Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH HUKUM BISNIS

“PENGATURAN DAN BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN FIRMA


DAN PERUSAHAAN CV”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

Ni Luh Darmayanti (1802612010931)


Ni Luh Kadek Noviyanti (1802612010932)

Ni Luh Putu Nurapriani (1802612010933)

Ni Luh Sriasih (1802612010934)


Ni Luh Putu Purnamawati (1802612010935)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA

MANUSIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

DENPASARDENPASAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehinggamakalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupunpikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gianyar, 16 Juni 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang..............................................................................................1
b. Rumusan Masalah..........................................................................................2
c. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASA
2.1 Pengaturan dan Bentuk-Bentuk...............................................................3
a. Ciri-Ciri Perseroan Firma...............................................................................4
b. Kebaikan dalam Perseroan Firma..................................................................5
c. Keburukan dalam Perseroan Firma...............................................................6
d. Hukum Dasar Perseroan Firma......................................................................6
e. Karakteristik perusahaan firma.....................................................................7
f. Hubungan Hukum dan Tanggung Jawab......................................................7
g. Hubungan Hukum antara sekutu Firma dengan Pihak Ketiga................................8
h. Proses Pembubaran Firma.............................................................................8
2.2 Pengaturan dan Bentuk-Bentuk Perusahaan CV..................................11
a. Unsur-unsur Persekutuan Komanditer (CV).................................................12
b. Sifat Persekutuan Komanditer (CV).............................................................13
c. Ciri-ciri Persekutuan Komanditer (CV)........................................................13
d. Tujuan Persekutuan Komanditer (CV).........................................................14
e. Kelebihan dan Kekurangan CV....................................................................14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................................16
Daftar Pustaka.........................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara umum perusahaan artinya tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya
semua faktor produksi untuk digunakan dan dikoordinir demi memuaskan kebutuhan dengan
cara yang menguntungkan. Berdasarkan definisi diatas maka dapat dilihat adanya lima unsur
penting dalam sebuah perusahaan,yaitu organisasi, produksi, sumber ekonomi, kebutuhan dan
cara yang menguntungkan. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula
yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyaibadan usaha
untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di
pemerintah secara resmi. Adapun perusahaan itu sendiri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Perusahaan perseorangan atau disebut juga Perusahaan Individu adalah badan usaha yang
kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan
tanpa izin dan tata cara tertentu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya
batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil,
terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan
penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Perusahaan Perseorangan dapat berbentuk
Perusahaan Dagang/Jasa (Toko Swalayan, Biro Konsultan) dan Perusahaan Industri. Contoh
perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan
lain sebagainya.
Perusahaan Persekutuan Badan Hukum yang dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT),
Koperasi, dan BUMN. Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum
resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam
PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar
pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT / persoroan terbatas dibutuhkan
sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.
Perusahaan Persekutuan bukan Badan Hukum atau disebut juga Perusahaan persekutuan
yang artinya badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang secara bersama-sama
bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang termasuk dalam badan usaha persekutuan
adalah Perusahaan Dagang/Usaha Dagang, Industri Rumah (home industri), dan Perseroan

1
(Firma dan CV). Untuk mendirikan badan usaha persekutuan membutuhkan izin khusus pada
instansi pemerintah yang terkait.
Banyak sekali bentuk-bentuk perusahaan yang dapat kita lihat dari penjelasan diatas. Tapi
yang akan kita bahas sekarang yaitu mengenai Firmayang merupakan salah satu contoh dari
Badan Persekutuan bukan Berbadan Hukum. Kita tahu sekarang ini banyak sekali
perusahaanperusahaan yang menggunakan bentuk Firma ini. Bahkan Firma bukanlah suatu
istilah yang asing lagi untuk kita dengar dan akan terus berkembang di masa sekarang ini.
Firma itu sendiri telah dibuat hukum nya (peraturannya) dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) oleh pemerintah. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui lebih
dalam lagi apa itu Firma sehingga kita dapat mempertimbangkan bentuk usaha apa yang ingin
kita gunakan jika kita ingin membuka suatu usaha.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Menjelaskan tentang Pengaturan dan Bentuk-Bentuk Perusahaan Firma?
2. Menjelaskan tentang Pengaturan dan Bentuk-Bentuk Perusahaan CV?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “Pengaturan dan Bentuk-Bentuk
Perusahaan Firma dan Perusahaan CV” berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah untuk
membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan antara lain :
1. Untuk mengetahui tentang Pengaturan dan Bentuk-Bentuk Perusahaan Firma
2. Untuk mengetahui tentang Pengaturan dan Bentuk-Bentuk Perusahaan cv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaturan dan Bentuk-


Bentuk Perusahaan Firma Pengertian
Firma
Perseroan (maatschap) adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukan sesuatu dalam persekutuan dengan maksud membagi
keuntungan (pasal 1618 KUHS). Perseroan Firma, kata Firma berasal dari bahasa Belanda
venootschap onder firma (V.O.F), yaitu perserikatan dagang antara beberapa perusahaan atau
sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua
orang atau lebih (disebut Firmant) dengan memakai nama bersama atau satu nama yang
digunakan bersama untuk memperluasusahanya.
Adapun menurut para ahli tentang Perseroan Firma, diantaranya :
Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan
perusahaan dengan memakai nama bersama. Menurut Prof. sukardono, perseroan firma adalah
suatu perikatan perdata yang khusus, kekhususan menurut pasal 16 KUHD yaitu adanya 3 unsur
mutlak diantaranya :
1. Menjalankan perusahaan
2. Dengan pemakaian nama bersama
3. Bertanggung jawab tiap-tiap sekutu mengenai seluruh perikatan dengan
firma Menurut pasal 16 dan 18 KUHD, yang dimaksud dengan firma ialah tiap-
tiapperseroan
(maatschap) yang didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan dibawah satu nama
bersama,dimana masing-masing anggota bertanggung jawab seluruhnya.
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena, tidak ada pemisahan
harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu‐sekutu, setiap sekutu bertanggung jawab
secara pribadi untuk keseluruhan, selain itu firma tidak bisa dikatakan berbadan hukum, karna
Firma telah memenuhi syarat materiil namun syarat formalnya berupa pengesahan atau
pengakuan dari Negara berupa peraturan perundang-undangan belum ada. Hal inilah yang
menyebabkan Persekutuan Firma bukan merupakan persekutuan yang berbadanhukum.
Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih kuat
dan mampu bersaing perusahaan yang lain, Perusahaan dengan berbentuk Firma bisa dijumpai
pada berbagai jenis perusahaan. Seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan,
perusahaan jasa, kantor-kantor konsultan hukum, dan akuntansi politik.
A Ciri-Ciri Perseroan Firma
Adapun ciri-ciri Firma yang diketahui diantaranya :
1. Anggota Firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
2. Perjanjian Firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
3. Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
4. Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas
5. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan
harta pribadi.
6. Setiap anggota Firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.
7. Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang
lainnya.
8. Keanggotaan Firma melekat dan berlaku seumur hidup.
9. Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.
10. Mudah memperoleh kredit usaha.
11. Pendiriannya tidak memelukan akte pendirian.

Di dalam Perseroan Firma semua anggota adalah pemilik yang sekaligus merangkap
pengelola yang secara langsung, aktif melaksanakan usaha perusahaan, firma memiliki
beberapa karakteristik yang berbeda dengan bentuk organisasi perusahaan yang lain.
Menurut Drebin, krakteristik Perseroan Firma ada 5, yaitu :
1 Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan usaha Firma
merupakan wakil dari anggota Firma yang lain. Apabila ada salah seorang anggota
beroperasi dalam bidang usaha Firma, maka secara tidak langsung anggota tersebut
mewakili anggota Firma yang lain.
2 Limited Life (umur terbatas), Firma yang didirikan oleh beberapa anggota memiliki
umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar berarti Firma tersebut
dinyatakan bubar secara hukum, dan apabila ada anggota baru yang bergabung, Firma
dinyatakan masihberoperasi.
3 Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban Firmatak terbatas),
maksudnya, tanggung jawab tak terbatas, tanggung jawab atas hutang tidak terbatas
pada kekayaan yang dimiliki Firma saja, tapi juga sampai harta milik pribadi para
anggota Firma. Jika dalam keadaan tertentu Firma memiliki hutang pada kreditur dan
Firma tersebut tidak mampu membayar karena jumlah kekayaan tidak mencukupi
maka kreditur berhak menagih kepada para anggota Firma sampai harta milik pribadi.
4 Ownership of an Interest in a Partnership yaitu, bahwa kekayaan setiap anggota yang
sudah ditanamkan dalam Firma merupakan kekayaan bersama dan tidak dapat
dipisahkan secara jelas, masing-masing anggota adalah sebagai pemilik bersama atas
kekayaan Firma, tanpa seijin anggota lain, anggota lain tidak boleh menggunakan
kekayaan Firma.
Hak anggota terhadap kekayaan Firma akan terlihat dalam saldo modal akhir
para anggota Firma yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
 penanaman modal awal
 penanaman modal tambahan
 pengambilan prive
 penambahan dari pembagian laba
 pengurangan dari pembagian rugi.
5 Participating in Partnership Profit maksudnya, laba atau rugi sebagai hasil operasi Firma
akan dibagikan kepada setiap anggota Firma berdasarkan partisipasi para anggota
didalam Firma, jika ada seorang anggota yang aktif menjalankan usaha, maka anggota
tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar dari pada anggota yang lain meskipun
modal yang ditanamkan lebih kecil dari pada modal yang ditanam oleh anggota yang
lain, yang tidak aktif atau dapat ditentukan secara lain atas persetujuan anggota lainnya.
Ketentuan mengenai besarnya pembagian laba atau rugi ini harus dicantumkan secara
rinci dan jelas dalam akte pendirian firmatersebut.
Walaupun dalam Firma, tidak bisa dipisahkan antara pemilik dan manajemen,
namun pengelolaan akuntansi pada Firma harus tetap berpedoman pada prinsip
akuntansi yang biasa. Yaitu firma merupakan salah satu unit usaha yang berdiri sendiri
dan memiliki kedudukan yang terpisah dari pemiliknya (business entity).
B Kebaikan dalam Perseroan Firma
Adapun kebaikan dalam perseroan Firma, diantaranya :
1. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebihmudah
untuk memperluasusahanya
2. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuanfinansial yang
lebih besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang
3. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja diantara para
anggota dan semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga keputusan-
keputusan menjadi lebih baik.
4. Tergabung alasan-alasan rasional
5. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan
6. Prosedur pendirian relative mudah

C. Keburukan dalam Perseroan Firma


Selain memiliki kebaikan-kebaikan, Perseroan Firma juga mempunyai keburukan,
adapunkeburukan didalam Perseroan Firma, diantaranya :
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan
2. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang, ini memungkinkan timbulnya
perselisihan diantara para sekutu
3. Kesalahan seorang Firma harus ditanggung bersama
4. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota
keluar, maka Perseroan Firma pun bubar
5. Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota Firma
D Hukum Dasar Perseroan Firma
Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta
pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta
pendirian harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara,Akta
pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI, karna
Perseroan Firma bukan merupakan badan hukum.
Pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang‐Undang Hukum
Dagang (KUHD), Hukum mengenai Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD yaitu
“Perseroan Firma dan Perseroan dengan cara meminjamkan uang Atau disebut Perseroan
Komanditer” yang dimulai dari pasal 16 sampai 35.
E. Karakteristik perusahaan firma
Firma juga memiliki kharakteristik yang membedakannya dengan
perusahaan lain diantaranya yaitu :
1. Saling mewakili
Saling mewakili yang dmaksud ialah setiap anggota yang menjalankan
usaha merupakan perakilan dari anggota lain. Misla Anggota A menjalankan
usaha X maka anggota B, C,D, dan lain –lain sudah terwakili menjalankan usaha
X tersebut.
2. Umur yang limited ( terbatas)
Firma memilii hak paten yaitu apabial tdak ada perubahan komposisi
dalam strukturnya mka firma tersebut dinyatakan masih beroperasi, namun
apabila ada yan keluar ataupun ada yang bergabung maka tergantung dari
keputusan anggota bersama.
3. Tanggung jawab yang unlimited ( tidak terbatas)
Tanggung jawab atas hutang tdak berhenta pada kekayaan firma,namun
sampai merogoh harta pribadi, hal ini dpaat terjadi apabila firma sudah tdak
mampu membayar, dan akhirnya yang dijadikan uang gantinya adlaah harta
pribadi milik anggota
4. Kekayaanbersama
Kita tahu bahwa kekayaan setiapa nggota sudah ditanamakan dalam
firma, maka kekayaan yang dimiliki firma adalah kekayaan bersama. Kekayaan
bersma aini tidak bisa dipisahkan karena semua anggota adah pemilik dari
kekayaan tersebut. Setiap anggota juga tiak boleh menggunakan kekayaan
bersmaa tersebut untuk kepentingan sendiri, tanpa izin anggota lain.
5. Patisispasi sangat berperan penting dalam pembagiankeuntungan
Keuntungan yang diperoleh setiap anggota tergantung dari
partisipasinya dalam firma.Jika partsipasinya besar, amka akanmndapat
keuntungan yang lebih besar dari anggotalain.

F. Hubungan Hukum dan Tanggung Jawab


Hubungan hukum antara sekutu Firma:
1. Semua sekutu memutuskan dan menetapkan dalam akta sekutu yang ditunjuk
sebagaipengurusFirma.
2. Semua sekutu berhak melihat dan mengontrol pembukuan Firma (pasal
12KUHD).
3. Semua sekutu memberikan persetujuan, jika Firma menambah sekutu baru
(ps. 1641BW).
4. Penggantian kedudukan sekutu diperkenankan, jika diatur dalam akta pendirian.
5. Seorang sekutu dapat menggugat Firma, apabila ia berposisi sebagai kreditur
Firma danpemenuhannya disediakan dari kas Firma.

G. Hubungan Hukum antara sekutu Firma dengan Pihak Ketiga


1. Sekutu yang telah keluar secara sah, masih dapat dituntut oleh pihak ketiga
atas dasar perjanjian yang belum diselesaikan pembayarannya.
2. Setiap sekutu berwenang mengadakan perikatan dengan pihak ketiga bagi
kepentingan persekutuan, kecuali jika sekutu itu dikeluarkan dari
kewenangannya (pasal 17KUHD).
3. Setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas semua perikatan Firma,
meskipun dibuat oleh sekutu lain, termasuk karena perbuatan melawan hukum
(ps.18KUHD)
4. Apabila seorang sekutu menolak penagihan dengan alasan Firma tidak ada
(karena tidakada akta pendirian), maka pihak ketiga itu dapat membuktikan
adanya Firma dengan segala macam alat pembuktian (pasal 22KUHD).
5. Seorang sekutu dapat menggugat Firma, apabila ia berposisi sebagai kreditur
Firmadan pemenuhannya disediakan dari kas Firma.

H. Proses Pembubaran Firma


Pengaturan Firma dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak hanya
mengatur mengenai pendirian Firma, tetapi telah mengatur hingga mengenai
pembubaran Firma. Pembubaran Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang terutama di dalam Pasal 31 hingga Pasal 35, yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik.
2. Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negri
3. Perubahan akta harus diumumkan dalam berita negara
4. Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga
5. Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau yang ditunjuk
oleh Pengadilan.
Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh
seorang atau lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan
dengan tegas oleh bekas pescro yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal
adanya kematian, para ahli warisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu ulituk
membuktikannya harus dibuat akta, dan mendaftarkannya dan mengumumkannya
dalam surat kabar resmi atas dasar dan dengan cara yang ditentukan dalam pasal 23
dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman yang tercantum dalam pasal 29.
Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam
perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu
setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan
dalam petikaian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga
dengan akta otentik, dan terhadap ini berlaku ketentuan-ketentuan pendaftaran dan
pengumuman dalam surat kabar resmi seperti telah disebut. Kelalaian dalam hal itu
mengakibatkan, bahwa pembubaran, pelepasan diri, penghentian atau perubahan itu
tidak berlaku terhadap pihak ketiga.Terhadap kelalaian mendaftarkan dan
mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu perseroan, berlaku ketentuan-
ketentuan pasal 29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26,30.)
Pada pembubaran perseroan, para pesero yang tadinya mempunyai hak
mengurus harus membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu
juga, kecuali bila dalam perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh pesero (tidak
termasuk para pesero komanditer) mengangkat seorang pengurus lain dengan
pemungutan suara seorang demi seorang dengan suara terbanyak. Jika pemungutan
suara macet, raad van justitie mengambil keputusan sedemikian yang menurut
pendapatnya paling layak untuk kepentinganperseroan yang dibubarkan itu.
(KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22, 31, 56; Rv. 6-50,99.)
Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk
membayar utang- utang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk
membereskan keperluan itu dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan
dalam perseroan oleh tiap-tiap pesero menurut bagiannya masing-masing (KUHD
18, 22.). Uang yang selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas perseroan, harus
dibagikan sementara. (KUHD 33..)
Pengertian bangkrut adalah suatu keadaan perusahaan yang mengalami
kekurangan dan ketidak cukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan
usahanya. Sebagai akibat dari adanya kebangkrutan ini adalah berupa penutupan
usaha dan pada akhirnya terjadi pembubaran usah atau likuidasi. Jadi istilah
bangkrut disini lebih menekankan pada aspek ekonomis perusahaan yaitu berupa
kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Sedangkan likuidasi (Beams, 1988) adalah merupakan : “suatu proses yang
meliputi merubah aktiva non-kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari proses
perubahan aktiva non-kas menjadi kas, melunasi kewajiban firma, dan akhirnya
membagi semua kas yang dimiliki firma kepada masing-masing anggota sesuai
dengan saldo modalnya”.
Berdasarkan definisi dari Beams (1988) tersebut, likuidasi merupakan proses
yang berakhir pada pembubaran perusahaan sebagai suatu unit organisasi. Likuidasi
lebih menekankan pada aspek yuridis perusahaan sebagai suatu badan hokum
dengan segala hak dan kewajibannya. Dalam likuidasi Firma diakhiri dengan
dibubarakannya Firma tersebut dengan diikuti oleh pembagian atau pengembalian
hak-hak para anggota dan dipenuhinya kewajiban-kewajiban Firma kepada pihak
luar.
Menurut The Uniform of Partnership Act (UPA), Undang-undang persekutuan
di Amerika Serikat, pasal 31 menyebutkan, terdapat beberapa factor yang
menyebabkan suatu Firma dibubarkan yang pada intinya dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Sistem perekonomian masyarakat atau negara yang tidak mendukung lagi
adanya kegiatan usaha, seperti adanya Undang-undang Pemerintah, sistem
monopoli oleh perusahaan-perusahaan besar dan sebagainya, yang kesemuanya
tidak memungkinkan lagi suatu Firma bertahan hidup.
2. Adanya faktor-faktor ekstern yang berada diluar jangkauan manajemen
perusahaan seperti bencana alam, kecelakaan, kebakaran dan sejenisnya yang
semuanya itu tidak memungkinkan lagi suatu Firma mempertahankan
hidupnya.
3. Adanya faktor-faktor intern didalam Firma, seperti adanya perselisihan antara
anggota, kesalahan dalam manajemen, ketidak serasian dalam kerja
dansejenisnya yang kesemuanya itu dapat berakibat tidak memungkinkan lagi
suatu Firma dipertahankanhidupnya.
Selain alasan diatas, perlu diketahui juga bahwa sebab-sebab berakhimya Firma
adalah sama seperti maatschap dalam menangani utang-piutang Firma, yang
diantaranya : dana Firma yang digunakan Apabila kekayaan Firma tidak cukup,
maka mitra harus memberi kontribusi sesuai bagiannya. Bila kekayaan Firma
tersisa setelah pembayaran semua hutang- hutangnya, kekayaannya akan
dibagikan diantara para mitra menurut ketentuan perjanjian Firma (Pasal 32
Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang). Perlu diketahui juga, bahwa keberadaan hidup Firma tidak terjamin
karena bila ada anggota yang meninggal dunia, maka Firma bubar karena sifatnya
pribadi (personallife), maka tidak dialihkan.
Cara Pembubarannya :
1. Dengan akta otentik (Notaris) supaya tidak ada yang dapat dituntut karena
nama- namanya jelas.
2. Di daftarkan ke Paniteraan Pengadilan Negri.
3. Diumumkan di Tambahan Berita Negara.
Jika tidak didaftarkan, maka tidak berlaku pembubaran, pengunduran diri,
dan perubahan terhadap pihak ketiga (ps. 31 KUHD).

2.2 Pengaturan dan Bentuk-Bentuk Perusahaan


CV Pengertian CV
Pengertian Persekutuan Komanditer atau Commanditer Vennootschap (CV)
merupakan suatu badan usaha persekutuan yang dibentuk oleh seorang atau lebih yang
mempercayakan dana atau barang asetnya pada seorang atau lebih yang menjalankan
suatu perusahaan dan berperan sebagai seorang pemimpin untuk meraih tujuan secara
bersama- sama dengan suatu tingkat keterlibatan yang berbeda pada tiap anggotanya.
Sedangkan para ahli berpendapat bahwa pengertian CV atau persekutuan
komanditer adalah suatu badan usaha yang mempersekutukan modal dananya dari dua
orang atau lebih yang akan terbagi lagi menjadi dua jenis sekutu. Setiap pemodal yang
berada dalam anggota CV terdiri dari pemodal aktif dan pemodal masif. Pemodal aktif
adalah pemodal yang berperan dalam memberikan modal dana sekaligus ide atau
tenaganya untuk kegiatan operasional perusahaan.
Sedangkan pemodal pasif adalah pemodal yang hanya menyetorkan modal dana atau
asetnya saja untuk perusahaan tersebut. Selanjutnya, pembagian keuntungan akan
disepakati secara bersama-sama. Setiap seorang sekutu komanditer memiliki status
hukum yang sama dengan seorang yang meminjamkan ataupun memberikan modal
pada suatu
perusahaan dan diharapkan penanaman modal tersebut mampu memberikan hasil
keuntungan dari modal yang sudah disetorkan atau dipinjamkan.
Setiap sekutu komanditer tidak memiliki hak sama sekali untuk terlibat dalam hal
pengelolaan serta pengurusan CV. Artinya, setiap sekutu komanditer ini seolah-olah tidak
berbeda dengan pelepas uang yang sebelumnya sudah diatur dalam Undang-Undang
Pelepas Uang.
Berikut ini adalah status dan tanggung jawab sekutu komanditer serta penanaman
modal berdasarkan Pasal 20 KUHD:
1. Tidak ikut campur dalam pengurusan perusahaan atau tidak terlibat langsung dalam CV
2. Setiap sekutu komanditer hanya menyetorkan modal uang atau asetnya demi
mendapatkan keuntungan dari laba perusahaan. Untuk itu, setiap sekutu komanditer
atau CV bisa juga disebut sebagai sekutu penanam modal terbatas.
3. Setiap kerugian CV akan ditanggung sendiri oleh Sekutu Komanditer dan hanya
terbatas pada jumlah modal atau uang yang sudah disetorkan.
4. Setiap nama sekutu komanditer harus disembunyikan dan tidak boleh diketahui, oleh
karena itu mereka sering disebut sebagai silent partner atau sleeping partner.

A. Unsur-unsur Persekutuan Komanditer (CV)


Umumnya, Unsur-unsur Persekutuan Komanditer atau CV akan terbagi
menjadi 4. Berikut ini adalah penjabarannya:
1. Unsur CV Sebagai Perkumpulan
Pengertian unsur CV sebagai suatu perkumpulan terbagi menjadi empat,
yaitu sebagai kepentingan bersama, sebagai kehendak bersama, mempunyai
tujuan bersama, dan mempunyai kerja sama.
2. Unsur CV Sebagai Persekutuan Perdata
Pengertian unsur CV sebagai suatu persekutuan perdata terbagi menjadi 3,
yaitu sebagai perjanjian timbal balik, sebagai inbreng, sebagai pembagian
keuntungan.
3. Unsur CV Sebagai Firma
Pengertian unsur CV sebagai Firma terbagi menjadi 3, yaitu untuk
menjalankan perusahaan (pasal 16 KUHD), dengan nama bersama atau firma
(pasal 16 k KUHD), dan sebagai tanggung jawab sekutu (kerja) yang sifatnya
pribadi untuk keseluruhan (pasal 18 KUHD).
4. Unsur Kekhususan Persekutuan Komanditer
Pengertian unsur khusu suatu persekutuan komanditer adalah suatu
persekutuan firma yang dibangun dengan suatu bentuk khusus. Bentuk
khusus di dalamnya tidak lain adalah sekutu komanditer.
B. Sifat Persekutuan Komanditer (CV)
Sebagai salah satu bentuk badan usaha, CV atau persekutuan komanditer juga
memiliki beberapa sifat-sifat atau tertentu. Pertama, modal yang sudah disetorkan akan
sulit untuk ditarik kembali. Kedua, modal yang dibutuhkan tergolong besar karena
dibentuk oleh banyak pihak. Ketiga, perusahaan yang dibentuk dengan dasar CV atau
perusahaan komanditer akan lebih mudah untuk memperoleh suatu kredit pinjaman.
Kelima, setiap anggota aktif yang ada pada perusahaan CV atau persekutuan
komanditer memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas, semetara angota pasif hanya
perlu menunggu keuntungan dari laba perusahaan saja. Keenam, perusahaan yang
dibentuk dengan dasar CV juga relatif lebih mudah didirikan. Ketujuh, tingkat
kelangsungan hidup pada perusahaan CV tergolong tidak menentu atau sulit
diprediksi.
C. Ciri-ciri Persekutuan Komanditer (CV)
Jika diatas kitas sudah membahas sifat-sifat dari perusahaan CV atau
Persekutuan Komanditer, maka kali ini kita akan membahas ciri-ciri dari perusahaan
CV. Setiap sekutu aktif atau sekutu komplementer atau pengurus adalah pihak sekutu
yang akan menjalankan operasional perusahaan dan memiliki hak untuk menjalankan
bentuk perjanjian dengan pihak ketiga. Itu artinya seluruh bentuk kebijakan dan
peraturan perusahaan akan dijalankan secara penuh oleh sekutu aktif.
Setiap sekutu aktif juga seringkali disebut sebagai persero kuasa, persero
pengurus atau persero aktif yang artinya mereka berperan sebagai sekutu yang
memiliki tanggung jawab penuh atas kelangsungan hidup perusahaan, termasuk di
dalamnya memiliki tanggung jawab terhadap utang piutang seperti yang sudah
tertuang dalam pasal 18 di Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Setiap sekutu pasif atau sekutu komanditer yang tidak kerja adalah sekutu
yang hanya menyetorkan modal dalam perusahaan CV. Jadi, apabila perusahaan CV
menderita suatu kerugian, maka tanggung jawab mereka hanya sebatas modal yang
mereka setorkan saja. Pun sama halnya jika perusahaan mendapatkan keuntungan
laba, maka sekutu pasif akan mendapatkan keuntungan dana sebatas modal yang
mereka setorkan.
Sekutu komanditer juga memiliki status hukum yang sama seperti halnya
seorang yang menyetorkan modalnya pada suatu perusahaan, yang nantinya mereka
bisa mendapatkan keuntungan dari modal yang disetorkannya tersebut, serta tidak
turut serta atau ikut campur dalam sistem pengurusan, pengusahaan atau bentuk
kegiatan perusahaan lainnya. Berdasarkan pasal 21 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang, sekutu tersebut sering juga disebut sebagai persero diam.
D. Tujuan Persekutuan Komanditer (CV)
Setiap perusahaan CV atau Persekutuan Komanditer tentunya dibentuk dengan
tujuan tertentu. Salah satu tujuan dibentuknya perusahaan CV adalah agar mampu
melakukan bentuk kegiatan usaha yang sama seperti bentuk perseroan lain atau
berbeda, yang bersifat umum atau khusus sesuai dengan tujuan atau keinginan para
pendiri perseroan tersebut.
Namun, terdapat beberapa bidang usaha tertentu yang hanya bisa dilakukan
dengan ketentuan khusus berbadan hukum Perseroan Terbatas atau PT. Selain itu,
tujuan pembentukan CV adalah untuk badan usaha agar suatu usaha tersebut memiliki
tempat yang resmi dan legal untuk mempermudahnya dalam menggerakan badan
usaha tersebut, seperti dalam hal pengadaan barang yang memerlukan sarana dalam
melakukan kerjasamanya.
Dalam pengadaan suatu barang, biasanya syarat yang dibutuhkan untuk
menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah atau instansi lain adalah dengan
pembentukan suatu badan usaha. Misalnya untuk pengadaan beberapa barang di
kantor atau instansi pemerintah dengan nilai hingga 300 juta, maka harus menjalin
kerjasama dengan CV atau PT yang memiliki klasifikasi kecil.
E. Kelebihan dan Kekurangan CV
Kelebihan Perusahaan CV:
Terdapat beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh Anda jika Anda memilih
untuk membentuk perusahaan CV.
1. Kemampuan manajemen dalam perusahaan CV pastinya akan lebih besar.
2. Perusahaan CV akan lebih mudah dalam mendapatkan modal usaha, karena
pihak kreditur akan lebih mudah dalam mempercayai perusahaan CV.
3. Perusahaan CV juga akan lebih mudah dalam mendapatkan modal karena
badan usaha CV atau Persekutuan Komanditer ini sudah sangat terkenal di
Indonesia.
4. Perusahaan CV juga akan lebih mudah untuk berkembang dan pengelolaannya
pun bisa lebih baik, karena manajemen yang ada akan diduduki oleh mereka
yang sudah ahli atau sudah dipercaya oleh sekutu lain.
5. Setiap risiko kegagalan yang terjadi saat menjalankan usaha akan ditanggung
bersama-sama dengan sekutu lainnya.
Kekurangan Perusahaan CV
Perusahaan yang dibentuk dengan dasar Persekutuan Komanditer atau CV juga
memiliki kekurangan tertentu.
1. Pertama, setiap anggota aktif yang ada pada perusahaan CV mempunyai
tanggung jawab yang tidak terbatas.
2. Kedua, tidak menentunya kelangsungan hidup pada perusahaan CV.
3. Ketiga, sulitnya menarik modal atau dana yang sudah disetorkan. Terakhir,
rentan terjadi konflik antar tiap modal.
BAB III
PENUTU
P
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Firma merupakan


sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan
memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas
usahanya. Unsure-unsur yang berkaitan dengan Persekutuan Firma itu sendiri adalah :
Persekutuan Perdata (pasal 1618 BW), Menjalankan Perusahaan (pasal 16 KUHD),
Dengan nama bersama atau Firma (pasal 26 KUHD) dan Tanggung jawab sekutu bersifat
pribadi untuk keseluruhan (pasal 18 KUHD).
Kemudian daripada itu, Firma sendiri memiliki beberapa kebaikan dan beberapa
keburukan. Kebaikan Firma dapat disimpulkan bahwa modalnya yang didapat dari usaha
perorangan lebih besar sehingga mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar pula.
Bahkan prosedur pendiriannya mudah untuk dilakukan. Tetapi keburukannya yang
merugikan yaitu karena tanggung jawab nya ditanggung bersama, maka jika ada utang
semua harus ikut bertanggung jawab, bahkan mudah terjadi perselisihan akibat pemimpin
lebih dari satu orang dan jika salah satu Firmant keluar maka Firma akan dibubarkan.
Berdasarkan pengertian Firma itu sendiri, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
Persekutuan Firma itu anggotanya biasanya sudah saling mengenal dan saling percaya,
memakai nama bersama untuk membentuk usahanya, tanggung jawab dan resikonya
ditanggung bersama, setiap anggotanya punya hak untuk memimpin bahkan
membubarkan. Semua mengenai Firma itu sudah diatur dalam KUHD dalam Pasal 16 –
35.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa CV adalah
merupakan suatu badan usaha persekutuan yang dibentuk oleh seorang atau lebih yang
mempercayakan dana atau barang asetnya pada seorang atau lebih yang menjalankan
suatu perusahaan dan berperan sebagai seorang pemimpin untuk meraih tujuan secara
bersama- sama dengan suatu tingkat keterlibatan yang berbeda pada tiap anggotanya.
Sedangkan para ahli berpendapat bahwa pengertian CV atau persekutuan
komanditer adalah suatu badan usaha yang mempersekutukan modal dananya dari dua
orang atau lebih yang akan terbagi lagi menjadi dua jenis sekutu. Selain itu, tujuan
pembentukan CV adalah untuk badan usaha agar suatu usaha tersebut memiliki tempat
yang resmi dan legal untuk mempermudahnya dalam menggerakan badan usaha
tersebut, seperti dalam hal pengadaan barang yang memerlukan sarana dalam melakukan
kerjasamanya.
Perusahaan CV juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangan yaitu sulitnya
menarik modal atau dana yang sudah disetorkan. Terakhir, rentan terjadi konflik antar
tiap modal. Dan kelebihan dari perusahaan CV yaitu Perusahaan CV juga akan lebih
mudah untuk berkembang dan pengelolaannya pun bisa lebih baik, karena manajemen
yang ada akan diduduki oleh mereka yang sudah ahli atau sudah dipercaya oleh sekutu
lain.
3.2 Saran
Perusahaan terdiri atas beberapa jenis, sehingga sangat penting bagi kita untuk
mengetahui teori-teori tentang masing-masing perusahaan baik itu mengenai kekurangan
atau kelebihannya. Dalam mendirikan suatu perusahaan harus sesuai dengan prosedur
agar nantinya dalam menggeluti dunia perekonomian tidak mengalami kerugian.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.terraveu.com/cv-commanditaire-vennootschap/
AbdulKadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1990.
------------------------------, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006.
------------------------------, Hukum Perusahaan Indonesia, Cetakan ke 4, Bandung: Citra Aditya Bakti,
2010.
Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Bandung: Ghalia
Indonesia Anggota IKAPI, 2009.
Agus Salim Andi Gadjong, Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum, Bogor: Ghalia Indonesia,
2007. Ardian Sutedi, Hukum Ekspor Impor, Jakarta: Raih Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup), 2014.
Azizah, Hukum Perseroan Terbatas, Malang: Intimedia, 2015.
Cornelius Simanjuntak dan Natalie Mulia, Organ Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar
Grafika, 2009.
Frans Satrio Wicaksono, Tanggung Jawab Pemegang Saham, Direksi, Komisaris
Perseroan Terbatas (PT), Jakarta: Visimedia, 2009.
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2, Bentuk-bentuk
Perusahaan, Cetakan 12, Jakarta: Djambatan, 2008.
Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya: Kajian Analitis UU
Perseroan Terbatas, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.
I Nyoman Tjager, Corporate Governance Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas
Bisnis Indonesia, Jakarta: Prehilindo, 2003.

Anda mungkin juga menyukai