Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

AKUNTANSI BIAYA VARIABEL

( DIRECT COSTING)

(Drs I Made Pulawan, M MA)

Penentuan biaya produksi yang dibicarakan dalam buku akuntansi biaya, biasanya

disebut biaya produksi yang convensional, dimana baik biaya produksi yang tetap

maupun biaya produksi variable dibebankan seluruhnya ke biaya produksi. Penentuan

biaya produksi convensional ini sering dikenal dengan “ Full costing atau Absortion

costing”. Untuk kepentingan pihak luar ( ekternal) perusahaan diharuskan menggunakan

metode full costing.

 Biaya Bahan Baku = X

 Upah Tenaga Langsung = X

 BOP Variabel = X

 BOP Tetap = X

_________

Biaya Produksi = X

Dalam pengambilan keputusan para menejer sering kali ingin tahu berapa jumlah

produksi variable, tetapi dalam metode Full Costing tidak bias dengan cepat untuk

memberikan informasi ini, tetapi dengan Direct Costing bias segera memberitahu

informasi ini.

1
DIFINISI DIRECT COSTING.

Direct Costing adalah cara penentuan harga pokok produksi dengan hanya

membebankan biaya produksi yang berubah-ubah ( Variabel) selaras dengan perubahan

volume ( variasi langsung dengan volume). Jadi metode direct costing hanya prime cost

saja ditambah dengan biaya over head pabrik (BOP) yang variable saja untuk

menentukan harga pokok produksi, sedangkan biaya tetapnya tidak diperhitungkan atau

dimasikan dalam biaya produksi, karena biaya tetap dihitung per periode ( periode cost).

Adapun rumusannya atau elemen nya sebagai berikut:

 Bahan Baku = X

 Upah Tenaga Kerja Langsung = X

 BOP Variabel = X

_________

Biaya produksi = X

PERBEDAAN Metode Full Costing dengan Direct Costing

A. Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi.(HPP).

Metode Direct Costing, memisahkan secara tegas antara biaya variable dengan biaya

tetap, biaya tetap menurut metode direct costing sama dengan biaya periode yaitu

biaya yang dibayarkan seluruhnya dalam periode akuntansi.

2
Metode Full Costing, semua biaya produksi dimasukkan baik yang bersifat tetap

maupun yang variable.

B. Dalam penyajian laporan Laba/rugi.

Metode Full costing,

1) Menekankan pentingnya produksi dibandingkan dengan penjualan, sehingga adanya

prestasi lebih atau kurang atas biaya overhead pabrik (BOP) tetap. Apabila ada

kuantitas yang diproduksi pada periode tertentu kurang dari kuantitas normalnya,

maka dalam laporan laba rugi tampak adanya selisih yang merugikan .

2) Membebankan BOP tetap keelemen biaya produksi, karena mempunyai konsep biaya

yang ada hubungannya dengan pembuatan produk, baik biaya tetap maupun biaya

variable dibebankan sebagai biaya produksi, maka akan ada perbedaan biaya yang

sesungguhnya dengan biaya yang dibebankan periode tertentu. Apabila produk pada

suatu periode tidak habis dijual, maka elemen biaya tetap yang menempel akan

dibebankan pada periode berikutnya, akibatnya makin besar persediaan akhir maka

makin besar biaya periode yang bersangkutan dibawanya ke periode berikutnya.

Metode Direct Costing.

Dalam metode Direct Costing perhitungan biaya produksi yang hanya dibebankan biaya

variable saja, dan tidak memasukan biaya overhead pabrik tetap dalam perhitungan

biaya produksi, karena biaya tetap adalah biaya yang berhubungan dengan waktu

bukan dengan fluktusi volume produksi. Lain dengan metode Full Costing, sehingga

menyebabkan perhitungan biaya produksi dan laporan L/R berbeda.

3
Jadi Perbedaan Full Costing dengan Direct Costing:

1. Pada Full Costing dikenal dengan Gross Profit ( Laba kotor ) sedangkan pada

Direct Costing dikenal dengan Contribusi Margin (CM).

2. Pada penentuan harga pokok produksi (HPP) dimana metode Full Costing 

memasukan semua biaya baik yang bersifat variable maupun tetap dimasukan

kedalam harga pokok, sedang pada Direct Costing  hanya memasukkan biaya

variable saja dalam menghitung HPP.

3. Pada Laba bersih operasi ada dua yaitu:

a. Bila tidak ada persediaan baik persediaan awal maupun akhir atau (bila

persediaan awal dan akhir sama besarnya), maka laba bersih antara Full

Costing dengan Direct Costing ( sama besar).

b. Bila ada perbedaan antara persediaan awal dengan persediaan akhir ,

maka: (1). Bila Persediaan awal lebih besar (>) dari persediaan akhir

maka laba operasional Full Costing Lebih kecil (<) dari Direct Costing.

(2).  Bila persediaan awal lebih kecil (<) dari persediaan akhir, maka

laba operasional Full Costing lebih besar (>) dari Direct Costing .

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan dari laporan laba rugi baik dari Full Costing

maupun dari Direct Costing sebagai berikut Ini :

4
Full Costing:
Perkiraan Bulan
Unit Rupiah
1. Penjualan ( U x hg jual) X X

2. HPP:
 Persediaan awal ( U x X X
HPP) X X
 Produksi (U x HPP ) X X
Jumlah persediaan (X) (X)
 Persediaan akhir (U x HPP) X X
3.Hpp yg dibebankan ( U x BOP ttp/unit) X
4.Selisih kapasitas(L/R)atau {(- )/+} (X)
5.Hpp sesungguhnya X
6.Laba/Rugi Kotor ( 1-5)
7. Biaya Operasi: Rp X
 Biaya Variabel Rp X
 Biaya Tetap (X)
Total biaya Operasi

X
8.Laba Operasi (6 – 7 ) X
9. Laba bersih /unit ( 8 : U )

5
Direct Costing

Perkiraan Bulan

Unit Rupiah

1.Penjualan ( U ) X X

2.HPP variabel :

 Persediaan awal X X

(UxHPP) X X

 Produksi (U x HPP ) X X

Jumlah persediaan (X) (X)

 Persediaan akhir (UxHPP) X X

Hpp yg dibebankan (X terjualx By/unit) X

3. Biaya operasional Variabel X X


4.Total B. Variabel ( 2 + 3 ) X X
5.CM ( 1-4)

6. Biaya Tetap: Rp X
 BiayaProduksi(BOP Rp X

tt/unit) (X)

 Biaya Operasional

Total biaya tetap X

7.Laba bersih (5 – 6 ) EBIT

6
8. Laba bersih /unit ( 7 : U )

Contoh soal:
PT Adi bergerak di bidang produksi mempunyai informasi operasi sebagai berikut:
- Kapasitas Fasilitas terpasang normal 100.000 unit per tahun atau 25.000 unit per
tri wulan.
- Biaya produksi per unitnya :
1. Biaya bahan baku............. Rp 60,-
2. Upah Langsung................ Rp 50,-
3. BOP variabel.................... Rp 25,-
4. BOP tetap......................... Rp 20,- ( Rp 500.000 per tri Wulan).
________
Harga pokok produksi Rp 155,-

- Biaya operasi variabel Rp 25,- per unit.


- Biaya operasi tetap Rp 1.000.000,- per tri wulan.
- Harga jual per unit Rp 250,-
- Data yang lain sebagai berikut:

T.Wulan I T.Wulan II T.Wulan III T.Wulan IV


Persdiaan Awal - - 5.000 unit -
Produksi 25.000 unit 25.000 unit 20.000 unit 28.000 unit
Penjualan 25.000 unit 20.000 unit 25.000 unit 24.000 unit
Persediaan Akhir - 5.000 unit - 4.000 unit

Dari data tersebut diatas buatlah laporan L/R dengan metode Full Costing dan Direct
Costing ?

7
Jawabanya:
Metode :
1.FULL COSTING
PERKIRAAN TRI WULAN TRI WULAN TRI WULAN TRI WULAN
I II III IV
1.Unit Penjualan(U) 25.000 20.000 25.000 24.000
2.Penjualan(UxRp250)  Rp 6.250.000 Rp 5.000.000 Rp 6.250.000 Rp 6.000.000
(A)
3.HPP: (155)
- Persediaan awal - - Rp 775.000 -
- Produksi ( U x Rp 155) Rp 3.875.000 Rp 3.875.000 Rp 3.100.000 Rp 4.340.000
- Jumlah persediaan Rp 3.875.000 Rp 3.875.000 Rp 3.875.000 Rp 4.340.000
- Persediaan akhir - Rp 775.000 - (Rp 620.000)
-HPP yg Dibebankan Rp 3.875.000 Rp 3.100.000 Rp 3.875.000 Rp 3.720.000
-Selisih kapasitas(L/R) - - Rp 100.000 (Rp 60.000)
(5000 x Rp 20 ) (3000 x Rp 20)
-Jadi HPP Sesungguh(B) Rp 3.875.000 Rp3.100.000 Rp 3.975.000 Rp 3.660.000
4.Lb.Kotor Opra(C)(A- Rp 2.375.000 Rp 1.900.000 Rp2.275.000 Rp 2.340.000
B)
5.Biaya Opra:
- Biaya Variabel ( U x Rp Rp 625.000 Rp 500.000 Rp 625.000 Rp 600.000
25
- Biaya Tetap Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Jadi Total B.Opra(D) Rp 1.625.000 Rp 1.500.000 Rp 1.625.000 Rp 1.600.000
6.lb.bersih(E)(C – D) Rp 750.000 Rp .400.000 Rp 650.000 Rp 740.000

8
7.Lb.Bersih/unit(E:U) Rp 30 Rp 20 Rp 26 Rp 30,83

Metode:
2.DIRECT COSTING
PERKIRAAN Tri wulan Tri wulan Tri Wulan TriWulan IV
I II III
1.Unit Yg Terjual(U) 25.000 20.000 25.000 24.000
2.Penjualan(U x Rp Rp 6.250.000 Rp 5.000.000 Rp 6.250.000 Rp 6.000.000
250)
3.HPP(variabel)(135)
- Pers. Awal - - Rp 675.000 -
- Produksi (U x Rp Rp 3.375.000 Rp 3.375.000 Rp 2.700.000 Rp 3.780.000
135)
- Jumlah Persediaan Rp 3.375.000 Rp 3.375.000 Rp 3.375.000 Rp 3.780.000
- Pers.Akhir - Rp 675.000 - Rp 540.000
Jadi HPP Rp 3.375.000 Rp 2.700.000 Rp 3.375.000 Rp 3.240.000
4.Biaya Opr. Rp 625.000 Rp 500.000 Rp 625.000 Rp 600.000
Variabel(U x Rp25)
5.Jumlah biaya Rp 4.000.000 Rp 3.200.000 Rp 4.000.000 Rp 3.840.000
Variabel (3 + 4)
6. CM ( 2 – 5 ) Rp 2.250.000 Rp 1.800.000 Rp 2.250.000 Rp 2.160.000
7. Biaya Tetap:
- Biaya Produksi Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000
- Biaya Oprasi Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Total Biaya Tetap Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
8.Laba Bersih (6 – 7) Rp 750.000 Rp 300.000 Rp 750.000 Rp 660.000

9
9.Laba/unit Rp 30 Rp 15 Rp 30 Rp 27,5

Tugas soal:
PT Angkasa bergerak di bidang produksi mempunyai informasi operasi sebagai berikut:
- Kapasitas Fasilitas terpasang normal 100.000 unit per tahun atau 25.000 unit per
tri wulan.
- Biaya produksi per unitnya :
1. Biaya bahan baku............. Rp 2500
2. Upah Langsung................ Rp 1550
3. BOP variabel.................... Rp 500,-
4. BOP tetap......................... Rp 20.000.000 per tahun.

- Biaya operasi variabel Rp 250,- per unit.


- Biaya operasi tetap Rp 4.000.000,- per Tahun.
- Harga jual per unit Rp 6.000,-
- Data yang lain sebagai berikut

T.Wulan I T.Wulan II
Persdiaan Awal 3.000 unit 1.000 unit
Produksi 20.000 unit 28.000 unit
Penjualan 22.000 unit 24.000 unit
Persediaan Akhir 1.000 unit 5.000 unit

Dari data tersebut diatas buatlah laporan L/R dengan metode Full Costing dan Direct
Costing ?

10

Anda mungkin juga menyukai