PRODUK
DOSEN PENGAMPU :
I KOMANG SURYADNYA DIPUTRA SE, MM
DISUSUN OLEH :
IDA AYU DESY FRANCISKA DEWI (2002612010939)
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa,penulis senantiasa mensyukuri atas
segala nikmat dan rahmat-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat untuk melengkapi nilai tugas dari mata kuliah manajemen
pemasaran.Pada kesempatan kali ini juga, penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelasaikan
makalah ini.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengalaman dan ilmu yang dimiliki masih
terbatas dan terdapat banyak kekurangan, sehingga penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna.
Namun penulis tetap bersyukur karena dengan bimbingan dan bantuan semua pihak,
maka makalah ini dapat diselesaikan.Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun guna mencapai hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
(Penyusun)
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………
BAB II Pembahasan……………………………………………………………………………...
2.1 Pengertian Produk…………………………………………………………………………….
2.2 Penggolongan Produk………………………………………………………………………...
2.3 Strategi Produk dan Keputusan Merk Serta Kemasan……………………………………….
2.4 Produk Individual dan Lini Produk………………………………………………………….
BAB III Penutup…………………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………...
3.2 Saran………………………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Sebagai bahan diskusi dan untuk lebih mengetahui tentang strategi produk.
BAB II
PEMBAHASAN
William J. Stanton merupakan politikus America Serikat yang juga seorang pebisnis.
Menurutnya, produk merupakan seperangkat atribut yang memiliki wujud atau tidak, termasuk
kemasan, harga, warna dan layanan yang bisa diterima oleh pembeli sebagai bentuk pemenuhan
terhadap keinginan dan kebutuhan.
Phillip Kotler dan Gary Armstrong dikenal sebagai tim yang kerap memberikan ilmu
pengetahuan seputar marketing dengan tulisan mereka. Kotler sendiri merupakan salah satu
pakar pemasaran terkemuka di dunia, sementara Armstrong merupakan seorang dosen bisnis.
Menurut Kotler dan Armstrong, produk merupakan segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke
pasaran untuk dapat dipakai, diperoleh, diperhatikan atau dikonsumsi dengan tujuan memberikan
kepuasan akan kebutuhan atau keinginan orang-orang yang ada di pasaran.Mereka juga
menambahkan bahwa produk bisa berwujud dan bisa juga tidak (intangible seperti jasa).
a. Berdasarkan wujudnya
Produk berdasarkan wujudnya dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama, yaitu:
1. Barang. Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba
atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
2. Jasa. Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan
sebagainya.
Produk berdasarkan aspek daya tahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
1. Barang tidak tahan lama (nondurable goods). Barang tidak tahan lama adalah barang
berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu
tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng, dan sebagainya.
2. Barang tahan lama (durable goods). Barang tahan lama merupakan barang berwujud
yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk
pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya: lemari es, mesin cuci, pakaian
dan lain-lain.
Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumennya dan untuk apa produk
tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini Fandy Tjiptono (1999:98-101)
mengklasifikasikan produk menjadi:
a. Barang Konsumen
Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir
(individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang konsumen dapat
dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
b. Barang industri
Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau
konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk keperluan selain di konsumsi langsung yaitu:
untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu:
1. Material and part, merupakan barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam
produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi
dan suku cadang.
2. Capital Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi kemudahan
dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi.
3. Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa yang memberi
kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk jadi.
Dalam strategi pemasaran, ada beberapa strategi dasar yang berhubungan dengan produk atau
dikenal sebagai strategi produk atau strategi pemasaran produk, diantaranya adalah :
Strategi positioning produk
Positioning adalah posisi produk (merek) di benak konsumen, artinya adalah bagaimana atau
sebagai apa sebuah produk akan diingat oleh konsumen sasaran. Jadi strategi prositioning adalah
strategi untuk menciptakan diferensiasi yang unik di benak konsumen yang menjadi target
market, sehingga tercipta citra (image) merek atau produk yang lebih menonjol dibandingkan
merek produk lain. Tujuan strategi positioning adalah untuk menempatkan merek produk
sedemikian rupa sehingga produk tersebut terpisah atau terbedakan dari yang lain (merek
pesaing), dan agar merek produk bisa menyampaikan kepada pelanggan mengenai ‘what you
stand for, what you are, how you would like customers to evaluate you’.
Strategi repositioning produk adalah strategi untuk melakukan positioning ulang suatu merek
produk di pasar sasaran. Strategi ini dijalankan biasanya karena merek produk mengalami
beberapa kejadian berikut, yaitu :
Adanya pesaing yang masuk dengan positioning yang sama persis, berdampingan dengan
merek perusahaan dan pesaing memiliki sumber daya yang cukup kuat sehingga di
kahwatirkan jika dibiarkan akan membawa dampak buruk bagi merek perusahaan.
Adanya perubahan preferensi konsumen, atau terjadi value migration, sehingga value
produk dimata konsumen berubah.
Adanya nicher baru yang lebih potensial yang diikuti dengan sumber daya perusahaan
dan kesempatan untuk masuk ke nicher tersebut.
Telah terjadi kesalahan positioning merek produk sebelumnya.
Produk baru adalah produk yang sebelumnya belum pernah ada, produk yang sudah pernah
ada, dan disempurnakan, penambahan lini produk baru, penambahan pada lini produk yang
sudah ada, atau perubahan produk seperti peremajaan (rejuvenasi).Secara umum tujuan dari
strategi produk baru adalah untuk memenuhi kebutuhan (baru) konsumen, memperkuat reputasi
merek produk di pasar serta untuk meningkatkan daya saing merek produk perusahaan di pasar
sasaran.Bentuk strategi produk baru adalah :
Strategi desain produk, artinya sebuah strategi yang berhubungan dengan desain atau model
produk tersebut, yaitu model atau desain standard, desain khusus atau customized design dan
desain modifikasi (standard dengan modifikasi khusus).
Produk standar, bertujuan untuk mendapatkan skala ekonomis dari produk standar yang
diproduksi secara masal.
Produk kustom (customized product), bertujuan untuk melayani permintaan dari pasar
tertentu dengan produk khusus untuk segmen tersebut.
Tujuan dari strategi desain tentu saja untuk memaksimalkan pangsa pasar (market share),
peningkatan laba dan penjualan, melalui perubahan model yang disesuaikan dengan keinginan
pasar khusus (dengan customized product) dan trend yang sedang berkembang.
Penggunaan merek yang berbeda dengan produk yang sama dengan kualitas yang sama.
Penggunaan merek produk yang berbeda dengan kualitas produk yang sedikit berbeda,
dengan tujuan sebagai second brand.
Penggunaan merek produk yang sama, namun dengan label khusu yang menunjukan
bahwa merek produk tersebut memiliki kekhususan, misal dengan penambahan feature
atau fungsi tertentu.
Resiko dari penggunaan strategi ini adalah terjadi kanibal, dimana merek yang satu memakan
merek yang lain, dan pelemahan salah satu merek yang sudah ada terlebih dahulu di pasar.
Strategi lingkup produk adalah strategi yang berhubungan dengan jumlah lini produk dan
banyak item yang ada dalam setiap lini produknya. Secara umum ada tiga macam yaitu :
Strategi produk tunggal, biasanya dengan tujuan untuk mencapai skala ekonomis dan
spesialisasi dengan melayani satu segmen pasar dengan satu jenis produk.
Strategi multi produk, bertujuan untuk menjaga agar selalu ada produk yang eksis
dipasar, startegi banyak diterapkan oleh perusahaan dengan produk yang memiliki life
cycle pendek seperti snack, permen dan liannya.
Strategi system of products, adalah strategi dengan tujuan untuk meningkatkan
ketergantungan konsumen terhadap produk tersebut, atau agar pesaing mengalami
kesulitan untuk masuk.
Strategi eliminasi produk adalah staregi untuk menjaga keberlangsungan perusahaan atau
bisnis dengan memangkas atau melakukan treatment khusus terhadap lini produk
tertentu.Beberapa alasan melakukan eliminasi produk adalah :
Tingkat profitabilitas produk sudah menurun dan berada dibawah standar yang
ditetapkan.
Produk masuk dalam fase decline dalam product life cycle.
Produk mengalami penuruanan dalam volume penjualan dan pangsa pasar.
Produk tidak sesuai dengan tujuan (objective) perusahaan, dikhawatirkan jika dilanjutkan
akan mempengaruhi total bisnis.
Harvesting, merupakan strategi untuk ‘memerah’ produk tersebut, entah dengan cara
menaikan harga atau menurunkan biaya secara drastis, demi mendapatkan kenaikan profit
yang significant.
Simplicity , adalah startegi untuk melakukan penyederhanaan lini produk, artinya
perusahaan akan melakukan pemangkasan terhadap biaya-biaya yang dianggap sudah
tidak diperlukan lagi, jadi produk hanya disisakan memiliki fungsi dasar saja, kembali
dengan tujuan untuk mendapatkan profit yang cukup atau agar bisa membiayai produk
sendiri.
Total-line divestment, merupakan strategi untuk melepaskan lini produk secara
keseluruhan, menghentikan sama sekali keseluruhan aktivitas produk, mulai produksi,
distribusi, dan penjualan. (strategi ini jika tidak dilakukan dengan baik bisa berdampak
negatif terhadap portofolio atau citra perusahaan secara keseluruhan).
Strategi diversifikasi adalah strategi untuk mengembangkan produk atau pasar yang baru atau
keduanya, dengan tujuan untuk mencapai pertumbuhan yang maksimal, peningkatan penjualan,
peningkatan profitabilitas, dan fleksibilitas produk.Ada tiga bentuk dari strategi diversifikasi ini,
yaitu L
Diversifikasi konsentris, dimana perusahaan akan membuat produk baru yang masih
memiliki hubungan dengan produk perusahaan yang sudah eksis di pasar, misal
perusahaan sudah memiliki produk pasta gigi, kemudian melakukan diversifikasi
konsentris dengan membuat produk sikat gigi.
Diversifikasi horizontal, dimana perusahaan akan membuat produk baru yang tidak ada
hubungannya dengan produk yang sudah ada, tetapi perusahaan melakukan penjualan di
target pasar yang sama dengan target pasar produk yang sudah eksis. Contoh perusahaan
sudah memiliki produk pasta gigi di segment pasar A, kemudian membuat shampo yang
juga menyasar segmen pasar A.
Diversifikasi konglomerasi, yaitu saat perusahaan membuat produk yang sama sekali
tidak berhubungan dengan produk yang sudah ada, dan menyasar segmen pasar yang juga
berbeda sama sekali, pada konsep ini tidak ada hubungan antar produk pertama dengan
produk kedua, termasuk teknologi, konsep dan lain sebagainya.
Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam membuat keputusan-keputusan untuk
mengelola sebuah produk. Di mulai dengan keputusan tentang manfaat dari produk tersebut.
Manfaat produk yang ingin ditunjukkan pada konsumen dapat dikomunikasikan dengan atribut-
atribut produk. Aspek-aspek atribut produk meliputi:
a. Kualitas/Mutu Produk
Kualitas atau mutu produk ini menunjukkan sejauh mana sebuah produk berfungsi
sebagaimana harusnya.
b. Fitur Produk
Fitur produk berperan menambah manfaat utama sebuah produk. Fitur juga berfungsi
membedakan sebuah produk dengan produk sejenis, tergantung sejauh mana fitur yang
ditawarkan dapat memenuhi harapan konsumen, dapat menjadi penentu menangnya sebuah
produk dalam persaingan.
c. Desain dan Kemasan Produk
Desain dan kemasan cukup menentukan sebagai atribut produk:
1) Branding (Pemerekan)
Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain atau kombinasi semua
ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa.
2) Keputusan pemerekan
Agar tingkat ekuiti dari suatu merek bisa semaksimal mungkin, pemasar melakukan
keputusan pemerekan, dimana empat hal yang utama dalam keputusan ini, yaitu sebagai
berikut:
a) Pemilihan nama merek
Dalam pemilihan nama, paling tidak, pemasar harus memilih panduan atau
menggunakan kombinasinya yaitu menunjukkan manfaat produk, mudah diucapkan,
berbeda serta unik, dan dapat didaftarkan karena belum pernah ada yang
menggunakan dan mendaftarkannya pada Departemen Kehakiman.
b) Brand sponsor
Pemasar bisa memilih apakah merek yang akan dikenakan itu berasal dari
perusahaan/pabrik sendiri, atau diberikan oleh salurannya.
c) Licensing
Perusahaan pemilik merek membuat kesepakatan dengan produsen-produsen tertentu
agar dibuatkan produk sesuai standar yang diinginkan. Perusahaan pembuat berhak
menggunakan merek pemilik tadi. Tentu saja sudah dengan aturan-aturan yang
disepakati.
d) Co.branding
Perusahaan kadang-kadang bekerjasama dengan perusahaan lain, untuk saling
menunjukkan mereknya.
3) Strategi Merek
Ada empat pilihan strategi dalam merek, yaitu Line Extension, Brand Extension,
Multibrand,dan New Brand.
4) Packaging dan labeling
Packaging adalah aktivitas mendesain dan memproduksi pembungkus produk. Labeling
adalah informasi penting yang diberikan kepada konsumen tentang isi kandungan, harga
dan berbagai informasi maupun grafis yang menunjang penampilan kemasan.
Lini Produk
Kelompok produk yang berhubungan erat karena kelompok produk tersebut berfungsi
dengan cara yang sama, di jual kepada kelompok pelanggan yang sama, di pasarkan melalui tipe
grai yang sama, atau mempunyai kisaraan harga yang sama. Perusahaan dapat memperpanjang
lini produknya dalam 2 cara: dengan perluasaan lini atau dengan pengisian lini. Perluasan lini
produk terjadi ketika sebuah perusahaan memperpanjang lini produknya melampaui rentang lini
saat ini. Pengisian lini produk adalah menambahkan lebih banyak barang dalam rentang lini saat
ini. Pengisian lini akan berlebihan jika pengisian lini ini menyebabkan “kanibalisasi” dan
kebingungan pelanggan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik
perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekadar barang-barang yang berwujud (tangible). Dalam
arti luas, produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, dan ide. Jasa
(service) adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat atau kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan
akan sesuatu.
3.2 Saran
Dari penjelasan di atas tentang strategi produk pasti tidak terlepas dari kesalahan
penulisan dan rangkaian kalimat serta penyusunannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh pembaca dan khususnya Dosen mata
kuliah Manajemen Pemasaran. Oleh karena itu, penulis mengharap kepada para pembaca
(mahasiswa/i) dan Dosen mata kuliah ini dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
DAFTAR PUSTAKA