Anda di halaman 1dari 24

Program Studi Manajemen

Tahun Akademik 2021-2022


STRUKTUR MODAL
(CAPITAL
STRUCTURE )
Dosen
Pengampu

Ninik Lukiana
Sub Pokok
Bahasan:
I. Pendahuluan
II. Sumber dan Jenis Dana
III.Struktur Modal.
IV. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal.
V. Teori Struktur Modal
VI. Implementasi Teori Struktur
Modal
Kasus
V:
Perusahaan manufaktur memperolah Laba sebelum bunga dan
pajak beberapa periode konstan sebesar: Rp. 2.400.000.000,
jika perusahaan menggunakan modal sendiri biaya modal sendiri
12%, dan biaya utang 8% dan hutang Rp. 5.000.000.000. Jika
perusahaan menggunakan hutang untuk membeli kembali
saham.
Tentukan nilai perusahaan
dan analisisdan
hasilnya.
biaya modal rata-rata
tertimbang,
Diketahui: EBIT: Rp. 2.400.000.000, Kd= Rp. 8%, dan Ksu=
12% Jawab:

(1) Modal perusahaan dengan modal sendiri

SU VU  EBIT  K d  EAT  Rp.2.400.000.000 WACC  K SU  12%


KSU K SU
12%
(2) Modal perusahaan dengan modal sendiri dan
hutang:
Rp. 5.000.000.000 (D)
VL  D  S L  S L VL  D 
Rp.15.000.000.000  D  5
K SL  KSU  KSU  Kd   12%  (12%  8%)  
S   15 

13,33%
5 15
D S  8%  13,33%   2%
WACC  V K d K SL
 10%
20 20
V
(2) Modal
12% perusahaan dengan modal sendiri dan hutang
meningkat menjadi: Rp. 10.000.000.000 (D)

VL  D  S L  S L VL  D 
Rp.10.000.000.000
D  10
K SL  KSU  KSU  Kd   12%  (12%  8%)
S   10 

16%
10 10
WACC  (8%)  (16%)  4%  8% 
12%
20 20
Analisis:
b) MM dengan Ada 3 (tiga)
Pajak: dalil:
Berpendapat:
Nilai perusahaan dengan adanya pajak dipengaruhi oleh struktur
modal/penggunaan modal dari hutang, karena biaya bunga hutang
adalah biaya mengurangi pembayaran pajak (a tax deductible
expense)
Nilai perusahaan yang memiliki hutang=
(i) Dalil Nilai perusahaan yang tidak memiliki
Pertama : hutang di tambah nilai perlindungan pajak
(t/pajak pengahasilan perusahaan dikalikan
dengan hutang)

EBIT 1  t V L  E B I T 1  t 
VU  K SU
 K SU VL 
t DV U  t D
Kasus VI: dari Kasus V dengan tingkat pajak 32%, tentukan
nilai
perusahaan dan analisis:
VU  2.400.000.000 1 
12%
32% 
 Rp.13.600.000.000

V L  Rp.13.600.000.000  32%  5.000.000


V L  Rp.13.600.000.000  Rp.1.600.000.000
 Rp.15.200.000.000

Analisis:
(ii) Dalil Ke Dua :
Nilai perusahaan yang memiliki hutang = Nilai perusahaan yang
tidak memiliki hutang di tambah dengan premi risiko (yang
besarnya
tergantung besarnya hutang dan selisih atas biaya modal sendiri
perusahaan yang tidak menggunakan hutang dab biaya
hutang).
 Pajak penghasilan mempengaruhi biaya modal sendiri meningkat
dengan tingkat kenaikan yang semakin kecil.

 K  D 1
KSL  KSU  KSU
  SL t
Kasus VII: dari Kasus VI tentukan biaya modal sendiri dengan
d

menggunkan hutang, biaya modal rata-rta tertimbang dan analisis:


(jawaban hal.
197)
(iii) Dalil Ke Tua

:
Sama dengan tidak adanya pajak bahwa perusahaan
harus melakukan investasi selama memenuhi persyaratan:


 D   EBIT 1  t   t.D 
IRR  K  t  1  I
SU  1   I
 V  SU

K  
IRR= Internal Rate Return

5) Pendekatan Model
Miller
Model struktur modal dari Miller (tahun 1976)
adanya pajak penghasilan pribadi, yaitu:
(1)Pajak penghasilan dari saham (Ts )
(2) Pajak penghasilan dari obligasi (Td )
1  T 
   1Tc s
. D
V V
L U   1  1 1  Td  
   
Pajak perusahaan (Tc 
) 
Kelemahan Model MM adalah mengabaikan dua faktor, yaitu:
1) Financial Distress
2) Agency Costs

1) Financial
(a) Pengertian:
Distress
Adalah kondisi kesulitan/penurunan keuangan atau financial
yang terjadi pada perusahaan sebelum terjadinya likuidasi
ataupun kebangkrutan (Plat HD dan Plat MB : 2002).

Adalah perusahaan dalam kondisi tepat sebelum brangkut


(Ratna
dan Marwati :2018)
adalah sebuah keadaan perusahaan kinerja keuangannya
mengalami penurunan dan tidak likuid, tetapi jika tidak segera
ditangani menyebabkan kebangkrutan (Patunrui dan Yati :2017)
(b) Financial distress dibagi empat golongan:

(1) Economic Failure, suatu perusahaan dalam kondisi tidak


dapat menutup seluruh total biaya. Perusahaan pada
kondisi ini masih dapat melakukan aktivitas operasi
apabila
mendapat pendanaan dari kreditur dan pemilik perusahaan
bersedia mengurangi tingkat pengembalian dari investasinya.
(2) Bussines Failure, merupakan kondisi yang
menggambarkan
berbagai indikasi kinerja perusahaan yang
tidak memuaskan.
(3) Insolvent, dimana perusahaan sudah tidak dapat
memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, hal ini disebabkan
saat perusahaan gagal mendapat laba bersih.
(c) Penyebab terjadinya financial distress (Kristanti :2019) :

Internal Perusahaan
• meliputi kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang
buruk, produk yang tidak sama dengan yang diharapkan
konsumen, penetapan harga yang tidak realistis, kegagalan
perusahaan dalam mengikuti perkembangan teknologi dan
lingkungan, dan kegiatan pemasaran yang tidak efektif
justru menurunkan penjualan perusahaan, saluran distribusi
yang buruk dapat membuat penjualan tidak sesuai dengan
target atau produk mengalami kerusakan sampai
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Eksternal Perusahaan
• meliputi, kegagalan perusahaan dalam menyesuaikan sosial
budaya di daerah setempat, tidak dapat mengatasi kondisi
makro ekonomi (inflasi, fiskal, dan moneter); kehadiran
teknologi baru yang berdampak menyulitkan beberapa
perusahaan untuk segera mengadopsinya sehingga membuat
mereka menjadi kurang kompetitif di pasar dan bencana
alam.
(c) Langkah-langkah menyelesaikan financial distress :
Menganalisis kinerja keuangan perusahaan salama beberapa
periode
(yaitu dengan menganalisis laporan keuanga perusahaan),
sehingga:
(i) dapat mempercepat tindakan manajemen untuk
mencegah
masalah sebelum terjadi kebangkrutan.
2)
(ii) Agency (1) Pengertian:
Dapat mengambil tindakan merger (Platt dan Platt:2002
Cost: dalam
Biaya
Van yang
Horne harus dikeluarkan perusahaan karena adanya
: 2008)
agency problem (konflik yang terjadi karena adanya
kepentingan antara manajer, pemegang saham, dan kreditor).

6) Trade off Theory (Balancing Theory )


 Menekankan pada keseimbangan antara manfaat penggunaan utang
melalui penghematan pajak dan biaya kebangkrutan yang ditimbulkan
akibat penggunaan utang serta biaya keagenan dalam upaya untuk
memaksimalkan nilai perusahaan (Kraus & Litzenberger :1973)
Struktur yang optimal dapat ditemukan
modal
menyeimbangkan dengan
keuntungan penggunaan utang dengan
biaya financial distress dan agency problem ( Atmaja:2008)
Struktur modal yang optimal dapat ditemukan dengan
menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang
(perlakuan pajak perseroan yang menguntungkan) dan biaya
kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham dan
Houston:2011) .
Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang
tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari
tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan
( financial distress) (Myers:2001) .
Artinya sebelum mencapai suatu titik maksimum, utang akan
lebih murah daripada penjualan karena adanya tax shield .
Namun, setelah mencapai titik maksimum, penggunaan utang
oleh perusahaan menjadi tidak menarik, karena kenaikan
keuntungan dari penggunaan utang tidak sebanding dengan
kenaikan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan (Atmaja,
Kesimpulan:
Perusahaan harus mencari titik optimal proporsi
pendanaan utang dan ekuitas yang harus digunakan
yang nantinya mampu meningkatkan nilai perusahaan
secara keseluruhan.
EBIT  t.D  PV . Biaya Kebangkru tan PV . Biaya
VL  K VU
Keagenan 
SU

7) Teori Informasi Tidak


Simetris
(Asymmetric Information
Theory)
Situasi di mana manajer memiliki informasi yang
berbeda (yang lebih baik/banyak) mengenai prospek
perusahaan daripada yang dimiliki investor
(Brigham
dan Houston:1999; 35).
 Informasi yang dimiliki oleh shareholder tidak seimbang dengan
informasi yang dimiliki oleh pengelola atau manajer,
dikarenakan manajer terlibat langsung dalam kegiatan
operasional
perusahaan, sehingga lebih mengetahui mengenai kondisi riil dari
perusahaan jika dibandingkan dengan shareholder.
 Kesimpulan dari dua teori (Penggabungan Trade off Theory
denganAsymmetric Information Theory (Sjahrial; 2008:207):
1) penggunaan hutang akan memberikan keuntungan, karena
adanya pengurangan pembayaran pajak akibat bunga hutang,
perusahaan sebaiknya menggunakan hutang dalam struktur
modal,
2) Peggunaan hutang ada batasannya karena dengan adanya
financial distress dan agency costs, yaitu pada titik tertentu.
3) Gordon Donaldson (1950-an) menyimpulkan langkah
perusahaan dalam memenuhi sumber dananya, yaitu:
a) Laba di tahan/saldo laba ditahan/RE dan dpresiasi
b) Hutang
c) Emisi saham.
Tugas
Individu
 Soal A:
Perusahaan indutri awalnya modalnya 100% dari
modal sendiri, dengan laba sebekum
bunga dan
4.000.000.000 pajak
dan Rp. tingkat pajak
perusahaan (t) penghasilan 40%. Pemelik
tingkat keuntunganperusahaan meminta
sebesar (Ksu12%), tentukan a) nilai
perusahaan.
Jika perusahaan menambah modalnya dengan modal
asing/hutang sebesar Rp. 10.000.000.000 dengan biaya
hutang (Kd) 8%, tentukan
b) Nilai modal sendiri (S)
c) Biaya modal sendiri (Ksl)
d) Biay modal rata-rata tertimbang.
Tugas
Individu
Soal B:
Perusahaan saling bersaing PT. HANDAL, Tbk. Dan PT.”UNGGUL, Tbk.
dengan produk yang sama, mempunyau data sebagai berikut:
1) EBIT kedua PT. sama Rp. 80.000.000.
2) PT. HANDAL, Tbk. Semua dana dari modal sendiri, dengan biaya
modal sendiri 20%. PT. UNGGUL, Tbk., dari modal sendiri dan modal
asing/hutang sebesar Rp. 200.000.000 dengan tingkat bunganya
(biaya 10% per tahun).
3) Pajak untuk kedua PT. sama, yaitu pajak penghasilan hutang 15%
dan hutang pajak penghasilan untuk saham 10%, dan pajak
penghasilan perusahaan 20%.
Tentukan dan masing-masing analisis hasilnya:
1) Teori MM tanpa pajak:
(a) Nilai perusahaan ke dua PT
(b) Biaya modal sendiri PT UNGGUL, Tbk.
Tugas Individu
Tentukan dan masing-masing analisis hasilnya:
1) Teori MM tanpa pajak:
(c) Biaya modal rata-rata tertimbang ke dua PT.
2) Teori MM dengan pajak:
(a) Nilai perusahaan ke dua PT.
(b) Biaya modal sendiri ke dua PT.
(c) Biaya modal rata-rata tertimbang ke dua PT.
3) Teori Miller:
(d) Nilai perusahaan ke dua PT .
(e) Keuntungan dari penggunaan hutang (juga dengan MM
dengan
pajak).
(c) Berapa nilai perusahaan yang menggunakan hutang, jika:
(i) Tc=Ts=Td=0
(ii) Ts=Td=0
DAFTAR
1. PUSTAKA:
Modigliani, F., and Miller, M. H. (1958). The Cost Of
Capital, Corporate Finance and the Theory Of
Investment. American Economic Review, 48(3), 261-
297.
2. Kraus & Litzenberger :1973) Kraus, A., and
Litzenberger,
R. H. (1973). A State Preference Model of Optimal
Financial Leverage. Journal of Finance, 28(4), 911-922.
3. Brigham & Houston. (1999). Intermediate Financial
Management. New York: The Dryden Press.
4. Myers, S. C. (2001). Capital structure. Journal of
Economics Perspectives, 15(2), 81-102.
5. Platt, H., dan M. B. Platt. 2002. Predicting Financial
DAFTAR PUSTAKA:
6. Sjahrial, Demawan: Manajemen Keuangan, Edisi 2, 2008,
Mitra
Wacana Media.
7. Atmaja, L. S. 2008. “Teori dan Praktik Manajemen Keuangan”.
Edisi I. Yogyakarta: Andi.
8. Brigham dan Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
(II). Edisi ke 11. Jakarta. Salemba Empat
9. Baker, Richard E., Lembke, Valdean C., King, Thomas E., Jeffrey,
Cynthia G., Jusuf, Amir Abadi., NPS, Sylvia Veronica., Wulandari,
Etty Retno., Martani, Dwi. 2013. Akuntansi Keuangan Lanjutan
(Perspektif Indonesia) Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
10.Patunrui, K. I. A., & Yati, S. (2017). Analisis Penilaian Financial
Distress Menggunakan Model Altman (Z- Score) pada
Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 20132015. Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen
Bisnis, 5(1), 55–71
DAFTAR
PUSTAKA:
11. Ratna, I., & Marwati. (2018). Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress pada
Perusahaan yang Delisting Dari Jakarta Islamic Index
Tahun 2012-2016. Jurnal Tabarru’: Islamic Banking and
Finance, 1(1), 51–62.
12. Altman, E. I., Hotchkiss, E., & Wang, (2019)
W. Corporate Financial distress, .
Bankruptcy:
Restructuring, and
analyze leveraged finance, distressed debt,
and bankcruptcy. (Fourth ed.). Canada: John Wiley &
Sons.
13. Kristanti, F. T. (2019). Financial Distress Teori dan
Perkembangannya Dalam Konteks Indonesia.
Inteligensia Media.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai