0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
210 tayangan107 halaman
Teks tersebut membahas tentang sistem pengendalian manajemen. Ia menjelaskan pengertian sistem pengendalian manajemen, komponennya, prosesnya, hubungannya dengan perilaku organisasi, dan dampak teknologi terhadap pengendalian manajemen.
Teks tersebut membahas tentang sistem pengendalian manajemen. Ia menjelaskan pengertian sistem pengendalian manajemen, komponennya, prosesnya, hubungannya dengan perilaku organisasi, dan dampak teknologi terhadap pengendalian manajemen.
Teks tersebut membahas tentang sistem pengendalian manajemen. Ia menjelaskan pengertian sistem pengendalian manajemen, komponennya, prosesnya, hubungannya dengan perilaku organisasi, dan dampak teknologi terhadap pengendalian manajemen.
BAB I HAKIKAT SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN 1. Sistem Pengendalian Manajemen Pengertian Pengendalian adalah suatu konsep yang luas yang dapat diterapkan pada manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi, pengendalian mencakup, baik pengendalian manajemen, maupun proses-proses pengendalian dan perencanaan lainnya. Pembahasan subyek pengendalian akan digunakan enam istilah seperti : a. Strategi adalah suatu rencana tindakan jangka panjang yang luas dan bersifat umum yang menentukan rumusan kebijakan organisasi dan program- program tindakan. b. Kebijakan (policy) adalah aturan atau seperangkat aturan yang luas yang menuntun dan mengarahkan tindakan-tindakan dalam organisasi. c. Pemrograman adalah pengembangan dan pemilihan seperangkat program yang akan dilaksanakan. d. Pengendalian adalah mengarah seperangkat variabel (mesin, manusia, peralatan) kearah tercapainya sasaran atau tujuan. e. Pengendalian Manajemen adalah suatu metode, prosedur dan siasat, termasuk sistem pengendalian manajemen, yang digunakan untuk menjamin bahwa pelaksanaan sesuai dengan strategi dan kebijakan organisasi. f. Sistem Pengendalian Manajemen adalah struktur dan proses yang digunakan manajemen dalam pengendalian manajemen. Setiap sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen : Pelacak (detector) atau sensor adalah sebuah perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan. Penaksir (assessor) adalah suatu perangkat yang menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan membandingkan dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi. Effector adalah suatu perangkat (yang sering disebut ”feedback”) yang mengubah perilaku jika assessor mengindikasi kebutuhan yang ingin dipenuhi. Jaringan komonikasi yaitu perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan assessor dan antara assessor dan effector. Sebuah organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu bersama (dalam sebuah organisasi bisnis tujuannya adalah mencapai tingkatan profit yang memuaskan). Organisasi dipimpin hierarki manajer, dengan Chief Executive Officer (CEO) pada posisi puncak, dan para manajer unit bisnis, departemen, bagian (section), dan sub unit lainnya yang peringkatnya berada di bawahnya dalam diagram organisasi. Kompleksitas suatu organisasi menentukan jumlah lapisan dalam hierarki. Seluruh manajer dan CEO keduanya memiliki hubungan atasan dan bawahan; mereka mengawasi kinerja dari orang-orang yang ada di dalam unitnya, dan mereka diawasai oleh manajer yang mereka berikan laporan kepadanya. CEO (atau, dalam beberapa organisasi, sebuah tim manajer senior) memutuskan keseluruhan strategi yang akan memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Tunduk kepada persetujuan CEO, para manajer dari berbagai unit bisnis memformulasikan strategi tambahan yang memungkinkan untuk mereka masing-masing dalam memajukan tujuan-tujuan ini. Proses pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer pada seluruh tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplikasikan strategi yang dimaksudkan. Sebuah sistem merupakan suatu cara tertentu dan biasanya berulang untuk melaksanakan suatu atau serangkaian aktivitas. Sejumlah karakteristik sistem yakni : lebih kurang membentuk, terkoordinasi, dan mengulangi serangkaian tahapan tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu. Pengendalian manajemen merupakan proses dinama para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Pengendalian manajemen terdiri atas bermacam kegiatan, diantaranya : a. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi. b. Mengkoordinasikan kegiatan dari beberapa bagian organisasi. c. Mengkomunikasikan informasi. d. Mengevaluasi informasi. e. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu. f. Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka Pengendalian manajemen tidak memerlukan tindakan yang berhubungan dengan perencanaan yang ditentukan sebelumnya, seperti anggaran belanja (budget). Perencanaan seperti itu didasarkan pada keadaan yang dipercaya ada pada saat diformulasikan. Jika keadaan ini telah berubah pada saat penerapan, tindakan yang diarahkan dalam perencanaan mungkin tidak akan dilaksanakan lebih lama lagi. Formulasi strategi merupakan proses memutuskan tujuan organisasi dan strategi untuk mencapai tujuan- tujuan itu. Tujuan dalam hal ini adalah untuk menggambarkan tujuan keseluruhan dari sebuah organisasi, dan istilah sasaran untuk menggambarkan langkah-langkah khusus untuk mencapai tujuan dalam kerangka waktu yang diberikan Tujuan tidak memiliki jangka waktu, mereka akan tetap eksis hingga tujuan tersebut diubah, dan jarang ada perubahan tujuan. Bagi beberapa perusahaan, mencapai tingkat ROI (return on investment) memuaskan merupakan tujuan yang penting; bagi perusahaan lainnya, memperluas pangsa pasar merupakan hal yang sama pentingnya. Organisasi nirlaba juga memiliki tujuan; yang secara umum, mereka mencoba memberikan pelayanan semaksimal mungkin dengan dana yang tersedia. Dalam proses formulasi strategi, tujuan organisasi biasanya diambil dari yang sudah ada, meskipun sesekali waktu pemikiran strategi dapat memfokuskan pada tujuan mereka sendiri. Strategi merupakan perencanaan yang besar, perencanaan yang penting. Mereka menetapkan secara umum ke arah mana organisasi bergerak yang diinginkan manajemen senior Dalam implementasi perusahaan terdapat perbedaan antara pengendalian tugas dengan pengendalian manajemen. Perbedaan yang paling penting antara pengendalian tugas dan pengendalian manajemen adalah banyak sistem pengendalikan tugas yang bersifat scientific. Secara definisi, pengendalian manajemen meliputi perilaku para manajer, dan hal ini tidak dapat dinyatakan melalui persamaan- persamaan. Kesalahan serius yang mungkin dibuat adalah jika prinsip- prinsip yang dikembangkan oleh ilmuan manjemen bagi situasi pengendalian tugas juga diterapkan pada situasi pengendalian manajemen. Dalam pengendalian manajemen, para manajer berinteraksi dengan manajer lainnya; dalam pengendalian tugas, manusia tidak terlibat secara keseluruhan (sebagaimana dalam beberapa proses produksi yang terotomatisasi), atau interaksi antara seorang manajer dan yang bukan manajer. Dengan perkembangan teknologi, internet mempunyai dampak terhadap pengendalian manajemen yaitu : a. Akses secara mudah dan cepat. Pada situs Internet, sejumlah besar data dapat dikirimkan pada setiap orang, di mana pun di dunia ini dalam hitungan detik. b. Komonikasi multi-target. Internet memiliki jangkauan yang sangat luas; satu situs dapat menjangkau jutaan orang. c. Komonikasi biaya rendah. Sebuah bisnis yang menggunakan operator telepon yang menjembataninya dengan pelanggan harus membayar gaji dari pegawai telepon, panggilan bebas pulsa (”800”), dan gedung/bangunan untuk mendukung fungsi pelayanan pelanggan. Komonikasi dengan pelanggan melalui internet bertujuan untuk menghindari munculnya seluruh biaya ini. d. Kemampuan menampilkan citra tertentu. Tidak seperti telpon. Dengan situs membuat konsumen dapat melihat produk yang sedang ditawarkan untuk dijual. e. Pergeseran kekuatan dan kendali pada individu. Bisa jadi mamfaat yang paling dramatis dari situs adalah bahwa pelanggan adalah ”raja yang sebenarnya”. Konsumen memegang kendali dan dapat menggunakan situs selama 24 jam setiap hari pada waktu yang mereka sukai tanpa interupsi atau terlalu dipengaruhi oleh sales representatives atau telemarketer BAB II PENGENDALIAN DAN PERILAKU ORGANISASI
Pemahaman mengenai organisasi yang cocok untuk pengembangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen diawali dengan memisahkan antara pandangan makro dengan sisi mikro organisasi. Hal pertama merupakan inti dari teori organisasi yang berhubungan dengan prestasi organisasi, sedangkan yang kedua berkenaan dengan perilaku organisasi yang menekankan prestasi para manajer. Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan tersebut. Teori bahwa manusia mempunyai banyak kebutuhan dan keinginan yang tersusun sedemikian rupa sehingga bila suatu kebutuhan telah terpenuhi maka manusia tersebut akan berusaha untuk memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Pada setiap saat seseorang akan berusaha memuaskan kebutuhan yang berbeda-beda dan kebutuhan-kebutuhan ini menentukan tingkah laku manusia. Jenjang kebutuhan manusia bergerak mulai dari kebutuhan fisik dasar seperti seks, makanan dan tidur, sampai pada kebutuhan psikologis akan makanan yang lebih baik, gengsi dan status serta kenikmatan hidup Teori ini menyiratkan bahwa sistem pengendalian manajemen haruslah didasarkan pada keinginan manusia untuk memuaskan kebutuhannya, yang berbeda setiap saat, untuk setiap kondisi dan bagi setiap manusia. Teori organisasi ada yang berorientasi kedalam dan ada yang berorientasi keluar. Organisasi yang berorientasi kedalam tampaknya mengikuti Teori X dari Douglas McGregor, yang menyatakan bahwa dalam berurusan dengan orang, manajemen harus memperlakukan mereka sebagai elemen yang pasif untuk diarahkan, dirangsang, dikendalikan dan dimodifikasi menurut kebutuhan organisasi. Sedangkan teori organisasi yang berorientasi keluar adalah berlawanan dengan pandangan bahwa organisasi adalah kesatuan independen yang seragam yang dapat diarahkan tanpa terlalu memperhatikan dampaknya kepada pihak luar, memandang organisasi sebagai kelompok dari bagian-bagian yang independen yang saling berhubungan. TIPE ORGANISASI Organisasi dapat dijumpai dalam berbagai ukuran dan bentuk, namun sesungguhnya dapat dibagi kedalam tiga katagori umum : 1). Organisasi Fungsional, dimana setiap manajer bertanggungjawab atas suatu fungsi tertentu, seperti produksi. 2). Organisasi Divisi, dimana setiap manajer divisi bertanggungjawab atas hampir semua fungsi yang terlibat dalam produksi dan distribusi lini atau kelompok produksi divisi tersebut 3). Organisasi Matrix, dimana terdapat dua struktur organisasi, yang satu ditata berdasarkan fungsi dan yang lain berdasarkan program. Dari ketiga tipe organisasi itu fungsi kontroller merupakan pejabat yang bertanggungjawab untuk rancangan dan operasi sistem informasi formal suatu perusahaan, walaupun pada beberapa organisasi pejabat seperti itu diberi sebutan manajer sistem informasi, dan kontroller hanya bertanggungjawab untuk sistem akuntansi saja BAB III PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Pusat Pertanggungjawaban (Responsibility Center) merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Pada hakekatnya, perusahaan merupakan sekumpulan pusat- pusat tanggungjawab, yang masing-masing diwakili oleh sebuah kotak dalam bagan organisasi. Pusat-pusat tanggungjawab tersebut kemudian membentuk suatu hierarki. Pada tingkatan terendah adalah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja (workshift), dan unit organisasi kecil lainnya. Departemen bisnis yang memiliki beberapa unit organisasi yang lebih kecil, menduduki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki. Dari sudut pandang senior dan dewan direksi, perusahaan secara keseluruhan merupakan pusat tanggungjawab, meskipun istilah ini biasanya berkenaan dengan unit-unit dalam perusahaan. Pusat tanggungjawab muncul guna mewujudkan satu atau lebih maksud, yang disebut dengan citi-cita. Perusahaan secara keseluruhan memiliki citi-cita, dan manajemen senior menentukan sejumlah strategi untuk mencapai cita-cita tersebut. Fungsi dari berbagai pusat tanggungjawab dalam perusahaan adalah untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Karena setiap organisasi merupakan sekumpulan pusat tanggungjawab, maka jika setiap pusat tanggungjawab telah memenuhi tujuannya, maka cita-cita organisasi tersebut juga telah tercapai. Dalam operasionalnya pusat tanggungjawab menerima masukan, dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja, dan jasa-jasa. Dengan menggunakan modal kerja capital (seperti, persediaan, piutang), peralatan, dan aktiva lainnya, pusat tanggungjawab melaksanakan fungsi-fungsi tertentu, dengan tujuan akhir untuk mengubah input menjadi output, baik yang berwujud (seperti barang) atau tidak berwujud (seperti jasa). Dalam sebuah pabrik, outputnya berbentuk barang. Dalam unit-unit staf, seperti sumber daya manusia, transportasi, teknik, pencatatan, dan administrasi, maka outputnya berbentuk jasa. Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh pusat tanggungjawab bisa saja kemudian diserahkan kepusat tanggunjawab yang lain, dimana output tersebut kemudian menjadi input, atau bisa juga dilempar kepasar, sebagai output organisasi secara keseluruhan. Pendapatan adalah jumlah yang diperoleh dari proses penyediaan output. Manajemen bertangungjawab untuk memastikan hubungan yang optimal antara input dan output. Di sejumlah pusat tanggungjawab, hubungan ini bersifat timbal balik dan langsung, misalnya seperti di departemen produksi, input bahan baku menjadi bagian fisik dari barang jadi. Disini pengendalian fokus pada penggunaan input minimum yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang diperlukan menurut spesifikasi dan standar mutu yang benar, tepat waktu, dan sesuai dengan jumlah yang diminta. Akan tetapi dalam sejumlah situasi, input tidak secara langsung berkaitan dengan output yang dihasilkan. Biaya periklanan adalah input yang ditujukan untuk meningkatkan hasil penjualan, namun karena penjualan juga dipengaruhi sejumlah faktor lain selain iklan, maka kaitan antara meningkatnya biaya iklan dengan meningkatnya jumlah penjualan jarang dapat ditujukan, lagi pula keputusan manajemen untuk meningkatkan pengeluaran iklan lebih didasarkan pada penilaian daripada berdasarkan data. Sementara itu, dalam litbang hubungan antara input dan output bahkan lebih kabur lagi; hasil dari litbang yang dilakukan pada masa sekarang barangkali tidak dapat diketahui selama beberapa tahun dan jumlah optimal yang harus dibelanjakan oleh suatu perusahaan untuk litbang tidak bisa ditentukan. Kebanyakan input yang digunakan oleh pusat tanggungjawab dapat dinyatakan dalam ukuran- ukuran fisik, jam kerja, liter minyak, rim kertas, dan khw listrik. Dalam sistem pengendalian manajemen, satuan-satuan kuantitas tersebut kemudian diterjemahkan ke satuan moneter; uang merupakan penyebut umum yang memungkinkan nilai dan berbagai sumber daya yang beragam untuk digabungkan dan dikombinasikan. Nilai uang dari input tertentu biasanya dihitung dengan mengalikan kuantitas fisik dengan harga per unit (yaitu, jumlah jam kerja dikalikan dengan tarif perjamnya). Jumlah moneter yang dihasilkannya dari perhitungan tersebut yang disebut sebagai biaya, dengan cara ini biasanya input dari pusat tanggungjawab dinyatakan. Biaya adalah suatu ukuran moneter dari jumlah sumber daya yang digunakan oleh suatu pusat tanggungjawab. Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban yaitu : 1). Pusat Pendapatan (Revenue Center) 2). Pusat Biaya (Cost Center) 3). Pusat Laba (Profit Center) 4). Pusat Investasi (Investment Center) BAB IV PUSAT PENDAPATAN (REVENUE CENTER)
Pada pusat ini adalah tingkat keluaran yang diukur dalam bentuk nilai uang, tetapi tidak ada usaha formal yang dilakukan untuk mengaitkan masukan atau biaya dengan keluaran yang dihasilkannya. Pusat pendapataan merupakan unit pemasaran/penjualan yang tak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggungjawab atas harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan. Penjualan atau pesanan actual diukur terhadap anggaran dan kuota, dan manajer dianggap bertanggungjawab atas beban yang terjadi secara langsung di dalam unitnya, akan tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan. Contoh. Pada tahun 1999, dua perusahaan, Servico dan Impac Hotel Group, bergabung membentuk Lodgian, Inc., salah satu dari pemilik dan operator terbesar hotel-hotel di Amerika Serikat. Lodgian mereorganisasi diri ke dalam enam wilayah, masing-masing dengan Wakil Presiden Wilayah, seorang Manajer Operasi Regional dan seorang Direktur Penjualan dan Pemasaran Wilayah. Fungsi-fungsi penjualan dan pemasaran merupakan pusat pendapatan, dengan tujuan untuk memperbaiki pangsa pasar secara signifikan BAB V PUSAT BIAYA (COST CENTER) Pusat biaya adalah pusat tanggungjawab yang inputnya diukur secara moneter, namun outputnya tidak. Ada dua jenis umum dari pusat biaya, yaitu pusat biaya teknik dan pusat biaya kebijakan. Dua istilah ini berkaitan dengan dua jenis biaya. Biaya teknik adalah biaya-biaya yang jumlahnya secara tepat dan memadai dapat diestimasi dengan keandalan yang wajar, sebagai contoh, biaya pabrik untuk tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, komponen, perlengkapan dan keperluan- keperluan lainnya. Biaya kebijakan (juga disebut dengan biaya yang dikelola) adalah biaya yang tak tersedia estimasi tekniknya. Di pusat biaya kebijakan, biaya-biaya yang dikeluarkan tergantung pada penilaian manajemen atas jumlah yang memadai dalam kondisi tertentu. Pusat Biaya Teknik Pusat biaya teknik memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1). Input-inputnya dapat diukur secara moneter. 2). Input-inputnya dapat diukur secara fisik. 3). Jumlah dolar optimum dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit output dapat ditentukan Pusat biaya teknik biasanya ditemukan dalam operasi manufaktur. Pergudangan, distribusi, pengiriman dengan truk, dan unit-unit serupa dalam organisasi pemasaran bisa digolongkan ke dalam pusat biaya teknik, sebagaimana juga pusat tanggungjawab dalam departemen administratif dan pendukung, misalnya, bagian piutang, utang, dan pembayaran gaji di departemen kontroler, catatan-catatan mengenai pegawai dan kafetaria di bagian sumber daya manusia; catatan-catatan mengenai pemegang saham di sekretariat perusahaan, dan pangkalan kendaraan milik perusahaan. Unit-unit tersebut menjalankan tugas yang refetitif untuk mana biaya standar dapat dikembangkan. Pusat biaya teknik ini biasanya dalam departemen yang merupakan pusat biaya kebijakan. Disuatu pusat biaya teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari setiap unit, mengukur biaya standar dari produk jadi. Selisih biaya teoritis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari pusat biaya yang sedang diukur. Disini ditekankan bahwa pusat biaya teknik mempunyai beberapa tugas penting lainnya yang tidak diukur hanya dengan biaya saja; para pengawas bertanggungjawab atas mutu produk dan volume produksinya ditentukan, dan standar kualitasnya ditetapkan, sehingga biaya produksi tidak ditekan dengan mengorbankan mutu produk. Lebih lanjut lagi, para manajer dari pusat biaya teknik juga bertanggungjawab atas aktivitas-aktivitas lain seperti pelatihan dan pengembangan pegawai yang tidak berhubungan dengan produksi sekarang, penilaian atas kinerja mereka juga harus meliputi penilaian mengenai seberapa baiknya mereka menjalankan tanggungajawab mereka. Jika ada, walaupun sedikit pusat tanggungjawab dimana seluruh pos-pos biayanya merupakan biaya teknik. Bahkan dalam departemen produksi yang sangat terotomatisasi, penggunaan tenaga kerja tidak langsung dan beberapa jenis jasa dapat bervariasi sesuai dengan kebijakan manajemen. Dengan demikian, istilah pusat biaya mengacu pada pusat tanggungjawab dimana biaya-biaya teknik paling banyak ditemukan, walaupun hal itu tidak berarti bahwa estimasi biaya teknik yang valid dapat dibuat untuk masing-masing pos. Pusat Biaya Kebijakan Pusat biaya kebijakan meliputi unit-unit administrasi dan pendukung (seperti, akuntansi, hukum, hubungan industri, hubungan masyarakat, sumber daya manusia), operasi litbang, dan hampir semua aktivitas pemasaran. Output dari pusat biaya ini tidak dapat diukur secara moneter. Istilah kebijakan tidak berarti bahwa penilaian manajemen mengenai biaya optimum bersifat mendadak dan sembarangan. Melainkan mencerminkan keputusan pihak manajemen berkaitan dengan manajemen berkaitan tertentu, apakah akan menyamai atau melampaui upaya-upaya pemasaran yang dilakukan oleh para pesaing, tingkat pelayananan yang harus diberikan perusahaan kepada para konsumen, dan jumlah uang yang akan dikeluarkan dalam aktivitas litbang, perencanaan keuangan, hubungan masyarakat, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Suatu perusahaan mungkin hanya memiliki sedikit staf dikantor pusat, sementara perusahaan lain dengan ukuran yang sama di industri yang sama mungkin memiliki jumlah staf 10 kali lebih banyak. Para manajer senior di masing-masing perusahaan bisa saja yakin bahwa keputusan mereka mengenai ukuran staf adalah tepat, tetapi tak ada cara yang objektif untuk menilai mana yang benar, kedua keputusan tersebut mungkin sama-sama baik dalam kondisi tersebut, di mana perbedaan dalam ukuran mencerminkan perbedaan- perbedaan yang ada di kedua perusahaan. Lebih lanjut lagi, pandangan pihak manajemen mengenai tingkat biaya kebijakan selalu bisa berubah, khususnya ketika manajemen baru mengambil alih. Disuatu pusat biaya kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang sesungguhnya bukanlah ukuran efesiensi. Pada hakekatnya, hal tersebut hanya merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan output yang sesungguhnya, serta tidak mencakup nilai output. Jika biaya yang sesungguhnya tidak melebihi jumlah anggaran, maka pihak manajer ”sudah sesuai dengan anggaran”, akan tetapi karena anggaran tidak dimaksudkan untuk meramalkan jumlah pengeluaran yang optimum, maka menjalankan usaha dalam batas-batas anggaran yang ada tidak selalu berarti menunjukkan kinerja yang efesien. BAB VI PUSAT LABA (PROFIT CENTER)
Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggungjawab diukur dalam lingkup laba (selisih antara pendapatan dengan biaya), maka pusat ini disebut sebagai pusat laba. Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan manajer senior untuk dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator (beberapa di antaranya menunjuk kearah yang berbeda). Suatu organisasi fungsional adalah organisasi di mana fungsi produksi atau pemasaran utama dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah. Ketika suatu organisasi diubah menjadi organisasi di mana setiap unit utama bertangungjawab baik atas produksi maupun pemasaran, maka proses ini disebut dengan istilah divisionalisasi. Sebagai aturan, perusahan membuat unit-unit bisnis karena mereka telah memutuskan untuk melimpahkan wewenang yang lebih luas kepada manajer-manajer operasi. Meskipun tingkat pelimpahan wewenang tersebut berbeda dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain, tetapi wewenang yang lengkap untuk menghasilkan laba tidak pernah dilimpahkan ke satu segmen tunggal dalam suatu bisnis. Banyak keputusan manajemen melibatkan usulan untuk meningkatkan biaya dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan penjualan. Keputusan semacam ini disebut sebagai pertimbangan biaya/pendapatan (expense/revenue trade off). Tambahan biaya iklan adalah salah satu contohnya. Untuk dapat mendelegasikan keputusan trade off semacam ini dengan aman ke tingkat manajer yang lebih rendah, maka ada dua kondisi yang harus dipenuhi : 1). Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa. 2). Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade off yang dibuat oleh manajer Langkah utama dalam membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah dalam organisasi di mana kedua kondisi di atas terpenuhi. Seluruh pusat tanggungjawab diibaratkan sebagai suatu kesatuan rangkaian yang mulai dari pusat tanggungjawab yang sangat jelas merupakan pusat laba sampai pusat tanggungjawab yang bukan merupakan pusat laba. Mamajemen harus memutuskan apakah keuntungan dari delegasi tanggungjawab laba akan dapat menutupi kerugiannya. Mamfaat Pusat Laba Menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan mamfaat sebagai berikut : 1).Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan. 2).Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat. 3). Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas. 4). Manajer karena tunduk pada hanya sedikit batasan dari korporat, lebih bebas untuk menggunakan imajinasi dan insiatifnya. 5). Karena pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen, maka pusat laba memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para manajer mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh areal fungsional, dan manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi 6). Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggungjawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya. (Seorang manajer yang bertanggungjawab untuk kegiatan pemasaran, misalnya, cendrung untuk menyetujui pengeluaran promosi yang dapat meningkatkan penjualan, sama halnya seperti manajer yang bertangungjawab atas laba yang akan termotivasi untuk membuat promosi yang akan meningkatkan laba). 7). Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak (top management), mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individu perusahaan. 8). Karena keluaran (output) yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat responsif terhadap tekanan untuk mengingkatkan kinerja kompetitifnya Kesulitan Pusat Laba Selain mamfaat yang diperoleh tadi, pusat-pusat laba dapat menimbulkan beberapa kesulitan : 1). Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian. 2). Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik daripada manajer pusat laba pada umumnya, maka kualitas keputusan yang diambil pada tingkat unit akan berkurang. 3). Perselisihan dapat meningkat karena adanya argumen-argumen mengenai harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum (common cost) yang tepat, dan kredit untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua atau lebih unit bisnis. 4). Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan saling berkompetesi satu sama lain. Peningkatan laba untuk satu manajer dapat berarti pengurangan laba bagi manajer yang lain. Dalam situasi seperti ini, seorang manajer dapat saja gagal untuk memberikan potensi penjualan ke unit lain yang lebih tepat untuk merealisasikannya, menimbun pegawai atau peralatan yang akan lebih baik, dari sudut pandang seluruh perusahaan, jika digunakan di unit lain, atau membuat keputusan produksi yang memiliki konsekuensi biaya yang tidak diinginkan bagi unit lain. 5). Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan manajemen, pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan, dan mungkin mengakibatkan duplikasi tugas di setiap pusat laba. 6).Para manajer umum yang kompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi fungsional karena tidak adanya kesempatan yang cukup bagi untuk mengembangkan kompetensi manajemen umum 7). Mungkin ada terlalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka pendek dengan mengorbankan profitabilitas jangka panjang. Karena ingin melaporkan laba yang tinggi, manajer pusat laba lalai melaksanakan penelitian dan pengembangan, program-program pelatihan, ataupun perawatan. Kecendrungan ini khususnya ketika frekuensi pergantian manajer pusat laba relatif tinggi. Dalam situasi seperti ini, para manajer memiliki alasan yang tepat untuk percaya bahwa tindakan-tindakan yang mereka ambil tidak mempengaruhi profitabilitas sampai mereka pindah ke perkerjaan lain. 8). Tidak ada sistem yang sangat memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba dari masing- masing pusat laba akan mengoptimalkan laba perusahaan secara keseluruhan BAB VII PUSAT INVESTASI (INVESTMENT CENTER) Pada pusat laba, pusat perhatian kita adalah pada laba yang diukur berdasarkan selisih antara penjualan/pendapatan dengan pengeluaran. Pada suatu pusat investasi, laba ini dibandingkan dengan dana operasi yang ditanamkan untuk menghasilkannya. Banyak orang menganggap pusat investasi sebagai jenis khusus dari pusat laba, dan menggunakan istilah untuk pusat laba untuk keduanya. Alasannya dipisahkan terutama bersifat pedagogis, yaitu begitu banyak masalah terliput dalam mengukur dana operasi yang tertanam di pusat laba. Dalam pusat investasi akan dihitung tiap-tiap jenis pokok harta (asset) yang ditanamkan dalam sebuah pusat investasi. Jumlah harta ini dinamakan basis investasi. Selanjutnya digunakan dua metode untuk menghubungkan laba dengan basis investasi. Yaitu : (1). Persentase hasil atas investasi (return on investment = ROI), (2) pendapatan residu (residual income). Struktur Analisis Perlunya pengukuran dana operasi adalah : 1). Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai dana operasi yang ditanam dan untuk memotivasi para manajer membuat keputusan yang benar, yaitu keputusan yang terbaik bagi perusahaan. 2). Mengukur prestasi divisi sebagai suatu kesatuan ekonomi, dalam memeriksa beberapa alternatif mengenai harta dan dalam membandingkan ROI dengan pendapatan residu yang merupakan dua cara untuk menghubungkan laba dengan dana operasi, kita terutama tertarik pada seberapa baik alternatif- alternatif ini dapat digunakan untuk kedua maksud itu. Dari sejak semula perlu diketahui bahwa memusatkan perhatian pada laba tanpa memperhatikan dana operasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut tidak cukup untuk menjadi dasar pengendalian. Kecuali pada beberapa organisasi jasa tertentu, dimana jumlah modal tidak besar, sasaran penting suatu perubahan yang berorientasi kepada laba adalah memperoleh laba yang memuaskan atas modal yang sudah disediakan oleh investor. Laba Rp. 10 juta bagi perusahaan yang bermodal Rp. 100 juta tidaklah memberikan gambaran prestasi yang sama baiknya dengan perusahaan yang menghasilkan laba Rp. 10 juta tetapi hanya mempunyai modal Rp. 50 juta. Kecuali jika dana operasi ikut diperhitungkan, maka sukar bagi manajemen senior untuk membandingkan prestasi laba antar satu divisi dengan divisi lainnya atau dengan divisi sejenis di lain perusahaan. Perbandingan dalam nilai mutlak laba (rupiah) tidak akan ada artinya bila divisi yang diperbandingkan menggunakan sumber daya yang berbeda, sudah jelas makin besar sumber daya yang digunakan, seharusnya makin besar pula laba yang didapat. Perbandingan seperti diatas digunakan untuk menilai seberapa baik prestasi manajer divisi dan juga sebagai dasar untuk memutuskan bagaimana seharusnya sumber daya dialokasikan. Pada umumnya, manajer divisi mempunyai dua sasaran prestasi, Pertama mereka harus menghasilkan laba yang memadai dari sumber daya yang tersedia bagi mereka (tergantung juga pada kendala-kendala hukum dan sosial). Kedua, mereka hanya dapat melakukan investasi tambahan jika investasi tambahan ini akan menghasilkan pengembalian yang memadai. Sebaliknya mereka harus melakukan disinvestasi jika laba tahunan yang diharapkan dari suatu sumber daya dibagi dengan harga jualnya lebih kecil dari biaya modal (cost of capital) perusahaan. Maksud menghubungkan laba dengan investasi ini adalah memotivasi para manajer divisi untuk mencapai sasaran-sasaran tadi. Pada umumnya, manajer divisi mempunyai dua sasaran prestasi, Pertama mereka harus menghasilkan laba yang memadai dari sumber daya yang tersedia bagi mereka (tergantung juga pada kendala-kendala hukum dan sosial). Kedua, mereka hanya dapat melakukan investasi tambahan jika investasi tambahan ini akan menghasilkan pengembalian yang memadai. Sebaliknya mereka harus melakukan disinvestasi jika laba tahunan yang diharapkan dari suatu sumber daya dibagi dengan harga jualnya lebih kecil dari biaya modal (cost of capital) perusahaan. Maksud menghubungkan laba dengan investasi ini adalah memotivasi para manajer divisi untuk mencapai sasaran-sasaran tadi. Manajemen Investasi, untuk jangka panjang, alat yang digunakan untuk mengukur feasible tidaknya adalah : payback period (PP) hasilnya lebih kecil dari umur ekonomi adalah feasible, net present value (NPV) hasilnya positif adalah feasible, profitability index (PI) hasilnya lebih besar dari 1 adalah feasible dan internal rate of return (IRR) lebih besar dari cutt-off adalah feasible. Sedangkan untuk mengikur kinerja manajemen keuangan jangka pendek dipakai, likuiditas (current ratio, quick ratio dan cash ratio) dan return on investment (ROI).
PT A NERACA PER 31 DESEMBER 2013 (Rp. 1000,-) Kas 50.000 Hutang Dagang 150.000 Piutang 150.000 Hutang Wesel 50.000 Inventory 400.000 Hutang Bunga 18.000 Mesin 500.000 Hutang Pajak 58.200 Bangunan 700.000 5% Obligasi 360.000 Tanah 200.000 Modal Saham 840.000 Retained Earning 523.800 Jumlah 2.000.000 Jumlah 2.000.000 Laporan Laba/Rugi periode 1 Januari s/d 31 Desember 2013.
Harga Pokok penjualan ............................ 2.000.000,- Laba Kotor .............................................. 2.000.000,- Biaya-biaya : Biaya adm. dan umum.... 900.000,- Biaya penjualan ............. 500.000,- 1.400.000,- EBIT ................................................... 600.000,- Bunga ................................................. 18.000,- EBT .................................................... 582.000,- Taxes .................................................. 58.200,- EAT ................................................... 523.800,- Hitung : 1).Likuiditas? 2). Modal Kerja : a). Bruto, b). Netto. c). Fungsional ? 3). Return on Investment BAB VIII TRANSFER PRICING
Hasil penelitian Richard Vansil dari 291 perusahaan yang menggunakan sistem divisi 85% diantaranya melaksanakan transfer barang, 55% melaksanakan pertukaran jasa dan 71% diantaranya menggunakan fasilitas bersama. Tujuan menetapkan harga transfer, adalah bila terdapat kondisi dimana dua atau lebih pusat laba secara bersama-sama bertanggungjawab terhadap kegiatan-kegiatan pengembangan, manufaktur ataupun pemasaran produk, maka pada dasarnya setiap pusat kegiatan tersebut berhak mendapatkan bagian pendapatan yang nantinya dihasilkan oleh kegiatan mereka secara bersama-sama. Sistem penetapan harga transfer merupakan mekanisme yang mengatur pembagian hasil tersebut. Metode Penetapan Harga Transfer Dalam hal ini dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu : 1. Berdasarkan harga pasar 2. Berdasarkan biaya 3. Berdasarkan Negosiasi/perundingan 4. Arbitrase 1. Berdasarkan harga pasar, dalam hal ini pasarlah yang akan menentukan besarnya nilai transfer dari harga itu. 2. Berdasarkan biaya, jika informasi harga kompetitif tidak tersedia, maka harga transfer dapat ditentukan dengan jalan menetapkan harga berdasarkan biaya ditambah dengan tingkat keuntungan tertentu. 3. Berdasarkan Negosiasi/perundingan, dalam hal ini divisi-divisi akan berunding bersama-sama untuk memutuskan besarnya harga transfer. 4. Arbitrase, dalam hal ini meskipun sudah terperinci aturan- aturan dalam penetapan harga transfer, akan selalu ada kemungkinan tiap-tiap divisi untuk menolaknya, karena tiap divisi itu dinilai kinerjanya. Untuk itu besarnya harga transfer ditentukan oleh kantor pusat.
BAB IX MANAGEMENT CONTRLOR MULTINATIONAL COMPANY
Umumnya operasi luar negeri dapat diorganisasikan sebagai pusat pengeluaran, pusat pendapatan, pusat laba ataupun pusat investasi. Dari semua aspek pengendalian manajemen, penetapan harga transfer merupakan perbedaan terbesar yang ada dalam pengendalian operasi domestik dengan operasi luar negeri. Terdapat tiga masalah khusus dalam organisasi multinational (organisasi global), yaitu perbedaan kebudayaan, harga transfer dan perbedaan nilai tukar mata uang. PERBEDAAN BUDAYA Salah satu variabel konstektual yang penting yang mempengaruhi pengendalian manajemen di dalam sebuah perusahaan multinational adalah perbedaan budaya antar negara. Perusahaan multinational akan beroperasi di banyak negara dan harus siap menghadapi perbedaan budaya seiring dengan koordinasi dan pengendalian yang dilakukan oleh kantor pusat terhadap anak-anak perusahaannya. Ketika sebuah organisasi merentangkan operasinya melintasi berbagai negara, perbedaan budaya yang sangat besar yang berkaitan dengan karakter nasional dan regional yang ada, mempunyai hubungan yang penting dengan pengendalian manajemen. Menurut Hofstede, budaya dapat berbeda pada empat dimensi : 1. Jangkauan kekuasaan, merujuk kepada sejauh mana kekuasaan didistribusikan dan dipusatkan secara tidak seimbang 2.Individualisme/kolektivisme, merujuk kepada sejauh mana seseorang mendifinisikan dirinya sendiri sebagai seorang individu atau sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar. 3. Menghindari ketidak pastian, merujuk sampai sejauh mana seseorang akan merasa terancam oleh situasi yang tidak menentu. 4 Maskulinitas/feminitas, merujuk sampai sejauh apakah pengaruh yang dimiliki oleh salah satu dari kedua nilai dominan tersebut berupa penekanan ketegasan dan materialisme (maskulin) versus perhatian orang pada orang lain dan kualitas hidup (feminin). HARGA TRANSFER
Harga transfer untuk barang, jasa dan teknologi, merupakan salah satu perbedaan besar yang terjadi antara pengendalian manajemen operasi domistik dan luar negeri. Pertimbangan ini meliputi masalah perpajakan, peraturan pemerintah, tarif, pengendalian devisa, akumulasi dana, dan joint verture Perpajakan Tingkat pajak penghasilan efektif dapat memiliki perbedaan yang sangat jauh di masing-masing negara- negara asing. Sistem harga transfer yang memungkinkan pengalihan keuntungan ke negara- negara dengan tingkat pajak yang rendah dapat mengurangi jumlah pajak penghasilan perusahaan yang digabungkan dari seluruh dunia. Peraturan Pemerintah Jika tidak diatur oleh pemerintah, perusahaan akan menetapkan harga transfer untuk meminimalkan laba kena pajak di negara-negara dengan tingkat pajak penghasilan yang tinggi. Namun demikian, otoritas pajak pemerintah menyadari adanya kemungkinan ini dan mengeluarkan peraturan yang menentukan bagaimana harga transfer dapat dihitung. Tarif Tarif ini sering kali dipungut berdasarkan persentase tertentu dari nilai impor suatu produk. Semakin rendah harganya semakin rendah pula tarif yang dikenakan. Timbulnya tarif biasanya memiliki hubungan terbalik dengan timbulnya pajak pendapatan di dalam harga transfer. Pengendalian devisa Beberapa negara membatasi jumlah devisa yang tersedia untuk mengimpor beberapa komoditas tertentu. Dalam kondisi ini, harga transfer yang lebih rendah memungkinkan anak perusahaan untuk memasukkan komoditas tersebut dalam jumlah yang lebih besar Akumulasi Dana Perusahaan mungkin ingin mengakumulasikan dananya di satu negara tertentu daripada di negara lain. Harga transfer adalah salah satu cara untuk menghasilkan dana tersebut ke dalam atau ke luar negara tertentu. Joint Venture Joint Venture memberikan komplikasi tambahan dalam harga transfer. Bila sebuah perusahaan Amerika mempunyai operasi joint venture di Jepang dengan perusahaan lokal Jepang. Jika induk perusahaan Amerika membebankan harga lebih tinggi bagi komponen yang dikirim ke Jepang, mitra joint venture Jepang kemungkinan besar akan menolak harga tersebut karena harga itu akan memperkecil laba operasinya dan mengakibatkan dan mengakibatkan bagian keuntungan dari mitra joint venture Jepang tersebut juga semakin kecil. NILAI TUKAR MATA UANG Arus kas sebuah perusahaan domestik dinominasikan dalam dolar, dan pada waktu tertentu, setiap dolar memupunyai nilai yang sama dengan nilai dolar lainnya. Sebaliknya, arus kas perusahaan multinational didenominasikan dalam beberapa mata uang di mana setiap mata uang relatif kepada nilai dolar akan berbeda seiring dengan perbedaan waktu. Variasi ini mempersulit masalah pengukuran kinerja anak perusahaan dan para manajernya. Lebih spesifik lagi, perusahaan multinational memiliki eksposur akibat translasi, transaksi dan ekonomi perubahan nilai tukar. Nilai Tukar Nilai tukar adalah harga dari sebuah mata uang jika dibandingkan dengan mata uang yang lainnya. Hal ini dapat dinyatakan baik sebagai jumlah unit dari mata uang negara induk perusahaan yang diperlukan untuk membeli satu unit mata uang asing yang diperlukan untuk membeli satu unit mata uang induk perusahaan (penawaran tidak langsung). Ada istilah penawaran langsung yaitu, jumlah unit dari mata uang negara induk perusahaan yang diperlukan untuk membeli satu unit mata uang asing. Sedangkan penawaran tidak langsung adalah sejumlah mata uang asing yang diperlukan untuk membeli satu unit uang induk perusahaan Berikut ini akan diberikan contoh sehubungan dengan adanya perbedaan nilai tukar mata uang. Mata uang induk perusahaan dolar Amerika ($) dan Frans Prancis (FF) mata uang asing, maka untuk menyatakan nilai tukar sebagai $0.2/FF adalah bentuk penawaran langsung dan menyatakannya sebagai FF 5/$ adalah bentuk penawaran tidak langsung. Dalam pasar devisa kedua jenis penawaran tersebut dipergunakan. Nilai tukar yang biasanya ditawarkan disebut nilai tukar nominal, nilai tukar Spot adalah nilai tukar nominal yang berlaku pada satu hari tertentu, sedangkan nilai tukar riil adalah nilai tukar Spot setelah penyesuaian perbedaan inflasi antara dua negara yang dihitung. Selain itu ada juga nilai tukar forward adalah nilai tukar hari ini yang dapat digunakan menjadi dasar penyesuaian suatu transaksi yang terjadi di suatu waktu masa depan. Apabila menggunakan penawaran langsung, jika jumlah dolar yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing mengalami kenaikan, maka dolar tersebut dikatakan terdepresiasi relatif terhadap mata uang asing. Sedangkan jika jumlah dolar yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing mengalami penurunan, maka dolar tersebut dikatakan mengalami apresiasi. Contoh : Andaikata Spot nilai tukar uang Amerika/Inggris setahun yang lalu adalah $1/£, lalu nilai tukar hari ini $1.2/£, artinya bahwa dolar telah terdepresiasi sebesar 20% terhadap poundsterling, karena dibutuhkan 20% lebih banyak dolar untuk membeli jumlah pound sterling yang sama pada hari ini dibandingkan dengan setahun yang lalu Contoh transaksi nilai tukar.
Misalkan induk perusahaan di Amerika Serikat ($) mempunyai anak perusahaaan di Swiss (Swiss Franc/SF), datanya sebagai berikut : Neraca Per 1-1-2009 (SF) Aktiva SF 100.000,- ! Kewajiban SF 60.000,- ! Modal Saham 20.000,- _______ ! R/E 20.000,- SF 100.000,- SF 100.000,- ========== ========== Selama tahun 2009, anak perusahaan melakukan transaksi-transaksi sebagai berikut : 1.Meminjam dari bank lokal sebesar SF. 10.000,- 2.Penjualan/Pendapatan SF. 15.000,- Pengeluaran SF. 10.000,- Laba ............................ SF 5.000,- ========= Catatan : Franc Swiss bernilai $0,60 pada tanggal 1/1/2009 dan $ 0,50 pada tanggal 31 Desember 2009. Pertanyaan : 1. Buat jurnal yang diperlukan?. 2. Neraca akhir SF per 31 Desember 2009? 3. Translasikan laporan anak ke induk dalam $? Jawab : Jurnal : 1.a). Aktiva ............. SF 10.000,- - Kewajiban ............ SF. 10.000,- b). Aktiva .............. SF 5.000,- - R/E......................... SF. 5.000,- 2. Neraca Per 31/12/2009 (SF) _______________________________________________
Aktiva SF. 115.000 ! Kewajiban SF. 70.000,- ! Modal Saham SF. 20.000,- ! R/E SF 25.000,- Aktiva SF 115.000! Kewaj + Equ SF 115.000,- ========= ========= 3.Translasi dari FS menjadi $ Neraca Awal (1/1/2009) : Aktiva = 100.000 x $ 0,6 = $ 60.000,- Kewajiban = 60.000 x $ 0,6 = $ 36.000,- Modal Saham = 20.000 x $ 0,6 = $ 12.000,- R/E = 20.000 x $ 0,6 = $ 12.000,- Perusahaan Induk Necara Per 1/1/2009 Aktiva $ 60.000 ! Kewajiban $ 36.000 ! Modal Saham $ 12.000 ! R/E $ 12.000 $ 60.000 $ 60.000 ======= ======== Perhitungan Laba/Rugi dipakai nilai kurs rata-rata : 0,60 + 0,50 : 2 = 0,55 Laba/Rugi dari SF menjadi $ Pendapatan = 15.000 x $ 0,55 = $ 8.250,- Pengeluaran = 10.000 x $ 0,55 = $ 5.500,- Laba ....................................... = $ 2.750,- Neraca akhir 2009 (31/12/2009) Aktiva = 115.000 x $ 0,50 = $ 57.500,- Kewajiban = 70.000 x $ 0,50 = $ 35.000,- Modal = 20.000 x $ 0,50 = $ 10.000,- R/E = 25.000 x $ 0,50 = $ 12.500 Neraca Per 31/12/2009 __________________________________________ Aktiva $ 57.500 ! Kewajiban $ 35.000 ! Modal $ 10.000 ! R/E $ 12.500 $ 57.500 $ 57.500 ======== ========= Rekonsiliasi R/E dalam dolar Neraca awal = $ 12.000,- Laba = $ 2.750,- Nilai R/E yang ditunjukkan pada 31/12/2009 = $ 14.750,- Nilai aktual R/E dalam neraca akhir (31/12/2009) = $ 12.500,- Kerugian translasi............... = $ 2.250,- Perusahaan Amerika Serikat akan mencantumkan laba $ 2.750,- dalam perhitungan Laba/Rugi terkonsolidasinya dan pengurangan $ 2.250,- pada bagian R/E terpisah. Ini merupakan pengaruh keuangan akibat jatuhnya nilai Franc Swiss terhadap dolar atau nilai dolar naik. DAFTAR PUSTAKA : 1. Anthony, Dearden and Bedford : Sistem Pengendalian Manajemen (Management Control System) Penerbit Erlangga 2. J. B Heckert : Controllership (Tugas Akuntan Manajemen), Penerbit Erlangga 3. Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan, Management Control System ,Buku 1 dan 2, Penerbit Salemba Empat.