Anda di halaman 1dari 13

ETIKA BISNIS

“KENDALA – KENDALA DALAM PELAKSANAAN


ETIKA BISNIS”
Dosen :
I Nyoman Mustika, SE, MM

Dibuat Oleh :

KELOMPOK 5

 Ni Kadek Reza Pramudya Dewi (23)


 Gusti Ayu Intan Viani (05)
 Ni Kadek Rika Edwina (24)
 Ni Made Yowanda Seftianti (31)
 Ni Wayan Wispayanti (36)
 Putu Ayu Lestari (38)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
Jl. Kamboja No. 11A, Dangin Puri Kangin, Denpasar Utara, Denpasar.
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas Rahmat
dan karunia-Nya Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan
tepat waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai KENDALA – KENDALA
DALAM PELAKSANAAN ETIKA BISNIS, kami susun dan kami ajukan sebagai salah satu
tugas mata kuliah ETIKA BISNIS.

Makalah ini dibuat dengan berbagai buku dan iformasi-informasi digital dan beberapa
bantuan berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini .Oleh karena itu,kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak semua yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Denpasar, 24 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................1
1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN ETIKA BISNIS...............................................................................................2
2.2 SASARAN DAN LINGKUP ETIKA BISNIS..........................................................................3
2.3 PRINSIP – PRINSIP ETIKA BISNIS......................................................................................3
2.4 TUJUAN ETIKA BISNIS.........................................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
3.1 KENDALA – KENDALA DALAM PELAKSANAAN ETIKA BISNIS...............................6
3.2 STUDI KASUS...........................................................................................................................7
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................................9
4.1 SIMPULAN................................................................................................................................9
4.2 SARAN.......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di era globalisasi sekarang ini banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan
kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan
kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah
hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak.
Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-
hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan
hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika
dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang
menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga
bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Bisnis juga terikat dengan hukum. Dalam praktek hukum, banyak masalah timbul dalam
hubungan dengan bisnis, baik pada taraf nasional maupun taraf internasional. Walaupun
terdapat hubungan erat antara norma hukum dan norma etika, namun dua macam hal itu tidak
sama. Ketinggalan hukum, dibandingkan dengan etika, tidak terbatas pada masalah-masalah
baru, misalnya, disebabkan perkembangan teknologi.
Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan wajar pada
masa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan banyak pelanggaran etika bisnis
dalam kegiatan berbisnis di Indonesia. Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran
etika bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di
Indonesia. Berbagai hal tersebut merupakan bentuk dari persaingan yang tidak sehat oleh
para pebisnis yang ingin menguasai pasar. Selain untuk menguasai pasar, terdapat faktor lain
yang juga mempengaruhi para pebisnis untuk melakukan pelanggaran etika bisnis, antara lain
untuk memperluas pangsa pasar, serta mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga faktor
tersebut merupakan alasan yang umum untuk para pebisnis melakukan pelanggaran etika
dengan berbagai cara.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan etika bisnis ?
2. Bagaimana contoh kasus dari pelanggaran etika bisnis ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan etika bisnis
2. Untuk mengetahui contoh kasus dari pelanggaran etika bisnis

1
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,
industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis
secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan
individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana
standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-
orang yang ada di dalam organisasi.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar
yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan 
bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
1. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga
mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
2. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat
3. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi
pihak – pihak yang melakukannya.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:

1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati Bersama
2
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan

2.2 SASARAN DAN LINGKUP ETIKA BISNIS


Ada tiga sasaran dan lingkup pokoketika bisnis yaitu:
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis yang
pertama bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya
secara baik dan etis. Karena lingkup bisnis yang pertama ini lebih sering ditujunjukkan
kepada para manajer dan pelaku bisnis dan lebih sering berbicara mengenai bagaimana
perilaku bisnis yang baik dan etis itu.

2. Etika bisnis bisa menjadi sangat subversife. Subversife karean ia mengunggah,


mendorong dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh – bodohi,
dirugikan dan diperlakukan secara tidak adil dan tidak etis oleh praktrek bisnis pihak
mana pun. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan
dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh
praktek bisnis siapapun juga.

3. Etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini etika bisnis lebih bersifat makro, yang
karena itu barangkali lebih tepat disebut sebagai etika ekonomi.

Ketiga lingkup dan sasaran etika bisnis ini berkaitan erat satu dengan yang lainnya dan
bersama – sama menentukan baik tidaknya, etis tidaknya praktek bisnis tersebut.

2.3 PRINSIP – PRINSIP ETIKA BISNIS


Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses bisnis
tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut.
Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap
bentuk usaha.

Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut : 

1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi pada etika bisnis adalah kemampuan dan sikap seseorang saat
mengambil tindakan dan keputusan yang berdasarkan kesadarannya sendiri mengenai apa
yang dianggapnya baik yang bisa dilakukan.
Jika orang sadar dalam melakukan kewajibannya dalam berbisnis maka dikatan orang
tersebut sudah memiliki prinsip otonomi dalam beretika bisnis. Sebagai contoh dia paham
3
mengenai bidang pekerjaannya dengan situasi dan tuntutan yang akan dihadapinya dan
mengetahui aturan apa saja didalam bidang pekerjaannya.
Selain, itu seseorang yang sudah memiliki fungsi otonomi akan sadar tentang risiko dan
akibat yang akan muncul terhadap dirinya dan orang lain yang sebagai pelaku
bisnis. Pada umumnya seseorang yang memiliki prinsip otonomi akan lebih menyukai
diberikan kebebasan dan kewenangan  untuk melakukan hal yang dianggapnya baik.

2. Prinsip Kejujuran
Pelaku bisnis diharuskan memiliki prinsip kejujuran agar mendapatkan kunci
keberhasilan yang bertahan untuk jangka waktu lama. Jika terdapat seorang pembisnis
yang berlaku tidak jujur dan curang maka kemungkinan besar tidak akan ada pelaku
bisnis yang bersedia untuk melakukan kerja sama.
Sikap kejujuran sendiri biasanya dikaitkan dengan harga barang yang telah
ditwarkan.Dalam berbisnis secara modern, kepercayaan konsumen merupakan hal yang
sangat penting. Oleh sebab itu pelaku bisnis dihimbau untuk memberikan informasi
yang  sebenarnya terhadap para konsumen

3. Prinsip Keadilan
Prinsip yang satu ini mengharuskan pelaku bisnis diperlakukan secara adil dan
disesuaikan dengan kriteria rasional. selain itu pun mengharuskan seseorang agar dalam
menjalankan suatu bisnis harus memperlakukan relasi internal dan eksternal secara sama
dan memberikan hak mereka masing-masing. Hal ini bertujuan untuk menjauhkan
kerugian terhadap salah satu pihak pelaku bisnis

4. Prinsip Saling Memberi Keuntungan


Pelaku bisnis harus menjalankan bisnisnya dengan sebaik mungkin agar masing-masing
pihak yang terkait mendapatkan keuntungan. Sama seperti prinsip keadilan, prinsip
memberi keuntungan juga memiliki tujuan untuk menghindarkan salah satu pihak saja
yang untung.
Misalnya saja, pengusaha harus memberikan harga sebenarnya suatu barang terhadap
konsumen serta memberikan pelayanan sebaik mungkin untuk memberikan kepuasan
konsumen. Oleh karena itu prinsip saling memberikan keuntungan harus dipegang erat.

5. Prinsip Integritas Moral


Dalam menjalankan tugasnya para pelaku bisnis harus mempertahankan nama baik
perusahaannya. Pelaku bisnis harus mengelola dan menjalankan bisnis dengan sebaik
mungkin agar kepercayaan konsumen atau pihak lain terhadap perusahaan tetap ada.
Dengan pengertian lainnya, seseorang atau pelaku bisnis harus memberikan dorongan
terhadap diri sendiri dalam berbisnis untuk memunculkan rasa bangga. Hal ini biasanya
dapat terlihat dari perilaku pembisnis diluar dan didalam perusahaan.

4
2.4 TUJUAN ETIKA BISNIS
Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan
para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business
atau dirty business yang bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik
(etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi
etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai
kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan
oleh karenanya membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya.
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk
mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks. Etika bisnis merupakan
etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang
filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia dan peraturan-
peraturan yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen.
Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan
menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia. Secara
terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan
sebagai berikut:

1. Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-prinsip etika


bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau tindakan yang
diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak. Dengan demikian
etik bisnis membantu pra pelaku bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan yang
dinilai tidak etis.
2. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada dunia bisnis,
tetapi juga metematika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang
dinilai etis pada individu juga dapat berlaku padaorganisasi atau perusahaan bisnis.
Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial
atau tidak.
3. Bidang telah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai bisnis. Dalam
hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada umumnya dan sistem
ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan
persaingan.
4. Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi perusahaan
multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.

BAB III

5
PEMBAHASAN
3.1 KENDALA – KENDALA DALAM PELAKSANAAN ETIKA BISNIS
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan / mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis
yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan
berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan
hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi
seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
sikap yang profesional.

Pelaksanaan prinsip-prinsip etika bisnis di Indonesia masih berhadapan dengan beberapa


masalah dan kendala. Keraf(1993:81-83) menyebut beberapa kendala tersebut yaitu:
1. Standar moral para pelaku bisnis pada umumnya masih lemah.
Banyak di antara pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan
menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan dengan mengabaikan etika
bisnis, seperti memalsukan campuran, timbangan, ukuran, menjual barang yang
kadaluwarsa, dan memanipulasi laporan keuangan.

2. Banyak perusahaan yang mengalami konflik kepentingan.


Konflik kepentingan ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara nilai pribadi yang
dianutnya atau antara peraturan yang berlaku dengan tujuan yang hendak dicapainya,
atau konflik antara nilai pribadi yang dianutnya dengan praktik bisnis yang dilakukan
oleh sebagian besar perusahaan lainnya, atau antara kepentingan perusahaan dengan
kepentingan masyarakat. Orang-orang yang kurang teguh standar moralnya bisa jadi
akan gagal karena mereka mengejar tujuan dengan mengabaikan peraturan.

3. Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil.


Hal ini diperkeruh oleh banyaknya sandiwara politik yang dimainkan oleh para elit
politik, yang di satu sisi membingungkan masyarakat luas dan di sisi lainnya memberi
kesempatan bagi pihak yang mencari dukungan elit politik guna keberhasilan usaha
bisnisnya. Situasi ekonomi yang buruk tidak jarang menimbulkan spekulasi untuk
memanfaatkan peluang guna memperoleh keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.

4. Lemahnya penegakan hukum.


Banyak orang yang sudah divonis bersalah di pengadilan bisa bebas berkeliaran dan
tetap memangku jabatannya di pemerintahan. Kondisi ini mempersulit upaya untuk
memotivasi pelaku bisnis menegakkan norma-norma etika.

6
5. Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan kode etik
bisnis dan manajemen.
Organisasi seperti KADIN beserta asosiasi perusahaan di bawahnya belum secara
khusus menangani penyusunan dan penegakkan kode etik bisnis dan manajemen. Di
Amerika Serikat terdapat sebuah badan independen yang berfungsi sebagai badan
register akreditasi perusahaan, yaitu American Society for Quality Control (ASQC)

3.2 STUDI KASUS

1. CONTOH KASUS
Usaha peternakan ayam negeri atau broiler mempunyai prospek yang baik untuk
dikembangkan karena tingginya permintaan masyarakat akan daging. Usaha peternakan
ayam ini juga memberikan keuntungan yang tinggi dan bisa menjadi sumber pendapatan
bagi peternak ayam broiler tersebut. Akan tetapi, peternak dalam menjalankan usahanya
masih mengabaikan prinsip-prinsip etika bisnis.
Akhir-akhir ini usaha peternakan ayam dituding sebagai usaha yang ikut mencemari
lingkungan.banyaknya peternakan ayam yang berada dilingkungan masyarakat dirasakan
mulai mengganggu oleh warga terutama peternakan ayam yang lokasinya dekat dengan
pemukiman penduduk. Masyarakat banyak mengeluhkan dampak buruk dari kegiatan
usaha peternakan ayam karena masih banyak peternak yang mengabaikan penanganan
limbah dari usahanya.
Limbah peternakan yang berupa feses (kotoran ayam), dan sisa pakan serta air dari
pembersihan ternak dan kandang menimbulkan pencemaran lingkungan masyarakat di
sekitar lokasi peternakan tersebut. Selain itu timbulnya banyak lalat yang dikarenakan
kurang bersih dan dirawatnya kandang, masyarakat takut lalat tersebut nantinya
membawa penyakit. Dan satu lagi dari peternakan ayam negeri masyarakat
mengkhawatirkan virus flu burung Avian Infuenza (H5N1) yang pada saat tahun 2008
lagi sedang gempar-gemparnya.

2. SOLUSI
Untuk mengatasi masalah dalam kasus ini, maka peternak ayam negeri atau
broiler harus memiliki etika bisnis yang baik bukan hanya mencari keuntungan semata
namun juga harus menciptakan lingkungan yang sehat di sekitar peternakan. Dengan cara
pengelolaan limbah yang baik misalkan dijadikan pupuk untuk tanaman atau untuk pakan
ikan lele, menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan penyemprotan kandang
disinfetan secara berkala agar tidak timbul banyak lalat & penyakit.
Dan jika peternakan tersebut menerapkan etika bisnis dengan baik, maka akan
mendatangkan manfaat dari penerapan etika bisnis seperti :
1) Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
2) Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen
akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut.
7
3) Citra perusahaan di mata konsumen baik.
4) Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan
produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan.
5) Meningkatkan motivasi pekerja.
6) Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang
baik dimata perusahaan.
7) Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.

BAB IV

PENUTUP

8
4.1 SIMPULAN
Dalam dunia bisnis tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan
memberikan batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis yang baik dan
tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis
tersebut. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis
yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya
dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam
kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup
mikro maupun makro. Tentunya ini  tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini
adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh
karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.

4.2 SARAN
Perlu adanya kesadaran didalam perusahaan yang ingin menerapkan etika didalam bisnis
agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang dapat merugikan banyak pihak dan
perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada salah satu pegawai yang
melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di
perusahaan tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://firdahsuciyati.wordpress.com/2015/11/15/kendala-dalam-mewujudkan-etika-bisnis-etis/

https://faridsetiawan021.wordpress.com/2015/05/13/penerapan-etika-dan-kendala-kendalanya/
https://salamadian.com/pengertian-etika-bisnis/

iii

Anda mungkin juga menyukai