BAB 13
PENILAIAN KINERJA DAN HARGA TRANSFER
AKUNTANSI PERTAGGUNGJAWABAN
Pusat Pertanggungjawaban
Suatu pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit yang dikepalai oleh seorang manajer
pemasaran yang bertanggungjawab terhadap sejumlah aktivitas pemasaran. Sedangkan
akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil aktivitas dari setiap
pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang diperlukan oleh para manajer untuk
mengoperasikan pusat-pusat pertanggungjawaban. Terdapat empat jenis pusat
pertanggungjawaban yang meliputi:
1. Pusat biaya.
Pusat biaya adalah suatu pertanggungjawaban yang manajernya mempunyai pengaruh
yang memadai terhadap timbulnya biaya. Terdapat dua macam pusat biaya:
a. Pusat biaya teknik
b. Pusat biaya kebijakan
2. Pusat pendapatan
Dari aspek kemampuan pendelegasian wewenang, pusat pendapatan adalah pusat
pertanggungjawaban yang manajernya mempunyai pengaruh yang memadai terhadap
timbulnya pendapatan. Sedangkan dari aspek hubungan antara input dan output pusat
pendapatan adalah pusat pertanggung jawaban yang hubungan antara input (biaya) dan
output-nya (pendapatan) tidak memenuhi konsep penandingan (matching), atau bukan
merupakan hubungan sebab-akibat, misalnya departemen pemasaran
3. Pusat laba
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya mempunyai pengaruh
memadai terhadap timbulnya pendapatan dan biaya untuk menghasilkan pendapatan
tersebut (memenuhi konsep penandingan
4. Pusat investasi
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban manajernya mempunyai pengaruh
memadai terhadap tibulnya laba dan investasi untuk menghasilkan laba tersebut,
misalnya unit-unit bisnis.
Divisionalisasi
Divisionalisasi merupakan suatu proses pendelegasian wewenang dalam bidang
produksi dan pemasaran produk tertentu kepada suatu pusat pertanggungjawaban atau proses
pembentukan divisi atau pusat laba. Sebelum keputusan pendelegasian pertanggungjawaban
laba dibuat, dua kondisi yang harus ada adalah:
1. Manajemen seharusnya memunyai informasi relevan dalam penentuan laba;
2. Terdapat beberapa cara untuk mengukur keefektifan manajer dalam menghasilkan laba.
Pembentukan pusat-pusat laba atau divisionalisasi dapat memberikan beberapa keuntungan,
diantaranya:
1. Kecepatan pembuatan keputusan operasional semakin meningkat karena banyak
keputusan yang tidak mengacu ke kantor pusat.
2. Kualitas keputusan pada tingkat unit bisnis semakin meningkat karena dibuat oleh
manajer unit bisnis yang lebih dekat dengan masalah pembuatan keputusan yang
bersangkutan.
3. Kesadaran terhadap laba semakin meningkat.
4. Pengukuran kinerja dpat diperluas, tidak hanya mengukur efisiensi biaya atau perolehan
pendapatan saja, tetapi juga pengukuran kemampuan menghasilkan laba.
5. Manajer unit bisnis lebih bebas dalam menggunakan imajinasi dan inisiatif mereka.
6. Suatu unit bisnis menyediakan tempat pelatihan yang baik untuk manajemen umum.
7. Jika suatu perusahaan mempunyai strategi diverifikasi, struktur unit bisnis
memudahkan penggunaan bakat dan keahlian yang berbeda dalam tipe bisnis yang
berbeda.
8. Divisionalisasi menyediakan informasi mengenai komponen profitabilitas perusahaan
kepada manajemen tingkat atas.
9. Unit bisnis didorong untuk memperbaiki kinerja.
Terdapat dua ukuran untuk menilai kinerja pusat investasi, yaitu return on investment
(ROI) dan residual Income (RI).
Return on Invesment
ROI adalah suatu rasio dengan pembilang laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan
penyebutnya adalah investasi atau asset yang digunakan.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
Rumus ROI =
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑁𝑒𝑡𝑜 𝐴𝑤𝑎𝑙+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑁𝑒𝑡𝑜 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
Aset operasi rata-rata =
2
Rumus kedua ROI adalah perkalian antara rasio margin laba operasi dengan rasio perputaran
asset operasi sebagai berikut :
ROI = Margin Laba Operasi x Perputaran Aset Operasi Rata-Rata
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
ROI = x
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎
Residual Income
Laba Residu (Residual Income) adalah jumlah rupiah bukannya suatu rasio yang dihitung
dengan mengurangkan beban modal dari laba operasi bersih. Beban modal dihitung dari aset
yang digunakan dengan suatu rate of return tertentu, biasanya sebesar biaya modal.
Harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer di antara pusat-pusat
pertanggungjawaban. Masalah harga transfer yang dibahas di sini adalah masalah penentuan
harga transfer di antara pusat-pusat laba. Konflik terjadi di antara manajer pusat laba penjual
dengan manajer pusat laba pembeli. Manajer pusat laba penjual ingin menjual produk yang
ditransfer dengan harga transfer setinggi-tingginya karena akan menjadi pendapatan bagi pusat
labanya, sedangkan manajer pusat laba pembeli ingin membeli produk yang ditransfer dengan
harga serendah-rendahnya karena akan menjadi biaya bagi pusat labanya. Sistem penentuan
harga transfer sebenarnya dirancang untuk mencapai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Evaluasi kinerja secara akurat
2. Keselarasan tujuan
3. Pemeliharaan otonomi pusat laba
4. Mudah dipahami
Dasar markup laba dapat menggunakan suatu persentase dari biaya atau persentase dari
investasi. Tingkat laba yang dibolehkan seharusnya adalah perkiraan terbaik terhadap
rate of return yang akan dihasilkan, seandainya unit bisnis adalah perusahaan independen
yang menjual kepada pelanggan di luar.
1. Harga transfer minimum adalah harga transfer yang tidak akan menimbulkan kerugian
bagi divisi penjual apabila mentransfer produknya ke divisi lain dalam perusahaan, dan
bukannya menjual kepada pihak eksternal.
2. Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang tidak akan menimbulkan dalam
kerugian bagi divisi pembeli apabila membeli produk dari divisi lain dalam perusahaan,
dan bukannya membeli dari pihak eksternal.
Pendekatan biaya kesempatan menunjukkan kepada divisi mengenai kapan transfer secara
internal terjadi. Produk seharusnya ditransfer secara internal ketika biaya kesempatan (harga
transfer minimum) bagi divisi penjualan adalah lebih kecil daripada biaya kesempatan (biaya
transfer maksimum) bagi divisi pembeli.