Dibuat oleh :
PRODI MANAJEMEN
JAWA TENGAH
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga
kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini yang disusun guna memeuhi
Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi.
Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam makalah kami terdapat perkataan yang kurang berkenan.
Tim penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN..............................................................................2
BAB II...................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan bisnis saat ini ditandai oleh perubahan yang cepat dan tidak pasti,
disebabkan oleh faktor-faktor seperti kemajuan teknologi, globalisasi, dan
persaingan yang ketat. Organisasi harus dapat beradaptasi dengan perubahan ini
dan mengelola risiko yang terkait dengan lingkungan bisnis yang kompleks.
1
Dalam rangka menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks ini, manajer dan
pemimpin organisasi perlu memahami dan mengelola perilaku organisasi secara
efektif. Mereka perlu memiliki pengetahuan tentang teori dan praktik perilaku
organisasi yang relevan, serta keterampilan dalam mengidentifikasi masalah dan
mengimplementasikan solusi yang tepat. Dalam makalah ini, kami akan mengulas
secara komprehensif tentang perilaku organisasi dalam konteks lingkungan bisnis
yang kompleks. Kami akan membahas teori dan konsep utama dalam perilaku
organisasi, serta implikasinya dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh
organisasi modern. Kami juga akan membahas strategi dan praktik manajemen
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja organisasi melalui pengelolaan
perilaku individu dan kelompok.
Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang bagaimana perilaku individu dan kelompok berkontribusi
terhadap kinerja organisasi, serta bagaimana manajer dan pemimpin organisasi
dapat
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
2
1. Untuk mengetahui apa itu Dinamika dan fungsi kepemimpinan
2. Agar memahami apa itu Perilaku dan Sifat Organisasi
3. Untuk mengetahui apa itu Dasar-dasar Perilaku Kelompok
4. Untuk mengetahui apa itu Memahami sifat-sifat manusia dan perbedaan
individu
5. Untuk mengetahui apa itu Budaya Orginisasi Persepsi dan Komunikasi
6. Agar memahami apa itu Konflik dan Stres Kerja
7. Desain Kerja dan Kebijakan SDM
8. Untuk mengetahui apa itu Keadilan dalam Pengelolaan Hak Karyawan
9. Perspektif dan Hakekat Perubahan dan Pengembangan Organisasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
anggota organisasi dalam menghadapi perubahan, memfasilitasi transisi, dan
mengurangi resistensi terhadap perubahan
5
Dalam konteks perilaku organisasi, kelompok dapat didefinisikan sebagai
kumpulan individu yang saling berinteraksi, berbagi tujuan yang sama, dan
bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut. Kelompok dapat berupa
tim kerja, departemen, atau unit kerja yang beroperasi di dalam organisasi.
Kelompok dapat terbentuk secara formal maupun informal dalam organisasi.
Pembentukan kelompok dapat dipengaruhi oleh faktor seperti tugas yang diberikan,
kesamaan minat atau karakteristik, dan faktor sosial. Selain itu, proses
pembentukan kelompok juga melibatkan pembagian peran, pembentukan norma,
dan pembangunan identitas kelompok.
Dinamika kelompok merujuk pada interaksi dan proses yang terjadi di dalam
kelompok. Ini meliputi komunikasi, koordinasi tugas, pengambilan keputusan,
penyelesaian konflik, dan pengaruh sosial di antara anggota kelompok. Faktor-
faktor seperti kepemimpinan, struktur kelompok, serta kemampuan kerja sama dan
kolaborasi anggota kelompok juga mempengaruhi dinamika kelompok.
Kelompok dapat mempengaruhi perilaku dan sikap individu di dalam
organisasi. Proses sosialisasi di dalam kelompok dapat membentuk norma dan
nilai-nilai yang diadopsi oleh individu. Kelompok juga dapat mempengaruhi
motivasi individu, kepuasan kerja, dan identitas diri. Selain itu, kelompok dapat
memberikan dukungan sosial, memfasilitasi pembelajaran, dan memengaruhi
pengambilan keputusan individu.
Konflik adalah fenomena yang umum terjadi dalam kelompok. Perbedaan
pendapat, persaingan, dan ketegangan interpersonal dapat menyebabkan konflik di
dalam kelompok. Kepemimpinan juga memainkan peran penting dalam mengelola
dan mempengaruhi kelompok. Gaya kepemimpinan, kemampuan membangun
hubungan, dan keterampilan dalam mengatasi konflik menjadi faktor yang
memengaruhi dinamika dan efektivitas kelompok.
6
sifat-sifat seperti motivasi, emosi, persepsi, dan kecenderungan untuk membentuk
hubungan sosial.
Individu dalam organisasi memiliki perbedaan dalam karakteristik dan
preferensi. Perbedaan individu mencakup faktor seperti kepribadian, nilai-nilai,
sikap, keahlian, pengalaman, dan latar belakang budaya. Faktor-faktor ini
mempengaruhi perilaku individu di tempat kerja dan interaksi dengan orang lain.
Memahami perbedaan individu membantu dalam memahami keunikan dan
kebutuhan masing-masing individu serta menghargai diversitas dalam organisasi.
Kepribadian adalah karakteristik unik yang mempengaruhi perilaku individu.
Pemahaman tentang kepribadian membantu dalam memprediksi perilaku individu
dalam situasi kerja. Berbagai teori kepribadian seperti teori Big Five (lima faktor
kepribadian), teori MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), dan teori kepribadian
sosial membantu memahami dimensi-dimensi kepribadian dan cara mereka
mempengaruhi perilaku individu dalam konteks organisasi.
Perbedaan budaya memainkan peran penting dalam perilaku individu dalam
organisasi. Budaya melibatkan norma-nilai, keyakinan, dan praktik yang diterima
dan dibagikan oleh anggota suatu kelompok. Perbedaan budaya dapat
mempengaruhi komunikasi, pengambilan keputusan, konflik, dan kerjasama di
tempat kerja. Memahami perbedaan budaya membantu dalam mengembangkan
pemahaman yang lebih baik tentang individu dan kelompok di dalam organisasi
yang memiliki latar belakang budaya yang beragam.
Perbedaan individu mempengaruhi dinamika organisasi. Perbedaan dalam
kemampuan, minat, dan preferensi individu dapat mempengaruhi pembagian tugas,
pembentukan tim, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan dalam organisasi.
Memahami perbedaan individu membantu dalam mengelola keragaman,
memanfaatkan potensi individu secara optimal, dan menciptakan lingkungan kerja
yang inklusif.
7
tidak tertulis, kebiasaan, ritus, simbol, dan bahasa organisasi. Budaya organisasi
dapat mempengaruhi perilaku, sikap, dan nilai-nilai individu, serta membentuk cara
kerja dan interaksi dalam organisasi.
Persepsi adalah proses interpretasi individu terhadap informasi dan situasi
yang diterima melalui indra. Setiap individu memiliki persepsi yang unik terhadap
dunia sekitarnya, termasuk orang, objek, dan kejadian dalam konteks organisasi.
Persepsi mempengaruhi bagaimana individu menafsirkan dan memberikan makna
pada pengalaman mereka di tempat kerja. Persepsi yang akurat dan efektif penting
dalam pengambilan keputusan, komunikasi, dan interaksi antarindividu dalam
organisasi.
Komunikasi adalah proses pertukaran dan pemahaman informasi antara
individu atau kelompok. Komunikasi yang efektif penting dalam menjalankan
aktivitas organisasi dan membangun hubungan yang baik antarindividu. Ini
melibatkan penyampaian pesan dengan jelas, mendengarkan dengan aktif,
menggunakan bahasa dan simbol yang dipahami bersama, serta mempertimbangkan
konteks dan tujuan komunikasi. Komunikasi yang baik dapat meningkatkan
kolaborasi, meminimalkan konflik, dan membangun kepercayaan di dalam
organisasi.
Budaya organisasi mempengaruhi persepsi dan komunikasi di dalam
organisasi. Budaya yang kuat dan jelas dapat membentuk pola pikir dan interpretasi
individu terhadap informasi dan situasi. Selain itu, budaya organisasi yang terbuka
dan inklusif dapat mempengaruhi komunikasi yang efektif dan kolaboratif di antara
anggota organisasi. Pemahaman terhadap budaya organisasi membantu dalam
menginterpretasikan perilaku dan komunikasi dalam konteks yang tepat.
Pengelolaan Budaya Organisasi, Persepsi, dan Komunikasi: Pengelolaan
budaya organisasi, persepsi, dan komunikasi adalah tugas penting bagi manajer dan
pemimpin organisasi. Mereka perlu membangun dan memperkuat budaya yang
sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi. Selain itu, mereka juga harus
memahami perbedaan persepsi individu.
8
Konflik adalah ketegangan atau pertentangan yang terjadi antara individu,
kelompok, atau unit kerja dalam organisasi. Konflik bisa muncul karena perbedaan
pendapat, tujuan yang berbeda, persaingan, atau ketidakcocokan di antara anggota
organisasi. Ada dua jenis konflik yang umum terjadi di tempat kerja: konflik
antarindividu (misalnya konflik antara rekan kerja) dan konflik antar kelompok
(misalnya konflik antara departemen yang berbeda). Konflik dapat memiliki
dampak negatif, seperti mengganggu produktivitas dan hubungan kerja, tetapi juga
dapat menghasilkan inovasi dan pemecahan masalah jika dikelola dengan baik.
Konflik di tempat kerja dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk
perbedaan nilai, kepentingan, dan tujuan, ketidakjelasan peran dan tanggung jawab,
kompetisi sumber daya, komunikasi yang buruk, dan kurangnya pemahaman
terhadap perbedaan individu. Memahami penyebab konflik membantu dalam
mengidentifikasi dan mengatasi akar masalah serta mencegah eskalasi konflik yang
lebih besar.
Pengelolaan konflik adalah keterampilan yang penting bagi manajer dan
pemimpin dalam organisasi. Mereka harus dapat mengenali konflik, mengatasi
ketegangan dengan cara yang konstruktif, dan mencari solusi yang memuaskan bagi
semua pihak yang terlibat. Pendekatan yang baik untuk pengelolaan konflik
termasuk mendengarkan secara aktif, mencari titik kesamaan, mencari solusi
bersama, dan memperkuat komunikasi yang efektif.
Stres kerja adalah respon psikologis dan fisik individu terhadap tekanan dan
tuntutan dalam lingkungan kerja. Stres dapat berasal dari beban kerja yang
berlebihan, ketidakjelasan peran, konflik, kurangnya kontrol atas pekerjaan,
ketidakadilan, dan kurangnya dukungan sosial. Stres yang berkepanjangan dan
tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan masalah kesehatan mental dan
fisik, serta menurunkan kinerja dan kepuasan kerja.
Pengelolaan stres kerja adalah upaya untuk mengurangi dan mengatasi
tekanan yang timbul dari pekerjaan. Ini melibatkan pengenalan dan pengurangan
sumber stres, meningkatkan keseimbangan kerja-hidup, membangun sistem
dukungan sosial, dan melatih keterampilan penanganan stres. Organisasi.
9
Desain kerja melibatkan strukturisasi tugas dan tanggung jawab yang ada di
dalam organisasi. Tujuannya adalah menciptakan pekerjaan yang efektif,
memotivasi, dan memberikan kepuasan bagi karyawan. Desain kerja meliputi aspek
seperti penentuan tugas, pengaturan jadwal kerja, otonomi dalam pekerjaan, dan
tanggung jawab yang diberikan. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi motivasi,
kinerja, dan kepuasan kerja karyawan. Pendekatan desain kerja yang baik
mencakup keseimbangan antara tugas yang menantang dan memberikan otonomi,
memberikan umpan balik yang konstruktif, serta menciptakan lingkungan kerja
yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan karyawan.
Kebijakan SDM melibatkan pengelolaan aspek-aspek terkait dengan sumber
daya manusia dalam organisasi. Ini termasuk rekrutmen, seleksi, pelatihan,
pengembangan karir, penilaian kinerja, kompensasi, dan manajemen kinerja.
Kebijakan SDM bertujuan untuk mengoptimalkan potensi dan kinerja karyawan,
serta memastikan bahwa organisasi memiliki tenaga kerja yang berkualitas.
Pendekatan yang baik dalam kebijakan SDM melibatkan pemilihan dan
pengembangan karyawan yang tepat, memberikan peluang pengembangan karir,
memastikan sistem penghargaan yang adil dan kompetitif, serta memberikan umpan
balik yang teratur dan konstruktif kepada karyawan.
Desain kerja dan kebijakan SDM saling terkait dan mempengaruhi satu sama
lain. Desain kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan karyawan,
yang pada gilirannya dapat mempengaruhi implementasi kebijakan SDM seperti
retensi karyawan, pengembangan karir, dan manajemen kinerja. Di sisi lain,
kebijakan SDM yang efektif dapat mendukung desain kerja yang baik dengan
menyediakan sumber daya dan pelatihan yang diperlukan, serta memastikan
pengakuan dan penghargaan yang sesuai untuk kontribusi karyawan.
Desain kerja dan kebijakan SDM yang baik dapat memiliki dampak positif
pada organisasi. Desain kerja yang memotivasi dan memberikan kepuasan dapat
meningkatkan kinerja individu dan kelompok, meningkatkan retensi karyawan,
serta mendorong inovasi dan kreativitas. Kebijakan SDM yang efektif dapat
meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan, mengurangi turnover,
meningkatkan keterlibatan karyawan, serta membangun budaya organisasi yang
kuat dan berkinerja tinggi.
10
H. Keadilan dalam Pengelolaan Hak Karyawan
11
Organisasi dapat menerapkan beberapa praktik pengelolaan keadilan untuk
memastikan hak-hak karyawan dihormati dan dipenuhi:
1. Pengaturan Kebijakan, Organisasi perlu memiliki kebijakan yang jelas
dan transparan terkait dengan pembagian sumber daya, pengambilan
keputusan, dan interaksi interpersonal. Kebijakan harus memastikan
bahwa setiap karyawan diperlakukan dengan adil dan setiap keputusan
didasarkan pada kriteria yang objektif.
2. Komunikasi yang Terbuka, Komunikasi yang jelas dan terbuka tentang
kebijakan, prosedur, dan keputusan organisasi penting untuk memberikan
pemahaman kepada karyawan tentang bagaimana organisasi
memperlakukan mereka secara adil. Hal ini juga membuka ruang bagi
karyawan untuk memberikan masukan dan melibatkan mereka dalam
proses pengambilan keputusan.
3. Partisipasi Karyawan, Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi
mereka dapat meningkatkan keadilan prosedural. Melibatkan karyawan
dalam diskusi, konsultasi, dan tim kerja bersama dapat memberikan rasa
memiliki dan kepercayaan bahwa keputusan diambil dengan
pertimbangan yang adil.
4. Umpan Balik dan Penghargaan, Memberikan umpan balik yang
konstruktif dan penghargaan yang adil kepada karyawan merupakan
bagian penting dari keadilan interaksional. Karyawan perlu mendapatkan
umpan balik tentang kinerja mereka secara teratur dan mendapatkan
pengakuan yang pantas atas kontribusi mereka.
12
Memahami perspektif perubahan membantu dalam mengenali kebutuhan dan
peluang perubahan di organisasi.
Hakekat perubahan organisasi mencakup pemahaman tentang karakteristik
perubahan itu sendiri. Perubahan organisasi dapat bersifat besar atau kecil, proaktif
atau reaktif, radikal atau inkremental. Hakekat perubahan juga mencakup aspek
seperti durasi perubahan, tingkat ketidakpastian, dampak pada struktur dan budaya
organisasi, serta keterlibatan karyawan dalam perubahan. Memahami hakekat
perubahan membantu dalam merencanakan dan mengelola perubahan dengan tepat.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mengelola perubahan
dan pengembangan organisasi, antara lain:
13
perubahan, dan memotivasi karyawan untuk beradaptasi dengan
perubahan.
3. Manajemen perubahan yang efektif melibatkan perencanaan yang
matang, pengelolaan risiko, pelibatan karyawan, pelatihan dan
pengembangan, serta evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan
bahwa perubahan berjalan dengan sukses.
4. Pembelajaran organisasi merupakan aspek penting dalam perubahan dan
pengembangan. Organisasi harus mampu mengidentifikasi pelajaran dari
perubahan sebelumnya, mendorong inovasi, dan menciptakan budaya
yang mendukung pembelajaran dan adaptasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15