Anda di halaman 1dari 26

Teori Manajemen Finansial

(Theory of Financial Management)


Aktivitas Ekonomi Suatu Perusahaan
• Perusahaan (firm) adalah suatu organisasi bisnis yang
menghasilkan barang dan atau jasa.
• Aspek ekonomi dalam bisnis dapat diklasifikasikan menjadi 3
yaitu : kegiatan produksi, kegiatan pemasaran, dan kegiatan
pendanaan.
• Manajemen perusahaan bertanggung jawab dalam membuat
keputusan pada 3 aspek ekonomi dasar ini, yaitu :
1. Kegiatan produksi membutuhkan keputusan atas produk
atau jasa apa yang akan diproduksi, bagaimana
memproduksinya dan berapa besar diproduksinya
2. Kegiatan pemasaran melibatkan keputusan managerial
mengenai hal-hal seperti pengadaan input dan harganya,
serta distribusi hasil produksi.
3. Aktivitas pendanaan membutuhkan keputusan managerial
pada memperoleh dan pengggunaan modal.
• Aktivitas ruang lingkup finansial berkaitan dengan
kegiatan produksi dan pemasaran. Keputusan
mengenai produk apa yang akan diproduksi dan
berapa volumenya akan menentukan jumlah modal
yang dibutuhkan pada bisnis tersebut. Pertanyaan
bagaimana produk akan diproduksi membutuhkan
evaluasi dari alternatif investasi.
• Begitupun kegiatan produksi dan pemasaran,
keduanya saling berkaitan sebab pemilihan pemasok
bahan/input produksi dan pemasaran hasil produksi
sering ditentukan berdasarkan jumlah dan jangka
waktu pembiayaan yang tersedia.
• Oleh sebab itu manajemen keuangan harus
memahami bahwa keuangan itu sendiri berhubungan
dengan perolehan modal dan penggunaan modal.
Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan meliputi:
1. Menetapkan pengalokasian dana
(investment decision)
2. Memutuskan alternatif pembiayaan
(financial decision)
3. Kebijakan dalam pembagian dividen
(dividend decision)

keputusan ini sangat menentukan tingkat di mana


bisnis pertanian tumbuh dari waktu ke waktu
Investment Decision
• Adalah keputusan yang diambil oleh manajer
keuangan dalam pengalokasian dana dalam
bentuk investasi yang dapat menghasilkan
laba di masa yang akan datang
• Keputusan ini akan tergambar dari aktiva
perusahaan, dan mempengaruhi struktur
kekayaan perusahaan yaitu perbandingan
antara current assets (aktiva lancar)
dengan fixed assets (aset tetap)
Financial Decision
• Adalah keputusan manajemen keuangan dalam
melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan
antara sumber-sumber dana yang paling ekonomis
bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhan-
kebutuhan investasi serta kegiatan operasional
perusahaan
• Keputusan pendanaan akan tercermin dalam sisi
pasiva perusahaan yang akan mempengaruhi
financial structure maupun capital structure
Dividend Decision
• Dividen merupakan bagian dari keuntungan suatu
perusahaan yang dibayarkan kepada para
pemegang saham.
• Keputusan dividen adalah keputusan manajemen
keuangan dalam menentukan besarnya proporsi
laba yang akan dibagikan kepada para pemegang
saham dan proporsi dana yang akan disimpan di
perusahaan sebagai laba ditahan untuk
pertumbuhan perusahaan
• Kebijakan ini juga akan mempengaruhi financial
structure maupun capital structure
Kegiatan-Kegiatan Utama Manajer
Keuangan
2 1
Aktiva Manajer Pasar
Perusahaan 3 Keuangan 4a Keuangan

4b

Keterangan :
1. : Aliran kas dari investor (penjual saham dan obligasi)
2. : Alokasi dana untuk operasi perusahaan
3. : Aliran kas hasil operasi perusahaan
4a. : Pembayaran deviden / bunga
4b : Laba ditahan
Berdasarkan skema di atas, maka dapat dilihat
bahwa manajer keuangan harus mengambil
keputusan berkenaan dengan :

1) Penggunaan dana (yaitu panah nomor 2, yang


disebut sebagai keputusan investasi)
2) Memperoleh dana ( yaitu panah 1) disebut
sebagai keputusan pendanaan)
3) pembagian laba ( yaitu panah 4a atau 4 b,
disebut sebagai kebijakan dividen)
Tujuan Manajemen Keuangan
• Memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan
atau memaksimalkan nilai perusahaan
• Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going
concern)
• Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai
tanggung jawab sosial perusahaan
• Fokus utama manajer keuangan adalah
memaksimalkan laba bersih sekarang (net
present worth) dari laba masa depan pemilik
bisnis. Sehingga ia bertanggungjawab untuk
dapat mengenali dan memenuhi tujuan
keuangan dari pemilik atau beberapa pemilik
perusahaan.
• Memaksimalkan keuntungan artinya terus
mencoba untuk memaksimalkan perbedaan
antara total pendapatan dan total biaya per
unit waktu.
• Tujuan memaksimalkan net present worth of the earnings tersebut
meliputi pertimbangan tidak hanya jumlah dari laba bersih tapi waktu
dan risiko dari pendapatan tersebut.
• Contoh: aliran pendapatan dari alternatif investasi A dan B. Investasi
A dan B membutuhkan modal awal Rp 500 juta dan keduanya
memperoleh laba bersih selama empat periode waktu adalah 1 M .
Kriteria profit max menyarankan bahwa investasi A dan B merupakan
investasi yang keduanya diinginkan karena keduanya menghasilkan
rata-rata penerimaan 250 juta per periode untuk modal awal 500 juta.
Berdasarkan konsep net present worth of the earnings, investasi A
lebih baik dibandingkan investasi B karena investasi A menghasilkan
proporsi penerimaan yang lebih besar pada periode awal. Jika
diasumsikan bahwa investasi A dan B mempunyai risiko yang sama
dan opportunity cost of capital adalah 8 % per tahun, maka investasi
A akan menghasilkan net present value 359,81 juta dan investasi B
hanya 296,19 juta
Tabel aliran pendapatan dari Investasi A dan B

Timing of Earnings Invest Invest OCC 8% PV Invest PV Invest


A B A B
Modal Awal -500 -500 -500 -500
Pendapatan pada
akhir periode
1 400 100 0.9259 370.36 92.59
2 300 200 0.8573 257.19 171.46
3 200 300 0.7938 158.76 238.14
4 100 400 0.7350 73.5 294
Jumlah Penerimaan 1000 1000 859.81 796.19
Net present value 359.81 296.19
• Untuk kasus dimana suatu investasi memiliki discount
rate yang lebih besar dari usaha yang berisiko.
• Contoh : investasi C dan D, keduanya membutuhkan
modal awal 200 juta, dan menghasilkan pendapatan
bersih selama 4 periode adalah investasi C 400 juta dan
investasi D 500 juta. Berdasarkan kriteria profit max
pasti kita akan memilih investasi D karena dengan
modal awal 200 juta, investasi D menawarkan
tambahan pendapatan sebesar 25 juta per periode.
Namun investasi D merupakan investasi yang berisiko
besar dan manajer keuangan merasa bahwa ia harus
membutuhkan 20% rate of return pada investasi D
dibandingkan 8% pada investasi C. Aliran penerimaan
dapat dilihat pada tabel.
Tabel aliran pendapatan dari Investasi C dan D

Timing of Earnings Invest Invest OCC OCC PV PV


C D 8% 20% Invest C Invest D
Modal Awal -200 -200 -200 -200
Pendapatan pada
akhir periode
1 100 125 0.9259 0.8333 92.59 104.16
2 100 125 0.8573 0.6944 85.73 86.80
3 100 125 0.7938 0.5787 79.38 72.34
4 100 125 0.7350 0.4823 73.50 60.29
Jumlah 400 500
Penerimaan 331.20 323.59
Net present value 131.20 123.59
Return - Risk
• Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh
manajemen perusahaan dalam pengambilan
keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian
(return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut.
• Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan
diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko
diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang
diharapkan. Risiko adalah peluang tidak tercapainya
tingkat keuntungan yang diharapkan atau kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat
pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari
standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Sikap individu dalam menghadapi
risiko
1. Risk averter: sikap tidak menyukai risiko yang
tercermin dari sikap bahwa setiap individu akan
meminta tambahan keuntungan yang lebih besar untuk
setiap kenaikan tingkat risiko yang dihadapi atau
dengan kata lain misalkan individu dihadapkan pada
berbagai pilihan, maka individu tersebut akan lebih
menyukai untuk memperoleh tingkat keuntungan yang
sama dengan risiko yang lebih kecil
2. Risk seeker: sikap yang senang menghadapi risiko.
individu atau investor akan meminta tambahan
keuntungan yang lebih kecil untuk setiap tambahan
risiko yang dihadapi
3. Risk neutrality: kelompok investor atau individu yang
bersikap netral tdp risiko, artinya investor akan
meminta kenaikan tingkat keuntungan yang sama untuk
setiap kenaikan risiko
Risiko Bisnis
• Dalam pendekatan statistika, risiko bisnis diartikan sebagai
variabilitas laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak
(earning before interest and tax – EBIT)(Horne & Wachowicz, 2005).
• Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah: variabilitas penjualan,
variabilitas biaya operasi, dan leverage operasi (Marsh, 1995).
• Jika ketiga variabilitas tersebut meningkat, maka risiko bisnis juga
meningkat. Sebaliknya jika ketiga variabilitas tersebut menurun,
maka risiko bisnis juga menurun.
• Jika manajer keuangan perusahaan menginginkan risiko bisnis
berkurang tindakan yang dilakukan adalah menstabilkan penjualan,
menstabilkan biaya operasi, dan menurunkan leverage operasi.
• Risiko bisnis di pertanian : cuaca, penyakit,
dan perubahan harga.
• Contoh konsep risiko bisnis: distribusi
frekuensi pendapatan bersih untuk investasi F
dan G. Investasi F menawarkan penerimaan
400 juta per tahun dan investasi G
menawarkan penerimaan 600 juta per tahun.
Namun investasi G memiliki tingkat risiko yang
lebih besar
Probability of occurrence (peluang kejadian)

Investasi F

Investasi G

-6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16

Expected Income (ratus juta)


faktor yang mempengaruhi risiko bisnis
1) Variabilitas permintaan: Semakin stabil permintaan akan produk
perusahaan di pasar dan tetap menjaga positioning produk dengan
kompetitor maka semakin rendah risiko bisnisya.
2) Variabilitas harga jual : Perusahaan yang produk-produkya di jual di pasar
yang sangat tidak stabil terkena risiko bisnis yang lebih tinggi daripada
perusahaan yang sama yang harga produkya lebih stabil.
3) Variabilitas biaya input : Perusahaan yang biaya inputnya sangat tidak
pasti akan terkena tingkat risiko bisnis yang tinggi.
4) Kemampuan menyesuaikan harga terhadap perubahan biaya: Beberapa
perusahaan memiliki kemampuan yang lebih baik daripada yang lain
untuk menaikkan harga output mereka ketika biaya input naik Semakin
besar kemampuann melakukan penyesuaian harga output
mencerminkan kondisi biaya, semakin rendah tingkat risiko bisnisnya.
5) Pengembangan produk: Perusahaan di bidang industry yang
menggunakan teknologi tinggi seperti obat-obatan dan computer
tergantung pada produk –produk baru.
6) Eksposur risiko asing : Perusahaan yang menghasilkan sebagian besar
labanya dari operasi luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat
fluktuasi nilai tukar
Risiko keuangan (Financial Risk)
• Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur
keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung
beban tetap secara periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi
kepastian besarnya imbalan bagi pemegang saham, karena perusahaan harus
membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham.
Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih (net
income) lebih besar.
• Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan bergantung
pada pembiayaan external (termasuk pasar modal dan bank) untuk mendukung
operasi yang sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam faktor-
faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, kewajiban kontrak,
jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan hal lainnya yang mengurangi
fleksibilitas keuangan. Perusahaan yang mengandalkan pada pihak eksternal
untuk pembiayaan berisiko lebih besar daripada yang menggunakan dana
sendiri yang dihasilkan secara internal
• Risiko keuangan adalah perbandingan tingkat yang diperoleh dari modal setelah
dikenakan pajak pendapatan dengan tingkat pengembalian modal tanpa pajak
pendapatan untuk setiap tingkat leverage.
• Risiko keuangan : adalah merupakan tambahan risiko yang ditanggung oleh
mereka para pemegang saham yang disebabkan karena adanya
pengambilan keputusan oleh perusahaan menggunakan hutang
Tiga hal yang dijelaskan dalam Tabel 4.3 tersebut yaitu:
• Saat leverage meningkat, ada kecenderungan
penyebaran antara keuntungan dan kerugian untuk
mengalami kenaikan ;
• Dengan persentase yang sama dalam kenaikan dan
kerugian pada total modal yang digunakan dalam
bisnis, besarnya kerugian akan lebih besar dari
besarnya keuntungan pada pemilik modal equity;
dan
• Pajak penghasilan cenderung mengurangi
kemungkinan keuntungan tetapi tidak mengurangi
kemungkinan kerugian, meskipun bunga dari biaya
atau beban pajak sudah dikurangi
Pengertian Leverage
• Leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang
memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial
pemegang saham.
• Leverage juga dapat meningkatkan variabilitas keuntungan karena jika
perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya
maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.
Konsep leverage sangat penting terutama untuk menunjukkan kepada analisis
keuangan dalam melihat trade off antara risiko dan keuntungan.
• Agus Sartono (2008) memaparkan konsep sebagai berikut :
1) Operating leverage : Perusahaan yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya
modal tetap , maka dikatakan perusahaan menggunakan operating leverage.
Menggunakan leverage operasi perusahaan mengharapkan bahwa penjualan
akan meningkatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih
besar. Multiplier effect hasil penggunaan biaya tetap operasi terhadap laba
sebelum bunga dan pajak disebut degree of operating leverage (DOL). Besar
kecilya DOL akan berdampak pada tinggi rendahnya risiko bisnis perusahaan.
Semakin besar DOL, maka semakin besar pula risiko bisnis yang ditanggung
perusahaan
2 ) Financial Leverage: Financial Leverage adalah pengguanaan sumber
dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan
tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapya
sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang
saham. Multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana
dengan biaya tetap dsebut degree of financial leverage (DFL).
Penggunaan financial leverage yang tinggi mengakibatkan risiko
keuangannya juga meningkat.
3) Combined leverage: Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan
memiliki baik operating leverage maupun financial leverage dalam
usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham
biasa. Degree combined leverage (DCL) merupakan multiplier effect
atas perubahan laba per lembar saham karena perubahan penjualan.
DCL mengukur keseluruhan risiko perusahaan , DCL merupakan fungsi
dari DOL dan DFL

• Risiko usaha tercermin dari operating leverage dan risiko keuangan


tercermin dari financial leverage, maka akan menghasilkan risiko
perusahaan yang akan tercermin dari variabilitas profitabilitas. Risiko
keuangan terjadi sebagai akibat penggunaan hutang perusahaan. Jika
perusahaan tidak menggunakan hutang maka risiko perusahaan akan
sama dengan risiko usaha.

Anda mungkin juga menyukai