Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI MANAJEMEN

Disusun oleh:
 I Dewa Gede Ngurah Saputrawan (31)
 I Gede Aditya Bahari (33)
 I Putu Andika Adi Guna (34)

2020
Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban adalah sebuah konsep maupun sistem

akuntansi yang dikaitkan dengan pusat pertanggungjawaban yang ada di dalam sebuah

lembaga atau perusahaan. Istilah ini mengacu pada proses pelaporan bagaimana

kinerja manajer pusat dalam mengatur pekerjaan yang berada dalam kuasanya.

Tanggung jawab ini akan mengukur seberapa tepat rencana dan juga tindakan

dari setiap pusat pertanggungjawaban di perusahaan. Dengan begitu, sistem akuntansi

satu ini mendorong para manajer untuk selalu berperan aktif dalam mencapai tujuan

dengan baik dan efektif.Sehingga nantinya tidak akan ada penyimpangan ataupun

permasalahan berarti yang tidak bisa diselesaikan. Tidak hanya itu, laporan hasil

evaluasi dari pertanggungjawaban tersebut bisa sangat berguna untuk penyusunan

rencana kerja selanjutnya.

Laporan pertanggungjawaban ini juga disajikan untuk memberitahukan

informasi mengenai pendapatan dan juga biaya terkait berbagai kegiatan pada bagian

manajemen. Tentunya hal tersebut bisa menjawab pertanyaan apakah segala kegiatan

yang dilakukan sudah berdasarkan apa yang ditetapkan dari awal.

Di dalam akuntansi pertanggungjawaban ini juga berisikan tahap perkembangan

sekaligus cara pengendalian biaya yang ada, baik produksi maupun non-produksi.

Semua informasi tersebut dihubungkan kepada manajer yang memiliki wewenang dan

juga bertanggung jawab terhadap sesuatu yang berada di bawah kewenangannya.

Mulai dari pendapatan, biaya produksi dan nonproduksi hingga aktiva.


Syarat Menerapkan Akuntansi Pertanggungjawaban

Setelah mengetahui pengertian dari sistem akuntansi satu ini, terdapat syarat yang

harus dipenuhi untuk menerapkannya. Berikut adalah beberapa syarat agar bisa

menerapkan akuntansi pertanggungjawaban, antara lain:

1. Struktur Organisasi

Sebuah organisasi telah disusun sedemikian rupa agar setiap posisi memiliki

wewenang dan juga tanggung jawab yang tepat. Hal inilah yang sama diterapkan

dalam sistem akuntansi untuk menentukan wewenang dan posisi yang jelas bagi setiap

unit kerja di setiap divisi atau manajemen.

2. Biaya Anggaran

Tidak hanya struktur organisasi, syarat lainnya yaitu pada biaya atau anggaran yang

telah direncanakan. Tentunya hal ini bisa menjadi suatu penilaian bagi seorang

manajer atas kinerjanya selama ini. Untuk itu hal mengenai biaya anggaran jangan

sampai terlewatkan.

3. Sistem Akuntansi

Pada sistem akuntansi haruslah dikelompokkan dan digolongkan untuk pemberian

kode sesuai tingkatan pertanggungjawaban dalam sebuah manajemen. Sehingga

nantinya biaya terkendalikan maupun tidak terkendalikan bisa terlihat. Serta,

klasifikasi perkiraan dalam neraca mengenai laba maupun rugi bisa dilaporkan dengan

baik.
4. Sistem Pelaporan Biaya Pengeluaran

Laporan pertanggungjawaban mengenai laporan biaya ini akan berbeda pada tiap

divisi atau pusat biaya. Mulai dari isi dari laporan manajemen terendah hingga

tertinggi pun bisa terkendalikan di rekapitulasi dengan benar. Tidak hanya itu, sistem

pelaporan biaya pun haruslah memenuhi syarat dan juga penerapan dari aturan

pertanggungjawaban tersebut.

Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban

Sebuah informasi di dalam akuntansi pertanggungjawaban memberikan manfaat

tersendiri untuk menyusun sebuah anggaran. Hal ini tentunya sangat menguntungkan

bagi perusahaan besar yang ingin membuat kegiatan usahanya berjalan dengan lancar.

Lantas apa saja manfaat yang diberikan? simak ulasannya di bawah ini.

1. Untuk Menyusun Anggaran

Dalam menyusun sebuah anggaran, maka akan terbagi beberapa peran untuk mencapai

sasaran atau tujuan perusahaan itu sendiri. Terdapat peran yang melakukan

penyusunan anggaran, melaksanakan sebagian aktivitas hingga sumber daya yang

melaksanakan perannya. Sumber daya yang disediakan pun akan diukur dengan

standar yang sudah ditetapkan.

2. Memantau Kinerja Manajer

Hubungan antara informasi akuntansi dan juga manajer cukup berperan penting. Hal

ini dikarenakan kinerja manajer seperti merencanakan anggaran dan tanggung jawab

lainnya bisa terpantau secara langsung. Sehingga manajer pun bisa melaksanakan dan
menggunakan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh

perusahaan.

3. Memotivasi Manajer

Dampak dengan adanya laporan akuntansi ini bisa sangat penting untuk memotivasi

para manajer. Pasalnya hal ini akan memungkinkan sebuah usaha mendapatkan

penghargaan. Sehingga akan mempengaruhi keyakinan manajer bahwa prestasi yang

didapatkan merupakan buah dari kerja keras dan pertanggungjawabannya berdasarkan

informasi akuntansi yang akurat. Dengan begitu kinerja menjadi lebih meningkat

daripada sebelumnya.

Tahap Perkembangan Akuntansi Pertanggungjawaban

Seiring dengan berjalannya waktu, maka akuntansi pertanggungjawaban pun juga

selalu berkembang pula. Beberapa perkembangannya yaitu akuntansi tradisional dan

juga akuntansi aktivitas. Berikut ulasan lengkapnya, antara lain:

1. Akuntansi Tradisional

Dalam tahap perkembangan akuntansi pertanggungjawaban yang pertama yaitu

akuntansi tradisional. Sistem akuntansi satu ini telah tersusun sedemikan rupa dan

sebaik mungkin, sehingga proses pengumpulan, pembuatan hingga pelaporan biaya

sudah sesuai dengan pertanggungjawaban masing-masing divisi.

Hal ini bertujuan agar setiap orang yang ditunjuk dan memiliki wewenang bisa

bertanggung jawab atas laporan anggaran atau penyimpangan biaya yang dibuatnya.

Sesuai dengan namanya, akuntansi tradisional ini pun masih menggunakan cara yang

jauh dari kata modern dan lebih cenderung ke arah manual.


Caranya yaitu dengan memanggil setiap anggota masing-masing dalam sebuah

kelompok atau organisasi. Sehingga sistem akuntansi yang digunakan ini bermanfaat

untuk penyusunan anggaran hingga penilaian kinerja manajer. Hal tersebut juga

berguna untuk memotivasi manajer untuk melakukan pekerjaan jadi lebih baik.

Pada proses penyusunan anggaran, sistem akuntansi tradisional akan menetapkan

peran manajer untuk melaksanakan sebagian aktivitas sesuai sasaran perusahaan, serta

peran sumber daya untuk membantu pelaksanaannya. Hal ini menjadikan akuntansi

pertanggungjawaban melakukan penyusunan anggaran dan mengukur nilai sumber

daya yang ada untuk mencapai sasaran yang tepat.

2. Akuntansi Aktivitas

Pada akuntansi aktivitas ini disusun sedemikian rupa hingga proses pengumpulan dan

juga pelaporan anggaran bukan berdasarkan dari penambah nilai, namun dari aktivitas

penambah. Berbeda dengan akuntansi tradisional, sistem akuntansi satu ini jadi lebih

maju karena menggunakan laporan berdasarkan aktivitasnya bukan tertuju pada tiap

kelompoknya.

Tentunya hal ini sangat bermanfaat untuk memantau segala kegiatan termasuk

pengelolaan keuangan perusahaan dengan lebih mudah dan juga menghemat waktu

cukup efektif.
1. MENJELASKAN TENTANG PERBEDAAN BY PRODUCT DAN JOINT

PRODUCT.

A. Produk bersama :

Produk bersama / gabungan (join product) diproduksi secara bersamaan melalui

suatu proses atau serentetan proses umum dimana setiap produk ang dihasilkan emiliki

lebih dari nilai nominal dalam bentuk sesuai dengan hasil pemrosesan tersebut.

Produksi bersifat simultan karena proses produksi menghasikan seluruh produk tanpa

dapat dihindari, akan menyebaban peningkatan kuantitas dari produk atau produk-

produk lain, demikian pula sebaliknya, walaupun tidak harus dala proporsi yang

sama. Titik pisah batas (split-off-point) didefinisikan sebagai titik di mana produk-

produk tersebut dapat dipisahkan sebagai unit-unit individual. Sebelum titik tersebut,

produk-produk tadi masih dalam satu kesatuan yang homogen.

B. Produk Sampingan :

Istilah produk sampingan (by-product) umumnya digunakan untuk mendefinisikan

suatu produk dengan total nilai yang relatif kecil dan dihasilkan secara simultan atau

bersamaan dengan suatu produk lain yang total nilainya lebih besar. Produk dengan

nilai yang lebih besar tersebut, biasanya disebut produk utama (main product),

biasanya, produsen hanya memiliki sedikit kendali atas jumlah produk sampingan

yang diproduksi dalam jumlah yang lebih besar dibanding dengan produk sampingan.

Biasanya produsen hanya memiliki sedikit kendali atas jumlah produk sampingan

yang diproduksi. Sebaliknya, pengenalan metode teknik yang lebih maju, seperti yang

digunakan di industri perminyakan, telah memungkinkan pengendalian yang lebih


besar atas jumlah residu dan produk sampingan lainnya. Misalnya, suatu perusahaan

yang menyewa truk untuk mengangkut bahan tertentu menemukan bahwa bahan

buangan tersebut dapat diguakan sebagai pupuk. Produk sampingan ini sekarang

menjadi sumber pendapatan lain untuk seluruh industri.

Selanjutnya akan dibahas metode yang digunakan dalam akuntansi biaya untuk

masing - masing produk.

A. Metode yang digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya pada

produk bersama.

1. Harga Jual relatif ( sering disebut dengan metode harga pasar ).

2. Harga Jual relatif dengan biaya terpisah ( Titik Pisah-Batas ).

3. Unit Produk rata - rata.

4. Rata - rata tertimbang.

Untuk metode harga jual relatif dengan adanya biaya terpisah, secara otomatis harga

jual akan naik dikarenakan adanya biaya terpisah yang membebani setiap unit produk.

B. Metode yang digunakan sebagai dasat untuk mengalokasikan biaya pada

produk sampingan.

Ada beberapa cara untuk memperlakukan produk sampingan :

1. Diakui sebagai tambahan penjualan.

2. Dikurangkan pada harga pokok penjualan.


3. Dikurangkan pada harga pokok produksi.

4. Diakui sebagai pendapatan lain - lain.

 Untuk produk sampingan sangat berpengaruh pada Harga produksi per unit, dimana

harga produksi per unit akan mempengaruhi laba bersih yang di terima. ( khususnya

pada metode produk sampinganyang dikurangkan pada harga pokok produksi).

2. MENGHITUNG ALOKASI BIAYA BERSAMA (JOINT COST) KE MASING

MASING PRODUK PADA POSISI TITIK PISAH BATAS

Alokasi Biaya Bersama

Biaya produk gabungan dapat dialokasikan ke produk menggunakan salah satu

metode yang dikemukakan oleh Carter (2012:275) sebagai berikut :

1. Metode harga pasar, berdasarkan harga pasar relatif dari produk individual.

Dalam metode ini produk gabungan dapat dibedakan menjadi 2, yakni produk

gabungan yang dapat dijual pada titik pisah batas dan produk gabungan yang

tidak dapat dijual pada titik pisah dikarenakan harus melalui proses lebih lanjut.

2. Metode biaya rata-rata per unit Metode biaya rata-rata per unit (average unit

cost method) berusaha untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk

gabungan sedemikian rupa sehingga setiap produk menerima alokasi biaya

gabungan per unit dalam jumlah yang sama, yang disebut rata-rata per unit.
3. Metode rata-rata tertimbang Metode ini menggunakan faktor penimbang atau

bobot yang diberikan berdasarkan kepada berbagai fakta seperti kesulitan dalam

memproduksi, jumlah bahan yang dipakai, waktu pembuatan, dan lain-lain.

4. Metode unit kuantitatif Metode unit kuantitatif mengalokasikan biaya gabungan

berdasarkan satuan pengukuran yang sama. Jika produk gabungan tidak

biasanyadiukur dalam satuan ukuran yang sama, maka ukuran tersebut harus

dikonversikan ke satuan yang sama.

Metode Penentuan Biaya Produksi

Metode penentuan biaya produksi berdasarkan Mulyadi (2010:17), “Metode

penentuan kos produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam kos

produksi”. Pendekatan full costing merupakan salah satu cara yang dapat digunakan

untuk mengakumulasikan unsur-unsur yang berkaitan dengan biaya produksi tersebut.

Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan

semua unsur biaya produksi kedalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku

variabel maupun tetap.


Daftar Pustaka

https://putusuardiana.blogspot.com/2013/02/produk-bersama-dan-produk-

sampingan.html

http://eprints.dinus.ac.id/17656/1/jurnal_15080.pdf

https://accurate.id/akuntansi/akuntansi-pertanggungjawaban/

http://yabeshulu.blogspot.com/2015/06/produk-bersama-dan-produk-sampingan.html

Anda mungkin juga menyukai