Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jimbaran,7 Maret 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................... 3
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................. 4
1.3 TUJUAN ................................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 5
2.1 PENGERTIAN MODAL KERJA ................................................................................................... 5
2.2 JENIS MODAL KERJA ................................................................................................................ 5
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MODAL KERJA ...................................................... 6
2.4 CARA PEMENUHAN MODAL KERJA ......................................................................................... 6
2.5 PENENTUAN BESARNYA MODAL KERJA .................................................................................. 7
2.6 TUJUAN MANAJEMEN MODAL KERJA..................................................................................... 8
2.7 PENGERTIAN MANAJEMEN KAS .............................................................................................. 8
2.8 ANGGARAN KAS (BUDGET CASH)............................................................................................ 9
2.9 PENENTUAN JUMLAH KAS OPTIONAL................................................................................... 10
2.10 SUMBER PENERIMAAN KAS .................................................................................................. 11
2.11 TUJUAN MANAJEMEN KAS.................................................................................................... 12
BAB III .................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................................... 13
3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan selalu
memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk
membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk melangsungkan
kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja.
Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk
membiayai aktifitas perusahaan sehari-hari misalnya, untuk membeli bahan baku, membayar
upah buruh, membayar utang dan lain-lain. Kekurangan uang tunai (kas) akan menyebabkan
perusahaan tidak mampu membayar kewajiban dalam jangka pendek sedangkan kekurangan
persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak dapat memperoleh keuntungan karena calon
pembeli tidak jadi membeli pada perusahaan. Perusahaan yang membiayai kebutuhan modal
kerja dengan pinjaman, jika tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang selain akan
mengurangi laba yang seharusnya diperoleh, juga akan memberikan beban berat pada
perusahaan di waktu yang akan datang.
Pengelolaan modal kerja merupakan tanggung jawab setiap manajer atau pimpinan
perusahaan. Manajer harus mengadakan pengawasan terhadap modal kerja agar sumber-
sumber modal kerja dapat digunakan secara efektif di masa mendatang. Manajer juga perlu
mengetahui tingkat perputaran modal kerja agar dapat menyusun rencana yang lebih baik
untuk periode yang akan datang. Selain manajer, kreditor jangka pendek juga perlu
mengetahui tingkat perputaran modal kerja suatu perusahaan. Dengan begitu, kreditor jangka
pendek akan memperoleh kepastian kapan hutang perusahaan akan segera dibayar.
Manajemen modal kerja dalam suatu perusahaan diperlukan untuk mengetahui jumlah
modal kerja optimal yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Manajemen modal kerja adalah
kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka
pendek perusahaan (Esra dan Apriweni, 2002). Adapun sasaran yang ingin dicapai dari
manajemen modal kerja adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola
aktiva lancar sehingga tingkat pengelolaan investasi marjinal adalah sama atau lebih besar
dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut, meminimalkan
dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva dan pengawasan
terhadap arus dana dalam aktiva lancar.
Kas merupakan komponen yang berada dalam aktiva lancar. Komponen ini merupakan
aktiva yang liquid bagi perusahaan. Manager keuangan perlu mengelola kas dan surat
berharga mengingat komponen ini memiliki nilai strategis dalam hal yang berkaitan dengan
operasional perusahaan. Setiap penerimaan dan pengelolaan kas harus dilakukan dengan baik,
dan jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas untuk melakukan berbagai keperluan
pengeluaran perusahaan. Oleh karena itu, manajemen modal kerja sangat penting, sehingga
proporsi waktu dari seorang manajer keuangan seharusnya dialokasikan untuk hal ini dan
manajer keuangan harus mampu mengelola uang yang masuk keperusahaan dan uang yang
dikeluarkan.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH

 Apakah yang dimaksud dengan modal kerja dan manajemen kas?


 Apa saja konsep dalam modal kerja?
 Apa saja jenis-jenis modal kerja?
 Apa saja faktor yang mempengaruhi modal kerja dan besarnya kas?
 Apa saja cara pemenuhan modal kerja?
 Bagaimana cara menentukan besarnya modal kerja?
 Bagaimana tahapan penyusunan anggaran kas?
 Bagaimana menentukan jumlah kas optional?

1.3 TUJUAN

 Mengetahui pengertian modal kerja dan manajemen kas


 Mengetahui jenis-jenis modal kerja
 Mengetahui faktor yang mempengaruhi modal kerja dan besarnya kas
 Mengetahui cara pemenuhan modal kerja
 Mengetahui cara menentukan besarnya modal kerja
 Mengetahui tahapan penyusunan anggaran kas
 Mengetahui cara menentukan jumlah kas optional

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MODAL KERJA

Gifman menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan
bagian dari investasi yang bersikulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu
kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1994:643) menjelaskan bahwa manajemen modal
kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek, kas, surat-surat berharga,
piutang, persediaan. Petty, Kaown, Scott dan Martin (1993:532) menjelaskan bahwa
secara tradisional modal kerja dapat didefinisikan sebagai investasi perusahaan dalam
harta lancar. Modal kerja sangat penting bagi perusahaan karena :

 Sebagian besar pekerjaan manajer keuangan dicurahkan pada kegiatan operasi


perusahaan sehari-hari yang memerlukan modal kerja.
 Pada umumnya nilai harta lancar suatu perusahaan kira-kira lebih dari 50% dari
jumlah harta, hal ini perlu pengelolaan yang serius.
 Khususnya bagi perusahaan kecil, manajemen modal kerja sangat penting karena
mereka sulit memperoleh sumber pembiayaan dari pasar modal.
 Perkembangan pertumbuhan penjualan berkaitan erat dengan kebutuhan modal
kerja.

2.2 JENIS MODAL KERJA

Menurut Riyanto (2001), modal kerja digolongkan dalam beberapa jenis:


1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan
untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus
menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini terdiri dari:
a. Modal kerja primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja
minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya.
b. Modal kerja normal (Normal Working Capital) yaitu modal kerja yang dibutuhkan
untuk menyelenggarakan proses produksi yang normal.

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)


Modal Kerja Variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini terdiri dari:
a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.

5
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya.

Berdasarkan penggolongan modal kerja tersebut, maka aktivitas-aktivitas dan kondisi-


kondisi tertentu dari suatu perusahaan membutuhkan jenis modal tertentu. Sehingga
perusahaan dapat menjalankan fungsi sesuai dengan yang diharapkan.

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MODAL KERJA

Pada dasarnya modal kerja berbeda dengan aktiva teteap, hanya pada waktu yang
diperlukan untuk memperbaharui aktiva tetap tersebut. Dengan demikian besar kecilnya
modal kerja merupakan fungsi dari berbagai faktor, seperti :
1. Jenis produk yang dibuat
2. Jangka waktu siklus operasi
3. Tingkat penjualan
4. Kebijakan persediaan
5. Kebijakan penjualan kredit
6. Efisiensi manajemen aktiva lancar

2.4 CARA PEMENUHAN MODAL KERJA

Terdapat tiga alternatif pemenuhan kebutuhan dana dalam kaitannya dengan aktiva
lancar, yaitu :

1. Matching approach, akan membiayai investasi aktiva tetap dan aktiva lancar
permanen dengan sumber jangka panjang baik itu hutang jangka panjang maupun
modal sendiri.
2. Conservative approach, akan membiayai investasi aktiva tetap dan aktiva lancar
permanen serta sebagian aktiva lancar yang berfluktuasi dengan hutang jangka
panjang atau modal sendiri.
3. Agresive approach, adalah pendekatan dalam pemenuhan kebutuhan dana dengan
menggunakan proporsi hutang jangka pendek yang lebih besar, jika dibandingkan
dengan pendekatan lain.

Untuk memberikan ilustrasi ketiga pendekatan tersebut, misalkan sebuah perusahaan


menggunakanketiga alternatif seperti tabel berikut :

6
2.5 PENENTUAN BESARNYA MODAL KERJA

Untuk mempermudah, terdapat contoh soal dibawah ini.

Perusahaan Sepatu “Andrew” pada tahun 2007 merencanakan untuk memproduksi dan
menjual sepatu sebanyak 720.000 pasang sepatu.
Perusahaan bekerja sebulan rata- rata 30(tiga puluh)hari.setiap pasang sepatu
membutuhkan 2 kg bahan baku kulit.
Harga beli baku kulit per kg adalah Rp. 9.000. pembelian bahan baku selalu dilakukan
secara tunai. Setelah dibeli sambil menunggu proses produksi, bahan baku di simpan di
gudang selama 10 hari. Proses produksi membutuhkan waktu selama 5 hari.
Penjualan sepatu dilakukan secara kredit dan baru dapat di tagih selama 30 hari.
Upah tenaga kerja angsung Rp. 5.000 per pasang.
Biaya pemasaran dan administrasi ditaksir sebesar Rp. 60.000.000 per bulan.
Sedang untuk berjaga-jaga disediakan kas kecil sebesar Rp. 20.000.000.
Dari data diatas, hitunglah besarnya kebutuhan modal kerja perusahaan tersebut untuk
tahun 2007.

Jawaban Contoh Soal :


Perputaran Bahan Baku :
Penyimpanan bahan Baku 10 hari
Proses Produksi 5 hari
Penagihan Piutang 30 hari

7
Total 45 hari
Perputaran Upah Langsung :
Proses Produksi 5 hari
Penagihan Piutang 30 hari
Total 35 hari
Pengeluaran Kas per hari :
Bahan Baku = 2.000 x 2 kg x Rp 9.000 = Rp 36.000.000
Upah Langsung = 2000 x Rp 5.000 = Rp 10.000.000
Biaya Administrasi dan Pemasaran = Rp 2.000.000

Kebutuhan Modal Kerja :


Bahan Baku = 45 hari x Rp 36.000.000 = Rp 1.620.000.000
Upah Langsung = 35 hari x Rp 10.000.000 = Rp 350.000.000
Biaya Administrasi dan Pemasaran= 35 hari x Rp 2.000.000 = Rp 70.000.000
Rp 2.060.000.000.-

2.6 TUJUAN MANAJEMEN MODAL KERJA

Kebijakan-kebijakan perusahaan dalam mengelola modal kerja dimaksudkan untuk


mencapai 3 tujuan, yaitu :
1. Likuiditas yang cukup
Jika perusahaan kurang cukup kas untuk membayar kewajiban yang segera harus
dibayar, maka akan mengalami persoalan-persoalan yang beruntun. Tujuan yang
paling pending dalam mengelola modal kerja adalah untuk mencapai likuiditas
sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat menjalankan kegiatan perusahaan
sehari-hari.
2. Meminimumkan risiko
Di dalam pemilihan terhadap sumber-sumber dana untuk membelanjai modal
kerja, utang dagang dan utang-utang jangka pendek lainnya mungkin memerlukan
biaya yang relatif lebih rendah dibanding sumber dana yang lain. Dengan
demikian manajemen harus dapat menjamin bahwa kewajiban-kewajiban jangka
pendek ini tidak menjadi berlebihan. Manajemen berusaha meminimumkan risiko
atas ketidakmampuan membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek.
3. Memperbesar nilai perusahaan
Perusahaan mempunyai tujuan yang sama di dalam mengelola modal kerja
maupun aktiva-aktiva lainnya yaitu berusaha memaksimumkan nilai sekarang atas
saham biasa dan nilai perusahaan.

2.7 PENGERTIAN MANAJEMEN KAS

Manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas
(cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta memanfaatkan idle cash
dan perencanaan cash. Manajer keuangan harus mampu mengelola uang yang masuk ke
perusahaan dan uang yang dikeluarkan. Dalam praktiknya selama perusahaan beroperasi

8
terdapat dua macam aliran kas. Pertama aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas
keluar (cash out flow). Aliran kas masuk merupakan uang kas yang masuk ke perusahaan
(penerimaan uang), misalnya perolehan pendapatan baik berupa hasil penjualan atau laba
perusahaan. Uang kas masuk dapat pula diperoleh dari bunga yang diperoleh dari hasil
investasi atau pendapatan diluar usaha serta dapat diperoleh dari pinjaman pihak lain(
bank) ataupun dana hibah. Adapun aliran kas keluar merupakan uang yang dikeluarkan
perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan seperti untuk membeli bahan baku,
membayar gaji, upah, pajak, atau biaya operasional lainnya. Uang keluar dapat berupa
sejumlah uang yang digunakan untuk melakukan investasi baik yang berkaitan dengan
bidang usaha maupun tidak.Dikarenakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar ini akan
terus menerus terjadi sepanjang perusahaan beroperasi, maka pihak manajemen perlu
mengaturnya. Hal-hal yang perlu diatur misalnya agar jumlah yang masuk selalu lebih
besar daripada uang keluar. Dengan demikian, keseimbangan cash flow perusahaan dapat
terjamin.
Uang kas janganlah terlalu kecil ataupun terlalu besar daripada pengeluaran kas yang
dibutuhkan. Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi perusahaan, karena
akan mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran untuk berbagai pembayaran
perusahaan. DAmpak kekurangan kas ini cukup besar, misalnya menyangkut
kepercayaan pelanggan kepada kita, apabila perusahaan tidak mampu membayar
kewajibannya. Kemudian dampak lain kemungkinan biaya-biaya yang sudah menjadi
beban perusahaan. Kekurangan kas dapat juga menghambat operasi perusahaan karena
tidak mampu mmbeli bahan baku atau membayar gaji pegawai.
Sebaliknya apabila uang kas terlalu besar, daripada pengeluaran kas yang dibutuhkan
juga kurang baik. Artinya, kemungkinan ada uang menganggur alias tidak memberikan
penghasilan kepada perusahaan. Jadi, arus kas perlu diatur atau dikelola sedemikian rupa
agar uang kas jangan terlalu kecil dan jangan pula terlalu berlebihan.
Sementara itu pengertian idle cash atau uang menganggur adalah sejumlah dana yang
tidak atau belum dimanfaatkan. Tentunya manajer perusahaan harus mampu untuk
memanfaatkan dana yang menganggur untuk diinvestasikan ke berbagai investasi yang
dianggap menguntungkan.
Kebutuhan kas perlu direncanakan sebaik mungkin , baik kas keluar dan kas masuk .
Kebutuhan kas ini perlu dibuatkan secara detail dalam anggaran kas. Hal-hal yang
menjadi pokok perhatian di dalam penyusunan anggaran kas, adalah harus memuat
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Penerimaan kas
2. Pengeluaran kas
3. Perubahan kas bersih dalam periode bersangkutan
4. Kebutuhan kas baru

2.8 ANGGARAN KAS (BUDGET CASH)

Salah satu untuk menjaga agar perusahaan tidak kekurangan kas adalah dengan
membuat perencanaan tntang penerimaan dan pengeluaran kas. Anggaran kas dapat

9
menunjukkan kapan perusahaan menghadapi kekurangan arus kas sehingga dapat
diantisipasi sebelumnya dengan mencari pinjaman, dan sebaliknya kapan arus kas cukup
untuk melunasi hutang-hutang perusahaan. Dalam penyusunan anggaran terdapat tiga
tahap, yaitu :
1. Penyusunan anggaran kas yang bersifat operasional. Dalam penyusunan
anggaran kas ini akan dibuat estimasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas
yang diakibatkan dari operasi perusahaan.
2. Penyusunan anggaran finansiil yaitu anggaran kas untuk menanggulangi keadaan
deficit serta pembayaran utang apabila terjadi surplus.
3. Penyusunan anggaran kas keseluruhan yaitu merupakan penggabungan antara
anggaran kas operasional dengan anggaran kas finansial.

2.9 PENENTUAN JUMLAH KAS OPTIONAL

Kas yang optimal sangat tergantung atas trade-off antara tingkat bunga dengan biaya
transaksi. Model persediaan kas yang optimal meliputi :

1. MODEL BAUMOL-ALLAIS-TOBBIN

Model ini digunakan untuk menentukan saldo kas yang ditargetkan perusahaan, yaitu
saldo kas yang ditentukan berdasarkan keseimbangan antara biaya penyimpanan kas dan
biaya transaksi untuk memperoleh kas.*

C* = Saldo kas Optimal

F = Biaya transaksi yang jumlahnya tetap setiap transasksi dilakukan

T = Jumlah Kas yang diperlukan dalam satu periode tertentu

K = Biaya Opportunity

2 2 ×𝑇 ×𝐹
𝐶∗ = √
𝑘

2. MODEL MILLER-ORR

Model ini digunakan untuk perusahaan dengan arus kas yang berfluktuatif secara
acak dari hari ke hari. Model ini bekerja atas dasar saldo kas perusahaan maksimum
sampai dengan batas atas (saldo kas maksimum) dan batas bawah (saldo kas minimum)

10
H
Saldo maks

O waktu
Saldo min

RUMUS MILLER ORR

3 3𝑏𝑟 2
𝑍 = √
4𝑖

Dimana :

Z : kas optimal

b : biaya tetap untuk transaksi surat berharga

𝑟 2 : variance kas masuk bersih


i : bunga harian transaksi surat berharga

2.10 SUMBER PENERIMAAN KAS

Berikut ini beberapa sumber kas yang dapat dipenuhi di luar dari pinjaman yang
disediakan reditor yaitu:

1. Penjualan barang secara tunai. Artinya perusahaan menjual produknya baik berupa
barang maupun jasa dengan pembayaran secara tunai, sehingga menghasilkan uang
kas.
2. Pembayaran piutang oleh pelanggan. Dalam hal ini perusahaan harus berupaya
untuk mengintensifkan pembayaran piutang dari pelanggan terutama piutang yang
sudah jatuh tempo, jangan sampai pelanggan menunggak, sehingga menghambat
penerimaan kas.
3. Hasil penjualan aktiva tetap. Kondisi seperti ini jarang terjadi kecuali perusahaan
sedang benar-benar mengalami kesulitan. Kalaupun terjadi biasanya aktiva tetap
yang dijual diprioritaskan aktiva tetap yang kurang atau sudah tidak produktiv lagi.

11
4. Penjualan saham dalam bentuk kas. Artinya perusahaan mengeluarkan saham
yang belum dijual kemudian dilepas ke pemegang saham dengan syarat
pembayarannya dilakukan secara tunai.
5. Pengeluaran surat utang jangka pendek. Dalam hal ini perusahaan yang
menerbitkan surat utang jangka pendek seperti wesel yang jangka waktunya tidak
lebih dari satu tahun.
6. Pengeluaran surat utang jangka panjang. Artinya perusahaan menerbitkan surat
utang yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun seperti obligasi.
7. Penerimaan dari sewa, sumber in diperoleh perusahaan dari hasil sewa terhadap
aktiva yang dimiliki kepada pihak lain dalam waktu tertentu.
8. Penerimaan dana sumbangan. Dalam praktiknya untuk perusahaan komersial
penerimaan sumbangan jarang terjadi, namun untuk usaha sosial hal seperti ini sering
terjadi.
9. Pengembalian kelebihan pajak. Artinya adanya kelebihan pembayaran pajak pada
masa lalu akibat salah perhitungan dan kemudian dikembalikan ke perusahaan.
10. Dan bentuk pengembalian lainnya.
Semua penerimaan di atas jelas akan menambah jumlah uang kas perusahaan,
sehingga perlu diintensifkan pencarian kas dari sumber-sumber diatas, dan kebutuhan
uang kas segera dapat terpenuhi sesuai jadwal yang telah disusun.

2.11 TUJUAN MANAJEMEN KAS

Adapun tujuan daripada Manajemen Kas, yaitu :


1. Penyediaan kas yang cukup untuk operasi jangka pendek dan panjang.
2. Penggunaan dana perusahaan secara efektif pada tiap waktu.
3. Pengetapan tanggung jawab untuk penerimaan kas dan pemberian perlindungan yang
cukup sampai dana disimpan.
4. Penyelenggaraan pengendalian untuk menjamin bahwa pembayaran hanya dilakukan
untuk tujuan yang sah.
5. Pemeliharaan saldo bank yang cukup, bilamana cocok untuk mendukung hubungan
yang layak dengan bank komersial.
6. Penyelenggaraan catatan-catatan kas yang cukup

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian dari investasi
yang bersikulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis.
Weston dan Brigham (1994:643) menjelaskan bahwa manajemen modal kerja adalah
investasi perusahaan dalam jangka pendek, kas, surat-surat berharga, piutang,
persediaan.
Riyanto menggolongkan modal kerja dalam beberapa jenis, yaitu, modal kerja
permanen yang terdiri dari modal kerja primer dan normal; dan modal kerja variabel
yang terdiri dari modal kerja musiman, siklis, dan darurat. Adapun faktor yang
mempengaruhi modal kerja yaitu, 1) Volume Penjualan, 2) Faktor musim dan siklus,
3) Perubahan dalam Teknologi, dan 4) Kebijkan perusahaan.
Besar kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor, yaitu : 1) Periode
perputaran dan 2) Pengeluaran kas rata-rata tiap hari. Djarwanto mengemukakan
bahwa umumnya modal kerja berasal dari berbagai sumber, yaitu : 1) Hasil operasi
perusahaan, 2) Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga, 3) penjualan aktiva
tetap, 4) Penjualan saham atau obligasi, 5) Dana pinjaman dari bank dan pinjaman
jangka pendek, 6) Kredit dari supplier. Adapun tujuan dari manajemen modal kerja
yaitu, likuiditas yang cukup; meminimumkan risiki; memperbesar nilai perusahaan.
Manajemen kas adalah suatu sIstem pengelolaan perusahaan yang mengatur
arus kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta
memanfaatkan idle cash dan perencanaan cash. Manajer keuangan harus mampu
mengelola uang yang masuk ke perusahaan dan uang yang dikeluarkan. Dalam
praktiknya selama perusahaan beroperasi terdapat dua macam aliran kas. Pertama
aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow). Kas memiliki
arti penting dalam menunjang setiap kegiatan perusahaan. Uang kas harus digunakan
untuk hal-hal yang memang sudah seharusnya dikeluarkan dan jangan sampai
digunakan untuk hal-hal yang bukan ditujukan pada penggunaan kas, sehngga tidak
terjadi kas yang mubadzir. Penggunaan kas pada tempatnya sangat perlu dilakukan
agar aktivitas perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kas, yaitu : 1) adanya permintaan
dari hasil penjualan barang dan jasa, 2) adanya pembelian barang dan jasa, 3) adanya
pembayaran biaya-biaya operasional, 4) adanya pengeluaran untuk membayar
angsuran pinjaman, 5) adanya pengeluaran untuk investasi, 6) adanya penerimaan dari
pendapatan, 7) adanya penerimaan dari pinjaman.
Sumber penerimaan kas yang dapat dipenuhi di luar dari pinjaman yang
disediakan kreditor, yaitu : 1) penjualan barang secara tunai, 2) pembayaran piutang
oleh pelanggan, 3) hasil penjualan aktiva tetap, 4) penjualan saham dalam bentuk kas,

13
5) pengeluaran surat utang jangka pendek, 6) pengeluaran surat utang jangka panjang,
7) penerimaan dari sewa, 8) penerimaan dana sumbangan, 9) pengembalian kelebihan
pajak, 10) dan bentuk pengembalian lainnya.
Adapun tujuan daripada Manajemen Kas, yaitu : 1) penyediaan kas yang
cukup untuk operasi jangka pendek dan panjang, 2) penggunaan dana perusahaan
secara efektif, 3) pengetapan tanggung jawab untuk penerimaan kas dan pemberian
perlindungan yang cukup sampai dana disimpan, 4) penyelenggaraan pengendalian
untuk menjamin bahwa pembayaran hanya dilakukan untuk tujuan yang sah, 5)
pemeliharaan saldo bank yang cukup, bilamana cocok untuk mendukung hubungan
yang layak dengan bank komersial, 6) penyelenggaraan catatan-catatan kas yang
cukup.

14
DAFTAR PUSTAKA

Wiagustini, Ni Luh Putu. 2014. Manajemen Keuangan.Bali.

R. Sartono, Agus.2014. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi edisi 4.Yogyakarta

http://akuntan-si.blogspot.ae/2014/01/contoh-soal-menghitung-modal-kerja.html

http://melladwi.blogspot.co.id/2012/07/analisis-optimasi-kas-perusahaan_23.html

15

Anda mungkin juga menyukai