Anda di halaman 1dari 10

DIUSULKAN OLEH:

Ratna

MATA KULIAH:
Etika Bisnis dan Profesi
Cognitive Processes and Ethical Decision Making in Accounting

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketauhi bahwa ada banyak proses-proses yang harus dilakukan
untuk dapat mencapai suatu keputusan yang mutlak dalam beberapa hal yang dimaksudkan.
Pada suatu masa dimana banyak terjadi skandal akuntansi yang mengakibatkan kegagalan
perusahaan-perusahaan besar seperti Enron dan WorldCom, profesi akuntansi banyak
menerima perhatian negatif dari masyarakat (Molyneaux, 2004). Perhatian negatif ini
merupakan hal yang sangat tidak diinginkan oleh profesi akuntansi. Kasus tersebut juga telah
menimbulkan pertanyaan penting tentang pengembangan etika profesi akuntan. Peristiwa
Enron itu cukup ramai dan mengundang banyak perhatian khayalak ramai.

Kasus-kasus kegagalan di perusahaan-perusahaan besar tersebut membuktikan


bahwa pelanggaran etika itu tidak seharusnya bisa terjadi apabila seorang akuntan yang
dipekerjakan mempunyai beberapa kemampuan yang unggul. Bisa menguasai pengetahuan,
pemahaman, dan kemauan untuk dapat menerapkan nilai-nilai moral dan etika yang ada,
terutama nilai moral dan etika yang bersangkutan dalam konteks atau ruang lingkup
akuntansi.

Seorang akuntan tentunya lebih memadai dalam pelaksanaan pekerjaan nya yang
professional. Dengan banyak nya kasus-kasus yang menyangkut kegagalan perusahaan yang
disebabkan kelalaian dari seorang akuntan, dapat menyadarkan supaya seorang akuntan bisa
lebih memperhatikan etika dalam melaksanakan pekerjaan profesinya tersebut. Sudibyo
(1995) dalam Khomsiyah & Indriantoro (1998) dalam Marwanto (2007) mengemukakan
bahwa dunia pendidikan akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etika
auditor. Ungkapan tersebut mengisyaratkan bahwa sikap dan perilaku moral auditor
(akuntan) dapat terbentuk melalui proses pendidikan yang terjadi dalam lembaga pendidikan
akuntansi, dimana mahasiswa sebagai input, sedikit banyaknya akan memiliki keterkaitan
dengan akuntan yang dihasilkan sebagai output.
Bidang akuntansi ini sangat rentan dan dapat dipengaruhi oleh kehidupna ekonomi,
politik, dan sosial masyarakat yang tentunya bisa beubah dengan cepat dalam jangka waktu
yang singkat pula. Dunia akuntansi saat ini telah berkembang menuju tahap kedewasaan
menjadi suatu aspek penting dari bisnis dan keuangan global. Profesi akuntansi, setara
dengan profesi lain seperti kedokteran, hukum, dan teknik, adalah profesi yang sangat erat
hubungannya dengan masalah etika.

Tujuan dari bidang profesional saat ini adalah berusaha mempekerjakan dan
mempertahankan karyawan yang kompeten dimana mempunyai kepribadian moral tinggi dan
kemampuan membuat keputusan secara etis.

Oleh karena itu, kegagalan-kegagalan ini harus segera ditindak lanjutkan. Beberapa
proses tentunya harus dilakukan untuk menemukan seorang akuntan yang dapat
melaksanakan tugasnya engan professional. Adanya beberapa proses itu tentu dapat
mempengaruhi pola pikir seseorang. Dengan ini, Proses kognitif bisa kita ambil untuk
mengkaji keputusan-keputusan yang mungkin akan tidak selaras dengan norma yang
seharusnya berlaku.

Dengan mengembangkan proses-proses perkembangan kognitif ini tentunya bisa


mengubah beberapa keputusan-keputusan. Pendekatan proses kognitif ini mendorong
sesorang untuk bisa berpiki aktif tentang suatu masalah masalah. Hal ini tentu mendorong
seorang akuntan untuk bisa lebih berfikir aktif akan masalah-masalah yang ada di pekerjaan
nya sendiri terutama berhubungan dengan masalah moral dan dalam membuat keputusan.

Keputusan etis merupakan suatu keputusan yang harus dibuat oleh setiap profesional
yang mengabdi pada suatu bidang pekerjaan tertentu. Oleh karena itu dalam membuat suatu
keputusan etis, seorang profesional akuntansi pasti akan mengacu pada kode etik profesi.
Setiap profesional dalam bidang akuntansi harus bekerja dan membuat keputusan
berdasarkan kode etik yang ada. Akan tetapi pada praktiknya masih banyak profesional
akuntansi yang bekerja tanpa berdasarkan kode etik profesional.

Kasus-kasus yang dilatarbelakangi oleh profesional akuntansi yang bekerja tanpa


menggunakan kode etik menyebabkan banyak perusahaan mencari karyawan yang
berkompeten untuk mengisi bagian akuntansi. Oleh karena itu akuntan harus senantiasa
mengasah kemampuan pertimbangan etis baik melalui kasus-kasus yang dihadapi di dunia
nyata maupun melalui diskusi dan seminar yang mengupas kasuskasus yang memerlukan
pertimbangan etis untuk menuntaskannya.

A. Rumusan Masalah

Pengambilan keputusan – keputusan etis oleh seorang akuntan atau dalam bidang
akuntansi tentu sangat dipengaruhi oleh bagaimana persepsi mereka atas seberapa pentingnya
etika dan tanggung jawab sosial sebuah perushaan. Persepsi yang bisa dibangun oleh seorang
akuntan atau hal-hal dalam akuntansi juga bisa terkait dengan seberapa besar pengetahuan
aspek pengetahuan dan aspek kognitif yang dimilikinya, yang pada akhirnya bisa
mempengaruhi beberapa pertimbangan-pertimbangan supaya dapat menghasilkan suatu
peutusan yang etis atau tidak.

Berdasar latar belakang masalah yang telah disampaikan tersebut, makan rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian proses kognitif tersebut, sehingga bisa mempengaruhi keputusan


dalam bidang akuntansi?
2. Apakah pengambilan keputusan dalam bidang akuntansi itu?
3. Apakah penting hubungannya proses kognitif dan pengambilan keputusan dalam
bidang akuntansi atau seorang akuntan?

B. ISI

Arti kata “proses” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah runtutan perubahan
(peristiwa) dalam perkembangan sesuatu.

1) runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu. Contoh: ‘proses


kemajuan sosial berjalan terus proses kimian, reaksi kimia proses penyakit’

2) rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk;

3) perkara dalam pengadilan. Contoh: ‘sedang dalam proses pengadilan’.


Arti kata kognitif secara umum diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (application), analisa
(analysis), sintesa (synthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori
kognitif lebihmenekankan bagaimana proses atau upaya untuk
mengoptimalkankemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.

Proses kognisi cenderung lebih aktif dari pada pasif. Seperti rasa penasaran atau rasa
ingin tahu manusia mengenai sesuatu. Proses kognisi berlangsung sangat efisien dan
akurat, sebab kesalahan pada manusia lebih disebabkan ketidaktepatan dalam
menggunakan strategi bukan karena kapasitas memori otak. Proses kognisi berlangsung
sangat efisien dan akurat apabila menangani informasi yang positif. Proses kognisi tidak
bisa diamati secara langsung, proses itu terjadi dalam pikiran atau otak bekerja begitu
cepat.

Proses kognisi tentu saling berkaitan antara 1 unit dengan unit lainnya dan tidak dapat
berjalan sendiri-sendiri, karena setiap unitnya memiliki korelasi diantaranya. Proses
kognisi akan jauh lebih efektif karena adanya latihan, sebab otak kita juga akan menjadi
terbiasa melakukan aktivitas-aktivitas dalam berpikir. Proses kognisi tentunya bisa
dipengaruhi oleh konteks tugas, cenderung orang bisa melakukan sesuatu karena ada
perintah dan tugas tertentu. Proses kognisi juga dipengaruhi oleh emosi dari seseorang,
karena hanya emosi adalah satu-satunya cara yang dapat menghalangi proses kognisi
terjadi.

Intelegensi atau kecerdasan adalah suatu konsep yang menjadi suatu kesatuan dari
beberapa jumlah kemampuan atau kapasitas suatu pikiran, dimana keduanya mempunyai
beberapa keterkaitan antara satu dengan lainnya. Saling mendukung sehingga nantinya
akan melahirkan perkembangan kognitif yang baik. Kemampuan kognitif ini diperoleh
dari proses belajar yang merupakan suatu perpaduan antara faktor bawaan dan
lingkungan. Seperti yang di gadang-gadangkan bahwa faktor lingkungan tentu dapat
mempengaruhi sifat seorang akuntan. Maka baiknya, proses kognitif ini di terapkan
dengan baik supaya seorang akuntan bisa menggambil keputusan yang baik dalam bidang
akuntansi dan sesuai dengan norma yang berlaku.
Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau
kognitif yang mengusung pada pemilihan jalur perbuatan antara beberapa pilihan-pilihan
yang tersedia. Definisi lain nya adalah suatu proses pemikiran dalam pemulihan dari
beberapa alternatif atau kemunginan-kemungkinan yang paling sesuai dengan nilai atau
tujuan individu untuk mendapatkan hasil atas solusi-solusi tentang prediksi kedepan.

Ciri – ciri pengambilan keputusan

a. Proses keputusan.
Keputusan adalah suatu proses yang terjadi secara terus-menerus
(continue), sebab kalau tidak adanya suatu proses yang berkesinambungan berarti
tidak adanya hubungan dengan keputusan tersebut. Keputusan yang baik tentu
keputusan-keputusan yang terjadi disertai tindak lanjut. Seorang akuntan bisa
mengambil keputusan dengan continue, karena keputusan yang dia ambil saat itu
tentunya berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan langsung dengan keputusan
tersebut.

b. Konsep ikatan.
Jika suatu keputusan dinilai menyangkut sejumlah besar orang-orang,
maka hal yang harus di perhatikan adalah kemampuan untuk bisa menghadapi
reaksi dan bisa menyesuaikan adanya beberapa perbedaan yang terjadi antara dua
belah pihak. Keputusan itu bersifat berkesinambungan karena adanya unsur-unsur
dinamis dan pengharapan daripada orang yang ada di dalam organisasi tersebut.
Keputusan itu tentunya sering menimbulkan perubahan antara satu bidang yang
akan mempengaruhi terhadap bidang-bidang lain. Misalnya: keputusan akan
kenaikan suatu harga tentu akan mempengaruhi barang/permintaan/penawaran
yang ada.
c. Penilaian
Faktor penilaian dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan atas 2 hal:
- Pimpinan (pengambilan keputusan) menghadapi suatu pertanyaan
pilihan antara 2 atau lebih.
- Masalah dari hasil keputusan itu sendiri yang telah diambil.
Pemilihan daripada pengambil keputusan tidak atas dasar pertimbangan, tetapi
atas dasar beberapa alternatif yang diambil oleh pengambil keputusan dianggap
penting. Terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi terhadap keputusan,
diantaranya; Kepentingan pribadinya, dan kepentingan organisasi yang akan
bersama-sama menjadi pertimbangan, sekalipun ada dua faktor penilaian itu
sangat kompleks.

d. Perilaku dengan maksud dan tujuan tertentu


Setiap penilaian dalam pemilihan alternatif tersebut harus dibandingkan satu sama
lain dengan hasil daripada pemilihan yag diharapkan dari salah satu alternatif yang
penting, yaitu yang berhubungan dengan maksud dan tujuan organisasi, baik
dalam jangka waktu yang panjang ataupun pendek. Perilaku dengan maksud dan
tujuan untuk mencapai tujuan dari organisasi itu adalah merupakan suatu
pertimbangan yang pokok dalam pengambilan suatu keputusan.

Maksud dan Tujuan pengambilan keputusan

Maksud dan Tujuan pengambilan pengambilan keputusan adalah untuk


memcahkan suatu masalah. Tujuan pengambilan yang bersifat tunggal terjadi apabila
yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah artinya sekali diputuskan, tidak aka
nada kaitannya dengan masalah lain. Misalnya, masalah yang dihadapi hanya masalah
yang menyangkut satu aspek saja yaitu masalah keuangan, maka keputusan yang diambil
hanya menyangkut aspek keuangan saja. Bila masalah keuangan diselesaikan tidak akan
menimbulkan akibat lain atau efek sampingan terhadap aspek lain. Kedua, tujuan yang
bersifat ganda. Yaitu tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa suatu
keputusan yang diambil itu sekaligus memcahkan dua masalah atau lebih yang bersifat
kontradiktif.

Seperti yang kita fahami bahwasannya, proses kognitif dalam pengambilan


keputusan di bidang akuntansi ini bisa mempengaruhi keputusan yang etis nantinya.
Keputusan etis merupakan suatu keputusan yang harus dibuat oleh setiap profesional
yang mengabdi pada suatu bidang pekerjaan tertentu, contohnya dalam bidang akuntansi.
Pengertian kode etik profesional dalam bidang akuntansi adalah penuntun bagi perilaku
akuntan dalam memenuhi kewajiban profesional dan dalam melaksanakan kegiatannya,
yang mempengaruhi pandangan publik mengenai profesi akuntan. Kode etik juga sebagai
bagian yang penting dari peraturan disiplin yang menyeluruh agar semua pihak yang
berkepentingan pada jasa professional akuntansi dapat dilindungi terhadap segala
perbuatan akuntan secara individual yang tercela dan yang tidak bertanggung jawab.
Kode etik resmi bagi para profesional akuntansi adalah Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia. Keberadaan kode etik ini dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan
dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam
pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.

Dalam menciptakan suatu perilaku yang diinginkan, yaitu perilaku etis, maka
penting untuk diketahui faktor-faktor individual apa saja yang mempengaruhi perilaku
dan seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor tersebut. Setelah itu kemudian dapat
ditentukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai perilaku yang diinginkan.
Sebagai contoh, jika perilaku seorang akuntan publik yang tidak etis lebih dikarenakan
sikap pribadinya yang kurang memiliki etika, maka jalan keluarnya bukan dengan
meningkatkan sikap kritis masyarakat, namun lebih kepada pendidikan etika profesi bagi
akuntan publik tersebut. pembuatan keputusan etis, sikap dan norma subyektif yang
dimiliki seseorang memiliki pengaruh terhadap proses pertimbangan moral dan
pembentukan niat moral seseorang, sebelum mengimplementasikan dalam perbuatan-
perbuatan etis. Sikap maupun norma subyektif ini berkembang dari faktor-faktor
individual yang dimiliki seorang individu.

Pertimbangan etis menjadi penting untuk pembelajaran perilaku profesi akuntan


karena banyak penilaian profesional dikondisikan atas kepercayaan dan nilainilai
individual (Ponemon, 1992). Hubungan antara pelajaran mengenai etika keprofesionalan
dengan praktek di lapangan adalah ketika seorang mahasiswa S1 akuntansi tidak
mendapatkan pelajaran etika yang memadai maka nantinya ketika terjun ke lapangan,
keputusan yang diambil pasti tidak didasarkan pada kode etik yang seharusnya. Oleh
karena itu pembelajaran etika sangat dibutuhkan untuk menghasilkan para professional
yang bisa membuat keputusan etis berdasarkan kode etik yang seharusnya. Sehingga
nantinya para profesional di bidang akuntansi menjadi para profesional yang
berkompeten dan bisa mengembalikan kredibilitas akuntansi di mata masyarakat.

C. Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa kita ambil adalah proses kognitif ini sangat penting untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan yang etis dalam bidang akuntansi. Dengan sudah
mengetahui norma dan kode etik dalam akuntansi tentunya keputusan-keputusan yang
diambil tidak melenceng dari yang sudah di tentukan. Dengan telah memahami hal hal
tersebut, tentunya kegagalan-kegagalan di suatu perusahaan akan berkurang adanya,
bahkan tidak ada lagi. Sehingga, kenapa proses kognitif itu sangat penting hingga bisa
menciptakan keputusan-keputusan yang sangat etis di dalamnya. Jadi, harus di perhatikan
pengetahuan tentang kode etik yang ada di bidang ini. Sehingga seorang akuntan menjadi
jauh lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Menjadi seorang akuntan memang tidak mudah, oleh karena itu pengetahuan-
pengetahuan mendasar tentunya akan mempermudah kinerja supaya bisa bekerja dengan
professional. Tekanan-tekanan yang dating terutama dari atasan atau orang orang yang
bersangkutan bisa memicu adanya kecurangan dalam bekerja. Sehingga, harus yakin dan
faham tentang kode etik seorang akuntan.
DAFTAR PUSTAKA

Borkowski, S.C dan Y.J Ugras. 1992. “The Ethical Attitudes of Students as a Function of
Age. Sex and Experience”. Journal of Business Ethics 11: 961-979.

https://sites.google.com/site/teoridecision/proses-pengambilan-keputusan

https://journal.umy.ac.id/index.php/ai/article/view/1201

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/11502

https://media.neliti.com/media/publications/33343-ID-pengaruh-karakteristik-
individual-dalam-pembuatan-keputusan-berbasis-etis-berdas.pdf

http://repository.ump.ac.id/1053/3/BAB%20II_SISKA%20AYU
%20WULANDARI_MATEMATIKA%2716.pdf

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengambilan-keputusan/

http://digilib.iainkendari.ac.id/126/3/BAB%20II.pdf

https://www.kompasiana.com/ajidah/553df5876ea834532ef39b2e/perkembangan-
kognitif-pada-masa-kanakkanak-awal

Anda mungkin juga menyukai