Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN

EKU114 M

PENGORGANISASIAN
MENCIPTAKAN DAN MENGELOLA TIM

Disusun oleh:

Kelompok 9

A.A Ngurah Kameshwara Mahottama (2007521203)


Ni Wayan Ratna Pradnyana Dewi (2007521218)

Dosen Pengampu:

Drs. Ida Bagus Badjra,M.M.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha
Esa atas berkat dan rahmat beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan karunia-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengorganisasian Menciptakan dan
Mengelola Tim tepat waktu.

Makalah Pengorganisasian Menciptakan dan Mengelola Tim disusun guna memenuhi


tugas dosen pada mata kuliah Manajemen di Universitas Udayana Selain itu, kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Pengorganisasian beserta
tahapan,unsur dan penerapannya dalam proses menciptakan dan mengelola tim.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Ida Bagus
Badjra,M.M. selaku dosen mata kuliah Manajemen. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

“ Om Shanti, Shanti, Shanti Om”

Denpasar, 09 November 2020

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan. ............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................3
2.1 Menciptakan dan Mengelola Tim ......................................................................................3
2.2 Perubahan dan Pengembangan Organisasi ......................................................................11
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan
mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien. Manusia merupakan unsur terpenting dalam
pengorganisasian karena manusia terdapat di dalam tugas-tugas yang saling berhubungan. Sturktur
organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Sturktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung
unsur-unsur spesialis kerja, standarlisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam
pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja. Pengorganisasian dalam konteks perubahan
social menjadi titik strategis yang harus menjadi perhatian dengan seksama. Keberhasilan
mencapai titik perubahan akan sangat ditentukan oleh pengorganisasian. Tanpa suatu
pengorganisasian yang kuat, memadai dan sistematis maka perubahan social hanya akan
bergantung pada niat baik kekuasaan, pasar politik atau situasi lain yang tidak pasti. Satu-satunya
faktor yang menentukan bahwa sebuah gerakan akan tetap berjalan pada relnya dan dapat
mencapai tujuannya adalah pengorganisasian yang dipandu oleh kepemimpinan dan garis politik
yang memihak kepada rakyat.

Pembentukan tim dalam perusahaan merupakan salah satu proses untuk mendukung
terlaksananya strategi perusahaan. Tim adalah sebuah unit yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang saling berinteraksi dan berkoordinasi untuk menyelesaikan sebuah tugas (Daft, 2003:171).
Hackman dan Wageman (2005) menyarankan bahwa efektivitas tim terdiri dari tiga dimensi:
kinerja/hasil tugas tim, proses-proses sosial yang memaksimalkan efektivitas kelompok, dan
keberlanjutan pengalaman kelompok yang berkontribusi positif terhadap pembelajaran dan
kebahagiaan individual anggota tim. Pembinaan tim diperlukan untuk membuat suatu tim menjadi
efektif. Hackman dan Wageman (2005) mendefinisikan pembinaan tim sebagai interaksi langsung
dengan tim agar penggunaan sumber daya untuk menyelesaikan pekerjaan tepat dan terkoordinasi.
Ada pebedaan antara pembinaan dan pembinaan tim yang terlihat dari tujuannya. Pembinaan lebih
berfokus pada tujuan individu yakni meningkatkan kinerja individu melalui self-management.
Sedangkan pembinaan tim difokuskan untuk mendukung pencapaian tujuan tim. Namun, karena
tujuan tim adalah puncak kinerja individu, maka pembinaan tim juga untuk memotivasi kinerja
baik di tingkat individu dan tim, dengan definisi tujuan yang ditetapkan pada tim daripada individu
(Mink et al., 1993).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan menciptakan dan mengelola tim?


2. Apa yang dimaksud dengan perubahan dan pengembangan organisasi?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami yang dimaksud dengan menciptakan dan mengelola tim


2. Untuk mengetahui yang dimaksud perubahan dan pengembangan organisasi?

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis

Diharapkan materi mengenai pengorganisasian dalam menciptakan dan mengelola tim serta
perubahan dan pengembangan organisasi dapat dimengerti dan di pahami penulis.

2. Bagi pembaca

Di harapkan materi yang penulis paparkan mengenai pengorganisasian dalam menciptakan dan
mengelola tim serta perubahan dan perkembangan organisasi dapat menambah ilmu dan wawasan
bagi pembaca.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menciptakan dan Mengelola Tim

1. Kelompok dan Perkembangan Kelompok

A. Pengertian Kelompok

Kelompok (group) didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi dan
saling bergantung yang bekerjasama untuk meraih tujuan tertentu.
Kelompok formal merupakan kelompok kerja yang terbatas pada satu struktur organisasi dan
memiliki rancangan penugasan kerja serta tugas-tugas spesifik yang ditujukan untuk mencapai
tujuan organisasi.
Kelompok informal merupakan kelompok sosial, terbentuk di tempat kerja dan cenderung
berdasarkan pertemanan serta minat yang sama.

B. Tahap perkembangan kelompok

1. Tahap pembentukan (forming)


Fase pertama: ketika orang-orang mulai bergabung dalam kelompok.
Fase kedua : mendefinisikan tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok
2. Tahap pancaroba/keributan (storming)
Terjadi konflik intrakelompok akibat perselisihan siapa yang berhak mengontrol kelompok dan
apa yang harus dilakukan kelompok.
3. Tahap penormaan (norming)
Tahap dimana hubungan akrab mulai terjalin dan kelompok mulai menyatu. Semakin kuatnya rasa
identitas dan persahabatan dalam kelompok.
4. Tahap pelaksanaan (performing)
Struktur kelompok telah ditetapkan dan diterima oleh anggota kelompok. Terjadi penyelesaian
tugas kelompok.
5. Tahap penundaan (adjourning)
Terjadi pada kelompok yang bersifat temporer. Misal: tim proyek, satuan tugas, atau kelompok
sejenis yang memiliki tugas terbatas.
Pada tahap ini, kelompok bersiap membubarkan diri. Perhatian kelompok difokuskan pada
penyelesaian kegiatan ketimbang pelaksanaan tugas.

3
2. Kinerja dan Kepuasan Kelompok

A. Faktor-faktor utama yang menentukan kinerja dan kepuasan kelompok:

a. Kondisi eksternal yang dibebankan terhadap kelompok


Kondisi tersebut meliputi strategi organisasi, hubungan wewenang, regulasi dan aturan formal,
ketersediaan sumber daya, kriteria pemilihan karyawan, budaya dan system menajemen kinerja,
serta tata letak fisik tempat kerja kelompok tersebut.
b. Sumber daya anggota kelompok
Sumber daya ini mencakup pengetahuan, keahlian, kemampuan, serta kepribadian, dan semua hal
tersebut sangat menentukan tugas apa yang bisa diemban para anggota dan seefektif apa mereka
dalam mengerjakannya. Kemampuan interpersonal berfungsi mengetahui manajemen resiko dan
resolusinya.
c. Struktur kelompok
Struktur akan membentuk perilaku anggotanya dan mempengaruhi kinerja kelompok. Struktur
menegaskan peran, norma, kesesuaian, sistem status, ukuran kelompok, kesatuan kelompok, dan
kepemimpinan.

B. Mengelola Angkatan Kerja dalam Keanekaragaman

Tantangan dalam Mengelola Tim yang Heterogen/Beragam


Empat faktor interpersonal akan menjadi hal utama dalam menjawab tantangan mengoordinasikan
tim kerja yang heterogen. Empat faktor itu adalah pengertian, empati, toleransi, dan komunikasi.
Pengertian: memahami dan menerima perbedaan serta mendorong setiap anggota tim untuk
melakukan hal yang sama.
Empati: pemahaman mengenai sudut pandang orang lain, menempatkan diri dalam posisi anggota
tim yang lain.
Toleransi: terbuka dan toleran terhadap perbedaan nilai, sikap, dan perilaku.
Komunikasi: komunikasi terbuka dan dua-arah, pembahasan terbuka tentang isu-isu yang
berkaitan dengan anggota tim.

C. Peran

Dalam hal ini peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mengemban
suatu posisi tertentu dalam unit sosial. Konsep peran berlaku bagi seluruh karyawan dan juga
kehidupan mereka diluar organisasi. Dalam suatu kelompok, individu diharapkan untuk

4
melakukan hal-hal tertentu karena posisi (peran) mereka dalam suatu kelompok, di orientasikan
pada penyelesaian tugas atau menjaga kebahagiaan anggota kelompok.

D. Norma

Norma merupakan standar atau ekspektasi yang diterima dan dibagi oleh anggota kelompok.
Norma menjabarkan hal-hal seperti tingkat output, absen, ketepatan waktu, dan penguasaan
pekerjaan. Norma-norma organisasi berfokus pada pekerjaan dan kinerja, pakaian, serta loyalitas.
Dan yang paling banyak dianut adalah yang terkait dengan upaya kerja dan kinerja.

E. Kesesuaian

Penyesuaian diri individu terhadap kelompok yang diikutinya. Kesesuaian juga merupakan
pendorong yang kuat dalam kelompok. Anggota kelompok sering kali ingin dipandang sebagai
bagian dari kelompok dan tidak ingin dianggap berbeda.

F. Mengelola dalam Dunia Virtual

a. TI dan Kelompok
Sangat penting bagi anggota kelompok untuk tetap berkomunikasi dan berkolaborasi dimana
informasi merupakan hal yang penting untuk melakukan tugas. Teknologi telah memungkinkan
komunikasi secara online dan kolaborasi yang lebih baik dalam jenis kelompok apa pun. Kini,
perangkat kolaboratif online telah memberikan kelompok kerja cara yang lebih efisien dan efektif
untuk menyelesaikan tugas.

b. Proses Kelompok
Selain sumber daya dan struktur kelompok, faktor lain yang juga menentukan kinerja dan kepuasan
kelompok adalah proses yang terjadi dalam suatu kelompok, seperti komunikasi, pengambilan
keputusan, dan manajemen konflik. Proses ini harus dipahami karena mempengaruhi kinerja dan
kepuasan kelompok secara positif dan negatif.
Dua proses kelompok yang penting adalah pengambilan keputusan kelompok dan manajemen
konflik.
- Pengambilan Keputusan Kelompok
Keputusan kelompok mempunyai peran penting dikarenakan berfungsi untuk memfomulasikan
masalah, mengembangkan solusi, dan menentukan cara penerapan solusinya.
Keunggulan keputusan kelompok terhadap keputusan individu antara lain adalah dapat
menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap, menghasilkan pengalaman dan
perspektif yang beragam. Selain itu, keputusan kelompopk juga menghasilkan alternatif yang
beragam karena memiliki jumlah informasi yang banyak dan beragam. Selanjutnya keputusan

5
kelompok membuat suatu solusi semakin diterima. Terakhir, keputusan kelompok menambah
legitimasi dimana keputusan kelompok yang dihasilkan oleh kelompok dapat dianggap lebih
pantas ketimbang yang dihasilkan satu orang.
Keputusan kelompok juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah keputusan kelompok selalu
memakan waktu dalam mencari solusi ketimbang secara individu. Kemudian suara minoritas yang
vokal bisa sangat mempengaruhi keputusan final kelompok. Selain itu, pemikiran kelompok juga
dapat melemahkan pemikiran kritis dalam kelompok dan mengancam kualitas keputusan terakhir.
Terakhir, dalam suatu kelompok, para anggota berbagi tanggung jawab, tetapi tanggung jawab
tidak dapat dipastikan.
Menilai apakah suatu kelompok efektif dalam membuat keputusan bergantung pada criteria yang
digunakan ketika menilai efektivitas. Apabila akurasi, kreativitas, dan derajat penerimaan menjadi
penting, maka keputusan kelompok tidak akan berjalan baik. Akan tetapi, apabila lebih dibutuhkan
kecepatan dan efisiensi, maka keputusan individu menjadi jalan terbaik. Selain itu, efektivitas
keputusan juga dipengaruhi oleh ukuran kelompok. Meskipun kelompok yang lebih besar
mewakili lebih banyak gagasan, hal ini menuntut koordinasi dan waktu bagi para anggota untuk
menyumbangkan idenya. Memiliki jumlah anggota yang ganjil dalam kelompok sangat membantu
untuk menghindari jalan buntu ketika mengambil keputusan.
- Manajemen Konflik
Selain pengambilan keputusan proses lainnya yang penting adalah bagaimana kelompok
menangani konflik. Konflik merupakan perbedaan yang tidak bisa diterima yang menghasilkan
sejenis gangguan atau penolakan. Apabila orang-orang dalam kelompok menganggap perbedaan
itu ada, maka konflik pun akan terjadi.
Ada tiga pandangan yang berkembang terkait dengan konflik, yaitu:
1.Konflik dari sudut pandang tradisional
Pandangan bahwa konflik apa pun harus dihindari, yang mengindikasikan masalah di dalam
kelompok.
2.Konflik dari sudut pandang hubungan manusia
Pandangan bahwa konflik merupakan hal alami dan tak terhindarkan dalam kelompok apa pun
serta tidak harus dipandang negatif, tetapi bisa berpotensi menjadi pendorong positif bagi kinerja
kelompok.
3.Konflik dari sudut pandang interaksionis
Pandangan bahwa konflik tidak hanya menjadi dorongan positif bagi kelompok, tetapi juga
sebagian konflik justru harus terjadi dalam suatu kelompok agar bisa berkinerja efektif.
Suatu konflik bisa bersifat fungsional dan disfungsional.
Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung tujuan kelompok dan meningkatkan
kinerjanya.
Konflik disfungsional adalah konflik yang mencegah suatu kelompok untuk memenuhi
tujuannya.

Tipe konflik:
Konflik tugas adalah konflik atas muatan dan tujuan pekerjaan.

6
Konflik hubungan adalah konflik akibat hubungan interpersonal.
Konflik proses adalah konflik tentang bagaimana suatu tugas harus dikerjakan.

Riset menunjukkan bahwa konflik hubungan hampir selalu bersifat disfungsional karena
permusuhan interpersonal dapat meningkatkan perselisihan dan menurunkan rasa saling
pengertian, yang berimbas pada terhambatnya tugas. Di sisi lain, konflik proses yang rendah dan
konflik tugas yang rendah hingga menengah bersifat fungsional. Agar konflik proses menjadi
produktif, konfliknya harus minimal. Jika tidak, argumentasi yang berlebihan tentang siapa yang
harus mengerjakan apa bisa menjadi disfungsional karena menghasilkan ketidakpastian akan tugas
yang dikerjakan, memperlambat waktu penyelesaian tugas, dan menyebabkan para anggota
bekerja dalam tujuan yang saling bersilangan. Akan tetapi, konflik tugas yang rendah hingga
menengah secara konsisten akan berdampak positif terhadap kinerja kelompok karena merangsang
pembahasan ide yang membantu kelompok agar menjadi lebih inovatif.
Jika tingkat konflik kelompok itu tinggi, manajer bisa memilih salah satu dari lima
manajemen konflik yaitu penghindaran (avoiding), pengakomodasian (accomodating),
pemaksaan (forcing), kompromi (compromising), dan kolaborasi (collaborating).
Penghindaran (avoiding) yaitu menangani konflik dengan menarik diri atau menekan konflik.
Pengakomodasian (accomodating) yaitu menangani konflik dengan menempatkan kebutuhan dan
urusan orang lain di atas kebutuhan sendiri.
Pemaksaan (forcing) yaitu menangani konflik dengan memenuhi kebutuhan individu dengan
mengorbankan kepentingan orang lain.
Kompromi (compromising) yaitu menangani konflik dimana setiap pihak mengorbankan sesuatu
yang bernilai.
Kolaborasi (collaborating) yaitu menangani konflik dengan mencari solusi paling bermanfaat
bagi semua pihak.

3. Mengubah Kelompok Menjadi Tim yang Efektif

Perbedaan tim kerja dan kelompok kerja


Tim Kerja Kelompok kerja
· Peran kepemimpinan dibagi · Satu pemimpin bertanggung jawab penuh
· Akuntabel bagi individu dan tim · Akuntabel hanya terhadap individu
· Tim menciptakan tujuan yang spesifik · Tujuannya sama dengan organisasi
· Pekerjaan diselesaikan secara kolektif · Pekerjaan diselesaikan secara individu
· Rapat dicirikan dengan pembahasan terbuka · Rapat dicirikan dengan efisiensi, tidak ada
dan pemecahan masalah secara kolaboratif diskusi terbuka atau kolaboratif
· Kinerja diukur langsung dengan
· Kinerja diukur secara tidak langsung
mengevaluasi output kerja kolektif menurut pengaruh individu terhadap anggota
lain

7
· Pekerjaan diputuskan dan diselesaikan
· Pekerjaan diputuskan oleh pemimpin
bersama kelompok dan didelegasikan kepada anggota
kelompok masing-masing

Sumber. J. R. Katzenbach dan D. K. Smith, “The Wisdom Of Teams,” Harvard Business


Review, Juli-Agustus, hal. 161.

A. Pengertian Tim Kerja

Tim kerja merupakan kelompok dimana para anggotanya bekerja secara intensif untuk
mencapai suatu tujuan bersama yang spesifik, dengan menggunakan sinergi positif, akuntabilitas
individu dan kelompok, serta keterampilan pelengkap.

B. Jenis-jenis Tim Kerja

Ada empat jenis tim kerja yang paling umum yaitu tim pemecahan masalah (problem-
solving team), tim kerja swakelola (self-managed work team), tim fungsional silang (cross-
functional team), dan tim maya (virtual team).
- Tim pemecahan masalah adalah tim dan departemen atau bidang fungsional serupa yang terlibat
dalam upaya meningkatkan kegiatan kerja atau memecahkan masalah spesifik tertentu. Para
anggota saling saling berbagi gagasan atau menawarkan saran tentang bagaimana proses kerja dan
metodenya bisa ditingkatkan. Tim ini jarang memberikan wewenang atas tindakan yang mereka
sarankan.
- Tim swakelola adalah jenis tim kerja yang beroperasi tanpa seorang manajer dan bertanggung
jawab atas suatu proses kerja atau segmen yang menyeluruh. Biasanya meliputi perencanaan dan
penjadwalan kerja, pemberian tugas kepada pekerja, mengontrol kecepatan kerja secara kolektif,
membuat keputusan operasional, dan mengambil tindakan atas suatu masalah.
- Tim lintas fungsional adalah tim kerja yang terdiri individu dari berbagai bidang keahlian.
Misalnya para ilmuwan, manajer pabrik dan tenaga penjualan untuk menilai serta memonitor
inovasi produk.
- Tim maya adalah jenis tim kerja yang menggunakan teknologi untuk saling menghubungkan para
anggotanya yang terpisah jauh dalam rangka mencapai tujuan yang bersama. Para anggota
berkolaborasi secara online dengan beragam perangkat. Tim maya juga bisa melakukan segala hal
yang dilakukan tim lain, seperti pembagian informasi, pengambilan keputusan, dan penyelesaian

8
tugas. Tim ini jarang melakukan interaksi normal dari diskusi langsung. Itulah mengapa tim ini
cenderung berorientasi tugas, terutama jika anggota tim belum pernah bertatap muka sama sekali.

C. Menciptakan Tim Kerja yang Efektif

Macam-macam karakteristik yang terkait dengan tim yang efektif adalah:


- Tujuan yang Jelas. Tim memiliki pemahaman yang jelas mengenai tujuan yang akan dicapai.
Para anggota berkomitmen terhadap tujuan tim, mengetahui apa yang diharapkan untuk
dikerjakan, dan memahami bagaimana mereka akan bekerja bersama untuk meraih tujuan.
- Keahlian yang Relevan. Tim terdiri dari individu-individu kompeten yang memiliki
kemampuan teknis dan interpersonal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
sembari bekerja sama.
- Rasa Saling Percaya. Tim dicirikan oleh tingginya kepercayaan di antara para anggotanya.
Percaya akan kemampuan, karakter, dan integritas anggota lain.
- Komitmen Bersama. Adanya dedikasi terhadap tujuan tim dan kesediaan untuk mencurahkan
energi yang besar demi meraihnya. Loyalitas untuk bisa membantu keberhasilan tim.
- Komunikasi yang Baik. Para anggota menyampaikan pesan secara verbal maupun nonverbal,
satu sama lain agar mereka bisa saling memahami. Adanya umpan balik dan mengoreksi
kesalahpahaman.
- Kemampuan Bernegosiasi. Karena permasalahan dan hubungan selalu berubah-ubah di dalam
tim, para anggota harus mampu menghadapi dan merekonsiliasi perbedaan.
- Kepemimipinan yang Sesuai. Pemimpin harus bisa memotivasi tim dalam situsai tersulit
sekalipun. Pemimpin mengklarifikasi tujuan, menunjukkan bahwa perubahan bisa dimungkinkan
dengan mengatasi inersia, menambah rasa percaya diri anggota tim, dan membantu para anggota
untuk menyadari potensi maksimal mereka.
- Dukungan Internal dan Eksternal. Tim harus memiliki iklim yang mendukung. Secara
internal, tim harus memiliki infrastruktur yang mapan, yang berarti pelatihan yang layak, sistem
yang jelas dan masuk akal yang bisa digunakan anggota tim untuk mengevaluasi kinerjanya secara
keseluruhan, sebuah program insentif yang mengakui dan memberikan imbalan atas aktivitas tim,
serta sistem sumber daya manusia yang suportif. Secara eksternal, manajer harus menyediakan tim
sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

4. Tantangan Masa Kini Dalam Mengelola Tim

Seorang manajer harus bisa menghadapi tantangan masa kini dalam mengelola tim, terutama
yang terkait dengan pengelolaan tim global dan pemahaman tentang jaringan sosial organisasi.

A. Mengelola Tim Global

9
Dua karakteristik yang jelas dari organisasi dewasa ini adalah bersifat global dan pekerjaannya
semakin banyak dilakukan oleh tim.

B. Manfaat dan Kerugian Penggunaan Tim Global

Manfaat Kerugian
· Ide-ide lebih beragam · Tidak menyukai anggota tim
· Pemikiran kelompok (groupthink) terbatas · Tidak mempercayai anggota tim
· Bertambahnya atensi dalam memahai· Stereotipe
gagasan, sudut pandang, dan sebagainya, dari· Masalah komunikasi
orang lain · Stres dan tekanan

Sumber: Berdasarkan N. Adler, International Dimensions in Organizational Behavior, ed. 4.


(Cincinnati, OH: South-western Publishing, 2002), hal 141-147.

C. Permasalahan yang Terkait dengan Tim Global

- Sumber Daya Anggota dalam Tim Global. Dalam organisasi global, memahami hubungan
antara kinerja kelompok dan sumber daya anggota kelompok sangatlah menantang karena adanya
keunikan karakter budaya yang dibawa oleh masing-masing anggota tim global. Selain mengenali
pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan kepribadian para anggota tim, manajer harus mengakrabi
dan memahami dengan jelas karakter budaya dari kelompok serta anggota kelompok yang mereka
kelola.
- Struktur Kelompok. Sebagian bidang struktural dimana kita melihat perbedaan dalam
mengelola tim global antara lain adalah kesesuaian, status, kemalasan sosial, dan kesatuan. Contoh
dari kesesuaian adalah kesesuaian terhadap norma sosial cenderung tinggi dalam kebudayaan yang
bersifat kolektivistik ketimbang kebudayaan individualistik. Meskipun demikian, pemikiran
kelompok cenderung bukan masalah dalam tim global karena para anggota tidak merasa harus
menyesuaikan diri terhadap gagasan, kesimpulan dan keputusan kelompok.
Status bervariasi dalam berbagai budaya. Setiap negara memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam
menandakan status. Manajer harus memahami siapa dan apa yang menjadi stastus ketika
berinteraksi dengan orang-orang dari kebudayaan yang berbeda dengannya.

10
Kemalasan sosial memiliki bias pandangan Barat. Hal ini konsisten dengan kebudayaan
individualistik, yang didominasi kepentingan pribadi. Tetapi hal ini tidak konsisten dengan
masyarakat yang kolektif di mana individu dimotivasi oleh tujuan kelompok.
Kesatuan merupakan unsur structural kelompok dimana manajer bisa menghadapi suatu masalah
yang khas. Dalam kelompok yang kohesif, para anggotanya bersatu dan bertindak atas nama
kelompok. Hubungan pertemanan dalam kelompok tersebut begitu akrab dan identitas
kelompoknya sangat tinggi. Akan tetapi dalam tim global, kesatuan kelompok sering kali sulit
dicapai karena tingginya tingkat ketidakpercayaan, miskomunikasi, dan stres.
- Proses Kelompok. Masalah komunikasi sering muncul karena tidak semua anggota tim mengerti
bahasa tim sehingga menimbulkan ketidaktepatan, salah paham, dan inefisiensi. Namun riset
membuktikan bahwa tim global yang multikultural lebih mampu memanfaatkan peluang dari
keberagaman ide apabila banyak informasi yang digunakan. Konflik tidaklah mudah untuk
dikelola oleh tim global terutama jika tim itu adalah tim maya. Konflik bisa mengganggu proses
penggunaan informasi. Akan tetapi, riset menunjukkan bahwa dala kebudayaan yang kolektivistik,
manajemen konflik yang kolaboratif menjadi yang paling efektif.
- Peran Manajer. Manajer harus fokus pada pengembangan komunikasi. Selain itu, manajer juga
harus mempertimbangkan perbedaan budaya ketika memutuskan jenis tim global mana yang akan
digunakan. Penting bagi manajer untuk sensitif terhadap perbedaan unik dari masing-masing
anggota tim global dan penting bagi anggota tim untuk mengasah kepekaan satu sama lain.

D. Memahami Jaringan Sosial

Pola hubungan informal di antara anggota kelompok adalah struktur jaringan sosial.
Manajer harus memahami jaringan sosial dan hubungan sosial dari kelompok kerja. Hal ini
dikarenakan hubungan sosial informal kelompok dapat membantu atau menghambat
efektivitasnya. Tinjaun lainnya yang dilakukan baru-baru ini atas studi tim menunjukkan bahwa
tim dengan tingkat interkonektivitas interpersonal yang tinggi mencapai tujuannya dengan lebih
baik dan lebih berkomitmen untuk tetap bersatu. Organisasi mengakui manfaat praktis dari
pemahaman jaringan sosial di dalam tim.

2.2 Perubahan dan Pengembangan Organisasi

1. Pengertian Perubahan dan Pengembangan Organisasi

Pengertian Perubahan Organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan,yang
selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi
dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam
organisasi. Selain itu

Perubahan organisasi juga merupakan upaya masyarakat dalam organisasi tersebut, bekerja sama
dalam mencapai suatu tujuan yang sama, dengan melakukan perubahan-perubahan organisasi

11
dalam berbagai aspek. Atau melakukan berbagai penyesuaian dengan perkembanagn zaman yang
terus berkembang. Agar tujuanya dapat tercapai, dan dapat bertahan dalam perubahan besar dunia.

Perubahan adalah hal yang pasti akan dilakukan oleh setiap organisasi di dunia ini untuk menjaga
eksistensinya, akibat perubahan zaman. Perubahan atau berubah secara etimologis dapat bermakna
sebagai usaha atau perbuatan untuk membuat sesuatu berbeda dari sebelumnya. Dalam istilah
perubahan organisasi, dikenal juga istilah serupa yaitu change interventation adalah sebuah
rancangan aksi atau tindakan untuk membuat inovasi dan merubah sesuatu menjadi berbeda. Dan
change again yaitu individu atau kelompok yang bertindak sebagai katalis atau suatu seseorang
yang bertanggung jawab untuk melakukan manajemen dan menentukan prosedur kerjadalam
organisasi, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Pengertian Pengembangan Organisasi adalah suatu pendekatan sistematik, terpadu dan terencana
untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti
kutrangnya kerja sama/koperasi, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi
dan sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.

Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan


organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai
kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Pengembangan
Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan
mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan
keorganisasian.

Sebuah organisasi sangatlah perlu mengalami sebuah perkembangan, karena suatu organisasi
dapat dikatakan berhasil saat organisasi tersebut berkembang ke arah yang positif, sehingga rakyat
yang tergabung dalam organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya. Dan dalam suatu
perkembangan organisasi memerlukan penyesuaian sistem pada organisasi tersebut dalam
mengikuti perubahan zaman.

Dan perkembangan suatu organisasi juga dapat dijadikan paramater bagi organisasi tersebut,
apakah organisasi tersebut dapat tetap eksis dan mengayomi masyarakat organisasi tersebut dalam
menghadapi perkembangan zaman. Jika sebuah organisasi sudah tidak bisa mengayomi atau gagal
dalam mencapai tujuan dari masyarakat dari organsasi tersebut maka, organisasi tersebut adalah
organisasi yang telah gagal dalam perkembangannya.

A. Faktor perubahan Organisasi

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah segala keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi dimana faktor
tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Proses kerjasama yang
berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan.
Problem yang timbul dapat menyangkut masalah sistem kerjasamanya dan dapat pula menyangkut
perlengkapan atau peralatan yang digunakan. Sistem kerjasama yang terlalu birokratis atau
sebaliknya dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien adalah penyebab perubahan

12
yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan yang dapat mempengaruhi organisasi dan
kegiatan organisasi. Contoh Faktor Internal Perubahan kebijakan lingkungan, Perubahan tujuan,
Perluasan wilayah operasi tujuan, Volume kegiatan bertambah banyak serta Sikap dan perilaku
para anggota organisasi.

b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar (atau sering disebut
lingkungan) organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Organisasi
bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang
sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari
lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu.
Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan
teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.Contoh Faktor Eksternal Politik, Hukum,
Kebudayaan, Teknologi, Sumber daya alam, Demografi dan Sosiologi.

2. Langkah-Langkah Perubahan Organisasi

Langkah langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi, Langkah tersebut terdiri dari :

a. Mengadakan Pengkajian : Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat
menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi.
Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik,
ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai
dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif. Dampak bersifat
negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan dan kemajuan
organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan itu dapat memperlancar kegiatan,
perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru.

b. Mengadakan Identifikasi : Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan


yang terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi
harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.

c. Menetapkan Perubahan : Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi


harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka
meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta
pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.

d. Menentukan Strategi : Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar


harus dilakukan maka pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.

e. Melakukan Evaluasi : Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau
negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti
berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.

13
3. Perencanaan Strategi dan Pengembangan Organisasi

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.

Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan Perencanaan dimulai dengankeputusan-


keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan
tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.

Tahap 2 : merumuskan keadaan saat iniPemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan
yang hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah
sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana
kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistic
yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.

Tahap 3 : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan Segala kekuatan dan kelemahan
serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi
dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern
yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah.
Walau pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang
mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.

Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan


Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif kegiatan
untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik
(paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi
atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal
dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat
dgunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural,
Technological, Economic, Ecological, Regulatory).

Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk
mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana
strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk
mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )

4. Implikasi Manajerial Pada Perubahan dan Pengembangan Organisasi

Dalam konteks manajerial sebuah perusahaan memang memerlukan sebuah perubahan,


terutama perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan itu juga bisa menjadi tolak ukur kemajuan
suatu perusahaan. Salahsatu bentuk perubahan yang dapat memajukan sebuah perusahaan adalah
pembaruan proses bisnis secara terencana. Hal lain yang menjadi fokus dalam perubahan suatu

14
perusahaan adalah bagaimana perusahaan bisa melakukan evaluasi terhadap hasil dari perubahan
yang mereka lakukan. Perubahan sebuah perusahaan tak lepas dari peranan pemimpin yang
bertugas sebagai pengambil keputusan.

Berkembang adalah tuntutan agar tetap dapat hidup. Proses perkembangan selalu berimplikasi
terjadi perubahan. Perubahan adalah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari perkembangan.
Perkembangan dapat ke arah positif maupun kearah negatif. Perkembangan ke arah positif
memberikan kekuatan bagi organisme (manusia atau organisasi) untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungan. Perkembangan kearah negatif, karena hakekat alamiah maupun karena salah
pengelolaan, akan mengakibatkan kemunduran dan bahkan kematian. Pengembangan yang
didesain akan menghasilkan peluang lebih besar menuju ke arah positif.

Mengelola perubahan tidak bisa disepelekan dan harus dipertimbangkan ketika mendefinisikan,
mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi cara-cara baru dalam melakukan sesuatu.
Manajemen Perubahan adalah sebuah proses yang panjang dan membosankan. Meskipun banyak
perubahan dapat direncanakan dan diantisipasi, seringkali perubahan juga membawa akibat dan
implikasi yang tak terantisipasi, dan bahkan yang tidak diinginkan.

Sebab yang terjadi karena adanya perubahan dan pengembangan organisasi adalah sebuah
organisasi tersebut akan mengalami peningkatan baik dalam kinerja maupun hal lainnya,
organisasi tersebut juga tidak akan diam di dalam suatu posisi melainkan terus berkembang
semakin hari.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari materi yang telah kami buat dapat ditarik kesimpulan bahwa Menciptakan dan
mengelola tim di pengaruhi oleh perkembangan dari kelompok,Kinerja dan kepuasan kelompok
dan dari kinerja dan kepuasan kelompok pun di pengaruhi beberapa faktor. Selain itu dapat pula
disimpulkan Pengertian Perubahan Organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah
mapan,yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota
organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah
berlaku dalam organisasi. Sebuah organisasi sangatlah perlu mengalami sebuah perkembangan,
karena suatu organisasi dapat dikatakan berhasil saat organisasi tersebut berkembang ke arah yang
positif, sehingga rakyat yang tergabung dalam organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya. Dan
dalam suatu perkembangan organisasi memerlukan penyesuaian sistem pada organisasi tersebut
dalam mengikuti perubahan zaman.

Dan perkembangan suatu organisasi juga dapat dijadikan paramater bagi organisasi
tersebut, apakah organisasi tersebut dapat tetap eksis dan mengayomi masyarakat organisasi
tersebut dalam menghadapi perkembangan zaman. Jika sebuah organisasi sudah tidak bisa
mengayomi atau gagal dalam mencapai tujuan dari masyarakat dari organsasi tersebut maka,
organisasi tersebut adalah organisasi yang telah gagal dalam perkembangannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Robbins,Stephen P & Mary Coulter.2016. Manajemen.Edisi 6 Jilid I.Edisi Bahasa Indonesia.


Jakarta. PT Prenhallindo

https://mamikos.com/info/contoh-kata-pengantar-makalah-yang-baik-dan-benar-lengkap-singkat/

http://ceritaku-intaneka.blogspot.com/2015/04/v-
behaviorurldefaultvmlo.html#:~:text=1.1%20Latar%20Belakang,organisasi%20dapat%20dicapa
i%20dengan%20efisien.

http://honk44.blogspot.com/2012/12/mengelola-
tim.htmlhttps://rraaggiill.wordpress.com/2014/04/27/perubahan-dan-pengembangan-organisasi/

17

Anda mungkin juga menyukai