Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DASAR PERILAKU KELOMPOK DAN MEMAHAMI KERJA TIM

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VII

RATNA JUWITA (1943000025)

RENI SAHFITRI (1943000009)

DOSEN PENGAMPU :

Jeroh Miko, S.H.I, M.E

TEORI DAN PERILAKU ORGANISASI

PRODI AKUNTANSI A PAGI A SEMESTER V

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Dasar Perilaku Kelompok dan
Memahami Kerja Tim”.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Perilaku
Organisasi serta untuk menambah ilmu pengetahuan ataupun informasi yang semoga
bermanfaat bagi banyak orang.

Bagi kami sebagai penulis, karena keterbatasan ilmu dan pengalaman, kami
merasa masih banyak kekurangan dalam proses penyusunan makalah ini. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah ini.

Medan, November 2021

Kelompok VII

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

2.1 Pembahasan Makalah............................................................................ 2

3.1 Tujuan Pembasahan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

2.1 Dasar Perilaku Kelompok..................................................................... 3

2.2 Tahap-tahap dalam Pengembangan Kelompok.................................... 4

2.3 Properti Kelompok; Peran, Kekompakan,dan Keragaman................... 5

2.4 Membentuk Tim Kerja yang Efektif..................................................... 6

2.5 Struktur Kelompok................................................................................ 8

2.6 Bagaimana Pengambilan keputusan dalam Kelompok......................... 9

2.7 Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok......................................... 11

2.8 Contoh Kasus........................................................................................ 13

BAB III PENUTUP......................................................................................... 14

1.2 Kesimpulan Makalah............................................................................ 14

2.2 Saran Makalah...................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk social yang kesehariannya selalu berinteraksi


dengan manusia lain, membutuhkan pertolongan orang lain, tidak semuanya dapat di
kerjakan sendiri dan selalu dibantu orang lain. Ini menunjukkan bahwa secara tidak
sadar, antara individu satu dengan yang lain saling berintraksi, saling bekerja sama,
saling bergotong royong dalam aktivitasnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak
bias dipisahkan dari kelompok. Karena kelompok salah satu bagian dari kehidupan
manusia apalagi dalam organisasi.

Setiap individu di dalam kehidupannya memiliki kepentingan dan tujuan


tertentu yang berbeda dengan individu yang lain sehingga perbedaan status hanya
merupakan salah satu dari sejumlah tindakan yang terjadi secara alamiah di dalam
kelompok. Dengan sisifat dan karakteristik setiap individu yang berbeda- beda itu,
tentunya akan memiliki potensi yang besar pula jika diwujudkan kedalam suatu
kepentingan dan tujuan bersama atau kelompok.

Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia dalam


berbagai kegiatan apapun manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian
pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan
banyak ditemui kelompok-kelompok seperti ini. Hampir pada umumnya manusia
yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat
kercenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok – kelompok tertentu.

Di mulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan


tempat kerja, seringnya berjumpa dan berapakali adanya kesamaan kesenangan
bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain, dan mulailah mereka
berkelompok dalam organisasi tertentu.

1
Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya
perubahan adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya
akan membentuk prilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku
organisasi untuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok. Kelompok
merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia akan terlibat dalam
aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan
organisasi. Hal ini akan saling bersinergi manakala aktifitas akan bersentuhan satu
sama lain dalam membentuk satu capaian yang di inginkan bersama.

Kelompok dapat mengubah motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa


mempengaruhi prilaku individu dalam satu kondisi organisasi. Perilaku organisasi
adalah lebih dari sekedar kumpulan logika dari perilaku individu. Juga prilaku
kelompok yang juga berinteraksi dan aktivitas dalam kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari dasar perilaku kelompok?
2. Bagaimana Tahap-tahap dalam pengembangan kelompok?
3. Apasaja yang menjadi properti kelompok?
4. Bagaimana cara membentuk tim yang efektif?
5. Bagaimana pengambilan keputusan dalam kelompok?
6. Apasaja yang menjadi teknik pengambilan keputusan kelompok?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui tentang dasar perilaku kelompok
2. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam pengembangan kelompok
3. Untuk mengetahui property kelompok
4. Untuk mengetahui cara membentuk tim yang efektif
5. Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam kelompok
6. Untuk mengetahui teknik pengambilan keputusan kelompok

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Dasar Perilaku Kelompok

Kelompok adalah dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling
bergantung datang bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu kelompok
bisa bersifat formal dan informal. Sebuah kelompok formal ditetapkan melalui
struktur organisasi. anggota tim akan ditetapkan dan diarahkan menuju tujuan-tujuan
organisasi. Contohnya, enam anggota awak pesawat maskapai penerbangan adalah
kelompok formal. Sedangkan, kelompok informal pembentukannya tidak ditetapkan
struktur secara formal atau tidak ditentukan secara organisasional. Umumnya,
kelompok-kelompok ini terbentuk secara alamiah seperti kelompok yang terlihat
sebagai tanggapan atas kebutuhan kontak sosial.

Dalam pembentukan kelompok, terdapat teori identitas sosial (social identity


theory) atau kecenderungan individu dalam mengambil kebanggaan personal atau
pelanggaran atas prestasi kelompok. Contohnya, fan pada kemenangan tim olahraga
pada kejuaraan nasional, pendukung tim mempertaruhkan citra diri mereka sendiri
pada penampilan orang lain. Orang-orang memiliki reaksi emosional pada
kemenangan dan kekalahan dari kelompok mereka.

Identitas sosial menolong kita memahami siapa diri kita dan di mana kita
sesuai dengan orang lain. Namun, perasaan ini memuliki sisi negatif yang disebut
favoritisme dalam kelompok (ingroup favoritism) yaitu kita melihat anggota
kelompok kita lebih baik daripada orang lain. Tentunya hal ini merupakan stereotip.

Beberapa karakteristik yang membuat identitas sosial menjadi penting bagi seseorang

1. Kesamaan orang-orang yang mempunyai nilai atau karakteristik yang sama


sebagaimana anggota lain dari organisasi mereka memiliki level identifikasi

3
kelompok yang lebih tinggi. Kesamaan demografis juga mengarah pada
identifikasi yang semakin kuat bagi para anggota baru direkrut.
2. Keunikan orang-orang cenderung memperhatikan identitas yang
memperlihatkan bagaimana mereka berbeda dari kelompok lain.
3. Status orang-orang tertarik dalam mengaitkan diri mereka dengan kelompok
yang memiliki status tinggi karena identitas digunakan untuk mendefinisikan
diri mereka untuk meningkatkan penghargaan dini.
4. Penurunan yang tidak pasti. Keanggotaan dalam sebuah kelompok juga
membantu beberapa orang memahami siapa diri mereka dan bagaimana
menyesuaikan diri ke dalam dunia.

2.2 Tahap-tahap dalam Pengembangan Kelompok

Model lima tahap pengembangan kelompok (five-stage group development),


mencirikan kelompok yang berjalan melalui tahapan yang unik, yaitu membentuk,
mempeributkan, menyusun norma, bekerja, dan membubarkan.

Pertama, tahap membentuk (forming stage), sejumlah besar ketidakpastian


mengenai tujuan, struktur, dan kepemimpman kelompok. Kedua, tahap
mempeributkan (storming stage) adalah salah satu konflik intrakelompok, terdapat
konflik tentang siapa yang akan mengendalikan kelompok. Tahap ketiga akan
menunjukkan kekompakan dan hubungan yang dekat akan berkembang, tahap
menyusun norma (norming stage). Tahap keempat adalah mengerjakan (performing),
struktur pada poin ini sepenuhnya fungsional dan diterima. Kelompok yang
sebelumnya mengenal akan saling memahami hingga mengerjakan tugas yang ada.
Bagi kelompok kerja permanen, mengerjakan adalah tahapan terakhir dalam
pengembangan. Tetapi, untuk tim, komite-komite, satuan tugas, dan kelompok yang
bersifat sementara yang memiliki tugas terbatas untuk mengerjakan. Tahap
membubarkan (adjourning stage) adalah untuk mengakhiri kegiatan dan
mempersiapkan diri untuk pembubaran.

4
Selanjutnya, model alternatif bagi kelompok yang bersifat sementara dengan
tenggat waktu. Kelompok yang bersifat sementara dengan tenggat waktu umumnya
tidak mengikuti model lima tahap. Kajian-kajian mengindikasikan bahwa mereka
memiliki urutan tindakan (kelambanan) yang unik.

1. Pertemuan pertama menetapkan arah kelompok


2. Fase pertama aktivitas kelompok adalah salah satu dari inersia
3. Suatu transisi terjadi tepat ketika kelompok telah terpakai setengah dari waktu
yang telah ditetapkan
4. Transisi ini memprakarsai perubahan besar
5. Fase kedua dari inersia mengikuti transisi
6. Pertemuan akhir kelompok dicirikan oleh aktivitas yang diakselerasikan.

Pola ini dinamakan model kesetimbangan-berselang (punctuated-eguilibrium model),


sebuah rangkaian fase yang mana kelompok yang bersifat sementara bergerak
melaluinya yang melibatkan transisi antara kelambanan dengan aktivitas.

2.3 Properti Kelompok: Peranan, Kekompakan, dan Keragaman

Peran (role) merupakan suatu rangkaran pola perilaku yang diharapkan dan
dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial. Semua
anggota kelompok memainkan sebuah peran. Bukan hanya salah satu peran yang
dimainkan secara konsisten, tetapi kita diminta untuk memainkan sejumlah peran
yang beragam dan perilaku yang masing-masing bervariasi. Sudut pandang individu
mengenai bagaimana dia seharusnya bertindak dalam situasi tertentu merupakan
persepsi peran. Seseorang mendapatkan persepsi peran dari semua stimulus di sekitar,
dari buku, film, atau televisi.

Ekspektasi peran adalah cara seseorang meyakini Anda bertindak dalam suatu
konteks tertentu. Di tempat kerja kita melihat ekspektasi peran melalui perspektif
kontrak psikologis sebuah perjanjian tidak tertulis yang terjadi antara karyawan dan

5
pemilik usaha. Manajemen diharapkan untuk memperlakukan karyawan dengan adil,
menyediakan kondisi kerja yang dapat diterima, komunikasi yang jelas, dan
memberikan umpan balik atas seberapa baik karyawan bekerja.

Kekompakan yaitu ketertarikan anggota satu dengan yang lain dan termotivasi
untuk tetap bertahan pada kelompok tersebut. Setiap kelompok memiliki kekompakan
yang berbeda. Berikut adalah yang mendorong kekompakan kelompok :

1. Membuat kelompok yang lebih kecil jumlah anggotanya;


2. Membuat perjanjian sesuai tujuan kelompok;
3. Meningkatkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama dengan para
anggota kelompok;
4. Meningkatkan status kelompok.
2.4 Membentuk Tim Kerja yang Efektif

Efektivitas tim kerja didasarkan pada dua hasil, hasil produktif dan kepuasan
pribadi. Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan
pribadi para anggotanya dan kemudian mempertahankan keanggotaan serta komitmen
mereka. Ciri-ciri tim yang efektif :

1. Tujuan yang sama


Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang
didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada
anggota tim yang mendayung kea rah berbeda, atau berlawanan. Jadi,
pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda tahu
benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin kea rah
mana harus mendayung.
2. Antusiasme yang tinggi
Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme
yang tinggi. Antusiasme tinggi bias dibangkitkan jika kondisi kerja juga
menyenangkan, anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat,

6
mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka
dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berika juga
bisa optimal.
3. Peran dan tanggung jawab yang jelas
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak aka nada yang
mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan
terjadi kekacauan karena tidak ada yang member komando untuk
kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus
mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas.
Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka
berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah
ditentukan sebelumnya.
4. Komunikasi yang efektif
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar
anggota tim. Strateginya jangan berasumsi. Artinya, jika anda tidak yakin
semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk
diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan
berikan informasi yang mereka perlukan.
5. Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi.
Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim.
Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan
senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang
berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru ataupun
perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat kea rah
tujuan.
6. Keahlian
Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai keahlian yang
saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan.

7
Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga
pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.

2.5 Struktur Kelompok

Kelompok kerja bukanlah gerombolan yang tidak terorganisasi. Mereka mempunyai


struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan memungkinkan untuk
menjelaskan dan meramalkan sebagian besar perilaku individu di dalam kelompok
maupun kinerja kelompok itu sendiri.

1. Kepemimpinan Formal
Orang ini umumnya mempunyai jabatan seperti misalnya manajer unit,
manajer bagian, penyelia, mandor, pimpinan proyek, kepala satuan tugas,
ataupun ketua komite. Pemimpin ini dapat memainkan peranan penting
dalam keberhasilan kelompok.
2. Peran
Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari seseorang
yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial tertentu. Pemahaman
perilaku peran secara dramatis akan disederhanakan jika masing-masing
dari kita memilih satu peran dan memainkannya secara teratur dan
konsisten.
a. Identitas peran. Ada sikap dan perilaku aktual tertentu yang konsisten
dengan peran dan menciptakan identitas peran. Orang mempunyai
kemampuan untuk dengan cepat beralih peran bila mereka menyadari
bahwa situasi dan tuntutannya jelas-jelas membutuhkan perubahan besar.
b. Persepsi Peran. Pandangan seseorang mengenai bagaimana seseorang
seharusnya bertindak dalam situasi tertentu disebut persepsi peran.
Berdasarkan penafsiran atas bagaimana kita meyakini bagaimana
seharusnya perilaku kita, kita terlibat ke dalam tipe-tipe perilaku tertentu.
3. Norma

8
Semua kelompok telah menegakkan norma, yaitu standar perilaku yang
dapat diterima yang digunakan bersama oleh anggota kelompok. Norma ini
memberitahu para anggota apa yang seharusnya dan tidak seharusnya
dilakukan pada situasi dan kondisi tertentu. Dari titik pandang individu,
norma itu mengatakan apa yang diharapkan dari anda dalam situasi
tertentu. Bila disepakati dan diterima oleh kelompok, norma bertindak
sebagai alat untuk mempengaruhi perilaku anggota kelompok dengan
pengawasan eksternal yang minimal. Norma berbada di antara kelompok-
kelompok, komunitas dan masyarakat, tetapi semuanya mempunyai norma.
4. Status
Yaitu posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan ke
kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain.

Status dan Norma. Telah ditunjukkan bahwa status mempunyai beberapa


pengaruh yang menarik terhadap kekuatan norma dan tekanan untuk penyesuaian.
Orang-orang berstatus-tinggi juga lebih mampu bertahan terhadap tekanan
konformitas dari rekan sekerja mereka dibandingkan dengan status lebih-rendah.
Individu yang dinilai tinggi oleh kelompok kerja tetapi tidak banyak memerlukan atau
mempedulikan imbalan sosial yang diberikan oleh kelompok secara khusus akan
mampu memperhatikan secara minimal norma-norma konformitas.

2.6 Bagaimana Pengambilan Keputusan Dalam Kelompok

Hal-hal berikut ini berhubungan dengan proses kelompok saat membuat keputusan
tak terprogram, yaitu:

1. Penetapan tujuan: kelompok lebih unggul dibandingkan individu sebab


kelompok memiliki pengetahuan lebih banyak dibandingkan individu.
2. Identifikasi alternatif: usaha individu sebagai bagian dari anggota
kelompok akan merangsang pencarian lebih luas diberbagai area fungsional
di organisasi.

9
3. Evaluasi alternatif: pertimbangan kolektif dari kelompok dengan berbagai
sudut pandang lebih unggul dibanding individu.
4. Memilih alternatif: interaksi kelompok dan pencapaian konsensus biasanya
menghasilkan penerimaan resiko lebih besar dibanding individu.
Keputusan kelompok juga biasanya lebih dapat diterima sebagai hasil dari
partisipasi bersama.

Menurut Mansoer (1989:69) ada beberapa kelebihan keputusan kelompok


dibandingkan dengan keputusan individual, antara lain:

1. Informasi yang lengkap lebih mungkin diadakan. Dalam kelompok


terhimpun banyak pengalaman dan pandangan daripada seorang.
2. Banyak alternatif yang muncul, karena kelompok mempunyai informasi
banyak dalam jumlah dan ragamnya dan dapat mengidentifikasi lebih
banyak kemungkinan. Lebih-lebih lagi kelompok itu terdiri atas berbagai
keahlian dan latar belakang pengalaman.
3. Keputusan kelompok lebih berterima. Hal ini disebabkan karena keputusan
kelompok lebih menelaah banyak pandangan dan pendapat, sehingga
keputusannya lebih besar kemungkinan mendapat persetujuan lebih dari
banyak orang.
4. Meningkatkan kesempatan terlaksananya hak orang banyak. Keputusan
kelompok lebih sesuai dengan hak demokrasi. Mengingat banyak
kesempatan oleh manajer untuk mengambil keputusan sendiri, maka
mengambil kebijaksanaan untuk memberi kesempatan kepada orang lain
yang ahli untuk turut mengambil kebagian dalam pengambilan keputusan,
adalah merupakan upaya meningkatkan legistimasi orang lain.

Selain memiliki kelebihan, pengambilan keputusan secara kelompok juga tidak lepas
dari beberapa kelemahan, di antaranya adalah:

10
1. Memakan waktu. Keputusan kelompok diperoleh dari hasil diskusi yang
panjang, banyak waktu dipakai untuk rapat-rapat, sedangkan pengambilan
keputusan sendiri oleh manajer bisa diambil dalam waktu singkat, tepat
pada saat masalahnya timbul.
2. Dominasi minoritas. Tidak mungkin dalam satu kelompokterwakili semua
kepentingan dalam organissi dan seringkali hanya terdiri atas segelintir
orang saja. Kesempatan ini oleh para anggota kelompok sering digunakan
untuk memenangkan kepentingan orang-orangtertentu dalam organisasinya
yang sengaja atau tidak sengaja diwakilinya. Ada kecenderungan dia
mendominasi kepentingan orang terbanyak.
3. Tekanan untuk menyesuaikan. Dalam kelompok ada saja golongan yang
mempunyai pengaruh dan menekan kelompok untuk menyesuaikan diri
dengan kehendaknya.
4. Tanggung jawab tersamar. Pada keputusan individual jelas siapa yang
bertanggung jawab, tapi pada keputusan kelompok dari mereka (para
anggota) tidak bisa dimintai pertanggung jawaban perorangan. Tanggung
jawab perorangan luluh dalam tanggung jawab bersama.

2.7 Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok


1. Brainstorming: adalah teknik yang memacu kreativitas dengan
memunculkan ide melalui diskusi nonkritikal.
2. Delphi Process: Teknik yang memacu kreatifitas dengan menggunakan
berbagai pertimbangan ide untuk mencapai konsensus keputusan.
3. Nominal Grup Technique: Teknik yang memacu kreativitas dengan
mengarahkan orang pada pertemuan terstruktur memalui sedikit
komunikasi verbal.

Dalam tugas kelompok, sumbangan setiap individu tidak nampak jelas karena
ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh

11
kelompok maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (ouput)
lebih besar dari pada masukan (input).

7. Sinergi
Sinergi adalah tindakan dua atau lebih substansi yang menghasilkan
dampak atau efek yang berbeda dari penjumlahan masing-masing substansi
itu. Seperti: kemalasan social memperlihatkan sinergi yang negative.
8. Efek Fasilitas Sosial
Efek fasilitas social mengacu pada kecenderungan membaik atau
memburuknya kinerja sebagai respons atas kehadiran orang lain.

12
CONTOH KASUS

Diskriminasi Pasca Tragedi 11 September 2001

Kurang dari dua bulan seteah teroris menyerang World Trade Centre dan Pentagon,
para pejabat keamanan dan pusat penyortiran FedEx di Bandara New York menjadi
gelisah ketika mendengar desas desus bahwa salah seorang dari mekanik kontrak
perusahaan, Osama Sweilan secara periodik menghilang kedalam ruang simulator
penerbangan perusahaan. Petugas keamanan itu cepat melakukan interogasi. Sweilan
35 tahun, kelahiran mesir itu dengan gugup menjelaskan bagaimana dia kadang-
kadang harus masuk keruang itu untuk memastikan bahwa pipa yang dia betulkan
tidak bocor. Dia juga sering cepat-cepat menelepon istrinya. Bahkan dia kadang harus
berdoa.

Para pejabat FedEx terus mendesak dia, menanyai dia tentang keyakinan soal politik
dan Osama bin Laden. Setelah itu mereka menyita tanda pengenalnya dan
memberitahu perusahaan Outsourcing Sweilan bahwa dia tidak lagi diterima di
pekerjaan yang sudah digelutinya selama 16 bulan tersebut.

Seharusnya dalam kasus ini, Perusahaan FedEx harus bertindak tegas dan lebih
prrofesional. Karena Ilegal bagi majikan untuk melakukan diskriminasi tersebut.
Korbannya bukan hanya berdampak pada Sweilan, namun juga pekerja yang berasal
dari negara timur juga.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan makalah tentang “Dasar Perilaku Kelompok


dan Memahami Tim Kerja” maka pada bab ini kami akan mengemukakan beberapa
kesimpulan berdasarkan hadil kajian pustaka dan teori yang telah dilakukan diatas
dapat ditarik kesimpulannya yaitu :

Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga
komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang-orang dalam
sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang-orang dalam sebuah tim
memiliki tujuan kinerja yang sama.

Ciri-ciri tim yang efektif apabila memiliki tujuan yang sama, antusiasme yang
tinggi, peran dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif, dan keahlian.

Perilaku kelompok merupakan respon – respon anggota kelompok terhadap


struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok
memasuki dunia organisasi maka karateristik yang dibawanya adalah kemampuan,
kepercayaan pribadi, penghargaan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Banyak
teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya
kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja maupun tempat tinggal
mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis.

Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan


diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan
umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk
mengejar tujuannya atas dukungan dalam suatu periode waktu.

14
3.2 Saran

Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan sebuah organisasi
baik itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa beradapsi dengan keadaan
organisasi tersebut dan hanya mempertahankan prilaku yang baik saja sewaktu berada
dalam kelompok ke dalam organisasi.

Penting bagi manajer untuk memperhatikan jumlah anggota ketika membentuk


kelompok yang dapat disesuaikan dengan property kelompok, sehingga tidak terjadi
ketimpangan dan konflik. Pembentukan kelompok besar digunakan dalam pencarian
fakta, sedangkan kelompok yang lebih kecil ditugaskan dalam pengambilan tindakan.
Sebuah kenyataan bahwa organisasi membagi anggota menjadi tim lantas tidak
menjadikan mereka menjadi lebih efektif. Untuk melakukan perubahan, perlu untuk
memilih individu dengan kemampuan interpersonal yang baik agar menjadi tim yang
efektif.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://prezi.com/w7ggvyyvxoqq/pondasi-perilaku-kelompok-dan-kerjasam-tim-
kerja/.

Stephen P.Robbins, 2003. Perilaku Organisasi, Indeks Jakarta.

Robbins S. P. dan Judge T.A. (2019). Perilaku Organisasi, Organizational Bahavior


(Ed. 16). Jakarta: Salemba Empat

16

Anda mungkin juga menyukai