Anda di halaman 1dari 12

Konsep Perilaku Warga

Organisasi (Organizational
Citizenship Behaviour)

Perilaku Organisasi
Dr Heni Rohaeni, S.Sos, M.Si
Konsep Perilaku Warga
Organisasi (Organizational
Citizenship Behaviour)
Secara umum Organizational Citizhenship Behavior
(OCB) yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
dengan nama Perilaku Kewargaan Organisasi (PKO),
merupakan kontribusi pekerja “diatas dan lebih dari”
deskripsi kerja formal. Sebelum Membahas jauh
Konsep OCB Perlu dipahami ada beberapa variabel
dependen dalam Perilaku Organisasi meliputi:
produktivitas, absensi, turnover, dan kepuasan kerja.
Kemudian Robbins (2006). menambahkan dua
variabel lain yaitu perilaku menyimpang di tempat kerja
dan Organizational Citizenship Behavior (OCB).
Menurut Robbins dan Judge (2008), fakta menunjukkan
bahwa organisasi yang mempunyai karyawan yang
memiliki OCB yang baik, akan memiliki kinerja yang
lebih baik dari organisasi lain.
Konsep Perilaku Warga
Organisasi (Organizational
Citizenship Behaviour)
Konsep OCB pertama kali diartikulasikan oleh
Chester Barnard pada tahun 1938 sebagai
kesediaan individu didalam organisasi untuk
bekerja sama atau dikenal dengan istilah Extra
Role

Pandangan Barnard adalah gagasan dari seorang


individu berlatih akan kebebasan mereka untuk
berpartisipasi didalam sistem kerjasama formal
dilanjutkan oleh Katz and Kahn pada tahun 1966
yang membedakan konsep OCB sebagai "inovatif
dan perilaku spontan " yang bertentangan
dengan kewajiban peran kinerja. Perilaku yang
membantu dan bekerjasama sangat penting
untuk operasi organisasi.
Konsep Perilaku Warga Organisasi (Organizational
Citizenship Behaviour)
• OCB dilatar belakangi oleh teori pertukaran sosial yang
 Menurut Podsakoff, Whiting & Blume (2009) OCB merupakan teori yang menyatakan bahwa dalam
pertama kali di perkenalkan oleh Organ pada hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan,
tahun 1990 sebagai perilaku individual yang dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Teori
pertukaran sosial menjelaskan bagaimana manusia
bersifat bebas (discretionary), yang tidak secara
memandang tentang hubungan kita dengan orang lain
langsung dan eksplisit mendapat penghargaan sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:
dari sistem imbalan formal, dan yang secara
1. Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam
keseluruhan mendorong keefektifan fungsi- hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu.
fungsi organisasi.
2. Jenis hubungan yang dilakukan.
 Definisi Organ diatas mendapatkan banyak 3. Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan
kritikan, sehingga pada tahun 1997, Organ orang lain. Teori pertukaran sosial membayangkan
mengubah definisi perilaku kewargaan bahwa mengingat kondisi tertentu, orang berusaha
untuk membalas orang-orang yang menguntungkan
organisasi sebagai tindakan yang dirancang
mereka dan perilaku yang menunjukkan ini adalah
untuk membantu dalam pemeliharaan, perilaku kewargaan organisasi
peningkatan sosial dan konteks psikologis yang
mendukung kinerja tugas.
Definisi Perilaku Warga
Organisasi (Organizational
Citizenship Behaviour)
 Robbin menekankan bahwa perilaku-perilaku
kooperatif dan saling membantu yang berada
diluar persyaratan formal sangat penting bagi
berfungsinya organisasi. Perilaku tambahan diluar
diskripsi pekerjaan dalam organisasi sering
disebut sebagai perilaku kewarganegaraan dalam
organisasi atau Organizational citizenship behavior
(OCB).

 Perilaku karyawan yang melebihi peran yang


diwajibkan, yang tidak secara langsung atau
eksplisit diakui oleh sistem reward formal (Organ)

 Perilaku individu yang memberikan kontribusi pada


terciptanya efektifitas organisasi dan tidak
berkaitan langsung dengan sistem reward
organisasi (Kumar)
PENGUKURAN
PERILAKU WARGA
ORGANISASI
1. Sifat (paham) lebih memperhatikan dan mengutamakan kepentingan
orang lain. (altruisme), yaitu perilaku membantu karyawan lain tanpa
ada paksaan pada tugas-tugas yang berkaitan erat dengan operasi-
operasi organisasional.
2. Kebajikan warga organisasi (civic virtue), menunjukkan partisipasi
sukarela dan dukungan terhadap fungsi-fungsi organisasi baik secara
professional maupun social alamiah.
3. Kesadaran / sifat berhati hati (conscientiousness), berisi tentang
kinerja dari prasyarat peran yang melebihi standar minimum
4. Rasa hormat (courtesy), adalah perilaku meringankan problem-
problem yang berkaitan dengan pekerjaan yang dihadapi orang lain.
5. Sikap sportif (sportsmanship), berisi tentang pantangan-pantangan
membuat isu yang merusak meskipun merasa jengkel.
Aspek/dimensi Perilaku Warga Organisasi
(Organizational Citizenship Behaviour)
Altruisme Mendengarkan kata hati
(Altruism) (Conscientiousness)
Perilaku karyawan dalam menolong rekan Perilaku yang ditunjukan dengan
kerjanya yang mengalami kesulitan dalam berusaha melebihi yang diharapkan
situasi yang sedang dihadapi baik mengenai perusahaan. Perilaku sukarela yang
tugas dalam organisasi maupun masalah
bukan merupakan kewajiban atas tugas
pribadi orang lain. Aspek ini mengarah
karyawan. Aspek ini menjangkau jauh
kepada memberi pertolongan yang bukan
merupakan kewajiban yang ditanggungnya.
diatas dan jauh kedepan dari panggilan
tugas.
Aspek/dimensi Perilaku Warga Organisasi
(Organizational Citizenship Behaviour)
Sportif Kesopanan
(Sportmanship) (Courtesy)
perilaku yang memeberikan toleransi perilaku menjaga hubungan baik dengan
terhadap keadaan yang kurang ideal dalam rekan kerjanya agar terhindar dari masalah-
organisasi tanpa mengajukan keberatan- masalah interpersonal. Seseorang yang
keberatan. Seseorang yang mempunyai memiliki aspek ini adalah orang
tingkatan yang tinggi dalam Sportmanship memperhatikan dan memerhatikan orang
akan meningkatkan iklim positif diantara lain.
karyawan, karyawan akan lebih sopan dan
bekerja sama dengan yang lain sehingga
akan menciptakan lingkungan kerja yang
lebih menyenangkan.
Aspek/dimensi Perilaku Warga
Organisasi (Organizational
Citizenship Behaviour)
Kebajikan (civic virtue)
Perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab pada kehidupan
organisasi (mengikuti perubahan dalam organisasi, mengambil inisitaif
untuk merekomendasikan bagaimana operasi atau prosedur-prosedur
organisasi dapat di perbaiki, dan melindungi sumber-sumber yang dimilki
organisasi). Aspek ini mengarah pada tanggung jawab yang diberikan
organisasi kepada seseorang untuk meningkatkan kualitas bidang
pekerjaan yang ditekuni.
Proses terbentuknya Perilaku
Warga Organisasi (Organizational
Citizenship Behaviour)
1. Individual Characteristic. Karakteristik individu dibagi 2
yaitu
a. Attitudinal attencedents yaitu karyawan merasa puas
dalam bekerja dan mendapat dukungan dari atasan dan
memiliki komitmentinggi terhadap perusahaan/organisasi
b. Dispositional antetecendents yaitu sikap patuh,
kooperatif dan kontributif karyawan jika mereka merasa
bahwa kebutuhan mereka telah dipenuhi oleh
perusahaan/organisasi.

2. Task Characteristic. Pemahaman ini akan bisa


meningkatkan perasaan tanggung jawab dan perhitungan
karyawan, serta mengarahkan karyawan untuk secara
proaktif menunjukan perilaku yang kontruktif.
Proses terbentuknya Perilaku Warga
Organisasi (Organizational Citizenship
Behaviour)
Organitational Characteristic Leadership Characteristic
Karyawan yang meyakini bahwa organisasi Kepemimpinan dengan gaya tertentu dapat
selalu mendukungnya akan lebih suka untuk mengarahkan karyawan untuk diikuti,
terikat pada organisasi dan berinisiasif untuk merubah pola piker serta menotivasi
memberikan kontibusi bagi kesuksesan karyawan untuk memberikan kontribusi
organisasi terbaik bagi perusahaan
Thank You
Terima Kasih
Gamsahamida

Anda mungkin juga menyukai