Istilah standar adalah istilah yang tidak asing lagi. Standar bisa digunakan dalam
setiap keadaan, apapun bisa dibuatkan standar. Walaupun demikian yang paling
penting adalah makna standar tersebut dan apa yang bisa dipelajari dari standar.
menghitung harga pokok produksi produk yang dihasilkan, seperti harga pokok
produksi yang terdiri dari biaya primer dan biaya konversi ( Biaya bahan baku, biaya
Biaya standar adalah biaya yang dihitung dimuka untuk mengolah produk atau jasa
tertentu dengan cara menentukan biaya standar bahan baku, tenaga kerja dan
Biaya standar berbeda dengan biaya taksiran. Dalam biaya standar, biaya
yang telah ditentukan dimuka merupakan pedoman dalam mengeluarkan biaya yang
sesungguhnya. Biaya standar merupakan biaya yang seharusnya terjadi. Jika biaya
yang sesungguhnya menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar
berubah. Untuk biaya taksiran, bila terjadi penyimpangan maka yang dianggap
10
Karena biaya standar dijadikan pedoman, berarti biaya standar digunakan
oleh manajemen sebagai alat mengevaluasi yakni mengukur dan menilai prestasi
suatu pekerjaan. Oleh sebab itu biaya standar ditentukan dengan seteliti mungkin
dan waktu, penentuan standar kualitas dan kuantitas dan lain sebagainya.
Biaya standar bila dihubungkan dengan sistem akuntansi maka dapat disebut
dengan sistem akuntansi biaya standar. Sistem biaya akuntansi standar merupakan
suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa
biayanya menyimpang dari biaya standar yang telah ditentukan. Dengan demikian
sistem akuntansi biaya standar mencatat biaya yang seharusnya terjadi disamping
biaya yang sesungguhnya. Dalam sistem akuntansi biaya standar juga dicari
Pada dasarnya ada tiga aktivas dalam sistem biaya standar yaitu:
1. Penentuan standar.
standar yang digunakan untuk menilai hasil pelaksanaan atau kinerja. Keberhasilan
11
harga pokok standar tergantung kepada keandalan, ketepatan dan dapat diterimanya
standar yang telah ditentukan. Standar yang ditentukan hendaknya tidak terlalu tinggi
dan terlalu rendah. Standar yang terlalu tinggi menyebabkan karyawan menjadi
frustasi karena tidak akan pernah tercapai, sedangkan standar terlalu rendah
yang lebih rendah dari apa yang seharusnya dicapai dalam kondisi kerja yang
standar yang biasanya diukur atas kinerja yang telah dilakukan serta komite ini
selisish biaya, manajemen akan lebih mudah mengetahui elemen biaya apa yang
12
menyimpang , pada departemen mana, dan siapa yang harus bertanggung jawab,
1. Pengendalian biaya
perusahaan untuk
13
PENENTUAN HARGA POKOK STANDAR
hubungan input (masukan) dan output ( keluaran) lebih jelas. Sebagai biaya teknik
(engenereed expences), maka dalam pengendalian biaya produksi bisa diukur tingkat
efisiensinya. Efisiensi dapat diukur jika hubungan antara input dengan output sangat
jelas.
Contohnya: sebuah perusahaan meubel membuat sebuah kursi dengan biaya standar
Rp10.000,- dan BOPnya 40% dari biaya bahan baku yaitu ( 40% x Rp 15.000 )
Rp 6.000,- jadi harga total standar sebuah kursi Rp 31.000,-.Jika setelah dilakukan
produksi ternyata total biaya untuk menyelesaikan sebuah kursi ternyata lebih besar
atau lebih kecil dari standar tersebut maka akan diperoleh efisien dan tidak efisien.
( VARIANCE ANALYSIS)
Biaya bahan baku sering disebut biaya utama (prime cost) karena biaya
bahan baku adalah unsur biaya yang terbesar dalam harga pokok pada setiap produk
serta dengan mudah dapat ditelusuri ( traceable cost). Secara umum informasi yang
14
SELISIH BAHAN BAKU
15
SHB Selisih Harga Beli
SK selisih kuantitas
16
KETERANGAN :
Contoh 1 :
baku (kain) sebagai berikut : kain jenis cotton sebanyak 2 meter @Rp 7500 total
Rp 15000. Dalam tahun 2007 data produksi sebagai berikut : jumlah baju ukuran L
perusahaan adalah 7500 potong dan yang dibeli sebanyak 12.500 meter dengan harga
rata-rata per meter Rp 7600 per meter. Tidak ada persediaan awal sedangkan
persediaan akhir adalah 2.000 meter. Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung
= 73.875.000 – 79.800.000
= Rp 5.925.000 ( R)
17
= 100 x 10.500 = Rp1.050.000 (R)
= Rp 5.925.000 ( R )
MetodeTiga selisih :
= Rp 5.925.000 ( R )
18
STANDAR UPAH LANGSUNG DAN ANALISIS SELISIH.
Dalam membuat standar upah langsung ada dua faktor yang harus diperhatikan
adalah : jam kerja yang digunakan dan tarif per jam kerja.
1. Satu selisish :
2. Dua Selisish;
19
b. Selisih Efisiensi Upah Langsung (SEU )
Selisih Efisiensi Upah Langsung Selisih Tarif Upah Langsung Selisih T.Efisiensi U.Langsung
20
Contoh 2
Untuk standar biaya upah langsung informasi yang tersedia adalah sebagai berikut:
Lama waktu untuk mengerjakan satu potongan hem (kemeja), mulai dari
karyawan per jam adalah Rp. 650,00. Jadi standar biaya upah langsung adalah Rp.
5.200,00 per potong baju. Upah sesungguhnya yang dibayarkan kepada karyawan
adalah Rp. 675,00 dengan jam kerja sesungguhnya adalah 39.850 jam kerja
langsung, dengan total upah langsung yang dibayarkan sebanyak Rp. 26.898.750,00
(675 x 39.850). Sedangkan jam kerja langsung standar adalah 40.000 jam kerja
langsung.
= 26.898.750 – 26.000.000
= Rp 898.750 ( R ) L/R
= 25 x 39.850
= Rp 996.250 ( R )
21
b. Selisih Efisiensi Upah Langsung ( SEU ) = ( JK.SS – JK.Std ) x T.Std
= 150 x 650
= Rp 97.500 ( L )
(L)
= Rp 898.750 ( R ) L/R
= 25 x 40.000
= Rp 1.000.000( R )
= 150 x 650
= Rp 97.500 ( L )
22
= ( 650 – 675 ) x ( 39.850 – 40.000 )
= ST + SEF + STE
= Rp1.000.000 ( R ) + Rp97.500 ( L ) +
Rp3.750 ( L )
terhadap biaya overhead pabrik yang ditetapkan dimuka maka perlu diperhatikan
pusat biaya. Proses ini meliputi penentuan masing-masing item BOP yang
ditentukan.
23
taksiran aktivitas yang digunakan antara lain; jam kerja langsung, total upah
langsung, jam mesin, bahan baku langsung dan unit yang diproduksi.
dasar aktivitas yang dipilih harus berkaitan dengan unsur biaya yang
Aktivitas yang dipilih harus yang masuk akal dan secara tepat dapat
karena itu BOP dibebankan berdasarkan tarif yang telah ditentukan, maka
biaya tersebut bukan BOP yang sesungguhnya terjadi. Jadi ada dua rekening
BOP dalam suatu perusahaan yaitu : BOP yang sesungguhnya dan BOP yang
24
Keterangan:
A. Selisih terkendali.
B. Selisih Volume.
25
Ini terjadi akibat kapasitas standar lebih besar atau lebih kecil dari
kapasitasnormal.
= ( KN – KPstd) x TTstd.
Keterangan:
SV = Selisih Volume
KN =Kapasitas Normal
SK = BOPKss – BOPB
= {(KN x TTstd)+ ( KPss x TVstd)} - (KPss x Tstd)
= {(KN x TTstd)+ ( KPss x TVstd)} – {(KPssxTTstd) + (KPssxTVstd)}td)
Keterangan:
= {(KN x TTs) – (KPss x TTstd)}
= (KN – KPss) x TTstd
SK = Selisih Kapasitas
Stsndar.
SE = BOPB – BOPstd
27
Keterangan:
SE = Selisih Efisiensi
SK = ( KN x KPss) TTSTD
Contoh 3.
konveksi tersebut adalah 40.000 jam kerja langsung. Kapasitas normal yang
perusahaan adalah sebanyak 50.000 jam kerja langsung. Dengan kapasitas produksi
28
Sedangkan kapasitas sesungguhnya yang dicapai perusahaan adalah sebanyak 39.850
jam kerja langsung dengan total biaya overhead pabrik sebesar Rp 64.500.000,00.
Pada contoh no 1 sebelumnya disebutkan baju yang berhasil dikerjakan selama tahun
1996 adalah sebanyak 4.925 potong dengan lama pengerjaan selama 8 jam.
Berdasarkan jenjang kapasitas tersebut maka fleksibel budget dari PT Budi Harapan
PT ANU
TAHUN..............
Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dihitung besrnya tarif biaya Overhead Pabrik
29
TarifBOP
TarifBOP
jam ker jalangsung
62.750.000
xRp Rp1.568,75 perjam ker jalangsung
40.000
31.000.000
Tarif BOP Variabel = xRp1 Rp 775,00 / jam kerja langsung
40.000
31.750.000
Tarif BOP Tetap = xRp1 Rp793,75 /jam tenaga kerja langsung
40.000
Setelah mengetahui standar biaya bahan baku, tenaga kerja dan BOP, maka setiap
ada pesanan yang masuk bagaimanapun bentuknya dapat segera di hitung harga
pkokoknya tanpa harus menunggu selesainya proses produksi. Agar dapat diketahui
apakah standar tesebut ada penyimpangan atau tidak dengan biaya yang
sebanyak 39.850 jam kerjadengan total BOP Rp64.500.000 sedangkan standar BOP
pengerjaan per potong baju).Sehingga ada perbedaan antara BOP sesungguhnya >
30
2. Dua selisih:
a. Selisih terkendali ( ST )
ST = BOP ss – BOPKstd
= 62.285.000 – 61.808.750
3. Tiga selisih:
a. Selisih Anggaran(SA)
SA = BOPss – BOPKss
31
= Rp 1.866.250 (merugi)
SK = BOPKss – BOPB
= { KN – KPss} TTstd
= Rp 62.633.750 – Rp 62.514.687,50
= Rp 119.062,50 ( merugi )
= 450 x Rp 1.568,75
= Rp 705.937,5 ( merugi)
32
Jumlah Rp 2.691.250 (merugi )
= 450 x 775
= Rp 348.750 ( merugi)
= 450 x 793,75
= Rp 357.750 (merugi)
Berdasarkan analisis empat selisih maka selisih sebesar Rp 2.691.250 dapat dirinci
sebagai berikut:
33
Gambar
LATIHAN SOAL 1.
Pt Gandi menggunakan harga pokok standar dalam memproduksi unit baju
Selisih
anggaranpada tahun 2006 ditentukan Selisih efisiensi
besar biaya Selisish
standar per unit baju sebagai kapasitas
berikut :
merugikan merugikan Rp merugikan Rp 119.062,5
Rp 2.116.250 Bahan baku 705.937,50 1,5 meter @ Rp 1.000
Biaya tenaga kerja langsung 2 jam @ Rp 250
BOP tetap 2 jam @ Rp 100
BOP Variabel 2 jam @ Rp 150
Tarif BOP tersebut ditentukan berdasarkan kapasitas normal satu tahun yaitu
750.000 jam kerja atau sebanyak 360.000 baju. Data produksi dan biaya untuk bulan
April 2007 adalah sebagai berikut:
34
- Persediaan barang produk dalam proses 1 April 2007 sebanyak 5.000
baju dengan tingkat penyelesaian 100% bahan Baku dan 70 % biaya
konversi
- Jumlah baju yang selesai dalam bulan April 2007 adalah sebanyak 28.000
baju ( terjual)
- Persediaan Produk dalam proses 30 April 2007 sebanyak 8.000 baju
dengan tingkat penyelesaian 80 % bahan baku dan 50 % konversi
- Bahan baku yang dibeli sebanyak 45.000 meter kain dengan harga
Rp 1.010 per meter sedangkan yang terpakai sebanyak 44.050. meter.
Selanjutnya upah langsung yang dibayar sebesar Rp14.210.000 atau
sebanyak 58.000 jam kerja . Dan BOP sesungguhnya sebesar Rp
14.400.000 dan harga jual per baju Rp 6.000 Sedangkan biaya penjualan
sebesar Rp 540.000 dan biaya administrasi umum Rp 250.000 serta pajak
10 % .
Hitunglah :
A. Selisih bahan baku saat dipakai dan dibeli, tenaga kerja dan BOP
dengan menggunakan metode 2 selisih.
B. Buatlah laporan laba/rugi.
_______ + ______+
35
WIP Awal ( 100%) 5.000 (5000 x70%) 3.500
________ - ______ _
= Rp 10 x 44050
= Rp 440.500 (R)
= Rp 10 x 45.000
= Rp 450.000 ( R)
= Rp 50 x 1000
= Rp 50.000 ( L )
36
Jadi Total selisih bahan baku = SHB pakai + SKB
= Rp 440.500 (R ) + Rp 50.000 ( L )
= Rp 390.500( R )
= Rp 290.000 ( L )
= 1.000 x Rp 250
= Rp 250.000 (R )
= Rp 290.000 (L ) + Rp 250.000 (R )
= Rp 40.000 (L)
2. Selisih BOP
= Rp 14.400.000 – Rp 14.800.000
= 400.000 (L )
37
B. SV = ( KN – Kstd ) x TT
= Rp 550.000 (R )
= Rp 400.000 (L ) + Rp 550.000 (R )
= Rp 150.000 ( R )
B. Laporan Laba/Rugi
-----------------------
Selisih:
BOP = Rp 150.000 ( R)
---------------------
----------------------
38