Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis
Disusun oleh:
Evelyn
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang KONSEP
MANAJEMEN BISNIS PT.UNILEVER INDONESIA,TBK
1. Ibu Jholant Bringg Luck Amelia Br Sinaga, S.E., M.M selaku dosen mata
kuliah Pengantar Bisnis.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi isi materi, susunan kalimat, maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1 Pengertian Manajemen...................................................................................7
2.2 Bagaimana konsep manajemen yang diterapkan dalam PT.Unilever Indonesia
TBK?.....................................................................................................................8
............................................................................................................................11
............................................................................................................................13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu cabang ilmu sosial, teori dan penerapan ilmu
manajemen telah menyentuh ke seluruh jenis organisasi dan seluruh aspek
kehidupan, dari yang sifatnya pribadi hingga negara. Daya aksesibilitas dari ilmu
manajemen itulah yang menyebabkan teori manajemen bergerak sedemikian
pesatnya. Dari mulai teori manajemen saintifik atau klasik, manajemen perilaku,
manajemen kuantitaif hingga change management yang kini sedang ramai
diperbincangkan. Berbagai tokoh manajemen pun telah dikenal sebagai
kontributor bagi pengembangan ilmu manajemen, dari mulai Charles Babbage,
pasangan Frank dan Lilian Gilberth, Max Weber, Frederich W. Taylor dan Henri
Fayol, Elton Mayo, Douglas McGregor, Abraham Maslow, dan lain sebagainya.
1
Bagaimana keseluruhan sumber daya tersebut dapat dikelola melalui kerja sama
orang-orang yang berbeda sehingga tujuan organisasi dapat tercapai, di sinilah
peran manajemen diperlukan. Manajemen diperlukan ketika terdapat sekumpulan
orang-orang (yang pada umumnya memiliki karakteristik berbeda) dan sejumlah
sumber daya yang harus dikelola agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Sesuai dengan judul , Kita akan membahas tentang PT.Unilever Indonesia TBK
Unilever telah menemani keseharian masyarakat Indonesia selama lebih dari 85
tahun. Kami ingin keberadaan kami bisa memberikan manfaat bagi masyarakat,
serta membantu menjadi solusi dalam mengatasi tantangan yang dihadapi
Indonesia, seperti kemiskinan, kesehatan, nutrisi, sumber daya berkelanjutan,
pengelolaan limbah, serta perubahan iklim.
Unilever Indonesia pertama kali didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama
“Lever’s Zeepfabrieken N.V.” yang bertempat di daerah Angke, Jakarta Utara
berdasarkan akta No. 23 dari Mr. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini
disetujui oleh Jenderal Geoual van Nederlandsch-Indie berdasarkan surat No. 14
pada 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302
pada 22 Desember 1933 dan diterbitkan dalam Javasche Courant pada 9 Januari
1934. Tambahan No 3
Pada 22 Juli 1980, perusahaan berganti nama menjadi “PT Unilever Indonesia”
dengan akta No. 171 dari notaris Ny. Kartini Muljadi SH. Perubahan nama pun
kembali terjadi pada 30 Juni 1997 menjadi “PT Unilever Indonesia Tbk” dengan
akta No. 92 notaris publik Bp. Mudofir Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri
Kehakiman dengan surat keputusan No.C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23
Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei
1998, Tambahan No. 39.
Ekspansi Unilever Indonesia
Berselang dua tahun, tepatnya pada tanggal 3 Juli 2002, Unilever Indonesia
kembali mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad untuk
mendirikan perusahaan baru yaitu PT Technopia Lever yang bergerak di bidang
distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan merek dagang Domestos
Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad
menandatangani perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd,
di mana Texchem Resources Berhad setuju untuk menjual semua sahamnya di PT
Technopia Lever ke Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
Unilever Indonesia menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya
untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas
Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini efektif berjalan pada tanggal
penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever
Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004.
Pada 30 Juli 2004, Unilever Indonesia bergabung dengan PT KI. Merger dicatat
dengan menggunakan metode yang mirip dengan metode penyatuan kepemilikan.
3
Perusahaan adalah perusahaan yang bertahan dan setelah merger PT KI tidak lagi
ada sebagai badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan
persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam surat No. 740 /
III / PMA / 2004 tanggal 9 Juli 2004.
1936 – Margarin Blue Band dan sabun mandi Lux mulai dipasarkan di Indonesia
2004 – Merek Knorr diakuisisi dari Unilever Overseas Holding Ltd dan
menggabungkannya dengan Unilever Indonesia. Memindahkan pabrik produk
perawatan rambut dari Rungkut ke Cikarang
2015 – Membuka pabrik ke-9 dari Unilever Indonesia seluas 6 hektar di Cikarang,
yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 7 juta unit bumbu masak dan kecap
setiap tahunnya
5
2016 – Memindahkan kantor pusat ke gedung baru seluas 3 hektar di BSD City
Tangerang. Kantor baru ini ditempati oleh 1.200 karyawan dan diresmikan pada
tahun 2017
1. Pengertian manajemen.
2. Peran manajemen dalam organisasi.
3. Fungsi-fungsi manajemen.
4. Kegiatan-kegiatan dalam fungsi manajemen.
5. Fungsi operasional dari manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
7
Manajemen merupakan satu atau lebih manajer yang secara individu maupun
bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dengan melakukan
fungsi-fungsi terkait (perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf,
pengarahan, dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber daya
(informasi material uang dan orang).
Manajer sendiri menurut Plunket dkk. (2005:5) merupakan people who are
allocate and oversee the use of resources. Orang yang mengatur dan mengawasi
penggunaan sumber daya.
Attracting yaitu langkah awal untuk mengetahui kebutuhan talent dan memahami
kompetensi apa yang harus dimiliki oleh seorang karyawan. Salah satu langkah yang
dilakukan perusahaan yaitu melakukan rekrutmen baik itu internal (promosi) maupun
eksternal (employer branding). Berdasarkan wawancara dengan LM 1 bahwa seleksi
talent saat ini sudah baik. Beberapa alasan para peserta TM bergabung dengan Unilever
adalah terkait dengan benefit, karir, brand, image, reputation, work life balance,
mobilitas atau pergerakan yang cepat, program pengembangan, manajemen yang baik
meliputi visi dan misi yang jelas, dan pertumbuhan perusahaan yang baik. Menurut
Thrift (2012) perlu adanya strategi yang tinggi dalam merekrut serta adanya perilaku
keterlibatan tinggi dalam upaya menarik karyawan ke dalam organisasi. Sedangkan
menurut Horner-Smith (2014) praktik perekrutan menekankan pada standar perekrutan
untuk meningkatkan kinerja dan daya saing. PT Unilever Indonesia Tbk memiliki standar
yang tinggi pada perekrutan atau penarikan para talent. Hal ini dimaksudkan agar
karyawan mampu mencapai kinerja yang baik dan memiliki daya saing. Hal ini sebagai
strategi perusahaan dalam menghadapi era globalisasi dan teknologi. Diharapkan
dengan perekrutan atau penarikan para talent baik itu dari eksternal meliputi lulusan
baru dan profesional maupun internal memiliki kemampuan yang mumpuni dalam
menghadapi tantangan bisnis di masa yang akan datang.
Developing, Supply Chain Academy diperkenalkan sebagai bentuk bukti nyata dari
perusahaan dalam mengembangkan karyawan. Pengembangan saat ini yang digunakan
oleh Unilever diantaranya classroom, e-learning, coaching dan mentoring, on the jo
training, job enrichment, dan job enlargment. Penemuan ini didukung oleh Thrift (2012)
yang menyatakan bahwa program pengembangan berdasarkan rotasi pekerjaan dan
penambahan pekerjaan atau proyek merupakan elemen penting dari strategi TM.
Program ini merupakan cara berharga untuk mengembangkan kandidat dalam
memperoleh pengetahuan dan perspektif bisnis yang berbeda akan tetapi harus
ditunjang dengan desain kurikulum yang menguraikan peran dan tanggung jawab dan
harapan dari semua anggota yang terlibat. Thrift menemukan juga bahwa peserta TM
tidak mengetahui dengan jelas apa peran baru saat di rotasi. Penelitian tersebut juga
mengungkapkan bahwa tidak selamanya peserta mendapatkan keterampilan yang lebih
banyak pada saat di rotasi, sehingga pada saat di rotasi perlunya seorang mentor. Peran
mentor sangat penting, serta desain program rotasi yang jelas mengartikulasikan
harapan dan peran dari hosting yang terlibat. Hal ini memungkinkan para peserta untuk
dengan cepat beralih ke peran baru mereka dan meminimalkan hilangnya waktu
mencoba untuk mencari tahu peran baru mereka.
9
Temuan yang sama bahwa rotasi yang terjadi saat ini terlalu cepat sehingga para
karyawan belum mendapatkan ilmu yang mendalam untuk posisi tersebut. Rotasi
memang sangat baik untuk seorang karyawan, tapi seharusnya dengan adanya rotasi
harus memberikan dampak yang positif untuk karyawan. Perusahaan harus mampu
mendorong seluruh karyawan untuk mampu memiliki kompetensi yang baik, sehingga
rotasi tidak hanya terpaku pada satu orang yang dianggap paling mumpuni pada segala
bidang. Kemungkinan yang terjadi adalah perlunya karyawan yang kompeten pada posisi
tersebut, sehingga rotasi terjadi atau memang rotasi diperlukan sebagai strategi dari
perusahaan untuk mencapai kinerja perusahaan yang optimal. Retaining, semakin
memahami kebutuhan karyawan maka semakin erat terjalin employee retention.
Perusahaan berharap profesional SDM mampu mempertahankan karyawan demi
pertumbuhan dan kemajuan perusahaan dimasa mendatang dengan keunggulan yang
kompetitif. Perusahaan yang melakukan pekerjaan terbaik dalam mengelola talent,
terbukti memberikan hasil yang jauh lebih baik bagi perusahaan (Oladapo, 2014).
Perusahaan yang mampu melakukan praktik TM dengan benar akan memberikan kinerja
yang luar biasa. Menurut Axelord, Jones dan Welsh (2001) TM memang bukan satu-
satunya penggerak untuk kinerja seperti itu, tetapi TM jelas sangat berpengaruh. Cara-
cara untuk mempertahankan karyawan adalah membawa culture yang lebih menantang,
budaya lebih terbuka, apresiasi berupa acknowledgment dan contribution, dan team
work (LM 2). Hasil observasi 57% untuk manufacture dan 75% non-manufacture
menunjukkan bahwa alasan meninggalkan perusahaan adalah karir yang lebih baik.
Penelitian Oladapo (2014) menemukan bahwa ada tiga alasan utama yang diberikan
responden dalam meninggalkan organisasi yaitu peluang untuk lebih baik, keamanan
kerja dan kompensasi. TM dan HRM adalah dua hal yang berbeda. Berdasarkan hasil
observasi secara konsep TM adalah sesuatu hal yang baru yang tidak dapat
dibandingkan dengan HRM. Praktik TM terkonsep mulai dari penarikan, pengembangan
dan mempertahankan talent. TM merupakan bagian dari HRM, akan tetapi keduanya
merupakan hal yang berbeda. TM di Unilever sangat kental dengan pengembangan
karyawan. Keinginan karyawan dapat diketahui melalui Individual Development Plan
(IDP). Semua karyawan diberikan kesempatan untuk berkembangan sesuai dengan
keinginannya. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Chuai (2008) yang
membandingkan antara HRM dengan TM dalam hal literatur dan temuan empiris. Chuai
menemukan bahwa TM memberikan beberapa pendekatan baru dan berbeda untuk
manajemen SDM dalam organisasi daripada pengemasan ulang teknik dan ide lama
dengan label baru.
Hal ini sesuai dengan Ashton dan Morton (2005) yang menyatakan bahwa TM lebih dari
sekedar bahasa baru untuk pekerjaan SDM lama. Sehingga menurut Chuai TM tidak
boleh dianggap sebagai “old wine in new bottles”. Chuai melihat TM sebagai ideologi
manajemen baru yang dapat membuat perbedaan bagi keberhasilan dan keunggulan
kompetitif organisasi dengan mempertimbangkan fakta bahwa kemunculan dan
penerapannya secara fundamental sesuai dengan tuntutan perusahaan untuk
pengembangan lebih lanjut dan secara erat digabungkan dengan strategi bisnis. Cooke,
Saini dan Wang (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa lebih dari 70%
respondennya melaporkan bahwa perusahaan mereka tidak memiliki skema khusus TM.
Mayoritas menyatakan bahwa tidak diperlukan skema TM yang terpisah, sehingga TM
dilakukan melalui kebijakan dan praktik HRM. Menurut Cooke, Saini dan Wang (2014)
hal ini menunjukkan kurangnya perbedaan antara HRM secara umum dan TM khusus
dari perspektif responden.
Fungsi pengorganisasian
Dalam suatu perusahaan diperlukan adanya kegiatan-kegiatan manajemen
yang baik dan terarah. Salah satu fungsi manajemen itu adalah pengorganisasian,
yaitu suatu proses penentuan dan pengelompokan peraturan dan macam-macam
aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada
tanggung jawab masing-masing bagian sehingga mempermudah pimpinan untuk
mengadakan pengawasan dan meminta tanggung jawab atas tugas yang telah
dibebankan pada masing-masing bagian, menetapkan wewenang secara langsung
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas.
Dengan adanya penyusunan organisasi tersebut PT. Unilever Indonesia Tbk dalam
kegiatannya akan berjalan dengan lancar sebagaimana yang diharapkan oleh
sebuah organisasi.
11
Fungsi perencanaan
visi dari PT. Unilever yaitu To become the first choice of consumer,
costumer and community. Hal ini terwujud pada komitmen PT. Unilever terhadap
konsumennya yaitu menyediakan produk bermerek dan pelayanan yang secara
konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas, dan yang aman bagi
tujuan pemakaiannya.
Sedangkan Misi Unilever adalah :
Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan
aspirasi konsumen
Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan
lingkungan hidup.
1) Goodness of Fit Test – Strategi yang baik harus benar-benar cocok terhadap
kondisi industri dan kompetisi, peluang dan ancaman pasar, dan aspek lain dari
lingkungan eksternal perusahaan. Pada sisi lain, ia juga harus selaras dengan
kekuatan dan kelemahan sumber daya, kompetensi, dan kemampuan kompetitif
perusahaan .
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia.
Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu
diberikan pelatihan sistem produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan.
Mereka tidak langsung kerja tetapi ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang
seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Saat ini tenaga
kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah 3.000 orang ini belum
termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap berjumlah
25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga
maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.
Material
PT.Unilever membeli sekitar 12% teh hitam di seluruh dunia, 3% tomat
untuk pemrosesan, dan 3% dari minyak sawit yang diproduksi. Setengah dari
bahan baku berasal dari pertanian dan hutan.
Macam-macam Produk yang dikeluarkan Unilever :
PT. Unilever Indonesia, Tbk. Yang beroperasi di indonesia sejak tahun 1933,
telah tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer product yang mempunyai
peran penting di indonesia. Unilever adalah produsen merek-merek terkenal di
seluruh dunia yang juga terkenal di tingkat regional dan lokal, antara lain
13
Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Rinso, Molto, Ponds,
Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Taro dan masih banyak lagi.
Adapun material yang disiapkan yaitu:
Minyak Sawit
* 100% minyak sawit dari sumber berkelanjutan pada akhir 2012: 97% melalui
sertifikat GreenPalm; dan 3% dari sumber yang bersertifikat dan dapat dilacak
(melalui pasokan tersendiri).
*4% minyak sawit dibeli dari sumber bersertifikasi yang dapat dilacak (melalui
pasokan terpisah) pada akhir 2013; 96% melalui sertifikat GreenPalm.
Kedelai
*Pada akhir 2013, 25% minyak kedelai diperoleh dari sumber-sumber yang taat
prinsip berkelanjutan.
*Pada akhir 2013, 12% kedelai diperoleh dari sumber-sumber yang taat prinsip
berkelanjutan.
Teh
*83% campuran kantong teh Lipton mengandung teh Rainforest Alliance
Certified™ pada akhir 2013.
*Secara keseluruhan, 53% teh yang dibeli untuk semua brand kami berasal dari
pertanian Rainforest Alliance Certified™.
Buah dan
Sayur *25%
buah dibeli secara berkelanjutan pada akhir 2013.
*76% dari 13 sayur dan rempah teratas kami dibeli dari sumber yang
berkelanjutan pada akhir 2013.
Kakao
*70% kakao untuk Magnum dibeli secara berkelanjutan melalui sertifikasi Rainforest
Alliance pada akhir 2013. Secara keseluruhan, 47% dari semua kakao dibeli secara
berkelanjutan
Gula
*49% gula di dapatkan dari sumber yang berkelanjutan pada akhir 2013
Minyak bunga
matahari *23% minyak
bunga matahari dibeli secara berkelanjutan pada akhir 2013.
Minyak Biji
Sesawi *39%
minyak biji sesawi (rapeseed) dibeli secara berkelanjutan pada akhir 2013.
Susu
berkelanjutan *31
% susu dibeli secara berkelanjutan pada akhir 2013.
Telur tanpa
cangkang *Pad
a akhir tahun 2013, 40% telur tanpa cangkang.
Mesin
Proses produksi sabun yang ada di perusahaan ini membutuhkan berbagai
macam dan jenis peralatan (mesin).
Seperti :
Mesin untuk proses pencampuran bahan mentah (raw material)
Pemisahan sabun dan gliserol
Pembuatan butiran-butiran sabun (chips)
Pembuatan sabun batangan /bar soap (proses plodder)
Pemotongan sabun batangan (proses cutter)
Pencetakan sabun mandi/toilet soap (proses stamping)
Pembungkusan sabun tablet (proses wrapping)
Pengepakan sabun bungkusan dalam dos (proses packaging)
Metode
Proses pembuatan sabun dibagi dalam beberapa unit, antara lain :
Pemucatan minyak (Bleaching oil)
Penyabunan (countinuous soap making)
Pendinginan (soap vacuum and drying)
Pengepakan (packing)
Market
Strategi PT. UNILEVER,tbk dalam memasarkan produk
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER,tbk memiliki
strategi-strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan,
strategi itu antara lain:
KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH
DIFERENSIASI PRODUK
BERFOKUS PADA PELUANG PASAR
MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN PEMASOK
15
penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung non personal
lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan
langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat,
berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen
maka Strategi Promosi dirumuskan menjadi:
Advertising(pengiklanan)
Consumer Sales Promotion
Trade Promotion and Co-Marketing
Packaging. Point Of Purchase
Personal Selling
Public relations
Brand Publicity
Corporate Advertising
The Internet
Direct Marketing
Experiential contact: Event, sponsorship
Customer Service
Word Of Mouth
3.1 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfs.semanticscholar.org/bd14/74bf3bbea5746023fbbb42e66831a08c0535.
pdf
http://zustianaatika.blogspot.com/2015/05/manajemen-agroindustril-unsur-
unsur.html