan yang diberikan tidak boleh sampai
mengorbankan mutu atau kehormatan lembaga pendidikan.
b. Mengingat terbatasnya calon peserta didik/mahasiswa, sedangkan
lembaga pendidikan semakin hari semakin banyak, maka para penyalur
jasa pendidikan mempunyai peran yang sangat penting yang dapat
memperketat persaingan. Kondisi seperti itu dapat memperkuat posisi
para penyalur jasa pendidikan. Akibatnya, boleh jadi mereka
menyalurkan calonnya ke prodi yang tidak relevan dengan kebutuhan
kantornya.
2) Pesaing. Yang menyebabkan ketatnya persaingan di bidang pendidikan
antara lain sebagai berikut:
a. Lembaga pendidikan semakin banyak, sementara calon peserta
didik/mahasiswa semakin terbatas (mungkin akibat kemampuan
ekonomi menurun atau banyaknya lulusan SLTA yang langsung
masuk ke pasar kerja), sementara jenis, status, dan fasilitas yang
ditawarkan hampir seimbang, kecuali ada perbedaan antara Perguruan
Tinggi Pemerintah (PTP) dan Perguruan Tinggi Masyarakat (PTM).
b. Pertumbuhan dan keragaman jenis prodi yang ditawarkan di daerah
sangat terbatas, sementara calon peserta didik mahasiswa lebih
memilih prodi yang dapat memberikan jaminan masa depan. Maka
calon peserta didik/mahasiswa banyak yang lari ke kota-kota besar.
c. Ketatnya persaingan dalam memperoleh calon mahasiswa di kota
semakin kuat, sementara di daerah-daerah belum seketat di perkotaan.
Maka banyak perguruan tinggi yang membuka cabangnya di daerah
atau sering dikenal dengan kelas jauh. Sekalipun program kelas jauh
sampai sekarang masih dilarang, banyak perguruan tinggi
swasta/masyarakat yang melanggar aturan secara sembunyi-sembunyi.
Kondisi itu pun makin memperkeruh dan memperketat persaingan.

3
d. Persaingan semakin ketat ketika para pengguna jasa pendidikan
mempunyai hak untuk memilih karena mereka tidak terikat oleh satu
instansi pendidikan tertentu.
e. Biaya tetap (fixed cost) pendidikan semakin tinggi dan persaingan
semakin ketat, maka banyak lembaga pendidikan yang bersaing di
bidang harga dan layanan sementara mutu terabaikan. Inilah yang
kelak akan merusak pendidikan.
f. Para pengelola lembaga pendidikan umumnya mempunyai
pengalaman, modal, dan strategi yang beragam yang menyebabkan
makin ketatnya persaingan.
g. Bersaing dengan pola yang efektif bukanlah bersaing dengan lembaga
lain, tapi bersainglah dengan dirinya sendiri. Berlombalah dalam
mengejar kebaikan (fastabiqul khaerot). Ada atau tidak ada yang
menyaingi, pimpinan lembaga pendidikan tetap berbuat yang terbaik.
Ada atau tidak ada yang menghargai, tetap melakukan yang terbaik.
3) Faktor sumber daya manusia. Faktor ini mempunyai peran yang besar
dalam lembaga pendidikan. Maju mundurnya suatu lembaga pendidikan
banyak dipengaruhi oleh berkualitas dan tidaknya sumber daya manusia.
Oleh sebab itu, perlu perhatian yang sungguh-sungguh terhadap faktor
SDM.
a. Pembenahan SDM harus dimulai dari sistem rekrutmen pegawai. Oleh
sebab itu, rekrutmen tidak bersifat formal apalagi berbau nepotisme,
kolusi, atau suap. Seleksi bukan sekadar melihat ijazah dan faktor
administrasi saja, tapi lebih menekankan pada karakter/kepribadian,
tampilan kerja, dan sebagainya. Bukan hanya melihat keterampilan
saja, tapi juga memperhatikan kejujuran, spirit, disiplin, dan tanggung
jawab.
b. Sesuaikan dengan tuntutan visi/misi, kebutuhan program, dan masa
depan lembaga pendidikan.
c. Berorientasi pada pengembangan mutu SDM dengan memperhatikan
sisi efektivitas, produktivitas, dan akuntabilitas.
d. Berorientasi pada peningkatan daya saing.
4) Kebijakan-kebijakan umum dan kebijakan khusus yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang berkaitan dengan sistem tata kelola pendidikan,
mekanisme, sistem nilai, dan lainnya yang diperkirakan berpengaruh besar
terhadap pengelolaan dan eksistensi pendidikan yang dikelolanya.
5) Para pengguna jasa pendidikan atau dalam dunia ekonomi disebut
pelanggan. Maju mundurnya suatu lembaga pendidikan akan dipengaruhi
oleh tingkat kepercayaan masyarakat, khususnya para pengguna jasa
pendidikan, baik calon peserta didik/mahasiswa, orang tua, perusahaan dan
instansi-instansi pengguna tenaga lulusan, pemerintah, dan sebagainya.
Oleh karena itu, perlu dikaji dan dikembangkan secara terus menerus
tentang minat, kebutuhan, karakteristik, dan tingkat kemampuan para
pengguna jasa pendidikan/calon peserta didik/mahasiswa, seperti berikut
ini:
a. Tingkat kepercayaan masyarakat dan calon peserta didik/mahasiswa
dapat memengaruhi calon lain apabila mereka tidak memercayai suatu
lembaga pendidikan. Sebaliknya, apabila mereka telah memercayai

4
suatu lembaga pendidikan, mereka akan menjadi juru kampanye yang
andal untuk memasyarakatkan lembaga yang dipercayainya.
b. Pada saat peserta didik/mahasiswa merasa tidak puas dengan layanan,
mutu, harga, dan fasilitas yang disediakan, boleh jadi mereka akan
memberikan kesan yang negatif dan melarang calon lain untuk
memasuki lembaga tersebut. Oleh sebab itu, sistem layanan harus
diperhatikan secara sungguh-sungguh, sehingga mereka tetap merasa
puas atas mutu dan layanan yang diberikan.
c. Para peserta didik/mahasiswa dan orang tua bukan sekadar pembeli
jasa pendidikan, tapi mereka berperan sebagai juru dan penyambung
pesan-pesan kampus/sekolah terhadap masyarakat luas.
d. Mereka bukan hanya membeli ilmu tapi juga membeli kepuasan,
kenyamanan, dan masa depan.

2. Lingkungan eksternal jauh meliputi hal-hal berikut:


1) Kondisi sosial turut memengaruhi dinamika penyelenggaraan pendidikan.
Kondisi ini berubah amat pesat. Gelombang perubahannya bukan saja
memengaruhi minat, kebutuhan, dan kepentingan konsumen, tapi juga
dapat memengaruhi penolakan terhadap proses dan hasil pendidikan.
2) Kondisi ekonomi. Ada beberapa hal yang perlu dicemati berkaitan dengan
dinamika pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:
a. Kemampuan daya beli masyarakat. Apabila daya beli masyarakat
rendah sedangkan harga yang ditawarkan tinggi, kemungkinan peminat
akan turun. Apabila tingkat penurunannya tajam dan berpengaruh pada
eksistensi lembaga, maka pimpinan harus menyusun alternatif program
dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya
sedang menurun.
b. Oleh sebab itu, pimpinan lembaga pendidikan harus jeli
memperhatikan proyeksi laju pertumbuhan ekonomi dan posisi nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing, pertumbuhan investor, yang
berdampak pada menyempitnya lapangan kerja, tingginya angka
pengangguran, serta meningkatnya jumlah masyarakat yang miskin.
c. Kebijakan daerah yang cenderung mencari sumber pendapatan
daerahnya dari pajak, serta kebijakan lain yang berdampak. langsung
pada sektor pendidikan.
3) Iklim politik. Iklim politik pun memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap keberadaan dan sistem penyelenggaraan pendidikan. Contoh,
kekuatan politik dapat memengaruhi Mahkamah Konstitusi yang akhirnya
dengan kewenangan yang dimilikinya, lembaga tersebut membatalkan
undang-undang Badan Hukum Pendidikan (BHP).
Oleh sebab itu, para pimpinan lembaga pendidikan harus jeli
mernperhatikan arah. kecenderungan. dan perubahan politik yang secara
langsung atau tidak langsung dapat memengaruhi penyelenggara
pendidikan.
Perlu dikaji secara mendalam tentang kebijakan pendidikan setelah
ditetapkannya HAM sebagai bagian dari hukum formal, sistem kebebasan,
keterbukaan dan demokratisasi, dan perubahan budaya politik lainnya

5
yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia. [ CITATION Mul11 \l 1057 ]

3. Lingkungan eksternal menurut para ahli:


1) Menurut [ CITATION Sam13 \l 14345 ] lingkungan eksternal organisasi
meliputi:
a. Lingkungan Umum
Lingkungan umum mempunyai dimensi yang luas dan
berpengaruh terhadap organisasi secara tidak langsung. Lingkungan
umum terdiri dari enam segmen lingkungan yaitu demografi, ekonomi,
politik/hukum, sosio-kultural, teknologi dan global. Segmen demografi
erat kaitannya dengan besarnya populasi yang terkait pula dengan
struktur usia, distribusi geografi dan distribusi pendapatan. Segmen
ekonomi terkait dengan kondisi ekonomi. Segmen politik/hukum
mencakup hubungan antara organisasi dengan pemerintah, kebijakan
politik pemerintah dan perundang-undangan. Segmen sosio-kultural
berkaitan dengan sikap dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Segmen
teknologi mencakup perkembangan dan perubahan tekologi, dan
segmen global meliputi perdagangan global, rekruitmen tenaga kerja
asing, dan standarisasi mutu internasional.
b. Lingkungan Organisasi
Setiap organisasi memiliki tujuan yang berberda-beda
meskipun ada bagian yang sama dalam tujuan tersebut. Hal itu
menjadikan masing-masing organisasi melakukan persaingan untuk
mewujudkan tujuannya. Persaingan organisasi tersebut terjadi di
lingkungan organisasi. Faktor-faktor yang dapat memberikan pengaruh
dalam lingkungan organisasi seperti adanya organisasi baru dan
intensitas persaingan antar organisasi yang berada di bidang yang
sama.
c. Lingkungan Kompetitor
Fokus lingkungan kompetitor ditujukan pada organisasi yang
bersaing secara langsung.

2) Menurut [ CITATION Han10 \l 14345 ] , membagi lingkungan eksternal


kedalam dua kategori, yaitu :
a. Lingkungan Eksternal Mikro
Komponen-komponen lingkungan eksternal mikro antara lain :
para pesaing, orang yang harus dilayani, pasar tenaga kerja, lembaga-
lembaga keuangan, perwakilan pemerintah, mitra kerja organisasi, dan
kelompok politik tertentu. Dalam [ CITATION Usm14 \l 14345 ] ,
perencanaan mikro disebut juga dengan pemetaan sekolah yang
menggambarkan berbagai data atau informasi yang dapat
mempengaruhi perkembangan pendidikan seperti kebutuhan guru,
kebutuhan sarana prasarana, dll.
b. Lingkungan Eksternal Makro
Komponen-komponen lingkungan eksternal makro antara lain :
teknologi, ekonomi, politik, sosial serta berbagai dimensi
internasional. Menurut [ CITATION Usm14 \l 14345 ] , perencanaan

6
makro meliputi berapa pendapatan nasional yang akan ditingkatkan,
berapa tingkat konsumsi, investasi pemerintah dan swasta, biasanya
digunakan dapat perencanaan pendidikan nasional.

3) Berdasarkan pendapat Sondang P. Siagian, Sampurno dan T. Hani


Handoko, maka variabel-variabel lingkungan eksternal yang harus diamati
dalam proses manajemen strategik antara lain :
a. Keadaan sosio-kultural
b. Keadaan politik
c. Keadaan hukum
d. Keadaan ekonomi
e. Keadaan demografi
f. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
g. Perkembangan competitor

B. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis situasi lingkungan yakni suatu analisis yang dilakukan terhadap


lingkungan strategis, antara lain lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
Analisis lingkungan eksternal, baik yang berhubungan dengan orang, lembaga,
maupun nilai dan kebijakan. Analisis eksternal dilakukan untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, kesempatan, hambatan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program dan proyek untuk jangka panjang, sedang dan pendek.
Lingkungan eksternal yang berhubungan dengan perorangan, antara lain:
orang tua peserta didik/mahasiswa, para donatur tetap maupun insidental, tokoh
masyarakat, pejabat terkait, serta calon peserta didik/mahasiswa. Lingkungan
eksternal yang berhubungan dengan lembaga, antara lain: lembaga-lembaga
pendidikan sejenis, instansi pemerintah, organisasi lain yang berhubungan
langsung dengan lembaga pendidikan seperti PGRI, Kopertis, Kopertasi, APTISI,
serta LSM yang berhubungan langsung dengan dunia pendidikan.
Lingkungan eksternal yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus,
perlu dianalisis, dan perlu dikaji pengaruhnya terhadap keberadaan lembaga
pendidikan, antara lain: undang-undang/peraturan pemerintah, permendiknas,
perda, atau peraturan lain yang terkait secara langsung maupun tidak langsung
dengan penyelenggaraan pendidikan, kebijakan ekonomi, politik, budaya, hukum,
dan kebijakan lainnya yang berhubungan langsung dengan pendidikan.[ CITATION
Mul11 \l 1057 ]
Berbagai informasi tentang masalah-masalah dalam lingkungan intemal
dan eksternal dari telaah lingkungan strategik diproses dengan cara pembobotan
dan dirating menjadi suatu kesimpulan analisis. Kegiatan inilah yang disebut
Telaah Lingkungan Eksternal (TLE). Bryson (dalam LAN-RI, 2004:95-96)
menyebutkan empat langkah utama dalam telaah lingkungan strategik yaitu:
1. Scanning, yakni mengidentifikasi tanda-tanda awal perubahan lingkungan
dan trend.
2. Monitoring. yakni menemukan arti melalui observasi secara terus-menerus
terhadap perubahan lingkungan dan trend.
3. Forecasting, yakni membuat proyeksi perkiraan hasil berdasarkan perubahan
dan trend yang dimonitor.

7
4. Assessing, yakni menentukan waktu dan arti penting perubahan lingkungan
dan trend terhadap strategi dan manajemen organisasi.
Kajian lingkungan (environmental scan) mendorong organisasi untuk
melihat di luar dirinya dalam ruang maupun waktu. Dalam konteks kajian
lingkungan, organisasi dapat mengukur kekuatan dan kelemahannya yang relatif
terhadap peluang dan ancaman, karena merupakan faktor eksternal, peluang dan
ancaman tersebut bersifat harus diterima apa adanya dan secara esensial tidak
dapat diubah [ CITATION Suh19 \l 14345 ]

Dalam analisis lingkungan eksternal lembaga pendidikan meliputi


berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses manajemen strategik pendidikan.
Peluang dan tantangan yang ada dalam lingkungan eksternal organisasi sendiri
(yang tidak dapat dikelola manajemen) yang meliputi berbagai faktor yang dapat
dikelompokkan dalam bidang/aspek sebagai berikut. Untuk memudahkan
peinahaman maka dapat digambarkan scbagai berikut.

1. Task Environtment, secara langsung berinteraksi dan mempengaruhi


organisasi seperti: Klien, Konsumen, Stakeholder, Pesan pelanggan.
2. Societal Environtment, pada umumnya tcrdiri dari berbagai beberapa elemen
penting seperti Ekonomi, Teknologi, Sosial dan Budaya, Politik, Hukum,
Lingkungan, Lingkungan Hidup, Ekologi dan Georgrafi.
a. Economic Environtment, merupakan suatu kerawanan bagi kebanyakan
organisasi, dan analisisnya paling sulit dilakukan, karena menyangkut
ekonomi tingkat nasiomal, Misalnya, masalah keuangan Negara, tingkat
inflasi suku bunga. Dalam periode pemulihan ekonomi pascakrisis,
strategi perkembangan ckonomi nasional sangat kuat dikendalikan oleh
Lembaga Moneter Internasional, yaitu IMF.
Dunia pendidikan harus tampil cernat mengamati dan memantau
perkembangan ekonomi nasional agar secara terus-menerus dapat
meningkatkan relevansinya. Lingkungan perekonomian mempengaruhi
sumber daya manusia serta efektivitas praktek-praktck manajemen
sumber daya manusia tertentu. Faktor ini langsung mempengaruhi status
keuangan sebuah lembaga yang kemudian menentukan tingkat
pengeluaran, tingkat resiko dan prioritas pembelanjaan yang ditanggung
lembaga.
b. Technological Environtment, merupakan hal yang tidak kalah pentingnya
dibandingkan dengan economic environtment. Saat ini kita menyaksikan
cara kemajuan teknologi yang sangat cepat yang belum pernah dialami
sepanjang sejarah peradaban manusia. Misalnya siklus pendidikan tinggi
adalah empat tahun untuk tingkat strata satu (S-1/undergraduate
program). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia industri/dunia bisnis yang
semakin berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi terutama
teknologi informasi, yang membawa masyarakat Indonesia menembus
wilayah geografis lokal, nasional, maupun internasional yang tidak
mengenal batas.

8
Orang yang terlibat dalam dunia pendidikan harus mulai melirik
teknologi untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam
mewujudkan dunia pendidikan yang diharapkan semakin memiliki arti
dengan didukung oleh kualitas yang bisa diandalkan oleh masyarakat
pengguna jasa pendidikan. Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada
saat ini menuntut organisasi untuk selalu mengikuti perubahan teknologi
ini agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
c. Social Environtment, menjadi yang paling penting dalam kchidupan
organisasi karena menyangkut perilaku sosial dan nilai-nilai budaya
(social attitude and values). Transparansi/keterbukaan merupakan suatu
tuntutan baru, terutama terhadap pemerintahan, sementara kritik
masyarakat harus diperhatikan, dengan adanya tuntutan akan
meningkatkan "quality of life" yang semakin gencar.
Ada sebuah adagium yang menyatakan bahwa di dunia ini tidak ada yang
abadi, semuanya berubalı; satu-satunya yang abadi adalah perubahan itu
sendiri. Itu artinya, perubahan sosial merupakan peristiwa yang tidak bisa
dielakkan, meskipun ada perubahan sosial yang berjalan lambat dan ada
pula yang berjalan cepat. Bahkan salah satu fungsi pendidikan,
sebagaimana dikemukakan di atas, adalah melakukan inovasi-inovasi
sosial, yang maksudnya tidak lain adalah mendorong perubahan sosial.
Fungsi pendidikan sebagai agen perubahan sosial tersebut, saat ini
ternyata justru melahirkan paradoks. Kenyataan menunjukkan bahwa,
sebagai konsekuensi dari perkembangan ilmu dan teknologi yang
demikian pesat saat ini, perubahan sosial berjalan jauh lebih cepat
dibandingkan upaya pembaharuan dan laju perubahan pendidikan.
Sebagai akibatnya, fungsi pendidikan sebagai konservasi budaya menjadi
lebih menonjol, tetapi tidak mampu mengantisipasi perubahan sosial
secara akurat.
Dengan kata lain, ketidakınampuan mengelola dan mengikuti dinamika
perubahan sosial sama artinya dengan menyiapkan keterbelakangan.
Permasalahan perubahan sosial, dengan demikian harus menjadi agenda
penting dalam pemikiran dan praksis pendidikan nasional.
d. Ecological Environtment, merupakan hal yang sangat sulit dianalisis.
Identifikasi tentang kecenderungan dan peluang sulit dilakukan, karena
sangat tergantung pada kemapanan (maturity) lingkungan, belum ada
suatu pembakuan yang telah disepakati bersama. Termasuk dalam
ecological environtment antara lain masalah polusi dan pencemaran
lingkungan alam (fisik).
e. Political Environtment, merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan bidang kegiatan organisasi, misalnya kebijakan
perpajakan moneter, perizinan, yang mempunyai dampak jangka panjang
pada efektivitas organisasi. Hal ini akan terasa pada organisasi yang
bidang kegiatannya telah diatur oleh pemerintah (termasuk administrasi
dan organisasi public sebagai aparat pemerintah), karena organisasi ini
akan tergantung pada kehidupan pemerintah. Organisasi dari jenis
apapun berkiprah di dalam dan melalui berbagai sistem politik. Interaksi
antara organisasi dan lingkungan politik adalah saling mempengaruhi
satu sama lain. Memulai suatu arah atau langkah baru, seperti

9
memperkenalkan paradigma baru dari sistem pendidikan, memerlukan
kemampuan untuk meyakinkan para elite strategis di lingkungan birokrat,
kelumpok-kelompok yang berkepentingan, dan masyarakat umum
lainnya tentang pentingnya arah baru yang akan ditempuh.
f. Security Environtnent, terutama bagi Indonesia masa kini merupakan
aspek yang perlu dipertimbangkan dengan teliti. Masalah keamanan
sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan kelangsungan suatu
organisasi khususnya lembaga pendidikan, terutama yang mempunyai
kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Dengan
demikian pada bidang geografi dimana organisasi berada, serta pesaing
yang memiliki kegiatan dan usaha yang sama dengan organisasi sendiri.
Dari telaah lingkungan diatas dapat diperolch gambaran menyeluruh
tentang situasi dan kondisi organisasi dari berbagai aspek, eksternal
organisasi khususnya dibidang pendidikan dan dengan bertolak dari hasil
telaah situasi dan kondisis serta visi, misi dan nilai-nilai, barulah
dilakukan pembobotan/rating dalam bentuk kesimpulan analisis dan
dikembangkan ke arah Perencanaan Strategik (Renstra) yang tepat.

Dalam telaah lingkungan harus teliti karena tantangan (ancaman)


terhadap sebagian dari organisasi dapat saja merupakan peluang bagi
bagian lain dari organisasi yang sama. Lingkungan eksternal yang
dinamis sedapat mungkin direkayasa (dalam arti positif) sedemikian rupa
sehingga dapat dimanfaatkan oleh organisasi secara positif. Secara
eksteren "tantangan" direkayasa dan diubah menajadi "peluang".

C. Pentingnya Analisis Lingkungan

Ada dua faktor yang membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa
penting dalam Manajemen Strategik dan harus selalu dilakukan oleh para manajer,
yaitu:
1. Bahwa organisasi/perusahaan tidak berdiri sendiri (terisolasi) tetapi
berinteraksi dengan bagian-bagian dari lingkungannya dan lingkungan itu
sendiri selalu berubah setiap saat. Dalam banyak kasus, beberapa perusahaan
akan hancur ketidakmampuan menganalisa dan beradaptasi dengan kondisi
lingkungan yang selalu berfluktuasi.
2. Pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan kompleks dapat mempengaruhi
kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah perusahaan. Rumit serta
tidak pastinya masa depan menbuat para penyusun strategi harus lebih
berhati-hati dalam melakukan analisa lingkungan.
Sejumlah asumsi-asumsi yang relevan harus dikaji ulang sctiap waktu agar
penyesuaian-penyesuaian dapat segera dilakukan. Asumsi adalah suatu
anggapan dasar/pengandaian yang ditetapkan sebelumnya agar
diimplementasikan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada asumsi akan
mengakibatkan tidak berlakunya suatu strategi, walaupun strategi tersebut
sangat baik dan tepat. Kegagalan penerapan strategi-strategi yang telah dibuat
terkadang diidentikkan dengan kegagalan para penyusun strategi tanpa dikaji
terlebih dahulu mengenai asumsi yang mendasari strategi tersebut.

10
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebelum suatu organisasi dapat memulai perumusan strategi, maka pihak
manajemen harus melakukan kegiatan pengamatan lingkungan. Lingkungan
adalah semua elemen di dalam (internal) atau di luar (eksternal) organisasi yang
dapat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.
Peran lingkungan sangat besar terhadap makna dan dinamika strategis.
Lingkungan eksternal terdiri atas berbagai unsur di luar oganisasi yang sebagian
besar tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh organisasi. Selain itu, lingkungan
eksternal juga memberikan pengaruh dalam pembuatan keputusan yang dibuat
oleh seorang manager.
Variabel-variabel lingkungan eksternal yang harus diamati dalam proses
manajemen strategik antara lain: keadaan sosio-kultural, keadaan politik, keadaan
hukum, keadaan ekonomi, keadaan demografi, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan perkembangan competitor

B. Saran

Dalam melakukan proses manajemen strategik dalam sistem pendidikan,


sebaiknya kita harus memperhatikan faktor-faktor apa saja yang akan dihadapi
dalam sebuah organisasi di masa yang akan datang. Dengan adanya analisis
lingkungan eksternal ini, dapat diketahui bagaimana menghadapi faktor
lingkungan eksternal sehingga dapat digunakan untuk pertimbangan dalam
menentukan kebijakan selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. H. (2010). Manajemen. Yogyakarta: PBFE.

Iriantara, Y. (2014). Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Mulyasana, D. (2011). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Najib, M., Wiyani, N. A., & Sholichin. (2016). Manajemen Strategik Pendidikan
Karakter Bagi Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media.

Pearce, & Robinson. (2008). Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan


Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Sampurno. (2013). Manajemen Strategik : Menciptakan Keunggulan Bersaing


yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Gadjah Mada Uiversity Press.

Siagian, S. P. (1998). Manajemen Strategik . Jakarta: Bumi Aksara.

Suhaimi. (2019). Manajemen Strategik untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di


Sekolah . Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Usman, H. (2014). Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:


Bumi Aksara.

Ward, & Peppard. (2002). Strategic Planning for Information System 3nd ed. .
England: John Wiley & Sons.

13

Anda mungkin juga menyukai