Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester

HERI PURWANTO., S. Pd., M.M., CMA

Dibuat oleh :

Nasy’at Arkhab Hanafi 2022110064

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SANIS AL-QUR’AN WONOSOBO

JAWA TENGAH
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga
kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini yang disusun guna memeuhi
Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi.

Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Heri


Purwanto., S. Pd., M.M., CMA selaku dosen pengampu mata kuliah Perilaku Organisasi
yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam makalah kami terdapat perkataan yang kurang berkenan.

Wonosobo, 30 Juni 2023

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I.....................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..............................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................2

C. TUJUAN PENULISAN..............................................................................2

BAB II...................................................................................................................4

A. DINAMIKA DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN....................................4

B. Perilaku dan Sifat Organisasi...................................................................5

C. Dasar-dasar Perilaku Kelompok..............................................................5

D. Memahami sifat-sifat manusia dan perbedaan individu..........................6

E. Budaya Orginisasi Persepsi dan Komunikasi..........................................7

F. Konflik dan Stres Kerja...........................................................................8

G. Desain Kerja dan Kebijakan SDM...........................................................9

H. Keadilan dalam Pengelolaan Hak Karyawan.........................................10

I. Perspektif dan Hakekat Perubahan dan Pengembangan Organisasi..........12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari interaksi manusia


di dalam konteks organisasi. Dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang dan
kompleks seperti saat ini, pemahaman yang mendalam tentang perilaku organisasi
menjadi semakin penting. Perilaku individu dan kelompok dalam organisasi dapat
memiliki dampak signifikan terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan.

Lingkungan bisnis saat ini ditandai oleh perubahan yang cepat dan tidak pasti,
disebabkan oleh faktor-faktor seperti kemajuan teknologi, globalisasi, dan
persaingan yang ketat. Organisasi harus dapat beradaptasi dengan perubahan ini
dan mengelola risiko yang terkait dengan lingkungan bisnis yang kompleks.

Dalam konteks ini, pemahaman tentang perilaku individu dalam organisasi


menjadi penting. Individu dalam organisasi memiliki kebutuhan, motivasi, dan
tujuan yang berbeda-beda. Pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor
psikologis, seperti kepuasan kerja, motivasi, dan komitmen, dapat membantu
organisasi dalam merancang strategi yang efektif untuk meningkatkan kinerja
karyawan dan mencapai tujuan organisasi.

Selain perilaku individu, perilaku kelompok juga memiliki peran penting


dalam organisasi. Kolaborasi, komunikasi, dan kepemimpinan efektif di antara
anggota kelompok dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas dalam
organisasi. Namun, konflik dan perbedaan pendapat antar anggota kelompok juga
dapat menjadi tantangan dalam mencapai tujuan bersama.Selain itu, pengaruh
faktor eksternal seperti budaya organisasi, struktur organisasi, dan kebijakan
manajemen juga dapat berdampak pada perilaku organisasi. Organisasi yang
memiliki budaya yang kuat dan nilai-nilai yang jelas dapat menciptakan lingkungan
kerja yang memotivasi dan memberikan kepuasan bagi karyawan.

1
Dalam rangka menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks ini, manajer dan
pemimpin organisasi perlu memahami dan mengelola perilaku organisasi secara
efektif. Mereka perlu memiliki pengetahuan tentang teori dan praktik perilaku
organisasi yang relevan, serta keterampilan dalam mengidentifikasi masalah dan
mengimplementasikan solusi yang tepat. Dalam makalah ini, kami akan mengulas
secara komprehensif tentang perilaku organisasi dalam konteks lingkungan bisnis
yang kompleks. Kami akan membahas teori dan konsep utama dalam perilaku
organisasi, serta implikasinya dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh
organisasi modern. Kami juga akan membahas strategi dan praktik manajemen
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja organisasi melalui pengelolaan
perilaku individu dan kelompok.
Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang bagaimana perilaku individu dan kelompok berkontribusi
terhadap kinerja organisasi, serta bagaimana manajer dan pemimpin organisasi
dapat

B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan Materi Mengenai Apa Itu Dinamika dan fungsi kepemimpinan


2. Jelaskan Materi Mengenai Apa Itu Perilaku dan Sifat Organisasi
3. Jelaskan Materi Mengenai Apa Itu Dasar-dasar Perilaku Kelompok
4. Jelaskan Materi Mengenai Apa Itu Memahami sifat-sifat manusia dan
perbedaan individu
5. Jelaskan Materi Mengenai Apa Itu Budaya Orginisasi Persepsi dan
Komunikasi
6. Jelaskan Materi Mengenai Apa Itu Konflik dan Stres Kerja
7. Jelaskan Materi Mengenai Apa Itu Desain Kerja dan Kebijakan SDM
8. Jelaskan Materi Mengenai Apa Itu Keadilan dalam Pengelolaan Hak
Karyawan
9. Jelaskan Materi Mengenai Apa Itu Perspektif dan Hakekat Perubahan dan
Pengembangan Organisasi

C. TUJUAN PENULISAN

2
1. Untuk mengetahui apa itu Dinamika dan fungsi kepemimpinan
2. Agar memahami apa itu Perilaku dan Sifat Organisasi
3. Untuk mengetahui apa itu Dasar-dasar Perilaku Kelompok
4. Untuk mengetahui apa itu Memahami sifat-sifat manusia dan perbedaan
individu
5. Untuk mengetahui apa itu Budaya Orginisasi Persepsi dan Komunikasi
6. Agar memahami apa itu Konflik dan Stres Kerja
7. Desain Kerja dan Kebijakan SDM
8. Untuk mengetahui apa itu Keadilan dalam Pengelolaan Hak Karyawan
9. Perspektif dan Hakekat Perubahan dan Pengembangan Organisasi

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. DINAMIKA DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk


mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan perilaku anggota organisasi untuk
mencapai tujuan bersama. Seorang pemimpin efektif mampu menginspirasi,
membimbing, dan memberdayakan orang-orang di sekitarnya.
Ada berbagai gaya kepemimpinan yang dapat digunakan dalam konteks
perilaku organisasi. Beberapa gaya kepemimpinan yang umum meliputi
kepemimpinan otoriter, demokratis, transformasional, dan situasional. Setiap gaya
kepemimpinan memiliki pendekatan dan karakteristik unik, yang dapat
mempengaruhi motivasi dan kinerja anggota organisasi.
Kepemimpinan memiliki beberapa fungsi utama dalam konteks perilaku
organisasi. Pertama, pemimpin bertanggung jawab dalam merumuskan visi, misi,
dan tujuan organisasi, serta mengkomunikasikannya kepada anggota tim. Kedua,
pemimpin harus mampu mengorganisasi sumber daya, mengelola tugas, dan
mendistribusikan tanggung jawab di dalam organisasi. Ketiga, pemimpin berperan
dalam mempengaruhi dan memotivasi anggota tim untuk mencapai kinerja yang
tinggi. Keempat, pemimpin juga harus mampu mengatasi konflik, membangun
kerjasama, dan meningkatkan kepuasan kerja di antara anggota tim.
Ada berbagai teori kepemimpinan yang membantu memahami dinamika dan
peran kepemimpinan dalam perilaku organisasi. Contoh teori yang terkenal
meliputi teori kepemimpinan transaksional, teori kepemimpinan transformasional,
teori kepemimpinan situasional, dan teori kepemimpinan karismatik. Setiap teori
memberikan pemahaman yang berbeda tentang karakteristik, perilaku, dan dampak
kepemimpinan dalam organisasi.
Kepemimpinan juga memiliki peran penting dalam mengelola perubahan
dalam organisasi. Pemimpin yang efektif dapat mempengaruhi sikap dan perilaku

4
anggota organisasi dalam menghadapi perubahan, memfasilitasi transisi, dan
mengurangi resistensi terhadap perubahan

B. Perilaku dan Sifat Organisasi

Perilaku organisasi mencakup studi tentang perilaku individu dan kelompok


dalam konteks organisasi. Ini melibatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku individu di tempat kerja, seperti motivasi, kepuasan kerja,
komitmen, dan etika. Selain itu, juga melibatkan analisis interaksi antara individu-
individu tersebut, termasuk komunikasi, konflik, kepemimpinan, dan kerjasama.
Sifat organisasi merujuk pada karakteristik dan atribut yang melekat pada
organisasi. Ini meliputi budaya organisasi, struktur organisasi, sistem nilai, dan
kebijakan-kebijakan yang diterapkan. Budaya organisasi adalah sekumpulan nilai,
norma, dan keyakinan bersama yang membentuk perilaku dan sikap anggota
organisasi. Struktur organisasi mencakup pembagian tugas, otoritas, dan hubungan
formal antara bagian-bagian organisasi. Sistem nilai organisasi mencerminkan
prioritas dan prinsip-prinsip yang dipegang oleh organisasi. Kebijakan-kebijakan
organisasi mengatur perilaku dan keputusan di dalam organisasi.
Terdapat berbagai teori yang digunakan untuk memahami perilaku dan sifat
organisasi. Teori-teori ini memberikan kerangka kerja untuk menjelaskan dan
menganalisis perilaku individu dan kelompok di dalam organisasi. Contoh teori
yang sering dipelajari meliputi teori motivasi, teori kepuasan kerja, teori
komunikasi organisasi, teori kepemimpinan, dan teori dinamika kelompok. Teori-
teori ini membantu dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
dan kinerja individu serta dinamika dalam kelompok dan organisasi.
Lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
dan sifat organisasi. Perubahan di dalam lingkungan ekonomi, sosial, teknologi, dan
hukum dapat mempengaruhi cara organisasi beroperasi dan beradaptasi. Organisasi
perlu memahami tren dan tantangan di lingkungan eksternal untuk mengambil
keputusan yang tepat dan menghadapi perubahan dengan efektif.

C. Dasar-dasar Perilaku Kelompok

5
Dalam konteks perilaku organisasi, kelompok dapat didefinisikan sebagai
kumpulan individu yang saling berinteraksi, berbagi tujuan yang sama, dan
bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut. Kelompok dapat berupa
tim kerja, departemen, atau unit kerja yang beroperasi di dalam organisasi.
Kelompok dapat terbentuk secara formal maupun informal dalam organisasi.
Pembentukan kelompok dapat dipengaruhi oleh faktor seperti tugas yang diberikan,
kesamaan minat atau karakteristik, dan faktor sosial. Selain itu, proses
pembentukan kelompok juga melibatkan pembagian peran, pembentukan norma,
dan pembangunan identitas kelompok.
Dinamika kelompok merujuk pada interaksi dan proses yang terjadi di dalam
kelompok. Ini meliputi komunikasi, koordinasi tugas, pengambilan keputusan,
penyelesaian konflik, dan pengaruh sosial di antara anggota kelompok. Faktor-
faktor seperti kepemimpinan, struktur kelompok, serta kemampuan kerja sama dan
kolaborasi anggota kelompok juga mempengaruhi dinamika kelompok.
Kelompok dapat mempengaruhi perilaku dan sikap individu di dalam
organisasi. Proses sosialisasi di dalam kelompok dapat membentuk norma dan
nilai-nilai yang diadopsi oleh individu. Kelompok juga dapat mempengaruhi
motivasi individu, kepuasan kerja, dan identitas diri. Selain itu, kelompok dapat
memberikan dukungan sosial, memfasilitasi pembelajaran, dan memengaruhi
pengambilan keputusan individu.
Konflik adalah fenomena yang umum terjadi dalam kelompok. Perbedaan
pendapat, persaingan, dan ketegangan interpersonal dapat menyebabkan konflik di
dalam kelompok. Kepemimpinan juga memainkan peran penting dalam mengelola
dan mempengaruhi kelompok. Gaya kepemimpinan, kemampuan membangun
hubungan, dan keterampilan dalam mengatasi konflik menjadi faktor yang
memengaruhi dinamika dan efektivitas kelompok.

D. Memahami sifat-sifat manusia dan perbedaan individu

Memahami sifat-sifat manusia membantu dalam memahami perilaku individu


dalam konteks organisasi. Sifat-sifat ini meliputi kebutuhan dasar manusia seperti
kebutuhan fisik, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri yang
dijelaskan oleh teori hirarki kebutuhan Maslow. Selain itu, manusia juga memiliki

6
sifat-sifat seperti motivasi, emosi, persepsi, dan kecenderungan untuk membentuk
hubungan sosial.
Individu dalam organisasi memiliki perbedaan dalam karakteristik dan
preferensi. Perbedaan individu mencakup faktor seperti kepribadian, nilai-nilai,
sikap, keahlian, pengalaman, dan latar belakang budaya. Faktor-faktor ini
mempengaruhi perilaku individu di tempat kerja dan interaksi dengan orang lain.
Memahami perbedaan individu membantu dalam memahami keunikan dan
kebutuhan masing-masing individu serta menghargai diversitas dalam organisasi.
Kepribadian adalah karakteristik unik yang mempengaruhi perilaku individu.
Pemahaman tentang kepribadian membantu dalam memprediksi perilaku individu
dalam situasi kerja. Berbagai teori kepribadian seperti teori Big Five (lima faktor
kepribadian), teori MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), dan teori kepribadian
sosial membantu memahami dimensi-dimensi kepribadian dan cara mereka
mempengaruhi perilaku individu dalam konteks organisasi.
Perbedaan budaya memainkan peran penting dalam perilaku individu dalam
organisasi. Budaya melibatkan norma-nilai, keyakinan, dan praktik yang diterima
dan dibagikan oleh anggota suatu kelompok. Perbedaan budaya dapat
mempengaruhi komunikasi, pengambilan keputusan, konflik, dan kerjasama di
tempat kerja. Memahami perbedaan budaya membantu dalam mengembangkan
pemahaman yang lebih baik tentang individu dan kelompok di dalam organisasi
yang memiliki latar belakang budaya yang beragam.
Perbedaan individu mempengaruhi dinamika organisasi. Perbedaan dalam
kemampuan, minat, dan preferensi individu dapat mempengaruhi pembagian tugas,
pembentukan tim, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan dalam organisasi.
Memahami perbedaan individu membantu dalam mengelola keragaman,
memanfaatkan potensi individu secara optimal, dan menciptakan lingkungan kerja
yang inklusif.

E. Budaya Orginisasi Persepsi dan Komunikasi

Budaya organisasi mengacu pada norma-nilai, kepercayaan, dan praktik yang


diterima dan dibagikan oleh anggota organisasi. Budaya organisasi mencerminkan
identitas dan karakteristik unik suatu organisasi. Ini mencakup aspek seperti aturan

7
tidak tertulis, kebiasaan, ritus, simbol, dan bahasa organisasi. Budaya organisasi
dapat mempengaruhi perilaku, sikap, dan nilai-nilai individu, serta membentuk cara
kerja dan interaksi dalam organisasi.
Persepsi adalah proses interpretasi individu terhadap informasi dan situasi
yang diterima melalui indra. Setiap individu memiliki persepsi yang unik terhadap
dunia sekitarnya, termasuk orang, objek, dan kejadian dalam konteks organisasi.
Persepsi mempengaruhi bagaimana individu menafsirkan dan memberikan makna
pada pengalaman mereka di tempat kerja. Persepsi yang akurat dan efektif penting
dalam pengambilan keputusan, komunikasi, dan interaksi antarindividu dalam
organisasi.
Komunikasi adalah proses pertukaran dan pemahaman informasi antara
individu atau kelompok. Komunikasi yang efektif penting dalam menjalankan
aktivitas organisasi dan membangun hubungan yang baik antarindividu. Ini
melibatkan penyampaian pesan dengan jelas, mendengarkan dengan aktif,
menggunakan bahasa dan simbol yang dipahami bersama, serta mempertimbangkan
konteks dan tujuan komunikasi. Komunikasi yang baik dapat meningkatkan
kolaborasi, meminimalkan konflik, dan membangun kepercayaan di dalam
organisasi.
Budaya organisasi mempengaruhi persepsi dan komunikasi di dalam
organisasi. Budaya yang kuat dan jelas dapat membentuk pola pikir dan interpretasi
individu terhadap informasi dan situasi. Selain itu, budaya organisasi yang terbuka
dan inklusif dapat mempengaruhi komunikasi yang efektif dan kolaboratif di antara
anggota organisasi. Pemahaman terhadap budaya organisasi membantu dalam
menginterpretasikan perilaku dan komunikasi dalam konteks yang tepat.
Pengelolaan Budaya Organisasi, Persepsi, dan Komunikasi: Pengelolaan
budaya organisasi, persepsi, dan komunikasi adalah tugas penting bagi manajer dan
pemimpin organisasi. Mereka perlu membangun dan memperkuat budaya yang
sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi. Selain itu, mereka juga harus
memahami perbedaan persepsi individu.

F. Konflik dan Stres Kerja

8
Konflik adalah ketegangan atau pertentangan yang terjadi antara individu,
kelompok, atau unit kerja dalam organisasi. Konflik bisa muncul karena perbedaan
pendapat, tujuan yang berbeda, persaingan, atau ketidakcocokan di antara anggota
organisasi. Ada dua jenis konflik yang umum terjadi di tempat kerja: konflik
antarindividu (misalnya konflik antara rekan kerja) dan konflik antar kelompok
(misalnya konflik antara departemen yang berbeda). Konflik dapat memiliki
dampak negatif, seperti mengganggu produktivitas dan hubungan kerja, tetapi juga
dapat menghasilkan inovasi dan pemecahan masalah jika dikelola dengan baik.
Konflik di tempat kerja dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk
perbedaan nilai, kepentingan, dan tujuan, ketidakjelasan peran dan tanggung jawab,
kompetisi sumber daya, komunikasi yang buruk, dan kurangnya pemahaman
terhadap perbedaan individu. Memahami penyebab konflik membantu dalam
mengidentifikasi dan mengatasi akar masalah serta mencegah eskalasi konflik yang
lebih besar.
Pengelolaan konflik adalah keterampilan yang penting bagi manajer dan
pemimpin dalam organisasi. Mereka harus dapat mengenali konflik, mengatasi
ketegangan dengan cara yang konstruktif, dan mencari solusi yang memuaskan bagi
semua pihak yang terlibat. Pendekatan yang baik untuk pengelolaan konflik
termasuk mendengarkan secara aktif, mencari titik kesamaan, mencari solusi
bersama, dan memperkuat komunikasi yang efektif.
Stres kerja adalah respon psikologis dan fisik individu terhadap tekanan dan
tuntutan dalam lingkungan kerja. Stres dapat berasal dari beban kerja yang
berlebihan, ketidakjelasan peran, konflik, kurangnya kontrol atas pekerjaan,
ketidakadilan, dan kurangnya dukungan sosial. Stres yang berkepanjangan dan
tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan masalah kesehatan mental dan
fisik, serta menurunkan kinerja dan kepuasan kerja.
Pengelolaan stres kerja adalah upaya untuk mengurangi dan mengatasi
tekanan yang timbul dari pekerjaan. Ini melibatkan pengenalan dan pengurangan
sumber stres, meningkatkan keseimbangan kerja-hidup, membangun sistem
dukungan sosial, dan melatih keterampilan penanganan stres. Organisasi.

G. Desain Kerja dan Kebijakan SDM

9
Desain kerja melibatkan strukturisasi tugas dan tanggung jawab yang ada di
dalam organisasi. Tujuannya adalah menciptakan pekerjaan yang efektif,
memotivasi, dan memberikan kepuasan bagi karyawan. Desain kerja meliputi aspek
seperti penentuan tugas, pengaturan jadwal kerja, otonomi dalam pekerjaan, dan
tanggung jawab yang diberikan. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi motivasi,
kinerja, dan kepuasan kerja karyawan. Pendekatan desain kerja yang baik
mencakup keseimbangan antara tugas yang menantang dan memberikan otonomi,
memberikan umpan balik yang konstruktif, serta menciptakan lingkungan kerja
yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan karyawan.
Kebijakan SDM melibatkan pengelolaan aspek-aspek terkait dengan sumber
daya manusia dalam organisasi. Ini termasuk rekrutmen, seleksi, pelatihan,
pengembangan karir, penilaian kinerja, kompensasi, dan manajemen kinerja.
Kebijakan SDM bertujuan untuk mengoptimalkan potensi dan kinerja karyawan,
serta memastikan bahwa organisasi memiliki tenaga kerja yang berkualitas.
Pendekatan yang baik dalam kebijakan SDM melibatkan pemilihan dan
pengembangan karyawan yang tepat, memberikan peluang pengembangan karir,
memastikan sistem penghargaan yang adil dan kompetitif, serta memberikan umpan
balik yang teratur dan konstruktif kepada karyawan.
Desain kerja dan kebijakan SDM saling terkait dan mempengaruhi satu sama
lain. Desain kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan karyawan,
yang pada gilirannya dapat mempengaruhi implementasi kebijakan SDM seperti
retensi karyawan, pengembangan karir, dan manajemen kinerja. Di sisi lain,
kebijakan SDM yang efektif dapat mendukung desain kerja yang baik dengan
menyediakan sumber daya dan pelatihan yang diperlukan, serta memastikan
pengakuan dan penghargaan yang sesuai untuk kontribusi karyawan.
Desain kerja dan kebijakan SDM yang baik dapat memiliki dampak positif
pada organisasi. Desain kerja yang memotivasi dan memberikan kepuasan dapat
meningkatkan kinerja individu dan kelompok, meningkatkan retensi karyawan,
serta mendorong inovasi dan kreativitas. Kebijakan SDM yang efektif dapat
meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan, mengurangi turnover,
meningkatkan keterlibatan karyawan, serta membangun budaya organisasi yang
kuat dan berkinerja tinggi.

10
H. Keadilan dalam Pengelolaan Hak Karyawan

Keadilan organisasi mengacu pada persepsi karyawan tentang sejauh mana


organisasi memperlakukan mereka secara adil. Ini mencakup tiga dimensi keadilan
yang umum dikenal:
1. Keadilan distributif berkaitan dengan pembagian sumber daya, imbalan,
dan konsekuensi dalam organisasi. Karyawan menganggap bahwa hasil
yang mereka terima (seperti gaji, promosi, tunjangan) sebanding dengan
kontribusi dan upaya yang mereka berikan. Prinsip keadilan distributif
adalah memberikan imbalan yang adil dan proporsional sesuai dengan
kontribusi dan kinerja karyawan.
2. Keadilan prosedural berkaitan dengan keyakinan karyawan bahwa proses
pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan dalam organisasi
adil. Karyawan menginginkan proses yang transparan, terbuka, berbasis
pada informasi yang akurat, dan melibatkan partisipasi yang adil.
Keadilan prosedural memberikan keyakinan kepada karyawan bahwa
keputusan dan kebijakan organisasi tidak akan diberlakukan secara
sewenang-wenang.
3. Keadilan Interaksional, Keadilan interaksional berkaitan dengan
pengalaman interpersonal dan perlakuan yang adil dalam interaksi sehari-
hari di tempat kerja. Karyawan menginginkan perlakuan yang layak,
hormat, dan mendapatkan perhatian yang memadai dari atasan dan rekan
kerja. Keadilan interaksional juga melibatkan komunikasi yang jelas dan
terbuka, mendengarkan dengan empati, serta penghargaan terhadap
perasaan dan pendapat karyawan.

Keadilan merupakan aspek penting dalam pengelolaan hak karyawan karena


berdampak langsung pada kepuasan, motivasi, dan kinerja karyawan. Ketidakadilan
dapat menyebabkan ketidakpuasan, demotivasi, konflik, dan bahkan keinginan
untuk meninggalkan organisasi. Sebaliknya, karyawan yang merasa diperlakukan
dengan adil cenderung lebih termotivasi, berkontribusi secara maksimal, dan
memiliki loyalitas yang lebih tinggi terhadap organisasi.

11
Organisasi dapat menerapkan beberapa praktik pengelolaan keadilan untuk
memastikan hak-hak karyawan dihormati dan dipenuhi:
1. Pengaturan Kebijakan, Organisasi perlu memiliki kebijakan yang jelas
dan transparan terkait dengan pembagian sumber daya, pengambilan
keputusan, dan interaksi interpersonal. Kebijakan harus memastikan
bahwa setiap karyawan diperlakukan dengan adil dan setiap keputusan
didasarkan pada kriteria yang objektif.
2. Komunikasi yang Terbuka, Komunikasi yang jelas dan terbuka tentang
kebijakan, prosedur, dan keputusan organisasi penting untuk memberikan
pemahaman kepada karyawan tentang bagaimana organisasi
memperlakukan mereka secara adil. Hal ini juga membuka ruang bagi
karyawan untuk memberikan masukan dan melibatkan mereka dalam
proses pengambilan keputusan.
3. Partisipasi Karyawan, Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi
mereka dapat meningkatkan keadilan prosedural. Melibatkan karyawan
dalam diskusi, konsultasi, dan tim kerja bersama dapat memberikan rasa
memiliki dan kepercayaan bahwa keputusan diambil dengan
pertimbangan yang adil.
4. Umpan Balik dan Penghargaan, Memberikan umpan balik yang
konstruktif dan penghargaan yang adil kepada karyawan merupakan
bagian penting dari keadilan interaksional. Karyawan perlu mendapatkan
umpan balik tentang kinerja mereka secara teratur dan mendapatkan
pengakuan yang pantas atas kontribusi mereka.

I. Perspektif dan Hakekat Perubahan dan Pengembangan Organisasi

Perspektif perubahan organisasi mencakup pemahaman tentang alasan dan


sifat perubahan yang terjadi dalam konteks organisasi. Perubahan dapat terjadi
karena faktor internal seperti strategi baru, perubahan struktur organisasi, teknologi
baru, atau faktor eksternal seperti persaingan pasar, regulasi, atau tren industri.

12
Memahami perspektif perubahan membantu dalam mengenali kebutuhan dan
peluang perubahan di organisasi.
Hakekat perubahan organisasi mencakup pemahaman tentang karakteristik
perubahan itu sendiri. Perubahan organisasi dapat bersifat besar atau kecil, proaktif
atau reaktif, radikal atau inkremental. Hakekat perubahan juga mencakup aspek
seperti durasi perubahan, tingkat ketidakpastian, dampak pada struktur dan budaya
organisasi, serta keterlibatan karyawan dalam perubahan. Memahami hakekat
perubahan membantu dalam merencanakan dan mengelola perubahan dengan tepat.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mengelola perubahan
dan pengembangan organisasi, antara lain:

1. Top-Down, Pendekatan ini melibatkan inisiatif perubahan yang berasal


dari puncak organisasi. Pemimpin dan manajer berperan penting dalam
merancang dan mengimplementasikan perubahan, sementara karyawan
diharapkan untuk mengikuti perubahan tersebut.
2. Pendekatan Bottom-Up, Pendekatan ini melibatkan keterlibatan aktif
karyawan dalam proses perubahan. Karyawan diberi kesempatan untuk
memberikan masukan, berbagi ide, dan berperan aktif dalam perubahan
organisasi.
3. Pendekatan Terpadu, Pendekatan ini menggabungkan elemen-elemen
dari pendekatan top-down dan bottom-up. Hal ini mengakui pentingnya
dukungan dari puncak organisasi dan partisipasi karyawan dalam
merencanakan dan mengimplementasikan perubahan.

Beberapa faktor kunci perlu dipertimbangkan dalam perubahan dan


pengembangan organisasi, antara lain:

1. Komunikasi yang jelas dan terbuka tentang perubahan, alasan di


baliknya, dan manfaat yang diharapkan membantu mengurangi resistensi
dan menciptakan pemahaman yang lebih baik di antara karyawan.
2. Kepemimpinan yang kuat dan proaktif sangat penting dalam mengelola
perubahan. Pemimpin harus memimpin dengan contoh, memfasilitasi

13
perubahan, dan memotivasi karyawan untuk beradaptasi dengan
perubahan.
3. Manajemen perubahan yang efektif melibatkan perencanaan yang
matang, pengelolaan risiko, pelibatan karyawan, pelatihan dan
pengembangan, serta evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan
bahwa perubahan berjalan dengan sukses.
4. Pembelajaran organisasi merupakan aspek penting dalam perubahan dan
pengembangan. Organisasi harus mampu mengidentifikasi pelajaran dari
perubahan sebelumnya, mendorong inovasi, dan menciptakan budaya
yang mendukung pembelajaran dan adaptasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, S. P. (2003). Perilaku organisasi.


Mangkunegara, A. A. P. (2005). Perilaku dan budaya organisasi.
http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajian-perencanaan/kajian-perencanaan/
perilakuorganisasi

15

Anda mungkin juga menyukai