Anda di halaman 1dari 7

Sistem Informasi sebagai Pendukung Proses Manajemen

Telah umum diketahui bahwa keberhasilan organisasi pada hakikatnya


ditentukan oleh penggabungan yang tepat antara kepemimpinan yang efektif dan
pelaksanaan kegiatan operasional yang efisien.

Pada umumnya kepemimpinan yang efektif tercermin pada dua kegiatan utama,
yaitu memainkan peranan yang menjadi tanggung jawabnya selaku unsur
pimpinan dalam organisasi dan kemahirannya memimpin organisasi dalam
menempuh seluruh proses manajerial yang harus dilaksanakan dengan baik.

1. Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang


mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. [1]

Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem
kerja. Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin
melakukan pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi
produk tertentu dan/atau jasa bagi pelanggan. Sistem informasi adalah suatu
sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap,
transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan)
informasi. [2]

Dengan demikian, sistem informasi berhubungan dengan sistem data di


satu sisi dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi juga dapat
dianggap sebagai bahasa semi formal yang mendukung manusia
dalam pengambilan keputusan dan tindakan.

Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Sistem


informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para
pemakainya. Data yang diolah saja tidak cukup dapat dikatakan sebagai suatu
informasi. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga
pilar, diantaranya tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu
(timeliness), dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak
didukung oleh tiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang
berguna, tetapi merupakan sampah (garbage).

2. Manajemen

Kata Manajemen berasal dari Bahasa Inggris yaitu manage, atau dalam
Bahasa Indonesia bisa diartikan yaitu mengendalikan atau mengelola.
Definisi Manajemen adalah suatu seni mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan utama dalam suatu organisasi melalui proses perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing), dan mengelola (Controlling)
sumber daya manusia dengan cara efektif dan efisien.

2.1 Fungsi, Proses dan Kategori Peranan Manajemen

Untuk fungsi manajemen itu sendiri belum ada kesepakatan resmi, hal ini
dikarenakan setiap ahli memiliki pendapatnya masing-masing. Salah satunya
dari G.R Terry yang menyatakan bahwa manajemen memiliki empat fungsi
diantaranya: [3]

1. Planning atau Perencanaan.

2. Organizing atau Pengorganisasian.

3. Actuating atau Penggerakan/Pengarahan.

4. Controlling atau Pengawasan/Pengendalian.

Proses manajemen berkaitan dengan fungsi dasar manajemen.

1. Planning atau Perencanaan.

Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan yang akan


dicapai serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya.
2. Organizing atau Pengorganisasian.

Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas, pengalokasian


sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap
individu dan kelompok untuk menerapkan rencana.

3. Actuating atau Penggerakan/Pengarahan.

Penggerakan/Pengarahan atau juga biasa disebut Kepemimpinan


adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mengarahkan
atau membimbing orang lain agar melakukan tugas sesuai rencana untuk
mencapai suatu tujuan.

4. Controlling atau Pengawasan/Pengendalian.

Pengendalian adalah proses pengukuran kinerja, membandingkan


antara hasil sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan
pembetulan yang diperlukan.

Kemudian untuk kategori peranan manajemen ada tiga diantaranya :

1. Peranan yang Bersifat Interpersonal


Peranan yang Bersifat Interpersonal antara lain dimaksudkan untuk
menumbuhkan iklim solidaritas dan kebersamaan dalam organisasi.
Peranan ini sering menampakkan dirinya dalam tiga bentuk utama, yaitu :

a. Peranan yang bersifat simbolis


Eksistensi suatu organisasi sering diidentikkan dengan orang-orang
yang menduduki jabatan manajemen puncak dalam organisasi tersebut.
Sehingga diperlukan kesediaan manajemen untuk telibat langsung dalam
berbagai kegiatan sosial dan seremonial. Kegiatan ini sangat penting
sebagai pencitraan positif bagi organisasi.

b. Peranan selaku pimpinan


Kemampuan memimpin yang efektif akan turut menentukan
keberhasilan atau kegagalan organisasi karena dengan kepemimpinan
itulah orang lain dibina, diarahkan, dan diberi motivasi yang tepat.
Kemudian kepemimpinan yang efektif juga menyangkut gaya
kepemimpinan yang situasional, artinya bahwa dalam menerapkan
kepemimpinannya seorang manajer harus menyesuaikan dengan tingkat
kematangan mental, profesional dan teknis bawahan meskipun gaya
demokratislah yang paling didambakan dalam organisasi.

c. Peranan sebagai penghubung


Terutama dalam arti eksternal yaitu peranan selaku wakil
organisasi dalam menghadapi berbagai pihak di luar organisasi yang
mempunyai kemitraan atau hubungan kerja dengan organisasi yang
bersangkutan. Salah satu bentuk hubungan ini ialah bahwa manajemen
menerima informasi dari pihak luar dan sebaliknya memberikan
informasi kepada pihak luar tersebut tentang organisasi yang
dipimpinnya.

2. Peranan Informasional

Dengan kedudukannya selaku unsur pemimpin dalam organisasi,


Manajemen menjadi pemantau, penerima dan pemberi informasi dalam
organisasi. Sebagai selaku pemantau arus informasi manajemen haruslah
berupaya untuk menjamin bahwa informasi yang diteriman segera
sampai pada satuan kerja yang memerlukannya dan sebaliknya arus
informasi keluar haruslah berjalan lancar dan diterima oleh pihak luar
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kemudian dikarenakan tidak
semua informasi merupakan informasi yang valid, maka diperlukan
proses penyeleksian informasi.

3. Peranan selaku Pengambil Keputusan

Pada tingkat yang berbeda-beda para manajer dalam suatu organisasi


berperan selaku pengambil keputusan, baik yang sifatnya strategis,
fungsional, dan teknis operasional. Peranan tersebut timbul karena
manajemen memiliki wewenang untuk bertindak selaku sebagai berikut :
a. Wirausahawan

Manajemen merupakan pihak yang paling bertanggung jawab


untuk mengamati situasi internal dan lingkungan sedemikian rupa.
Disamping itu, manajer juga diharapkan dapat mengambil prakarsa untuk
mewujudkan perubahan yang mungkin dituntut oleh kondisi internal
organisasi dan perkembangan yang terjadi di lingkingan.

b. Peredam Ketidaktenangan

Dalam organisasi tentulah ada rencana, dengan rencana pula tentu


kita bisa menggambarkan perkiraan masa depan, namun unsur
ketidakpastian pasti selalu ada, dan jika organisasi sedang berada dalam
kondisi dimana perkiraan masa depan tidak sesuai dengan yang
diharapkan, maka manajemen diharapkan dapat menstabilkan suasana
dan membuat perkiraan masa depan menjadi nyata.

c. Penentu alokasi sarana, prasarana, sumber daya manusia dan dana

Telah umum diketahui bahwasanya setiap jabatan menejerial


memiliki kekuasaan tertentu dan setiap jabatannya merupakan amanat
yang harus diemban dengan baik. Memiliki kekuasaan disini berarti
memiliki kewenangan dalam mengatur beberapa hal, kewenangan
tersebut diantaranya kewenangan mengalokasikan sarana, prasarana,
sumber daya manusia dan dana. Setiap kewenangan haruslah dapat
dipertanggungjawabkan dengan bijaksana agar alokasi dapat tepat
sasaran.

d. Selaku Perunding

Peranan ini merupakan peranan penting dan harus bisa dimainkan


dengan efektif, baik dengan pihak dalam maupun dengan pihak luar
organisasi. Misalnya:

 Perundingan dengan organisasi serikat pekerja dalam hal timbulnya


pertikanaian perburuhan,.
 Perundingan dengan para pemasok untuk memperoleh bahan
mentah dan bahan baku yang bermutu tinggi dengan harga wajar
dan syarat-syarat yang lunak.

 Perundingan dengan mitra kerja, temasuk lembaga keuangan dan


perbankan.

 Perundingan dengan para pesaing seperti dalam hal penentuan


strategi bersama menyangkut harga produk.

 Perundingan dengan pihak pemerintah seperti halnya dengan


negosiasi, kontrak kerja, dan lain sebagainya.

3. Kesimpulan

Meskipun tidak menyatakan secara eksplisit, sebenarnya semua fungsi,


proses dan peranan manajemen sangat bergantung pada informasi yang valid.
Tingkat efektivitas yang diharapkan pada menejemen akan dapat tercapai
apabila sebelum dan selama fungsi, proses dan peranan manajemen
berlangung terdapat semua informasi yang valid dan tentunya diperlukan
untuk tujuan manajemen yang diharapkan.
Daftar Pustaka

1. Laudon, Kenneth C.; Laudon, Jane P. (2007:42) Sistem Informasi


Manajemen. Palgrave, Basingstoke
2. Alter, S. The Work System Method: Connecting People, Processes, and IT
for Business Results. Works System Press, CA
3. Suhardana, K.M. 2008. Pengantar Manajemen Bernuansa Hindu. Surabaya:
Paramita.

Anda mungkin juga menyukai