Anda di halaman 1dari 21

KEBERADAAN KOPERASI DALAM SYSTEM PASAR

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi dan UKM

Dosen Pengampu:

AHMAD HANIF FAJRIN, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 6:

1. Nurul Khamidah (126402212119)


2. Daffa Mustika Suryadinata (126402212132)
3. Shabrina Putri Nur Sayekti (126402212148)
4. Rahma Putri Ayu Lestari (126402213236)

SEMESTER 4

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

APRIL 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“Kebaradaan Koperasi dalam System Pasar”dapat terselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjangan kita Nabi
Agung Muhammad SAW. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi dan UKM yang dibimbing
oleh Bapak Ahmad Hanif Fajrin, M.Pd. selain itu, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis.
Atas dukungan moral dan material yang diberikan dalam penyusun
makalah ini, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr.H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk menempuh pendidikan di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag. Selaku Dekan Faklutas Ekonomi dan Bisnis
Islam yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh belajar dan
pengalaman kepada kami.
3. Ibu Dr. Binti Nur Asiyah, M. Si. Selaku Koordinator Program Studi Ekonomi
Syariah yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada kami
4. Ahmad Hanif Fajrin, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas dan pengarahan kepada kami.
5. Serta semua teman-teman ES 4C yang berbahagia.

Kami menyadari akan keterbatasan dan kekurangandalam penyusunan


akalah ini, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sangat kami harapkan dan kami mengucapkan mohon maaf atas kekurangan dari
makalah ini. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi semua pihak dan
menanmbah wawasan bagi kita semua. Aamiin ya Robbal alamin.

Tulungagung, 11 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Kekuatan dan Kelemahan Koperasi dalam Sistem Pasar .................. 3


B. Koperasi dalam Rantai Tataniaga ..................................................... 4
C. Sasaran Integrasi Vertikal Melalui Koperasi .................................... 7
D. Sikap Terhadap Kebijakan Harga Koperasi.................................... 13
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................. 17

DAFTAR RUJUKAN……………………………………………….........18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi merupakan bentuk perusahaan organisasi dimana tujuan
utama nya bukan mencari keuntungan tetapi mencari kesejahteraan dari
anggotanya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama,
melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para
anggotannya. Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun
usaha bersama dari orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas.
Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas tersebut, maka Pemerintah Indonesia
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-perkumpulan
Koperasi. Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan Koperasi, karena
Koperasi di dalam sistem perekonomian merupakan soko guru. Koperasi di
Indonesia belum memiliki kemampuan untuk menjalankan peranannya
secara efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih menghadapai
hambatan struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya permodalan.
Dalam lingkungan pasar yang bersaing, koperasi adalah salah satu
organisasiyang ikut serta bersaing memperebutkan pelanggan, baik pelanggan
internal(anggota) maupun pelanggan eksternal (non anggota).
Keberlangsungankoperasi hanya akan terus dirasakan jika koperasi memiliki
keunggulan bersaing dan para anggota mampu mempertahankan keunggulan
bersaing itu dengan jalan berpartisipasi aktif pada koperasinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uaraian diatas, maka yang menjadi perumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa saja kekuatan dan kelemahan koperasi dalam system pasar?.
2. Bagaimana penjelasan koperasi dalam rantai tataniaga?.
3. Apa sasaran integrasi vertical melalui koperasi?.
4. Bagaimana sikap terhadap kebijakan harga koperasi?.

1
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan koperasi dalam system pasar.
2. Untuk mengetahui penjelasan koperasi dalam rantai tataniaga.
3. Untuk menjelaskan sasaran integrasi vertical melalui koperasi.
4. Untuk mengetahui sikap terhadap kebijakan harga koperasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kekuatan dan Kelemahan Koperasi dalam System Pasar


Koperasi sebagai bagian dari sistem pasar secara keseluruhan, koperasi akan
bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang bukan koperasi. Koperasi harus mampu
menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki, mampu mencari peluang yang dapat
meningkatkan pertumbuhan, memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada dan
memerbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dalam tubuh koperasi.
a. Kekuatan Koperasi:
1. Economies of Scale (adanya pembelian barang yang banyak).
2. Bargaining position di pasar (kekuatan dalam penawaran produk).
3. Kemampuan dalam menghadapi ketidakpastian, adanya internal market dan
eksternal market, resiko ditanggung bersama.
4. Pemanfaatan inter-linkage market dan transaction cost sebagai akibat self control
dan self management. Anggota harus mempuyai sifat alturisme.
b. Kelemahan Koperasi berdasarkan prinsip:
1. Prinsip keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela, ini akan melemahkan
permodalan dalam jangka panjang.
2. Prinsip control secara demokratis.
3. Prinsip pembagian sisa hasil usaha berdasarkan jasa anggota.
4. Prinsip bunga yang terbatas atas modal
c. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh koperasi untuk memperkecil tingkat kelemahan
yang ada, diantaranya:
1. Koperasi dapat membatasi jumlah anggota asal pembatasan itu tidak artifisial
(pembatasan yang dibuat-buat).
2. Koperasi dapat memberikan preferensi tertentu terhadap jumlah modal yang
dimasukkan oleh para anggota.
3. Bunga modal yang terbatas adalah bunga yang wajar; artinya bunga yang sama di
pasar.

3
4. Pemasukan modal pada koperasi merupakan jasa, semakin besar modal yang
dimasukkan semakin besar jasanya.

B. Koperasi dalam Rantai Tataniaga

Tata niaga diartikan sebagai bagian dari kegiatan ekonomi yang memiliki peranan

penting dalam keberlanjutan suatu usaha. Definisi umum tata niaga adalah suatu proses
penyaluran barang/jasa dari produsen awal sampai ke konsumen akhir. Pada dasarnya
dalam kegiatan arus barang atau jasa dapat dibedakan pelaku – pelakunya, yaitu pihak
produsen, konsumen, dan pedagang sebagai perantara dari produsen dan konsumen. Tata
niaga menjadi jembatan antara sektor produksi dan konsumsi, artinya dengan aktivitas tata
niaga, produsen selaku pihak yang memproduksi barang/jasa mampu mengenalkan,
menyalurkan, dan mendistribusikan barang/jasanya kepada konsumen sebagai pihak yang
menggunakan atau menikmati.

Produsen adalah orang atau badan usaha yang menghasilkan produk tertentu.
Produk tersebut bisa berupa produk akhir yang langsung di konsumsi, bisa pula produk
antara yang digunakan untuk proses produksi berikutnya. Jadi rumah tangga konsumen
yang menghasilkan input bisa dipandang sebagai produsen, demikian pula rumah tangga
konsumen yang menghasilkan barang-barang untuk dikonsumsi dikatakan sebagai
produsen.

Konsumen adalah orang atau badan yang menggunakan suatu produk. Sedangkan
pedagang adalah orang atau badan yang membeli produk tetapi bukan untuk dikonsumsi

4
melainkan untuk dijual kembali. Pedagang merupakan orang atau badan yang menjadi
mediator penghubung antara produsen dan konsumen.
Dalam pengertian ini, pedagang bisa berupa pedagang besar (wholsaler), agen
penjualan dan pengecer. Pedagang besar biasanya tidak melayani konsumen akhir
melainkan para pengecer, Sedang agen ada yang melayani konsumen akhir tetapi ada pula
yang tidak.
Disini pedagang besar, agen dan pengecer dianggap sebagai pedagang, sehingga
jalur tata niaganya hanya hanya meliputi produsen, pedagang dan konsumen. Dalam
menjual produknya, produsen bisa menjual langsung ke konsumen, tetapi bisa juga
keperantara (pedagang). Produsen dapat melakukan pemasaran olehnya sendiri atau
memutuskan untuk menjual kepada pedagang yang kemudian oleh pedagang dijual
kekonsumen akhir. Tentunya produsen yang rasional akan memakai pedagang sebagai
pengganti melakukan pemasaran dan distribusi produk olehnya sendiri jika keunggulan
lewat pedagang lebih besar daripada melakukan pemasaran sendiri.
Bila koperasi dimasukkan dalam analisis di atas, maka seorang produsen mempunyai 3
alternatif yang mungkin dipilih yaitu:
1. Menjual langsung ke konsumen
2. Menjual ke pedagang
3. Menjual ke koperasi
Dalam hal ini produsen akan memilih alternatif yang dapat memberikan kelebihan
yang paling bear (dalam memaksimumkan profit atau penjualannya). Jika produsen telah
menjual beberapa dari produknya lewat perantara (pedagang), koperasi harus memberikan
paling sedikit keunggulan yang sama dengan keunggulan yang diberikan pedagang agar
koperasi menjadi alternatif yang dipilih oleh produsen. Bagi seorang konsumen yang akan
membeli barang-barang keperluannya sebenarya juga mempunyai 3 alternatif, yaitu:
1. Membeli dari produsen secara langsung
2. Mengontrak dari pedagang
3. Membeli dari koperasi
Dalam hal ini keputusan butuh seorang anggota koperasi konsumen pada
prinsipnya akan sama dengan produsen tapi akankah produknya dijual melalui koperasi.

5
Seorang konsumen yang rasional kana membeli kepada koperasi jika koperasi memberikan
paling tidak keunggulan yang sama dengan keunggulan yang diberikan para pedagang
Tetapi bila seorang produsen membutuhkan beberapa input untuk keperluan produksinya,
alternatif yang harus dipilih akan menjadi 4, yaitu agar dapat:
1. Menyediakan input olehnya sendiri
2. Membeli input dari produsen input
3. Mengontrak dengan pedagang input
4. Berdagang dengan sebuah koperasi
Apa yang dideskripsikan di atas sebenarnya hanyalah rantai tata niaga yang dimulai
dari pemilik faktor produksi dan berakhir pada konsumen. Pada setiap tingkat dari jalur
tersebut dapat didirikan koperasi. Konsumen dapat bekerja sama dalam mendirikan
koperasi konsumen dan dengan itu langsung bersaing dengan pengecer lainnya. Para
pengecer dapat mendirikan koperasi yang kegiatannya berupa membeli dari pedagang
besar atau bahkan kontrak langsung dengan produsen. Maka dengan cara itu sangat
mungkin bahwa koperasi disetiap tingkat rantai tata niaga akan bersaing satu dengan yang
lain,
1. Koperasi konsumen bersaing satu dengan lain (kompetisi horizontal)
2. Koperasi konsumen dapat juga konflik dengan tingkat yang lebih rendah baik
wholsaler maupun produsen (kompetisi vertikal/kompetisi saluran)
3. Pada tingkat wholsaler (pedagang besar), koperasi dengan keanggotaan dan interest
yang berbeda bisa bersaing dengan koperasi yang dimiliki ole para pengecer atau
tingkat yang sama dart rantai tata niaga.
Konflik yang mungkin timbul antakoperasi yang dibentuk tapa integrasi vertikal dapat
berupa, koperasi yang anggotanya para produsen akan mencoba untuk menetapkan harga
tinggi untuk pengecer, sedangkan koperasi yang anggotanya para pengecer ingin
membayar harga serendah mungkin kepada para produsen. Konflik tersebut hanya bisa
dipecahkan bila koperasi yang dimiliki ole para produsen akan berintegrasi maju dengan
mendirikan toko-toko pengecer sendiri atau koperasi para pengecer berintegrasi mundur
dengan mendirikan produsen sendiri.

6
C. Sasaran Integrasi Vertikal Melalui Koperasi
1. Pengertian
RA SUPRIYONO (1985) integrasi vertikal merupakan salah satu strategi alternatif
dalam masyarakat memperluas lingkup kegiatannya dengan melaksanakan integrasi ke
belakang (hulu-backward) atau ke depan (hilir-forward).
Integrasi ke belakang bertujuan membantu kelancaran atas kemanfaatan sumber-
sumber bahan mentah dan dengan demikian dapat meminimumkan risiko kekurangan
bahan mentah serta menjamin biaya bahan yang rendah, sehingga perusahaan memiliki
keuntungan strategi dibandingkan dengan para pesaingnya.
Integrasi ke depan bertujuan sebagai jalan keluar untuk menjamin kelancaran
penjualan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Porter (1996), integrasi vertikal merupakan kombinasi dari proses-proses produksi,
distribusi, dan atau proses ekonomi lainnya yang secara teknologi berbeda dalam batas-
batas satu perusahaan tunggal.Strategi ini mencerminkan keputusan perusahaan untuk
menggunakan transaksi intern dan bukan transaksi pasar untuk mencapai tujuan
ekonomisnya.

2. Manfaat Integrasi Vertikal:

1). Penghematan atau penekanan biaya dalam produksi

2). Penghematan atau penekanan biaya dalam penjualan

3). Penghematan atau penekanan biaya dalam pembelian

4). Penghematan atau penekanan biaya transaksi untuk transaksi-transaksi pasar

5). Pengendalian bersama dan bidang-bidang lainnya

Jika pasar lebih efisien dalam arti mempunyai biaya relatif lebih rendah dari
memanfaatkan pelayanan melalui integrasi vertikal, maka pasar yang akan dipilih, jika
integrasi vertikal lebih efisien daripada kegiatan transaksi di pasar, maka integrasi
vertikal yang akan dipilih.

3. Menurut Ima Suwandi (1985) ada tiga bentuk integrasi vertikal di Indonesia :

7
1). Bentuk Federasi (federated)

2). Bentuk pemusatan (centralized)

3). Bentuk campuran

4. Jenis Integrasi Vertikal


Ada tiga jenis integrasi vertikal yaitu backward integration, forward
integration, dan balanced integration.
1. Backward Integration
Ketika sebuah perusahaan menggunakan backward integration atau integrasi
ke belakang, mereka memperoleh bisnis atau penyedia yang menyediakan barang
atau jasa lebih awal dalam rantai pasokan mereka.
Ini biasanya berarti penyedia bahan mentah, produsen persediaan, atau lini
lain pada tahap awal produksi. Salah satu contohnya mungkin perusahaan truk yang
mengakuisisi pompa bensin yang mengisi bahan bakar armada truknya, atau kilang
minyak yang memasok bensin ke pompa bensin.
2. Forward Integration
Forward integration atauiIntegrasi vertikal ke depan atau integrasi hilir berarti
memperoleh penyedia yang menangani operasi mendekati akhir siklus hidup
penjualan, seperti distributor. Ini bisa berarti mengakuisisi perusahaan yang pernah
menjadi pelanggan juga.
Integrasi ke depan juga dapat berarti menghapus perantara (yaitu distributor)
dari rantai pasokan tanpa harus mengakuisisi perusahaan yang menangani distribusi.
Misalnya, jika Sally’s Scents ingin mencapai integrasi ke depan, mereka mungkin
menjual langsung ke konsumen melalui situs web mereka daripada melalui toko
seperti WalMart.
3. Balanced Integration
Balanced integration atau Integrasi vertikal yang seimbang berarti
menggunakan integrasi ke depan (hilir) dan ke belakang (hulu) untuk
mengkonsolidasikan rantai pasokan.

5. Keuntungan Integrasi Vertikal untuk Bisnis

8
Ada sejumlah keuntungan integrasi vertikal untuk bisnis. Beberapa keuntungan
utama dari integrasi vertikal meliputi:
1. Menghilangkan Ketergantungan pada Pemasok Eksternal
Integrasi vertikal memberikan kemandirian bisnis dari pemasok eksternal.
Saat Anda memiliki pemasok, Anda mengurangi risiko kekurangan pasokan dan
tidak dikenakan biaya kenaikan harga sesuai keinginan pemasok.
Integrasi vertikal antara bisnis dan pemasok memberi Anda lebih banyak
kontrol atas produksi, memberi Anda lebih banyak kekuatan untuk memastikan
pasokan Anda memenuhi standar dan spesifikasi yang Anda butuhkan. Menghemat
Waktu
Bila seseorang memiliki satu perusahaan yang mengendalikan beberapa
langkah produksi, seseorang itu tidak bergantung pada perusahaan lain untuk
menyelesaikan prosesnya. Manfaat utama dari ini adalah kemampuan untuk
menjual produk lebih cepat.
Integrasi vertikal memungkinkan komunikasi dan kolaborasi yang lebih
baik antara berbagai divisi perusahaan, yang meningkatkan kemampuan untuk
merespons perubahan di pasar. Anda juga memiliki kekuatan untuk menerapkan
perubahan dan peningkatan yang membuat produksi lebih efisien.
Jika integrasi vertikal juga melibatkan logistik, Anda dapat menghemat
lebih banyak waktu dengan merampingkan transportasi dan penyimpanan produk.
2. Mengurangi Biaya
Salah satu daya tarik integrasi vertikal bagi banyak perusahaan adalah
kesempatan untuk mengurangi biaya. Integrasi vertikal dapat mengurangi biaya
dengan memastikan pemasok dan distributor tidak menaikkan harga mereka tanpa
menawarkan nilai tambahan apa pun untuk bisnis Anda.
Tahap lain dari rantai di mana Anda dapat menghemat uang adalah biaya
distribusi dan transportasi. Integrasi vertikal juga memungkinkan Anda
mengurangi biaya dengan memungkinkan proses produksi yang lebih efisien.
Penghematan ini dapat menghasilkan penurunan harga bagi konsumen Anda dan
keuntungan yang lebih tinggi untuk bisnis Anda. Produk yang Lebih Baik

9
Memiliki kontrol lebih banyak tahapan proses produksi dapat menghasilkan
produk dengan kualitas yang lebih tinggi. Perusahaan yang berintegrasi secara
vertikal lebih baik ditempatkan untuk mempertahankan standar mengenai kualitas
produk mereka.
Selain itu, ketika satu perusahaan memiliki pemasok dan fasilitas produksi,
mereka sering kali memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk merespons perubahan
di pasar.
Integrasi vertikal juga memberi perusahaan lebih banyak kendali atas
kuantitas yang mereka hasilkan. Integrasi vertikal dapat menyediakan platform
untuk inovasi antara divisi yang berbeda dan menciptakan lebih banyak ruang untuk
penelitian dan pengembangan. Keahlian yang Meningkat
Memiliki berbagai bagian rantai pasokan di bawah satu payung dapat
memberi perusahaan peningkatan pengetahuan tentang bisnis mereka. Terlibat
dalam rantai pasokan dari awal hingga akhir dapat memberikan pemahaman yang
lebih kuat kepada perusahaan tentang pengembangan produk mereka.
Integrasi vertikal juga dapat meningkatkan keahlian di berbagai bidang. Hal
ini menguntungkan karena memberikan perusahaan keunggulan kompetitif dan
menambah nilai lebih lanjut untuk bisnis.
3. Meningkatkan Daya Jual
Integrasi vertikal dapat meningkatkan daya jual bisnis, karena Anda dapat
menggunakan banyak manfaat dari integrasi vertikal sebagai alat pemasaran.
Misalnya, bisnis yang mengendalikan pemasoknya memiliki kontrol lebih besar
atas kualitas dan produksi dari apa yang masuk ke dalam produknya.
Perusahaan dapat memanfaatkan ini dalam periklanan untuk membangun
reputasi karena memiliki produk berkualitas tinggi dan hubungan yang kuat dengan
sumber produk mereka. Ini mungkin yang dibutuhkan bisnis untuk berhasil di pasar
yang sangat kompetitif. Peningkatan Penguasaan/Pangsa Pasar, Karena perusahaan
yang terintegrasi secara vertikal mengendalikan seluruh proses produksi, mereka
memiliki pangsa pasar yang lebih besar daripada perusahaan yang hanya terlibat
dalam langkah-langkah tertentu dari proses tersebut.

10
Hal ini dapat menghasilkan kesadaran merek yang lebih tinggi dan loyalitas
merek antara bisnis dan konsumennya. Faktor-faktor seperti ini memungkinkan
perusahaan yang terintegrasi secara vertikal memiliki kontrol yang lebih baik atas
kesuksesan mereka dan meningkatkan pengaruh pasar.
4. Menciptakan Skala Ekonomi
Istilah ‘skala ekonomi’ mengacu pada biaya yang lebih rendah dan
peningkatan efisiensi yang berasal dari bisnis yang beroperasi pada skala yang lebih
tinggi.
Integrasi vertikal dapat menciptakan skala ekonomi karena menyatukan
berbagai tahap produksi dapat meningkatkan efisiensi. Hal ini menyebabkan biaya
rata-rata jangka panjang yang lebih rendah

6. Kelemahan Metode Integrasi Vertikal


Selain mempunyai beberapa kelebihan, integrasi vertikal juga mempunyai
beberapa kelemahan sebagai berikut:
1. Modal Awal yang Besar
Perusahaan harus menginvestasikan banyak modal untuk mendirikan atau
membeli pabrik. Mereka kemudian harus menjaga agar pabrik tetap berjalan untuk
menjaga efisiensi dan margin keuntungan.
2. Menghambat Fleksibilitas
Integrasi vertikal mengurangi fleksibilitas perusahaan dengan memaksa mereka
untuk mengikuti tren di segmen yang mereka integrasikan. Misalkan sebuah
perusahaan mengakuisisi pengecer untuk produk mereka dan menciptakan toko outlet
yang membawa barang dagangan lama juga.
Persaingan pengecer itu mulai menggunakan teknologi baru yang mendongkrak
penjualan mereka. Perusahaan induk baru sekarang perlu memperoleh teknologi itu
agar tetap relevan di pasar itu.
Teknologi yang berubah dengan cepat dapat memiliki efek besar pada integrasi.
Teknologi yang berbeda di berbagai tahap pasokan juga dapat membuat integrasi
menjadi sulit dan lebih mahal.
3. Hilangnya Fokus

11
Menjalankan bisnis ritel yang sukses, misalnya, membutuhkan serangkaian
keterampilan yang berbeda dari pabrik yang menguntungkan. Sulit untuk menemukan
tim manajemen yang baik di keduanya. Integrasi dapat menyebabkan manajemen
kurang fokus pada kompetensi inti mereka, dan lebih pada aset yang baru diperoleh.

7. Industri yang Mendapat Manfaat dari Integrasi Vertikal

Berikut adalah beberapa industri yang memanfaatkan integrasi vertikal dengan contoh:

1. Produksi Minyak
Produsen minyak memiliki beberapa tahapan proses produksi minyak,
mulai dari eksplorasi hingga ritel. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengontrol
harga minyak di setiap tahap dan menjaga harga agar tetap kompetitif.
2. Industri Mobil
Seperti banyak produsen mobil, Toyota memiliki pabrik mobil dan dealer
mobil. Pada akhir 2009, Toyota mengungkapkan rencana untuk menjadi
perusahaan kendaraan listrik terintegrasi vertikal pertama, yang melibatkan
pembangunan stasiun pengisian tenaga surya untuk mengisi kendaraan listrik
mereka.
3. Ritel
Zara terintegrasi secara vertikal karena mereka memiliki banyak pabrik
pakaian mereka sendiri. Hal ini memudahkan Zara untuk dengan cepat
memproduksi dan memasukkan lini pakaian baru ke toko mereka, memungkinkan
mereka untuk tetap berada di puncak industri mode jalanan yang bergerak cepat.
4. Minuman
Selain kedai kopi di seluruh dunia, Starbucks memiliki perkebunan kopi
yang memasok biji kopi mereka. Starbucks menggunakan ini dalam upaya
pemasaran mereka untuk menunjukkan bagaimana mereka memastikan kualitas
kopi mereka.
5. Makanan
McDonald’s memiliki beberapa pertanian yang menanam kentang mereka
dan fasilitas produksi yang mengubahnya menjadi kentang goreng di banyak

12
restoran di seluruh dunia. Integrasi vertikal adalah kunci untuk kualitas, rasa, dan
harga yang konsisten yang diandalkan oleh bisnis mereka.
6. Teknologi
Samsung menikmati keunggulan kompetitif dengan memproduksi banyak
komponen untuk elektronik konsumennya. Integrasi vertikal memungkinkan
mereka untuk memiliki kontrol lebih besar atas setiap langkah proses produksi
daripada pesaing mereka dan telah membantu perusahaan meningkatkan pangsa
pasarnya sambil mempertahankan kualitas produknya.
7. Furnitur
Ikea telah membeli hutan di Rumania yang memasok sebagian kayu yang
mereka gunakan untuk memproduksi furnitur mereka. Ini memastikan bahwa
mereka memiliki cukup kayu untuk memenuhi permintaan produk mereka.
8. Film/TV
Untuk memerangi biaya program yang tinggi dan meningkatkan margin
keuntungannya, Netflix telah menggunakan strategi integrasi vertikal yang
memerlukan kepemilikan konten dan mendistribusikannya ke pelanggan.
Memiliki studio produksi sendiri tidak hanya membuat Netflix lebih
mengontrol konten di perpustakaannya, tetapi juga menghilangkan persyaratan
untuk membayar royalti lisensi kepada produser TV dan film eksternal.
9. Supermarket
Morrisons Supermarket memiliki pusat distribusi pengemasan produk segar
dan sejak tahun 2005 telah memiliki toko roti, toko bunga, dan pabrik pengolahan
makanan laut. Dengan mengendalikan sebagian besar rantai pasokannya,
Morrisons dapat memproduksi dan menjual makanan berkualitas tinggi dengan
biaya lebih rendah daripada pesaingnya, membantunya menjadi salah satu jaringan
supermarket terkemuka.

D. Sikap Terhadap Kebijakan Harga Koperasi


Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu pada prinsip ekonomi
kerakyatan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berbagai kelebihan koperasi sebagai
sebuah bentuk badan usaha yang sangat prospektif di Indonesia yakni seperti efisiensi

13
biaya serta dari peningkatan economies of scale. Namun, dari kelebihan tersebut justru
koperasi masih sangat sulit untuk berkembang di Indonesia.
Koperasi masih mengalami pasang surut dalam pengembangannya meskipun upaya
pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah tidak pernah habis. Secara umum
permasalahan yang dialami oleh koperasi dapat dikelompokkan menjadi 2 masalah, yaitu:
1. Permasalahan Internal
a. Banyaknya pengurus koperasi yang sudah lanjut usia sehingga kapasitasnya
terbatas;
b. Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat sehingga ia merangkap jabatan
sehingga terbaginya fokus perhatiannya;
c. Ketidakpercayaan anggota koperasi yang dapat menimbulkan kesulitan dalam
memulihkannya;
d. Terbatasnya dana sehingga tidak dilakukan usaha pemeliharaan fasilitas;
e. Administrasi kegiatan-kegiatan tidak memenuhi standar
f. Kebanyakan anggota kurang solidaritas
g. Dengan modal usaha yang relative kecil maka volume usaha terbatas.
2. Permasalahan Eksternal
a. Bertambahnya persaingan dari badan lain;
b. Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak dapat lagi
menjalankam usahanya dengan baik;
c. Kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban
d. Tingkat harga yang selalu naik

Apabila dilihat dari peranan anggota koperasi yang begitu dominan, setiap harga
yang akan diterapkan koperasi harus dibedakan antara anggota dan non-anggota. Hal inilah
yang membedakan kebijakan harga di koperasi dengan perusahaan non koperasi. Dimana
perusahaan non koperasi merupakan masyarakat umum yang tidak berkaitan dengan
kepemilikan pada perusahaan tersebut. Pada umunya sebuah koperasi yang memiliki
anggota yang cukup banyak terutama di tingkat koperasi primer, mampu menyatukan unit-
unit usaha melalui integrasi vertical. Para anggota primer biasanya penghasil input untuk
produk yang diproduksi dan dijual oleh koperasi-koperasi ditingkat yang lebih tinggi.

14
Apabila anggota dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan harga, maka
koperasi tidak dapat menentukan harga pada saat keuntungan maksimum. Harga tidak lagi
didasarkan pada prinsip profit motive, tetapi sudah memperhatikan pelayanan pada
anggota. Jika yang diberlakukan sama anggota harus memperoleh SHU yang lebih besar,
sebab anggota tidak memperoleh keuntungan langsung dari harga pelayanan, namun
kondisi ini kurang disukai anggota koperasi yang jumlahnya banyak. Arena untuk
mengontrol terhadap jumlah anggota yang banyak akan lebih susah, sistem administrasi
lebih rumit, dan taksiran jasa anggota yang sulit. Berbeda dengan sistem harga pelayanan
yang memperoleh keuntungan langsung atas pembelaan produk, kesulitan itu akan mudah
ditangani.

Koperasi menetapkan harga jual kepada anggota yang lebih rendah disbanding
dengan harga kepada nonanggota. Disamping anggota di tingkat bawah atau pada koperasi
primer (petani, pengrajin) dapat memperlancar pemasaran bahan/produk, juga memperoleh
keuntungan langsung dari hasil pembelian produk koperasi di tingkat yang lebih tinggi.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Koperasi sebagai bagian dari sistem pasar secara keseluruhan, koperasi akan
bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang bukan koperasi. Koperasi
harus mampu menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki, mampu mencari
peluang yang dapat meningkatkan pertumbuhan, memanfaatkan kesempatan-
kesempatan yang ada dan memerbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dalam
tubuh koperasi.
2. Dalam kegiatan arus barang atau jasa dapat dibedakan pelaku – pelakunya,
yaitu pihak produsen, konsumen, dan pedagang sebagai perantara dari
produsen dan konsumen. Tata niaga menjadi jembatan antara sektor produksi
dan konsumsi, artinya dengan aktivitas tata niaga, produsen selaku pihak yang
memproduksi barang/jasa mampu mengenalkan, menyalurkan, dan
mendistribusikan barang/jasanya kepada konsumen sebagai pihak yang
menggunakan atau menikmati.
3. Integrasi vertikal merupakan kombinasi dari proses-proses produksi, distribusi,
dan atau proses ekonomi lainnya yang secara teknologi berbeda dalam batas-
batas satu perusahaan tunggal.Strategi ini mencerminkan keputusan
perusahaan untuk menggunakan transaksi intern dan bukan transaksi pasar
untuk mencapai tujuan ekonomisnya.
4. Apabila dilihat dari peranan anggota koperasi yang begitu dominan, setiap
harga yang akan diterapkan koperasi harus dibedakan antara anggota dan non-
anggota. Koperasi menetapkan harga jual kepada anggota yang lebih rendah
disbanding dengan harga kepada nonanggota. Disamping anggota di tingkat
bawah atau pada koperasi primer dapat memperlancar pemasaran
bahan/produk, juga memperoleh keuntungan langsung dari hasil pembelian
produk koperasi di tingkat yang lebih tinggi.

16
B. Saran
Setelah dilakukannya penyusunan makalah mengenai Keberadaan Koperasi Dalam
System Pasar ini diharapkan para pembaca dapat memahaminya secara seksama
agar penyusunan makalah ini bermanfaat bagi semuanya. Kami menyadari masih
terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka dari itu kzmi berharap
kepada dosen untuk meneliti hasil dari makalah kelompok kami dan juga
disarankan kepada teman-teman untuk mencari referensi dari sumber lain apabila
masih ada yang belum dimengerti.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hendar dan Kusnadi, Ekonomi Koperasi, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-


UI,1999.dalam(http://riadwijayanti2308.blogspot.com/2014/10/bab3-artikel-
organisasi-koperasi-dalam.html?m=1)

http://perdanaekaputra.blogspot.com/2010/12/koperasi-dalam-rantai-tata-niaga.html?m=1
https://infomanajerna.blogspot.com/2012/11/organisasikoperasi-dalam-sistem-
pasar-a.html?m=1, di akses pada 12 April

https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/IGI-MATERI-XIV-EK.KOP-2020.docx,
di akses pada 12 April 2023

18

Anda mungkin juga menyukai